Rabu, 30 Mei 2018

CONTOH LENGKAP PTK PAI KELAS 5 RASUL ULUL AZMI

CONTOH LENGKAP PTK PAI KELAS 5 RASUL ULUL AZMI-Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran Rasul Ulul Azmi dengan metode Card Sort, kelebihan dan kekurangan dari penggunaan metode Card Sort dan mendiskripsikan hasil yang dicapai dengan menggunakan metode Card Sort berdasarkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Proses pelaksanaan penelitian pola PTK melalui 3 tahapan, meliputi prasiklus, siklus I, dan siklus II. Setiap kegiatan pembelajaran terdiri atas perencanaan, pengamatan, evaluasi dan refleksi.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam perbaikan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam khusunya Rasul Ulul Azmi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanan pembelajaran Rasul Ulul Azmi di kelas V SD Negeri ... dengan metode Card Sort dilakukan dengan berbagai tahap yaitu tahap persiapan atau perencanaan (RPP atau yang telah terkonsep dalam RPP), pelaksanaan (pelaksanaan pembelajaran dengan metode Card Sort lengkap dengan langkah-langkah metode Card Sort) dan evaluasi (melalui tugas dan ujian harian). (2) Kelebihan dan kekurangan metode Card Sort. Kelebihan dari metode Card Sort yaitu membuat peserta didik aktif dalam belajar, metode ini membuat peserrta didik dalam belajar membiasakan untuk bekerja sama, merangsang kemampuan berfikir peserta didik. Sedangkan kekurangan dari metode Card Sort dintaranya kelas sulit dikelola, memerlukan waktu banyak dalam penerapanya, suasana kelas gaduh. (3). download ptk sd kelas 5 lengkap

Hasil yang dicapai berdasarkan ranah kognitif yaitu kemampuan memahami materi, dilihat dari kemampuan menghafal yang meningkat, niai tugas yang meningkat. Hasil berdasarkan ranah afektif yaitu siswa lebih semangat, senang dan antusias belajar dengan metode Card Sort, peserta didik kedisplinan,melakukan sesuatu sesuai kemampuan dan lain-lain. Berdasarkan ranah psikomotorik yaitu peserta didik dapat mempraktikkan apa yang telah dipelajari dengan benar atau tepat.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas PAI SD yang diberi judul "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN RASUL ULUL AZMI DENGAN METODE CARD SORT PADA SD NEGERI ...  KELAS 5 KECAMATAN ... KABUPATEN ... TAHUN 2014/2015". Disini akan di bahas lengkap.


PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK PAI SD KELAS V lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0817-283-4988  dengan Format PESAN PTK  018 SD).

A.DOWNLOAD PTK PAI SD DENGAN METODE CARD SORT 
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa suatu Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan Islam, baik sebagai system maupun institusinya , merupakan warisan budaya bangsa, yang berurat berakar pada masyarakat bangsa Indonesia. Dengan demikian jelas bahwa pendidikan Islam akan merupakan bagian integral dari Sistem Pendidikan Nasional. (Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan) download ptk sd word
Tujuan Pendidikan Nasional suatu bangsa menggambarkan manusia yang baik menurut pandangan hidup yang dianut oleh bangsa itu, dan tujuan pendidikan sesuatu bangsa mungkin tidak akan sama dengan bangsa lainnya, karena pandangan hidup mereka biasanya tidak akan sama. Tetapi pada dasarnya pendidikan setiap bengsa tentu sama, yaitu semua menginginkan terwujudnya manusia yang baik yaitu manusia yang sehat, kuat serta mempunyai ketrampilan, pikirannya cerdas serta pandai, dan hatinya berkembang dengan sempurna. Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar anak didik menjadi dewasa, dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak¬anak untuk memimpin perkembanagan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan. (Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta; Kalam Mulia, 2004)

Dalam firman Allah SWT mengatakan:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. " (QS.An-Nahl/16:78).
Pengajaran merupakan suatu proses yang dinamis untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Kritria untuk menetapkan apakah pengajaran itu berhasil atau tidak secara umum dapat dilihat dari dua segi ,yakni kriteria ditinjau dari sudut proses pengajaran itu sendiri dan kriteria yang ditinjau dari sudut hasil atau produk belajar yang dicapai siswa ( sudjana, 2000 ).

Kondisi ini hampir semua dialami, di SD Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ... tahun pelajaran 2014/2015, dari 19 siswa, hanya 6 siswa yang mencapai hasil belajar 75 ke atas, sedangkan 13 siswa memperoleh nilai di bawah 75, Jadi siswa yang memperoleh ketuntasan materi 31% sedangkan siswa yang belum tuntas ada 69%. Untuk meningkatkan penguasaan materi Ulul Azmi, peneliti berusaha memaksimalkan penggunaan metode card sort yang divariasi dengan metode pembelajaran yang sesuai dan dengan pemanfaatan media pembelajaran yang sesuai.
Target yang ingin dicapai dari hasil pembelajaran ini adalah siswa dapat memperoleh nilai antara 75-100, sehingga siswa dapat menuntaskan hasil belajar sampai 80%-100%. Berdasarkan fakta di atas penulis dengan dibantu teman sejawat bersama supervisor mengidentifikasi masalah-masalah kelemahan / kekurangan dalam proses pembelajaran. 

