CONTOH LENGKAP PTK PAI KELAS 5 RASUL ULUL AZMI-Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran Rasul Ulul Azmi dengan metode Card Sort, kelebihan dan kekurangan dari penggunaan metode Card Sort dan mendiskripsikan hasil yang dicapai dengan menggunakan metode Card Sort berdasarkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Proses pelaksanaan penelitian pola
PTK melalui 3 tahapan, meliputi prasiklus, siklus I, dan siklus II. Setiap
kegiatan pembelajaran terdiri atas perencanaan, pengamatan, evaluasi dan
refleksi.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
perbaikan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam khusunya Rasul Ulul Azmi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanan pembelajaran Rasul Ulul Azmi
di kelas V SD Negeri ... dengan metode Card Sort dilakukan dengan berbagai
tahap yaitu tahap persiapan atau perencanaan (RPP atau yang telah terkonsep
dalam RPP), pelaksanaan (pelaksanaan pembelajaran dengan metode Card Sort
lengkap dengan langkah-langkah metode Card Sort) dan evaluasi (melalui tugas
dan ujian harian). (2) Kelebihan dan kekurangan metode Card Sort. Kelebihan
dari metode Card Sort yaitu membuat peserta didik aktif dalam belajar, metode
ini membuat peserrta didik dalam belajar membiasakan untuk bekerja sama,
merangsang kemampuan berfikir peserta didik. Sedangkan kekurangan dari metode
Card Sort dintaranya kelas sulit dikelola, memerlukan waktu banyak dalam
penerapanya, suasana kelas gaduh. (3). download ptk sd kelas 5 lengkap
Hasil yang dicapai berdasarkan
ranah kognitif yaitu kemampuan memahami materi, dilihat dari kemampuan
menghafal yang meningkat, niai tugas yang meningkat. Hasil berdasarkan ranah
afektif yaitu siswa lebih semangat, senang dan antusias belajar dengan metode
Card Sort, peserta didik kedisplinan,melakukan sesuatu sesuai kemampuan dan
lain-lain. Berdasarkan ranah psikomotorik yaitu peserta didik dapat
mempraktikkan apa yang telah dipelajari dengan benar atau tepat.
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas PAI SD yang
diberi judul "UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN RASUL ULUL AZMI DENGAN
METODE CARD SORT PADA SD NEGERI ... KELAS 5 KECAMATAN ... KABUPATEN ...
TAHUN 2014/2015". Disini akan di bahas lengkap.
PTK
ini bersifat hanya REFERENSI saja kami
tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang
menginginkan FILE PTK PAI SD KELAS
V lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan
referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0817-283-4988 dengan Format
PESAN PTK 018 SD).
A.DOWNLOAD PTK PAI SD DENGAN METODE CARD SORT
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa
suatu Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Tidak bisa dipungkiri
bahwa pendidikan Islam, baik sebagai system maupun institusinya , merupakan
warisan budaya bangsa, yang berurat berakar pada masyarakat bangsa Indonesia.
Dengan demikian jelas bahwa pendidikan Islam akan merupakan bagian integral
dari Sistem Pendidikan Nasional. (Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan) download ptk sd word
Tujuan Pendidikan Nasional suatu
bangsa menggambarkan manusia yang baik menurut pandangan hidup yang dianut oleh
bangsa itu, dan tujuan pendidikan sesuatu bangsa mungkin tidak akan sama dengan
bangsa lainnya, karena pandangan hidup mereka biasanya tidak akan sama. Tetapi
pada dasarnya pendidikan setiap bengsa tentu sama, yaitu semua menginginkan
terwujudnya manusia yang baik yaitu manusia yang sehat, kuat serta mempunyai
ketrampilan, pikirannya cerdas serta pandai, dan hatinya berkembang dengan
sempurna. Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa
agar anak didik menjadi dewasa, dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan
berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk
mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai
tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Dengan
demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan
anak¬anak untuk memimpin perkembanagan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan.
(Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta; Kalam Mulia, 2004)
Dalam firman Allah SWT mengatakan:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari
perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. "
(QS.An-Nahl/16:78).
Pengajaran merupakan suatu proses
yang dinamis untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Kritria untuk
menetapkan apakah pengajaran itu berhasil atau tidak secara umum dapat dilihat
dari dua segi ,yakni kriteria ditinjau dari sudut proses pengajaran itu sendiri
dan kriteria yang ditinjau dari sudut hasil atau produk belajar yang dicapai
siswa ( sudjana, 2000 ).
Kondisi ini hampir semua dialami,
di SD Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ... tahun pelajaran 2014/2015, dari 19
siswa, hanya 6 siswa yang mencapai hasil belajar 75 ke atas, sedangkan 13 siswa
memperoleh nilai di bawah 75, Jadi siswa yang memperoleh ketuntasan materi 31%
sedangkan siswa yang belum tuntas ada 69%. Untuk meningkatkan penguasaan materi
Ulul Azmi, peneliti berusaha memaksimalkan penggunaan metode card sort yang
divariasi dengan metode pembelajaran yang sesuai dan dengan pemanfaatan media
pembelajaran yang sesuai.
Target yang ingin dicapai dari
hasil pembelajaran ini adalah siswa dapat memperoleh nilai antara 75-100,
sehingga siswa dapat menuntaskan hasil belajar sampai 80%-100%. Berdasarkan
fakta di atas penulis dengan dibantu teman sejawat bersama supervisor
mengidentifikasi masalah-masalah kelemahan / kekurangan dalam proses
pembelajaran.
Hasil dari refleksi pada proses
pembelajaran di kelas V SD Negeri ... menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran
dalam kelas masih berlangsung satu arah. Pembelajaran masih berpusat pada guru,
siswa menerima begitu saja informasi yang diberikan oleh guru. Respos siswa
terhadap pembelajaran cenderung rendah. Selama proses pembelajaran, partisipasi
siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru. Sedikit sekali siswa
yang mengajukan pertanyaan maupun yang menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru, bahkan tidak jarang siswa bermain-main sendiri saat guru sedang
menerangkan pelajaran.
Dari hasil belajar ini menunjukkan
bahwa pemahaman siswa terhadap masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut
disebabkan karena guru belum menemukan metode yang tepat. Selama ini guru lebih
sering menggunakan ceramah untuk sebagai metode mengajar, metode yang digunakan
guru kurang bervariasi, guru kurang memberikan contoh yang nyata kepada siswa,
bahkan sering menulis di papan tulis untuk memvisualisasikan materi yang
diajarkan. Guru hanya memberikan informasi dan mengharapkan siswa untuk
menghafal dan mengingatnya.
