Minggu, 27 Mei 2018

CONTOH PENELITAN TINDAKAN KELAS SMA PENJAS KELAS X DOC

CONTOH PENELITAN TINDAKAN KELAS SMA PENJAS KELAS X DOC-Kata kunci : Pendekatan Media Video Visual Senam Lantai Roll Depan dan Roll Belakang.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Penggunaan Media Video Visual untuk meningkatkan hasil belajar senam lantai pada roll depan dan roll belakang pada kelas X IPA 1 di SMAN ……….. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pembelajaran pendidikan jasmani disekolah melalui penggunaan alat bantu media video terhadap hasil belajar senam lantai roll depan dan roll belakang pada siswa kelas X IPA 1 SMAN …………

Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah kelas X IPA 1 SMAN …………. yang terdiri dari 25 siswa. Penelitian dilakukan dalam dua siklus tindakan. Siklus pertama diberikan kusioner pengetahuan tentang senam lantai roll depan dan roll belakang dan guru memberikan materi ajar senam lantai roll depan dan roll belakang kepada siswa, penilaian dilakukan oleh guru dan ahli penjas dengan menggunakan lembar instrumen dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pada siklus kedua diberikan media video visual tentang senam lantai roll depan dan roll belakang kepada siswa. Tindakan yang diberikan siswa hasil refleksi menggunakan media video untuk pembelajaran.

Hasil evaluasi dan refleksi keseluruhan disiklus pertama dan kedua. Pada siklus kedua memperoleh hasil ketuntasan belajar siswa 88% dan rata-rata kelas 79. Dan tingkat keberhasilan disiklus pertama yang hanya memperoleh ketuntasan belajar 36% dan rata-rata kelas 65. Peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua yaitu 52%.
Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi disiklus kedua, diharapkan bagi guru Pendidikan Jasmani di SMAN ………..untuk menggunakan media video visual pembelajaran ini pada siswa. Karena pembelajaran menggunakan media video visual membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas MAPEL PENJASKES yang diberi judul “Pendekatan Media Audio Visual Senam Lantai Roll Depan Dan Roll Belakang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Penjasorkes Siswa Kelas X …………….Tahun 2015/2016”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK PENJASORKES Kelas X lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 – BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke- 081 7283 4988 dengan Format PESAN PTK 007 SMA).

A.CONTOH PTK PENJAS SENAM LANTAI KELAS X

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang di ajarkan disekolah memiliki peran yang sangat penting yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih dan dilakukan secara sistematis. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, sportifitas, spiritual, sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Contoh ptk penjas sma pdf
Berdasarkan jenis materi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dikelompokan menjadi dua yaitu : materi pokok dan materi pilihan. Materi pokok merupakan materi yang wajib diberikan kepada siswa yang mencakup atletik, senam, dan permainan. Sedangkan materi pilihan merupakan materi yang dapat dipilih dengan kemampuan dan situasi serta kondisi sekolah masing-masing.
Senam adalah suatu cabang olahraga yang membutuhkan kelentukan dan koordinasi yang baik antara anggota tubuh. Senam terdiri dari 3 macam, yaitu : senam dasar, senam ketangkasan dan senam irama. Senam ketangkasan dapat dilakukan tanpa alat dan dengan alat. Senam ketangkasan yang dilakukan tanpa alat dinamakan senam lantai, sedangkan senam ketangkasan dengan menggunakan alat dinamakan senam alat. Di dalam senam lantai terdapat macam-macam bentuk gerakan, baik dilakukan dengan lentingan dan putaran badan, maupun bentuk keseimbangan. Sedangkan mudah dan sukarnya melakukan bentuk-bentuk gerakan tersebut tergantung dari besar kecilnya unsur-unsur yang terdapat dalam bentuk gerakannya, misalnya seperti : kelemasan, ketepatan, keseimbangan dan ketangkasan dari yang melakukannnya.
Senam lantai merupakan cabang olahraga yang kurang populer dikalangan masyarakat, sehingga kurang begitu diminati pula oleh anak-anak sekolah dalam pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan disekolah. Gerakan dalam senam lantai membutuhkan keberanian, kelentukan tubuh serta teknik yang benar, di samping itu olahraga ini sangat membosankan bagi anak sekolah khususnya SMA karena anak usia sekolah menengah atas sangat menyukai olahraga yang mengandung permainan dibanding senam lantai. Dari pengalaman mengajar penjasorkes pada waktu PPL, banyak siswa yang kurang menyukai materi senam lantai.

Hal itu disebabkan karena mayoritas siswa tidak menguasai materi senam lantai roll depan dan roll belakang. Selain mereka tidak bisa, kebanyakan dari siswa-siswa tersebut belum mengetahui langsung pergerakan yang benar dalam senam roll depan dan roll belakang. Untuk itu guru perlu membangkitkan minat dan motivasi siswa, salah satunya dengan memberikan inovasi dalam pemberian pembelajaraan seperti memutarkan media audiovisual atau media video tentang pembelajaran senam lantai roll depan dan roll belakang dengan menggunakan tahapan-tahapan yang memperjelas gerakan sesungguhnya pada senam lantai roll depan dan roll belakang dengan melihat video pembelajaran ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuannya dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

SMAN 8 … memiliki segudang prestasi dibidang akademik namun tidak dengan bidang olahraga. Dengan demikian diharapkan dengan ini siswa dapat meningkatkan rasa minat terhadap pelajaran penjasorkes dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembalajaran materi senam lantai ini. Faktor minat sebagai salah satu yang mendorong siswa dalam memilih kegiatan ektrakurikuler yang akan diikuti. ptk penjaskes smk
Selain dengan minat siswa pemberian modifikasi media pembelajaran, merupakan faktor yang penting untuk kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu usaha seorang guru bagaimana memahami kedudukan metode sabagai salah satu komponen yang ikut menentukan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan memanfaatkan metode secara akurat guru mampu mencapai tujuan pengajaran. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam proses komunikasi dapat digunakan sarana yang membantu komunikasi yang disebut media.

Dalam proses belajar mengajar media mempunyai peranan yang penting karena dalam kegiatan belajar mengajar bila ada ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat menggunakan bantuan media sebagai perantara.
Memilih suatu metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu harus dapat dilakukan dengan tepat. Untuk itu guru pendidikan jasmani dituntut menentukan kesuksesan dalam pengajaran. Dengan cara penyampaian yang tepat akan memudahkan siswa untuk menguasai teknik yang baik dan benar sehingga menimbulkan rasa percaya diri dan dapat memacu siswa untuk belajar dan berlatih.
Selain metode mengajar, media merupakan salah satu unsur penting guna tercapainya tujuan dalam proses belajar mengajar. Dengan menggunakan media pengajaran akan lebih bervariasi dan siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar mengajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga melakukan aktifitas lain seperti mengamati, mendemontrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Sebab setiap materi pelajaran tertentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Dalam penelitian ini, penelitian akan menggunakan media video visual gerak dalam memberikan penyampaian / penyajian bahan pelajaran.
Dalam Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP 2009:3) salah satunya disebutkan bahwa “Misi Pendidikan adalah melaksanakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan (PAIKEM)”. Sehubungan dengan isi KTSP 2009 tersebut maka perlunya membuat pembelajaran senam lantai roll depan dan roll belakang yang berbentuk PAIKEM untuk meningkatkan kemampuan roll depan dan roll belakang. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dalam proses pembelajaran menjadi menarik sehingga para siswa dapat termotifasi dan bersemangat dalam melakukan pembelajaran, salah satunya dengan penyediaan fasilitas dengan memberikan media pembelajaran media audiovisual yang dimodifikasi sedemikian rupa agar menarik dan memudahkan siswa. Berdasarkan pada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang membahas tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap tingkat dan / atau semester.Download ptk penjas lengkap

