Jumat, 22 Juni 2018

CONTOH LENGKAP PTK PAI SD KELAS 5 TERBARU

CONTOH LENGKAP PTK PAI SD KELAS 5 TERBARU-Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan peserta didik dalam mata pelajaran PAI pada aspek akhlak dengan materi pokok sifat-sifat terpuji dengan menggunakan metode kisah kelas SDN ..... Download PTK pai sd doc.Berdasarkan observasi awal, proses pembelajaran PAI di SDN ..... khususnya kelas V masih belum optimal dalam meningkatkan kecerdasan emosional. Hal ini dibuktikan dengan guru yang masih menggunakan metode yang belum tepat dan mengarah pada peningkatan kecerdasan emosional sehingga kurang adanya respon peserta didik secara emosional tentang materi yang disampaikan. Akibatnya peserta didik pasif dan kurang mampu mengoptimalkan kecerdasan emosionalnya.


Metode kisah merupakan salah satu metode pembelajaran yang menggunakan pendekatan emosional sehingga mampu meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik dalam pembelajaran. Dengan meningkatnya kecerdasan emosional, peserta didik dalam pembelajaran tidak hanya mengasah kemampuan intelektualnya saja tetapi juga meningkatkan kecerdasan emosionalnya. Dalam hal ini permasalahan yang diajukan adalah apakah penerapan metode kisah mampu meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik, Adapun untuk menggambarkan kecerdasan emosional peserta didik dilihat dari hasil angket dan aktivitas peserta didik pada saat berlangsungnya pembelajaran. Pengumpulan data ini dengan menggunakan metode observasi dan angket. Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan analisis deskriptif non statistik.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 3 tahap yaitu pra siklus, siklus I dan siklus 2. Adapun tiap siklus terdiri dari empat prosedur yaitu Perencanaan (Planning), Pelaksanaan tindakan (Acting), Observasi (Observing) dan Refleksi (Reflecting). Dengan subjek penelitian kelas V SDN ..... sebanyak 25 peserta didik. Pada tahap pra siklus peneliti mengadakan pengamatan sekaligus menyebarkan angket. Pada saat proses pembelajaran PAI aspek akhlak dengan materi pokok sifat-sifat terpuji sebelum menggunakan metode kisah. Pada tahap pra siklus dari jawaban angket kecerdasan emosional peserta didik mempunyai prosentase 65,40 %. Pada siklus I prosentasenya 72,84 %, pada siklus 2 prosentase naik menjadi 76,92 %. Sedangkan dari observasi prosentase pada pra siklus adalah 57,5%. Pada siklus I setelah dilaksanakan tindakan kecerdasan emosional peserta didik meningkat 72,5 %. Sedangkan pada siklus 2 setelah diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus 2 kecerdasan emosional mengalami peningkatan yaitu 77,5%. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan sesudah diterapkan metode kisah dengan sebelumnya. Download ptk sd kelas 5 lengkap Hasil penelitian yang dilakukan peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan kecerdasan emosional dalam mengikuti pembelajaran dengan metode kisah. Kecerdasan emosional ini dapat dilihat dari pengelolaan emosi diri dalam kelas, memotivasi diri dalam mengikuti pembelajaran serta hubungan sosial dalam kelas maupun di luar kelas dan hasil angket.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas Mapel PAI SD yang diberi judul “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional Dalam Pembelajaran Pai Aspek Akhlak Melalui Metode Kisah Kelas V Sd Negeri ... Kecamatan ... Tahun Pelajaran 2016/2017”,  Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK PAI KELAS 5 SD lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988  dengan Format PESAN PTK 052 SD).

A.DOWNLOAD  LENGKAP PTK SD KELAS 5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran di SD yang di dalamnya menjelaskan beberapa materi pokok tentang keimanan, keagamaan, akhlaq dan sebagainya. Tujuan dari pembelajaran PAI merupakan terbentuknya pribadi muslim yang cerdas dalam berfikir, bersikap dan bertindak. Dalam hal ini menguasai pengetahuan yang luas yaitu membentuk manusia agamis yang berakhlakul karimah, menanamkan aqidah keimanan, berbudi pekerti yang baik untuk menjadi manusia yang taqwa kepada Allah SWT.
Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat berbagai komponen yang saling terkait dan saling mempengaruhi diantaranya kurikulum, guru, metode, alat, peserta didik dan lain-lain.
Guru sebagai salah satu komponen pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam pencapaian tujuan pendidikan. Contoh ptk pai sd word Guru khususnya Guru Pendidikan Agama Is lam melakukan kegiatan bimbingan pengajaran secara sadar tehahadap peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan islam.disamping melaksanakan juga menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.2
Pada kenyataannya, guru PAI dalam menyampaikan pokok keagamaan hanya mampu menjadikan peserta didik memahami materi pokok yang diajarkan tanpa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Padahal untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal diperlukan strategi pembelajaran yang sistematis dan terarah. Sementara yang selama ini dalam pembelajaran kurang memberi kebebasan pada peserta didik untuk mengembangkan kecerdasannya baik intelektual, emosional dan spritual.
Pembelajaran tidak hanya mengoptimalkan kecerdasan berfikir, tetapi juga kecerdasan emosi dan spiritual. Kecerdasan emosional mencakup kesadaran diri dan pengendalian dorongan hati, ketekunan dan motivasi diri, empati dan
kecakapan sosial. Selain itu kecerdasan emosi juga menunjuk pada suatu kemampuan untuk memahami perasaan diri masing-masing dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi dirinya sendiri dan menata dengan baik emosi¬emosi yang muncul dalam dirinya serta dalam berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu, kecerdasan emosional juga sangat penting karena dapat membantu peserta didik dalam mengatur dan mengontrol diri dalam bersikap.
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya). (An-Naziat: 40-41 )´.
Dari sinilah kemudian ditarik kesimpulan bahwa manusia membutuhkan suatu jenis kecerdasan lain yakni kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketentuan semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial.
Pada dasarnya keberhasilan peserta didik tidak hanya dari melejitkan kemampuan intelektual saja, akan tetapi kemampuan emosional juga memiliki peranan. Menurut penelitian IQ hanya berperan dalam kehidupan manusia dengan besaran maksimum 20%, sehingga kecerdasan emosional memiliki peranan penting menentukan keberhasilan seseorang. Sehingga EQ sangat penting.Setinggi-tingginya IQ hanya minimal untuk meraih keberhasilan, kecerdasan emosional yang sesungguhnya mengantarkan seseorang menuju puncak prestasi.
Dengan demikian, kecerdasan emosional memiliki peran yang tak terbatas dalam mengantar kesuksesan hidup seseorang. Dengan upaya peningkatan potensi ini, peserta didik akan memiliki kemampuan mengendalikan diri, semangat tinggi, ketekunan dan ketelitian serta motivasi internal yang kokoh.
Masalahnya sekarang pendidikan pada umumnya termasuk pendidikan Islam saat ini, cenderung berhasil membina kecerdasan intelektual dan ketrampilan, namun kurang berhasil menumbuhkan kecerdasan emosional, sehingga jumlah pelajar dan lulusan pendidikan tersebut menunjukkan sikap yang tidak terpuji, seperti perkelahian pelajar, kanakalan dan kriminalitas dan bahkan pembunuhan yang terjadi dikalangan mereka adalah tanda dari ketidakmampuan mereka dalam mengatur emosi. Hal ini mengakibatkan mereka lebih cenderung untuk melakukan akhlak tercela. Oleh karena itu kecerdasan emosional sangat menentukan dalam membentuk manusia yang mempunyai akhlakul karimah. Karena dalam kecerdasan emosi, hal-hal yang ada seperti integritas, komitmen, konsisten, sincerety dan totalitas dapat dibangun dengan ajaran-ajaran agama yang dilakukan secara baik, teguh dan menghayati maknanya. Contoh ptk pai sd pdf Dengan demikian emosi ini harus diarahkan ke hal-hal yang konstruktif agar keberhasilan di dunia pendidikan lebih terlihat.
Pengembangan kecerdasan emosi dalam pendidikan Islam adalah searah dengan tujuan pendidikan Islam itu sendiri, dimana dalam Islam sangat menekankan keluhuran budi dan menekankan akan kesempurnaan nilai-nilai kemanusiaan. Sedangkan arah dari kecerdasan emosional adalah agar manusia senantiasa terkendali jiwanya sehingga dapat menguasai diri dan mempunyai kecakapan bergaul dalam konteks sosial dan berikut kepeduliannya.
Oleh karena itu, sebagai guru harus mampu menyampaikan materi dengan metode yang tepat agar pembelajaran dapat sampai pada ranah peningkatan ketiga kecerdasan peserta didik yang meliputi IQ, EQ, dan SQ.
Sehubungan dengan pernyataan di atas, upaya yang harus dilakukan guru PAI untuk mengoptimalkan potensi peserta didik, diperlukan penggunaan strategi dan metode pembelajaran yang sistematis dan terarah, sehingga penulis mencoba menerapkan metode kisah untuk meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik dalam merespon materi yang diajarkan.
Menurut Abdul Aziz Abdul Majid, kisah atau cerita adalah salah satu jenis sastra yang memiliki nilai estetika di dalamnya terdapat rasa kenikmatan yang tiada tara serta mampu menarik perhatian anak-anak dan orang dewasa Kisah merupakan media yang paling tepat untuk anak-anak dalam menanamkan nilai¬nilai yang positif, karena cerita mampu menarik perhatian anak-anak untuk menyukai dan memperhatikannya.
Kisah sebagai salah satu metode pendidikan ternyata mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan, Islam menyadari sifat alamiah manusia yang mengenai kisah dan memahami pengaruhnya terhadap perasaan. Oleh karenanya, Islam menjadikan kisah sebagai salah satu metode atau teknik dalam pembelajaran.
Dengan mencoba mengaplikasikan metode kisah itu dapat meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik, karena metode kisah mampu menyentuh jiwa jika didasari oleh ketulusan hati yang mendalam, sehingga pembelajaran tidak hanya menyampaikan materi tetapi juga dapat menyentuh perasaan yang berasal dari peningkatan kecerdasan emosi yang kemudian dapat ditanamkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dasar pemikiran inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional dalam Pembelajaran PAI Materi Akhlak Melalui Metode Kisah Kelas V SDN .....