Pembelajaran dengan menggunakan
metode card sort mengarah pada strategi pembelajaran yang relevan dengan
kehidupan sehari-hari. Strategi “Card Sort” adalah kegiatan kolaboratif yang
biasa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klarifiksi, fakta
tentang obyek atau mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya. ptk sd kelas 5 doc Gerakan
fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu menggairahkan siswa yang
kelelahan dimana kartu sebagai media dalam pelaksanaan pembelajaran.(hisyam
Zaini dkk, 2005:53). Sedangkan kelebihan dari strategi Card Sort adalah dapat
membantu menggairahkan siswa yang merasa penat terhadap pelajaran yang telah
diberikan, dapat membina siswa untuk bekerjasama dan mengembangkan sikap saling
menghargai pendapat, Pelaksanaannya sangat sederhana dan siswa mudah dalam
mengelompokkan kata yang sama sehingga mudah dalam memahami materi pelajaran
(Melvin L Silberman : 2002 : 91).
Melihat kelebihan dari strategi
Card Sort tersebut proses pembelajaran di SD siswa mempunyai cara belajar yang
berbeda-beda. Diantaranya ada siswa yang lebih senang membaca, ada yang lebih
senang berdiskusi dan ada juga yang senang praktek langsung. Sehingga untuk
membantu siswa dalam belajar secara maksimal, kesenangan dalam belajar perlu
diperhatikan, salah satunya dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran
yang beragam yang melibatkan indra belajar yang banyak, salah satunya dengan
menggunakan strategi Card Sort.
Strategi pembelajaran Card sort
dipilih karena kita menyadari bahwa didalam pembelajaran kelas yang kurang
produktif dalam pembelajaran sehari-hari kelas selalu diisi dengan ceramah
sementara siswa dituntut menerima dan menghafal, maka dengan strategi ini dapat
menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa menjadi aktif, bukan hanya pasif.
Dalam penelitian ini difokuskan kearah tersebut dengan melakukan proses
pembelajaran dengan strategi pembelajaran Card sort sebagai upaya untuk
mengoptimalkan proses belajar siswa pada pokok bahasan Ulul Azmi.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut maka masalah penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1.Bagaimana hasil belajar siswa
sebelum penerapan metode card sort pada pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas V SD
Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun Ajaran 2014/2015?
2.Bagaimana hasil belajar siswa
sesudah penerapan metode card sort pada pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas V SD
Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun ajaran 2014/2015?
3.Sebesar apakah peningkatan hasil
belajar peserta didik setelah penerapan metode card sort pada pembelajaran Ulul
Azmi siswa kelas V SD Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun ajaran
2014/2015?
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a.Untuk mengetahui hasil belajar
siswa sebelum penerapan metode card sort pada pembelajaran Ulul Azmi siswa
kelas V SD Negeri .... Download
PTK pai sd doc
b.Untuk mengetahui hasil belajar
siswa sesudah penerapan metode card sort pada pembelajaran Ulul Azmi siswa
kelas V SD Negeri ....
c.Untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar peserta didik setelah penerapan peserta didik setelah penerapan
metode card sort pad pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas V SD Negeri ....
2. Manfaat Penelitian
a.Untuk sekolah :
Bagi sekolah, hasil penelitian ini
sangat bermanfaat terutama dengan diketahuinya perbandingan prestasi belajar
siswa sebelum dan sesudah penerapan metode card sort pada pembelajaran Ulul
Azmi siswa kelas V SD Negeri ... Tahun ajaran 2014/2015. Hal ini dapat
dijadikan sebagai tindakan preventif untuk mengantisipasi terjadinya penurunan
hasil belajar siswa.
b.Untuk siswa
Dengan penerapan metode card sort
dalam pembelajaran siswa akan semakin termotifasi untuk meningkatkan
pengetahuan, berani interaksi dengan teman belajar melalui pembelajaran card
sort, dan meningkatkan percaya diri siswa dan tentunya hasil belajar siswa.
c.Untuk peneliti
Bagi guru / Peneliti untuk menambah
pengetahuan mengenai berbagai metode pembelajaran yang tepat bagi peningkatan
hasil belajar dan memungkinkan guru / peneliti secara aktif mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan.
B.DOWNLOAD PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PAI KELAS 5 SD
LENGKAP
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Hasil Belajar
1. Definisi belajar dan strategi
Belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang ( Sudjana, 2000). Menurut
Winkel dalam Darsono (2000) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis
yang berlangsung dalam interaktif aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Dari kedua
pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar secara umum
adalah perubahan pada diri orang yang belajar.
Hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni et
al. 2005). Perolehan aspek-aspek perubahan perilku tersebut tergantung pada
pada yang di pelajari oleh pembelajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di
sekolah merupakan tujuan dari kegiatan belajarnya. Berkenaan dengan tujuan ini,
Bloom dalam Anni et al. (2005) mengemukakan taksonomi yang mencakup tiga
kawasan, yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Pembelajaran ranah kognitif
berkaitan dengan hasil pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah
kognitif mencakup beberapa kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan penilaian. Contoh
ptk pai sd pdf
Tujuan pembelajaran ranah
psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik
dan syarat, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Menurut Elizabeth Simpson
dalam Anni et al. (2005) kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik
adalah: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks,
penyesuaian dan kreativitas.
Beberapa pendapat di atas,
mengambarkan bahwa hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang
meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang merupakan hasil dari
aktivitas belajar yang ditunjukkan dalam bentuk angka-angka seperti yang dapat
dilihat pada nilai rapor. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat
penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai
dengan program pendidikan yang ditetapkan.
Sekolah merupakan salah satu faktor
luar dalam mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga guru sebagai anggota
sekolah memiliki peran penting dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk
itu, Guru harus memiliki kompetensi dibidangnya, selain itu agar pembelajaran
tidak monoton maka guru sebaiknya mampu memvariasikan metode pembelajaran
misalkan diskusi inkuiri, praktikum, game dan jigsaw. Penggunaan media
pembelajaran yang bervariasi juga dapat mempengaruhi hasil belajar karena siswa
merasa senang dalam belajar, motivasi tinggi dan hasil belajarnya dapat
maksimal.