Standar kompetensi merupakan penjabaran dari standar kompetensi lulusan (SKL). SKL secara keseluruhan terdiri atas SKL satuan pendidikan, standar kompetensi kelompok mata pelajaran, standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) mata pelajaran.
Dan didalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA yang diberikan kepada siswa kelas X IPA 1 semester 2 terdapat Standar Kompetensi dapat mempraktikan teknik dasar senam lantai dan yang terkandung di dalamnya. Adapun Kompetensi Dasarnya ialah mempraktikan teknik dasar gerak roll depan dan roll belakang serta nilai-nilai disiplin, keberanian, dan tanggung jawab. Serta dapat mempraktikan rangkaian teknik dasar gerakan roll depan dan roll belakang serta nilai kedisiplinan, keberanian, dan tanggung jawab.

Tujuan dari pembelajaran ini di maksudkan agar siswa dapat melakukan teknik dasar roll depan dan roll belakang dengan membulatkan badan dari posisi duduk, siswa dapat melakukan aktifitas roll depan dan roll belakang dari posisi jongkok, dan siswa dapat melakukan roll depan dan roll belakang dari posisi berdiri. Indikator-indikator pencapaian kompetensi dari 3 aspek, Aspek Psikomotorik dimana siswa dituntut agar dapat melakukan teknik dasar roll depan dan roll belakang dengan membulatkan badan dari posisi duduk, dapat melakukan teknik dasar roll depan dan roll belakang dari posisi jongkok, dan dapat melakukan teknik dasar roll depan dan roll belakang dari posisi berdiri. Aspek Kognitif di harapkan siswa dapat mengetahui bentuk latihan teknik dasar roll depan dan roll belakang dari posisi duduk, jongkok, dan berdiri. Aspek Afektif dimana siswa diharapkan agar memiliki rasa kedisiplinan, keberanian, dan tanggung jawab.

Dari permasalahan tersebut peneliti ingin melakukaan pendekatan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas. Dimana penelitian tindakan kelas sangat efektif untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran. Penelitian tindakan kelas bertujuan bukan hanya berusaha mengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi, tetapi yang lebih penting lagi adalah memberikan solusi berupa tingkatan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan.
Terkait dengan hal ini peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Pendekatan Media Video Visual Senam Roll Depan  Dan Roll Belakang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Penjasorkes Siswa Kelas X IPA 1 Di SMAN 8 … Tahun 2015/2016”
1.2 Permasalahan
Sesuai dengan uraian dalam latar belakang masalah maka muncullah permasalahan : “Bagaimana penggunaan media video visual untuk meningkatkan hasil belajar senam lantai pada roll depan dan roll belakang pada kelas X IPA 1 di SMAN 8 …?”
1.3 Tujuan Penelitian
Peneliti pada umumnya untuk menentukan kebenaran dan mengkaji kebenaran suatu ilmu pengetahuan ( Sutrisno Hadi, 1987:271) oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1) Untuk mengetahui peningkatan pembelajaran pendidikan jasmani disekolah melalui penggunaan alat bantu media video visual terhadap hasil belajar senam lantai roll depan dan roll belakang pada siswa kelas X IPA 1 SMAN 8 ….
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memilki manfaat antara lain :
1). Bagi siswa :
Dapat meningkatkan kemampuan roll depan dan roll belakang senam lantai siswa SMAN 8 …
2). Bagi Guru Penjasorkes
Dapat menambah pengalaman dalam penggunaan media belajar yang menggunakan media video visual sebagai alat pembelajaran dalam penjasorkes.
3). Bagi Sekolah
Adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran senam lantai dan pengajaran yang berakibat terhadap peningkatan kualitas siswa sehingga pada akhirnya akan mampu meningktakan kualitas sekolah secara keseluruhan.
1.5 Penegasan Istilah
Sesuai dengan judul diatas, maka untuk menghindari permasalahan yang dibicarakan tidak menyimpang dari tujuan yang dicapai dan tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah yang dipergunakan, maka peneliti mengadakan pembatasan atau penegasan istilah sebagai berikut :
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989:664)
2. Media Video
Media Video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat di kombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial (Daryanto, 2010:88).
3. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian merupakan suatu bentuk hasil belajar yang didasarkan pada kriteria tertentu. Melalui penilaian tersebut akan di ketahui sejauh mana hasil belajar yang dicapai siswa. Berkaitan dengan penilaian, Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Contoh ptk penjas senam lantai doc Proses belajar dan mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setalah menyelesaikan pengalaman belajar. Hasil belajar yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar (Nana Sudjana, 2005:111).
4. Senam
Senam adalah bentuk latihan tubuh pada lantai atau alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelincahan, koordinasi serta kontrol tubuh (Peter H. Werner 1994).

B.DOWNLOAD CONTOH PTK PENJASKES SMA FORMAT DOC …

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, pengusaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Disisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, mengenai ranah pendidikan ini Anario, Cowell, dan Hazelton (1980:8-11) menambahkan satu ranah lagi yaitu ranah jasmani.
Adapun ranah jasmani itu sebagai berikut : Kekuatan otot, Daya tahan otot, Kelentukan, dan daya tahan kardiovaskular. Dalam pendidikan jasmani terdapat suatu tujuan yang disebut keterampilan. Keterampilan gerak bukan olahraga dan gerak untuk berolahraga. Download ptk penjas sma doc
Selain dengan pemberian modifikasi media pembelajaran, metode mengajar merupakan faktor yang penting untuk kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu usaha seorang guru bagaimana memahami kedudukan metode sabagai salah satu komponen yang ikut menentukan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan memanfaatkan metode secara akurat guru mampu mencapai tujuan pengajaran.