B. Penegasan Istilah
Sebelum membahas lebih lanjut, kiranya penulis menjelaskan judul penelitian ini dari permasalahan yang akan penulis bahas dalam penelitian ini, dengan harapan agar mudah dipahami dan tidak terjadi kesalahpahaman serta salah tafsir. Download ptk sd kelas 5 lengkap  Adapun judul karya tulis yang penulis bahas adalah:
³Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional Peserta didik dalam Pembelajaran PAI Aspek Akhlak dengan Metode Kisah Kelas V di SDN ......
Untuk lebih jelasnya akan penulis jelaskan istilah-istilah yang akan dipakai dalam pembahasan judul tersebut. Adapun istilah yang terdapat dalam judul adalah:
1. Upaya
Merupakan usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud akal ikhtiar.
2. Meningkatkan
Berasal dari asal kata tingkat yang berarti menaikkan (derajat, taraf) mempertinggi, memperhebat, mendapat awalan ´me´ dan akhiran ´an´ yang mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik.
3. Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi adalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain. Kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi yang baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Unsur-unsur kecerdasan emosional terdiri dari :
a. Kesadaran diri
b. Pengaturan diri
c. Motivasi
d. Empati
e. Keterampilan sosial.
Untuk mengasah lima unsur tersebut di atas diperlukan cara yang tepat dalam pengaturanya. Salah satu cara dalam meningkatkan kecerdasan emosi adalah dengan memberikan stimulus pada diri seseorang melalui cerita-cerita yang mampu merangsang perasaanya, sehingga menjadikan rasa empati yang tinggi dalam diri seseorang dan mampu bersikap baik dalam lingkunganya. Jadi upaya meningkatkan kecerdasan emosional adalah suatu usaha sadar untuk mengoptimalkan potensi unsur-unsur yang terkandung dalam kecerdasan emosional sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal.
4. Peserta Didik
Peserta didik adalah ´murid (terutama pada sekolah dasar dan menengah)´
5. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan aktualisai kurikulum yang menuntut guru dalam menciptakan dan menunbuhkan kegiatan peserta didik sesuai rencana yang telah diprogramkan peserta didik atau murid.
6. Pendidikan Agama Islam
PAI merupakan upaya sadar dan terencana menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut ajaran agama lain dan hubungannya kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
7. Akhlaq
Secara etimologis ´akhlaq´ berasal dari bahasa Arab ”~~Χ~” jamak dari"~~Χ ” yang berarti perangai, tabiat, adat dan sebagainya. Secara lughawi, konotasi kata ini dapat berarti baik dan buruk, tergantung pada nilai yang dipakai sebagai landasannya.
Sedangkan secara terminologi akhlaq adalah suatu kondisi atau sikap yang telah mere sap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari sana timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.
8. Metode kisah
Metode bermakna cara atau jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan. Arti kata ´kisah´ menurut Poerwadarminta adalah tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya sesuatu hal atau karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, penderitaan orang dan sebagainya baik faktual maupun rekaan belaka. Contoh ptk pai sd word Sedangkan kisah yang dimaksud penulis adalah kisah-kisah aktual dalam Al-Quran.
Jadi metode kisah dapat disimpulkan sebagai suatu cara untuk melaksanakan kegiatan kependidikan dengan cara menuturkan atau menyampaikan suatu peristiwa yang dapat diambil besar moralnya.

C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan Metode Kisah dapat Meningkatkan Kecerdasan Emosional Peserta Didik di SDN .....?

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang terkait. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Secara teoritis
Dapat memberikan masukan dan informasi secara teori dan penelitian sesuai dengan tema dan judul karya tulis. Utamanya pada masalah ´Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional Peserta Didik dalam Pembelajaran PAI dengan Metode Kisah pada Peserta Didik Kelas V SDN ..... pada Tahun Pelajaran 2016/2017´.
- Secara Praktis
a. Bagi sekolah
Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi pimpinan dalam mengembangkan peserta didiknya terutama dalam hal meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik melalui metode kisah.
b. Bagi peserta didik
Diharapkan para peserta didik dapat menjadikan karya tulis ini sebagai wahana informasi dan masukan untuk dapat meningkatkan kecerdasan emosionalnya melalui metode kisah pada aspek akhlaq dalam pembelajaran PAI.
c. Bagi guru
Memberikan masukan pada guru pentingnya pelaksanaan metode kisah dalam pembelajaran PAI aspek akhlaq untuk meningkatkan kecerdasan emosional.
d. Bagi penulis
Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di masa mendatang.
E. Rencana Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN .... pada mata pelajaran PAI pada aspek Akhlaq di kelas V.
2. Faktor yang diteliti
Mengingat penelitian ini mengkaji tentang upaya meningkatkan kecerdasan emosional dalam pembelajaran PAI aspek akhlaq melalui metode kisah, maka penelitian ini penekanannya pada upaya meningkatkan kecerdasan emosional. Download PTK pai sd doc Oleh karena itu variabel yang akan dikaji adalah:
a. Subjek Penelitian
Yaitu peserta didik kelas V SDN .....
b. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah kecerdasan emosional dalam pembelajaran PAI dengan metode kisah.
Adapun indikator dari variabel tersebut adalah :
1. Kemampuan mengenali emosi.
2. Kemampuan mengelola emosi.
3. Kemampuan memotivasi .
4. Kemampuan mengenali emosi orang lain.
5. Kemampuan membina hubungan sosial.
c. Kolaborator
Kolaborator adalah suatu kerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti atasan, sejawat atau kolega. Kolaborator ini diharapkan dapat dijadikan sumber data, karena pada hakikatnya kedudukan peneliti pada penelitian tindakan kelas ini merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi juga terlibat langsung dalam proses situasi dan kondisi.23 Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan informasi dan kontribusi yang baik sehingga dapat tercapai tujuan dari penelitian.

