Rabu, 13 Juni 2018

CONTOH PTK AGAMA KRISTEN SD KELAS V LENGKAP

CONTOH  PTK AGAMA KRISTEN SD KELAS V LENGKAP-Penerapan metode pembelajaran reading guide untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen pokok bahasan manusia sebagai mahkota ciptaan Allah kelas V SDN 7 ... tahun pelajaran 2016/2017 .Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDN 7 ... tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah 8  peserta didik, yang terdiri dari 7 peserta didik laki-laki dan 1 peserta didik perempuan.Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap dari setiap siklusnya, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran Reading Guide. Indikator hasil belajar pada penelitian ini berupa tercapainya ketuntasan belajar secara individu maupun klas kal. Adapun pengumpul an datanya dilakukan dengan metode: dokumentasi, observasi dan tes prestasi (achievement test). Data hasil pengamatan tes prestasi (achievement test) atau ni lai evaluasi di olah dengan statistik deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian keberhasilan tiap siklus. ptk agama kristen gratis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Penerapan metode pembelajaran Reading Guide dalam penelitian ini menggabungkan dengan metode cerita. Penyampaian materi manusia sebagai mahkota ciptaan Allah dengan menggunakan metode pembelajaran Reading Guide, yaitu dengan memberikan sebuah cerita dan lembar pertanyaan. Dengan menggabungkan metode pembelajaran Reading Guide dengan metode cerita, dapat membuat peserta didik lebih termotivasi dan bersemangat sehi ngga aktivitas dan hasil belajar peserta didik dapat meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan perolehan aktivitas peserta didik, yaitu pada siklus I aktivitas peserta didik adalah 62,05% mengalami peningkatan pada siklus II yaitu 74,15%. 2). Hasil belajar Pendidikan Agama Kristen peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran Reading Guide mengalami peningkatan, khususnya pada materi pokok manusia sebagai mahkota ciptaan Allah. Pra siklus di peroleh nilai rata-rata 68,08 dengan ketuntasan belajar 58,3%. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 69,29 dengan ketuntasan belajar 70,83%. Dan meningkat menjadi 71,62 dengan ketuntasan 87,5%. Sehingga bisa disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dari pra siklus ke siklus I kemudian ke siklus II dan tidak perlu dilakukan siklus III.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas AGAMA KRISTEN SD yang diberi judul " Penerapan Metode Pembelajaran Reading Guide Untuk  Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Pokok Bahasan Manusia Sebagai Mahkota Ciptaan Allah  Kelas V Semester I Sdn 7 ...  Tahun Pelajaran 2016/2017 ". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK AGAMA KRISTEN SD KELAS V lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 08172-834-988 dengan Format PESAN PTK  044 SD).

A.CONTOH TERBARU PTK AGAMA KRISTEN SD DENGAN METODE READING GUIDE 

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, pada Bab II pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrati serta bertanggung jawab.

Tujuan umum Pendidikan Agama Kristen adalah meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang Agama Kristen, sehingga menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan, berperangai mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dari hasil observasi, guru masih berfungsi sebagai satu-satunya sumber informasi pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dan menjadikan peserta didik hanya datang, duduk, diam, dengar, catat dan hafal. Sehingga proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen menjadi monoton dan tidak menarik bagi peserta didik. Melihat keadaan proses pembelajaran tersebut, mengakibatkan hasil belajar peserta didik masih rendah. Karena apa yang disampaikan oleh guru tidak sampai pada peserta didik. Download PTK agama kristen sd

Tujuan setiap proses belajar mengajar adalah diperbaikinya hasil belajar yang optimal. Hal ini akan dicapai apabila peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun emosi. Proses pembelajaran komponen utamanya adalah guru dan siswa. Proses pembelajaran berhasil, guru harus membimbing siswa sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengembangkan pengetahuan sesuai dengan struktur pengetahuan mata pelajaran yang di pelajari. Di samping guru memahami sepenuhnya materi yang diajarkan, guru juga dituntut mengetahui secara tepat posisi pengetahuan siswa pada awal mengikuti pelajaran.
Dalam rangka meningkatkan hasil belajar dan untuk mempermudah pemahaman pembelajaran Pendidikan Agama Kristen pokok bahasan Manusia sebagai mahkota ciptaan Allah, maka di perlukan cara yang tepat agar peserta didik lebih mudah memahami pokok bahasan tersebut. Sehingga hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan.
Salah satu upaya yang akan di tawarkan oleh peneliti untuk meningkatkan perhatian peserta didik dan kualitas pengajaran guru tersebut adalah metode pembelajaran Reading Guide. Dengan metode pembelajaran Reading Guide ini diharapkan dapat tercipta pembelajaran yang kondusif. Metode pembelajaran Reading Guide ini bertujuan untuk memudahkan peserta didik lebih terfokus dan memudahkan peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sehingga hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan.

