Sabtu, 22 Desember 2018

CONTOH PTK MATEMATIKA SMP KELAS VIII TERBARU DOC

CONTOH PTK MATEMATIKA SMP KELAS VIII TERBARU DOC-Penelitian ini Bertujuan untuk mengetahui penggunaan alat peraga dengan metode demonstrasi pada materi luas dan volum bangun ruang dan untuk mengetahui dapat tidaknya penggunaan alat peraga dengan metode demonstrasi meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada materi luas dan volum bangun ruang di kelas VIII.3 SMP Negeri ........contoh ptk matematika smp kelas 8
Bangun ruang merupakan salah satu materi kelas VIII.3 yang sulit diterima oleh peserta didik, hal ini disebabkan karena rendahnya pemahaman materi, kurang berminatnya peserta didik dalam mengikuti pelajaran matematika, dan masih banyak ditemukan peserta didik di SMP Negeri .......  yang tidur pada saat pelajaran. Pada materi bangun ruang, peserta didik kesulitan dalam memahami maksud gambar dan bagian-bagiannya, kesulitan untuk mengingat rumus-rumus dan masih bingung menentukan rumus bangun ruang.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Pelaksanaan penelitian dibagi dalam tiga siklus yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus, hasil belajar peserta didik diperoleh dari 1 tahun yang lalu. Untuk keaktifan peserta didik dalam prasiklus ini, peneliti juga melakukan observasi keaktifan peserta didik di kelas VIII.3 pada sub materi sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang. Pada prasiklus guru belum menggunakan alat peraga dengan metode demonstrasi. Pada siklus I dan II terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil pengamatan dan refleksi akan dijadikan bahan rujukan untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Sehingga proses dan hasil pelaksanaan siklus berikutnya diharapkan akan lebih baik dari siklus sebelumnya. Dari tiap siklus akan diukur keaktifan, hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar peserta didik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pra siklus diperoleh rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar pada pra siklus adalah 57,14 dan 53,57%, sedangkan presentase keaktifan peserta didik adalah 41,96%. Setelah dilakukan siklus I nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 70,18 dan ketuntasan 60,71%, sedangkan presentase keaktifan peserta didik adalah 56,43%. Secara garis besar pelaksanaan pembelajaran siklus I masih perlu diperbaiki agar terjadi peningkatan sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan yakni nilai rata-rata kelas >6.0 dengan ketuntasan klasikal 75%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 85,36 dan ketuntasan 82,14%. Sedangkan presentase keaktifan peserta didik adalah 79,55%. Hasil pada siklus II menunjukkan peningkatan daripada siklus sebelumnya dengan indikator keberhasilan sudah terpenuhi.
Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik SMP Negeri 3...........kelas VIII.3 tahun pelajaran 2015/2016  pada materi luas dan volum bangun ruang.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel MATEMATIKA SMP yang diberi judul “Penggunaan Alat Peraga Dengan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Luas Permukaan Dan Volum Bangun Ruang Di Kelas Viii.3 Smp Negeri ....Tahun Pelajaran 20../20.. ". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK MATEMATIKA SMP KELAS VIII lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 087 SMP ).

A.DOWNLOAD PTK MATEMATIKA SMP KURIKULUM 2013 TERBARU

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan diharapkan manusia dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kreatifitasnya. Keberhasilan di bidang pendidikan sangat ditentukan dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru, peserta didik, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru mempunyai tugas untuk memilih metode pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan.download ptk matematika smp doc

Matematika merupakan suatu ilmu yang memiliki obyek abstrak, untuk keperluan penyampaian obyek-obyek matematika yang abstrak kepada peserta didik diperlukan suatu sistem penyampaian materi/obyek matematika. Sistem penyampaian ini, harus mempertimbangkan kesiapan/kematangan, kemampuan serta tingkat pengembangan intelektual peserta didik.
Meskipun kurikulum sudah sering diganti, tetapi saat ini di SMP Negeri 3........ pembelajarannya masih menggunakan metode ceramah. Hal ini terbukti dari hasil wawancara dengan guru matematika kelas VIII.3 di sekolah tersebut pada tanggal 11 Oktober 2015, menyatakan bahwa tidak sedikit peserta didik yang sulit untuk memahami pelajaran matematika. Bangun ruang merupakan salah satu materi kelas VIII.3 yang sulit diterima oleh peserta didik, hal ini disebabkan karena rendahnya pemahaman materi, kurang berminatnya peserta didik dalam mengikuti pelajaran matematika dan masih banyak ditemukan peserta didik tidur pada saat pelajaran.