Hasil dari refleksi pada proses pembelajaran di kelas V SD Negeri ... menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran dalam kelas masih berlangsung satu arah. Pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa menerima begitu saja informasi yang diberikan oleh guru. Respos siswa terhadap pembelajaran cenderung rendah. Selama proses pembelajaran, partisipasi siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru. Sedikit sekali siswa yang mengajukan pertanyaan maupun yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, bahkan tidak jarang siswa bermain-main sendiri saat guru sedang menerangkan pelajaran.
Dari hasil belajar ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut disebabkan karena guru belum menemukan metode yang tepat. Selama ini guru lebih sering menggunakan ceramah untuk sebagai metode mengajar, metode yang digunakan guru kurang bervariasi, guru kurang memberikan contoh yang nyata kepada siswa, bahkan sering menulis di papan tulis untuk memvisualisasikan materi yang diajarkan. Guru hanya memberikan informasi dan mengharapkan siswa untuk menghafal dan mengingatnya. 

Pembelajaran dengan menggunakan metode card sort mengarah pada strategi pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Strategi “Card Sort” adalah kegiatan kolaboratif yang biasa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klarifiksi, fakta tentang obyek atau mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya. ptk sd kelas 5 doc Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu menggairahkan siswa yang kelelahan dimana kartu sebagai media dalam pelaksanaan pembelajaran.(hisyam Zaini dkk, 2005:53). Sedangkan kelebihan dari strategi Card Sort adalah dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat terhadap pelajaran yang telah diberikan, dapat membina siswa untuk bekerjasama dan mengembangkan sikap saling menghargai pendapat, Pelaksanaannya sangat sederhana dan siswa mudah dalam mengelompokkan kata yang sama sehingga mudah dalam memahami materi pelajaran (Melvin L Silberman : 2002 : 91).

Melihat kelebihan dari strategi Card Sort tersebut proses pembelajaran di SD siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Diantaranya ada siswa yang lebih senang membaca, ada yang lebih senang berdiskusi dan ada juga yang senang praktek langsung. Sehingga untuk membantu siswa dalam belajar secara maksimal, kesenangan dalam belajar perlu diperhatikan, salah satunya dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indra belajar yang banyak, salah satunya dengan menggunakan strategi Card Sort.
Strategi pembelajaran Card sort dipilih karena kita menyadari bahwa didalam pembelajaran kelas yang kurang produktif dalam pembelajaran sehari-hari kelas selalu diisi dengan ceramah sementara siswa dituntut menerima dan menghafal, maka dengan strategi ini dapat menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa menjadi aktif, bukan hanya pasif. Dalam penelitian ini difokuskan kearah tersebut dengan melakukan proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran Card sort sebagai upaya untuk mengoptimalkan proses belajar siswa pada pokok bahasan Ulul Azmi.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka masalah penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1.Bagaimana hasil belajar siswa sebelum penerapan metode card sort pada pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas V SD Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun Ajaran 2014/2015?
2.Bagaimana hasil belajar siswa sesudah penerapan metode card sort pada pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas V SD Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun ajaran 2014/2015?
3.Sebesar apakah peningkatan hasil belajar peserta didik setelah penerapan metode card sort pada pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas V SD Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun ajaran 2014/2015?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a.Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum penerapan metode card sort pada pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas V SD Negeri .... Download PTK pai sd doc
b.Untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah penerapan metode card sort pada pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas V SD Negeri ....
c.Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik setelah penerapan peserta didik setelah penerapan metode card sort pad pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas V SD Negeri ....
2. Manfaat Penelitian
a.Untuk sekolah :
Bagi sekolah, hasil penelitian ini sangat bermanfaat terutama dengan diketahuinya perbandingan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan metode card sort pada pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas V SD Negeri ... Tahun ajaran 2014/2015. Hal ini dapat dijadikan sebagai tindakan preventif untuk mengantisipasi terjadinya penurunan hasil belajar siswa.

b.Untuk siswa
Dengan penerapan metode card sort dalam pembelajaran siswa akan semakin termotifasi untuk meningkatkan pengetahuan, berani interaksi dengan teman belajar melalui pembelajaran card sort, dan meningkatkan percaya diri siswa dan tentunya hasil belajar siswa.
c.Untuk peneliti
Bagi guru / Peneliti untuk menambah pengetahuan mengenai berbagai metode pembelajaran yang tepat bagi peningkatan hasil belajar dan memungkinkan guru / peneliti secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan.

B.DOWNLOAD PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PAI KELAS 5 SD LENGKAP
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Hasil Belajar
1. Definisi belajar dan strategi
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang ( Sudjana, 2000). Menurut Winkel dalam Darsono (2000) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaktif aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Dari kedua pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar secara umum adalah perubahan pada diri orang yang belajar.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni et al. 2005). Perolehan aspek-aspek perubahan perilku tersebut tergantung pada pada yang di pelajari oleh pembelajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan dari kegiatan belajarnya. Berkenaan dengan tujuan ini, Bloom dalam Anni et al. (2005) mengemukakan taksonomi yang mencakup tiga kawasan, yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pembelajaran ranah kognitif berkaitan dengan hasil pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup beberapa kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. Contoh ptk pai sd pdf

Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syarat, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Menurut Elizabeth Simpson dalam Anni et al. (2005) kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik adalah: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan kreativitas.
Beberapa pendapat di atas, mengambarkan bahwa hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukkan dalam bentuk angka-angka seperti yang dapat dilihat pada nilai rapor. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang ditetapkan.