Ada 3 aspek atau ranah belajar yang
dinilai dalam kegiatan belajar mengajar (Anni et al. 2006) yaitu :
1. Ranah kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan
hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Beberapa
kategori yang mencakup yaitu pengetahuan (knowlegde), pemahaman
(comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis
(syntesis) dan penilaian (evaluation).
2. Ranah afektif
Ranah afektif terkait dengan
perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori dalam ranah afektif yaitu
penerimaan (receiving), penanggapan (responding), penilaian (valuing),
pengorganisasian (organization), dan pembentukan pola hidup.
3. Ranah
psikomotorik
Ranah psikomotorik menunjukkan
adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi
objek dan koordinasi syaraf. Kategori dalam ranah psikomotorik yaitu persepsi
(perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided respons), penyesuaian
(adaption), dan kreativitas.
Hasil belajar siswa dapat diketahui
melalui penilaian kelas. Penilaian kelas merupakan proses pengumpulan dan
penggunaan informasi untuk pemberian keputusan terhadap hasil belajar siswa,
berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret atau profil
kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.
Bentuk penilaian kelas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penilaian
kinerja (perfomance), penilaian tes tertulis (paper and pen), dan penilaian
sikap.
2. Metode Card Sort
A. Strategi Pembelajaran Card Sort
1. Definisi dan Deskriptif Strategi
Card Sort
Sebelum menguraikan tentang metode
card sort terlebih dahulu penulis akan memaparkan pengertin metode. Download ptk sd kelas 5 lengkap
Dalam bahasa arab metode dikenal
dengan istilah thariqah yang berarti jalan, cara, system atau langkah–langkah
strategis yang disiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan
dengan pendidikan maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan,
dalam rangka pengembangan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik
menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik (A.
Haris Hermawan,2009 : 234 ).
Metode dapat diartikan sebagai cara
yang digunakan guru dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya
proses pembelajaran.secara terminology para ahli mendefinisikan bahwa metode
adalah sebagai berikut :
a. Hasan langgulung
mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk
mencapai tujuan pendidikan.
b. Abd. Al-Rahman
Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam
mencapai tujuan pengajaran (Ramayulis, 2006:184).
Dengan demikian metode memiliki posisi
penting dalam mencapai tujuan. Metode adalah cara yang paling tepat dan tepat
dalam mencapai tujuan dalam ranah apapun termasuk dalam pendidikan pendidikan
islam.
Strategi “Card Sort” adalah
kegiatan kolaboratif yang biasa digunakan untuk mengajarkan konsep,
karakteristik, klarifiksi, fakta tentang obyek atau mereview ilmu yang telah
diberikan sebelumnya. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat
membantu menggairahkan siswa yang kelelahan dimana kartu sebagai media dalam
pelaksanaan pembelajaran.(Hisyam Zaini dkk, 2005:53). Sedangkan kelebihan dari
strategi Card Sort adalah dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat
terhadap pelajaran yang telahdiberikan, dapat membina siswa untuk bekerjasama
dan mengembangkan sikap saling menghargai pendapat, Pelaksanaannya sangat
sederhana dan Siswa mudah dalam mengelompokkan kata yang sama sehingga mudah
dalam memahami materi pelajaran (Melvin L Silberman : 2002 : 91).
Card Sort bisa disebut sortir kartu
yaitu pemilahan kartu. Strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa
digunakan untuk mengajarkankonsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang
obyek atau mereviewinformasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini
dapat membantumendinamiskan kelas yang jenuh dan bosan.
Langkah-langkah:
a. Setiap peserta
didik diberi potongan kertas yang diberi informasi ataucontoh yang tercakup
dalam satu atau lebih kategori. Seperti karakteristik hadist sahih, nouns,
verbs, adverbs, dan preposisi dan bisa juga asmaul husna dan lain-lain.
b. Mintalah peserta
didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu
dengan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan peserta didik menemukannya
sendiri.
c. Peserta didik
dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di
depan kelas.
d. Seiring dengan
presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan point-point penting
terkait materi pelajaran.
2. Card Sort Sebagai Strategi
Pembelajaran
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Secara umum strategi mempunyai pengertian
suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran
yang telah ditentukan. Di hubungkan dengan belajar mengajar. Strategi bisa
diartikan sebagai pola¬pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. (Drs
Syaiful Bahri dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka
Cipta, 1995), hlm. 5)
Ada empat strategi dasar dalam
belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut:
1. Mengidentifikasi
serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan
kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem
pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat.
3. Memilih dan
menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling
tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan
kegiatan mengajarnya
4. Menetapkan
norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melaksanakan
evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan
balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara
keseluruhan. Contoh
ptk pai sd word Dari
uraian di atas tergambar bahwa ada empat masalah pokok yang sangat penting yang
dapat dan harus dijadikan pedoman buat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
agar berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan.
