Senin, 11 Juni 2018

CONTOH TERBARU PTK PKN KELAS XI SMA LENGKAP

CONTOH TERBARU PTK PKN KELAS XI SMA LENGKAP-Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri ... pada mata pelajaran PKn. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang menarik bagi siswa. Dalam pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah dan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh. Dalam hal ini guru yang mendominasi kegiatan pembelajaran sedangkan siswanya pasif hanya duduk, diam dan mendengarkan penjelasan guru, sehingga siswa merasa jenuh dan bosan yang pada akhirnya tidak memperhatikan penjelasan guru serta siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru. Download pkn sma kelas xi doc

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) pada siswa kelas XI SMA Negeri ... Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, terdiri dari dua siklus. Teknik mengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI TKR SMA Negeri ... yang berjumlah 38 siswa. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu 80% tuntas dan nilai rata-rata kelas lebih besar dari KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 72.

Hasil penelitian menunjukan pada prasiklus hanya 22 (58,82%) siswa dari 38 siswa yang tuntas. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa yaitu 68,58 dari nilai KKM 72. Pada siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) terjadi peningkatan sebanyak 29 siswa (76,4%) yang mendapatkan nilai diatas KKM 72 dan 9 siswa (23,5%) mendapat nilai dibawah KKM 72. Nilai rata-rata siswa 70,5, dan pada siklus II menunjukan (91,1%) atau 35 siswa mendapat nilai diatas KKM 72 dan 8,9% atau 4 siswa mendapat nilai dibawah KKM 72 dan nilai rata-rata siswa 76. Menunjukan bahwa penelitian telah berhasil, dibuktikan dengan indikator pencapaian yang diharapkan oleh peneliti yaitu sebanyak 80% siswa tuntas dan rata-rata kelas lebih besar dari KKM 72. Disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) dapat meningkatkan hasil belajar PKn kelas XI SMA Negeri ... semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas PKn SMA yang diberi judul“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) Pada Pelajaran Pkn Siswa Kelas Xi Semester Ii Sma Negeri ... Tahun Ajaran 2015/2016" . Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK PKn SMA KELAS XI lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0817-283-4988  dengan Format PESAN PTK SMA 042 ).

A.CONTOH LENGKAP DAN TERBARU PTK PKN KELAS XI DOC

BAB I
PENDAHULUAN


I.I Latar Belakang Masalah
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, menegaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu ulet, cakap, kreatif, mandiri, bekerja keras, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini masih dilakukan secara konvensional yaitu dengan menggunakan metode ceramah yang monoton dan menyandarkan kepada hafalan, guru yang lebih aktif sedangkan murid pasif, akibatnya ada unsur paksaan, murid diharuskan mengikuti apa kemauan guru, meskipun ada murid yang kritis, namun semua jalan pikiran guru dianggap benar oleh murid dan metode pembelajaran ceramah ini tidak baik (Sudjana, 2009:78).

Berdasarkan hasil observasi masalah yang timbul dari pembelajaran PKn di kelas XI SMA Negeri ..., yaitu guru mendominasi kelas. Inisiatif, informasi, pertanyaan yang terpusat pada guru sehingga kurangnya minat dan kesungguhan siswa terhadap materi pelajaran PKn. Hal ini disebabkan karena siswa di kelas masih dipandang sebagai objek pengajaran yang sama, tanpa melihat perbedaan individual siswa baik dari minat, bakat, latar belakang sosial ekonomi dan kesiapan belajar yang berdampak siswa cenderung pasif. Contoh ptk pkn sma pdf
Rata-rata hanya 2-5 orang siswa yang bertanya untuk mengkonfirmasi penjelasan guru atau pekerjaan siswa di papan tulis, sebagian besar mencatat penjelasan jawaban dari soal yang diberikan. Guru jarang memberi tugas kepada siswa secara individu atau kelompok. Jika kondisi ini terus berlangsung, maka proses pembelajaran monoton dan membosankan yang akan menurunkan kualitas pembelajaran itu sendiri. Penurunan kualitas pembelajaran tersebut akanmengakibatkan penurunan minat siswa terhadap pelajaran PKn yang pada akhirnya akan menurunkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh di SMA Negeri ... terbukti dari nilai ulangan harian diperoleh rata-rata nilai kelas XI SMA Negeri ... masih rendah yaitu 68,58 dibawah target nilai KKM adalah 72 di mana 41,17% atau 14 siswa belum tuntas, sedangkan 58,82% atau 20 siswa sudah tuntas dalam pembelajarannya.
Berdasarkan permasalahan hasil belajar. Maka dilakukan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Menurut Hardini (2012:144) pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Lie (2005:12) keunggulan cooperative learning adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

Setiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengolahan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda, tetapi memiliki komponen-komponen yang sama, yaitu setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran (Khabibah, 2006:45). Sehingga diperlukan suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat mengaktifkan semua siswa.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan hasil belajar adalah tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) Model tersebut dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide, kreatifitas yang tinggi dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat serta mendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajar antar individu atau anggota kelompok (Tony Buzan , 2009:15). Dalam model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) siswa akan tertarik dalam belajar PKn dan tidak merasa bosan selama proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan pendapat tentang pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran), maka perlu dilakukan penelitian tindakan dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) Pada Pelajaran PKn Siswa Kelas XI Semester II SMA Negeri ....

I.2 Identifikasi Masalah
Adapun yang menyebabkan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri ... rendah dikarenakan beberapa faktor berikut ini :
a) Faktor dari guru
Kurangnya pengembangan guru dalam memilih model pembelajaran yang menarik sesuai karakter siswa.Selama ini guru cenderung menggunakan metode ceramah.Walaupun sudah ditambahkan dengan contoh-contoh yang ada disekitar tetapi masih kurang dimengerti oleh siswa, sehingga siswa pasif dan mengakibatkan hasil belajar siswa cenderung rendah.
b) Faktor dari siswa
Siswa yang senantiasa pasif mengikuti pembelajaran, hanya mencatat dan mendengarkan bahkan ada yang bermain sendiri tanpa memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi pelajaran. Jika hal ini tidak segera diatasi, maka siswa tidak dapat memahami materi, siswa akan terus-terusan pasif dan hasil belajar akan rendah.

I.3 Rumusan Masalah
Untuk memperjelas penelitian, rumusan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :
Apakah Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas XI SMA Negeri ... ?

I.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui bahwa model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas XI SMA Negeri ....

I.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Akademis
a. Manfaat akademis hasil penelitian ini adalah untuk memberikan referensi tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta pikiran) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri ... Semester II tahun 2013/2014. Download ptk pkn sma kelas xi
1.5.2 Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi guru
1) Memberikan pemahaman dan pengalaman mengajar dengan model pembelajaran Mind Mapping (Peta pikiran).
2) Guru dapat menerapkan model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) dengan baik untuk mencapai hasil yang optimal.
3) Sebagai bahan masukan untuk menerapkan suatu model pembelajaran selain pembelajaran yang dilakukan oleh guru (konvensional).
b. Manfaat bagi siswa
1) Dapat meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa dalam pembelajaran PKn.
2) Siswa dapat mengikuti pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping (Peta pikiran).
3) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Manfaat bagi sekolah
1) Sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembelajaran yang lebih bermakna dalam pelaksanaan pembelajaran.
2) Dapat meningkatkan kualitas sekolah yang diwujudkan melalui hasil belajar yang diperoleh siswa.
3) Menambah koleksi perpustakaan sekolah mengenai hasil PTK, memberi informasi kepada kepala sekolah mengenai PTK, meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas XI SMA Negeri ... melalui model pembelajaran Mind Mapping (Peta pikiran).

B.CONTOH PTK PENELITIAN TINDAKAN KELAS PKN SMA

BAB II
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

2.I Kajian Teori
2.I.I Hasil Belajar
2.1.1.1 Pengertian Belajar
Menurut Travers, (dalam Agus Suprijono, 2009:2) Belajar adalah proses
menghasilkan penyesuaian tingkah laku, berarti kegiatan menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Belajar adalah the process of acquiring knowledge. (Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan).
Menurut Skinner (dalam Syaiful Sagala, 2012:14) belajar adalah suatu proses dan perubahan adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progessif yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan mandiri, dengan belajar siswa yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu atau siswa yang tadinya tidak terampil menjadi terampil.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan salah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai-nilai, dan sikap dari yang tidak tahu menjadi tahu atau dari yang tidak bisa menjadi bisa dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya. Contoh ptk pkn sma word Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat konstan, relatif menetap dan mempunyai tujuan terarah.