Pada pembelajaran Reading Guide ini setiap peserta didik mendapatkan bacaan, yang mana bacaan tersebut membimbing jawaban pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Dengan diberi bacaan kepada setiap peserta didik diharapkan dapat berkonsentrasi dalam proses pembelajaran. Konsentrasi berarti memusatkan perhatian kepada situasi belajar tertentu. Menghimpun dan mencurahkan segenap daya mental untuk mempelajari sesuatu berarti merupakan belajar yang sebenarnya. Makin kuat konsentrasi, makin efektiflah belajar itu.
Berangkat dari pokok permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Penerapan Metode Pembelajaran Reading Guide untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Pokok Bahasan Manusia sebagai mahkota ciptaan Allah Kelas V SDN 7 ... tahun pelajaran 2016/2017”.

B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah - pahaman dalam memahami judul tersebut dan demi menghindari dari bermacam-macam penafsiran Penelitian yang berjudul ”Penerapan Metode Pembelajaran Reading Guide untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Pokok Bahasan Manusia sebagai mahkota ciptaan Allah Kelas V SDN 7 ... tahun pelajaran 2016/2017”.
1. Penerapan
Menurut Kamus Umum bahasa Indonesia, penerapan artinya pengenaan atau perihal mempraktekkan.
2. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemi ki an rupa sehi ngga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik.
3. Reading Guide
Reading Guide (penuntun bacaan) merupakan salah satu strategi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang di dalamnya guru memberikan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisi yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Seluruh peserta didik mempelajari bahan bacaan tersebut dengan menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Kemudian guru membahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawaban kepada peserta didik. Pada akhir pembelajaran guru memberi penjelasan secukupnya. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tinjak lanjut.
Tujuan dari penerapan strategi ini adalah membantu peserta didik lebih mudah dan terfokus dalam memahami suatu materi pokok.

4. Meningkatkan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia meningkatkan artinya menaikkan atau menambahkan yaitu yang asalnya tidak tahu menjadi tahu.
5. Hasil Belajar
Belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pri badi seutuhnya. Belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, minat, watak dan penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut organisme dan tingkah laku pribadi seseorang.
Hasil belajar merupakan suatu kapabilitas (kemampuan) berupa keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai seseorang setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Jadi dengan kata lain hasil belajar merupakan hasil yang di peroleh peserta didik melalui usaha (pengalaman dan latihan) dalam mempelajari pokok bahasan tertentu yang dialami atau dirancang.
6. Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peserta didik Kelas V SDN 7 ... tahun pelajaran 2016/2017”.
7. Pendidikan Agama Kristen ( Pendidikan Agama Kristen )
Pendidikan Agama Kristen adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, mengahayati dan mengamalkan agama Kristen melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan.
Pendidikan Agama Kristen di sini merupakan bidang studi yang diajarkan di SDN 7 ... kelas V yang memuat beberapa aspek.

C. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang di atas maka yang menjadi inti permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran reading guide pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen pokok bahasan Manusia sebagai mahkota ciptaan Allah kelas V di SDN 7 ...?
2. Apakah penerapan metode pembelajaran reading guide dapat meningkatkan Keaktifan peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen pokok bahasan Manusia sebagai mahkota ciptaan Allah kelas V di SDN 7 ...? Contoh PTK agama kristen pdf
3. Apakah penerapan metode pembelajaran reading guide dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen pokok bahasan Manusia sebagai mahkota ciptaan Allah kelas V di SDN 7 ...?

D. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian 
1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini diharapkan dapat:
a. Menerapkan Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen pokok bahasan Manusia sebagai mahkota ciptaan Allah dengan metode pembelajaran reading guide.
b. Meningkatkan Keaktifan peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen pokok bahasan Manusia sebagai mahkota ciptaan Allah dengan metode pembelajaran reading guide.
c. untuk mengetahui apakah penerapan metode pembelajaran reading guide dapat meni ngkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen pokok bahasan Manusia sebagai mahkota ciptaan Allah kelas V di SDN 7 ...
2. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini dapat memberi manfaat antara lain:
a. Bagi Peserta didik
1) Dengan menerapkan metode pembelajaran reading guide ini diharapkan dapat memudahkan dan memahami pelajaran yang disampaikan guru.
2) Dengan menerapkan metode pembelajaran reading guide diharapkan juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
b. Bagi Guru
Dapat memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
c. Bagi Sekolah
Dapat dijadikan bahan kajian bersama agar dapat meningkatkan kualitas sekolah.
d. Bagi Peneliti
1) Menambah pengalaman secara langsung bagaimana penggunaan metode pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
2) Memberi bekal sebagai guru Pendidikan Agama Kristen agar siap melakukan tugas di lapangan sesuai kebutuhan lapangan.

B.CONTOH  PTK AGAMA KRISTEN SD KELAS V WORD

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Metode Pembelajaran Reading Guide
a. Pengertian Metode Pembelajaran Reading Guide
Ditinjau dari segi etimologi (bahasa), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka methode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tuj uan.
Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan peserta didik dalam belajar bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan , ketrampilan dan sikap.
Metode Reading Guide adalah metode yang memandu peserta didik untuk membaca panduan yang disiapkan oleh guru sesuai dengan materi yang akan diajarkan dengan waktu yang sudah ditentukan, disisi lain guru juga akan memberi pertanyaan yang membahas seputar materi yang telah dibaca peserta didik.

Dengan metode pembelajaran Reading Guide ini diharapkan dapat tercipta pembelajaran yang kondusif. Metode pembelajaran Reading Guide ini bertujuan untuk membantu peserta didik lebih terfokus dan mudah dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Download PTK agama kristen lengkap Melihat dari faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar, salah satunya adalah perhatian peserta didik dalam pembelajaran, maka di sini penulis menawarkan metode pembelajaran Reading Guide untuk memfokuskan perhatian peserta didik supaya dapat berkonsentrasi penuh dan mudah memahami pelajaran yang di sampaikan oleh guru. Konsentrasi berarti memusatkan perhatian kepada situasi belajar tertentu. Menghimpun dan mencurahkan segenap daya mental untuk mempelajari sesuatu berarti merupakan belajar yang sebenarnya. Makin kuat konsentrasi, makin efektiflah belajar itu. Dengan konsentrasi dan pemahaman peserta didik maka prestasi belajar akan meningkat.

b. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Reading Guide 
Langkah-langkah penerapan metode pembelajaran Reading Guide sebagai berikut :
a. Guru menentukan bacaan yang akan dipelajari oleh peserta didik.
b. Guru membuat pertanyaan-pertanyaan yang dapat diisi oleh peserta didik dari bahan bacaan yang telah dipilih tadi.
c. Guru membagi bahan bacaan dengan pertanyaan kepada peserta didik
d. Guru memerintahkan peserta didik untuk mempelajari bahan bacaan tersebut dengan menggunakan pertanyaan yang ada. Guru juga membatasi aktivitas tersebut sehingga tidak menghabiskan waktu yang berlebihan
e. Guru membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan menanyakan jawaban kepada peserta didik
f. Pada akhir pembelajaran guru memberi ulasan atau penjelasan secukupnya.
g. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.

2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya. Menurut beberapa tokoh ahli pendidikan mengartikan belajar sebagai berikut:
a. Drs. Slameto juga merumuskan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperol eh suatu perubahan ti ngkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
b. Belajar menurut Winkel sebagaimana yang dikutip oleh Purwanto adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
c. Cronbach, sebagaimana dikutip oleh Sardiman mengatakan: learning is shown by a change in behavior as a result of experience, belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai dampak dari pengalaman sebel umnya.

