Kamis, 21 Maret 2019

PTK PENJAS SMP KELAS VIII MATERI BOLA BASKET

PTK PENJAS SMP KELAS VIII MATERI BOLA BASKET-Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana model pengembangan permainan bola basket melalui modifikasi permainan basket drum pada pembelajaran penjas untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 3 ............ Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengembangan dari model pembelajaran bola basket melalui permainan basket drum dalam penjas untuk kelas VIII SMP Negeri ...................contoh ptk penjas smp lengkap

Metode penelitian menggunakan penelitian pengembangan (research-based development), yaitu (1) analisis kebutuhan, termasuk observasi lapangan, wawancara dan kajian pustaka, (2) mengembangkan produk awal, (3) evaluasi para ahli dengan menggunakan satu ahli penjas dan dua ahli pembelajaran, serta uji coba kelompok kecil dengan menggunakan kuisioner kemudian dianalisis, (4) revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan hasil dari evaluasi ahli dan uji coba skala kecil (24 siswa), (5) uji lapangan (43 siswa), (6) revisi produk akhir berdasarkan hasil uji lapangan, (7) hasil akhir model modifikasi permainan basket drum pada pembelajaran Penjas untuk siswa kelas VIII SMP Negeri ............. yang dihasilkan melalui uji produk. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang dilakukan oleh ahli (satu ahli penjas dan dua ali pembelajaran), uji coba kelompok kecil (24 siswa), dan uji coba Lapangan (43 siswa). Data berupa hasil penilaian mengenai kualitas produk, dan hasil pengisian kuisioner oleh siswa. 

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif persentasi untuk mengungkap aspek psikomotor, kognitif, dan afektif siswa setelah menggunakan produk.
Data uji coba diperoleh data evaluasi ahli yaitu ahli penjas 81,3 % (baik), ahli pembelajaran I 93,3 % (sangat baik), ahli pembelajaran II 84,4 % (baik), uji coba kelompok kecil 79,1 % ( baik), dan uji lapangan 81,4 % (baik).penelitian tindakan kelas mata pelajaran penjaskes smp Dari hasil di atas, maka dapat disimpulkan model pembelajaran permainan basket drum dalam penjas untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 3 .......... Kabupaten ........ dapat digunakan. 

Model pembelajaran permainan bola basket yang dimodifikasi dapat diterima dan dilaksanakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmanai pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 .............. Saran yang dapat diajukan yaitu: 1) Guru pendidikan jasmani hendaknya menggunaan produk modifikasi permainan basket drum sebagai alternatif dalam menyampaikan pembelajaran bola basket, 2) Perlu adanya sebuah pengembangan yang lebih lanjut disesuaikan dengan kondisi fasilitas yang tersedia di sekolah.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel PENJAS SMP yang diberi judul “ Model Pembelajaran Bola Basket Melalui Permainan Basket Drum Dalam Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri ... Kabupaten .. Tahun Pelajaran 20../20..". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK PENJAS SMP KELAS VIII lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 106 SMP ).

A.DOWNLOAD CONTOH PTK PENJAS SMP TERBARU DOC

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi menjadi salah satu pemicu cepatnya perubahan yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan bila tidak ada upaya sungguh-sungguh untuk mengantisipasinya maka hal tersebut akan menjadi masalah yang sangat serius. Dalam hal ini dunia pendidikan mempunyai tanggung jawab yang besar, terutama dalam menyiapkan sumber daya manusia yang tangguh sehingga mampu hidup selaras didalam perubahan itu sendiri. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang hasilnya tidak dapat dilihat dan dirasakan secara instan, sehingga sekolah sebagai ujung tombak dilapangan harus memiliki arah pengembangan jangka panjang dengan tahapan pencapaiannya yang jelas dan tetap mengakomodir tuntutan permasalahan faktual kekinian yang ada di masyarakat.ptk kebugaran jasmani smp