2.1.1.2 Prinsip-Prinsip Balajar
Menurut Suprijono, (2009:4) ada tiga prinsip belajaryaitu :Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki cirri-ciri: (a) sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang didasari pengetahuan, (b) kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainya, (c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup, (d) Positif atau berakumulasi, (e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan, (f) Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Wittig, belajar sebagai any relatively permanent change in an organism’s behavioral reporoire that occurs as a result of experience, (g) Bertujuan dan terarah, (h) mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistemik yang dinamis, kontruktif, dan organic. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman.Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

2.1.2.1 Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono, (2009:17) hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru.Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum menerima pembelajaran.Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah merupakan pengalaman, perkembangan mental dari seseoarang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.Perubahan perilaku mencangkup kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik.

2.1.2.2 Ranah Hasil Belajar
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (dalam Winkel, 2004:272), hasil belajar dalam rangka studi dapat dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain :
a. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar instelektual yang terdiri dari 6 aspek, kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.Keenam aspek yang dimaksud adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sistesis dan penilaian.
b. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari 5 aspek. Kelima aspek teersebut dimulai dari tingkat dasar atau sederhana sampai tingkat yang komplek yaitu sebagai berikut :
a) Reciving / attending (penerimaan)
b) Responding (jawaban)
c) Valuing (Penilaian)
d) Organisasi
e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai

c. Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada 6 tingkatan keterampilan, yaitu :
a) Gerakan reflex yaitu keterampilan pada gerakan yang tidak sadar.
b) Keterampilan pad gerakan-gerakan sadar.
c) Kemampuan perceptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain.
d) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan.

Dari beberapa ranah hasil belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa memperoleh kemampuan internal kepada siswa dan keberhasilan yang dicapai oleh siswa untuk mendapatkan suatu peningkatan kepandaian yang diwujudkan dalam bentuk nilai yang diperoleh melalui proses pembelajaran. Dalam penelitian ini menekankan pada aspek proses kognitif.

2.1.2.3 Macam-Macam Hasil Belajar
Menurut Gagne (dalam Suprijono,20 10:22) menyatakan bahwa hasil belajar berupa :
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.
b. Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip¬prinsip keilmuan.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
e. Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

2.1.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Slameto, (20 10:54) menyatakan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu :
a. Faktor Intern (faktor yang ada di dalam individu), yaitu sikap dalam belajar, minat dalam belajar dan kemandirian belajar.
b. Faktor Ekstern (faktor dari luar individu), yaitu keadaan lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Misalnya bimbingan orang tua, perhatian orang tua, pengawasan orang tua terhadap anak saat belajar dirumah.
Menurut Munadi (dalam Rusman, 2012:124) menyatakan bahwa faktor¬faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan faktor eksternal, yaitu :
1) Faktor Internal
a. Faktor Fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerima materi pembelajaran.
b. Faktor psikologis, setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini dapat mempengaruhi hasil belajarnya.

2) Faktor eksternal
a. Faktor lingkungan yaitu dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
b. Faktor instrumental yaitu faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan berupa kurikulum, sarana dan guru.

2.1.3 Model Pembelajaran
2.1.3.1 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru (Slavin, 2007:54).Model pembelajaran kooperatif meliputi model pembelajaran TGT, model pembelajaran STAD dan model pembelajaran JIGSAW. Download pkn sma kelas xi doc Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas(Arends dalam Anita Lie,2002:28).

Dari pendapat para ahli dapat disimpilkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang serta melaksanakan pembelajaran.

2.1.3.2 Model PembelajaranMind Mapping (Peta Pikiran)
Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah Mind Mapping memiliki sebuah idea tau kata sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang dimiliki dan membuat asosiasi di antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki.Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain (Buzan, 2005:9).

Peta pikiran (Mind Mapping) adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi. Peta pikiran yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari, karena berbeda emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya (Bobbi de Porter, 1999:153). Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan Mind Mapping (Sugiarto, 2004:92).