B.CONTOH LENGKAP  PTK PAI SD KELAS 5

BAB II
LANDASAN TEORI


A. Kecerdasan Emosional
1.. Pengertian Kecerdasan Emosional
Pemaknaan terhadap emosional seringkali salah, sebab emosi pada umumnya dimaknai sebagai rasa dan perasaan-perasaan negatif lainnya. Emosi apabila dikendalikan adalah suatu kekuatan yang siap digali untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Hal ini menyiratkan bahwa emosi bisa menjadi cerdas. Emosi yang cerdas inilah yang disebut dengan kecerdasan emosional.
Menurut Ary Ginanjar Agustian, kecerdasan emosional adalah sebuah kemampuan untuk mendengarkan bisikan emosi dan menjadikannya sebagai sumber informasi mahapenting untuk memahami diri sendiri dan orang lain demi mencapai sebuah tujuan.
Sementara itu Daniel Goleman dalam bukunya yang berjudul Emotional Intelligence mengatakan :
Emotional Intelligence: Abities such as being able to motivate one self and persist in the face of frustration: to control impulse and delay gratification; to regulate one’s mood and keep distress from swamping the ability to think; to empathize and to hope.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan-kemampuan seperti kemampuan memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi: mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa. Contoh ptk pai sd pdf 
Dalam bukunya yang lain yaitu ³Emotional Intelligence ( kecerdasan emosional, Mengapa EI lebih penting daripada EQ )´ Goleman mengatakan bahwa kecerdasan emosional merujuk pada kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengelola perasaan dan emosi, baik pada diri sendiri dan pada orang lain dalam berinteraksi, kemampuan memotivasi diri sendiri dan berempati dengan informasi yang diperoleh dari seluruh potensi psikologi yang dimiliki untuk membimbing pikiran dan tindakan sehingga mampu mengatasi tuntutan hidup.
2. Unsur-unsur dalam kecerdasan emosi
Kecerdasan emosional terdiri dari lima unsur yaitu,sebagai berikut: 
a. Kesadaran diri (self awarrnness)
Kesadaran diri emosional merupakan pondasi semua unsur kecerdasan emosional, langkah awal yang penting untuk memahami diri sendiri dan untuk berubah, sudah jelas bahwa seseorang tidak mungkin bisa mengendalikan sesuatu yang tidak ia kenal. Ada tiga kemampuan yang merupakan ciri kesadaran diri yaitu:
1. Kesadaran emosi, yaitu mengenali emosi diri sendiri dan mengetahui bagaimana pengaruh emosi tersebut terhadap kinerjanya
2. Penilaian diri secara teliti, yaitu mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, memiliki visi yang jelas tentang mana yang perlu diperbaiki dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman.
3. Percaya diri yaitu keberanian yang datang dari keyakinan terhadap harga diri kemampuan sendiri.
b. Pengaturan diri (self regulation)
Pengaturan diri adalah kemampuan mengelola kondisi, impuls (dorongan hati) dan sumber daya sendiri. Tujuannya adalah keseimbangan emosi bukan menekan dan menyembunyikan gejolak perasaan dan bukan pula langsung mengungkapkannya.
Ada lima kemampuan utama pengaturan diri yang merupakan indikator cerdas emosi, yaitu:
1. Kendali diri yaitu menjaga agar emosi dan impuls yang merusak tetap terkendali
2. Dapat dipercaya, yaitu menunjukkan kejujuran dan integritas.
3. Kewaspadaan yaitu dapat diandalkan dan bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban .
4. Adaptabilitas, yaitu keluwasan dalam menghadapi perubahan dan tantangan .
5. Inovasi, yaitu bersikap terbuka terhadap gagasan-gagasan, pendekatan¬pendekatan dan informasi baru.
Jadi dapat dikatakan bahwa pengaturan diri merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola kondisi dalam dirinya, dorongan hati dan sumber daya yang dimilikinya agar terwujud keseimbangan dalam diri. Download ptk sd kelas 5 lengkap Dengan adanya keseimbangan di dalam diri seseorang menjadikannya dapat mengontrol sikap dan perilaku dalam bersosialisasi dengan orang lain.
c. Motivasi (Motivation)
Motivasi adalah kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan peraihan sasaran. Memotivasi diri berarti menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menuntut diri menuju sasaran mengambil inisiatif dan untuk bertahan menghadapi kegagalan.
Ada empat kecakapan utama dalam memotivasi diri yaitu:
1. Dorongan berprestasi, yaitu dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan.
2. Komitmen, yaitu menyelaraskan diri dengan sasaran kelompok atau lembaga.
3. Inisiatif, yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan.
4. Optimis, yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendali ada halangan dan kegagalan.
d. Empati (Emphaty)
Empati dapat dipahami sebagai kemampuan mengindra perasaan dan perspektif orang lain. Menurut Goleman, kemampuan berempati dapat dicirikan antara lain:
1. Memahami orang lain, yaitu mengindra perasaan dan perspektif orang
lain dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka.
2. Orientasi pelayanan, yaitu mengantisipasi, mengenali, dan berusaha
memenuhi kebutuhan orang lain.
3. Mengembangkan orang lain, yaitu merasakan kebutuhan orang lain
untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mereka.
4. Mengatasi keragaman, yaitu menumbuhkan kesempatan melalui
pergaulan dengan banyak orang.
5. Kesadaran politis, yaitu mampu membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan.
e. Keterampilan Sosial (Sosial Skill)
Keterampilan sosial dapat dipahami sebagai kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, orang dengan kecakapan ini pandai menggugah tanggapan dari orang lain
seperti yang dikehendakinya. Tanpa ini, orang akan dianggap angkuh, mengganggu tidak berperasaan yang akhirnya akan dijauhi orang lain.
Ada lima kecakapan utama yang menjadi indicator keterampilan sosial, yaitu:
1. Pengaruh, yaitu terampil menggunakan perangka persuasi secara efektif.
2. Komunikasi, yaitu mendengar secara terbuka dan mengirim pesan secara meyakinkan.
3. Manajemen konflik, yaitu merundingkan dan menyelesaikan ketidaksepakatan.
4. Kepemimpinan, yaitu mengilhami dan membimbing individu atau kelompok.
5. Katalisator perubahan yaitu mengawasi dan mengelola perubahan
6. Kolaborasi dan kooperasi, yaitu bekerja sama dengan orang lain demi mencapai tujuan bersama.
7. Pengikat jaringan, yaitu menumbuhkan hubungan sebagai alat.
8. Kemampuan tim, yaitu menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan tujuan bersama.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan kelima unsur-unsur diatas yang telah diuraikan. Contoh ptk pai sd word Sehingga ada integrasi unsur-unsur yang terkandung dalam kecerdasan emosional yang dimilki oleh seseorang yang menimbulkan sikap dan perilaku yang baik dalam diri maupun dalam bersosialisasi karena kepekaan yang kuat dalam segi emosional.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional
Kecerdasn emosional sebagai sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang tentunya tidak dimiliki begitu saja, tetapi juga tidak dimiliki karena hasil pemberian orang lain semata. Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
Pertama, faktor pembawaan atau bakat. Sejak lahir manusia sudah membawa bakat atau potensi-potensi yang akan mempengaruhi perkembangannya. Bakat inilah yang menentukan apakah seseorang bermata biru atau coklat,berkulit putih atau hitam dan menjadi dokter atau pengemis. Dalam wacana Islam, potensi atau bawaan yang dibawa oleh manusia sejak lahirnya disebut fitrah. Dalam hal ini fitrah manusia adalah segala yang diciptakan Allah pada manusia yang berkaitan dengan jasmani dan rohani.
Menceritakan kepada kami Hajib bin Walid dari Muhammad bin Harb dari Zubaidi dari Zuhri dari Said bin Musayyab dari Abu Hurarah bahwasanya Rosulullah bersabda tidak ada anak dilahirkan kecuali dalam keadaan suci (fitrah),hanya saja kedua orang tuanya (lingkungannya), yang menjadikan dia yahudi, Nasrani atau Majusi. (H.R. Muslim)
Kedua, faktor lingkungan, pengalaman dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan seseorang. Menurut John Lock dengan teori ´tabularasa´bahwa akan menjadi apakah seseorang kelak, sepenuhnya tergantung pada pengalaman-pengalaman orang tersebut. Menurut Sartan yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, lingkungan adalah semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku seseorang, pertumbuhan, perkembangan life process seseorang kecuali gen-39 Lingkungan ini terdiri dari :
1. Lingkungan fisik, yaitu meliputi segala sesuatu dari molekul yang ada di sekitar janin sebelum sampai kepada rancangan arsitektur rumah, seperti rumah tumbuh-tumbuhan air, iklim dan hewan.
2. Lingkungan sosial, yaitu meliputi seluruh manusia secara potensial mempengaruhi dan dipengaruhi oleh individu. Lingkungan sosial ini dibagi menjadi tiga macam:
a. Lingkungan keluarga
Dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan marga. Keluarga sangat berperan dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Download PTK pai sd doc Kasih sayang dan pendidikan agama maupun sosial budaya dari orang tua merupakan faktor esensial dalam mempersiapkan anak menjadi pribadi sehat.
Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan emosi para anggotanya (terutama anak). Kebahagiaan ini diperoleh apabila keluarga dapat memerankan fungsi edukatifnya secara baik. Fungsi dasar keluarga adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang dan mengembangkan hubungan yang baik diantara anggota keluarga.
Keluarga merupakan faktor penentu (determinant faktor) yang sangat mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang. Keluarga yang berpegang pada nilai-nilai yang luhur akan menghasilkan generasi yang sehat. Hal ini disebabkan oleh keluarga terutama orang tua merupakan model pertama dan terdepan bagi anak dan merupakan pola bagi way of life anak.
b. Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial. Cara seorang guru menangani kelasnya sudah bisa merupakan contoh keterampilan emosional, sebagai contoh di sekolah New Haven untuk mengajarkan kecerdasan emosional guru menggunakan teknik juru damai yang dikirimkan untuk menjadi penengah diantara murid-murid yang berkelahi.
Keberhasilan guru mengembangkan kemampuan peserta didik mengendalikan emosi akan menghasilkan perilaku yang baik. Terdapat dua keuntungan kalau sekolah berhasil mengembangkan kemampuan siswa dalam mengendalikan emosi. Pertama, emosi yang terkendali akan memberikan dasar bagi otak untuk dapat berfungsi secara optimal. Kedua, emosi yang terkendali akan menghasilkan perilaku yang baik.
c. Teman sebaya
Teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya. Dari kelompok teman sebaya, remaja belajar tentang: 1) Bagaimana berinteraksi dengan orang lain. 2) Mengontrol tingkah laku sosial. 3) Mengembangkan keterampilan dan minat yang relevan dengan usianya, 4) Saling bertukar perasaan dan masalah. Semua itu adalah bagian dari kecerdasan emosi anak.