Sedangkan pembelajaran disini menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dan peserta didik. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang dengan fasilitas yang memadai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
2.2 Prinsip – Prinsip Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar keterampilan olahraga dibutuhkan cara mengajar yang baik dan tepat. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan tepat, maka akan terjadi perubahan-perubahan kearah yang lebih baik pada diri siswa. Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:42) bahwa,”prinsip-prinsip pembelajaran meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individu. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran akan diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1. Perhatian dan Motivasi belajar
Siswa merupakan objek dalam kegiatan pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam menyerap ilmu atau keterampilan dipengaruhi oleh tingkat perhatian siswa, perhatian terhadap pembelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.
Perhatian mempunyai peran penting untuk mrncapai hasil belajar yang optimal. Apabila pelajaran yang diterima siswa dirasakan sebagai kebutuhan, maka akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:42) adalah “tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktifitas seseorang”. Dengan motivasi belajar yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar. Belajar yang dilakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
2. Keaktifan siswa
Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut harus selalu aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif siswa dituntut aktif secara fisik, intelektual, dan emosional. Tanpa adanya keaktifan siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam bentuknya. Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang dipelajari siswa. Menurut S.Nasution (1988:93) yang dikutip H.J Gino dkk (1998:52-53) macam-macam keaktifan belajar siswa antara lain : “Visual Activities, Oral Activities, Listening Activities, Drawing Activities, Motor Activities, Mental Activities, Emosional Activities”. Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak terpisah satu dengan yang lainnya. Misalkan keaktifan motoris terkandung keaktifan mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pelajaran dapat dilakukan bermacam-macam keaktifan.
3. Keterlibatan langsung
Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa, selama dalam proses belajar sangat komplek. Dikarenakan dalam proses belajar yang sangat memungkinkan organ-organ siswa mengubha tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang diperolehnya. Dapat dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab pengalaman-pengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan kualitas perubahan tingkah laku pada diri siswa.
Belajar adalah tanggung jawab masing-masing siswa, sebab hasil belajar siswa merupakan hasil dari pengalaman yang diperoleh sendiri, bukan pengalaman yang didapat oleh orang lain. Oleh karena itu, kualitas berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa yang lainnya tergantung pada pengalaman yang diperoleh dan kondisi serta kemampuan siswa.
4. Pengulangan belajar
Salah satu prinsip adalah melakukan pengulangan. Dengan melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau pengetahuan akan dikuasai dengan baik. Menurut Davics (1987:32) dalam Dimyati dan Mudjiono(2006:52) bahwa “penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti”. Dari pernyatan inilah pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan melakukan pengulangan gerakan secara terus menerus, maka gerakkan keterampilan dapat dikuasai dengan secara otomatis. Suatu keterampilan yang dikuasai dengan baik, maka gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien.
5. Tantangan
Tantangan merupakan salah satu bagian penting dalam proses pembekajaran. Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa dalam memecahkan permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Dengan pendapat H.J Gino dkk (1998:5) bahwa “ materi yang dipelajari oleh siswa harus mempunyai sifat merangsang atau menantang”. Artinya, materi tersebut mengandung banyak masalah-masalah yang merenggang untuk dipecahkan. Apabila siswa dapat mengatasi masalah yang dihadapi maka siswa akan mendapat kepuasaan.
6. Balikan dan penguatan
Pemberian balikan pada umumnya member nilai positif dalam diri siswa, yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan meningkatkan usaha belajarnya. Contoh ptk penjas sma pdf Tingkah laku dan usaha belajar serta penampilan siswa baik diberi balikan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian yang merupakan penguatan terhadap tingkah laku dan penampilan siswa.
Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Member penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya sederhana sekali, yaitu tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa. Namun demikian, penguatan ini sangat besar manfaatnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
7. Perbedaan individu
Setiap individu mempunyai karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Karena inilah, setiap siswa belajar sesuai dengan tempo atau kemampuan masing-masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain akan membantu siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi dirinya sendiri. Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran yang diterapkan, direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi masing-masing siswa umtuk mencapai hasil belajar yang optimal. Maka guru harus memperhatikan perbedaan setiap individu dan dalam membelajarkannya harus sesuai dengan kemampuan masing-masing individu.
Prinsip-prinsip pembelajaran sangat penting untuk diperhatikan didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
2.3 Karakteristik Usia Siswa
Masa remaja, menurut Mappiare(1982), berlangsung antara umur 12 tahun – sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun-22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun-17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 2 1/22 tahun adalah remaja akhir. Pada usia ini, umumnya anak sedang duduk dibangku sekolah menengah.
Dilihat dari umurnya, siswa kelas 1 SMA termasuk dalam kategori masa remaja. Abin syamsudin dalam Husdarta dan Yudha M. Saputra (2000:59) memaparkan bahwa perilaku dan pribadi remaja awal dapat dilihat dari beberapa segi yaitu :
a. Dari segi fisik dan perilaku motorik :
1). Laju berkembang secara umum sangat pesat.
2). Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering kurang seimbang
3). Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan olaharaga yang dicobanya.
b. Dari segi bahasa dan perilaku kognitif :
1). Berkembang penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik dengan bahasa asing.
2). Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung segi erotic dan fantastis.
3). Proses berfikirnya sudah mampu mengoperasikan kaidah logika formal.
4). Kecakapan dasar intelektual umumnya menjalani laju perkembangannya.
5). Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai nampak jelas.
Dengan melihat profil perilaku dan pribadinya maka remaja adalah masa yang tepat untuk diberi pembelajaran yang mengenai keterampilan gerak dan melatih keseimbangan, kelincahan dan kelentukan tubuh melalui gerakan senam.
2.4 Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.
2.5 Biomekanika
Biomekanika menurut James G. Hay adalah ilmu yang mempelajari gaya-gaya internal dan eksternal yang bekerja dalam tubuh manusia beserta akibat-akibat yang ditimbulkan. Didalam biomekanika terdapat gerakan manusia, Gerak manusia dapat diamati dari posisi tubuh atau anggota tubuh dalam ruang dan waktu. Dan dalam semua gerakan, terjadi karena dipengaruhi oleh sejumlah gaya. Otot sebagai sumber gerak dapat disamakan dengan motor listrik atau mesin gas, otot mengubah tenaga kimia menjadi tenaga mekanis. Otot mempunyai dua fungsi yaitu sebagai sumber penggerak dan pelindung persendian. Dilihat dari segi ruang dan waktu, gerak itu akan membentuk lintasan yang beraneka ragam, macam¬macam gerakan :
1. Gerak lurus (gerak linier) :
Gerak dengan lintasan lurus disebut gerak lurus (linier movement). Gerak lurus dengan kecepatan yang tetap disebut gerak lurus beraturan.
2. Gerak putar(gerak rotasi) :
Gerak dari suatu benda yang berputar pada titik pusat/poros (axis/centre), disebut gerak putar(rotasi). Gerak anggota badan kita yang berputar pada persendiannya disebut juga rotasi.
3. Gerak translasi :
terjadi bila sebuah gaya bekerja melalui titik beratnya.
4. Gerak lengkung (gerak curvelinier) :
gerak lengkung terbebtuk dikarenakangaya grafitasi.
Analisis gerakan pada roll belakang, Sikap permulaan berdiri tegak dengan lutut-lutut ditegangkan. Kemudian badan dibungkukkan pada pinggang dan badan jatuh kebelakang, keseimbangan dihilangkan sebelum pantat menyentuh matras badan diluruskan. Gerakan ini membantu mengurangi gaya jatuh dan menghasilkan grakan mengguling. Pelurusan badan ini memindahkan titik berat kebelakang pantat atau keluar dari dasar penumpu. Gerakan ini memindahkan gerakan kesimbangan dan member momentum untuk berguling. Momen gaya sama dengan massa kali lengan momen, yang merupakan jarak titk beratnya terhadap sumbu putaran, dalam hal ini adalah pantat.