Otak tidak dapat langsung meolah informasi menjadi bentuk rapi dan teratur melainkan harus mencari, memilih, merumuskan dan merangkainya dalam gambar-gambar, simbol-simbol, suara, citra, bunyi dan perasaan sehingga informasi yang keluar satu persatu dihubungkan oleh logika, diatur oleh bahasa dan menghasilkan arti yang dipahami. Teknik mencatat dapat terbagi menjadi dua bagian.Pertama catat, tulis, susun (CTS), yaitu mencatat yang mampu mensinergiskan kerja otak kiri dengan kanan, sehingga konsentrasi belajar dapat meningkat sepuluh kalimat. Catat, tulis, susun, menghubungkan apa yang didengar menjadi poin-poin utama dan menuliskan pemikiran dan kesan dari materi pelajaran yang telah dipelajari (Bobbi de Porter dan Hernacki, 2000:152).

Mind Mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali keluar otak. Bentuk Mind Mapping seperti peta sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang. Seperti halnya peta jalan,bisa membuat pandangan secara menyeluruh tentang pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta,bisa merencanakan sebuah rute yang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana akan pergi dan dimanapun berada (Michael Gelb dalam Buzan, 2003:179).
Mind Mapping merupakan gagasan berbagai imajinasi.Mind merupakan suatu keadaan yang timbul bila otak (brain) hidup dan sedang bekerja, Lebih lanjut Bobbi de Porter dan Hernacki, (2000:152) menjelaskan peta pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk suatu kesan yang lebih dalam.

Mind Mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan, bisa menyusun fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan teknik mencatat biasa.
Mind Mapping merupakan teknik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakanseluruh potensi otak agar optimum. Caranya menggabungkan kerja otak kiri dan kanan.Dengan Model Mind Mapping siswa dapat meningkatkan daya ingatan hingga 78% (Buzan, 2009:15).

Menurut Buzan, (2009:54) beberapa manfaat menggunakan Mind Mapping antara lain :
a. Merencanakan
b. Berkomunikasi
c. Menjadi kreatif
d. Menghemat waktu
e. Menyelesaikan masalah
f. Memusatkan perhatian
g. Menyusun dan Menjelaskan fikiran-fikiran
h. Mengingat dengan lebih baik
i. Belajar lebih cepat dan efesien
j. Melihat gambar keseluruhan

Mind Mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu sisa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya menggabungkan kerja otak kiri dan kanan. Model ini mempermudah memasukan informasi kedalam otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Mind Mapping merupakan model yang paling baik dalam membantu proses berfikir otak secara teratur karena menggunakan tehnik grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga membuka potensi otak. Contoh ptk pkn sma pdf

Kegunaan Mind Mapping (Peta Pikiran) :
Menurut Michael Michalko, (dalam Buzan 2005:6) Model Mind Mapping dapat dimanfaatkan atau berguna untuk berbagi bidang termasuk bidang pendidikan. Kegunaan Model Mind Mapping dalam bidang pendidikan, khususnya pada Sekolah Menegah Pertama kelas VIII, antara lain :
a. Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah
b. Memungkinkan merencanakan rute atau kerangka pemikiran suatu karangan
c. Mengumpulkan sejumlah besar data disuatu tempat
d. Mendorong pemecahan masalah dengan kreatif
Cara membuat Mind Mapping (Buzan, 2005:1 5),yaitu :
a. Siapkan selembar kertas kosong yang diatur dalam posisi landscape.
b. Pena dan pensil berwarna
c. Otak
d. imajinasi
e. Tempatkan topik atau judul materi yang akan dibahas ditengah-tengah halaman kertas dengan posisi horizontal.
f. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat
g. Usahakan menggunakan gambar, simbol atau kode pada Mind Mapping yang dibuat.

Dalam membuat Mind Mapping juga diperlukan keberanian dan kreatifitas yang tinggi. Variasi dengan huruf capital, warna, garis bawah atau simbol-simbol yang menggambarkan poin atau gagasan utama. Menghidupkan Mind Mapping yang telah dibuat akan lebih mengesankan.

Kelebihan dan kelemahan Mind mapping, Buzan (2004:9)yaitu :
a. Kelebihan pembelajaran Model Mind Mapping :
1. Dapat mengemukaan pendapat secara bebas.
2. Dapat berkerjasama dengan teman lainnya.
3. Catatan lebih padat dan jelas.
4. Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan.
5. Catatan lebih berfokus pada inti materi.
6. Mudah melihat gambaran keseluruhan.
7. Membantu otak untuk : mengatur, mengingat, membandingkan dan membuat hubungan.
8. Memudahkan penambahan informasi baru.
9. Pengkajian ulang bisa lebih cepat.
10. Setiap peta bersifat unik.

      b. Kelemahan pembelajaran Model Mind Mapping :
1. Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
2. Tidak sepenuhnya murid yang belajar.
3. Mind Mapping siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa Mind Mapping siswa.