Sekolah merupakan salah satu faktor luar dalam mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga guru sebagai anggota sekolah memiliki peran penting dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu, Guru harus memiliki kompetensi dibidangnya, selain itu agar pembelajaran tidak monoton maka guru sebaiknya mampu memvariasikan metode pembelajaran misalkan diskusi inkuiri, praktikum, game dan jigsaw. Penggunaan media pembelajaran yang bervariasi juga dapat mempengaruhi hasil belajar karena siswa merasa senang dalam belajar, motivasi tinggi dan hasil belajarnya dapat maksimal.

Ada 3 aspek atau ranah belajar yang dinilai dalam kegiatan belajar mengajar (Anni et al. 2006) yaitu :
1. Ranah kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Beberapa kategori yang mencakup yaitu pengetahuan (knowlegde), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (syntesis) dan penilaian (evaluation).
2. Ranah afektif
Ranah afektif terkait dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori dalam ranah afektif yaitu penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan pembentukan pola hidup.
3. Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf. Kategori dalam ranah psikomotorik yaitu persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided respons), penyesuaian (adaption), dan kreativitas.

Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui penilaian kelas. Penilaian kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi untuk pemberian keputusan terhadap hasil belajar siswa, berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret atau profil kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Bentuk penilaian kelas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penilaian kinerja (perfomance), penilaian tes tertulis (paper and pen), dan penilaian sikap.

2. Metode Card Sort
A. Strategi Pembelajaran Card Sort
1. Definisi dan Deskriptif Strategi Card Sort
Sebelum menguraikan tentang metode card sort terlebih dahulu penulis akan memaparkan pengertin metode. Download ptk sd kelas 5 lengkap
Dalam bahasa arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti jalan, cara, system atau langkah–langkah strategis yang disiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka pengembangan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik (A. Haris Hermawan,2009 : 234 ).

Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan guru dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.secara terminology para ahli mendefinisikan bahwa metode adalah sebagai berikut :
a. Hasan langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
b. Abd. Al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran (Ramayulis, 2006:184).
Dengan demikian metode memiliki posisi penting dalam mencapai tujuan. Metode adalah cara yang paling tepat dan tepat dalam mencapai tujuan dalam ranah apapun termasuk dalam pendidikan pendidikan islam.
Strategi “Card Sort” adalah kegiatan kolaboratif yang biasa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klarifiksi, fakta tentang obyek atau mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu menggairahkan siswa yang kelelahan dimana kartu sebagai media dalam pelaksanaan pembelajaran.(Hisyam Zaini dkk, 2005:53). Sedangkan kelebihan dari strategi Card Sort adalah dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat terhadap pelajaran yang telahdiberikan, dapat membina siswa untuk bekerjasama dan mengembangkan sikap saling menghargai pendapat, Pelaksanaannya sangat sederhana dan Siswa mudah dalam mengelompokkan kata yang sama sehingga mudah dalam memahami materi pelajaran (Melvin L Silberman : 2002 : 91).

Card Sort bisa disebut sortir kartu yaitu pemilahan kartu. Strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkankonsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang obyek atau mereviewinformasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantumendinamiskan kelas yang jenuh dan bosan.
Langkah-langkah:
a. Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang diberi informasi ataucontoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori. Seperti karakteristik hadist sahih, nouns, verbs, adverbs, dan preposisi dan bisa juga asmaul husna dan lain-lain.
b. Mintalah peserta didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan peserta didik menemukannya sendiri.
c. Peserta didik dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas.
d. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan point-point penting terkait materi pelajaran.

2. Card Sort Sebagai Strategi Pembelajaran
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Di hubungkan dengan belajar mengajar. Strategi bisa diartikan sebagai pola¬pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. (Drs Syaiful Bahri dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 1995), hlm. 5)
Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut:
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melaksanakan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan. Contoh ptk pai sd word Dari uraian di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan pedoman buat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan. 

b. Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Menurut Tabrani Rusyan dkk, terdapat berbagai masalah sehubungan dengan belajar mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasikan seperti berikut:
1. Konsep dasar strategi belajar mengajar meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku
b. Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar
c. Memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar
d. Menerapkan norma dan keriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar
2. Sasaran Kegiatan Belajar Mengajar
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan.Tujuan ini bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat operasional dan konkret, yakni kompetensi dasar dan Standar kompetensi. Persepsi guru atau persepsi anak didik mengenai sasaran akhir kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi persepsi mereka terhadap sasaran-antara serta sasaran-kegiatan. Sasaran itu harus diterjemahkan ke dalam ciri-ciri perilaku kepribadian yang didambakan. Pada tingkat sasaran atau tujuan yang universal, manusia yang diidamkan tersebut harus memiliki kualifikasi sebagai berikut :
a. Pengembangan bakat yang optimal
b. Hubungan antar manusia
c. Efisiensi ekonomi
d. Tanggung jawab selaku warga negara