Dalam pembelajaran matematika di SMP Negeri 3 ........khususnya pada materi bangun ruang, peserta didik kesulitan dalam memahami maksud gambar dan bagian-bagian dari bangun ruang, kesulitan untuk mengingat rumus-rumus bangun ruang dan masih bingung menentukan rumus bangun ruang dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru yang diakibatkan karena terlalu banyaknya rumus bangun ruang dan keabstrakan materi tersebut. Hal ini mengakibatkan hasil belajar peserta didik yang nilai rata-ratanya masih di bawah 6,0. Padahal batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan untuk materi bangun ruang di SMP Negeri 3 ........ adalah 6,0.
Untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik, maka diperlukan suatu strategi pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk memahami dengan jelas jalannya suatu konsep pembelajaran dan mengkonkretkan materi yang abstrak. Pemilihan metode dan media pembelajaran dirasakan mempunyai peran strategis dalam upaya mendongkrak keberhasilan proses belajar mengajar khususnya pada materi bangun ruang, karena penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. 

Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Faktor guru dan cara mengajarnya tidak dapat terlepas dari ada tidaknya dan cukup tidaknya alat-alat pembelajaran yang tersedia di sekolah. Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari gurunya, kecakapan guru dalam memanfaatkan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar peserta didik.download ptk matematika smp doc
Pembelajaran matematika pada materi bangun ruang sangat dibutuhkan kemampuan abstraksi dari peserta didik untuk mempelajarinya. Materi yang abstrak memerlukan dukungan media yang mampu mengkonkretkan materi, karena tidak mudah untuk membayangkan benda dalam bangun ruang yang hanya dituangkan dalam penampang bangun datar. Sehingga urutan yang terstruktur dalam proses perangkaian untuk menjadi bangun ruang sangat membantu dalam menganalogkan proses terbentuknya bangun ruang. Penggunaan alat peraga dengan metode demonstrasi dapat merangsang peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Karena dengan alat peraga rasa ingin tahu peserta didik semakin bertambah sehingga peserta didik dapat memperhatikan penjelasan tentang materi yang disampaikan, ada kemauan untuk mencatat penjelasan dari guru, aktif bertanya, berani menjawab soal dan mampu mengerjakan tugas yang telah diberikan. 

Sehubungan dengan hal ini, maka penggunaan alat peraga dengan metode demonstrasi dapat digunakan sebagai jembatan guna mengatasi kesulitan dalam mempelajari materi bangun ruang.
Metode demonstrasi merupakan suatu metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sedangkan alat peraga matematika adalah suatu perangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep¬konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Dengan menggunakan alat peraga pada materi bangun ruang, peserta didik dapat memperagakan atau mempertunjukan proses terbentuknya bangun ruang dan rumus-rumus bangun ruang. Alat peraga ini merupakan alat bantu dengan tiga dimensi yaitu alat bantu pembelajaran yang dapat dimanipulasi. Metode dan media pembelajaran (alat peraga) ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik. 

Dengan menggunakan alat peraga dan metode demonstrasi ini diharapkan peserta didik akan terlihat aktif dalam mempelajari materi Bangun Ruang, sehingga akan berdampak pada hasil belajar yang meningkat. Dengan demikian, berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka judul yang dipilih adalah ”PENGGUNAAN ALAT PERAGA DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI LUAS DAN VOLUM BANGUN RUANG DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 3 ............