2.2.1 Metode Ceramah
Menurut Sudjana, (2009:77) Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Fungsinya, untuk memberikan pengertian terhadap suatu masalah, karena itu cara tersebut sering juga disebut dengan metode kuliah, sebab ada persamaan guru mengajar dengan seorang dosen atau maha guru member kuliah kepada mahasiswa-mahasiswa.
Metode ceramah adalah suatu metode yang paling tua, dan di Indonesia, pada umumnya menggunakan metode ini, karena hanya menggunakan alat persepsi visual (Penglihatan) dan auditif secara lisan, walaupun mungkin penjelasanya menunjukan berapa gambaran pada gambar-gambar, tetapi penjelasannya hanya disampaikan secara lisan. Jadi tugas murid dalam metode ceramah ini adalah: murid duduk, melihat dan mendengarkan serta percaya bahwa apa yang diceramahkan guru adalah benar, murid mengutip ikhtisar semampu murid itu sendiri dan menghapalkannya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut oleh guru yang bersangkutan.

Dari metode ceramah tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran yang hanya disampaikan secara lisan, karena hanya menggunakan alat persepsi visual (penglihatan), jadi murid lebih cenderung pasif, melihat dan mendengarkan saat proses pembelajaran berlangsung.

2.3 Kerangka berfikir
Kerangka berfikir dalam penelitian ini mengikuti skema sebagai berikut :
Pada penelitian di SMA Negeri ..., pembelajaran yang dilakukan guru kurang menarik bagi siswa. Proses pembelajaran yang menggunakan metode ceramah mengakibatkan siswa cenderung pasif hanya duduk, diam dan mendengarkan penjelasan guru. Sehingga siswa merasa jenuh dan bosan, serta kurang tertarik terhadap pembelajaran PKn. Dengan menerapkan Model Pembelajaran Mind Mapping dalam pembelajaran siswa lebih bisa aktif, kreatif ketelibatan siswa secara aktif dan menyeluruh diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar PKn.

2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) dalam pembelajaran PKn dapat meningkat hasil belajar pembelajaran PKn siswa SMA Negeri ....

C.DOWNLOAD LENGKAP PTK PKN SMA WORD

BAB III
METODE PENELITIAN


3.I Jenis Penelitian
Jenis penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini dilakukan oleh guru bekerjasama dengan peneliti (kolaborasi). Menurut Suharsimi Arikunto, (2007:63) kerjasama kolaborasi antar guru dengan peneliti sangat penting dalam bersama menggali permasalahan nyata yang dihadapi, terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan tindakan, menganalisis data, menyeminarkan hasil dan menyusun laporan akhir.

Data yang terkumpul dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis untuk diambil kesimpulan, menurut Arikunto, (2010:282) menjelaskan bahwa data yang telah terkumpul diklarifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang berbentuk kata-kata tersebut disisihkan untuk sementara, karena akan sangat berguna untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif.

3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.2.I Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri .... Alasan tempat ini dipilih oleh penulis karena mengenal guru PKn SMA Negeri ..., sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan target peneliti.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II bulan April sampai bulan Mei tahun 2015/2016.
3.2.3 Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas XI SMA Negeri ..., semester genap Tahun Ajaran 2015/2016. Jumlah siswa kelas XI adalah 38 siswa laki-laki dan latar belakang orang tua mereka adalah Pedagang, Wiraswasta dan Petani. Contoh ptk pkn sma word

3.2.4 Objek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah hasil belajar Mata Pelajaran PKn Materi tentang Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional.
3.2.5 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.Penelitian ini menggunakan model Kemmis yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart, (dalam Arikunto, Suhardjono, Supardi 2007:22).Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tahap beberapa siklus. Setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan yaitu : Perencanaan (Planing), Tindakan (Action), Pengamatan (Observasi) dan Refleksi (Reflection). Adapun gambar pada model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis adalah sebagai berikut:
Model Spiral S. Kemmis dan McTarggart
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan sistem siklus yang terdiri dari tiga tahap yaitu :
a. Perencanaan (Planing)
b. Pelaksanaan dan Pengamatan (Acting and Observaring)
c. Refleksi (Reflecting)
Proses pemberian perlakuan atau tindakan ini dengan melakukan proses belajar mengajar tidak hanya dilakukan satu atau dua kali, akan tetapi tahapan ini pada tahapan 4 kali mengajar.

