CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SD LENGKAP-Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran IPA pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi kegunaan energi listrik dan berpartisipasi dalam penghematannya dalam kehidupan sehari-hari, hanya mencapai 40%. Pada tahun pelajaran 2015/2016 siswa yang bernilai sama dan atau di atas KKM (>65) hanya 8 siswa. Jadi yang tuntas hanya 40% dengan rata-rata nilai sebesar 62,50, rendahnya hasil belajar di SDN 02 ... disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) pandangan siswa yang masih holistik atau global pada obyek tertentu; (2) minat siswa masih sangat rendah; (3) kurangnya media yang tepat dan membuat siswa tertarik pada pembelajaran IPA; (4) guru yang tidak menerapkan Pendekatan pembelajaran yang inovatif, konstruktif, dan terkesan statis; (5) keadaan kelas yang sering kacau karena kenakalan dan sikap usil siswa laki-laki.
Masalah yang dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang mengidentifikasi kegunaan energi listrik dan berpartisipasi dalam penghematannya dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa kelas VI SDN 02 ... Kecamatan ... Kabupaten ... Semester 2 Tahun 2015/2016”. Download ptk ipa sd kelas 6 pdfDari hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar IPA siswa tentang penghematan energi setelah menggunakan model pembelajaran jigsaw. Hal ini nampak pada skor rata-rata yakni pada kondisi pra siklus sebesar 62,5, siklus I naik menjadi 65,5 dan pada siklus II naik lagi menjadi 73.Implikasi penelitian adalah sebagai bahan pertimbangan guru untuk menerapkan model pembelajaran jigsaw pada pembelajaran IPA, sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai sehingga hasil belajar siswa mencapai optimal. Bagi peneliti di bidang pembelajaran dan asesmen, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan pengembangan penelitian lebih lanjut.
Masalah yang dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang mengidentifikasi kegunaan energi listrik dan berpartisipasi dalam penghematannya dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa kelas VI SDN 02 ... Kecamatan ... Kabupaten ... Semester 2 Tahun 2015/2016”. Download ptk ipa sd kelas 6 pdfDari hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar IPA siswa tentang penghematan energi setelah menggunakan model pembelajaran jigsaw. Hal ini nampak pada skor rata-rata yakni pada kondisi pra siklus sebesar 62,5, siklus I naik menjadi 65,5 dan pada siklus II naik lagi menjadi 73.Implikasi penelitian adalah sebagai bahan pertimbangan guru untuk menerapkan model pembelajaran jigsaw pada pembelajaran IPA, sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai sehingga hasil belajar siswa mencapai optimal. Bagi peneliti di bidang pembelajaran dan asesmen, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan pengembangan penelitian lebih lanjut.
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas IPA SD yang diberi judul "Peningkatan Hasil Belajar Ipa
Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Bagi Siswa Kelas Vi Sd Negeri
02 ... Kecamatan ... Kabupaten ... Semester 2 Tahun 2015/2016 ". Disini akan di bahas lengkap.
PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK IPA KELAS 6 SD lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 08172834988 dengan Format PESAN PTK 046 SD).
A.DOWNLOAD LENGKAP PTK IPS SD KELAS 6 WORD
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran IPA diarahkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA maka para ahli mengembangkan berbagai model pembelajaran yang dilandasi pandangan konstruktivisme dari Piaget. Pandangan tersebut berpendapat bahwa dalam proses belajar anak memperoleh banyak pengetahuannya sendiri dan memperoleh banyak pengetahuan di luar sekolah (Dahar dalam Nano Sutarno, 2007: 8,11). Oleh karena itu, setiap siswa akan membawa konsepsi awal mereka yang diperoleh selama berinteraksi dengan lingkungan dalam kegiatan pembelajaran. Implikasi dari pandangan konstruktivisme di sekolah ialah pengetahuan itu dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa. Namun secara aktif dibangun oleh siswa melalui pengalaman nyata.