Pendidikan pada jaman sekarang lebih banyak menekankan pada pengembangan individu secara total. Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Pembelajaran secara individual pada dasarnya merupakan pembelajaran untuk semua siswa, termasuk program untuk siswa yang mempunyai kelambanan dalam perkembangannya, mengalami gangguan emosional, dan siswa yang memiliki cacat fisik atau mental. Setiap siswa diberi kebebasan untuk memilih materi pembelajaran yang diinginkannya dan memperoleh pelatihan dari bidang kejuruan yang berbeda-beda.
Dengan kata lain pendidikan pada jaman sekarang ini lebih menekankan pada pengembangan individu secara utuh. Guru tidak hanya memperhatikan pada aspek kognisi saja akan tetapi juga kemampuan bicara, koordinasi, dan keterampilan sosialnya. Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti,psikomotor serta seni. Pada Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah masih cenderung mengunakan konsep pendekatan pembelajaran yang sifatnya tradisional. Artinya konsep tersebut masih menekankan pada penguasaan teknik dasar dan berorientasi pada keterampilan pembelajaran tidak melupakan pengembangan kemampuan pemahaman siswa terhadap hakikat permainan itu sendiri (Danu Hoedaya 2004 :1-4)

Pada penyelenggaraan pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama (SMP) secara keseluruhan belum memenuhi unsur dari pada pendidikan jasmani yaitu belum memenuhi unsur afektif, psikomotor dan kognitif karena dalam penyampaian materi belum disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.
Pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada hakekatnya mempunyai arti, peran, dan fungsi yang penting dan strategis dalam upaya pengembangan keterampilan gerak siswa. Karena siswa di Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah anak pada usia remaja. Pada tahap perkembangan usia ini baik untuk pengembangan secara optimal kesehatan seseorang yang berhubungan dengan kesegaran jasmani (Sugiyanto dan Sudjarwo 1993 : 155).

Dari hasil observasi awal yang dilakukan oleh penulis pada salah satu sekolah menengah pertama di kecamatan boja yaitu SMP Negeri 3 Cikarang Utara melalui proses pengamatan langsung dan wawancara tidak terstruktur diperoleh informasi dalam proses pembelajaran penjasorkes metode yang digunakan dalam menyampaikan meteri pembelajaran bola basket, secara umum adalah metode pengajaran tradisional dan terpusat pada guru dimana sebagian anak melakukan aktifitas pembelajaran sesuai dengan instruksi dan sebagian lain menunggu giliran melakukan aktivitas. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan teknis yaitu dalam menyajikan pengalaman belajar berbagai teknik dasar dengan tingkat kesulitan mulai dari yang sederhana sampai teknik dasar formal dalam olahraga.ptk penjaskes smp kelas 8

Penyajian pembelajaran dengan pendekatan teknik membuat anak keluar dari suasana bermain akibat terpusat pada penguasaan teknik dasar dalam olahraga. Porsi terbesar waktu pembelajaran dihabiskan untuk mempelajari dan mempraktikan keterampilan melalui drill teknik dasar yang tidak mudah di transfer dalam permainan sebenarnya. Pembelajaran mengarah pada keterampilan bagian teknik dasar sempit, sedangkan pada pengaplikasiannya siswa diorganisasikan untuk memainkan tetapi keanggotaan timnya berubah setiap saat. Pada saat praktik keterampilan setiap bagian teknik awalnya menunjukan bebarapa siswa mampu melakukan drill keterampilan dengan baik mereka tidak dapat mentransfer keterampilan mereka pada konteks permainan yang komplek akibatnya hampir semua permainan selalu dimainkan dengan kurang baik.

Berdasarkan hasil pengamatan di atas pembelajaran penjasorkes melalui permainan olahraga bola basket belum efektif sebagai media pembelajaran gerak, dikarenakan materi pembelajaran bola basket belum mampu membuat anak bergerak secara efektif, selama pengajaran penjas siswa hanya malakukan gerakan beberapa menit saja karena harus menunggu giliran. Keadaan ini berakibat pada terbatasnya waktu dalam bergerak sehingga pembelajaran gerak kurang optimal.
Selain itu dalam segi fasilitas pembelajaran yang digunakan ditinjau dari kelengkapan sarpras sekolah termasuk dalam kategori baik bahkan cukup memadahi namun hal tersebut cenderung membuat kurangnya inovatif dalam pembelajaran yang dampaknya terlihat dalam proses pembelajaran yaitu masih menggunakan sarana dan prasaranan yang ada tanpa memperhitungkan standar dan efek terhadap perkembangan siswa.ptk smp kelas 8