3.3 Variabel Penelitian
Pada variabel penelitian akan menguraikan variabel bebas dan terikat. Menurut Sugiono, (2008:3 8) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Ada dua jenis variable dalam penelitian ini yaitu :
a. Variabel bebas (independen)
Variable bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penerapan model pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran).
b. Variabel terikat (dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas XI SMA Negeri ....

3.4 Rencana Tindakan
Rencana tindakan dalam penelitian ini menggunakan rencana tindakan Kemmis dan Taggart yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan dua siklus masing-masing siklus terdiri dua kali pertemuan (2x 45 menit). Rencana tindakan meliputi persiapan dua rencana tindakan setiap siklus.

3.4.1 Rencana Tindakan Siklus I
Pada rencana tindakan akan menguraikan tentang rencana tindakan siklus I yang meliputi dua tatap muka.
a. Perencanaan (Planning)
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Persiapan yang dilakukan sebagai berikut :
1. Pertemuan I
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta pikiran).
b. Pembelajaran Mind Mapping (Peta pikiran)
Model Mind Mapping digunakan pada saat guru menjelaskan materi Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional dipapan tulis.
c. Peralatan yang digunakan pada saat proses pembelajaran yaitu kertas HVS, pensil berwarna dan sub-topik.
d. Berkelompok, 1 kelompok 2 orang, agar memudahkan pada saat proses pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran).
e. Materi Pembelajaran
Mendiskripsikan pengertian, pentingnya dan sarana-sarana hubungan internasional dan organisasi internasional bagi suatu Negara.
f. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui apakah siswa dalam proses pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) mempunyai kreatifitas, Aktif juga bisa menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiranya.

2. Pertemuan II
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) pada Standar Kompetensi Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional, Kompetensi Dasar pengertian, pentingnya dan sarana-sarana hubungan internasional bagi suatu negara. Download pkn sma kelas xi doc
b. Soal Evaluasi Siklus I
c. Daftar nilai Siklus I
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran).
c. Pengamatan (Observaring)
Pada proses pengamatan, peneliti melihat atau mengobservasi pelaksaaan pembelajaran siswa dengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran).
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi peneliti mengevaluasi proses pembelajaran dan menyiapkan perencanaan siklus II.

3.4.2 Rencana Tindakan Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
Pembelajaran pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I dan dilaksanakan 2 kali pertemuan. Persiapan yang dilakukan sebagai berikut :
1. Pertemuan I
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta pikiran).
b. Pembelajaran Mind Mapping (Peta pikiran)
Model Mind Mapping digunakan pada saat guru menjelaskan materi Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional dipapan tulis.
c. Peralatan yang digunakan pada saat proses pembelajaran yaitu kertas HVS, pensil berwarna dan sub-topik.

d. Pada siklus II, proses pembelajaran siswa secara individu agar lebih paham dan memudahkan pada saat proses pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran).
e. Materi Pembelajaran
1. Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional dan organisasi internasional
2. Menganalisis fungsi perwakilan diplomatik dan mengkaji peranan organiasasi internasional dalam meningkatkan hubungan internasional.
f. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui apakah siswa dalam proses pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) mempunyai kreatifitas yang tinggi, Aktif juga bisa menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiranya.

2. Pertemuan II
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PKn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran) pada Standar Kompetensi Hubungan Internasional dan Organisasi Internasional, Kompetensi Dasar menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional dan organisasi internasional dan menganalisis fungsi perwakilan diplomatik serta mengkaji peranan organisasi internasional dalam meningkatkan hubungan internasional.
b. Soal Evaluasi Siklus I
c. Daftar nilai Siklus I
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran).
c. Pengamatan (Observaring)
Pada proses pengamatan, peneliti melihat atau mengobservasi pelaksaaan pembelajaran siswa dengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping (Peta Pikiran).
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi siklus II (tatap muka dua) peneliti mengevaluasi proses pembelajaran dan membandingkan pra siklus dan siklus I.