B. Penegasan Istilah
Adapun hal-hal yang perlu dijelaskan hingga berbentuk suatu pengertian yang utuh sesuai dengan maksud yang sebenarnya dari judul penelitian tersebut antara lain.
1. Penerapan adalah pemanfaatan, perihal, mempraktikkan.
2. Alat peraga adalah alat-alat atau perlengkapan yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajar. Dalam penelitian ini, alat peraga yang dimaksud adalah alat peraga dimensi tiga yang berbentuk kubus, balok, prisma dan limas.
3. Metode demonstrasi adalah suatu metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
4. Meningkatkan : menaikkan, mempertinggi.
5. Keaktifan : keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya dinamis dan bertenaga; giat melakukan sesuatu. Sedangkan keaktifan : kegiatan; kesibukan. Yang dimaksud dengan keaktifan disini adalah peserta didik memperhatikan penjelasan guru, menyalin penjelasan yang telah disampaikan, aktif bertanya, menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan tugas yang telah diberikan guru.

6. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar. Dalam penelitian ini, peserta didik dinyatakan berhasil apabila dalam materi luas permukaan dan volum bangun ruang rata-rata nilai hasil tes di atas hasil ketuntasan yaitu 6,0 dan ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika prosentase peserta didik yang tuntas belajar atau nilai peserta didik lebih besar atau sama dengan 75% dari jumlah peserta didik di kelasdownload ptk matematika smp doc
7. Materi pokok bangun ruang merupakan materi SMP kelas VIII.3 semester II. Adapun standar kompetensinya adalah memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya serta menentukan ukuran-ukurannya. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah menghitung luas permukaan dan volum kubus, balok, prisma dan limas.

Jadi, penelitian dengan judul ”Penggunaan Alat Peraga dengan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar pada Materi Luas dan Volum Bangun Ruang”, berarti dalam penelitian akan berusaha memberikan upaya dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada materi luas dan volum bangun ruang dengan cara merubah metode pengajarannya. Yang awalnya hanya menggunakan metode ceramah, namun kali ini akan menerapkan alat peraga dengan metode demonstrasi.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dimunculkan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah penggunaan alat peraga Dimensi Tiga dengan metode demonstrasi pada materi luas dan volum bangun ruang Kelas VIII.3 di SMP Negeri 3 .....?
2. Bagaimanakah keaktifan dan hasil belajar peserta didik SMP Negeri 3 ....... pada materi luas dan volum bangun ruang setelah diterapkan alat peraga Dimensi Tiga dengan metode demonstrasi?

D. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan berbasis kelas yang akan dilaksanakan ini mempunyai tujuan sebagai berikut.
1. Menemukan langkah-langkah pembelajaran matematika dengan menerapkan alat peraga Dimensi Tiga dengan metode demonstrasi pada materi luas dan volum bangun ruang kelas Kelas VIII.3 di SMP Negeri 3 ..........
2. Pembelajaran dengan menerapkan alat peraga Dimensi Tiga dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang kelas Kelas VIII.3 di SMP Negeri 3 ...........
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian tindakan kelas yang diharapkan adalah.
1. Bagi peserta didik SMP Negeri 3........
a. Meningkatkan aktifitas belajar peserta didik.
b. Hasil belajar peserta didik kelas VIII.3 SMP Negeri 3 ......... dalam mata pelajaran matematika khususnya pada materi luas dan volum bangun ruang dapat meningkat.
2. Bagi guru SMP Negeri 3 Empang
a. Membantu guru dalam memvisualisasikan pelajaran matematika yang sifatnya sangat abstrak dalam bentuk konkret.download ptk matematika smp doc
b. Mendapatkan gambaran yang jelas tentang upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik dalam materi luas dan volum bangun ruang dengan menerapkan alat peraga Dimensi Tiga dengan metode demonstrasi kelas VIII.3 di SMP Negeri.............
3. Bagi pihak sekolah
Dengan hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran dan kinerja guru sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik dan kualitas sekolah akan semakin meningkat.
4. Bagi Peneliti
a. Memberikan wawasan baru kepada peneliti tentang cara yang efektif dalam menerapkan alat peraga Dimensi Tiga dengan metode demonstrasi.
b. Mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

 B.CONTOH PTK MATEMATIKA SMP KELAS 8 DOC

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN


A. Landasan Teori
1. Belajar
a. Pengertian belajar
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, ketrampilan, dan sikap. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah usaha sadar atau upaya yang disengaja untuk mendapatkan kepandaian.