Sarana dan prasarana standar kurang mampu membuat siswa untuk termotivasi dalam pembelajaran, padahal dengan melihat karakteristik anak pada jenjang sekolah menengah pertama kurang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Siswa sulit untuk mentransfer materi untuk diaplikasikan kedalam konteks permainan terkendala alat seperti bola dianggap masih terlalu berat dan keras, ring basket yang tinggi memberi untuk siswa untuk memasukan bola, ukuran lapangan yang cupuk luas membuat siswa malas bergerak terlebih untuk siswa putri.

Dari latar belakang diatas peneliti cermati dan memberikan alasan mengapa permasalahan tersebut perlu diteliti karena pertama peneliti ingin mengubah paradigma pendidikan jasmani ke arah pengembangan individu secara total dari paradigma sebelumnya yang memandang peserta didik hanya sebagai objek, kedua, penulis ingin memberi pengertian bahwa baik ada maupun tidaknya suatu sarana dan prasara proses pembelajaran masih dapat dikembangkan menjadi lebih menarik dengan inovatif dan trobosan – trobosan modifikasi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan efektifitas. Ketiga, ingin memberi contoh dengan menciptakan suatu bentuk model pembelajaran suatu cabang olahraga khususnya adalah bola basket melalui permainan yang dimodifikasi baik dari segi peraturan dan sarana dan prasarana dengan nama basket drum yang baik sebagai alternatif penyampaian pembelajaran gerak pada siswa SMP Negeri 3...............
1.2. Rumusan Masalah
Dalam suatu penelitian tentunya mempunyai permasalahan yang perlu diteliti dan dianalisis untuk memecahkan permasalahan. Setelah mencermati dari latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang akan di kaji sebagai berikut: bagaimana bentuk pengembangan model pembelajaran bola basket melalui permainan basket drum dalam pembelajaran penjas untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3................?


1.3. Tujuan Penelitian Pengembangan
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan diatas, maka tujuan pada penelitian ini sebagai berikut: menghasilkan bentuk pengembangan model pembelajaran bola basket melalui permainan basket drum dalam pembelajaran penjas pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3........ sehingga dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa.

1.4. Spesifikasi Produk
Produk yang diharapkan akan dihasilkan melalui penelitian pengembangan ini adalah model pembelajaran permainan bola basket berupa permainan bola basket yang sudah dimodifikasi sesuai dengan karakteristik siswa Sekolah Menengah Pertama, yaitu permainan bola basket dengan satu sasaran tembak atau sasaran serangan dengan drum karton sebagai media yang dapat mengembangkan semua aspek pembelajaran (kognitif,afektif,dan psikomotor) pada hasil penelitian efektif dan efisien , dan dapat meningkatkan kemampuan fisik sehingga kebugaran jasmani dapat terwujud, serta dapat mengatasi kesulitan dalam mengajar bola basket.

1.5. Pentingnya Pengembangan
Pendidikan Jasmani pada saat sekarang ini masih jauh dari tujuan pendidikan jasmani itu sendiri. Pendidikan jasmani masih mengacu pada teknik-teknik dasar olahraga tertentu sehingga siswa masih merasa kesulitan dalam menjalankan materi pendidikan jasmani tersebut.

Pemecahan masalah seperti ini dapat melalui penerapan model pengembangan. Dalam bentuk modifikasi permainan yang diharapkan dapat digunakan serta dapat membantu guru pendidikan jasmani, sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Adapun keuntungan dari mengembangkan dan memodifikasi permainan sebagai berikut:
1) Menunjukkan kemampuan mengkombinasi keterampilan manipulatif, lokomotor, dan non-lokomotor baik yang dilakukan secara perorangan maupun dengan orang lain.
2) Menunjukkan kemampuan pada aneka ragam bentuk aktifitas jasmani.
3) Menunjukan penguasaan pada beberapa bentuk aktifitas jasmani.
4) Memiliki kemampuan tentang bagaimana caranya mempelajari keterampilan baru.
5) Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengembangan keterampilan gerak.
6) Mengetahui aturan, strategi, dan perilaku yang harus dipenuhi pada aktifitas jasmani.
7) Memahami bahwa aktifitas jasmani memberi peluang untuk mendapatkan kesenangan, menyatakan diri pribadi, dan berkomunikasi.
8) Menghargai hubungan dengan orang lain yang diperoleh dari pertisipasi dalam aktifitas jasmani.
(Yoyo Bahagia dan Adang Suherman, 2000:15-16).