Pandangan hidup para guru maupun anak didik akan turut mewarnai berkenaan dengan gambaran karakteristik sasaran manusia idaman. Konsekuensinya akan
mempengaruhi juga kebijakan tentang perencanaan, pengorganisasian, serta penilaian terhadap kegiatan belajar mengajar. (Drs. Syaiful Bahri dan Drs. Aswan Zain, Op,Cit, hlm. 8)
3. Belajar Mengajar Sebagai Suatu Sistem
Belajar mengajar selaku suatu sistem instruksional mengacu kepada pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem, belajar mengajar meliputi suatu komponen, antara lain, tujuan, bahan, siswa, guru metode situasi dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar sesama komponen terjadi kerjasama. Karena itu guru tidak hanya boleh memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya metode, bahan dan evaluasi saja, tapi ia harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan. Berbagai persoalan yang biasa dihadapi oleh guru antara lain adalah:
a. Tujuan-tujuan apa yang mau di capai
b. Materi pelajaran apa yang diperlukan
c. Metode, alat mana yang harus dipakai
d. Prosedur apa yang harus ditempuh untuk melakukan evaluasi
Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator dan lain-lain. Untuk itu guru harus memahami dengan segenap aspek pribadi anak didik seperti :
a. Kecerdasan dan bakat khusus
b. Prestasi sejak permulaan sekolah
c. Perkembangan jasmani dan kesehatannya
d. Kecenderungan emosi dan karakternya
e. Sikap dan minat belajar
f. Cita-cita
g. Kebiasaan belajar dan bekerja
h. Hobi dan penggunaan waktu senggang
i. Hubungan sosial di sekolah dan di rumah
j. Lingkungan tempat tinggal
k. Latar belakang keluarga
l. Sifat-sifat khusus dan kesulitan anak didik.

Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan melalui evaluasi. Selain itu guru mempunyai keharusan melaporkan perkembangan hasil belajar para siswa kepada kepala sekolah, orang tua dan instansi yang terkait.
4. Hakikat Proses Belajar
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku,baik yang menyangkut pengetahuan. Keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar, menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi hakikat belajar adalah perubahan. (Ibid. hlm. 11)
5. Entering Behaviour Siswa
Hasil kegiatan belajar mengajar tercermin dalam perubahan perilaku, baik secara material-substansial, struktur fungsional, maupun secara behaviour. ptk pai sd doc Yang dipersoalkan adalah kepastian bahwa tingkat prestasi yang dicapai siswa itu apakah benar merupakan hasil kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan. Untuk kepastiannya seharusnya guru mengetahui tentang karakteristik perilaku anak didik saat mereka masuk sekolah dan mulai dengan kegiatan belajar mengajar dilangsungkan. Tingkat dan jenis karakteristik perilaku anak didik yang telah dimilikinya ketika mau mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal itulah yang dimaksud dengan entering behavior siswa. 

6. Pola-pola Belajar Siswa
Robert M. Gagne membedakan pola-pola belajar siswa dalam delapan tipe, di mana yang satu merupakan prasyarat bagi lainnya yang lebih tinggi hierarkinya.( Ibid, hlm. 13 )
Delapan tipe belajar yang dimaksud adalah:
a. Signal Learning (belajar Isyarat)
b. Strimulus Respon Learning (belajar stimulus-respon)
c. Chaining (Rantai atau Rangkaian)
d. Verbal Association (Asosiasi verbal)
e. Discrimination Learning ( Belajar diskriminasi)
f. Concept learning (Belajar konsep)
g. Rule Learning (Belajar aturan)
h. Problem solving (Pemecahan masalah)

7. Memilih Sistem Belajar Mengajar
Para ahli teori belajar telah mencoba mengembangkan berbagai cara pendekatan atau sistem pengajaran atau proses belajar mengajar. Berbagai sistem pengajaran yang menarik perhatian akhir-akhir ini adalah enquiry-discovery approach, contextual teaching and learning (CTL), expository approach, masteri learning, dan humanistic educations.
8. Pengorganisasian Kelompok Belajar
Memperhatikan berbagai cara pendekatan atau sistem belajar mengajar seperti diuraikan sebelumnya, disarankan pengorganisasian kelompok belajar anak didik sebagai berikut: (Ibid, hlm. 32)
a. N-1. pada situasi yang ekstrim, kelompok belajar itu mungkin hanya seorang. Untuk peserta yang hanya seorang. Metode yang sesuai mungkin konsep belajar mengajar tutorial, pengaj arn berprogram, studi individual (independent stud).
b. N 2-20 untuk kelompok kecil sekitar dua sampai dua puluh orang lebih maka metode belajarnya bisa diskusi atau seminar. Menggunakan metode klasikal (class room teaching). Tekniknya bisa bervariasi sesuai kemampuan guru untuk mengelolahnya.
c. N lebih dari 40 0rang. Kalau kelompok belajar melebihi 40 orang, pesertanya bisa disebut ”audience”. Metode mengajarnya adalah kuliah atau ceramah.

9. Pengelolaan atau Implementasi Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengawasan itu turut menentukan lingkungan itu membantu kegiatan belajar. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu faktor yang mendukung kondisi belajar didalam suatu kelas adalah job description” proses belajar mengajar yang berisi serangkaian pengertian peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa. Jadi Klasifikasi strategi belajar mengajar meliputi banyak hal yang perlu diperhatikan terkait dengan pengorganisasiaan kelas dan pengelolaannya.
c. Card Sort Sebagai Strategi dalam Model Pembelajaran Aktif (ActiveLearning)
1. Strategi Pembelajaran Aktif
Strategi aktif memiliki asumsi bahwa orang yang sudah mampu berpikir kritis dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik untuk diri mereka. Di samping itu untuk menggunakan kemampuan otak mereka dalam belajar tanpa harus dipaksa. Maka seorang guru dapat menyampaikan materi dengan strategi yang diharapkan peserta didik mempunyai jiwa kemadiriaN dalam belajar dan kalau bisa diusahakan untuk menumbuhkan daya kreatifitas sehingga mampu membuat inovasi-inovasi. Strategi ini umum disebut strategi aktif.