Tungkai ditarik kedada, suatu gerakan yang memperpendek radius putaran dan mempercepat roll. Tangan diletakkan kelantai pada waktu badan mengguling dan digulingkan sebagai tumpu yang baru dan pusat putaran. Tangan-tangan mendorong matras setelah titik berat melewati titik tumpu dan reaksi dari dorongan ini memutar dan mengangkat badan keposisi berdiri. Didalam roll belakang yang harus diperhatikan ialah momen gaya pada waktu berguling dan penerapan hokum newton III pada waktu tangan-tangan mendorong matras untuk memutar dan mengangkat badan keposisi diri.
2.6 Pengertian Senam
Senam merupakan aktifitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan. Gerakan–gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program penjasorkes. Gerakannya merangsang perkembangan komponen kebugaran jasmani seperti : kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Disamping itu, senam juga berpotensi mengembangkan keterampilan gerak dasar, sebagai landasan penting bagi penguasaan keterampilan teknik suatu cabang olahraga ( Agus Mahendra.2001).
Senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga, merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Gymnastics, atau belanda Gymnastiek. Gymnastics sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata dari bahasa Yunani, gymnos, yang berarti telanjang. Menurut Hidayat (1995), kata gymnastiek tersebut dipakai untuk menunjukkan kegiatan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang.
Hal ini bisa terjadi karena teknologi pembuatan bahan pakaian belum semaju sekarang, sehingga belum memungkinkan membuat pakaian yang bersifat lentur mengikuti gerak pemakainya. Dalam bahasa Yunani sendiri, gymnastics diturunkan dari kata kerja gymnazein, yang artinya berlatih atau melatih diri. Latihan-latihan ini diperlukan bagi para pemuda Yunani Kuno (sekitar tahun 1000 SM hingga kira-kira tahun 476) untuk menjadi warga Negara yang baik sesuai cita-cita Negara serta untuk menjadikan penduduknya sebagai manusia harmonis. ptk penjas sma doc
2.7 Macam-Macam Senam
Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa dengan kemajuan ilmu dan teknologi dewasa ini tumbuh dan berkembang macam-macam bentuk gerakan senam, baik yang dilakukan di Indonesia maupun di Negara¬negara lain.
Dari bermacam-macam bentuk gerakan senam tersebut, yang akan diuraikan dalam bab ini adalah macam-macam senam yang diajarkan disekolah-sekolah (khususnya di SMP) yaitu :
1. Senam Dasar
2. Senam Ketangkasan
3. Senam Irama
2.6.1 Senam Dasar
Senam dasar adalah berbagai bentuk dan ragam gerakan senam yang dilakukan orang terutama untuk latihan pembentukkan tubuh dan sering juga dilakukan sebagai latihan pendahuluan sebelum melakukan bentuk-bentuk gerakan yang pokok (inti latihan) atau sering juga dikatakan dengan latihan pemanasan badan pada setiap cabang olah raga.
2.6.1.1 Macam-macam Senam Dasar
Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa pada senam dasar itu terdapat berbagai bentuk dan ragam gerakan. Namun bila kita kelompokkan dapat dijadikan atas tiga macam latihan yaitu :
1. Latihan Kelentukan
Latihan kelentukkan adalah bentuk-bentuk latihan badan atau tubuh yang bertujuan agar badan atau tubuh yang kaku hingga mudah untuk digerakkan kesegala arah sesuai dengan yang diinginkan. Atau dengan kata lain agar badan menjadi lentur, mudah digerakan.
Latihan kelentukkan biasanya meliputi atas latihan peregangan atau penguluran dan pelemasan otot, pelemasan persendian, dan pelepasan (setelah melakukan gerakan otot-otot dan persendian dilepaskan).
2. Latihan Kekuatan
Latihan kekuatan bertujuan untuk melatih kekuatan otot, persendian, dan persarafan. Sedangkan latihan kecepatan bertujuan untuk melatih meningkatkan gerakan yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhannya. Latihan kekuatan dan kecepatan dapat dilakukan antara lain dengan jalan : Push-up, sit-up, back lift, squat jump, squat thrust, mendorong, menarik, mengangkat, jalan, lari dan melompat. Atau kombinasi dari gerakan-gerakan tersebut.
3. Latihan Keseimbangan
Latihan keseimbangan bertujuan untuk melatih badan agar keadaanya seimbang. Latihan keseimbangan dapat dilakukan antara lain dengan memperkecil bidang tumpuan. Misalnya berdiri dengan satu kaki. Untuk memperkecil bidang tumpuan, maka tumit diangkat tinggi, berjalan diatas balok titian, dan sebagainya.
Selain latihan-latihan tersebut di atas, Senam Pagi Indonesia (SPI) dan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) juga termasuk salah satu macam dari gerakan senam dasar.
2.6.1.2 Berbagai Bentuk Gerakan
Dalam senam dasar terdapat berbagai bentuk gerakan, yang dalam pelaksanaannya sudah merupakan gabungan dari peregangan, pelemasan, kekuatan, kecepatan, dan keseimbangan. Karena di dalam melakukan suatu bentuk latihan akan menyangkut unsur¬unsur tersebut di atas. Misalnya seperti bentuk latihan togok. Kaki, lengan dan bahu pada setiap bentuk latihannya akan berkaitan juga dengan unsur kekuatan, kelemasan, peregangan dan sebagainya. Sehubungan itu, maka bentuk-bentuk gerakan senam dasar yang akan dikemukakan dalam penulisan buku ini terutama yang erat kaitannya dengan pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA).
2.6.2 Senam Irama
Senam irama adalah bentuk-bentuk gerakan senam yang merupakan perpaduan antara berbagai bentuk dengan irama yang mengiringinya. Misalnya seperti irama tepukan, ketukan, tambore, nyanyian, musik dan sebagainya. Keindahan bentuk-bentuk gerakan menciptakan variasi gerakan dan membentuk gerakan melalui koordinasi antara berbagai bentuk gerakan dengan irama merupakan tuntutan dalam senam irama.
2.6.3 Senam Ketangkasan / Senam Lantai
Senam ketangkasan adalah bentuk-bentuk gerakan senam yang harus dilakukan dengan kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelentukkan, keberanian, dan kepercayaan diri dalam suatu rangakaian urutan gerak yang terpadu.
Senam ketangkasan sering dikatakan dengan senam pertandingan atau senam artistik, karena bentuk-bentuk gerakannnya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam pertandingan baik mengenai sikap pada waktu akan melakukan keindahan, dan ketepatan serta keseimbangan pada sikap akhirnya. Senam ketangkasan dapat dilakukan tanpa alat, dinamakan senam lantai (floor exercises), sedangkan senam ketangkasan dengan mempergunakan alat dinamakan senam alat.
Senam lantai pada umumnya disebut floor exercises, tetapi ada juga yang menamakan tumbling. Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau ke belakang. Bentuk-bentuk latihannya juga merupakan gerakan dasar dari senam perkakas (alat). Contoh ptk penjas sma pdf  Di dalam mempelajari / berlatih senam, seseorang tidak bisa langsung belajar / berlatih gerakan-gerakan yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi. Untuk itu belajar / berlatih senam harus diawali dari dasar atau tingkat yang mudah, baru kemudian semakin meningkat kearah gerakan yang sukar (tingkat kesulitan tinggi).
2.6.3.1 Macam-macam Senam Ketangkasan
Seperti telah dikemukakan bahwa senam ketangkasan yang akan diuraikan di sini adalah senam lantai, yaitu bentuk-bentuk gerakan yang dilakukan di lantai yang beralaskan permadani atau matras (kasur yang terbuat dari karet busa) dan dilakukan tanpa memakai alat.
Di dalam senam ketangkasan tanpa alat terdapat bermacam¬macam bentuk gerakan, baik yang dilakukan dengan lentingan dan putaran badan, maupun bentuk sikap keseimbangan. Sedangkan mudah atau sukarnya melakukan bentuk-bentuk gerakan tersebut, tergantung dari besar kecilnya unsur-unsur yang terdapat dalam bentuk gerakannya. Misalnya seperti kelemasan, kekuatan, kecepatan, ketepatan, keseimbangan, dan ketangkasan dari yang akan melakukannya. Adapun macam-macam bentuk gerakan senam ketangkasan itu adalah :
1). Berguling ke depan (roll depan).
2). Berguling ke belakang (roll belakang).
3).  Lentingan badan dari sikap tidur (kip).
4). Lentingan badan bertumpu pada pundak atau leher dan kedua tangan (neck kip).
5). Loncat harimau.
6). Sikap lilin.
7). Keseimbangan kepala.
8). Keseimbangan tangan.
9). Sikap kayang.
10). Lentingan badan bertumpu pada kepala dan kedua tangan (kop kip/head spring).
11). Lentingan badan bertumpu pada kedua tangan (handspring/handstand overslag).
12). Meroda atau baling-baling (cart wheel).
13). Round of.
14). Flic-flac atau back handspring.
15). Berguling di udara ke depan (salto/somersault).
16). Berguling di udara ke belakang.
17). Loncat kelinci di atas peti lompat.
18). Loncat tertutup di atas peti lompat.
19). Loncat terbuka di atas peti lompat.
20). Berguling ke depan, neck kip, kop kip, dan handspring di atas peti lompat.
21). Rangkaian gerakan berguling ke depan dan ke belakang.
22). Rangkaian bentuk-bentuk gerakan yang lain.
