Minggu, 27 Mei 2018

CONTOH PTK BAHASA INDONESIA SMA KELAS X TERBARU

CONTOH PTK BAHASA INDONESIA SMA KELAS X TERBARU-Salah satu tujuan umum pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah atas (SMA) adalah siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Kemampuan (keterampilan) berbahasa terdiri dari empat komponen, yaitu: (a) keterampilan menyimak (listening skill), (b) keterampilan berbicara (speaking skill), (c) keterampilan membaca (reading skill), dan (d) keterampilan menulis (writing skill) (Tarigan, 1994: 1). Keterampilan menulis, sesuai dengan proses pemerolehannya merupakan keterampilan yang paling akhir dan paling sulit untuk dikuasai dibanding dengan keterampilan yang lain. Hal ini disebabkan keterampilan menulis menuntut penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri.

Kesulitan menulis siswa didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Lapipah (2004: 3) terhadap siswa SMK yang menunjukan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menulis (memilih kata, merangkaikan kalimat, dan sukar menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu, siswa juga beranggapan bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan yang membosankan dan tidak terlalu menarik.

Hal tersebut sesuai dengan hasil yang telah ditemukan peneliti pada saat melakukan wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia di SMAN 1 Dapurang. Bahwa pada saat siswa diberi tugas Lembar Kerja Siswa (LKS), hampir 90 % siswa tidak mengerjakan latihan menulis cerpen. Pada umumnya, siswa mengeluh mengalami kesulitan untuk mencari inspirasi dan membuat kalimat pertama, sehingga mereka tidak tahu apa yang harus mereka tulis saat menuangkan pikiran dan perasaannya.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas MAPEL BAHASA INDONESIA yang diberi judul “UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA KOMIK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS TERHADAP SISWA KELAS X SMA NEGERI …………TAHUN AJARAN 2010/2011).”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK BAHASA INDONESIA KELAS X lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 – BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke- 081 7283 4988 dengan Format PESAN PTK 006 SMA).


A.DOWNLOAD PTK BAHASA INDONESIA SMA KELAS XI TERBARU …

BAB I
PENDAHULUAN

 1.1 LATAR BELAKANG

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas X, salah satu indikator dari kompetensi dasar menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerita pendek yang pernah dibaca. Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui kegiatan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X di SMAN ………….pada bulan April 2011 mengenai pembelajaran menulis cerita pendek bahwa ia tidak biasa menggunakan teknik atau metode lain selain tanya jawab, diskusi, dan ceramah. Selain itu, ia jarang menggunakan media dalam pembelajaran menulis dan hanya memberi contoh.ptk guru bahasa indonesia sma

Jadi, hal tersebut juga sangat berpengaruh terhadap motivasi siswa dalam menulis cerpen. Ia juga mengatakan bahwa terdapat kesulitan dalam melakukan pembelajaran menulis cerpen disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya masih adanya kesalahan ejaan, dan kurangnya porsi waktu berlatih secara maksimal.Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas X, salah satu indikator dari kompetensi dasar menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerita pendek yang pernah dibaca. .

Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui kegiatan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X di SMAN ……… pada bulan April 2011 mengenai pembelajaran menulis cerita pendek bahwa ia tidak biasa menggunakan teknik atau metode lain selain tanya jawab, diskusi, dan ceramah. Selain itu, ia jarang menggunakan media dalam pembelajaran menulis dan hanya memberi contoh. Jadi, hal tersebut juga sangat berpengaruh terhadap motivasi siswa dalam menulis cerpen. Ia juga mengatakan bahwa terdapat kesulitan dalam melakukan pembelajaran menulis cerpen disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya masih adanya kesalahan ejaan, dan kurangnya porsi waktu berlatih secara maksimal.Pembelajaran menulis cerita pendek penting bagi siswa, karena cerita pendek dapat dijadikan sebagai sarana untuk berimajinasi dan menuangkan pikiran.skripsi ptk bahasa indonesia sma DOC

Menurut Widyamartaya (2005:102) menulis cerita pendek ialah menulis tentang sebuah peristiwa atau kejadian pokok. Selain itu, menurut Widyamartaya (2005: 96) menulis cerita pendek merupakan dunia alternatif pengarang. Sedangkan Sumardjo (2001: 84) berpendapat bahwa menulis cerita pendek adalah seni, keterampilan menyajikan cerita.Berdasarkan tiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis cerpen merupakan seni/keterampilan menyajikan cerita tentang sebuah peristiwa atau kejadian pokok yang dapat dijadikan sebagai dunia alternatif pengarang. Kemampuan menulis cerita pendek yang dimiliki siswa tidaklah sama. Sebagian siswa mampu menulis cerita pendek dengan baik dan sebagian siswa yang lain masih belum mampu menulis cerita pendek dengan baik.

Kondisi ini diperburuk dengan rendahnya minat menulis siswa. Dari beberapa sebab rendahnya kualitas menulis siswa, dapat disimpulkan bahwa perlu adanya penanganan khusus dalam pembelajaran menulis siswa sekolah menengah pertama.Inti penanganan tersebut salah satunya adalah diperlukan suatu media pembelajaran menulis yang dapat meningkatkan keterampilan menulis cerita pendek siswa. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, guru memegang peranan yang penting dalam pembelajaran, sehingga media pembelajaran dijadikan sebagai inti penanganan dalam memperbaiki pembelajaran.