2. Apa itu pembelajaran aktif?
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar secara aktif, berarti mereka mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.
Dengan belajar akif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan.
3. Mengapa belajar aktif ? download ptk sd kelas 5 lengkap
Belajar aktif itu sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Oleh sebab itu, diperlukan perangkat terentu untuk dapat mengikat informasi yang baru saja diterima dari guru. Belajar aktif adalah suatu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Mengapa demikian? karena salah satu factor yang menyebabkan informasi cepat dilupakan adalah faktor kelemahan otak manusia itu sendiri. Belajar yang hanya mengandalkan indera pengindaraan mempunyai beberapa kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama. Kenyataan ini sesuai dengan kata¬kata mutiara yang diberikan oleh filosof kenamaan dari Cina Konfusius dengan mengatakan:
Apa yang saya dengar saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham

Langkah-langkah itu bisa berupa pengulangan informsi, mempertanyakan informasi atau mengajarkan kepada orang lain. Oleh sebab itu, betapapun menariknya materi disampaikan dengan ceramah, otak tidak akan lama menyimpan informasi yang diberikan, karena tidak terjadi proses penyimpanan yang baik. Pertimbangan lain untuk menggunakan strategi aktif adalah realita bahwa peserta didik mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Ada peserta didik yang lebih senang membaca, ada yang senang berdiskusi dan ada juga yang lebih senang prektek langsung. Inilah yang sering disebut gaya belajar atau learning style. Untuk dapat membantu peseta didik dengan maksimal dalam belajar, maka kesenangan dalam belajar itu sebisa mungkin diperhatikan. Untuk mengkomodir kebutuhan terebut adalah dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indera belajar yang banyak. Dari sisi pengajar, sebagai penyampai materi, strategi pembelajaran aktif akan sangat membantu dalam tugas-tugas keseharian. Bagi pengajar yang sibuk mengajar, strategi ini dapat dipakai dengan variasi yang tidak membosankan. Seandainya ada seorang pengajar yang sibuk, yang harus mengajar tiga kelas atau bahkan empat kelas dalam sehari, dapat dibayangkan betapa lelahnya guru tersebut kalau harus berceramah. Di samping itu, filosofi mengajar yang baik adalah bukan sekedar transfer pengetahuan kepada peserta didik, akan tetapi bagaimana membantu peserta didik supaya dapat belajar. Kalau ini dihayati, maka pengajar tidak lagi pemeran sentral dalam proses pembelajaran.

4. Apa yang menjadikan belajar “aktif”?
Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (Moving about and thinking aloud).
5. Kapan kegiatan belajar perlu dibuat aktif?
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengarnya,melihatnya, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”- yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktikkan ketrampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan. Siswa bisa belajar dengan sangat baik jika aktif mempraktikkannya. Namun bagaimana caranya kita menggalakkan belajar aktif? Maka butuh strategi yang dirancang untuk menyemarakkan kelas, ada yang sangat menyenangkan dan ada yang sangat serius, yang semuanya untuk memperdalam proses belajar dan memperkuat ingatan.

6. Bagaimana menjadikan siswa aktif sejak awal?
Ada beberapa cara untuk menjadikan siswa bisa aktif sejak awal dimulainya proses belajar mengajar yaitu : (Melvin L.Silberman.. Active Learning. CetI. ( Bandung; Nusamedia. 1996) Hal 13)
a. Pembentukan tim: membantu siswa menjadi lebih mengenal satu sama lain atau menciptakan semangat kerjasama dan saling ketergantungan.
b. Penilaian serentak: mempelajari tentang sikap, pengetahuan dan pengalaman siswa.
c. Pelibatan belajar secara langsung: menciptakan minat awal terhadap pelajaran.
7. Macam-macam Strategi dalam Model pembelajaran Aktif
Ada beberapa strategi yang terdapat dalam model pembelajaran aktif, diantaranya :
a. Belajar bersama
Salah satu cara terbaik meningkatkan belajar aktif adalah dengan npemberian tugas belajar yang dilakukan dengan kelompok kecil siswa. download ptk sd word
Dukungan sesame siswa dan keragaman pendapat, penegtahuan, serta ketrampilan mereka akan membantu menjadikan belajar bersama sebagai bagian berharga dari iklim belajar di kelas anda. Namun demikian, belajar bersama tidaklah selalu berlangsung efektif. Boleh jadi terdapat partisipasi yang tidak seimbang komunikasi yang buruk, dan kebingungan, bukannya belajar yang sesungguhnya. Ada beberapa strategi berikut ini yang dirancang memaksimalkan manfat dari belajar bersama dan meminimalkan kesenjangan.( Ibid. Hal 163 )
b. Pemilahan kartu ( card Sort )
Strategi ini merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerak fisik yang dominan ada di dalamnya dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat.( Ibid, Hal 168 )