b. Klasifikasi Strategi
Pembelajaran
Menurut Tabrani Rusyan dkk,
terdapat berbagai masalah sehubungan dengan belajar mengajar yang secara
keseluruhan diklasifikasikan seperti berikut:
1. Konsep dasar strategi belajar
mengajar meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku
b. Menentukan
pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar
c. Memilih prosedur,
metode dan teknik belajar mengajar
d. Menerapkan norma
dan keriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar
2. Sasaran Kegiatan Belajar
Mengajar
Setiap kegiatan belajar mengajar
mempunyai sasaran atau tujuan.Tujuan ini bertahap dan berjenjang mulai dari
yang sangat operasional dan konkret, yakni kompetensi dasar dan Standar
kompetensi. Persepsi guru atau persepsi anak didik mengenai sasaran akhir
kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi persepsi mereka terhadap
sasaran-antara serta sasaran-kegiatan. Sasaran itu harus diterjemahkan ke dalam
ciri-ciri perilaku kepribadian yang didambakan. Pada tingkat sasaran atau
tujuan yang universal, manusia yang diidamkan tersebut harus memiliki
kualifikasi sebagai berikut :
a. Pengembangan
bakat yang optimal
b. Hubungan antar
manusia
c. Efisiensi ekonomi
d. Tanggung jawab
selaku warga negara
Pandangan hidup para guru maupun
anak didik akan turut mewarnai berkenaan dengan gambaran karakteristik sasaran
manusia idaman. Konsekuensinya akan
mempengaruhi juga kebijakan tentang
perencanaan, pengorganisasian, serta penilaian terhadap kegiatan belajar
mengajar. (Drs. Syaiful Bahri dan Drs. Aswan Zain, Op,Cit, hlm. 8)
3. Belajar Mengajar Sebagai Suatu
Sistem
Belajar mengajar selaku suatu
sistem instruksional mengacu kepada pengertian sebagai seperangkat komponen
yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu
sistem, belajar mengajar meliputi suatu komponen, antara lain, tujuan, bahan,
siswa, guru metode situasi dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua
komponen yang ada harus diorganisasikan sehingga antar sesama komponen terjadi
kerjasama. Karena itu guru tidak hanya boleh memperhatikan komponen-komponen
tertentu saja misalnya metode, bahan dan evaluasi saja, tapi ia harus
mempertimbangkan komponen secara keseluruhan. Berbagai persoalan yang biasa
dihadapi oleh guru antara lain adalah:
a. Tujuan-tujuan apa
yang mau di capai
b. Materi pelajaran
apa yang diperlukan
c. Metode, alat mana
yang harus dipakai
d. Prosedur apa yang harus ditempuh
untuk melakukan evaluasi
Secara khusus dalam proses belajar
mengajar guru berperan sebagai pengajar, pembimbing, perantara sekolah dengan
masyarakat, administrator dan lain-lain. Untuk itu guru harus memahami dengan
segenap aspek pribadi anak didik seperti :
a. Kecerdasan dan
bakat khusus
b. Prestasi sejak
permulaan sekolah
c. Perkembangan
jasmani dan kesehatannya
d. Kecenderungan
emosi dan karakternya
e. Sikap dan minat
belajar
f. Cita-cita
g. Kebiasaan belajar
dan bekerja
h. Hobi dan
penggunaan waktu senggang
i. Hubungan sosial
di sekolah dan di rumah
j. Lingkungan tempat
tinggal
k. Latar belakang
keluarga
l. Sifat-sifat
khusus dan kesulitan anak didik.
Usaha untuk memahami anak didik ini
bisa dilakukan melalui evaluasi. Selain itu guru mempunyai keharusan melaporkan
perkembangan hasil belajar para siswa kepada kepala sekolah, orang tua dan
instansi yang terkait.
4. Hakikat Proses
Belajar
Belajar adalah proses perubahan
perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan belajar adalah
perubahan tingkah laku,baik yang menyangkut pengetahuan. Keterampilan maupun
sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar
mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar,
menilai proses dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung
jawab guru. Jadi hakikat belajar adalah perubahan. (Ibid. hlm. 11)
5. Entering
Behaviour Siswa
Hasil kegiatan belajar mengajar
tercermin dalam perubahan perilaku, baik secara material-substansial, struktur
fungsional, maupun secara behaviour. ptk pai sd doc Yang
dipersoalkan adalah kepastian bahwa tingkat prestasi yang dicapai siswa itu
apakah benar merupakan hasil kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan. Untuk
kepastiannya seharusnya guru mengetahui tentang karakteristik perilaku anak
didik saat mereka masuk sekolah dan mulai dengan kegiatan belajar mengajar dilangsungkan.
Tingkat dan jenis karakteristik perilaku anak didik yang telah dimilikinya
ketika mau mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal itulah yang dimaksud dengan
entering behavior siswa.
6. Pola-pola Belajar Siswa
Robert M. Gagne membedakan pola-pola
belajar siswa dalam delapan tipe, di mana yang satu merupakan prasyarat bagi
lainnya yang lebih tinggi hierarkinya.( Ibid, hlm. 13 )
Delapan tipe belajar yang dimaksud
adalah:
a. Signal Learning
(belajar Isyarat)
b. Strimulus Respon
Learning (belajar stimulus-respon)
c. Chaining (Rantai
atau Rangkaian)
d. Verbal
Association (Asosiasi verbal)
e. Discrimination
Learning ( Belajar diskriminasi)
f. Concept learning
(Belajar konsep)
g. Rule Learning
(Belajar aturan)
h. Problem solving
(Pemecahan masalah)
7. Memilih Sistem
Belajar Mengajar
Para ahli teori belajar telah
mencoba mengembangkan berbagai cara pendekatan atau sistem pengajaran atau
proses belajar mengajar. Berbagai sistem pengajaran yang menarik perhatian
akhir-akhir ini adalah enquiry-discovery approach, contextual teaching and
learning (CTL), expository approach, masteri learning, dan humanistic
educations.
8. Pengorganisasian
Kelompok Belajar
Memperhatikan berbagai cara
pendekatan atau sistem belajar mengajar seperti diuraikan sebelumnya, disarankan
pengorganisasian kelompok belajar anak didik sebagai berikut: (Ibid, hlm. 32)
a. N-1. pada situasi
yang ekstrim, kelompok belajar itu mungkin hanya seorang. Untuk peserta yang
hanya seorang. Metode yang sesuai mungkin konsep belajar mengajar tutorial,
pengaj arn berprogram, studi individual (independent stud).
b. N 2-20 untuk
kelompok kecil sekitar dua sampai dua puluh orang lebih maka metode belajarnya
bisa diskusi atau seminar. Menggunakan metode klasikal (class room teaching).
Tekniknya bisa bervariasi sesuai kemampuan guru untuk mengelolahnya.
c. N lebih dari 40
0rang. Kalau kelompok belajar melebihi 40 orang, pesertanya bisa disebut
”audience”. Metode mengajarnya adalah kuliah atau ceramah.
9. Pengelolaan atau Implementasi
Proses Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar adalah
suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur
serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan.
Pengawasan itu turut menentukan lingkungan itu membantu kegiatan belajar.
Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang
para siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai
tujuan yang diharapkan. Salah satu faktor yang mendukung kondisi belajar
didalam suatu kelas adalah job description” proses belajar mengajar yang berisi
serangkaian pengertian peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelompok-kelompok
siswa. Jadi Klasifikasi strategi belajar mengajar meliputi banyak hal yang
perlu diperhatikan terkait dengan pengorganisasiaan kelas dan pengelolaannya.
c. Card Sort Sebagai Strategi dalam
Model Pembelajaran Aktif (ActiveLearning)
1. Strategi
Pembelajaran Aktif
Strategi aktif memiliki asumsi
bahwa orang yang sudah mampu berpikir kritis dapat membedakan mana yang baik
dan tidak baik untuk diri mereka. Di samping itu untuk menggunakan kemampuan
otak mereka dalam belajar tanpa harus dipaksa. Maka seorang guru dapat
menyampaikan materi dengan strategi yang diharapkan peserta didik mempunyai
jiwa kemadiriaN dalam belajar dan kalau bisa diusahakan untuk menumbuhkan daya
kreatifitas sehingga mampu membuat inovasi-inovasi. Strategi ini umum disebut
strategi aktif.