Dari pendapat-pendapat diatas, belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan meli batkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang setelah ia menerima pengalaman. Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan efektif. Keefektifan pembelajaran tampak pada kemampuan peserta didik mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dari segi guru, penilaian hasil belajar akan memberikan gambaran mengenai keefektifan mengajarnya, apakah model dan media yang digunakan mampu membantu peserta didik mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. 

b. Aspek-aspek hasil belajar
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas mengenai hasil belajar dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar mencakup tiga aspek antara lain: ranah kognitif, ranah afektif (sikap dan nilai), dan ranah psikomotorik.
a. Ranah kognitif
Ranah kognitif membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Pada tingkat pengetahuan (knowledge), peserta didik dituntut untuk mampu mengi ngat (recall) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya. Hasil belajar berupa pemahaman menuntut peserta didik mampu menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri tentang sesuatu yang di baca atau di dengarnya. Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus bisa disebut juga penerapan abstraksi (ide, petunjuk khusus, teori) dalam situasi baru. Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya atau susunannya. 
Materi Pendidikan Agama Kristen, standar kompetensi yang harus di capai oleh peserta didik adalah menyebutkan wujud tindakan manusia yang dapat menunjukkan pemahaman dan pengakuan keberadaan Allah dan Manusia serta menjelaskan kemahakuasaan Allah yang menyebabkan manusia dapat bergantung sepenuhnya pada Allah. Contoh PTK agama kristen sd terbaru
Segi kognitif memiliki enam taraf, meli puti pengetahuan (taraf yang paling rendah) sampai evaluasi (taraf yang paling tinggi).

1) Pengetahuan (knowledge)
Ciri utama taraf ini adalah ingatan. Untuk memperoleh dan menguasai pengetahuan dengan baik, peserta didik perlu mengingat dan menghafal. Tipe hasil belajar ini berada pada taraf yang paling rendah jika di bandingkan dengan tipe hasil belajar lainnya. Meskipun demikian, tipe hasil belajar ini merupakan prasyarat untuk menguasai dan mempelajari tipe hasil bela jar lain yang lebih tinggi. Misal, peserta didik yang ingin menguasai kecakapan shalat, harus lebih dahulu hafal bacaan-bacaan shalat.
2) Pemahaman (comprehension)
Pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari pengetahuan yang sekedar bersifat hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna dari sesuatu konsep. Oleh sebab itu, diperlukan adanya hubungan antar konsep dan makna yang ada di d alamnya.
3) Penerapan (aplikasi)
Aplik asi adalah kesanggupan menerapkan abstraksi dalam suatu situasi konkret. Abstraksi dapat berupa prosedur, konsep, ide, rumus, hukum, prinsip, dan teori.
4) Analisis
Analisis adalah kesanggupan mengurai suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti, sehingga hirarki nya menjadi jelas. Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks, yang memanfaatkan tipe hasil belajar sebelumnya, yakni pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Analisis sangat diperlukan bagi para pelajar sekolah menengah apalagi di Perguruan Tinggi.
5) Sintesis
Sintesis adalah lawan analisis. Kalau analisis menekankan kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi unsur-unsur yang bermakna, maka sintesis menekankan kesanggupan menyatukan unsur-unsur menjadi satu integritas.
6) Evaluasi
Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan kriteria yang dipakainya. Tipe hasil belajar evaluasi menekankan pertimbangan sesuatu nilai, mengenai baik-buruknya, benar-salahnya, indah-jeleknya, atau kuat¬lemahnya, dan sebagainya, dengan menggunakan kriteria tertentu. Membandingkan kriteria dengan sesuatu yang nampak, aktual, atau terjadi akan mendorong seseorang untuk mengambi l putusan tentang nilai sesuatu tersebut.

b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada bebera pa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Receiving/attending (penerimaan) yakni semacam kepekaan, kesadaran dalam menerima rangsang (stimulan) yang datang dari luar kepada peserta didik dalam bentuk masalah, situasi dan gejala Responding/ jawaban yakni reaksi yang di berikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar atau menjawab stimulan yang datang dari luar kepada dirinya. Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai terhadap gejala atau stimulan. Organis asi adalah pengembangan nilai kedalam satu sistem organisasi. Karakteristik nilai atau internalisasinilai yakni keterpaduan semua sistem yang telah di miliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Tipe hasil belajar afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti perhatianya terhadap pelajaran, disiplin, kemauan bekerjasama dengan orang lain, menghargai guru, menghargai pendapat orang lain, dan motivasi belajar.

c. Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Menurut Sax, keterampilan psikomotor mempunyai enam tingkatan yaitu gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komuni kasi nondiskursif (komuni kasi dengan menggunakan gerakan).
Aspek psikomotorik dapat di uraikan ke dalam taraf-taraf di bawah ini :
a) Persepsi
Taraf pertama dalam melakukan kegiatan yang bersifat motorik ialah menyadari objek, sifat, atau hubungan-hubungan melalui alat indra.
b) Kesiapan (set)
Pada taraf ini terdapat kesiapan untuk melakukan suatu tindakan atau untuk bereaksi terhadap sesuatu kejadian menurut cara tertentu.
c) Gerakan terbimbing (respons terbimbing)
Taraf ini merupakan permulaan pengembangan keterampilan motorik. Respon terbimbing adalah perbuatan individu yang dapat di amati, yang terjadi dengan bimbingan individu lain yang memberi contoh. contoh proposal ptk pendidikan agama kristen sd

d) Gerakan terbiasa (respons mekanistis)
Pada taraf ini peserta didik sudah yakin akan kemampuannya dan sedikit banyak terampil melakukan suatu perbuatan.
e) Gerakan (respons) kompleks
Pada taraf ini peserta didik dapat melakukan perbuatan motori k yang kompleks, karena pola gerakan yang di tuntut memang sudah kompleks.
Setiap mata ajar mengandung ketiga ranah tersebut, namun penekanannya selalu berbeda. Mata ajar praktik lebih menekankan pada ranah psikomotor, sedangkan mata ajar pemahaman konsep lebih menekankan pada ranah kognitif. Namun kedua ranah tersebut mengandung ranah afektif.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut uraian Slameto, faktor-faktor yang memengaruhi belajar digolongkan menjadi dua: yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
a. Faktor intern ad alah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern meli puti: faktor jasmaniah (meli puti: faktor kesehatan, dan cacat tubuh), faktor psikologis (meliputi: intelegensi perhatian, minat, bakat, motif dan kematangan) dan faktor kelelahan.
b. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Yang termasuk dalam faktor ini, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor keluarga mencakup: cara orang tua mendidik relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Faktor sekolah mencakup: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi antar peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media yang beredar dalam masyarakat, teman bergaul dan kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar.

a) Faktor Internal
Faktor yang datang dari diri peserta didik terutama kemampuan yang di milikinya. Faktor kemampuan peserta didik besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Di samping kemampuan, faktor lain yang juga mempunyai kontribusi terhadap hasil belajar seseorang ialah motivasi belajar, minat dan perhatian sikap dan kebi asaan belajar, kelakuan, faktor fisik dan faktor psikis Adanya pengaruh dari dalam diri peserta didik merupakan hal yang logis jika dilihat bahwa perbuatan belajar, sejauh itu pula hasil belajar akan ia capai.

b) Faktor Eksternal
Meskipun demikian, hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik masih di pengaruhi oleh faktor yang datang dari luar dirinya yang disebut lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah kualitas pengajaran yang dikelola oleh guru. Hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab itu, hasil belajar di sekolah dipengaruhi oleh kapasitas pelajar dan kualitas pengajaran.
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
1) Faktor lingkungan sosial
a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa.
b) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal si swa akan mempengaruhi belajar siswa.
c) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat¬sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa.
2) Faktor lingkungan non sosial.
a)  Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alami ah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
b) faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam, pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga dll. Kedua, software, seperti kuri kul um sekolah, peraturan¬peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dll.
c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya di sesu aikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.

4. Penerapan Metode Pembelajaran Reading Guide Pokok Bahasan Manusia sebagai mahkota ciptaan Allah
Metode Pembelajaran Reading Guide digunakan untuk menyampaikan materi yang berupa cerita atau sejarah. Hal ini dilakukan untuk membantu peserta didik lebi h muda dan terfokus dalam memahami suatu materi pokok.
Pada Penelitian ini, peneliti menerapkan metode pembelajaran Reading Guide pada semester genap di kelas V, yang mana Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai berikut : Semester 2
Tabel 2.1

Pendidikan Agama Kristen kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta didik adalah manusia sebagai mahkota ciptaan Allah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Guru telah mempersiapkan bacaan tentang kemahakuasaan Allah, yang akan di pelajari peserta didik
b. Guru membuat pertanyaan-pertanyaan yang akan diisi oleh peserta didik dari bacaan kemahakuasaan Allah
c. Guru membagi bacaan dan pertanyaan kepada peserta didik
d. Guru memerintahkan kepada peserta didik untuk mempelajari bacaan tersebut dengan menggunakan pertanyaan yang ada. ptk agama kristen gratis
e. Guru membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan menanyakan jawaban kepada peserta didik
f. Pada akhir pembelajaran guru memberi ulasan atau penjelasan secukupnya.
g. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.