Beberapa pengertian mengenai belajar. Di antaranya adalah:
1. Nana Sudjana mengatakan belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan aspek-aspek lain.
2. Menurut Cronbach dalam bukunya Baharudin dan Esa Nur Wahyuni menyatakan: Learning is shown by change in behaviour as result of experience ´, belajar adalah suatu perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Dengan pengalamannya tersebut pelajar menggunakan seluruh panca indranya. Pendapat ini sesuai dengan apa yang di kemukakan Clifford T. Morgan dan kawan-kawan yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.Menurut Charles E. Skinner, Learning is a process of progressive behavior adaptation.16 Belajar adalah proses adaptasi tingkah laku untuk lebih maju atau lebih baik.
3. Menurut Oemar Hamalik, belajar adalah modifikasi atau memperkuat tingkah laku melalui pengalaman dan latihan. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas permukaan dari itu, yakni mengalami.ptk matematika kurikulum 2013 terbaru doc

Berdasarkan pengertian belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman belajar, sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun psikomotorik.
b. Teori Belajar
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa. Berdasarkan teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar.
Menurut kelompok teori kognitif, belajar adalah proses pencapaian atau perubahan pemahaman (insight), pandangan, harapan, atau pola berfikir.Teori belajar kognitif berguna dalam mempelajari materi-materi yang rumit yang membutuhkan pemahaman, untuk memecahkan masalah, dan untuk mengembangkan ide. Seperti pada materi bangun ruang yang terlalu abstrak dan banyak rumus yang berbeda, maka dalam pembelajaran bangun ruang sangat dibutuhkan kemampuan abstraksi dari peserta didik untuk mempelajarinya dan mampu memahami rumus-rumus bangun ruang, sehingga peserta didik dapat menerapkan rumus dalam menjawab soal.

Teori Gestalt merupakan teori kognitif. Teori Gestalt menganggap bahwa belajar adalah proses yang didasarkan pada pemahaman (insight). Karena pada dasarnya setiap tingkah laku seseorang selalu didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku tersebut terjadi. Pada situasi belajar, keterlibatan seseorang secara langsung dalam situasi belajar tersebut akan menghasilkan pemahaman yang dapat membantu individu tersebut memecahkan masalah. Dengan kata lain, teori Gestalt ini menyatakan bahwa yang paling penting dalam proses balajar individu adalah dimengertinya apa yang dipelajari oleh individu tersebut. Oleh karena itu, teori belajar Gestalt ini disebut teori insight.

Max Wartheimer dan Katona mencoba mempelajari tentang insight pada manusia. Wartheimer menggambarkan bagaimana anak¬anak dapat memecahkan soal geometri. Dengan hanya mengetahui rumus luas permukaan sebuah segi empat, disuruh memecahkan sebuah soal, mencari jajar genjang. Sementara anak yang mengalikan panjang dengan lebar (analogi dengan rumus luas permukaan segi empat). Tentu hal ini merupakan cara yang salah. Tetapi anak lain yang dapat melihat inti dari stuktur jajar genjang, mendapatkan bahwa dengan menarik sebuah diagonal akan didapati dua buah segitiga sama dan sebangun (kongruen). Dengan mencari luas permukaan sebuah segitiga dikalikan dua, anak tersebut dapat memperoleh pemecahan soal. Jadi, insight pada dasarnya dapat pula diperoleh dengan struktur esensial dalam situasi problematis.

Teori psikologi Gestalt sangat berpengaruh terhadap tafsiran tentang belajar. Beberapa prinsip yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut:
1) Tingkah laku terjadi berkat interaksi antar individu dan lingkungan, faktor herediter (natural endowment) lebih berpengaruh.
2) Bahwa individu berada dalam keadaan keseimbangan itu akan mendorong terjadinya tingkah laku.
3) Belajar mengutamakan aspek pemahaman (insight) terhadap situasi problematis.
4) Belajar menitik beratkan pada situasi sekarang, dalam situasi tersebut menemukan dirinya.
5) Belajar dimulai dari keseluruhan dan bagian-bagian hanya bermakna dalam keseluruhan itu.
Teori Gestalt lebih banyak menekankan kepada belajar melalui pengalaman. Oleh karena itu pembelajaran lebih diarahkan memberi kesempatan kepada peserta didik melakukan sesuatu¬learning by doing. Dalam Al-Qur’an juga diterangkan bahwa Allah telah membekali manusia dengan sarana-sarana baik fisik maupun psikis agar manusia dapat menggunakannya untuk belajar dan mengembangkan ilmu dan teknologi untuk kepentingan dan kemaslahatan manusia.
Sebagaimana tertuang dalam Q. S. An-Nahl: 78