Dari bermacam-macam bentuk gerakan senam ketangkasan tersebut di atas yang berkaitan dengan pelajaran di SMP adalah bentuk-bentuk gerakan mulai dari 1-13 dan dari 17-22.
2.7 Karakteristik Roll Depan Dan Roll Belakang
2.7.1 Roll Depan
Untuk menghasilkan roll depan yang baik, ada beberapa teknik yang harus diperhatikan, berikut adalah gerakan-gerakan yang harus diperhatikan menurut Biasworo Adisuyanto(2009 : 79).
1). Sikap awal, posisi tegak kedua tangan ke atas. Pada posisi ini, kedua lutut dan kedua siku dalam posisi lurus. Telapak tangan dibuka dan seluruh jari posisi rapat;
2). Turunkan kedua tangan secara perlahan seiring dengan turunnya kepala, pandangan mata mengikuti telapak tangan. Saat menurunkan kedua tangan dan kepala, sikap dada membusung dan punggung tidak membungkuk. Kedua siku dan kedua lutut kaki tetap dalam keadaan lurus;
3). Ketika kedua telapak tangan menyentuh dasar lantai, tekuk kedua lutut secara perlahan;
4). Masukkan kepala hingga dagu berimpit dengan dada, dan posisi kedua siku masih lurus;
5). Kemudian secara bersama-sama kedua lutut kaki dan kedua siku ditekuk, hingga tengkuk menempel dasar lantai;
6). Kedua kaki sedikit mendorong dasar lantai, secara otomatis tubuh berguling ke depan. Saat kondisi ini, posisi dagu tetap menempel dada dan lutut betul-betul ditekuk, sedangkan punggung harus melengkung. Saat berguling, mulai dari tengkuk, punggung, sampai dengan pinggul harus berurutan secara bergantian.
7). Ketika punggung menyentuh dasar lantai, secara cepat posisi kedua tangan memegang lutut sampai dengan pinggul menyentuh dasar lantai. Ingat, pada posisi ini mulai kepala, punggung sampai dengan pinggul dalam posisi melengkung segaris;
8). Ketika telapak kaki menyentuh dasar lantai, dan sedikit sisa laju percepatan dari perlakuan berguling berakibat badan sedikit condong ke depan. Untuk menghindari kelebihan dorongan, segera kedua kaki ditekan. Posisi kedua tangan segera diluruskan, dan arah pandangan ke telapak tangan;
9). Berdiri ke sikap awal, posisi berdiri tegak kedua tangan diangkat ke atas. Pada posisi ini, kedua lutut dan kedua siku dalam posisi lurus. Telapak tangan dibuka dan diseluruh jari posisi rapat.
Gambar 2.1 roll depan
2.7.2 Roll Belakang
Untuk menghasilkan roll belakang yang baik, ada beberapa teknik yang harus diperhatikan, berikut adalah gerakan-gerakan yang harus diperhatikan, menurut Biasworo Adisuyanto(2009 : 83)
1). Sikap awal posisi, posisi berdiri tegak kedua tangan diangkat ke atas. Pada posisi ini, kedua lutut dan siku dalam posisi lurus. Telapak tangan dibuka dan seluruh jari rapat;
2). Turunkan kedua tangan secara perlahan kearah belakang disamping pinggul (pantat). Seiring turunnya tangan, tekuk kedua lutut secara perlahan, pandangan mata tetap menghadap kedepan;
3). Tekuk kedua lutut hingga pantat menyentuh dasar lantai. Agar turunnya pantat tidak terhentak kelantai, ditahan terlebih dahulu oleh kedua tangan. Pandangan mata tetap kedepan. Saat menurunkan kedua tangan, kedua siku tetap dalam keadaan lurus;
4). Ketika pantat menyentuh dasar lantai, secara cepat tangan beralih memegang lutut dan dorongkan badan kearah belakang. Pada posisi ini hingga guling, punggung betul-betul melengkung dan posisi kepala di sekitar paha;
5). Ketika pantat sudah mencapai ke atas, secara cepat kedua tangan beralih disamping kepala dan sejajar dengan telinga. Lutut harus dipertahankan dalam kondisi tetap ditekuk sampai dengan kedua telapak kaki menyentuh dasar lantai di belakangnya;
6). Saat kedua telapak kaki menyentuh dasar lantai, dorong kedua tangan secara bersama;
7). Lakukan dorongan tangan hingga siku betul-betul lurus dan posisi badan sudah berada pada posisi jongkok;
8). Ketika keseimbangan sudah stabil, luruskan kedua lutut kaki bersamaan dengan mengangkat kedua tangan hingga ke atas dan kembali ke sikap awal.
Gambar 2.2 roll belakang
2.8 Media Pengajaran
Adanya penggunaan alat bantu sangat membantu aktifitas proses belajar mengajar di kelas, terutama peningkatan prestasi belajar siswa. Kata “Media” berasal dari bahasa Latin dan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran ( Syaiful Bahri Djamarah dan Asawan Zain, 2002:136-137). Media pengajaran didalam metode mengajar merupakan salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002:140-141) mengklasifikasikan media dilihat dari jenisnya yaitu :
1). Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio.
2). Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan, seperti film strip.
3). Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan gambar. Media audiovisual di bagi menjadi :
a. Audiovisual ; seperti sound slides,film rangkai suara.
b. Media audiovisual gerak ; seperti film suara dan audiovisual gerak.
A. Pilihan media tradisional
a. Visual diam yang di proyeksikan
b. Visual yang tidak di proyeksikan
c. Audio
d. Penyajian multimedia
e. Visual dinamis yang di proyeksikan
f. Cetak
g. Permainan
h. Relia
B. Pilhan media teknologi mutakhir
a. Media berbasis manusia
b. Media berbasis mikroskoper
Media proses belajar menagajar pendidikan jasmani dan kesehatan terdiri dari media visual, audio, dan kinetetik. Media visual merupakan wadah penyampaian pesan yang berupa dan dapat dilihat. Media audio merupakan wadah penyampaian pesan suara. Sedangkan media kinetetik atau motorik ialah segala hal yang dipakai untuk menyampaikan pesan atau informasi berupa gerak. Media kinetetik merupakan bentuk media yang berperan penting dalam pendididkan jasmani dan kesehatan (Supandi, 1992:7). Contoh ptk penjas senam lantai doc
Media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal dikombinasikan dengan gambar bergerak secara skuensial. Program video dapat dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena dapat memberkan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa, selain itu juga program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk mendemontrasikan perubahan dari waktu ke waktu. Kemampuan memvisualisasikan metari terutama efektif untuk membantu menyampaikan materi yang bersifat dinamis. Materi yang memerlukan visualisasi yang mendemontrasikan hal-hal seperti gerakan motorik tertentu, ekspresi wajah maupun suasana lingkungan tertentu adalah paling baik disajikan melalui pemanfaatan teknologi video. Misalnya tentang perubahan kepompong menjadi kupu-kupu, akan terlihat detail dan dramatis kalau hal itu divisualisasikan lewat teknologi video.
Video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran massal, individual, maupun berkelompok. Pada pembelajaran yang bersifat massal (mass instruction), manfaat kaset video sangat nyata. Ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai kebutuhan, yaitu dengan cara mengatur jarak antara layar untuk tampilan dengan alat pemutar kaset (video player).
Video juga merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung. Disamping itu video menambah satu dimensi baru terhadap pembelajaran, hal ini karena karakteristik teknologi video yang dapat menyajikan gambar bergerak pada siswa, disamping suara yang menyertainya. Sehingga, siswa merasa berada disuatu tempat yang sama dengan program yang ditanyangkan video. Oleh karena itu suatu materi yang telah direkam dalam bentuk video dapat digunakan baik untuk pembelajaran tatap muka (langsung) maupun jarak jauh tanpa kehadiran guru. Maka dari itu teknologi video banyak digunakan sabagai salah satu alat pembelajaran utama dalam sistem pendidikan, terutama di Negara¬negara maju.
Keuntungan menggunakan media video antara lain :
1). Ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
2). Video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung.
3). Video menambah dimensi baru terhadap pembelajaran.
2.9 Kerangka Berfikir
Pembelajaran roll depan dan roll belakang senam lantai dengan menggunakan video pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan gerak siswa. Dengan menggunakan video pembelajaran siswa lebih termotivasi terbantu dalam melakukan gerakan roll depan dan roll belakang,serta aspek-aspek yang terdapat pada siswa dapat dikembangkan.
Aspek pembelajaran roll depan dan roll belakang senam lantai dengan menggunakan video yaitu : supaya siswa termotivasi melakukan gerakan, untuk mempermudah siswa dalam pembelajaran, untuk mengembangkan skill, merangsang kemampuan berfikir dan untuk menimbulkan / meningkatkan rasa berani siswa dalam melakukan gerakan. Dengan menggunakan video pembelajaran pada roll depan dan roll belakang senam lantai diharapkan siswa terbantu dan mempermudah melakukan roll depan dan roll belakang dan termotivasi. Dengan adanya model pembelajaran yang baru dan lebih mudah untuk dilaksanakan oleh siswa, jadi siswa lebih tertarik untuk melakukan roll depan dan roll belakang dan siswa paling tidak berkurang rasa takutnya melakukan roll depan dan roll belakang.
2.10 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan Kajian Pustaka dan Kerangka Pikir yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Pendekatan pembelajaran roll depan dan roll belakang senam lantai dengan menggunakan video visual memberikan pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar pada siswa kelas X IPA 1 SMAN 8 …