2. Apa itu
pembelajaran aktif?
Pembelajaran aktif adalah suatu
pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika
peserta didik belajar secara aktif, berarti mereka mereka mendominasi aktifitas
pembelajaran. Dengan ini mereka secara aktif menggunakan otak, baik untuk
menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa
yang baru mereka pelajari ke dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.
Dengan belajar akif ini, peserta
didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya
mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta
didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar
dapat dimaksimalkan.
3. Mengapa belajar aktif ? download ptk sd kelas 5 lengkap
Belajar aktif itu sangat diperlukan
oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika
peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk
cepat melupakan apa yang telah diberikan. Oleh sebab itu, diperlukan perangkat
terentu untuk dapat mengikat informasi yang baru saja diterima dari guru.
Belajar aktif adalah suatu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian
menyimpannya dalam otak. Mengapa demikian? karena salah satu factor yang
menyebabkan informasi cepat dilupakan adalah faktor kelemahan otak manusia itu
sendiri. Belajar yang hanya mengandalkan indera pengindaraan mempunyai beberapa
kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama.
Kenyataan ini sesuai dengan kata¬kata mutiara yang diberikan oleh filosof
kenamaan dari Cina Konfusius dengan mengatakan:
Apa yang saya dengar saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham
Langkah-langkah itu bisa berupa
pengulangan informsi, mempertanyakan informasi atau mengajarkan kepada orang
lain. Oleh sebab itu, betapapun menariknya materi disampaikan dengan ceramah,
otak tidak akan lama menyimpan informasi yang diberikan, karena tidak terjadi
proses penyimpanan yang baik. Pertimbangan lain untuk menggunakan strategi
aktif adalah realita bahwa peserta didik mempunyai cara belajar yang
berbeda-beda. Ada peserta didik yang lebih senang membaca, ada yang senang
berdiskusi dan ada juga yang lebih senang prektek langsung. Inilah yang sering
disebut gaya belajar atau learning style. Untuk dapat membantu peseta didik
dengan maksimal dalam belajar, maka kesenangan dalam belajar itu sebisa mungkin
diperhatikan. Untuk mengkomodir kebutuhan terebut adalah dengan menggunakan
variasi strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indera belajar yang
banyak. Dari sisi pengajar, sebagai penyampai materi, strategi pembelajaran
aktif akan sangat membantu dalam tugas-tugas keseharian. Bagi pengajar yang
sibuk mengajar, strategi ini dapat dipakai dengan variasi yang tidak
membosankan. Seandainya ada seorang pengajar yang sibuk, yang harus mengajar
tiga kelas atau bahkan empat kelas dalam sehari, dapat dibayangkan betapa
lelahnya guru tersebut kalau harus berceramah. Di samping itu, filosofi
mengajar yang baik adalah bukan sekedar transfer pengetahuan kepada peserta
didik, akan tetapi bagaimana membantu peserta didik supaya dapat belajar. Kalau
ini dihayati, maka pengajar tidak lagi pemeran sentral dalam proses
pembelajaran.
4. Apa yang
menjadikan belajar “aktif”?
Agar belajar menjadi aktif, siswa
harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji
gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar
aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan
sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras
(Moving about and thinking aloud).
5. Kapan kegiatan
belajar perlu dibuat aktif?
Untuk bisa mempelajari sesuatu
dengan baik, kita perlu mendengarnya,melihatnya, mengajukan pertanyaan
tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu
“mengerjakannya”- yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri,
menunjukkan contohnya, mencoba mempraktikkan ketrampilan, dan mengerjakan tugas
yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan. Siswa bisa
belajar dengan sangat baik jika aktif mempraktikkannya. Namun bagaimana caranya
kita menggalakkan belajar aktif? Maka butuh strategi yang dirancang untuk
menyemarakkan kelas, ada yang sangat menyenangkan dan ada yang sangat serius,
yang semuanya untuk memperdalam proses belajar dan memperkuat ingatan.
6. Bagaimana menjadikan siswa aktif
sejak awal?
Ada beberapa cara untuk menjadikan
siswa bisa aktif sejak awal dimulainya proses belajar mengajar yaitu : (Melvin
L.Silberman.. Active Learning. CetI. ( Bandung; Nusamedia. 1996) Hal 13)
a. Pembentukan tim:
membantu siswa menjadi lebih mengenal satu sama lain atau menciptakan semangat
kerjasama dan saling ketergantungan.
b. Penilaian
serentak: mempelajari tentang sikap, pengetahuan dan pengalaman siswa.
c. Pelibatan belajar
secara langsung: menciptakan minat awal terhadap pelajaran.
7. Macam-macam Strategi dalam Model
pembelajaran Aktif
Ada beberapa strategi yang terdapat
dalam model pembelajaran aktif, diantaranya :
a. Belajar bersama
Salah satu cara terbaik
meningkatkan belajar aktif adalah dengan npemberian tugas belajar yang
dilakukan dengan kelompok kecil siswa. download ptk sd word
Dukungan sesame siswa dan keragaman
pendapat, penegtahuan, serta ketrampilan mereka akan membantu menjadikan
belajar bersama sebagai bagian berharga dari iklim belajar di kelas anda. Namun
demikian, belajar bersama tidaklah selalu berlangsung efektif. Boleh jadi
terdapat partisipasi yang tidak seimbang komunikasi yang buruk, dan
kebingungan, bukannya belajar yang sesungguhnya. Ada beberapa strategi berikut
ini yang dirancang memaksimalkan manfat dari belajar bersama dan meminimalkan
kesenjangan.( Ibid. Hal 163 )
b. Pemilahan kartu (
card Sort )
Strategi ini merupakan aktivitas
kerjasama yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik
klasifikasi fakta tentang benda, atau menilai informasi. Gerak fisik yang
dominan ada di dalamnya dapat membantu menggairahkan siswa yang merasa penat.(
Ibid, Hal 168 )
c. Quiz kelompok
(Team Quiz)
Strategi ini dapat meningkatkan
tanggung jawab belajar peserta didik dalam suasana menyenangkan. ( Ibid, Hal
168 )
d. Membaca keras
(Reading Aloud )
Strategi ini dapat membantu peserta
didik dalam berkosentrasi mengajukan pertanyaan dan menggugah diskusi. ( Ibid.