B.DOWNLOAD PTK PENJAS SMP KURIKULUM 2013

BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR


2.1. Landasan Teori
Dalam rangka pemecahan masalah, maka sebagai acuan berfikir secara ilmiah, pada landasan teori ini akan dimuat beberapa pendapat dari pakar. Selanjutnya secara garis besar akan diuraikan tentang : penelitian dan pengembangan, model pembelajaran, hakikat pendidikan jasmani, permainan bola basket, modifikasi pembelajaran penjas, hakikat permainan, memilih dan mengevaluasi modifikasi permainan dan olahraga, hakikat permainan basket drum karakteristik perkembangan gerak anak sekolah lanjutan, karakteristik perkembangan gerak anak remaja (adolesensi), perkembangan gerak anak SMP.
2.1.1. Penelitian dan Pengembangan
Menurut Borg and Gall (1988) dalam Sugiyono (2009 :10), penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
2.1.2. Model Pembelajaran
Menurut Kemp (1995) dalam Rusman (2010:132), model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapai dicapai secara efektif dan efisien. Model pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk melaksanakan pengembangan pembelajaran. Salah satu buku yang cukup banyak menyediakan informasi khusus tentang model pembelajaran berjudul Models of Teaching. Didalam buku ini mereka mendefinisikan proses pembelajaran sebagai pengorganisasian lingkungan yang dapat menggiring siswa berinteraksi dan mempelajari bagaimana belajar. Oleh karena setiap siswa adalah unik memiliki cara belajar yang beraneka ragam sesuai dengan perkembangan dan latar belajar sejarahnya, maka model pembelajaran yang mereka kembangkan disesuaikan dengan suatu rujukan yang disebut model belajar. Dengan kata lain mereka mempunyai keyakinan bahwa model pembelajaran sebenarnya merupakan cerminan dari model belajar (models of teaching are really models of learning), yang terdiri dari empat rumpun, yaitu: rumpun sosial, proses informasi, personal, dan system behavioral Rusman (2010:138).contoh ptk penjas smp kurtilas

2.1.2.1. Model Pembelaj aran Rumpun Sosial (Interaksi Sosial)
Model pembelajaran pada rumpun ini mengambil keuntungan dari fitrah manusia sebagai mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan atau interaksi sesamanya untuk belajar lebih jauh dan memperluas kemampuan hubungan kerjasama secara produktif satu dengan yang lainnya. Model pembelajaran pada model ini merentang dari mulai model yang sederhana sampai dengan model yang kompleks dalam menanggapi fenomena - fenomena sosial yang muncul dan untuk mengajarkan nilai-nilai demokrasi, analisis masalah-masalah sosial, dan nilai-nilai sosial. Model-model ini menggabungkan antara belajar dan masyarakat. kedudukan belajar/pengajaran disini adalah bahwa perlaku kooperatif tidak hanya merupakan pemberi semangat. Rusman (2010:138).

2.1.2.2. Model Pembelajaran Rumpun Proses Interakasi
Model Pembelajaran rumpun proses informasi menekankan pada cara memperluas dorongan belajar terhadap segala sesuatu secara lebih bermakna dengan cara mendapatkan dan mengorganisir data, memahami masalah dan solusinya, mengembangkan konsep yang bermakna untuk melakukannya. Setiap model memiliki penekanan yang berbeda-beda, beberapa di antaranya lebih menekankan pada perolehan informasi dan konsep, yang lainnya menekankan pada pembuatan konsep dan uji hipotesis termasuk menekankan para kreativitas berpikir.