Pada penerapan metode pembelajaran Reading Guide terdapat kelebihan dan kekurangan, adapun kelebihan dan kekurangan dalam penerapan metode pembelajaran Reading Guide diantaranya adalah :
a. Kelebihan Metode Pembelajaran Reading Guide:
1) Peserta didik lebih berperan aktif dalam menjawab dan berani mengajukan pertanyaan pada guru.
2) Materi dapat lebih cepat diselesaikan dalam kelas.
3) Memoti vasi peserta didik untuk senang membaca.
4) Membangkitkan minat baca peserta didik.
5) Peserta didik dituntut untuk teliti dalam menjawab soal
6) Mempermudah guru dalam mengelola kelas.
7) Menciptakan suasana kelas yang kondusif
8) adanya keseimbangan dalam mengembangkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik

b. Kekurangan Metode Pembelajaran Reading Guide:
1) Peserta didik yang lamban dalam membaca akan tertinggal dengan temannya.
2) Peserta didik yang tidak berani bertanya maupun menjawab pertanyaan guru akan semakin tertinggal dalam pencapaian KKM.
3) Guru harus menyiapkan lembar bacaan dan lembar pertanyaan dalam jumlah sesuai dengan jumlah peserta didik sehingga dibutuhkan persiapan yang matang.
4) Kadang membuat j enuh peserta didik.
5. Penerapan Metode Pembelajaran Reading Guide dapat meningkatkan Hasil Belajar
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses pendidikan yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah harus melalui pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran tercapai, guru hendaknya pandai-pandai mengelola kelas dengan memperhatikan efektifitas dan efisiensi dari kegiatan belajar mengajar yang telah di rencanakan. Oleh sebab itu, guru harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat untuk peserta didik.
Penerapan suatu model pembelajaran pendekatan, metode dan atau teknik pembelajaran beserta alat/bahan pendukung sudah pasti disesuaikan dengan tujuan/indikator yang akan di capai, di sesuaikan dengan materi dan juga di sesuaikan dengan kebutuhan/kondisi peserta didik.

Untuk mengetahui hasil proses belajar mengajar dimana guru berinteraksi dengan peserta didik perlu diadakan evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar tidak bertujuan memberinilai dan label pada anak. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik belajar dan bagaimana cara belajar yang paling baik diterapkan.
Meningkat atau tidaknya hasil belajar peserta di dik, dapat ditunjukkan dengan adanya perbedaan hasil belajar peserta didik pada setiap siklus, sampai akhirnya pada pemberian tes. 
Intinya, metode pembelajaran Reading Guide.dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Kristen peserta didik kelas V SDN 7 .... Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik pada tiap siklusnya dan tercapainya indikator keberhasilan yang telah disesuaikan dengan KKM sekolah. Download PTK agama kristen sd

B. Hipotesis
Dengan uraian di atas, maka hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah: penerapan metode pembelajaran reading guide dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen pokok bahasan Manusia sebagai mahkota ciptaan Allah kelas V di SDN 7 ....

C. PTK PAK (PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN) SD KELAS V TERBARU

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian mengandung prosedur dan cara melaksanakan verivikasi data yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau menjawab masalah penelitian. Peranaan metodologi penelitian dalam upaya menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian. Dengan kata lain metodologi penelitian akan memberikan petunjuk bagaimana penelitian dilaksanakan.
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada Semester Ganjil tahun ajaran 2016/2017 pada tanggal .. November – ... November 2016. Adapun tempat penelitian ini adalah di SDN 7 ....
2. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 7 ... yang berjumlah 8 peserta didik. Contoh PTK agama kristen pdf
3. Variabel Penelitian
Adapun variabel penelitian ini ada 2 yaitu :
a. Penerapan metode Reading Guide
Adapun faktor yang ingin di teliti adalah
1) Peserta didik mendengarkan dengan seksama penjelasan guru
2) Peserta didik berkonsentrasi dalam membaca bacaan yang telah di bagi oleh guru
3) Peserta didik berpartisipasi menjawab pertanyaan
4) Peserta didik menjawab pertanyaan dengan tepat