Hal 43 ).
Melihat kelebihan dari strategi
Card Sort tersebut proses pembelajaran di SD siswa mempunyai cara belajar yang
berbeda¬beda. Diantaranya ada siswa yang lebih senang membaca, ada yang lebih
senang berdiskusi dan ada juga yang senang praktek langsung. Sehingga untuk
membantu siswa dalam belajar secara maksimal, kesenangan dalam belajar perlu
diperhatikan, salah satunya dengan menggunakan variasi strategi pembelajaran
yang beragam yang melibatkan indra belajar yang banyak, salah satunya dengan
menggunakan strategi Card Sort.
Strategi pembelajaran Card sort
dipilih karena kita menyadari bahwa didalam pembelajaran kelas yang kurang
produktif dalam pembelajaran sehari-hari kelas selalu diisi dengan ceramah
sementara siswa dituntut menerima dan menghafal, maka dengan strategi ini dapat
menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa menjadi aktif, bukan hanya pasif.
Dalam penelitian ini difokuskan kearah tersebut dengan melakukan proses
pembelajaran dengan strategi pembelajaran Card sort sebagai upaya untuk mengoptimalkan
proses belajar siswa pada pokok bahasan Ulul Azmi.
Berdasarkan hasil observasi dengan
guru siswa kelas 5 SD Negeri ... diperoleh pembelajaran yang monoton, yaitu
masih menggunakan metode ceramah, penugasan sehingga prestasi belajar siswa
selama ini termasuk dalam kategori rendah, masih ada beberapa siswa yang masih
mengikuti remidi karena masih kesulitan dalam menghafal atau menguasai konsep
hal tersebut dikarenakan banyaknya materi dan hampir semua materi penting. Dari
alasan diatas siswa memerlukan suatu startegi khusus dalam mempelajari materi
artinya siswa memerlukan cara belajar aktif dan efektif serta tidak
berbelit-belit sehingga lebih mudah mengingatnya. Salah satu pembelajaran yang
dapat melibatkan kemampuan diri adalah dengan strategi pembelajaran Card sort.
Dengan demikian, strategi atau
media pembelajaran dengan menggunakan card sort sangat tepat sekali untuk
menyelesaikan permasalah guru dalam pembelajaran tentang Ulul Azmi, sebab siswa
tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran.
B. Hipotesis Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka
hipotesis penelitian berbunyi “ Terdapat peningkatan hasil belajaar siswa
melalui penerapan metode Card Sort pada pembelajaran Ulul Azmi siswa kelas 5 SD
Negeri ... Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun ajaran 2014/2015”.
C.CONTOH PTK PAI KELAS 5 SD DENGAN METODE CARD SORT
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas 5
semester 2 dengan jumlah siswa 19 anak yang terdiri dari 13 anak laki-laki dan
6 anak perempuan. Lokasi berada di daerah pesisir pantai cukup dekat dari
Kecamatan Duripoku. Pada umumnya siswa SD Negeri ... memiliki karakteristik
hampir sama yaitu :
- Berada didaerah
pedesaan
- Minat belajar sangat
rendah
- Kesadaran membeli
buku pegangan sangat rendah
Sehingga guru harus memberikan
motifasi dengan cara penggunaan metode-metode yang tepat dalam pebelajaran.
Adapun dipilihnya kelas tersebut
sebagai objek penelitian karena penulis adalah guru pada SD Negeri ... sehingga
memudahkan proses penelitian, kecuali itu juga sesuai dengan makna PTK, bahwa
PTK merupakan perbaikan pembelajaran di lingkungan sendiri guna meningkatkan
hasil belajar siswa (Wardani : 2003). ptk sd kelas 5 doc
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Januari sampai April 2015, dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut :
a. Hari Kamis
tanggal ... Februari 2015 mata pelajaran PAI siklus I, pukul 07.15-09.00.
b. Hari Kamis
tanggal ... Februari 2015 mata pelajaran PAI siklus II, pukul 07.15-09.00.
Adapun jadwal kegiatan secara
lengkap pada tabel berikut :
Tabel 1
Jadwal Kegiatan Penelitian
3. Karakteristik siswa
Keadaan siswa kelas 5 dilaksanakan
di kelas 5 semester 2 dengan jumlah siswa 19 anak yang terdiri dari 13 anak
laki-laki dan 6 anak perempuan. Lokasi berada di daerah pesisir pantai cukup
dekat dari kota Kecamatan Duripoku Sebagian besar kelas 5 kondisi ekonomi
termasuk lemah, hanya sebagian kecil kondisi ekonominya sedang. Ada sebagian
kecil dari siswa yang mampu mengikuti bimbingan belajar pada sore harinya.
Namun demikian siswa kelas 5 tergolong memiliki semangat belajar yang baik.
Terbukti dari presensi setiap harinya jarang yang absen tanpa alasan yang tidak
jelas. Hanya dari sebagian kecil siswa ada yang mungkin kurang perhatian
sehingga masih ada yang tidak mengerjakan tugas PR karena bermain playstation
dan waktunya banyak digunakan untuk nonton tv.
Kegiatan ekstra kurikuler sekolah,
pramuka diikuti semua siswa sedangkan untuk ekstra yang lain sesuai minat
siswa.
Siswa-siswi kelas 5 selalu
menjunjung tinggi kerukunan dan kebersamaan dengan teman-temannya sehingga
terlihat kompak dan jarang terjadi keributan baik di dalam maupun di luar
kelas. Mereka sudah berlatih memiliki solidaritas terhadap teman. Apabila ada
yang sakit segera ditengok dan diberikan bingkisan melalui iuran rutin kas
kelas V yang dibayar setiap hari Sabtu.
4. Tahap Penelitian
Dalam pelaksanakan perbaikan
pembelajaran unatuk meningkatkan efektifitas hasil belajar siswa, maka peneliti
mengembangkan rencana Penelitian Tindakan Kelas (PTK) belajar dengan prosedur
kerja yang dilaksanakan di dalam kelas. Dalam penelitian ini terdiri dari dua
siklus yang masing-masing terdiri aatas perencanaan , perbaikan tindakan,
pengamatan dan refleksi.