C.CONTOH  PTK PENJAS SMA KELAS X

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran dikelas. Dalam hal ini pengertian kelas tidak terbatas pada tempat dinding kelas atau ruang kelas, tetapi lebih pada adanya aktifitas belajar dua orang atau lebih peserta didik.
Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi (2006) dalam H.E. Mulyasa (2009 : 10) menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung didalamnya, yakni : Penelitian + Tindakan + Kelas, dengan paparan sebagai berikut :
1). Penelitian-menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Caranya yaitu 1) observasi dengan sekolah mitra untuk menentukan permasalahan, 2) melakukan tindakan (RPP, Siklus pertama di evaluasi di adakan perbaikan di siklus kedua), 3) memperoleh data silkus pertama dan siklus kedua, 4) siswa mengisi angket respon tingkat kepuasan belajar siswa.
2). Tindakan-menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk siklus kegiatan untuk peserta didik.
3). Kelas-dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok peserta didik dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dan guru yang sama pula. Download ptk penjas sma doc
Dalam penelitian tindakan ini merupakan bentuk penelitian kolaboratif dengan guru bidang studi penjasorkes dan guru kelas yang bersangkutan. Fungsi dari guru bidang penjasorkes dan guru kelas yang bersangkutan adalah sebagai pengamat atau observer dalam penelitian. Sedangkan peneliti bertugas sebagai tenaga pengajar, sekaligus bertanggung jawab penuh atas tindakan penelitian tersebut, dimana peneliti secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. ( Agus Kristiyanto.2010:55)
PTK terdiri atas empat tahap, yaitu planning (perencanaan), action (tindakan), observasi (pengamatan), dan reflection (refleksi). Dalam bukunya, Agus Kristiyanto (20 10:55), empat tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
3.1.1 Perencanaan ( Planning )
Perencanaan adalah sebuah langkah yang paling awal, yaitu langkah untuk merencanakan tindakan yang telah dipilih untuk memperbaiki keadaan. Pada tahap perencanaan telah tertuang berbagai skenario untuk siklus yang bersangkutan, terutama tentang hal-hal teknis terkait dengan rencana pelaksanaan tindakan dan indikator-indikator pencapaian pada akhir siklusnya.
Subtansi perencaaan pada garis besarnya meliputi beberapa hal terkait dengan : 1) pembuatan skenario pembelajaran ; 2) persiapan sarana pembelajaran ; 3) persiapan instrument penelitian-penelitian untuk pembelajaran ; dan 4) simulasi pelaksanaan tindakan.
3.1.2 Tindakan / Pelaksanaan ( action )
Tahap tindakan adalah tahap untuk melaksanakan hal-hal yang telah direncanakan dalam tahap perencanaan. Peneliti utama dan kolaborator harus saling meyakinkan bahwa apa yang telah disepakati dalam perencanaan benar-benar dapat dilaksanakan. Hal yang cukup berat adalah menjamin agar seluruh pelaksanaan itu berlangsung secara ilmiah.
3.1.3 Pengamatan ( Observasi )
Tahap observasi adalah tahap mengamati kejadian yang ada pada saat pelaksanaan tindakan. Observasi tidak mencatat semua kejadian, tetapi hanya mencatat hal-hal penting yang perlu diamati dengan memanfaatkan
lembar observasi yang sudah disiapkan peneliti. pengamatan dilakukan pada saat berlangsungnya pelaksanaan. Pencatatan dilakukan pada saat berlangsungnya pelaksanaan. Pencatat dilakukan seketika dan tidak boleh ditunda, bahkan pengamatan juga akan menghasilkan hasil analisis seketika.
Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuatitatif ( hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dan lain-lain ) atau data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa dan lain-lain.
3.1.4 Refleksi ( reflection )
Refleksi pada dasarnya merupakan suatu bentuk perenungan yang sangat mendalam dan lengkap atas apa yang telah terjadi.
Refleksi pada akhir siklus merupakan sharing of idea yang dilakukan antara peneliti utama dan kolaborator atas hal yang telah direncanakan, dilaksanakan, dan diobservasi pada siklus tersebut. Refleksi merupakan tahap evaluasi untuk membentuk keputusan akhir siklus. Hasil observasi dan analisis pelaksanaan didiskusikan antara peneliti dan kolabolator. Hasil finalnya adalah untuk membuat kesimpulan bersama.
3.2 Subjek Penelitian, Waktu, dan Tempat Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 1 SMAN 8 … tahun pelajaran 2015/2016. Keseluruhan siswa kelas X IPA 1 SMAN 8 … dijadikan subjek penelitian. Jumlah subjek dalam penelitian yaitu 37 orang.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu Penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada minggu ke 2 bulan Oktober 2016 sampai dengan selesai.
3.2.3 Tempat Penelitian
Tempat Penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMAN 8 ….
3.3 Indikator Ketercapaian Aktifitas Siswa
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui keterampilan gerak tangan pada posisi awal dan akhir, dan saat berguling dalam proses pembelajaran senam lantai meliputi aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Contoh ptk penjas sma pdf Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan siswa terhadap materi senam lantai roll depan dan roll belakang. Dengan mengisi angket pembelajaran senam khususnya senam lanatai roll depan dan roll belakang di siklus pertama siswa kelas X IPA 1 SMAN 8 ….
Untuk melihat keterampilan gerak pada tahap-tahapan senam lantai roll depan dan roll belakang dapat dilihat dari indikator ketercapaian aktifitas siswa meliputi aspek afektif, kognitif, psikomotorik yang sudah ditentukan oleh guru/peneliti sendiri dengan mengacu pada tingkat aktifitas siswa selama mengajar di SMAN 8 …, khususnya pada kelas X IPA 1. Sistem penilaian pada lembar observasi berdasarkan pada aktifitas seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran yang diamati melalui lembar observasi berdasarkan aktifitas seluruh siswa mengikuti pembelajaran yang diamati melalui lembar observasi yang sudah dibuat yang dilakukan oleh observer, jadi pengamatan aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran senam lantai bukan secara individu maupun kelompok, melainkan kelas X IPA 1 yang berjumlah 37 siswa.
Indikator ketercapaian siswa yang digunakan oleh guru/penelliti minimal sebesar 75%. Aktifitas siswa dikatakan baik jika nilai prosentase dari hasil lembar observasi yang diamati oleh guru kolaborator melebihi 75%. Sedangkan jika kurang dari 75% harus melanjutkan ke siklus kedua sampai melebihi nilai indikator keterampilan siswa yang sudah ditentukan. Jika pada siklus kedua sudah melebihi 75%, maka penelitian tersebut berakhir pada siklus kedua.
Sedangkan indikator ketercapaian pada siklus pertama minimal 70%, jika pada siklus pertama nilai aktifitas siswa kurang dari 70% harus mengulang di siklus pertama, dan dapat melanjutkan ke siklus kedua jika nanti nilai siswa sudah melebihi 70%. Apabila pada siklus petama nilai maka penelitian tidak dilanjutkan ke siklus kedua, dengan kata lain penelitian tersebut berakhir pada siklus pertama.
3.4 Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas prosedur atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan yang berbentuk siklus penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua siklus, setiap siklusnya terdapat satu pertemuan.
3.4.1 Siklus Pertama
Pada siklus pertama ini melakukan gerakan dasar pada senam lantai roll depan dan roll belakang tanpa menggunakan tahapan-tahapan.
3.4.1.1 Perencanaan (planning)
1). Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas sangat penting dalam proses pembelajaran, karena di dalamnya terdapat hal¬hal tentang pembelajaran.
2). Pembuatan skenario pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti membuat RPP sebagai dasar skenario Pembelajaran dengan indikator gerak dasar senam lantai.
3). Persiapan sarana dan sumber pembelajaran. Mempersiapkan media pembelajaran berupa peluit, jam tangan, matras, dan buku pelajaran senam lantai.
4). Persiapan instrumen penelitian untuk pemnbelajaran. Mempersiapkan instrumen yang sudah dibuat oleh peneliti berupa lembar observasi tersebut diberikan kepada guru kolaborator sebelum pembelajaran dimulai.
3.4.1.2 Tindakan (action)
1). Guru mempersiapkan siswanya di halaman Sekolah dan membariskannya, kemudian mempresentasi siswa.
2). Guru memimpin doa sebelum memulai pembelajaran, kemudian memberi penjelasan kepada siswanya tentang materi apa yang akan diberikan.
3). Guru memerintahkan siswa untuk melakukan pemanasan lari tiga kali putaran mengelilingi lapangan voly setelah itu pemenasan streaching. Di bagian pertama, guru memberikan contoh gerakan pada senam lantai roll depan dan roll belakang yang harus dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran inti. Setelah guru memberikan contoh siswa dapat melakukan gerakan¬gerakan atau tahapan-tahapan pada roll depan dan roll belakang sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru. Siswa melakukan satu persatu, apabila siswa ada kesalahan guru mengingatkan siswanya.