 “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur. ´
Dalam Terjemah Tafsir Al-Marogi diterangkan bahwa Allah menjadikan apa yang tidak kalian ketahui, setelah Dia mengeluarkan kalian dari dalam perut ibu. Kemudian memberi kalian akal yang dengan itu kalian dapat memahami dan membedakan antara yang baik dan yang buruk, antara petunjuk dengan kesesatan, dan antara yang salah dengan yang benar, menjadikan pendengaran bagi kalian yang dengan itu kalian dapat mendengar suara-suara, sehingga sebagian kalian dapat memahami dari sebagian yang lain apa yang saling kalian perbincangkan, menjadikan penglihatan, yang dengan itu kalian dapat melihat orang-orang, sehingga kalian dapat membedakan antara sebagian dengan sebagian yang lain, dan menjadikan perkara-perkara yang kalian butuhkan di dalam hidup ini, sehingga kalian dapat mengetahui jalan, lalu kalian menempuhnya untuk berusaha mencari rizki dan barang-barang, agar kalian dapat memilih yang baik dan meninggalkan yang buruk. Demikian halnya dengan seluruh perlengkapan dan aspek kehidupan.

Dari terjemah tafsir di atas, dikatakan bahwa dalam proses belajar atau mencari ilmu manusia telah diberi sarana fisik berupa indra eksternal, yaitu mata dan telinga, serta sarana psikis berupa daya nalar atau intelektual. Maka dalam proses pembelajaran matematika pada materi luas permukaan dan volum bangun ruang, guru ditekankan untuk memperlihatkan unsur-unsur atau urutan yang terstruktur dalam proses perangkaian untuk menjadi suatu bangun ruang, karena tidak mudah untuk membayangkan benda dalam bangun ruang yang hanya dituangkan dalam penampang bangun datar. Oleh karena itu, penerapan alat peraga Dimensi Tiga dengan metode demonstrasi sangat tepat digunakan dalam pembelajaran bangun ruang karena peserta didik dapat melihat secara langsung proses perangkaian terbentuknya bangun ruang dan proses penurunan rumus-rumus bangun ruang, sehingga pemahaman peserta didik dapat meningkat..ptk matematika kurikulum 2013 terbaru doc

c. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan prilaku yang relatif menetap. Dalam pembelajaran, anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan intruksional. Belajar yang berkenaan dengan hasil, (dalam pengertian banyak hubungannya dengan tujuan pengajaran), Gagne, sebagaimana dikutip oleh Hamzah B. Uno mengemukakan ada lima jenis atau lima tipe, yakni:

1) belajar kemahiran intelektual (kognitif).
2) belajar informasi verbal.
3) belajar mengatur kegiatan intelektual.
4) belajar sikap.
5) belajar ketrampilan motorik.
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika merupakan hasil kegiatan dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan siswa. Atau dengan kata lain hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika merupakan apa yang diperoleh siswa dari proses belajar matematika. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman peserta didik pada suatu pembelajaran, guru dapat memberikan evaluas permukaani sebagai penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar dapat dilakukan sekali setelah suatu kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Penilaian hasil belajar jugaberfungsi untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran telah berjalan secara efektif.
Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya.
1) Internal
Faktor internal meliputi aspek fisiologis (keadaan jasmani) dan aspek psikologis (keadaan rohani). Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas. Banyak faktor yang bersifat rohaniah (aspek psikologis) yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran peserta didik. Namun di antara faktor-faktor rohaniah peserta didik yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut.
1) Tingkat kecerdasan atau intelegensi peserta didik.
2) Sikap peserta didik.
3) Bakat peserta didik.
4) Minat peserta didik.
5) Motivasi peserta didik.
2) Eksternal
Faktor eksternal peserta didik terdiri atas dua macam, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
1. Lingkungan sosial.
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman di kelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang peserta didik. Guru adalah pengajar yang mendidik, sebagai pendidik ia memusatkan perhatian pada kepribadian peserta didik khususnya berkaitan dengan kebangkitan belajar. Masyarakat dan tetangga juga teman¬teman sepermainan di sekitar perkampungan peserta didik tersebut dapat mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik. Namun, lingkungan peserta didik yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga peserta didik itu sendiri.