B. Metode Kisah
1. Pengertian metode kisah
Menurut Abdul Aziz Abdul Majid, kisah atau cerita adalah salah satu jenis sastra yang memiliki nilai estetika di dalamnya terdapat rasa kenikmatan
yang tiada tara serta mampu menarik perhatian anak-anak dan orang dewasa. Contoh ptk pai sd pdf Kisah merupakan media yang paling tepat untuk anak-anak dalam menanamkan nilai-nilai yang positif, karena cerita mampu menarik perhatian anak-anak untuk menyukai dan memperhatikannya.
Dalam pembahasan karya tulis ini, metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya suatu hal, baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. Metode kisah banyak ditemukan dalam Al-Quran, menurut Quraish Shihab (1992) kata kisah diulang sebanyak 44 kali dalam Al-Quran. Dan berisi tentang kisah kesejarahan atau peristiwa yang pernah terjadi seprti peristiwa kemimpinan, kezaliman, keteguhan iman dan perjuangan pendidikan, kerusakan dan kehancuran suatu bangsa dan sebagainya.
2. Manfaat Metode Kisah
Cerita atau kisah mengandung ide-ide pemikiran, pesan, imajinasi, dan bahasa tertentu, setiap unsur ini akan membekas dalam membentuk pribadi seorang anak. Dari sini kita dapat mengetahui pentingnya unsure kisah dalam kurikulum, yaitu bagaimana kisah tersebut disajikan pada anak-anak dengan memilih kisah-kisah yang baik dan sesuai untuk mereka. Berdasarkan hal ini, maka eksistensi sebuah kisah di sekolah-sekolah dasar merupakan bagian dari masalah pendidikan yang tidak boleh diabaikan.