2.1.2.3 Model Pembelajaran Rumpun Personal
Kenyataan dari hidup manusia pada akhirnya akan ditentukan oleh individu-individunya. Pemahaman tentang kehidupan pada dasarnya merupakan produk negosiasi antar individu yang harus hidup, bekerja dan membangun suatu keluarga. Model Pembelajaran rumpun personal berangkat dari pandangan individunya. Model ini menekankan pada pemahaman diri sendiri secara memadai, tanggung jawab terhadap pendidikan dan kemajuannya, dan belajar meraih yang lebih baik dari pada yang sudah dicapai sekarang agar lebih kuat, lebih sensitif, dan lebih kreatif dalam rangka mencari kualitas hidup yang lebih baik. Model-model ini menekankan/memfokuskan pada pengembangan pribadi. menekankan pada proses “membangun/mengkonstruksi” dan mengorganisasi realita, yang mengandung manusia sebagai pembuat makna. Rusman (2010:138).

2.1.2.4 Model Pembelaj aran Rumpun Behavioral (Tingkah Laku)
Teori yang mendasari model ini antara lain adalah Social learning theory, behavioral modification, behavioral theraphy, dan cybernetics. Konsep dasar dari model ini adalah bahwa manusia memiliki system koreksi sendiri yang mampu memodifikasi prilaku sesuai dengan informasi keberhasilan yang diperolehnya. Misal pada kasus seseorang naik tangga pada kegelapan. Orang tersebut akan mengatur panjang langkah sesuai dengan informasi yang diperoleh dari kaki saat melangkah tanpa harus melihatnya. Rusman (2010:138).

2.1.3. Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah latihan jasmani yang dimanfaatkan, dikembangkan, didayagunakan dalam ruang lingkup pendidikan, baik sebagai sarana, metode, dan merupakan bagian mutlak dan seluruh proses pendidikan (Subagiyo 2008 : 1.18).
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktifitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara keseluruhan (Adang Suherman, 2000:1).

Pendidikan jasmani dapat dibedakan berdasarkan sudut pandang, yaitu:
1) Pandangan tradisional, yang menganggap bahwa manusia itu terdiri dari 2 komponen utama yang dapat dipilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani. Pandangan ini menganggap bahwa penjas semata-mata hanya mendidik jasmani atau sebagai pelengkap, penyeimbang atau penyelaras pendidikan rohani manusia. Dengan kata lain penjas hanya sebagai pelengkap saja (Adang Suherman, 2000 : 17),
2) Pandangan modern yang sering juga disebut pandangan holistik, menganggap bahwa manusia bukan suatu yang terdiri dari bagian-bagian yang terpilah-pilah. Manusia adalah satu kesatuan dari bagian-bagian yang terpadu. Dengan pandangan tersebut pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani. 

Hubungan antara tujuan umum pendidikan, tujuan pendidikan jasmani, dan penyelenggaraannya harus terjalin dengan baik. Dengan demikian akan nampak bahwa pendidikan jasmani sangat penting bagi pengembangan manusia secara utuh dan merupakan dari pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penjas tidak dapat hanya berorientasi pada jasmani saja atau hanya untuk kepentingan satu komponen saja. Pandangan holistik ini, pada awalnya kurang banyak memasukkan aktivitas sport karena pengaruh pandangan sebelumnya, yaitu pada akhir abad 19 yang menganggap bahwa sport tidak sesuai di sekolah-sekolah. Namun tidak bisa dipungkiri sport terus tumbuh dan berkembang menjadi aktivitas fisik yang merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Sport menjadi populer, siswa menyenanginya dan ingin mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi di sekolah-sekolah hingga para pendidik seolah-olah ditekan untuk menerima sport dalam kurikulum disekolah karena mengandung nilai-nilai pendidikan (Adang Suherman 2000 : 19).

2.1.3.1. Tujuan Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktifitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara keseluruhan. Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja akan tetapi juga aspek mental, emosional, sosial, dan spiritual.

Mata pelajaran pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih
2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai¬nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis
6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan
7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
2.1.3.2. Pelaksanaan Pendidikan Jasmani
Bagan di bawah ini menunjukan cakupan tujuan ideal pendidikan jasmani yang pelaksanaanya dilandaskan pada pendekatan pengajaran yang berorientasi pada taraf perkembangan dan pertumbuhan anak.