2. Lingkungan nonsosial.
Faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, tempat tinggal peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, alat-alat yang dipakai dalam belajar (seperti alat tulis- menulis, buku-buku, alat peraga,dan sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat pelajaran) dan waktu belajar yang digunakan peserta didik.
Alat peraga .ptk matematika kurikulum 2013 terbaru doc merupakan fasilitas penting dalam sekolah yang dapat meningkatkan perhatian siswa. Dengan alat peraga siswa diajak secara aktif memperhatikan apa yang diajarkan guru. Dengan alat peraga, hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk model-model yang berupa benda konkret yang dapat dilihat, dipegang, diputar balikan, sehingga dapat lebih mudah dipahami. Fakor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan peserta didik.

3) Pendekatan belajar
Dalam hal ini pendekatan belajar merupakan cara atau strategi yang digunakan peserta didik untuk menunjang keefektifan dan efisiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu. Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasian implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui metode pembelajaran.

C.DOWNLOAD JUDUL PTK SMP LENGKAP TERBARU

BAB III
METODE PENELITIAN



A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau action research secara sederhana action research dapat diartikan sebagai kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat praktis dengan cara melakukan tindkan secara kolaboratif dan partisipasif. “Kolaborasi adalah adanya kerjasama antara berbagai disiplin ilmu, keahlian dan profesi dalam memecahkan masalah, merencanakan, melaksanakan kegiatan, dan melakukan penilaian akhir”. Disini kolaborasi menjadi hal yang penting dalam penelitian tindakan kelas (PTK). Sebab salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi atau kerjasama antara praktisi dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan tindakan (action).

B. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 ............. Adapun subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII.3. Jumlah peserta didik dalam kelas tersebut adalah 25 peserta didik.

C. Tempat Pelaksanaan dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 ....... Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari dan Maret tahun 2016.

D. Kolaborator dan Pelaksana
Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas adalah orang yang membantu untuk mengumpulkan data-data tentang penelitian yang dikerjakan bersama-sama dengan peneliti. Kolaborator dalam penelitian ini adalah guru matematika kelas VIII.3 SMP Negeri 3 ............ dengan satu teman yang mengambil dokumentasi pembelajaran pada tiap siklus. Sedangkan pelaksana adalah orang yang menerapkan pembelajaran yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini pelaksana pembelajaran adalah peneliti sendiri.

E. Metode Pengumpulan Data
1. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik, guru, dan peneliti.
2. Jenis data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang terdiri dari.
1. Data tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru.
2. Data tentang keaktifan peserta didik.
3. Data tentang hasil evaluasi belajar peserta didik.
3. Cara pengambilan data
1. Interview (wawancara)
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara sebagai observasi awal sebelum mengadakan penelitian untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
2. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan daftar nama-nama peserta didik yang akan menjadi sampel dalam penelitian dan untuk mendapatkan data nilai serta rekaman kegiatan pada saat pembelajaran dalam bentuk gambar..ptk matematika kurikulum 2013 terbaru doc

3. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam belajar matematika khususnya pada materi luas dan volum bangun ruang.

4. Lembar kerja
Lembar kerja berupa soal-soal yang berkaitan dengan materi luas dan volum bangun ruang yang diberikan peserta didik pada siklus I dan siklus. Lembar kerja juga dipakai untuk mengetahui keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.