Data dan Cara Pengumpulannya
3.5.1 Jenis data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan siswa dan data kuantitatif yaitu diperoleh langsung dari tes. Contoh ptk pkn sma pdf 
3.5.2 Teknik Pengumpulan data
a. Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematik. Pada waktu pembelajaran berlangsung dari segi keterlibatan observer (orang yang melakukan observasi), observasi dilakukan dengan observasi partisipan yaitu suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh observer. Observer bertugas untuk melakukan observasi dan penilaian melalui pengisian lembar observasi siswa pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan di kelas XI SMA Negeri ....
Tabel 3.1
Panduan Pengamatan Pembelajaran Siswa

Menurut Arikunto, (2007 :267). Penskoran unjuk kerja diisi dengan rentang skor antara 1 – 5.Skor-skor itu dijumlahkan dan ditafsiran secara kualitatif.
Skor 6 – 10 termasuk kurang aktif Skor 11 – 15 termasuk aktif
Skor 16 – 20 termasuk sangat aktif
Pembelajaran yang dilaksanakan dikatakan berhasil apabila :
a. penilaian siswa rata-rata mencapai skor 11.
b. Ketuntasan belajar individu rata-rata mencapai 7,2.
b. Tes
Menurut Arikunto, (2006:84) Metode test adalah serentetan pertanyaan latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi dan kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes ini digunakan untuk mengetahui keberhasilan dari proses belajar mengajar yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Dalam penelitian ini pengumpulan data alat yang digunakan adalah berupa soal tes sesuai dengan materi yang diajarkan.
Tabel 3.2
Kisi-kisi butir soal siklus 1

Tabel 3.3
Kisi-kisi butir soal siklus II

Tabel 3.4
Interval Indikator Hasil Belajar

3.6 Uji Validitas dan Reabilitas Intrumen 3.6.I Uji Validitas
Menurut Sugiono, (2006:121) “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.Azwar (2012:28) mengemukakan bahwa jika rhitung> rtabel, maka instrumen dikatakan valid dengan rtabel = 0,2. Kriteria kevalidan instrumen menurut Riduwan (2007:65) yaitu sebagai berikut:
Antara 0,800 – 1,000 = validitas sangat tinggi
Antara 0,600 – 0,799 = validitas tinggi
Antara 0,400 – 0,5 99 = validitas cukup tinggi
Antara 0,200 – 0,3 99 = validitas rendah
Antara 0,000 – 0,199 = validitas sangat rendah (tidak valid)
Uji Validitas dapat dihitung menggunakan Software SPSS 16 dengan Analyze-Scale-Reliability Analysis.

1. Uji Validitas Tes siklus I
Dibawah ini adalah Hasil Uji Validitas tes siklus I pada tabel 3.5
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Tes Siklus I

Berdasarkan tabel 3.5 diatas terdapat 50 soal yang diujikan dan mendapatkan 30 soal yang valid dan 20 soal yang tidak valid. Kemudian dari soal 30 yang valid akan digunakan oleh peneliti untuk penelitian sebagai soal tes evaluasi di siklus I.

2. Uji Validitas Tes siklus II
Dibawah ini adalah Hasil Uji Validitas siklus II pada tabel 3.6
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Tes Siklus II
Berdasarkan tabel 3.6 diatas terdapat 50 soal yang diujikan dan mendapatkan 39 soal yang valid dan 11 soal tidak valid. Kemudian dari soal yang valid tersebut, diambil 30 soal yang akan digunakan oleh peneliti untuk penelitian sebagai soal tes evaluasi di siklus II. 

3.6.2 Uji Reliabilitas
Menurut Priyanto, (2010:14) uji reabilitas yaitu menguji konsistensi alat ukur, apakah hasil pengukuran tetap sama atau konsisten meskipun diukur berulangkali. Reabilitas digunakan untuk mengukur suatu keajegan instrument dari variable yang hendak diukur. Pengukuran reabilitas intrumen dalam penelitian ini menurut sekaran dalam Priyatno, (20 10:98) yaitu reabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik, jadi hasil uji reabilitas instrument yang diolah dengan SPSS 16.0 For Windows pada saat uji instrument tes, reabilitas soal siklus I dan II pada dilihat dibawah ini :

a. Uji Reliabilitas siklus I
Reliability Statistics

Dari outputuji reabilitas pada siklus I dapat dilihat pada kolom Cronbach’s Alpha menunjukan 0,753. Karena nilai pada kolom tersebut bernilai 0,753 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrument penelitian yang dipakai pada tingkat reliabilitas tersebut dapat diterima.
b. Uji Reliabilitas siklus II
Reliability Statistics

Dari Output uji reabilitas pada siklus II, hasilnya dapat dilihat pada kolom Cronbach’s Alpha menunjukan 0,852 karena nilai pada kolom tersebut bernilai 0,852 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrument penelitian yang dipakai pada tingkat reabilitas baik atau reliabel.