Gambar 2.1 Pelaksanaan Penjas (Sumber: Adang Suherman, 2000: 15)
Pengembangan domain psikomotor yang mencakup aspek kesegaran jasmani dan perkembangan perseptual-motorik menegaskan bahwa upaya pendidikan jasmani berlangsung melalui gerak atau aktifitas jasmani sebagai perantara untuk tujuan yang bersifat mendidik, dan sekaligus untuk tujuan yang bersifat pembentukan serta pembinaan keterampilan itu sendiri.
Kesegaran jasmani merupakan sebuah topik penting dari domain psikomotor yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologik organ tubuh. Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem (misalnya, sistem peredaran darah dan sistem pernafasan, sistem metabolisme).

Perkembangan motorik terjadi melalui proses kemampuan seseorang untuk meneerima rangsang dari luar dan rangsang itu kemudian diolah dan diprogram sampai kemudian tercipta respons berupa aksi yang selaras dengan rangsang. Dampak langsung dari aktifitas jasmani yang merangsang kemampuan dan kecepatan proses persepsi dan aksi itu adalah perkembangan kepekaaan sistem saraf.
Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani tidak saja menyangkut pengusaan pengetahuan yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta kegiatan pengisisan waktu luang, sama halnya pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan.
Domain afektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang perlu dikembangkan, namun lebih diantaranya adalah konsep diri dan komponen kepribadian lainya seperti intelegensia emosional dan watak (Rusli Lutan, 2000 : 4).

C.PROPOSAL PTK PENJAS SMP LENGKAP TERBARU DOC


BAB III
METODE PENGEMBANGAN


3.1 Model Pengembangan
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan menghasilkan produk berupa pengembangan model pembelajaran bola basket melalui permainan basket drum bagi siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP). Penelitian dan pengembangan menurut Brog & Gall (1988) adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk – produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Penelitian dan pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif berupa material pembelajaran, media, strategi pembelajaran untuk digunakan di sekolah bukan untuk menguji teori. Produk-produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan antara lain materi-materi penelitian untuk guru, materi belajar untuk siswa, media pembelajaran untuk memudahkan belajar, sistem pembelajaran, dan lain-lain. 

Penelitian pengembangan mengembangkan permainan basket drum disesuaikan dengan keadaan atau luas lapangan yang tersedia, serta dari jumlah pemain itu sendiri. Dan penelitian ini juga disesuaikan dengan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya sehingga tidak mengambil subjek yang besar.
Langkah yang dilakukan dalam penelitian pengembangan basket drum dengan sasaran serang berada di tengah lapangan adalah sebagai berikut:PTK penjaskes smp lengkap doc
1. Analisis kebutuhan yaitu melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi. Termasuk observasi lapangan dan kajian pustaka.
2. Mengembangkan bentuk produk awal berupa peraturan permainan basket drum
3. Validasi desain dilakukan oleh evaluasi para ahli dengan menggunakan satu ahli Penjas dan dua ahli pembelajaran, dalam hal ini ahli pembelajaran yaitu dosen dan guru sedangkan ahli penjas adalah dosen ahli gerak bola basket
4. Perbaikan desain setelah produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahlinya
5. Uji coba produk
6. Revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan hasil dari evaluasi ahli dan uji coba kelompok kecil. Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap produk awal yang dibuat oleh peneliti.
7. Uji coba pemakaian
8. Revisi produk akhir yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan atau pemakaian.
9. Desiminasi dan implementasi hasil akhir model pembelajaran bola basket melalui permainan Bola Basket drum bagi siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP).

3.2 Prosedur Pengembangan
Adapun flocard alur prosedur penelitian pengembangan Menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono (2009 : 9) adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Alur Penelitian Pengembangan
(Sumber: Borg dan Gall dalam Sugiyono, 2009 : 9)
3.2.1 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian. Langkah ini bertujuan untuk menentukan apakah model pembelajaran permainan Basket Drum ini dibutuhkan atau tidak dengan mengumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk menunjang perencanaan produk awal. Pada tahap ini peneliti mengumpulan informasi dengan melakukan wawancara tidak terstruktur dengan kepala sekolah dan guru pendidikan jasmani di SMP Negeri 3 ................ tentang pelaksanaan pembelajaran penjas di sekolah tersebut.