3.4.1.3 Pengamatan (observasi)
Melakukan pengamatan aktifitas siswa dalam pembelajaran senam lantai yang dilakukan oleh guru kolaborator/pengamat.
3.4.1.4 Refleksi (reflection)
1). Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus pertama.
2). Mengkaji pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus pertama.
3). Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.
4). Memperbaiki pelaksanaan tindakan.
5). Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus kedua.
3.4.2 Siklus Kedua
Dalam siklus kedua ini, ada perubahan pembelajaran yang diberikan oleh guru penjasorkes. Perubahan yang terjadi yaitu pada siklus pertama, siswa melakukan gerak dasar pada senam lantai roll depan dan roll belakang tanpa menggunakan tahapan-tahapan. Sedangkan pada siklus kedua siswa melakukan menggunakan tahapan-tahapan yang diberikan pada siswa yang terdapat di video visual.
3.4.2.1 Perencanaan (planning)
1). Pembuatan Skenario Pembelajaran.
Dalam hal ini, peneliti membuat RPP yang sudah di rubah sebagai dasar skenario pembelajaran dengan indikator-indikator gerakan pada senam lantai roll depan dan roll belakang.
2). Persiapan Sarana dan Sumber Pembelajaran.
Mempersiapkan media pembelajaran berupa pluit, jam tangan, matras, layar protektor, dan buku senam lantai.
3). Persiapan Instrumen Penelitian untuk pembelajaran.
Mempersiapkan instrumen yang sudah dibuat oleh peneliti berupa lembar observasi aktifitas siswa meliputi aspek afektif, kognitif, psikomotorik. Angket tingkat kepuasan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Instrumen yang berupa lembar observasi tersebut diberikan kepada guru kolaborator sebelum pembelajaran dimulai untuk dipelajari terlebih dahulu oleh guru kolaborator pada saat tindakan penelitian berlangsung.
Setelah penelitian selesai, peneliti dan guru kolaborator mendiskusikan hasil dari penelitian tersebut dan merencanakan tindakan selanjutnya, apakah akan mengulang pada siklus kedua atau sudah berhasil hanya di siklus kedua.
3.4.2.2 Tindakan (action)
1). Guru mempersiapkan siswanya di bangsal sekolah dan membariskannya.
2). Guru memimpin doa sebelum pembelajaran, kemudian memberi penjelasan kepada siswanya tentang materi apa yang akan diberikan.
3). Guru memerintah siswa untuk melakukan pemanasan lari tiga kali putaran mengelilingi lapangan voli setelah itu pemanasan streaching.
4). Di bagian pertama, guru memberikan contoh gerakan yang
harus dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran inti.
Pada roll depan guru memberikan pembelajaran ayun punggung, sikap duduk kemudian merebahkan punggung hingga tengkuk. Ketika posisi sampai tengkuk, pinggul berada di atas. Selanjutnya, berayun kembali mulai dari tegkuk, punggung, dan kembali ke pinggul. Dilakukan secara berulang-ulang hingga siswa memahami gerakan ini dan dapat melakukan secara baik.
Sebagaimana melakukan gerak dasar roll depan, siswa terlebih dahulu di berikan pembelajaran ayun punggung sebagai pengenalan, dari sikap duduk kemudian merebahkan punggung hingga tengkuk, pinggul berada di atas. Selanjutnya, berayun kembali mulai dari tengkuk, punggung, kembali ke pinggul. Lakukan secara berulang-ulang hingga siswa memahami gerakan ini dan melakukan secara baik.
3.4.2.3 Pengamatan (observation)
1). Melakukan pengamatan aktifitas siswa dalam pembelajaran gerak pada tahapan-tahapan dalam roll depan dan roll belakang yang di lakukan oleh guru kolaborator/pengamat.
2). Melakukan pengamatan aktifitas guru dalam pembelajaran gerak senam lantai roll depan dan roll belakang yang di lakukan oleh guru kolaborator/pengamat.
3.4.2.4 Refleksi (reflection)
1). Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus kedua
2). Mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan siklus kedua.
3). Evaluasi tindakan II.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
3.5.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
RPP merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk setiap pertemuan. Download ptk penjas lengkap Masing¬masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.
3.5.3 Lembar Observasi
Lembar obseravasi aktifitas siswa dan guru mengamati sejauh mana aktifitas siswa selama proses pembelajaran.
3.5.3 Media Audiovisual
Media Audiovisual merupakan perangkat pembelajaran tambahan yang diberikan kepada guru sebagai pedoman guru dalam mengajar dengan menggunakan media video.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui obseravasi dan pengamatan guru saat pemberian materi senam lantai khususnya senam lantai roll depan dan roll belakang.
3.6.2 Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada kenyataan ini menggunakan teknik analisis deskriktif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui 3 aspek dalam penjasorkes yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik terhadap kegiatan pembelajaran senam lantai untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan roll depan dan roll belakang. Tingkat kemampuan roll depan dan roll belakang siswa dapat diketahui denngan membandingkan hasil observasi dan pengamatan guru sebelum menggunakan media audiovisual dan sesudah menggunakan media audiovisual dalam pembelajaran.
3.6.2 Penilaian Lembar Observasi
Observasi adalah instrumen untuk mengadakan pengamatan terhadap aktifitas dan kreatifitas peserta didik dalam pembelajaran, baik dikelas maupun di luar kelas ( H. E. Mulyasa, 2009:69 ). Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dinilai adalah 3 ranah dalam pembelajaran senam lantai yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.
Tabel 1
Lembar Observasi Aspek Psikomotorik Siswa
Tabel 2
Lembar Observasi Aspek Afektif Siswa
Tabel 3
Lembar Observasi Aspek Kognitif Siswa
Untuk menghitung nilai total siswa dari aspek psikomotorik lembar observasi aktifitas siswa menggunakan :
Nilai Awal : Nilai x 25 %
Nilai Inti : Nilai x 50 %
Nilai Akhir : Nilai x 25 %
Nilai Psikomotor : ( N.A + N.I + N.Ak ) x 2
Untuk nilai Afektif siswa dari lembar observasi aktifitas siswa : Nilai Afektif : Jumlah Skor Siswa yang diperoleh.
Untuk nilai kognitif siswa dari lembar observasi aktifitas siswa :
Nilai Kognitif : Jumlah Skor Siswa yang diperoleh.
Nilai Total : (N.Psikomotor x 60 %) + (N.Afektif x 20%) + (N.Kognitif x 20%)
Dengan hasil prosentasi tersebut, kemudian disesuaikan dengan indikator ketercapaian aktivitas siswa yang sudah ditentukan oleh guru/peneliti yaitu minimal 75%. Dari data tersebut akan jelas berapa persen kenaikan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran senam lantai pada siklus pertama maupun pada siklus kedua.
3.6.3 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Langkah selanjutnya adalah menentukan banyaknya tindakan yang dilakukan dalam setiap siklus. Langkah-langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara partisipatif atau kolaboratif anatar guru dengan tim lainnya (peneliti) bekerjasama, mulai dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan dan penyempurnaan pada siklus berikutnya.
Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan, prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan Survey Awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas. Meninjau sejauh mana pelaksanaan pembelajaran roll depan dan roll belakang senam lantai diterapkan dalam sekolah tersebut.
2. Tahap Seleksi Informan, Penyiapan Instrumen, dan alat
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan metode dan instrumen penelitian serta evaluasi.
3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian yang terdiri atas :
a. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
b. Pelaksanaan pembelajaran
c. Semangat dan keaktifan siswa
d. Nilai roll depan dan roll belakang siswa
4. Tahap Analisis Data
Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuallitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian diskriptif tentang perkembangan belajar serta hasil tes keterampilan roll depan dan roll belakang senam lantai. Serta hasil tes ketangkasan roll depan dan roll belakang siswa yang dideskriptifkan melalui hasil kualitatif
3.6.4 Proses Penelitian
Proses penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 4 langkah yaitu :
1. Planning (merencanakan bentuk-bentuk pembelajaran roll depan dan roll belakang dengan menggunakan media audiovisual).
2. Acting (memberikan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu untuk mengoptimalkan rool depan dan roll belakang sebelum menggunakan media dan setelah menggunakan media).Contoh ptk penjas senam lantai doc
3. Observasi (melakukan tes dan penilaian dalam olahraga yaitu menggunakan Code Of Point, apakah siswa dalam melakukan roll depan dan roll belakang lebih optimal setelah mendapat pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual).
4. Reflecting (menyimpulkan lebih optimal setidaknya roll depan dan roll belakang siswa setelah mendapat pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual dan sebelum diberi pembelajaran menggunakan media audiovisual.)
Gambar 3.1 Siklus PTK