Dengan melakukan kegiatan berkisah, guru mengajarkan anak untuk belajar mengenal manusia dan kehidupan, serta dirinya sendiri. Lewat kisah¬kisah yang disampaikan guru kepada anak didik akan meluaskan dunia pendidikan dan pengalaman hidupnya. Kelebihan lainnya dalam penyampaian pelajaran dengan kisah adalah dapat menumbuhkembangkan gaya bicara (ta’bir) yang baik.
3. Pedoman Dasar Bagi Pembawa Kisah
Banyaknya cara untuk menyapaikan kisah. Media, gaya, dan teknik berbeda antara satu pembawa kisah dengan pembawa kisah yang lain. Contoh ptk pai sd word Walaupun kisah kisah yang dibawakan bisa sama, setiap pendongeng akan menampilkan dan mengintepretasikan kisah secara berbeda. Dalam hal ini, Pembawa kisah harus mempunyai pedoman dasar sebagai berikut:
a). Pemilihan jenis kisah
Pembawa kisah hendaknya memilih jenis kisah yang sangat ia kuasai. Ada kisah yang bernada sedih dan gembira.Pembawa kisah hendaknya dapat memilih kisah sesuai kondisi jiwanya saat akan berkisah, karena keadaan jiwa pembawa kisah akan berpengaruh pada setiap pengisahan. Faktor pendorong lainnya yaitu bahwa pembawa kisah harus memperhatikan situasi dan kondisi anak didik.Oleh karena itu, pembawa kisah hendaknya menjadikan pilihan kisahnya bervariasi antara lucu dan jenakadengan yang tragis dan menyedihkan. Ini dilakukan sehingga anak tidak merasa bosan jika dikisahkan kepada mereka kisah-kisah yang menegangkan yang kemudian diikuti kisah-kisah yang lucu.
b). Persiapan sebelum menyampaikan kisah
Mempersiapkan kisah yang akan disampaikan sebelum kegiatan berkisah dilaksanakan sangatlah penting, karena guru telah memikirkannya, merancang gambaran alur cerita, dan menyiapkan kalimat-kalimat yang akan disampaikannya sebelum masuk kelas.
Persiapan sebelum pembelajaran dimulai akan sangat membantu dalam penyampaian kisah dengan mudah dan lancar, serta dapat menyampaikan semua peristiwa kisah itu di depan anak-anak dengan jelas seakan-akan kisah itu adalah gambaran-gambaran khayal yang hidup.
Dalam hal ini, sebelum memasuki ruang belajar seorang pembawa kisah harus memastikan beberapa hal berikut:
1. Mengetahui seluruh rangkaian peristiwa dalam kisah.
2. Memahami susunan peristiwa tersebut, kesinambungan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya, alur kisah, letak konflik serta klimaksnya.
3. Mempelajari tokoh-tokoh yang beragam dalam sebuah kisah, karakter setiap tokoh dan menirukannya dengan baik.
4. Mengetahui berbagai keadaan emosi dalam kisah dan bisa memperagakannya dengan peragaan yang menawan sehingga dapat membekas di hati anak.
5. Mempersiapkan media yang dibutuhkan, yaitu sarana-sarana penjelasan yang digunakan ketika kisah berlangsung.
6. Menulis catatan-catatan penting dari kisah tersebut dalam buku catatan persiapan atau buku catatan khusus lainnya. Download PTK pai sd doc 
c). Posisi duduk anak ketika kisah berlangsung
Memperhatikan posisi duduk anak merupakan salah satu hal yang tidak dapat diabaikan bagi pembawa kisah, karena hal ini dapat berpengaruh pada penyampaian kisah.
Dianjurkan posisi duduk anak dekat dengan pembawa kisah, karena kedekatan tempat ini akan membantu pendengaran anak dalam menyimak suara pembawa kisah dan gerakan-gerakanya pun akan terlihat jelas. Posisi seperti ini juga akan memudahkan pembawa kisah dalam membimbing setiap anak dan melihat mereka secara langsung dengan hanya satu pandangan, sebab mereka berkumpul dekat dengannya.
Posisi duduk yang baik bagi anak dalam mendengarkan kisah adalah berkumpul mengelilingi pembawa kisah dengan posisi setangah lingkaran. Hal ini dilakukan jika pembawa kisah menyampaikan kisah secara lisan dan peserta didik menyimaknya.
Seorang pembawa kisah tidak diharuskan duduk selama berkisah, karena alur kisah itu sendiri membutuhknnya untuk bergerak, mengubah posisi duduk, dan terkadang mengharuskannya berdiri dan berjalan.
d). Cara membawakan kisah
Selain hal tersebut di atas, pembawa kisah juga harus memperhatikan hal-hal berikut :
1. Tempat
Berkisah tidak selalu harus dilakukan di dalam ruang, tetapi bias juga dilakukan di luar ruang yang dianggap baik oleh pembawa kisah.
2. Posisi duduk
Sebelum pembawa kisah memulai berkisah, sebaiknya memposisikan anak dengan posisi yang baik unuk mendengarkan kisah kemudian ia memposisikan diri di tempat yang sesuai dengan memulai berkisah.
3. Bahasa kisah
Bahasa dalam kisah hendaknya menggunakan gaya bahasa yang lebih tinggi dari gaya bahasa anak sehari-hari, tetapi lebih ringan dibandingkan dengan gaya bahasa dalam buku supaya bisa dimengerti oleh anak. Pembawa kisah dituntut untuk menggunakan sedikit kata¬kata atau kalimat baru bagi anak pada saat berkisah. Dalam menyebutkan kata itu disampaikan dengan kata-kata yang masih baru tersebut.
4. Intonasi
Tinggi dan rendahnya suara serta nada bicara disesuaikan pada situasi dan kondisi yang ada pada alur kisah. Para pakar pendidikan mengatakan, ³sesungguhnya tingginya perhatian para siswa pada suatu cerita itu tergantung pada kuat tidaknya improvisasi plot dalam cerita tersebut. Download ptk sd kelas 5 lengkap Jika plot itu bertambah memukau, maka merekapun senang dan puas ketika sampai pada bagian pemecahan plot tersebut. ´Karenanya, seorang guru dalam membawakan kisah harus dengan suara yang biasa merasuk pada jiwa peserta didik sehigga mempengaruhi merek untuk menari jawabannya.
Gambaran proses perjalanan guru dalam bercerita, perubahan suara, peningkatan perhatian siswa dan mencapai puncaknya saat penyampain konflik, dapat digambarkan dalam bagan berikut ini:
5. Pemunculan tokoh
Pembawa kisah harus dapat menggambarkan setiap tokoh dengan gambaran yang sesungguhnya dan memperlihatkan karakternya seperti dalam cerita.
6. Penampakan emosi
Pembawa kisah harus memperhatikan gerak-gerak emosional yang mewarnai kisah tersebut. Ia harus dapat menampakan keadaan jiwa dan emosi para tokohnya dengan member gambaran kepada pendengar bahwa seolah-olah hal itu adalah emosinya sendiri.
7. Peniruan suara
Pembawa kisah dituntut untuk dapat melakukan peniruan suara sesuai dengan yang diinginkan dalam kisah.
8. Perhatian anak yang tidak serius
Perhatian anak di tengah kisah harus dibangkitkan sehingga mereka biasa mendengarkan kisah dengan senang hati dan berkesan. Anak biasanya diam mendengarkan kisah, jika penyampaiannya bagus dan disampaikan oleh pembawa kisah yang bagus pula. Namun jika anak mulai bosan, maka guru harus mencari sebab kebosanan itu dan mencari cara agar anak tersebut kembali memperhatikan kisahnya.
9. Mengindari ucapan spontan
Pembawa kisah harus bisa menghindari ucapan spontan dan mengulangi kata secara berlebihan, karena hal ini merupakan kebiasaan yang tidak baik yang bisa memutus rentetan kisah tanpa ada sebab yang mengharuskannya.
e). Teknik penyampaian kisah
Seorang guru yang menyampaikan kisah hendaknya menggunakan cara yang tepat agar anak didik tidak salah menapresiasikan. Ada beberapa macam teknik penyampaian kisah yang dapat digunakan, diantaranya yaitu:
a. Membaca langsung dari buku
Teknik berkisah dengan membacakan langsung itu sangat bagus jika guru mempunyai puisi atau prosa yang sesuai untuk dibacakan kepada anak, sehingga pesan-pesan yang disampaikan dapat ditangkap anak.
b. Berkisah dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku
Bila kisah yang disampaikan kepada anak terlalu panjang, maka dapat menggunakan teknik bercerita dengan ilustrasi gambar sehingga dapat mengurangi kejenuhan anak dan menarik perhatian anak. Penggunaan ilustrasi gambar dalam penyampaian kisah dimaksudkan untuk memperjelas pesan-pesan yang dituturkan dan mengikat perhatian anak pada alur kisah.
c. Mengisahkan dongeng
Dongeng merupakan bentuk kesenian yang paling lama. Mendongeng merupakan cara meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Contoh ptk pai sd word Dongeng dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kebajikan kepada anak.
Perbedaan berkisah dengan mendongeng sangatlah tipis, karena dongeng adalah suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata yang menjadi satu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia khayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Sedangkan kisah merupakan salah satu jenis sastra yang memiliki nilai estetika di dalamnya terdapat rasa kenikmatan yang tiada tara serta mampu menarik perhatian orang.
d. Berkisah dengan menggunakan papan flannel
Pembawa kisah dapat menggunakan papan flannel dalam menyampaikan kisah dengan menempelkan gambar tokoh-tokoh yang mewakili perwatakan kisahnya di papan flannel.
e. Berkisah dengan menggunakan media boneka
Mendongeng dengan boneka dapat membuat suasana lebih hidup dan si anak dapat lebih mengerti dan mempunyai gambaran tentang isi cerita yang dibawakan. Pemilihan teknik berkisah dengan menggunakan boneka tergantung pada usia dan pengalaman anak. Biasanya boneka yang dibuat masing-masing menunjukkan perwatakan pemegang peran tertentu.
f. Berkisah dengan pemutaran video.
Pembawa kisah dapat memakai metode filmstrip. Dengan cara memutarkan VCD yang berisi kisah-kisah keteladanan dengan tujuan untuk mendidik akal budi, imajinasi, dan akhlak seorang anak serta bisa mengembangkan potensi anak dalam beberapa aspek yang menjadi tujuan pembelajaran peserta didik usia dasar di sekolah Dasar.tujuannya meliputi meletakan dasar kearah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta anak.