Pencapaian pembelajaran siswa sangat dipengaruhi oleh penggunaan media yang diterapkan oleh guru. Bisa jadi penerapan media kurang variatif dan kurang sesuai pada materi. Media komik merupakan salah satu alternatif untuk menyikapi situasi tersebut.Penggunaan media komik dalam pembelajaran menulis cerpen juga mempunyai kelemahan yaitu, tidak semua siswa bisa belajar efektif dengan gaya visual, karena setiap siswa mempunyai gaya belajar masing-masing. Oleh karena itu, komik tidak dapat selalu dijadikan media pembelajaran. Dengan kata lain media belajar harus menyesuaikan dengan gaya belajar masing-masing siswa. Sedangkan kelebihan pada media komik dalam pembelajaran menulis cerpen adalah komik dapat memberi inspirasi bagi siswa untuk menciptakan karya sastra.contoh proposal ptk bahasa indonesia sma DOC

Bahkan, ditinjau dari segi proses pembelajaran komik dapat dimanfaatkan untuk sarana dan media pembelajaran. Pemanfaatan komik dalam pembelajaran akan membuat siswa lebih kreatif dan berani menuangkan idenya secara variatif. Mereka mencoba-coba mengubah atau menambah dialog dengan kalimatnya sendiri.Penelitian mengenai media komik juga pernah dilakukan oleh Erni Kurniawati (2002-2003) yang berjudul Keefektifan Media Komik terhadap Kemampuan Menilis Karangan Narasi Siswa Kelas I SMK Negeri ……….Tahun Ajaran 2002-2003. Menyimpulan bahwa penggunaan media komik dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa.Dilihat dari hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan media tertentu, terutama penggunaan media yang menarik dan menyenangkan, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam menulis cerpen.

Media tersebut dapat membantu siswa dalam menghadapi kesulitan menulis cerpen, menjadi inspirasi bagi siswa, dengan bukti siswa menemukan judul, tema, tokoh, latar, dan alur dari media komik. Judul, tema, tokoh, latar, dan alur yang sudah ditemukan membantu siswa untuk berimajinasi dan menuliskan imajinasinya menjadi cerpen yang utuh dan padu.Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan bahwa penggunaan dari adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis tanpa menggunakan media komik dengan pembelajaran menulis yang menggunakan media komik. Hal ini berarti media komik dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa.Berangkat dari hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai keberhasilan media komik dalam pembelajaran menulis terutama dalam menulis cerpen.

Penggunaan media komik dapat membantu anak mengembangkan kemampuan berbahasa, seni dan membantu anak dalam menafsirkan dan mengingat kembali cerita yang ada di dalamnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (1991: 78) yang mengemukakan bahwa “gambar membantu anak dalam mengembangkan kemampuan berbahasa, seni, dan pernyataan kreatif dalam cerita serta dapat membantu mereka dalam menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan”. Dalam bidang sastra, komik dapat memberikan dorongan untuk membaca, membangun perbendaharaan kosa-kata, dan memberikan tuntunan untuk melatih mereka menulis dengan bantuan bentuk visual yang ada dalam komik.

Oleh karena itu, peneliti beranggapan bahwa media komik ini dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen.Berdasarkan uraian di atas, peneliti merumuskan penelitian ini dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen dengan Memanfaatkan Media Komik (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMAN 1 …………… Tahun Ajaran 2016/2017).”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang muncul dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut.

1) Guru masih kurang kreatif memilih media dalam pembelajaran menulis cerpen.

2) Penggunaan media dalam pembelajaran menulis cerpen masih belum sesuai.

3) Siswa selalu beranggapan mereka tidak mempunyai bakat menulis, oleh karena itu mereka merasa tidak mampu menghasilkan karya tulis cerpen yang baik.

4) Motivasi siswa untuk menulis cerpen masih kurang.

5) Siswa belum mampu mengembangkan unsur pembangun cerpen.

6) Siswa belum mampu mengembangkan tema ke dalam bentuk cerpen.

1.3 Pembatasan MasalahUntuk mengetahui titik fokus pemecahan masalah, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu penggunaan media dalam pembelajaran menulis cerpen. Media yang akan digunakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah media komik. Media komik digunakan sebagai salah satu upaya peningkatan kemampuan siswa dalam keterampilan menulis cerpen pada siswa kelas X SMAN 1 …………. tahun ajaran 2016/2017.ptk bahasa indonesia sma

1.4 Rumusan Masalah

Masalah harus dirumuskan dengan jelas, dan ini dapat tercapai bila kita merumuskannya secara khusus (Nasution,1982:25). Beranjak dari pendapat itu, maka peneliti membuat perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1) Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media komik di kelas kelas X SMAN ………?

2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media komik di kelas X SMAN ……………?

3) Bagaimanakah hasil pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media komik ?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan faktor penentu suatu arah penelitian. Oleh karena itu, sebelum peneliti melaksanakan penelitian ini lebih lanjut, penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut.

1) Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media komik di kelas X SMAN ……………

2) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media komik di kelas X SMAN ………

3) Mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media komik di kelas X SMAN ……

1.6 Manfaat Penelitian

Secara garis besar, manfaat penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Manfaat bagi guru adalah bisa menciptakan suasana belajar yang menarik dan tidak membosankan dengan metode ini.

2) Manfaat bagi siswa adalah dapat mendorong dalam meningkatkan keterampilan menulis cerpen dengan metode ini.3) Manfaat bagi peneliti adalah dapat menggunakan media komik dalam meningkatkan keterampilan menulis bagi siswa secara nyata di lapangan.

1.7 Definisi Operasional

Penelitian yang dilakukan penulis berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen dengan Memanfaatkan Media Komik (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X SMAN ……. Tahun Ajaran 2016/2017)”. Agar judul ini mudah dipahami dan tidak menimbulkan kesalahpahaman penafsiran, maka penulis uraikan definisi yang menjelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

1) Menulis cerpen merupakan seni/keterampilan menyajikan cerita tentang sebuah peristiwa atau kejadian pokok yang dapat dijadikan sebagai dunia alternatif pengarang.