Hasil survei yang telah dilakukan, menunjukkan nilai rata-rata kelas untuk materi IPA hanya mencapai 60 % Pada tahun ajaran 2015/2016 siswa yang bernilai sama dan atau di atas KKM (~65) hanya 8 siswa. Jadi yang tuntas hanya 40 % dengan rata-rata nilai sebesar 62,5 Rendahnya hasil belajar di SDN 02 ... disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) pandangan siswa yang masih holistik atau global pada obyek tertentu; (2) minat siswa masih sangat rendah; (3) kurangnya media yang tepat dan membuat siswa tertarik pada pembelajaran IPA; (4) guru yang tidak menerapkan model pembelajaran yang inovatif, konstruktif, dan terkesan statis; (5) keadaan kelas yang sering kacau karena jumlahnya banyak didominasi siswa laki-laki. Kondisi ini merupakan masalah yang perlu dicarikan pemecahannya. Download ptk sd kelas 6 doc
Salah satu langkah awal yang perlu dipersiapkan dalam usaha mensukseskan pembelajaran adalah dengan menentukan metode pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa. Model Pembelajaran Jigsaw adalah model pembelajaran dimana siswa diajak untuk dapat berfikir kritis dan mencari solusi untk dapat emecahkan masalah yang dihadapi. Untuk itu, guru hendaknya berupaya melakukan perubahan pembelajaran dengan mengaktifkan siswa agar hasil belajar siswa menjadi meningkat. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Jigsaw Bagi Siswa Kelas VI SDN 02 ... Kecamatan ... Kabupaten ... Semester 2 Tahun 2015/2016 “.
1.2. Identifikasi Masalah
Masalah yang diteliti, nilai ulangan kenyataan (kondisi awal)-nya masih rendah, harapan (kondisi akhir)-nya meningkat; Masalah peneliti, kondisi awal pembelajarannya belum menggunakan model pembelajaran Jigsaw, harapan (kondisi akhir)-nya menggunakan model pembelajaran Jigsaw.
Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani melalui PTK itu dijabarkan secara lebih rinci dalam bagian ini. Masalah hendaknya benar-benar di angkat dari masalah keseharian di sekolah yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya permasalahan yang dimaksud seyogyanya bukan permasalahan yang secara teknis metodologis di luar jangkauan PTK. Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti dengan refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang perlu di tangani itu nampak menjadi perumusan masalah.
Permasalahan yang dapat diindentifikasi terkait dengan pembelajaran IPA bagi siswa kelas VI SD Negeri 02 ... adalah:
1. 40 % dari 18 siswa kelas VI SDN 02 ... belum dapat mencapai KKM (< 65) yang ditetapkan.
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran hanya diam saja, dan tidak dilibatkan dalam pembelajaran. Bahkan siswa cenderung mengantuk. Siswa terlihat pasif.
3. Dalam pembelajaran IPA, siswa belum pernah diajak untuk dapat berfikir kritis dan mencari solusi untk dapat emecahkan masalah yang dihadapi.
4. Dalam pembelajaran di kelas, guru hanya mengacu kepada banyaknya materi yang diberikan siswa, sehingga guru menyampaikan materi dengan metode ceramah terus. Keadaan inilah yang menjadikan siswa jenuh, tidak terdorong untuk terlibat berpikir. Siswa menjadi tidak kreatif apabila menghadapi permasalahan yang ada. Siswa menjadi diam saja, ketika harus menyampaikan pendapat. Tragisnya kondisi ini tidak pernah terjadi, karena memang guru mendominasi situasi pembelajaran. Pembelajaran lebih berpusat pada guru.
5. Guru tidak pernah membuat variasi dalam pembelajaran, misalnya pembelajaran dilakukan dengan cara membongkar gambar, merangkai gambar dan menuliskannya kembali bagian-bagian gambar. Pembelajaran yang terjadi monoton dengan ceramah saja.
1.3. Cara Pemecahan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis berupaya untuk bisa merubah kegiatan pembelajaran dengan cara meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran Jigsaw.
Karena dengan model pembelajaran Jigsaw siswa diajak untuk dapat berfikir kritis dan mencari solusi untk dapat emecahkan masalah yang dihadapi.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas VI SDN 02 ... Kecamatan ... Kabupaten ... Semester 2 Tahun 2015/2016?
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang dirumuskan dalam penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi penghematan energi listrik dapat dilakukan melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw bagi siswa kelas VI SDN 02 ... Kecamatan ... Kabupaten ... Semester II Tahun 2015/2016.