3.7 Analisis Data
Data yang terkumpul dianalisis untuk mencapai tujuan pembelajaran data-data berupa angka (kuantitatif) dianalisis dengan mencari data yang tertinggi, data terendah dan rata-rata, jumlah siswa yang tuntas dan juga presentase ketuntasan pembelajaran. Download ptk pkn sma kelas xi
Analisis data dari hasil penelitian tes tertulis pada akhir pembelajaran pertemuan kedua dari siklus pertama dan siklus kedua dianalisis secara kuantitatif data dari lembar observasi untuk mendiskripsikan hasil dari pelaksanaan pembelajaran yang dianalisis melalui tes, dengan cara presentase untuk mengetahui besarnya hasil yang dicapai siswa dalam ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh guru. Jika siswa memperoleh nilai dibawah KKM dengan jumlah rata-rata dari jumlah siswa maka akan dianalisis dengan menghitung ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal sebagai berikut:
Dari hasil belajar yang diperoleh pada prasiklus ada 22 siswa yang tuntas sebesar 58,8% sedangkan siklus I dan II dapat mengalami peningkatan guna mencapai target dalam indikator keberhasilan.

3.8 Indikator Keberhasilan
Untuk mengukur keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolak ukurnya adalah hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn. Hasil Belajar dikatakan berhasil apabila 80% dari 30 siswa mencapai nilai KKM 72.

D.DOWNLOAD LENGKAP PTK PKN KELAS XI SMA

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. 2002. Cooperaative Learning: Memperaktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi.2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara. Azwar, S.2012. Rebilitas dan Validitas.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Budiyanto.2006. Pendidikan Kewrganegaraan untuk SMA kelas XI.Jakarta : Erlangga. Buzan, Tony. 2003. Use Both Sides of Your Brain. Surabaya : Ikon.
Buzan, Tony.2005.Buku Pintar Mind Maps.Jakarta : Gramedia.
Buzan.Tony dan Barry. 2004. Memahami Peta Pikiran : The Mind Map Book. Interaksa : Batam. Colin Rose dan Malcolm J.2006.Accelered learning.Bandung : Nusantara.
Dananjaya, Utomo. 2010. Media Pembelajaran Aktif. Bandung : Nuansa.
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : CV. IKIP Semarang Press. Daryanto.2012. Model Pembelajaran Inovatif.Malang : Gava Media.
Depdiknas, 2003 .Kurikulum 2004standar Kompetensi Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas. Dimyati dan Mudjiono.2009.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : PT Rineka Cipta.
Dryden. Gordon. 2003. Revolusi Cara Belajar : The Learning Revolution Bagian I. Bandung : Kaifa.
Duwi Priyatno. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta : Gava Media. Eveline dan Hartini.2010.Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Ghalia Indonesia. Hamalik, Oemar.2006. Proses Belajar Mengajar.Jakarta : PT Bumi Aksara.
Jensen. Eric dan Karen Makowitz. 2002. Otak Sejuta Gygabite : Buku Pintar Membangun Ingatan Super. Bandung : Kaifa.
Khabibah, S. 2006. Pengembangan Model Multimedia Learning: Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Porter. De Bobbi dan Hernacki. 1999. Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa.
Riduwan dan Sunarto.2007.Statistika untuk Penelitian.Bandung : Alfabeta.
Rohman, Arif. 2011. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan.Yogyakarta : CV Aswaja Pressindo.
Rusman.2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer.Bandung : Alfabeta.
Sudjana, Nana. 2009. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media.
Sugiarto, Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berfikir Holistik dan Kreatif.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.Bandung : Citra Umbara.
W. S Winkel.2004. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta : MEDIA ABADI.

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK PKN SMA TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.