2) Media komik adalah rangkaian gambar yang mengungkapkan suatu cerita dan biasanya dilengkapi balon-balon kata atau narasi sebagai penjelasan.

B.PTK BAHASA INDONESIA KELAS X

BAB 2  .
MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK

2. 1 Menulis

2.1.1 Pengertian Menulis

Menulis sebagai suatu kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Semua orang pernah melakukan aktivitas menulis, walaupun hanya sebuah coretan atau beberapa untaian kata. Kegiatan menulis mempunyai posisi tersendiri dalam kaitannya dengan upaya membantu siswa mengembangkan kegiatan berpkir dan pendalaman bahan ajar.Tarigan (1994: 20-2 1) menjelaskan bahwa menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif yang memenfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Adapun Sapani (1990:2) mengartikan menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang menuntut seseorang menghasilkan sesuatu (karangan) sebagai ungkapan pikiran, perasaan dan kemampuan dalam menulis.PTK Bahasa Indonesia sma doc

Kemudian, Widyatama (1991: 9) berpendapat bahwa menulis adalah proses kegiatan manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kapada orang lain atau kepada diri sendiri dalam bentuk tulisan. Hernowo (2002: 16) menyatakan bahwa kegiatan menulis bukan sekedar membuat huruf-huruf dengan pena pada selembar kertas. Menurut Hernowo (2002:44) menulis adalah salah satu akttivitas yang dapat mempercepat proses pencernaan dan penyerapan sebuah gagasan.Berdasarkan pengertian di atas, maka menulis merupakan suatu rangkaian kegiatan seseorang dalam melahirkan pikiran atau perasaan menjadi lambang-lambang grafik yang bermakna dan dapat dipahami oleh pembaca sesuai dengan maksud pengarang.

2.1.2 Manfaat Menulis

Menulis memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Di luar negeri, menulis dijadikan sebagai obat atau alat terapi bagi orang yang mengalami gangguan kejiwaan atau stres. Banyak orang yang segan untuk menceritakan hal-hal yang pahit dalam kehidupannya di hadapan orang lain. Oleh karena itu, menulis dijadikan alternatif untuk mengeluarkan semua emosi dalam diri seseorang. Seseorang bebas menuliskan pengalaman pahitnya tanpa malu dan disaksikan oleh orang lain.Menurut Pennebaker dalam buku Quantum Writing (Herwono, 2004:54) ada lima manfaat dari kegiatan menulis sebagai berikut

.1) Menulis menjernihkan pikiranDengan menulis, pikiran kita dapat berpikir jernih dengan menganalisa kembali semua yang telah kita pikirkan dalam bentuk tulisan.

2) Menulis mengatasi traumaMenulis tentang trauma akan membantu dalam mengelola trauma, dengan demikian membebaskan pikiran untuk menangani tugas-tugas lainnya.

3) Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru Tidak selamanya memori kita dapat bekerja cepat dalam mengingat kembali masukan, informasi, data baru yang kita peroleh. Oleh karena itu, menulis dapat membantu memberikan kerangka yang dapat dipakai untuk memahami perspektif baru dari orang lain. Dengan menulis, kita mudah merekatkan kembali informasi-informasi baru sehingga menjadi jelas dan mudah diingat.

4) Menulis membantu memecahkan masalahMenulis akan memaksa orang-orang untuk memusatkan perhatian lebih panjang pada satu topik tertentu sehingga akan ditemukan pemecahan masalahnya. Seorang ahli psikologi mengungkapkan bahwa dirinya selalu menuliskan semua masalah yang dialami kliennya dan memberikannya kembali pada klien untuk dibaca, dan akhirnya kliennya tersebut mampu berpikir jernih dan berhasil memecahkan masalahnya.

5) Menulis-bebas membantu kita ketika kita terpaksa untuk menulis

.2.1.3 Tujuan Menulis

Tujuan menulis yang paling utama adalah menginformasikan sesuatu kepada pembaca. Bila tidak dibaca kegiatan menulis akan sia-sia (Chaedar dan Alwasilah, 2007:25). Sedangkan Nurgiyantoro (2002:294) mengungkapkan tujuan pembelajaran menulis tidak semata-mata menghasilkan bahasa, tetapi bagaimana cara mengungkapkan gagasan menggunakan bahasa tulis dengan tepat. Dengan kata lain kebiasaan menulis kebiasaan menulis harus melibatkan unsur linguistik dan juga memberikan kesempatan kepada siswa menuliskan gagasan apa yang akan dikemukakan.

Hal tersebut berarti pula melatih siswa mengkomunikasikan gagasannya.Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan yang penting untuk dimiliki oleh siswa. Kegiatan menulis dapat melatih dan membiasakan siswa agar dapat menuangkan idea atau gagasan yang ada dalam pikirannya secara teratur. Selain itu menulis sanngat bermanfaat untuk mengenali dan mengembangkan kemampuan diri dan dengan berlatih menulis terus menerus akan dapat menjadikan kita sebagai penulis yang lancar.PTK Bahasa Indonesia sma doc

2.2 Cerpen

2.2.1 Pengertian CerpenAda berbagai pendapat mengenai definisi cerpen. Beberapa diantaranya akan penulis uraikan. “Prosa fiksi (termasuk didalamnya cerpen) adalah kisahan cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.” (Aminudin, 2000: 64). “ Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, pristiwa yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah untuk dilupakan” (Supratman dan Maryani, 2004: 85).Meskipun definisi tentang cerpen itu bervariasi, tetapi pada dasarnya pendapat yang diuraikan diatas itu sama. Secara sederhana cerpen itu dapat diartikan sebagai cerita rekaan yang bersifat naratif. Berisi tentang sekelumit kehidupan dan disajikan dalam satu peristiwa yang singkat, padat serta ide cerita berpusat pada satu tokoh.