Manfaat Penelitian
1.5.1. Bagi Siswa
Siswa akan senang belajar IPA dengan cara yang sesuai perkembangan daya nalarnya, meningkatkan kreativitas, meningkatkan pemahaman konsep, karena siswa diajak untuk dapat berfikir kritis dan mencari solusi untuk dapat emecahkan masalah yang dihadapi, sehingga hasil belajarnya meningkat dan siswa terhindar dari rasa bosan. Download ptk ipa sd kelas 6 pdf
1.5.2. Bagi Guru
Memberi alternatif pada guru dalam memilih model pembelajaran IPA yang tepat, dan dapat memberi pengalaman guru untuk menerapkan model pembelajaran yang tepat, supaya terwujud pembelajaran yang menyenangkan.
1.5.3. Bagi Sekolah
Bahan pertimbangan bagi sekolah untuk memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw.
1.5.4. Bagi Peneliti
Sebagai masukan bagi peneliti lain untuk mengembangkan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan tentang pelaksanaan model pembelajaran Jigsaw.
B.CONTOH TERBARU DAN LENGKAP PTK IPA SD KELAS 6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pembelajaran IPA
a. Latar Belakang Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan haanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip¬prinsip saja tetap juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didk untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusa melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran yang diarahkan pada pengalaman belajar bagi siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Download ptk sd kelas 6 doc
b. Tujuan
Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
( Depdiknas: 2011)
c Ruang Lingkup
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bumi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
d Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Pencapaian tujuan IPA dapat dimiliki oleh kemampuan peserta didik yang standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar minium yang secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Secara rinci SK dan KD untuk mata pelajaran IPA yang diitujukan bagi bagi siswa kelas VI SD disajikan melalui tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1
(Permendiknas No. 22 Tahun 2006)
2.1.2 Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22). Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Chatarina, dkk, 2004:4). Perolehan aspek-aspek perilaku tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana 1999:3). Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Secara keseluruhan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa, setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Contoh ptk sd kelas 6 pdf
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti kemampuan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpson (Anni 2005: 9) meliputi persepsi (perseption), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex overt response), penyesuaian (adaptation), dan kreativitas (creativity).
Hasil belajar digunakan oleh guru untuk menjadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Ukuran hasil belajar diperoleh dari aktivitas pengukuran. Secara sederhana, pengukuran diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda. Pengukuran adalah penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu (Allen dan Yen, 1979). Untuk menetapkan angka dalam pengukuran, perlu sebuah alat ukur yang disebut dengan instrumen. Dalam dunia pendidikan instrumen yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan siswa seperti tes, lembar observasi, panduan wawancara, skala sikap dan angket.
1. Tes Tes bisa terdiri atas tes lisan (menuntut jawaban secara lisan), tes tulisan (menuntut jawaban secara tulisan), dan tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan). Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk (a) objektif, ada juga yang disusun dalam bentuk (b) esai atau uraian.
2. Bukan tes (nontes). Bukan tes sebagai alat penilaian mencakup observasi atau pengamatan, angket, kuesioner, interviews (wawancara), skala penilaian, sosiometri, studi kasus, work sample analysis (analisa sampel kerja), task analysis (analisis tugas), checklists dan rating scales dan portofolio
2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
a. Pengertian
Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan (Lie, A., 1994).
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh oleh guru, melainkan bisa juga di pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu teman. Jadi keberhasilan belajar dalam pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan itu akan baik bila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok kecil yang terstruktur dengan baik.
Jigsaw merupakan model pertukaran kelompok dengan kelompok namun ada perbedaan penting yakni setiap siswa mengajarkan sesuatu pada siswa yang lain. Tiap siswa mempelajari satu bagaian materi pelajaran , yang bila digabungkan dengan materi yang dipelajari siswa lain membentuk pengetahuan atau keterampilan yang padu.
b. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Menurut Arends (1997) keunggulan kooperatif tipe jigsaw adalah:
1. Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
2. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Download ptk ipa sd kelas 6 pdf
3. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Para anggota dari kelompok-kelompok yang berbeda, tetapi mempunyai topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka, kemudian siswa-siswa itu kembali pada kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Guru harus mengetahui latar belakang siswa agar tercipta suasana yang baik bagi setiap angota kelompok. Disini, peran guru adalah mefasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Para kelompok ahli harus mampu untuk membagi pengetahuan yang di dapatkan saat melakuakn diskusi di kelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima oleh setiap anggota pada kelompok asal. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggung jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan.
c. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw
Langkah-langkah penerapan model jigsaw menurut Arends (1997) antara lain adalah :
1. Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli. Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok ini disebut kelompok jigsaw. Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari 20 siswa akan terdapat 4 kelompok ahli yang beranggotakan 5 siswa dan 4 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.
2. Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
3. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
4. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran. Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penjelasan dari langkah¬langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di atas adalah :
1. Persiapan
Membuat bahan ajar
Bahan ajar pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara berkelompok sebelum menyajikan materi pembelajaran dibuat lembar ahli yang akan dipelajari oleh peserta didik dalam kelompok kooperatif.
2. Tahap pembelajaran
Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPA untuk mengetahui pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa maka dapat ditempuh dengan tahapan-tahapan berikut ini :
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa.
b) Guru menjelaskan pada siswa bahwa akan menerapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw, para siswa harus mengetahui dengan tepat tat aturan penerapan model pembeljaran kooperatif tipe jigsaw ini.
c) Guru membentuk kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 siswa yang heterogen yang disebut dengan kelompk asal. Contoh proposal ptk ipa sd word
d) Guru melakukan pembagian materi yang harus dipelajari pada masing-masing siswa dalam kelompok asal (A1, A2,A3,A4 ; B1, B2, B3, B3, dst)
e) Guru meminta siswa yang memiliki materi yang sama untuk membentuk kelompok yang disebut dengan kelompok ahli. Posisi tempat duduk harus diatur sehingga siswa dapat saling bertatap muka.
f) Setelah selesai diskusi, guru meminta siswa yang bekerja dalam kelompok ahli
untuk kembali ke kelompok awal masing-masing yaitu kelompok asal.
g) Masing-masing siswa bergantian mengajarkan teman dalam kelompok asal tentang materi pelajaran yang dipelajari atau didiskusikan dalam kelompok ahli tadi.
h) Siswa bersama guru menyamakan persepsi dan merangkum materi yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut.
i) Guru mengadakan kuis secara individual.
j) Guru memberikan penghargaan pada kelompokyang mendapatkan skor kuis tertinggi yang berupa pujian dan tepuk tangan dari semua siswa.
2.2 Kerangka Berpikir
Segala aktivitas memerlukan motivasi agar apa yang dikerjakan mencapai tujuan yang diinginkan. Demikan juga dalam proses pembelajaran di sekolah, setiap siswa diharapkan mempunyai motivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar dalam semua mata pelajaran. Hal ini bertujuan untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan oleh kurikulum yang berlaku.
Model pembelajaran kooperatif jigsaw adalah model pembelajaran yang memfokuskan hampir semua kegiatan pembelajaran pada siswa. Siswa dituntut untuk bisa bertanggung jawab atas apa yang dipelajarinya bersama teman-temannya dalam satu kelompok. Siswa dituntut untuk aktif mengikuti proses pembelajaran dan mengerti materi yang akan dipelajari. Pembelajaran ini membagi siswa dalam 1 kelas menjadi kelompok asal dan kelompok ahli,melakukan diskusi, presentasi,kuis, kemudian pemberian penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan skor tertinggi. Dengan model pembelajaran seperti ini diharapkan dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran IPA, sehingga tujuan pembelajaran IPA dapat tercapai. Uraian diatas dapat digambarkan dengan bagan di bawah ini :
Gambar.2. 1
Gambar Alur Pikir Model Pembelajaran Jigsaw dan Peningkatan Hasil Belajar
2.3 Hipotesis Tindakan
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar bagi siswa Kelas VI SD Negeri 02 ... Kecamatan ... Kabupaten ... Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016. Pada materi penghematan energi listrik.
C.DOWNLOAD PROPOSAL PTK IPA SD KELAS 6 LENGKAP
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran IPA yang dilaksanakan pada siswa kelas VI SDN 02 ... Kecamatan ... Kabupaten ... pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016.