c. Quiz kelompok (Team Quiz)
Strategi ini dapat meningkatkan tanggung jawab belajar peserta didik dalam suasana menyenangkan. ( Ibid, Hal 168 )
d. Membaca keras (Reading Aloud )
Strategi ini dapat membantu peserta didik dalam berkosentrasi mengajukan pertanyaan dan menggugah diskusi. ( Ibid. Hal 43 ).
Melihat kelebihan dari strategi Card Sort tersebut proses pembelajaran di SD siswa mempunyai cara belajar yang berbeda¬beda. Diantaranya ada siswa yang lebih senang membaca, ada yang lebih senang berdiskusi dan ada juga yang senang praktek langsung. Sehingga untuk membantu siswa dalam belajar secara maksimal, kesenangan dalam belajar perlu diperhatikan, salah satunya dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indra belajar yang banyak, salah satunya dengan menggunakan strategi Card Sort.
Strategi pembelajaran Card sort dipilih karena kita menyadari bahwa didalam pembelajaran kelas yang kurang produktif dalam pembelajaran sehari-hari kelas selalu diisi dengan ceramah sementara siswa dituntut menerima dan menghafal, maka dengan strategi ini dapat menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa menjadi aktif, bukan hanya pasif. Dalam penelitian ini difokuskan kearah tersebut dengan melakukan proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran Card sort sebagai upaya untuk mengoptimalkan proses belajar siswa pada pokok bahasan Ulul Azmi.

Berdasarkan hasil observasi dengan guru siswa kelas 5 SD Negeri ... diperoleh pembelajaran yang monoton, yaitu masih menggunakan metode ceramah, penugasan sehingga prestasi belajar siswa selama ini termasuk dalam kategori rendah, masih ada beberapa siswa yang masih mengikuti remidi karena masih kesulitan dalam menghafal atau menguasai konsep hal tersebut dikarenakan banyaknya materi dan hampir semua materi penting. Dari alasan diatas siswa memerlukan suatu startegi khusus dalam mempelajari materi artinya siswa memerlukan cara belajar aktif dan efektif serta tidak berbelit-belit sehingga lebih mudah mengingatnya. Salah satu pembelajaran yang dapat melibatkan kemampuan diri adalah dengan strategi pembelajaran Card sort.
Dengan demikian, strategi atau media pembelajaran dengan menggunakan card sort sangat tepat sekali untuk menyelesaikan permasalah guru dalam pembelajaran tentang Ulul Azmi, sebab siswa tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran.

B. Hipotesis Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka hipotesis penelitian berbunyi “ Terdapat peningkatan hasil belajaar siswa melalui penerapan metode Card Sort pada pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas 5 SD Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun ajaran 2014/2015”.

C.CONTOH  PTK PAI KELAS 5 SD DENGAN METODE CARD SORT
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subjek Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas 5 semester 2 dengan jumlah siswa 19 anak yang terdiri dari 13 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Lokasi berada di daerah pesisir pantai cukup dekat dari Kecamatan Duripoku. Pada umumnya siswa SD Negeri ... memiliki karakteristik hampir sama yaitu :
-    Berada didaerah pedesaan
-    Minat belajar sangat rendah
-    Kesadaran membeli buku pegangan sangat rendah
Sehingga guru harus memberikan motifasi dengan cara penggunaan metode-metode yang tepat dalam pebelajaran.

Adapun dipilihnya kelas tersebut sebagai objek penelitian karena penulis adalah guru pada SD Negeri ... sehingga memudahkan proses penelitian, kecuali itu juga sesuai dengan makna PTK, bahwa PTK merupakan perbaikan pembelajaran di lingkungan sendiri guna meningkatkan hasil belajar siswa (Wardani : 2003). ptk sd kelas 5 doc
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2015, dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut :
a. Hari Kamis tanggal ... Februari 2015 mata pelajaran PAI siklus I, pukul 07.15-09.00.
b. Hari Kamis tanggal ... Februari 2015 mata pelajaran PAI siklus II, pukul 07.15-09.00.
Adapun jadwal kegiatan secara lengkap pada tabel berikut :
Tabel 1
Jadwal Kegiatan Penelitian

3. Karakteristik siswa
Keadaan siswa kelas 5 dilaksanakan di kelas 5 semester 2 dengan jumlah siswa 19 anak yang terdiri dari 13 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Lokasi berada di daerah pesisir pantai cukup dekat dari kota Kecamatan Duripoku Sebagian besar kelas 5 kondisi ekonomi termasuk lemah, hanya sebagian kecil kondisi ekonominya sedang. Ada sebagian kecil dari siswa yang mampu mengikuti bimbingan belajar pada sore harinya. Namun demikian siswa kelas 5 tergolong memiliki semangat belajar yang baik. Terbukti dari presensi setiap harinya jarang yang absen tanpa alasan yang tidak jelas. Hanya dari sebagian kecil siswa ada yang mungkin kurang perhatian sehingga masih ada yang tidak mengerjakan tugas PR karena bermain playstation dan waktunya banyak digunakan untuk nonton tv.
Kegiatan ekstra kurikuler sekolah, pramuka diikuti semua siswa sedangkan untuk ekstra yang lain sesuai minat siswa.