2.2.2 Unsur-Unsur CerpenCerpen sebagai salah satu karya sastra memiliki dua unsur pembentuk cerpen, yaitu unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik.(a) Unsur EkstrinsikUnsur Ekstrisik dapat diartikan dengan unsur yang secara tidak langsung mempengaruhi karya sastra tersebut. Dikatakan tidak langsung, sebab unsur tersebut tidak dapat kita ketahui secara langsung di dalam karya sastra itu (Syamsudin, 1992: 102).Sebagaian unsur ekstrinsik itu sebagai berikut.

(1) Latar belakang pengarangLatar belakang pengarang tergolong unsur ekstrinsik karya sastra, sebab ada diluar karya sastra tersebut, tetapi berpengaruh terhadapnya. Latar belakang pengarang seperti: latar belakang pendidikannya, filsafat hidupnya, dan lain-lain akan sangat mewarnai makna karya sastra yang dibuatnya.PTK Bahasa Indonesia sma doc

(2) Situasi saat terciptanya karya sastraSituasi politik, sosial ekonomi masyarakat, dan lain-lain akan mempengaruhi juga makna karya sastra yang diciptakan pengarang. Karya sastra yang dibuat sebelum saat menjelang dan setelah kemerdekaan sangat jelas perbedaannya. Oleh sebab itu, bila kita akan menikmati makna karya sastra tentu kita pun harus mencoba mengaitkannya dengan hal tersebut.

(3) Hubungan seni sastra dengan seni lainnya.Sastra merupakan salah satu karya seni disamping karya seni lainnya. Seni sastra akan saling berkaitan juga dengan seni-seni lainnya. Kini tidak jarang kita temui bentuk puisi yang berbentuk seni rupa.Hal ini menunjukan bahwa seni sastra dipengaruhi juga oleh seni tersebut. Oleh sebab itu, hubungan seni-seni sastra dengan seni-seni lainnya akan turut mewarnai makna karya sastra. Kenytaan ini perlu kita pertimbangkan apabila kita sedang menikmati suatu karya sastra.

(b) Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik yang membangun sebuah cerpen diantaranya.

(1) Latar atau Setting

Menurut Aminuddin (2000: 67) setting adalah latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal sdan fungsi psikologi.

(2) Gaya

Dalam karya sastra istilah gaya mengandung pengertian cara seseorang pengarang menyampaikan gagasannya menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca (Aminuddin, 72)

.(3) Penokohan dan PerwatakanPeristiwa dalam karya fiksi seperti halnya peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mempu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh. Sedangkan cara pengrang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut dengan penokohan (Aminiddin 2000: 79).

(4) Alur Cerita (plot)Pengertian alur dalam cerpen atau dalam karya fiksi pada umumnya adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. (Aminuddin, 2000: 83).Sementara Loban dkk. (dalam Aminuddin, 200: 84-8 PTK Bahasa Indonesia sma doc

5) menggambarkan gerak tahapan alur cerita seperti seperti gelombang. Gelombang itu berawal dari (a) exsposisi, (b) komplikasi atau intrik-intrik awal yang akan berkembang menjadi konflik hingga menjadi konflik, (c) klimaks, (d) relevasi atau penyingkatan tabir suatu problema, dan (e) denouement atau penyelesaian yang membahagiakan, yang dibedakan dengan castrophe, yakni penyelesaian yang menyedihkan; dan solution, yakni penyelesaian yang masih bersifat terbuka karena pembaca sendirilah yang dipersilahkan menyelesaikan lewat daya imajinasinya.

(5) Titik pandang

Titik pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya (Aminuddin, 2000: 90).Menurut Rusyana (dalam Syamsuddin, 1992: 99) yang dimaksuddengan juru cerita ialah suatu cerita terjadi karena ada yang diceritakan, dan ada yang menceritakan. Yang menceritakan itu kita namakan juru cerita atau titik pengisahan.

(6) Pesan atau Amanat

Rusyana (dalam Syamsuddin, 1992: 99) menyatakan bahwa di dalam cerita sering sekali terdapat pikiran-pikiran tersembunyi. Pikiran tersebut merupakan endapan dari renungan pengarang yang secara halus dicoba disajikan kembali kepada pembaca. Hal itu disebut pesan atau amanat.Sementara Esten (dalam Syamsuddin, 1992: 99) berpendapat bahwa pemecahan suatu tema disebut amanat. Di dalam amanat terlihat pandangan hidup cita-cita pengarang.Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa amanat atau pesan itu ialah sikap pengarang yang ingin disampaikan kepada pembaca (Syamsuddin, 1992: 99).

(7) tema

Dalam menentukan tema, antara pengarang yang satu dengan pengarang yang lainnya akan berbeda, hal ini sejalan dengan apa yang d temui oleh masing-masing pengarang. Beberapa ahli mengemukakan pendapat yang bervariasi tentang hal itu, d antaranya.Sumarjo (dalam syamsuddin, 1992: 96) mengemukakan bahwa tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam menulis ceritanya bukan sekedar mau bercerita, tapi mau mengatakan sesuatu pada pembacanya. Sesuatu yang mau dikatakannya itu bisa sesuatu masalah kehidupan, pandangan hidup nya tentang kehidupan ini atau komentarnya terhadap kehidupan ini. Kejadian dan perbuatan tokoh cerita semuanya didasarkan ole ide pengarang tersebut.Esten (dalam syamsuddin, 1992: 96) berpendapat bahwa tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran, sesuatu yang menjadi persoalan yang diungkapkan dalam sebuah cipta sastra. Ia masih bersifat netral, belum punya tendensi (kecenderungan) memihak.