SDN 02 ... berdasarkan lokasi termasuk wilayah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan ... Kabupaten ... . Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI sebanyak 18 siswa. Kondisi sosial ekonomi orang tua/wali siswa sangat beragam, ada yang sangat mampu, ada yang cukup tetapi tidak sedikit yang ekonomi orang tua/wali siswa sangat lemah. Pekerjaan orang tua/wali siswa ada yang pegawai, pengusaha, sampai buruh pabrik, banyak juga yang tani. Bahkan tidak sedikit pula yang hanya buruh tani. Tidak semua wali siswa peduli terhadap pendidikan. Ada beberapa prestasi yang diraih oleh siswa SDN 02 ... Kecamatan ... Kabupaten ... terutama di tingkat kecamatan baik di bidang akademik maupun non akademik.
3.2. Variabel yang Akan Diteliti
1. Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu pembelajaran IPA tentang Penghematan energi yang menggunakan langkah-langkah:
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa. Download ptk sd kelas 6 doc
b. Guru menjelaskan pada siswa bahwa akan menerapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw, para siswa harus mengetahui dengan tepat tat aturan penerapan model pembeljaran kooperatif tipe jigsaw ini.
c. Guru membentuk kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 siswa yang heterogen yang disebut dengan kelompk asal.
d. Guru melakukan pembagian materi yang harus dipelajari pada masing-masing siswa dalam kelompok asal (A1, A2,A3,A4 ; B1, B2, B3, B3, dst)
e. Guru meminta siswa yang memiliki materi yang sama untuk membentuk kelompok yang disebut dengan kelompok ahli. Posisi tempat duduk harus diatur sehingga siswa dapat saling bertatap muka.
f. Setelah selesai diskusi, guru meminta siswa yang bekerja dalam kelompok ahli untuk kembali ke kelompok awal masing-masing yaitu kelompok asal.
g. Masing-masing siswa bergantian mengajarkan teman dalam kelompok asal tentang materi pelajaran yang dipelajari atau didiskusikan dalam kelompok ahli tadi.
h. Siswa bersama guru menyamakan persepsi dan merangkum materi yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut.
i. Guru mengadakan kuis secara individual.
j. Guru memberikan penghargaan pada kelompokyang mendapatkan skor kuis tertinggi yang berupa pujian dan tepuk tangan dari semua siswa.
2. Dengan menggunakan model pembelajaran diharapkan hasil belajar siswa pada materi penghematan energi dapat meningkat, dan peningkatan hasil belajar akan dapat diketahui melalui hasil observasi dan tes formatif.
3.3. Rencana Tindakan
Rancangan penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral, yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, R melalui siklus yang terdiri dari 3 tahap yakni rencana tindakan, tindakan dan observasi, dan refleksi. Adapun gambar model spiralnya ditunjukkan melalui gambar 3.1.
Gambar 3.1 PTK Model Spiral dari Kemmis S. dan Mc.Taggart, R.
1. Rancangan penelitian tersebut bila digambarkan adalah sebagai berikut: Perencanaan I
2. Implementasi Tindakan dan Observasi I
3. Refleksi I
4. Rencana II
5. Implementasi Tindakan dan Observasi II
6. Refleksi II
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart, R.
1. Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang Penghematan energi listrik, dengan media gambar alat listrik, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal (lihat lampiran II s/d IV), serta lembar observasi pelaksanaan RPP (lampiran I). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk empat kali pertemuan dalam 4 jam. Contoh ptk sd kelas 6 pdf
2. Implementasi Tindakan dan Observasi I
Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran di kelas. Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh penulis dibantu rekan sejawat di sekolah penulis dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
3. Refleksi I
Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada Siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan¬hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada Siklus II. Siklus II akan dilaksanakan jika Siklus I belum tuntas.
4. Perencanaan Tindakan II
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sama dengan Siklus I yaitu penyusunan perangkat pembelajaran meliputi RPP, Lembar Penilaian, media dan alat peraga serta lembar observasi. RPP dalam siklus ini dibuat untuk dua kali 4 jam pelajaran.
Namun dalam Siklus II ini perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada Siklus I. Tindakan pada Siklus II ini disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada Siklus I atau dapat meningkatkan keterampilan yang diinginkan.