C. Pembelajaran PAI ( Pendidikan Agama Islam )
Pembelajaran dalam pendidikan berasal dari kata Instruction yang berarti pengajaran. Pembelajaran merupakan aktualisai kurikulum yang menuntut guru dalam menciptakan dan menunbuhkan kegiatan peserta didik sesuai rencana yang telah diprogramkan.
Proses pembelajaran pada prinsipnya merupakan proses pengembangan keseluruhan sikap kepribadian khususnya mengenai aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.
Proses pembelajaran harus diupayakan dan selalu terikat dengan tujuan (goal based). Oleh karenanya, segala interaksi, metode dan kondisi pembelajaran harus direncanakan dan mengacu pada tujuan pembelajaran yang dikehendaki.
Menurut E. Mulyasa bahwa proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan interaksi peserta didik dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan perilaku yang baik. Dalam interaksi tersebut dipengaruhi oleh faktor internal yaitu faktor dalam diri peserta didik serta faktor eksternal yang berasal dari lingkungan pembelajaran, sehingga tugas seorang guru yang utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang perubahan perilaku peserta didik.
Sedangkan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses yang bertujuan untuk membantu peserta didik dalam belajar agama Islam. Download PTK pai sd doc Pembelajaran ini akan lebih membantu dalam memaksimalkan kecerdasan peserta didik yang dimiliki, menikmati kehidupan, serta kemampuan untuk berinteraksi secara fisik dan sosial terhadap lingkungan. Sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan ajaran Islam dan tatanan nilai kehidupan Islami, pembelajaran PAI perlu diupayakan melalui perencanaan yang baik agar dapat mempengaruhi pilihan, putusan dan pengembangan kehidupan peserta didik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran PAI yaitu:
a. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
b. Peserta didik disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti dibimbing, diajari atau dilatih dalam meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran agama Islam.
c. Pendidik melakukan kegiatan bimbingan dan latihan secara sadar terhadap peserta didik untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
d. Kegiatan (pembelajaran) PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan,
pemahaman, penghayatan dan pengamatan ajaran agama Islam peserta didik.
Pembelajaran PAI diharapkan mampu mewujudkan ukhuwah Islamiyah dalam arti luas, ini karena PAI bukan hanya mengajarkan pengetahuan agama Islam tetapi juga untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari (membangun etika sosial). Contoh ptk pai sd pdf 
Keterangan tersebut menunjukan bahwa pengertian pembelajaran agama Islam adalah proses pendidikan yang menfokuskan untuk mempelajari agama Islam sehingga peserta didik menguasai tiga aspek (afektif, kognitif, psikomotor) yang berkaitan dengan masalah Islam, karena pembelajaran agama Islam adalah suatu upaya untuk membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk mengetahui bagaimana cara beragama yang benar mempelajari Islam sebagai pengetahuan.
1. Fungsi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Kurikulum pendidikan Agama Islam untuk sekolah atau madrasah berfungsi sebagai berikut:
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di duni dan akhirat.
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan dirinya.
f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-nya), sistem dan fungsi nasional.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khususnya dibidang agama Islam.
2. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan merupakan akhir pelaksanaan proses pendidikan di sekolah, karena sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki landasan dan pencapaian tujuan pendidikan. Sedangkan Pendidikan Agama Is lam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Di dalam Permendiknas No.22 tahun 2006 dijelaskan bahwa cakupan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Pendidikan di sekolah atau madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Materi Sifat-sifat Terpuji
Materi pelajaran adalah isi dari materi pelajaran yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakan.
Komponen pembelajaran PAI yang diperlukan guru adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar.
a. Standar kompetensi adalah kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, standar kompetensi dalam materi sifat-sifat terpuji adalah membisakan berperilaku terpuji. Contoh ptk pai sd word
b. Kompetensi dasar adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam setiap mata pelajaran sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dasar materi sifat-sifat terpuji adalah membiasakan berperilaku sabar, jujur, pemaaf, peminta maaf, dan setia kawan.
Sifat-sifat terpuji merupakan materi yang mudah dipahami tetapi sulit untuk dipraktekan, karena belajar PAI harus benar-benar paham, mengerti dan dapat mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu guru dalam pembelajaran tidak hanya memberi contoh prilaku-prilaku baik hanya dalam buku panduan tetapi juga mampu memberi contoh dalam kisah-kisah teladan yang mampu menarik perhatian peserta didik untuk lebih menghayati materi yang diajarkan dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu guru juga harus mampu memberikan contoh secara nyata dalam berperilaku baik.