Siswa-siswi kelas 5 selalu menjunjung tinggi kerukunan dan kebersamaan dengan teman-temannya sehingga terlihat kompak dan jarang terjadi keributan baik di dalam maupun di luar kelas. Mereka sudah berlatih memiliki solidaritas terhadap teman. Apabila ada yang sakit segera ditengok dan diberikan bingkisan melalui iuran rutin kas kelas V yang dibayar setiap hari Sabtu.
4. Tahap Penelitian
Dalam pelaksanakan perbaikan pembelajaran unatuk meningkatkan efektifitas hasil belajar siswa, maka peneliti mengembangkan rencana Penelitian Tindakan Kelas (PTK) belajar dengan prosedur kerja yang dilaksanakan di dalam kelas. Dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus yang masing-masing terdiri aatas perencanaan , perbaikan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Gambar 3.1

5.Metode pengumpulan data
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dan dengan tujuan tertentu.dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks , suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psykologis. Dua yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, peneiti berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila respoden yang diamati tidak terlalu besar.
Lembar observasi digunakan dengan teman sejawat untuk mengamati guru pada saat pelaksanaan KBM. Dan digunakan guru untuk mengamati siswa pada saat KBM (Mas Nur Muslich, 2009 : 240)

6. Metode Analisis Data
a. Analisis Pendahuluan
Merupakan tahapan untuk memberikan penilaian terhadap hasil observasi penerapan metode card sort pada pembelajaran Ulul Azmi pada pra siklus, siklus pertama dan siklus kedua.
b. Analisis Uji Hipotesis
Data pada analisis ini adalah untuk menguji kebenaran hipotesis.
c. Analisis Lanjutan
Setelah hasil penelitian diperoleh maka akan diketahui kebenaran dari hipotesis.

B. Deskripsi Per Siklus
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan selama 1 kali pertemuan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Perencanaan umum
Perencanaan merupakan refleksi awal berdasarkan hasil studi pendahuluan. Adapun tahapan dalam perencanaan ini yaitu :
a. Membuat rencana pembelajaran PAI tentang Ulul Azmi dengan menggunakan metode card sort.
b. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I. Download PTK pai sd doc
c. Menyusun instrumen penelitian yang berupa lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan oleh teman sejawat sebagai pengamat untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran PAI

2. Prosedur pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah proses penelitian sistematis dan terencana melalui tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas adalah :
a. Penulis melakukan refleksi yang terdiri atas kegiatan identifikasi masalah, menganalisa masalah dan menelusuri penyebab timbulnya masalah serta merumuskan masalah.
b. Penulis membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP).
c. Penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran PAI di kelas 5 SD Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ....
Setelah membuat RPP pada siklus I disetujui Dosen Pembimbing, penulis minta ijin kepada Kepala SD Negeri ... untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran. Pada waktu pelaksanaan pembelajaran, penulis juga minta bantuan teman sejawat, guru SD Negeri ... mengajar PAI. Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran teman sejawat duduk di belakang untuk mengamati seluruh kegiatan proses pembelajaran. Untuk kelengkapannya penulis memberi instrumen : lembar observasi, lembar acuan observasi, lembar penilaian penampilan pembelajaran dan lembar laporan praktik siklus I dan siklus II. Setelah pembelajaran selesai penulis dan teman sejawat berdiskusi untuk menyusun laporan.

Dalam perbaikan pembelajaran PAI siklus I penulis melakukan aktifitas perbaikan menggunakan strategi pembelajaran menggunakan metode card sort yang dikombinasi dengan metode yang bervariasi sehingga pembelajaran berjalan kreatif, aktif dan menyenangkan. Rencana perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ... memuat beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Siswa bersama guru mengadakan tanya jawab tentang beberapa tokoh nabi-nabi yang diketahui.
b. Guru membagi beberapa kelompok, Siswa diperlihatkan beberapa kartu yang menunjukkan beberapa nabi pilihan (Ulul Azmi) sebagai materi pembelajaran.
c. Setiap peserta didik diberi potongan kertas yang diberi informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori. Seperti karakteristik hadist sahih, nouns, verbs, adverbs, dan preposisi dan bisa juga asmaul husna dan lain-lain.
d. Mintalah peserta didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan peserta didik menemukannya sendiri.
e. Peserta didik dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas.
f. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan point-point penting terkait materi pelajaran.
g. siswa maju satu persatu untuk mengambil beberapa nabi kemudian dijodohkan.
h. Guru membagikan LKS tentang materi Ulul Azmi kepada siswa
i. Siswa berdiskusi kelompok membahas LKS.
j. Siswa menyampaikan hasil disuksi melalui wakil kelompok.
k. Siswa dibimbing guru membahas hasil diskusi kelompok.
l. Guru membuatkan rangkuman materi sebagai catatan untuk belajar.