2.2.3 Hakikat Menulis Cerpen

Menulis cerpen pada hakikatnya sama dengan menulis kreatif sastra yang lain. Adapun pengertian dari menulis kreatif sastra. Menurut Perey (dalam Mulyati, 2002) menulis kreatif sastra adalah pengungkapan gagasan, perasaan, kesan, imajinasi, dan bahasa yang dikuasai seseorang dalam bentuk karangan. Tulisan yang termasuk kreatif berupa puisi, fiksi, dan non fiksi. Sedangkan menurut Roekhan (1991:PTK bahasa indonesia sma lengkap

1) menulis kreatif sastra pada dasarnya merupakan proses penciptaan karya sastra. Proses itu dimulai dari munculnya ide dalam benak penulis, menangkap dan merenungkan ide tersebut (biasanya dengan cara dicatat), mematangkan ide agar jelas dan utuh, membahasakan ide tersebut dan menatanya (masih dalam benak penulis), dan menuliskan ide tersebut dalam bentuk karya sastra. Jadi menulis kreatif sastra adalah suatu proses yang digunakan untuk mengunkapkan perasaan, kesan, imajinasi, dan bahasa yang dikuasai seseorang dan pikiran seseorang dalam bentuk karangan baik puisi maupun prosa.

Dari beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa hakikat menulis cerpen adalah suatu proses penciptaan karya sastra untuk mengungkapkan gagasan, perasaan, kesan, imajinasi, dan bahasa yang dikuasai seseorang dalam bentuk cerpen yang ditulis dengan memenuhi unsur-unsur berupa alur, latar/seting, perwatakan, dan tema.

2.2.4 Tahapan Menulis CerpenPembelajaran menulis cerpen melalui empat tahap proses kreatif menulis yaitu

(1) tahap persiapan,

(2) tahap inkubasi,

(3) tahap saat inspirasi, dan

(4) tahap penulisan. Pada tahap persiapan, penulis telah menyadari apa yang akan ia tulis dan bagaimana menuliskannya. Munculnya gagasan menulis itu membantu penulis untuk segera memulai menulis atau masih mengendapkannya. Tahap inkubasi ini berlangsung pada saat gagasan yang telah muncul disimpan, dipikirkan matang-matang, dan ditunggu sampai waktu yang tepat untuk menuliskannya. Tahap inspirasi adalah tahap dimana terjadi desakan pengungkapan gagasan yang telah ditemukan sehingga gagasan tersebut mendapat pemecahan masalah.

Tahap selanjutnya adalah tahap penulisan untuk mengungkapkan gagasan yang terdapat dalam pikiran penulis, agar hal tersebut tidak hilang atau terlupa dari ingatan penulis (Sumardjo, 2001: 70).Dari pernyataan tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa menulis cerpen sebagai salah satu kemampuan menulis kreatif mengharuskan penulis untuk berpikir kreatif dan mengembangkan imajinasinya setinggi dan seluas¬luasnya. Dalam menulis cerpen, penulis dituntut untuk mengkreasikan karangannya dengan tetap memperhatikan struktur cerpen, kemenarikan, dan keunikan dari sebuah cerpen.

2.2.5 Bahan Pembelajaran Menulis Cerpen

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran adalah belum maksimalnya penggunaan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran erat kaitannya dengan tingkat kesiapan anak. Dalam hal ini, diperlukan suatu pertimbangan khusus tentang bahan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi perkembangan kognitif dan bahasa sekolah menengah pertama. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas X sekolah menengah atas. Pada periode ini anak mampu memahami konsep keadilan, kepribadian, dan kebenaran.

Pertimbangan dalam menentukan bahan pembelajaran menulis cerpen bagi anak sekolah menengah adalah disesuaikan dengan konsidi psikologis siswa yakni, bahan yang sudah mulai meninggalkan unsur-unsur fantasi dan masuk kepada unsur realitas, mulai mengarah pada upaya pemahaman melalui hipotesis, dan adanya implementasi konsep/prinsip. Pertimbangan psikologis tersebut diperlukan agar dapat menumbuhkan minat, daya ingat, kemauan mengerjakan tugas, kesiapan bekerja sama, dan kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan problem yang dihadapi.Pemilihan bahan pembelajaran erat kaitannya dengan tingkat kesiapan anak.

Pertimbangan selanjutnya untuk menentukan bahan pembelajaran menulis cerpen adalah sudut pandang bahasa. Guru dalam memilih bahan pembelajaran cerpen dengan mempertimbangkan kosakata yang baru, segi ketatabahasaan, situasi dan pengertian isi wacana termasuk ungkapan dan referensi yang ada. Sedangkan Johnson dan Louis (dalam Hasanah, 2006: 42) memberikan ciri-ciri bahan pembelajaran yakni menarik, mengandung banyak lakuan, bahagia pada akhir cerita, tidak terlalu panjang, dan menyenangkan.Adapun bahan dalam cerita pendek, Hasanah (2006:43) menjelaskan secara rinci unsur-unsur literer yang membangunnya adalah memiliki alur, latar, tema, penokohan, dan gaya yang khas.ptk bahasa indonesia sma kurikulum 2013