Gambar 3.1
5.Metode pengumpulan data
Secara umum metode penelitian
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dan dengan tujuan
tertentu.dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi. Sutrisno
Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks
, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psykologis. Dua
yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila, peneiti berkenaan dengan prilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan bila respoden yang diamati tidak terlalu besar.
Lembar observasi digunakan dengan
teman sejawat untuk mengamati guru pada saat pelaksanaan KBM. Dan digunakan
guru untuk mengamati siswa pada saat KBM (Mas Nur Muslich, 2009 : 240)
6. Metode Analisis
Data
a. Analisis Pendahuluan
Merupakan tahapan untuk memberikan
penilaian terhadap hasil observasi penerapan metode card sort pada pembelajaran
Ulul Azmi pada pra siklus, siklus pertama dan siklus kedua.
b. Analisis Uji
Hipotesis
Data pada analisis ini adalah untuk
menguji kebenaran hipotesis.
c. Analisis Lanjutan
Setelah hasil penelitian diperoleh
maka akan diketahui kebenaran dari hipotesis.
B. Deskripsi Per Siklus
Penelitian Tindakan Kelas ini
dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Pelaksanaan Siklus I
Siklus I dilaksanakan selama 1 kali
pertemuan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Perencanaan umum
Perencanaan merupakan refleksi awal
berdasarkan hasil studi pendahuluan. Adapun tahapan dalam perencanaan ini yaitu
:
a. Membuat rencana
pembelajaran PAI tentang Ulul Azmi dengan menggunakan metode card sort.
b. Pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus I. Download
PTK pai sd doc
c. Menyusun
instrumen penelitian yang berupa lembar observasi. Lembar observasi ini
digunakan oleh teman sejawat sebagai pengamat untuk mengamati pelaksanaan
pembelajaran PAI
2. Prosedur pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah proses penelitian sistematis dan terencana melalui tindakan perbaikan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas adalah :
a. Penulis melakukan
refleksi yang terdiri atas kegiatan identifikasi masalah, menganalisa masalah
dan menelusuri penyebab timbulnya masalah serta merumuskan masalah.
b. Penulis membuat
rencana perbaikan pembelajaran (RPP).
c. Penulis
melaksanakan perbaikan pembelajaran PAI di kelas 5 SD Negeri ... Kecamatan ...
Kabupaten ....
Setelah membuat RPP pada siklus I
disetujui Dosen Pembimbing, penulis minta ijin kepada Kepala SD Negeri ...
untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran. Pada waktu pelaksanaan pembelajaran,
penulis juga minta bantuan teman sejawat, guru SD Negeri ... mengajar PAI. Pada
pelaksanaan perbaikan pembelajaran teman sejawat duduk di belakang untuk
mengamati seluruh kegiatan proses pembelajaran. Untuk kelengkapannya penulis
memberi instrumen : lembar observasi, lembar acuan observasi, lembar penilaian
penampilan pembelajaran dan lembar laporan praktik siklus I dan siklus II.
Setelah pembelajaran selesai penulis dan teman sejawat berdiskusi untuk
menyusun laporan.
Dalam perbaikan pembelajaran PAI
siklus I penulis melakukan aktifitas perbaikan menggunakan strategi
pembelajaran menggunakan metode card sort yang dikombinasi dengan metode yang
bervariasi sehingga pembelajaran berjalan kreatif, aktif dan menyenangkan.
Rencana perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri ...
Kecamatan ... Kabupaten ... memuat beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Siswa bersama
guru mengadakan tanya jawab tentang beberapa tokoh nabi-nabi yang diketahui.
b. Guru membagi
beberapa kelompok, Siswa diperlihatkan beberapa kartu yang menunjukkan beberapa
nabi pilihan (Ulul Azmi) sebagai materi pembelajaran.
c. Setiap peserta
didik diberi potongan kertas yang diberi informasi atau contoh yang tercakup
dalam satu atau lebih kategori. Seperti karakteristik hadist sahih, nouns,
verbs, adverbs, dan preposisi dan bisa juga asmaul husna dan lain-lain.
d. Mintalah peserta
didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu
dengan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan peserta didik menemukannya
sendiri.
e. Peserta didik
dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di
depan kelas.
f. Seiring dengan
presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan point-point penting
terkait materi pelajaran.
g. siswa maju satu
persatu untuk mengambil beberapa nabi kemudian dijodohkan.
h. Guru membagikan
LKS tentang materi Ulul Azmi kepada siswa
i. Siswa berdiskusi
kelompok membahas LKS.
j. Siswa
menyampaikan hasil disuksi melalui wakil kelompok.
k. Siswa dibimbing
guru membahas hasil diskusi kelompok.
l. Guru membuatkan
rangkuman materi sebagai catatan untuk belajar.
3. Pengamatan
Tahap pengamatan dilakukan bersama
dengan tahapan tindakan guru peneliti sebagai penyampai materi. Dalam tahap ini
dilakukan pula pengumpulan data-data. Setiap tindakan yang dilakukan guru dan
siswa akan diamati oleh guru sebagai peneliti dan teman sejawat dengan
menggunakan pedoman pengamatan. Pengamatan juga dilakukan ketika siswa
melaksanakan pengamatan dan kegiatan diskusi kelompok.
Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan
Setelah pelaksanaan pembelajaran
siklus I ditemukan beberapa masalah yang muncul dalam pembelajaran. Untuk itu,
maka perencanaan pembelajaran pada siklus II tetap mengacu pada pelaksanaan
siklus I, adapun perbedaan dari pelaksanaan siklus I adalah peneliti tidak
memperoleh hasil pengamatan yang dapat dijadikan sebagai tindak lanjut kegiatan
di siklus II.