b. Peningkatan hasil belajar peserta didik pokok bahasan manusia sebagai mahkota ciptaan Allah
Adapun faktor yang ingin diteliti adalah hasil belajar peserta didik,. dengan indikator :
1) Peserta didik dapat menjelaskan tentang cara menysukuri kemahakuasaan Allah 
2) Peserta didik dapat menceritakan mujizat Yesus memberi makan 5000 orang 
3) Peserta didik dapat meneladani dan menjelaskan mujizat Yesus memberi makan 5000 orang
4. Kolaborator
Kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah orang yang membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang digarap bersama-sama dengan peneliti. Di sini peneliti berkolaborasi dengan guru mapel Pendidikan Agama Kristen di SDN 7 ....
B. Prosedur Penelitian
Penelitian yang digunakan peneliti yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Action Research). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan kepada pengembang kekuatan berpikir reflektif, di skusi, penentuan keputusan dan ti ndakan orang-orang biasa yang berpartisipasi dalam penelitian untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatannya.
Penelitian Tindakan Kelas ini memilih model spiral dari Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahap yang meli puti perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi.
Gambar 3.1

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari empat tahap. Adapun langkah-langkah yang akan peneliti lakukan, sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
1). Merencanakan materi pembelajaran yaitu menysukuri kemahakuasaan Allah, dengan menerapkan metode pembelajaran Reading Guide.
2). Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada materi menysukuri kemahakuasaan Allah, yang telah direncanakan dan diserahkan pada guru agar dipelajari sesuai yang dikehendaki oleh peneliti.
3). Menyusun lembar pengamat yang meliputi: lembar pengamat aktivitas peserta didik dan lembar pengamat guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran.
4). Menyiapkan format evaluasi yang berupa tes obyektif.

b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yaitu menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario Reading Guide, adapun kegiatannya:
1). Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat dan jelas.
2). Guru menyajikan materi pelajaran (KD: menysukuri kemahakuasaan Allah)
3). Guru melaksanakan apa yang telah disepakati setelah melakukan diskusi dengan kolaborator pada tahap perencanaan, yaitu melaksanakan tindakan yang tertera dalam RPP.
4). Guru memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas.
5). Guru memberikan tes pada peserta didik untuk dapat di ketahui keberhasilan pembelajaran pada pertemuan pada siklus I.

c. Pengamatan
Pengamatan terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik dan mengamati guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan metode Reading Guide, serta mengetahui kendala yang dihadapi dalam menerapkan pembelajaran berlangsung. Download PTK agama kristen lengkap Dalam hal ini peneliti sebagai observer dan guru Pendidikan Agama Kristen sebagai pengajar.
d. Refleksi
Data-data yang di peroleh dari observasi di kumpulkan, di analisis dan di diskusikan oleh peneliti dengan kolaborator sebagai dasar untuk membuat perencanaan pembelajaran siklus II.
2. Siklus II
Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka peneliti mel akukan ti ndakan II. Pelaksanaan siklus II ini mirip dengan siklus I, pada siklus II ini merupakan perbaikan siklus I yang didasarkan atas hasil refleksi siklus I. Adapun pelaksanaannya yaitu :
a. Perencanaan
1). Identifikasi masalah dan penerapan alternatif pemecahan masalah yang muncul pada siklus I.
2). Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus II dengan melakukan revisi yang telah di sempurnakan sesuai hasil refleksi siklus I.
3). Menyusun RPP pada materi menysukuri kemahakuasaan Allah.
4). Peneliti menyiapkan kembali lembar pengamatan yang meliputi lembar pengamatan aktivitas peserta didik dan lembar pengamatan guru dalam kegiatan pembelajaran.
5). Menyiapkan format evaluasi yang berupa tes obyektif yang diberikan pada akhir siklus.

b. Pelaksanaan Tindakan
1). Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat dan jelas.
2). Guru menyajikan materi pelajaran (KD menysukuri kemahakuasaan Allah)
3). Guru melaksanakan apa yang telah disepakati setelah melakukan diskusi dengan kolaborator pada tahap perencanaan, yaitu melaksanakan ti ndakan yang tertera dalam RPP.
4). Guru memotivasi peserta didik untuk mengerjakan tugas.
5). Guru memberikan tes pada peserta didik untuk dapat di ketahui keberhasilan pembelajaran pada pertemuan siklus II. Tes pada siklus II ini adalah sebagai penentu berhasil ti daknya penerapan metode pembelajaran Reading Guide dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
c. Pengamatan
Pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dan pengamatan terhadap guru dalam mengelola kelas dalam pembelajaran, apakah ada peni ngkatan dari siklus sebel umnya.
d. Refleksi
Semua data-data dari observasi tindakan di kumpul kan dan di analisis. Setelah akhir siklus II ini di harapkan metode pembelajaran Reading Guide dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.