D. Peningkatan kecerdasan Emosional Peserta Didik Mata Pelajaran PAI Materi Pokok Sifat-sifat Terpuji Menggunakan Metode Kisah.
Metode mengajar merupakan salah satu kunci pokok keberhasilan suatu proses pembelajaran, karena dengan menggunakan metode mengajar yang sesuai, tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau dapat terlaksana dengan baik, penerapan metode mengajar harus memperhatikan partisipasi peserta didik untuk terlibat aktif di dalam proses pembelajaran.
Meningkatakan hasil belajar melalui perubahan sikap yang positif dari peserta didik pada pembelajaran merupakan tugas guru sebagai motivator dan inspirator, karena yang didapatkan sewaktu proses pembelajaran untuk bekal hidup dimasa depan.
Melalui metode kisah ini dapat mendorong peserta didik untuk memahami sifat-sifat terpuji dari tokoh-tokoh dalam kisah tersebut, sehingga akan member pengaruh positif terhadap peserta didik dalam hal motivasi untuk meniru atau menerapkan sifat-sifat terpuji dan perjuangan tokoh-tokoh dalam kisah tersebut.Hal ini mendorong peserta didik untuk bersemangat atau mempunyai keinginan kuat untuk mengasah kecerdasan emosionalnya, di mana meliputi pembentukan akhlak yang baik yang dihubungkan dengan konsep-konsep dari kecerdasan emosional, yang meliputi :
Kesadaran diri sebagai salah satu ciri kecerdasan emosi, mencakup kemampuan mengenali emosi diri dan efeknya menilai diri secara teliti, yakni mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri dan percaya diri, yakni keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri. Dengan kemampuan menyadari diri, peserta didik akan dapat mengembangkan sikap-sikap dan perilaku positif dalam kehidupannya baik berhubungan dengan orang lain maupun diri sendiri.
Pengaturan diri dapat dikatakan juga sebagai kemampuan mengendalikan diri dari dorongan-dorongan emosi negative, seperti marah, dendam, iri hati dan lain-lain dan akan mewujudkan seseorang dapat bersifat arif bijaksana, peserta didik mampu mengendalikan emosi-emosi yang mendorong kepada hal-hal negative dan mampu mengelola emosi-emosi kepada hal-hal yang positif dan membuat peserta didik tersebut dapat bertindak secara etis.
Motivasi yang terdiri dari empat kemampuan yaitu, dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif dan optimis yang dapat menjadi basis pembentukan akhlak seseorang. Download PTK pai sd doc Sehingga dengan adanya motivasi yang kuat dari peserta didik dapat menjadikan mereka memiliki keinginan kuat untuk belajar dan bersikap yang baik agar terwujud harapan dan cita-cita menjadi orang yang berguna dimasa depan.
Empati dapat ditemukan secara lebih jelas relevansinya bagi pengembangan moral atau akhlak. Dengan kemampuan mengindra perasaan dan perspektif orang lain. Seseorang dapat terhindar dari sikap mementingkan diri sendiri. Dengan kepemilikan rasa empati yang tinggi menjadikan peserta didik dapat lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan dapat bersikap baik dengan semua orang tanpa mementingkan diri sendiri.
Ketrampilan sosial seseorang dapat berhubungan dengan orang lain secara baik dan lancar baik dalam posisinya sebagai warga biasa maupun sebagai pemimpin masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan sosial merupakan pondasi penting bagi pembentukan akhlak peserta didik untuk kehidupannya di tengah-tengah masyarakat.
Yang terpenting diperhatikan dalam hal ini adalah bahwa kecerdasan emosi sesungguhnya lebih merupakan sebuah keterampilan (skill), bukan sekedar pengetahuan. Oleh karena itu, kecerdasan emosi dalam pembelajaran mampu membentuk akhlak peserta didik yang lebih terfokus pada to know how bukan to know what. Artinya, melalui pengembangan kecerdasan emosi, peserta didikdilatih untuk dapat mengatur emosinya sedemikian rupa sehingga dapat melahirkan perilaku positif, dan bukan mengajarkan nilai-nilai akhlak tertentu yang harus diketahui secara kognitif.

E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang diteliti, jawaban ini dapat benar atau salah tergantung pembuktian di lapangan. Sebagaimana diungkapkan oleh S. Margono, bahwa´ hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkkat kebenarannya.
Mengingat hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah, maka dilakukan pengkajian pada bagian analisis data untuk mendapatkan bukti apakah hipotesis yang diajukan itu dapat diterima atau tidak. Download ptk sd kelas 5 lengkap  Peneliti mengajukan hipotesis bahwa ada peningkatan kecerdasan emosional peserta didik dalam pembelajaran PAI materi pokok sifat-sifat terpuji melalui metode kisah di SD Negeri ......

C.CONTOH PTK PAI SD LENGKAP

BAB III
METODE PENELITIAN


A. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta profesionalisme guru dalam menangani proses belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Data yang diperoleh berupa data deskriptif dan kuantitatif yang menggunakan perhitungan statistik sederhana. Berdasarkan masalah yang disebutkan, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya untuk meningkatkan kecerdasan emosional peserta didik dalam pembelajaran PAI melalui metode kisah kelas V SDN ......

B. Waktu dan tempat penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini diadakan selama satu bulan terhitung mulai izin penelitian secara lisan dan tertulis. Contoh ptk pai sd word Sedangkan pelaksanaan penelitian atau pengumpulan data mulai bulan akhir januari sampai dengan April 2016 yaitu peserta didik kelas V.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian tepatnya di SDN ..... Kecamatan ..... Kabupaten ...... Dasar pertimbanganya sebagai berikut :
a. Lokasi sekolah yang strategis, mudah dijangkau oleh kendaraan umum dan keadaan sekolah yang menarik.
b. Sarana dan prasarana sekolah yang lengkap, dan semua pihak sekolah yang bersedia membantu untuk mengadakan penelitian.
c. Suasana sekolah yang nyaman, tertib dan rapi, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan memudahkan peneliti dalam mengadakan penelitian.

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dikenai tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik kelas V SDN ..... semester genap dengan jumlah peserta didik 28 peserta didik laki-laki. Faktor yang diamati adalah aktivitas peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dan hasil belajar berupa sikap atau perilaku peserta didik serta dapat mempresentasikan kisah-kisah dalam materi pokok yang disampaikan guru.
2. Peneliti sebagai pengamat sekaligus kolaborator di dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode kisah.