D.PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENJAS SMA TERLENGKAP

DAFTAR PUSTAKA

Agus Kristiyanto. 2010. Penelitian tindakan kelas (PTK) dalam Penjas dan Kepelatihan Olahraga. Surakarta : UNS Press
Agus Mahendra. 2000. Senam.Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan dasar dan menengah bagian proyek penataran guru SLTP D-III
Aip Syarifuddin dan Muhadi dalam Supandi. 1992. Strategi belajar mengajar pendidikan jasmani dan kesehatan. Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan tinggi proyek pembinaan tenaga kependidikan
Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Sekolah Menengah Pertama. 2007. Jakarta : Dinas Pendidikan
Biasworo Adisuyanto. 2009. Cerdas dan Bugar dengan Senam Lanta. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media
H.E Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Imam Hidayat dalam Agus Mahendra. 2000. Senam. Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah bagian Proyek penataran guru SLTP D-III
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Pertama
Nana Sudjana. 2005. Dasar-dasar Proses belajar mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Oemar Malik. 1982. Proses Pendidikan dan Pengajaran di sekolah. Jakarta
Peter H Werner dalam Agus Mahendra. 2000. Senam. Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan tinggi proyek pembinaan tenaga kependidikan
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi dalam H.E Mulyasa. 2009. Praktik penelitian tindakan kelas. Jakarta : PT Remaja Rosdakarya
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara
Supandi. 1992. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Dekdikbud Dirjen Pendidikan tinggi proyek pembinaan tenaga kependidikan
Sutrisno Hadi. 1987. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Yogyakarta Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Media Pengajaran

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas CONTOH PENELITAN TINDAKAN KELAS SMA PENJAS KELAS X DOC- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.