3. Pengamatan
Tahap pengamatan dilakukan bersama dengan tahapan tindakan guru peneliti sebagai penyampai materi. Dalam tahap ini dilakukan pula pengumpulan data-data. Setiap tindakan yang dilakukan guru dan siswa akan diamati oleh guru sebagai peneliti dan teman sejawat dengan menggunakan pedoman pengamatan. Pengamatan juga dilakukan ketika siswa melaksanakan pengamatan dan kegiatan diskusi kelompok.
Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan
Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus I ditemukan beberapa masalah yang muncul dalam pembelajaran. Untuk itu, maka perencanaan pembelajaran pada siklus II tetap mengacu pada pelaksanaan siklus I, adapun perbedaan dari pelaksanaan siklus I adalah peneliti tidak memperoleh hasil pengamatan yang dapat dijadikan sebagai tindak lanjut kegiatan di siklus II.
2. Pelaksanaan
Pada siklus II, pelaksanaan perbaikan pembelajaran PAI berjalan dengan baik dan lancar. Pelaksanaan masing-masing aktifitas dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Secara klasikal siswa dan penulis bertanya jawab sesuai dengan materi Ulul Azmi.
b. Secara individu siswa disuruh bercerita tentang peran Nabi Ulul Azmi sesuai dengankartu yang diberikan guru.
c. Penulis memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila merasa belum paham tentang materi yang sedang dipelajari.
d. Secara kelompok siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS yang
diberikan oleh penulis.
e. Penulis memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan.
f. Secara kelompok siswa menyimpulkan hasil diskusi.
g. Siswa dan penulis membahas hasil diskusi kelompok.
h. Siswa dan penulis bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui rangkaian tes baik lisan maupun tertulis. Dalam pelaksanaan penelitian ini melibatkan teman sejawat dari SD Negeri .... Teman sejawat dalam mengamati proses pembelajaran dilengkapi dengan lembar pengamatan atau lembar observasi. Contoh ptk pai sd pdf
Sedangkan tes yang dilaksanakan itu mengacu pada materi pembelajaran. Tes awal dan tes akhir dijadikan sebagai alat evaluasi.
Pelaksanaan aktifitas perbaikan pembelajaran dan laporan praktek PTK yang hasil data pengamatan tercantum dalam daftar lampiran.
D. Analisis Data
Pada penelitian penulis juga melakukan analisis data karena analisis data yang diperoleh pada penelitian memberi arti penting. Sehingga data yang diperoleh dapat digunakan dalam memecahkan masalah yang ada pada penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis deskriptif komparatif sebab untuk membandingkan nilai antar siklus dan indikator kinerja.
Dilakukannya analisis data semenjak awal sampai akhir penelitian karena hal ini merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara tahap pengumpulan dan analisis data, sebagaimana diungkapkan oleh Sayekti Pujo Suwarno (1995:6). Dalam menganalisis data dapat dilakukan juga dengan model deskriptif prosentase. Sedangkan data hasil observasi dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi.

E. Refleksi
Refleksi siklus I
Setelah melaksanakan tindakan dan pengamatan peneliti kembali mengadakan diskusi dengan teman sejawat dan dosen pembimbing. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menceritakan para Nabi-nabi Allah (Ulul Azmi). Hasil diskusi menyimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran perlu dilanjutkan pada siklus II karena pembelajaran belum mencapai yang penulis targetkan.
Refleksi siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan pembelaj aran peneliti mengadakan diskusi dengan teman sejawat dan dosen pembimbing. Diskusi menitikberatkan pada kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran siklus I. ternyata berdasarkan hasil temuan yang diperoleh, perbaikan pembelajaran dirasakan sudah cukup sehingga tidak perlu dilanjutkan siklus III, karena berdasarkan hasil temuan sudah menunjukkan hasil yang baik sesuai dengan pencapaian yang penulis targetkan.

D.CONTOH PTK PAI SD UNTUK SYARAT KENAIKAN PANGKAT GURU 
DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi, Abu, Metodologi Mengajar, Malang: IKIP Malang, 1986.
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1994.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi, Jakarta : Bina Aksara, 1989.
Darsono, M., et.al., Belajar dan Pembelajaran, Semarang: IKIP Semarang Press: 2000.
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah, Jakarta, 2003.
Depdiknas, Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003.
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2002. , Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Gramedia, 1999.
Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Fontana, Tenaga Kependidikan Profesional, Jakarta: Depdikbud, 1981.
Hadi, Sutrisno, Statistik 2, Yogyakarta : Andi Offset, 2000.
Hadoyo, Herman, Mengajar Belajar Matematika, Jakarta: Depdikbud, 1990.
Hasan, Iqbal, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Bandung: Ghalia Indonesia, 2002.
Ibrahim, Muslimin, et.al., Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA University Press, 2000.
Ismail, Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta: Kerjasama Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan Pustaka Pelajar, 2001.
Min Jati, “SK KD Mapel Agama”, dalam http ://MIN Janti/Blogspot. Com. Diakses tanggal 10 Pebruari 2011.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi (Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003.
Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Nata, Abuddin, Managemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2003.
Nurhadi, et.al., Pembelajaran Kontekstual (contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya Dalam KBK, Surabaya: Univerritas Negeri Malang, 2004.
Parsons, Les, Bullied Teacher Bullied Student : Guru dan Siswa Yang Terintimisasi, Bandung: Rineka Cipta, 2007.
Permenag No. 02 Tahun 2008, Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Madrasah, Jakarta: 2008.
Santoso, Urip, Metode Pembelajaran Dalam SCL (Student Centered Learning), Jurnal, http://www.cintyasantosa.cz.cc/.
Santyasa, I Wayan, Metodologi Penelitian Tindakan Kelas, Disajikan dalam Workshop tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Para Guru SMP 2 dan 5 Nusa Penida Klungkung, pada tanggal 30 Nopember s.d 1 Desember 2007 di Nusa Penida.
Sholeh, Munawar, Cita-Cita Realita Pendidikan (Pemikiran dan Aksi Pendidikan di Indonesia, Depok: Institute for Public Education, 2007.
Simanjutak, Pengajaran Berhasil, Jakarta : Rineka Cipta, 1975.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Sudjana, Nana dan A. Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001.
, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001.
, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses BelajarMengajar, Bandung : Sinar Baru, 1988.
, Dasar-dasar dan Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru, 1989.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008.
Suhartono, Suparlan, Filsafat Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007.
Suyitno, Amin, Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas untuk Penyusunan Skripsi, Semarang: UNNES, 2005.
Wahyuni, Dwi, Studi Tentang Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Mengajar, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2001.

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK PAI SD- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.