5. Observasi/pengamatan
Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi dengan jalan pengamatan secara langsung menggunakan lembar pengamatan. Lembar pengamatan ini digunakan untuk pengambilan data guru selama proses kegiatan pembelajaran apakah sudah sesuai dengan skenario pembelajaran dalam menerapkan alat peraga Dimensi Tiga dengan metode demonstrasi dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.

F. Metode Penyusunan Instrumen
1. Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Penbelejaran (RPP) pada siklus I dan siklus II dibuat berdasarkan format yang disyaratkan dalam KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Di dalam RPP tertuang skenario pembelajaran matematika materi Luas dan Volum Bangun Ruang dengan penggunaan alat peraga Dimensi Tiga dengan metode demonstrasi.ptk matematika smp doc

2. Lembar observasi
Lembar observasi disusun untuk melihat aktifitas yang dilakukan oleh peserta didik dan pendidik selama proses pembelajaran, untuk melihat sejauh mana pelaksanaan pembelajaran apakah sudah sesuai dengan RPP atau belum. Lembar observasi dibuat dalam dua bentuk yaitu lembar observasi untuk peserta didik dan lembar observasi untuk pendidik.

3. Tugas individu
Tugas Individu diberikan di akhir pembelajaran dan dikerjakan di dalam kelas yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dapat menyerap materi yang dipelajari selama proses pembelajaran. Tugas Individu juga diberikan dalam bentuk soal uraian
4. Evaluasi Akhir
Evaluasi akhir dilakukan pada akhir siklus I, dan siklus II. Evaluasi akhir pada siklus I dipakai untuk mengukur keberhasilan sementara pembelajaran dengan penggunaan alat peraga Dimensi Tiga dengan metode demonstrasi, yang dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus dan sebagai evaluasi untuk refleksi siklus II. Sedangkan evaluasi pada siklus II untuk melihat keberhasilan penggunaan alat peraga Dimensi Tiga dengan metode demonstrasi.

G. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tentang hal-hal yang terjadi di kelompok sasaran dan hasilnya langsung dapat diimplementasikan pada kelompok yang bersangkutan dengan ciri utama adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Dalam pelaksanaannya peneliti akan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran. Peneliti sebagai pelaku penelitian dan guru mata pelajaran menjadi pengamat. Pada pelaksanaannya terdapat beberapa kegiatan yang terangkum dalam beberapa siklus.
Pelaksanaan penelitian ini dengan model yang dibuat oleh John Elliot. Sebagaimana gambar di bawah ini.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pra siklus dan siklus, yang terdiri atas dua siklus yang direncanakan. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi dengan pro sedur sebagai berikut.

a. Pra Siklus
Dalam pra siklus ini peneliti mewawancarai guru matematika kelas VIII.3 di SMP Negeri 3 .....khususnya pada materi luas dan volum bangun ruang dan meminta data hasil kegiatan pembelajaran materi luas dan volum bangun ruang peserta didik kelas VIII2 tahun pelajaran 2015/2016. Sesuai hasil wawancara, pelaksanaan pembelajaran pada materi luas dan volum bangun ruang di kelas VIII.3 di SMP Negeri 3 ..... tahun pelajaran 2015/2016 masih menggunakan metode konvensional dan peserta didik kurang aktif dalam mengikuti pelajaran.
Untuk mengetahui tingkat keaktifan peserta didik, peneliti akan mengamati pembelajaran matematika pada sub materi unsur-unsur dan jaring-jaring bangun ruang, yang dalam pembelajarannya belum menggunakan alat peraga Dimensi Tiga dan metode demonstrasi. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran yang menerapkan alat peraga Dimensi Tiga dengan metode demonstrasi pada siklus I dan siklus II.

b. Siklus I
pelaksanaan siklus I dari penelitian tindakan kelas ini dimulai pada 24 Februari 2016 sampai dengan 03 Maret 2016 dengan mengambil tempat di VIII.3.