3.2.2 Pembuatan Produk Awal
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan produk model permainan Basket Drum. Dalam pembuatan produk yang dikembangkan, peneliti membuat produk berdasarkan kajian teori yang kemudian dievaluasi oleh satu ahli Penjas dan dua ahli pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 ...............dengan jumlah subyek 43 siswa.
3.2.3 Uji Coba Produk
Pelaksanaan uji coba produk dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: (1) menetapkan desain uji coba, (2) menentukan subjek uji coba, (3) menyusun instrumen pengumpulan data, dan (4) menetapkan teknik analisis data.
3.2.4 Revisi Produk Pertama
Setelah uji coba produk, maka dilakukan revisi produk pertama hasil dari evaluasi ahli dan uji coba kelompok kecil sebagai perbaikan dari produk yang telah diujicobakan.
3.2.5 Uji Coba Lapangan
Pada tahap ini dilakukan uji pemakaian terhadap produk yang dikembangkan dengan menggunakan subjek uji coba siswa kelas VIII SMP Negeri 3 ...........dengan jumlah subyek 43 siswa.
3.2.6 Revisi Produk Akhir
Revisi produk dari hasil uji pemakaian yang telah diuji cobakan siswa kelas VII SMP Negeri 3 ...............
3.2.7 Hasil Akhir
Hasil akhir produk pengambagan dari uji lapangan yang berupa modifikasi model permainan Basket Drum dengan satu gawang di tengah lapangan.

3.3 Uji Coba Produk
Uji coba produk dimasudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan daya tarik dari produk yang dihasilkan. Langkah – langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan uji coba produk adalah sebagai berikut : menguji cobakan model draf awal ke subjek uji coba dengan menganalisis kekurangan yang ada kemudian hasil di evaluasikan oleh ahli untuk mendapat saran perbaikan terhadap model untuk bisa di lanjutkan ketahap prosedur penelitian pengembangan yang selnjutnya.
Desain uji coba yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui tingjat kefektifan dan segi pemanfaatan produk yang dikembangakan. Desain uji coba yang dilaksanakan terdiri dari :

3.3.1.1 Validasi Ahli
Sebelum produk pembelajaran dikembangkan diujicobakan kepada subjek, produk yang dibuat dievaluasi (validasi) terlebih dahulu oleh satu ahli penjas dan dua ahli pembelajaran dengan kualifikasi : dosen pembelajaran gerak bola basket jurusan Ilmu Keolahragaan FIK UNNES, guru penjasorkes di SMP Negeri 3 .............
Variabel yang dievaluasi ahli meliputi fasilitas dan peralatan, jumlah pemain, perlengkapan pemain, lama permainan dan cara memulai permainan, wasit, cara mencetak angka dan peraturan permainan serta model pembelajaran atau metode dalam menyampaikan pembelajaran. Untuk menghimpun data dari para ahli dilakukan dengan cara memberikan draf model awal yang diseratai lembar evaluasi kepada para ahli penjas dan ahli pembelajarn. Hasil evaluasi para ahli yang berupa penilaian dan saran terhadap produk yang dibuat dan dipergunakan sebagai acuan dasar pengembangan produk.

3.3.1.2 Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba kelompok kecil adalah untuk mengetahui tangggapan awal dari produk yang dikembangkan. Dalam uji kelompok kecil, mengambil 24 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Hal tersebut dilakukan karena dalam perkembanganya, siswa laki-laki dan perempuan mempunyai karakteritik perkembangan yang berbeda.
Pertama-tama siswa diberikan penjelasan peraturan permianan basket drum yang kemudian dilakukan uji coba permainan. Setelah selesai melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang permainan yang telah dilakukan. Tujuan uji coba kelompok kecil adalah untuk mengetahui tanggapan awal dari produk yang dikembangkan.