5. Implementasi Tindakan dan Observasi II
Kegiatan pada tahap ini adalah menerapkan RPP yang telah disusun. Dalam kegiatan ini dilakukan oleh penulis dibantu rekan sejawat di sekolah penulis dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
6. Refleksi
Refleksi dalam Siklus II ini dilakukan sama seperti refleksi pada Siklus I.
3.4. Data dan Cara Pengumpulannya
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan siswa dan guru; dan data kuantitatif adalah data yang diperoleh langsung dari skor yang diperoleh dari tes formatif dan rubrik penilaian unjuk kerja.
Model pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian tindakan ini adalah model tes dan non tes yang berupa unjuk kerja. Download ptk ipa sd kelas 6 pdf
Instrumen penelitian adalah butir-butir soal dan lembar observasi unjuk kerja serta lembar observasi implementasi RPP. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian disajikan dalam tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1.
Kisi-kisi butir soal IPA
Sekolah : SDN ........... Jumlah soal : 10
Kelas : VI Bentuk soal/tes : Isian
Mapel : IPA Pengajar/guru : Dalimin
Waktu : 70 menit Pengembang : Dalimin
Kolom proses berfikir dan tingkat kesukaran soal diisi dengan
Catatan : jumlah soal
3.5. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah terjadinya kenaikan hasil belajar yang ditunjukkan adanya kenaikan skor hasil belajar siswa. Target KKM IPA > 65 dan dicapai oleh minimal 75% dari seluruh siswa yang ada, dengan skor rata-rata 70.
3.6. Model Analisis Data
Model analisis data yang digunakan model statistik sederhana yakni model diskriptif komparatif yakni model statistic dengan membandingkan skor antar siklus, mean, skor minimal, maksimal dan persentase.
D.CONTOH PTK IPA SD DENGAN METODE JIGSAW TERBARU
DAFTAR PUSTAKA
Anu, A. 2004. Korelasi Antara Minat Belajar Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa SMA N 1 Pabelan Kabupaten Semarang. Tesis.(tidak diterbitkan). Program Studi Manajemen Pendidikan. Program Pasca Sarjana. UKSW. Salatiga.
februari 2010. 16.00)
Arikunto, Suharsini.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Standar Nasional. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi (Model-model Pen gajaran Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam). Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dimyati, dkk. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Erman, Suherman. 1993. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka. Depdikbud.
Fafo A. 2005. Hubungan Antara Gaya Belajar Dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar IPA Siswa kelas II SMAN I Amanuban tengah Tahun Pelajaran 2004-2005. Tesis (Tidak Diterbitkan). Program Studi manajemen Pendidikan. Pasca Sarjana. UKSW. Salatiga.
Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Koperatif. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.
.1999. Permotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.
Prayitno, E. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: epartemen Pendidikan dan kebudayaan.
Saifruddin, Azwar. 2008. Pen yusunan Skala Psikologi. Jogjakarta: Pustaka Belajar.
Santoso, Singgih.2003. Men gatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS versi 11.5, Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Slameto. 1986. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Salatiga. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Kristen satya Wacana.
2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 1987. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sugiyono. 2007. Metode Penenlitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta
Wahyuningsih. 2009. Hubungan Minat Belajar Den gan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Di Gugus Lubung Geni Kecamatan Wadaslintang Kabupaten Wonosobo.
Wijayanti, Y. 2004. Perbedaan harga diri Siswa Ditinjau Dari Motivasi Belajar Instrinsik dan Motivasi Belajar Ekstrinsik Siswa Kelas II SL TP N 4 Salatiga Tahun Pelajaran 2003-2004. Tesis (Tidak diterbitkan) Program Studi Bimbingan dan Konseling. FKIP. UKSW. Salatiga.
Gurubangkit, 2009. Pen garuh Pembelajaran Kooperatif Terhadap Motivasi Belajar Siswa Ibdi ,2009.Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas III di SDN Petaonan 2 Kecamatan Socah Kabupaten Ban gkalan tahun pelajaran 2007/2008
Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto
Blog yang membahas CONTOH PTK IPA SD TERBARU- ini dapat membantu Anda
dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi
vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk
halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda
sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas
bantuannya.