1) Perencanaan
Dalam tahap perencanaan hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut.
a) Peneliti menentukan peserta didik yang akan menjadi obyek penelitian.
b) Peneliti mempersiapkan materi luas permukaan bangun ruang, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c) Peneliti menyiapkan alat peraga bangun ruang, yaitu alat peraga Dimensi Tiga.
d) Menyusun lembar kegiatan peserta didik yang berkaitan dengan materi luas permukaan bangun ruang.
e) Menyiapkan lembar kerja observasi yaitu pengamatan terhadap kegiatan belajar peserta didik (keaktifan) di kelas dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru.
f) Menyiapkan absensi untuk melihat dan mengamati keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan penggunaan alat peraga Dimensi Tiga dan metode demonstrasi.

2) Tindakan
Peneliti dengan didampingi guru mitra melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga Dimensi Tiga dan metode demonstrasi pada siklus I ini secara garis besar adalah sebagai berikut
h) Guru membuka pelajaran kemudian mengontrol kehadiran peserta didik.
i) Guru memberikan apersepsi tentang materi luas permukaan bangun ruang dengan mengaplikasikan materi dalam kehidupan sehari-hari.
j) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran luas permukaan bangun ruang.
k) Guru menjelaskan pada peserta didik bahwa akan menerapkan alat peraga Dimensi Tiga dengan metode pembelajaran demonstrasi pada materi luas permukaan bangun ruang.
l) Guru membagikan Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) pada peserta didik yang dikerjakan pada saat guru melakukan demonstrasi.ptk matematika kelas 8 smp terbaru
m) Guru menjelaskan materi luas permukaan bangun ruang dengan mendemonstrasikan alat peraga Dimensi Tiga.
n) Peserta didik menyimpulkan rumus luas permukaan bangun ruang dengan bimbingan guru.
o) Guru memberikan latihan sebagai bentuk koreksi dan evaluasi dalam pembelajaran luas permukaan bangun ruang untuk diselesaikan secara individu.
p) Guru memberikan tes formatif sebagai tes akhir siklus I pada materi luas permukaan bangun ruang.

D.PTK SMP MAPEL MATEMATIKA LENGKAP WORD

DAFTAR PUSTAKA


Abdurrohman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003.
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, edisi revisi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004.
Ali, Muhammad, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004.
Al Barry, Dahlan, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994.
Al-Maragi, Ahmad Musthofa, Terjemah Tafsir Al-Maragi, Semarang: PT. Toha Putra, 1992.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, Cet. 5.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008.
Departemen Agama RI, Al-Qur¶an dan Terjemahannya, Jakarta: PT. Bumi Restu, 1975.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT.Balai Pustaka,2005.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Hasil Karya Mahasiswa, Mata Kuliah Workshop Pendidikan Matematika, Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2008.
Hidayah, Isti, (Analisis Kurikulum Matematika Madrasah Ibtidaiyah (MI)), Modul Matematika; Training Of Trainer (TOT) Pembuatan dan Pemanfaatan Alat Peraga Bagi Guru Pamong KKG MI Provinsi Jateng, (Semarang: MDC Jateng, 2007.
Hudaya, Herman, Strategi Belajar Matematika, Malang: Angkasa Raya, 1990.
Isti dan Sugiarto, Media Visual (Alat Peraga) Pembelajaran Matematika di Madrasah ibtidaiyyah, Modul Matematika; Training Of Trainer (TOT) Pembuatan dan Pemanfaatan Alat Peraga bagi Guru Pamong KKG MI Provinsi Jateng, Semarang: MDC Jateng, 2007.
Karwati, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Implementasi Metode Demonstrasi dengan Menggunakan Alat Peraga Tangram pada Pokok Bahasan Luas Bangun Datar di Kelas V SDN SaptamargaI A Jl. Tamtama Barat VI RT 07/R W 09 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang, Semarang: Universitas Negeri Semarang, Fakultas MIPA, 2006.
Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Muslich, Masnur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.
Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Ningsih, Sri Wahyu, Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik dalam Menyelesaikan Soal Pengurangan dengan Teknik Meminjam Bilangan 50 sampai 100 menggunakan Metode Demonstrasi dengan Memanfaatkan Alat Peraga Kantong Nilai Tempat Pada Siswa kelas 1 Semester I SD Tembalang 01 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang Tahun Pelajaran 2006/200 7, Semarang: Universitas Negeri Semarang, Fakultas MIPA, 2000

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.