Alur cerita tersusun dalam urutan yang logis dan sesuai tuntutan cerita. Latar cerita memiliki ciri-ciri: uiversal, menanamkan kebenaran, dan perjuangan antara kekuatan baik dan jahat. Penokohan atau penggambaran watak tokoh memiliki ciri-ciri: meyakinkan, nyata, tindakannya konsisten dengan plot, penggambarannya sederhana dan langsung. Selain itu juga sedikit memiliki citraan, penggambaran tokohnya hidup, memiliki suatu yang khas dan menarik, serta nama tokoh mudah diingat atau mengesankan. Sedangkan gaya pengarang dalam cerita memiliki ciri-ciri: mengesankan, segar, tepat, serta bila dibacakan terlihat menarik.ptk sma doc

Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwa materi pembelajaran sastra tidak hanya mencakup tentang peristiwa sastra atau cipta sastra, melainkan sejumlah persoalan dan hasil olah pikir dan karya siswa. Hasil tulisan siswa dapat menjadi materi pembelajaran yang menarik dalam sebauh kelas apresiasi sastra. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan siswa dalam sebuah diskusi, merupakan materi pembelajaran yang menghidupkan kelas. Materi pembelajaran ditujukan untuk mengmbangkan pengetahuan siswa tentang sastra dan membangkitkan minat siswa untuk menulis kreatif sastra.

2. 3 Media

2.3.1 Pengertian Media

Kata Media berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak darikata medium. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Kemudian telah banyak pakar dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya mengemukakan bahwa media adalah sebagai berikut :

a. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram, 1977).

b. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969).

c. Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs, 1970)

.d. Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Gagne, 1970).

e. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso, 1989).

2.4 Komik

2.4.1 Pengertian Komik

Pengertian komik dalam kamus Advanced English-Indonesian Dictionary (1991:169) amat mengecewakan dan tak memberikan detail definisi yang memuaskan. Di sana, komik hanya memiliki arti kata;

1. lucu

2. berkenaan dengan komedi atau lawakan.ptk bahasa indonesia smk lengkap

Kemudian muncullah dua komikus AS, Will Eisner dan Scott McCloud yang berani mengakui komik sebagai salah satu bentuk ”seni” yang patut disepadankan dengan bentuk-bentuk seni yang lain. Maestro komik AS, Will Eisner menggunakan istilah seni berturutan untuk menjelaskan apa itu komik (McCloud, 2008:5).Definisi komik makin lengkap dan spesifik ketika Scott McCloud menulis buku Understanding Comics. Komik sebagai kata benda, menurutnya adalah, gambar-gambar serta lambang-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan tertentu, untuk menyampaikan informasi dan/atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya (McCloud, 2008:9). Sementara peneliti komik Marcel Bonnef (2008:7) menyebut komik sebagai ”sastra gambar”.

C.CONTOH LENGKAP PTK BAHASA INDONESIA SMA KELAS X

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kelas dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran (Kasbolah, 1998/1999:15).Peneliti memilih PTK dengan tujuan untuk memecahkan persoalan pembelajaran yang sedang dihadapi. Masalah dalam penelitian ini adalah, siswa mengalami kesulitan menulis khususnya dalam pembelajaran menulis cerpan yang dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu, sulitnya menemukan ide atau inspirasi untuk menulis, menuangkan ide tulisan ke dalam bentuk kalimat yang baik dan siswa takut kalau tulisan yang mereka hasilkan tidak sesuai dengan yang diidealkan dalam penjelasan guru.

Pencapaian pembelajaran siswa juga sangat dipengaruhi oleh penggunaan media yang diterapkan oleh guru. Dengan menggunakan PTK, diharapkan penelitian ini dapat membantu dan memperkaya cara pandang siswa tentang menulis cerpen. Siswa dikondisikan menjadi lebih aktif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran dengan cara menggunakan media komik, karena gambar kartun yang terdapat dalam komik mempunyai kekuatan untuk memancing perhatian serta mempengaruhi sikap dan prilaku pembacanya. Selain itu, komik dapat mempersingkat penjelasan yang panjang serta rumit melalui unsur gambar yang ditampilkan sehingga menjadi sederhana dan mudah dipahami.PTK bahasa indonesia sma lengkap
Pada pelaksanaannya, penelitian tindakan kelas mempunyai empat tahapan dasar yang harus dilaksankan yaitu (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (action), (3) pengamatan (observation), (4) refleksi (reflection). Seperti terlihat pada gambar berikut.
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut.

3. 1. 1 Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang berupa kegiatan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti untuk memecahkan masalah yang akan dihadapi. Pada tahap ini, peneliti melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mengenai waktu pelaksanaan penelitian, materi yang akan disajikan, dan bagaimana rencana pelaksanaan penelitiannya. Permasalahan yang muncul berdasarkan data observasi dan wawancara dengan guru Bahasa kelas X bahwa kelas X mempunyai nilai yang kurang memenuhi standar dalam kemampuan menulis cerpen. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti dapat mencari penyelesaian yang baik untuk meningkatkan kemampuan menulis khususnya kemampuan menulis cerpen. Hal yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini adalah (1) menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang dilakukan; (2) menyusun pedoman observasi, dan jurnal; (3) menyusun rancangan evaluasi; dan (4) mempersiapkan media yang digunakan yaitu media komik.

3. 1. 2 Tindakan
Tindakan penelitian adalah pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan yang akan dilakukan adalah pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media komik. Tindakan dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut.
Tahap persiapan adalah tahap untuk mempersiapkan mental dan mengkondisikan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Persiapan dilakukan dengan cara memancing pengetahuan siswa tentang keterampilan menulis cerpen. Selain itu, guru menyajikan media komik yang akan digunakan sebagai media pembelajaran menulis cerpen ini.