2. Pelaksanaan
Pada siklus II, pelaksanaan perbaikan
pembelajaran PAI berjalan dengan baik dan lancar. Pelaksanaan masing-masing
aktifitas dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Secara klasikal
siswa dan penulis bertanya jawab sesuai dengan materi Ulul Azmi.
b. Secara individu
siswa disuruh bercerita tentang peran Nabi Ulul Azmi sesuai dengankartu yang
diberikan guru.
c. Penulis
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila merasa belum paham
tentang materi yang sedang dipelajari.
d. Secara kelompok
siswa berdiskusi untuk mengerjakan LKS yang
diberikan oleh penulis.
e. Penulis
memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan.
f. Secara kelompok
siswa menyimpulkan hasil diskusi.
g. Siswa dan penulis
membahas hasil diskusi kelompok.
h. Siswa dan penulis
bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian
ini adalah melalui rangkaian tes baik lisan maupun tertulis. Dalam pelaksanaan
penelitian ini melibatkan teman sejawat dari SD Negeri .... Teman sejawat dalam
mengamati proses pembelajaran dilengkapi dengan lembar pengamatan atau lembar
observasi. Contoh
ptk pai sd pdf
Sedangkan tes yang dilaksanakan itu
mengacu pada materi pembelajaran. Tes awal dan tes akhir dijadikan sebagai alat
evaluasi.
Pelaksanaan aktifitas perbaikan
pembelajaran dan laporan praktek PTK yang hasil data pengamatan tercantum dalam
daftar lampiran.
D. Analisis Data
Pada penelitian penulis juga
melakukan analisis data karena analisis data yang diperoleh pada penelitian
memberi arti penting. Sehingga data yang diperoleh dapat digunakan dalam
memecahkan masalah yang ada pada penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan
analisis deskriptif komparatif sebab untuk membandingkan nilai antar siklus dan
indikator kinerja.
Dilakukannya analisis data semenjak
awal sampai akhir penelitian karena hal ini merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan antara tahap pengumpulan dan analisis data, sebagaimana diungkapkan
oleh Sayekti Pujo Suwarno (1995:6). Dalam menganalisis data dapat dilakukan
juga dengan model deskriptif prosentase. Sedangkan data hasil observasi
dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif
kualitatif dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi.
E. Refleksi
Refleksi siklus I
Setelah melaksanakan tindakan dan
pengamatan peneliti kembali mengadakan diskusi dengan teman sejawat dan dosen
pembimbing. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menceritakan para Nabi-nabi Allah (Ulul Azmi). Hasil diskusi menyimpulkan bahwa
perbaikan pembelajaran perlu dilanjutkan pada siklus II karena pembelajaran
belum mencapai yang penulis targetkan.
Refleksi siklus II
Setelah melaksanakan kegiatan
pembelaj aran peneliti mengadakan diskusi dengan teman sejawat dan dosen
pembimbing. Diskusi menitikberatkan pada kekurangan-kekurangan dalam
pembelajaran siklus I. ternyata berdasarkan hasil temuan yang diperoleh,
perbaikan pembelajaran dirasakan sudah cukup sehingga tidak perlu dilanjutkan
siklus III, karena berdasarkan hasil temuan sudah menunjukkan hasil yang baik
sesuai dengan pencapaian yang penulis targetkan.
D.CONTOH PTK PAI SD UNTUK SYARAT KENAIKAN PANGKAT GURU
DAFTAR PUSTAKA
Akhmadi, Abu, Metodologi Mengajar,
Malang: IKIP Malang, 1986.
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam,
Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 1994.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar
Evaluasi, Jakarta : Bina Aksara, 1989.
Darsono, M., et.al., Belajar dan
Pembelajaran, Semarang: IKIP Semarang Press: 2000.
Departemen Pendidikan Nasional,
Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah
Menengah Atas dan Madrasah Aliyah, Jakarta, 2003.
Depdiknas, Kurikulum 2004 Sekolah
Menengah Pertama, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
2003.
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan
Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2002. , Proses Belajar Mengajar, Jakarta:
Gramedia, 1999.
Djamarah, Syaiful Bahri, Strategi
Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Fontana, Tenaga Kependidikan
Profesional, Jakarta: Depdikbud, 1981.
Hadi, Sutrisno, Statistik 2,
Yogyakarta : Andi Offset, 2000.
Hadoyo, Herman, Mengajar Belajar
Matematika, Jakarta: Depdikbud, 1990.
Hasan, Iqbal, Pokok-Pokok Materi
Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Bandung: Ghalia Indonesia, 2002.
Ibrahim, Muslimin, et.al.,
Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA University Press, 2000.
Ismail, Paradigma Pendidikan Islam,
Yogyakarta: Kerjasama Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan Pustaka
Pelajar, 2001.
Min Jati, “SK KD Mapel Agama”,
dalam http ://MIN Janti/Blogspot. Com. Diakses tanggal 10 Pebruari 2011.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan
Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2002.
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis
Kompetensi (Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2003.
Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi,
Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Nata, Abuddin, Managemen Pendidikan
Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada Media,
2003.
Nurhadi, et.al., Pembelajaran
Kontekstual (contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya Dalam KBK,
Surabaya: Univerritas Negeri Malang, 2004.
Parsons, Les, Bullied Teacher Bullied
Student : Guru dan Siswa Yang Terintimisasi, Bandung: Rineka Cipta, 2007.
Permenag No. 02 Tahun 2008, Standar
Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Madrasah, Jakarta: 2008.
Santoso, Urip, Metode Pembelajaran
Dalam SCL (Student Centered Learning), Jurnal, http://www.cintyasantosa.cz.cc/.
Santyasa, I Wayan, Metodologi
Penelitian Tindakan Kelas, Disajikan dalam Workshop tentang Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) bagi Para Guru SMP 2 dan 5 Nusa Penida Klungkung, pada tanggal 30
Nopember s.d 1 Desember 2007 di Nusa Penida.
Sholeh, Munawar, Cita-Cita Realita
Pendidikan (Pemikiran dan Aksi Pendidikan di Indonesia, Depok: Institute for
Public Education, 2007.
Simanjutak, Pengajaran Berhasil,
Jakarta : Rineka Cipta, 1975.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Sudjana, Nana dan A. Rivai, Media
Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001.
, Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2001.
, Cara Belajar Siswa Aktif dalam
Proses BelajarMengajar, Bandung : Sinar Baru, 1988.
, Dasar-dasar dan Proses Belajar
Mengajar, Bandung : Sinar Baru, 1989.
Sugiyono, Metode Penelitian
Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2008.
Suhartono, Suparlan, Filsafat
Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007.
Suyitno, Amin, Petunjuk Praktis
Penelitian Tindakan Kelas untuk Penyusunan Skripsi, Semarang: UNNES, 2005.
Wahyuni, Dwi, Studi Tentang
Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Mengajar, Program Sarjana
Universitas Negeri Malang, 2001.
Terima kasih
telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas CONTOH
PTK PAI SD- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk
memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan
cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya
dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.