C. Metode Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan beberapa metode untuk menggali informasi yang dibutuhkan. Metode yang dipakai oleh peneliti untuk mendapatkan informasi tersebut antara lain:
1. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
Metode dokumentasi ini digunakan peneliti untuk mengetahui dan mendapatkan data peserta didik yang menjadi sampel penelitian ini yaitu Classroom Action Research
2. Observasi
Observasi (obsevation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Metode ini digunakan untuk memperol eh data tentang keadaan kegi atan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga dapat diketahui apakah proses pembelajaran berlangsung efektif.
3. Tes
Metode tes merupakan seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penentu angka.
Metode ini di gunakan oleh peneliti untuk mendapatkan hasil belajar peserta didik yang telah melakukan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen kelas V SDN 7 ... dengan Metode Pembelajaran Reading Guide sebagai evaluasi setelah proses pembelajaran berlangsung dan pada setiap akhir siklus.

D. Metode Analisis Data
Analisis yang digunakan secara umum terdiri dari proses analisis untuk menghitung prosentase keaktifan peserta didik dan mengetahui tingkat hasil belajar peserta didik.
1. Data Keaktifan Peserta Didik
Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar, dilakukan analisis terhadap instrumen lembar observasi dengan menggunakan tekni k diskriptif dengan prosentase. ptk agama kristen gratis
Instrumen lembar observasi terdiri dari 4 aspek pengamatan. Kriteria penilaian untuk tiap 1 aspek : skor 1 keaktifan peserta didik sangat kurang, skor 2 keakti fan peserta didik kurang. Skor 3 keakti fan peserta didik cukup, skor 4 keaktifan peserta didik baik, skor 5 keaktifan peserta didik amat baik, sehingga jumlah skor maksi malnya adalah 20.

Adapun perhi tungan prosentase keakti fan peserta didik adalah :
Rumus 3.1

2. Data Hasil Belajar Peserta Didik
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik, peneliti menggunakan statistik deskriptif dengan mencarinilai rata-rata dan prosentase dari hasil belajar peserta didik, sebagaimana rumus :
Rumus 3.2

D.DOWNLOAD PTK AGAMA KRISTEN SD UNTUK SYARAT KENAIKAN PANGKAT GURU SD

DAFTAR PUSTAKA

A.M ,Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Abdurrahman, M ul yono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Ri neka Ci pta, 1999.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Arikunto, Suharsi mi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Ci pta, 2006.
, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Asnawi r, Usman, M. Basyi ruddi n, Media Pembelajaran, Jakarta: Ci putat Pers, 2002
Aqi b, Zainal, dkk, Penelitian Tindakan Kelas Untuk SD, SLB, dan TK, Bandung: Y rama Wi dya, 2009.
Baharuddin, Nur Wahyuni, Esa, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz M edi a, 2009.
Bariroh, Barorotul, “Metode Reading Guide”, http://elbarir.blogspot.com/2010/04/ metode-readi ng-gui de.html
Darsono, Max, dkk, Belajar dan Pembelajaran, Semarang: IKIP Semarang Press, 2001.
Departemen Agama RI, Metodologi Pendidikan agama Kristen, Jakarta: Dirjen Binbaga Kristen, 2001.
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Ci pta, 2002.
Farichi, Achmad, dkk, Khazanah Pendidikan Agama Kristen Kelas 5 SD, Bogor: Yudhistira, 2007.
Haryati, Mimin, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Gaung persada press, 2007.
LKS Mahir, Media anak hebat dan kreatif, Surakarta: Putra Nugraha, 2010. Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Masrun, Moh, dkk, Senang Belajar Agama Kristen untuk Sekolah Dasar Kelas 5, Jakarta: Erlangga, 2007.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Kristen “upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Kristen di sekolah “, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009 Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2006.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Ri neka Ci pta, 2010.
SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Kristen Berbasis Pendidikan Agama KristenKEM Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Semarang: Pustaka Rasail, 2008.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991.
Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung : Sinar Baru, 1989.
Sukmadi nata, Nana Syaodi h, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003.

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SD TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.