Tahap pelaksanaan adalah tahap inti untuk melaksanakan kegiatan menulis cerpen menggunakan media komik. Saat kegiatan menulis, siswa diminta untuk membaca komik terlebih dahulu, kemudian siswa diminta untuk menulis cerpen berdasarkan dengan apa yang sudah mereka dapatkan dari komik tersebut.
Tahap tindak lanjut bertujuan untuk membuktikan pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang baru dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mengetahui sampai dimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen.PTK bahasa indonesia sma lengkap

3. 1. 3 Observasi
Pada tahap observasi ini, peneliti mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar pedoman observasi guru dan juga siswa. Adapun aspek yang diamati adalah perilaku siswa baik yang positif maupun negatif.
Aspek yang positif terdiri atas:
(1) memperhatikan materi pelajaran;
(2) keseriusan siswa dalam menulis cerpen;
(3) keantusiasan siswa dalam menanggapi penggunaan media komik;
(4) keaktifan siswa di dalam kelas;
(5) siswa bersemangat dalam mengerjakan tes.
Aspek negatif terdiri atas:
(1) siswa meremehkan kegiatan menulis;
(2) siswa berbicara sendiri atau dengan temannya saat proses belajar mengajar berlangsung;
(3) siswa mengganggu teman;
(4) siswa terganggu oleh lingkungan;
(5) siswa tidak bersemangat dalam mengerjakan tes.

Pada saat pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh salah seorang rekan dan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk mencatat hal-hal yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran atau bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Melalui observasi, dihasilkan data observasi. Data ini berupa keterangan kegiatan siswa selama proses belajar mengajar. Data yang diperoleh pada siklus I sebagai acuan dalam perbaikan untuk siklus II, serta dijadikan sebagai bahan refleksi.
3. 1. 4 Refleksi
Refleksi adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah dan atau terjadi, apa yang telah dihasilkan atau belum dihasilkan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Hasil refleksi ini digunakan untuk menerapkan langkah lebih lanjut sebagai dasar perbaikan pada pembelajaran berikutnya untuk mencapai pembelajaran yang diharapkan.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 .........., yang terletak di Jl. .............
3.3 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 .. kelas X yang berjumlah 37 orang. Alasan dipilihnya kelas X karena, berdasarkan hasil studi pendahuluan di kelas X di sekolah tersebut mengalami kesulitan dalam hal mengungkapkan gagasan ke dalam sebuah bentuk tulisan. Oleh karena itu, peneliti berusaha meningkatkan kemampuan menulis cerpan siswa kelas X melalui pemanfaatan media komik dalam penelitian tindakan kelas. Permasalahan menulis cerpen pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Dapurang Tahun Ajaran 2016/2017 perlu segera diatasi dengan melakukan perbaikan-perbaikan dalam hal pemilihan media dan teknik pembelajaran yang tepat sehingga siswa mampu mengembangkan kemampuan menulis cerpen.

3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Proses pelaksanaan tindakan dilaksanakan secara bertahap sampai ada peningkatan keterampilan siswa dalam menulis cerpen. Prosedur penelitian dimulai dari 1) studi pendahuluan (observasi awal), 2) perencanaan tindakan, 3) pelaksanaan tindakan, 4) pengamatan tindakan (observasi), serta 5) refleksi tindakan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ada dua, yaitu tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Teknik nontes digunakan untuk mengetahui tanggapan atau respons siswa terhadap pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media komik.

3.5.1 Teknik Tes
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan siklus II. Pada hasil tes siklus I dianalisis, dari hasil analisis akan diketahui kelemahan siswa dalam kegiatan menulis cerpen, yang selanjutnya sebagai dasar untuk menghadapi tes pada siklus II, yang pada akhirnya setelah dianalisis hasil tes siswa pada siklus II dapat diketahui peningkatan keterampilan menulis cerpen dengan menggunakan media komik.

3.5.2. Teknik Observasi
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung atau bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan terhadap perilaku guru, baik yang positif maupun negatif. Pada kegiatan observasi ini, peneliti dibantu oleh salah seorang rekannya dan guru Bahasa Indonesia dengan menggunakan lembar pedoman observasi. Melalui observasi dihasilkan data observasi berupa keterangan kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen peneltian yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut.

3.6.1 Lembar Tes Hasil Belajar Siswa
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang berbentuk uraian terbatas. Tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media komik. Bentuk tes yang ditugaskan kepada siswa adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1
Lembar Tes Hasil Belajar Siswa
Tes Hasil Belajar Siswa
(siklus I)
Buatlah sebuah cerpen berdasarkan komik yang telah dipilih dengan
merujuk pada ketentuan sebagai berikut.
1. Tulis nama, kelas, dan nomor presensimu secara lengkap!
2. Penilaian meliputi :
a. tema;
b. alur;
c. pengolahan tokoh; dan
d. penggunaan bahasa (diksi dan ejaan).
3. Dikerjakan pada kertas selembar!