D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif antara guru PAI dan peneliti yang dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelanjaan sehari-hari di SDN ......
Suharsimi Arikunto menyatakan penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan sengaja dimunculkan dan terjadi di sebuah kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas bukan sekedar mengajar seperti biasanya, tetapi harus mengandung sebuah pengertian bahwa tindakan yang dilakukan berdasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya. Penelitian tindakan kelas (PTK) dalam istilah inggris adalah class action research (CAR).
Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkat akan kualitas serta profesionalisme guru dalam menangani proses belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Data yang diperoleh berupa data deskriptif dan kuantitatif yang menggunakan statistik sederhana.
Pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua kali putaran, dalam tiap putaran terdiri dari empat tahapan yaitu: (1) Perencanaan (2) Pelaksanaan (3) Evaluasi dan (4) Refleksi. Adapun model penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan yang akan peneliti lakukan dengan mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian secara sistematis, memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat pada tiap kali pertemuan atau tatap muka. Download PTK pai sd doc Di dalam RPP tertuang skenario pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi pokok sifat-sifat terpuji.
c. Instrumen Pengamatan
Instrumen pengamatan disusun dengan indikator-indikator yang biasa mengukur keberhasilan menggunakan metode kisah dalam pembelajaran PAI pada materi pokok sifat-sifat terpuji. Dalam hal ini terutama untuk mengukur kecerdasan emosional peserta didik dalam mengikuti pelajaran PAI dengan menggunakan metode kisah pada materi pokok sifat-sifat terpuji.
d. Angket
Angket ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak peserta didik yang kurang mampu mengoptimalkan keserdasan emosional pada pelajaran PAI.
2. Prasiklus
Sebagai langkah awal untuk mengetahui berapa banyak peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional rendah terhadap mata pelajaran PAI pada peserta didik kelas V SDN ...... Penulis menyebarkan angket pernyataan pada 28 peserta didik yang dijadikan sebagai sampel. Setiap peserta didik menjawab pertanyaan sebanyak 20 item soal yang terbagi atas 10 soal tentang kecerdasan emosional dan 10 soal tentang sifat-sifat terpuji yang telah ada pada angket dengan memberikan tanda silang ( X ) pada pilihan jawaban yang telah tersedia, yaitu A, B, C dan D.
3. Siklus 1
a. Tahap perencanaan
1. Peneliti mengidentifikasi kesulitan peserta didik pada pembelajaran PAI aspek akhlak kemudian peneliti mencari apa penyebab peserta didik kurang mampu mengoptimalkan kecerdasan emosional saat pembelajaran PAI.
2. Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sifat-sifat terpuji.
3. Peneliti menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) tentang sifat-sifat terpuji.
4. Peneliti menyiapkan angket yang akan digunakan untuk mengukur kecerdasan emosional.
5. Peneliti membuat lembar pengamatan pembelajaran PAI materi pokok sifat-sifat terpuji untuk peserta didik. Contoh ptk pai sd pdf 
b. Tahap tindakan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenerio pembelajaran yang telah direncanakan yaitu sebagai berikut:
1. Mengkondisikan kelas supaya siap dalam menerima pelajaran (membuka pelajaran, mengecek kehadiran siswa, serta kondisi kelas).
2. Memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
3. Menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan.
4. Memberikan motivasi dengan cara menginformasikan kegunaan materi pembelajaran.
5. Membagi LKS untuk membantu peserta didik memahami materi yang diajarkan.
6. Menganalisis proses hasil dari pembelajaran dan memberikan umpan balik kepada peserta didik sebagai penguatan terhadap hasil pembelajaran.
7. Memberikan angket sebagai hasil evaluasi tahap pertama.
c. Tahap observasi
Observasi terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung untuk mengetahui kecerdasan emosional peserta didik, persiapan guru dalam pembelajaran serta mengetahui kendala yang dihadapi dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dalam hal ini peneliti sebagai observer dan kolaborator bersama guru PAI.
d. Refleksi
Hasil pengamatan terhadap hasil belajar dari peningkatan kecerdasan emosinal peserta didik pada siklus I dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti sebagai dasar untuk membuat perencanaan pembelajaran siklus II.
4. Siklus II
a. Tahap perencanaan
1. Peneliti mengidentifikasi kesulitan peserta didik pada pembelajaran PAI aspek akhlak kemudian peneliti mencari penyebab peserta didik kurang mampu dalam mengoptimalkan kecerdasan emosional saat pembelajaran berlangsung.
2. Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sifat-sifat terpuji.
3. Peneliti menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) tentang sifat-sifat terpuji
4. Peneliti menyiapkan angket yang akan digunakan untuk mengukur kecerdasan emosional.
5. Peneliti membuat lembar pengamatan pembelajaran PAI materi pokok sifat-sifat terpuji untuk peserta didik.
b. Tahap Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan sebagai berikut :
1. Mengkondisikan kelas supaya siap dalam menerima pelajaran (membuka pelajaran, mengecek kehadiran siswa, serta kondisi kelas).
2. Memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
3. Menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan.
4. Memberikan motivasi dengan cara menginformasikan kegunaan materi pembelajaran.
5. Membagi LKS untuk membantu peserta didik memahami materi yang diajarkan.
6. Menganalisis proses hasil dari pembelajaran dan memberikan umpan balik kepada peserta didik sebagai penguatan terhadap hasil pembelajaran.
7. Memberikan angket sebagai hasil evaluasi akhir untuk mengetahui apakah telah ada peningkatan terhadap hasil pembelajaran dari dampak tindakan yang telah dilakukan. Contoh ptk pai sd word 
c. Tahap Obsevasi
Observasi terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung untuk mengetahui kecerdasan emosional, persiapan guru dalam pembelajaran serta mengetahui kendala yang dihadapi dalam menyampaikan materi pembelajaran. Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan tindakan dengan tes sikap peserta didik. Fokus observasi adalah tes sikap dari peserta didik.
d. Refleksi
Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak tindakan dari siklus I yang dilakukan. Jika permasalahan sudah terselesaikan dan sudah dirasa cukup, maka tindakan akan dihentikan.

E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data antara lain:
a. Metode Observasi
Metode observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila peneliti berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Dalam kegiatan ini yang diobservasi secara langsung adalah kegiatan pembelajaran PAI, materi akhlak dengan penerapan metode kisah. Metode observasi ini memuat tiga fase esensial yaitu pertemuan, perencanaan, observasi di dalam kelas.
b. Metode Wawancara
Digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal responden yang lebih mendalam dan jumlah responden sedikit/ kecil.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data dari guru PAI yang mengampu pada kelas tersebut yaitu kelas V SDN ..... tentang metode yang digunakan dalam Meningkatkan Kecerdasan Peserta Didik dalam Pembelajaran PAI Aspek Akhlaq dengan Metode Kisah.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai seluk beluk SDN ..... antara lain tentang sejarah singkat, letak geografis, visi misi, fasilitas sekolah, keadaan guru, karyawan dan siswa. Download PTK pai sd doc 
d. Metode Angket
Angket adalah suatu draf yang berisikan rangkaian pertanyaan yang disusun secara sistematis mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti yang diberikan kepada responden.87 Angket ini untuk mengetahui tentang peningkatan kecerdasan emosional peserta didik dengan memberi sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan indikator-indikator dari kecerdasan emosional yang berkaitan dengan materi sifat-sifat terpuji.

F. Teknik Analisis Data
a. Analisis kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui kecerdasan emosional dengan menggunakan metode kisah dengan melihat tanda-tanda perubahan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi tingkat pemahaman peserta didik terhadap suatu materi (kognitif), pandangan atau sikap peserta didik terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktifitas peserta didik mengikuti pelajaran, perhatian, motivasi belajar dapat dianalisis secara kualitatif.
b. Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis jumlah peserta didik yang mengalami peningkatan kecerdasan emosional dengan menggunakan metode kisah di SDN .... yang diperoleh dari tindakan siklus I, II.
Data kuantitatif yang dapat dianalisis secara deskriptif, dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif, misalnya mencari nilai rata-rata atau presentasi keberhasilan belajar dan lain-lain.

G. Indikator Kinerja 
1. Variabel
Variabel di dalam penelitian ini yaitu peningkatan kecerdasan emosional peserta didik dan pembelajaran PAI aspek akhlak materi pokok sifat-sifat terpuji menggunakan metode kisah
2. Indikator
Indikator keberhasilan dari variabel penelitian ini didasarkan pada kriteria dari unsur-unsur dalam kecerdasan emosional dan pembelajaran PAI aspek akhlak materi pokok sifat-sifat terpuji melalui metode kisah. Contoh ptk pai sd pdf Keberhasilan tersebut dilihat dari peningkatan hasil belajar berupa sikap atau perilaku serta peningkatan aktifitas belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
Indikator Kecerdasan Emosional

Indikator pembelajaran PAI aspek akhlak materi pokok sifat-sifat terpuji meliputi mengetahui dan membiasakan bersikap jujur, sabar, pemaaf, peminta maaf dan setia kawan di dalam kehidupan sehari-hari.

D.DOWNLOAD PROPOSAL PTK PAI SD

DAFTAR PUSTAKA


Agustian, Ary Ginanjar, ESQ Power Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan Jakarta: Arga, 2003.
Alder, Harry, Boost Your intelligence: Pacu EQ dan IQ and, terj. Christina Prianingsih ,Jakarta: Erlangga, 2001.
Al-Imam Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi al-Naisaburi Shahih Muslim, Juz 2, t.tp, :al-Qana’ah, t.th.
Al-Quran dan Terjemah, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Quran, 1990.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rieneka Cipta, 2006, cet. 13.
Armai, Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
As., Asmaran, Pen gantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994.
Aziz, Erwati, Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, Solo: Tiga Serangkai Mandiri, 2003, cet. I.
Bubgin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif Jakarta: Prenada Media, 2005, Cet.1.
Depag RI MP3A, Panduan Pembelajaran, Jakarta: BMPM, 2005.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, Bandung : J-Art, 2004.
Departemen Pendidikan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Tindakan Kelas, Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003.
Goleman, Daniel, Emotional Intelligence atau Kecerdasan Emosional Mengapa EI lebih penting daripada IQ, Terj. T. Hermaya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004, cet. XIV.
, Daniel, Emotional Intelligence Kecerdasan Emosional Ter. T. Hermaya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996.
, Daniel, Emotional Intelligence why if can matter more than IQ, New York: Bantam Book,1996.

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK PAI SD TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.