Pertama-tama siswa diberikan penjelasan peraturan permianan basket drum yang kemudian dilakukan uji coba permainan. Setelah selesai melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang permainan yang telah dilakukan. Tujuan uji coba kelompok kecil adalah untuk mengetahui tanggapan awal dari produk yang dikembangkan.
3.3.1.3 Revisi Produk Pertama
Hasil dari data evaluasi ahli penjas dan dua ahli pembelajaran, serta uji coba kelompok kecil tersebut dianalisis, selanjutnya dijadikan acuan untuk merevisi produk yang telah dibuat.
3.3.1.4 Uji Coba Lapangan
Tahapan uji coba lapangan ini adalah tahapan dimana peneliti melakukan uji coba lapangan, selanjutnya hasil dari uji coba lapangan ini dievaluasi dan dianalisis serta dilakukan penyempurnaan produk akhir. Pengambilan sample dalam uji coba lapangan menggunakan sample random yang berjumlah 43 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 22 siwa perempuan.
3.3.2 Subjek Uji Coba
Subjek uji coba pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi ahli yang terdiri dari satu ahli Penjas dan dua ahli pembelajaran.
2. Uji coba kelompok kecil terdiri dari siswa kelas VIII putri dan putra dengan jumlah subyek 24 siswa.
3. Uji coba lapangan yang terdiri dari siswa kelas VIII putra dan putri dengan jumlah subyek 43 siswa.

3.4 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa hasil wawancara dan kuisioner yang berupa kritik dan saran dari ahli penjas dan nara sumber secara lisan maupun tulisan sebagai masukan untuk bahan revisi produk serta lembar pengamatan sebagai penilaiaan aspek psikomotor dan afektif.download ptk smp terbaru doc

3.5 Instrumen Pengumpulan data
Instrumen penelitian sangat penting dalam melakukan penelitian. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto 2010 : 192).

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah berbentuk lembar evaluasi, kuesioner dan lembar penilaian peraspek melalui pengamatan. Lembar evaluasi digunakan untuk menghimpun data dari para ahli Penjas dan ahli pembelajaran. Kuisioner digunakan untuk mengumpulkan data dari evaluasi ahli dan uji coba. Alasan memilih kuisioner adalah jumlah subjek yang relative banyak sehingga data dapat diambil secara serentak dan waktu yang singkat.
Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang harus dinilai kelayakannya. Faktor yang digunakan dalam kuesioner berupa kualitas rentangan evaliusi mulai dari “tidak baik” sampai dengan “sangat baik” dengan cara memberi tanda “¥” pada kolom yang tersedia.
1) Tidak baik
2) Kurang baik
3) Cukup baik
4) Baik

D.PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK SMP KELAS 8 PDF

DAFTAR PUSTAKA


Adang Suherman. 2000. Pendidikan Jasmani. Jakarta : Depdikbud
Danu Hoedaya.2004. Pendekatan keterampilan taktis dalam pembelajaran bola basket konsep. Jakarta : Depdiknas
Galih Pangaji. 2012. Model Pengembangan Permainan Enjoy Volley Ball untuk Pembelajaran Penjas pada Siswa Kelas VI SMP Negeri 3 Cikarang Utara  Kabupaten Bekasi Tahun 2012
H.J.S Husdarta. 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung : Alfabeta
Imam Sodikun. 1992. Olah Raga Pilihan Bola Basket. Jakarta. Depdikbud Dirjen Dikti
PB. PERBASI. 2004. Peraturan permainan bola basket. Jakarta. PB PERBASI
Rusli Lutan. 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Jakarta: Depdiknas
Rusman.20 1 0.Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Soegiyanto dan Sudjarwo. 1993. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta : Depdikbud
Subagiyo. 2008. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sugiyono. 2009. Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Sukintaka. 1 982.Permainan Dan Metodik.Bandung :Remaja Karya Offet
Suharsimi Arikunto.20 10. Prosedur penelitian Suatu pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta : Jakarta
Yanuar Kiram. 1992. Belajar Motorik. Jakarta : Dirjen Dikti
Yoyo Bahagia dan Adang Suherman. 2000. Prinsip-prinsip Pengembangan Dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta : Depdiknas
Karakteristik Perkembangan Anak SMP. Online at
http:// informasismn9cimahi.Wordpress.com/karakteristik perkembangan-anak-smp.htm (accesed 11/20/12

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK PENJAS SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.