3.6.2 Format Penilaian Menulis Cerpen
Terdapat beberapa cara penilaian secara langsung, yaitu dengan metode impresi (kesan penilai), metode analitik (penilaian terhadap suatu aspek tertentu), dan metode mekanik (penilaian terhadap sejumlah kesalahan). Metode penilaian yang digunakan peneliti adalah metode analitik dengan mempertimbangkan hasil tulisan siswa yang dinilai dari aspek tertentu. Aspek yang dianalisis dan dinilai tersebut adalah sebagai berikut.
a. Tema
Ada beberapa deskriptor yang membantu proses penganalisisan tema, yaitu: daya tarik yang dimunculkan pencerita dalam karyanya, kehikmahan, nilai¬nilai kehidupan yang diangkat oleh pencerita dalam cerpennya, dan orisinilitas atau kebaruan tema yang dimunculkan oleh pencerita.
b. Alur
Ada beberapa deskriptor yang memandu penilai dalam melakukan penilaian terhadap cerpen yang ditulis siswa, yaitu: keutuhan (unity) yang dimiliki oleh alur tersebut memiliki hubungan kausalitas, dan keterjalinan dari awal hingga akhir cerita. Selain itu, orisinalitas dan daya tarik tetap menjadi salah satu hal yang harus selalu dipertimbangkan untuk mempertahankan kekhasan dari si pengarang.
c. Tokoh dan Penokohan
Deskriptor utama untuk tokoh dan penokohan ini adalah teknik penokohan yang digunakan si pencerita.
f. Bahasa
Aspek kebahasaan menjadi hal penting dan tak dapat diabaikan. Deskriptor yang digunakan untuk memandu penilaian bahasa adalah penggunaan kalimat, pemilihan diksi dan ketepatan penulisan ejaan (Syaripah, 2006: 66-67). Format yang digunakan untuk menilai cerpen dengan keempat aspek tersebut adalah sebagai berikut.

3.6.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru
Lembar observasi aktivitas guru merupakan alat untuk mengamati aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini digunakan sebagai refleksi pembelajaran berikutnya. Bentuk observasi yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah observasi terstruktur, yaitu pengamatan yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap segala subjek atau objek yang diamati itu bersifat terstruktur. Dalam observasi terstruktur ini, peneliti dan observer terlebih dahulu menyetujui kriteria yang diamati, selanjutnya observer tinggal menilai dengan skala tertentu setiap tindakan yang dilakukan peneliti. Instrumen ini diambil saat pembelajaran selesai dan diisi oleh para observer. Ada dua orang observer yang dilibatkan dalam penelitian, Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA Negeri 1 ..............
Aktivitas guru yang diobservasi adalah kemampuan guru dalam memanfaatkan media komik dalam pembelajaran menulis cerpen. Format lembar observasi aktivitas guru adalah sebagai berikut.

3.7 Teknik Pengolahan Data
Terdapat beberapa kegiatan yang peneliti lakukan dalam pengolahan data penelitian. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut.
3.7.1 Invetaris Data
Inventaris data merupakan upaya mengumpulkan seluruh data penelitian. Data penelitian kali ini bersumber dari lembar observasi aktivitas guru dan hasil tes berupa cerpen yang ditulis siswa. Inventaris data mulai dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan.
3.7.2 Analisis Data
Kegiatan penganalisisan data dimulai saat peneliti selesai melaksanakan tindakan. Analisis data dilakukan untuk menentukan tindak lanjut pada pembelajaran berikutnya. Data yang dianalisis adalah hasil kerja siswa berupa cerita pendek yang dinilai menggunakan format penilaian menulis cerpen dan hasil observasi terhadap aktivitas guru. Data-data tersebut dianalisis, dideskripsikan, lalu direflekasikan untuk menarik sebuah kesimpulan.

3.7.3 Kategorisasi dan Interpretasi Data
Data yang dianalisis dan direfleksi terlebih dahulu dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian. Data dalam penelitian ini adalah tingkat kemampuan siswa menulis cerpen setelah mengikuti pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media komik dan hasil observasi terhadap aktivitas guru. Hasil karya siswa yang berupa cerpen dianalisis berdasarkan kriteria yang ditentukan kemudian dianalisis berdasarkan format penilaian menulis cerpen, kemudian dikategorikan ke dalam lima kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang. Interpretasi data dilakukan berdasarkan kriteria tingkat keberhasilan perencanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media komik, kriteria tingkat keberhasilan proses pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media komik, dan hasil pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media komik.download ptk sma

Data-data yang didapat terlebih dahulu dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian. Kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan;
b. mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus;
c. menganalisis data berupa hasil belajar siswa dari setiap siklus untuk mengetahui keberhasilan penelitian yang telah dilakukan; dan
d. menganalisis data berupa hasil observasi aktivitas guru.

Hasil observasi ini merupakan data yang diperoleh dari para observer yang dihitung untuk mengetahui keberhasilan peneliti dalam memanfaatkan media komik.
Untuk menghitung nilai penampilan aktivitas guru, maka digunakan rumus sebagai berikut.
Perolehan Skor
Nilai Penampilan = X 100
Skor Maksimal
Setelah diperoleh nilai penampilan aktifitas guru dari masing-masing observer, maka dihitung rata-rata nilai observasi dari observer pertama dan observer kedua, dengan rumus sebagai berikut.ptk bahasa sma doc
Nilai ~ 01 + ~02
Observasi = 2
Keterangan:
O1 = nilai penampilan yang diberikan observer pertama
O2 = nilai penampilan yang diberikan observer kedua
Nilai observasi tersebut dikategorikan menggunakan skala penilaian berikut.
Tabel 3.9
Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Guru
Nilai Observasi Kategori Nilai Kriteria Penilaian
85-100 A Sangat Baik
75-84 B Baik
60-74 C Cukup
10-59 D Kurang
0-39 E Sangat Kurang

3.7.4 Jurnal Siswa
Pengertian jurnal menurut tim pelatih proyek PGSM (1999: 74), adalah data observasi yang berisi tentang kerangka pikir tindakan perbaikan dalam PTK yang bersangkutan. Penggunaan jurnal bertujuan untuk mengetahui kemampuan efektif menulis cerpen dengan menggunakan media komik. Jurnal yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10
Jurnal Siswa
Identitas
Nama :
Kelas :
No. Absen : Hari, tanggal : Pertanyaan
1. Apa yang kamu dapatkan dari pembelajaran media komik?
2. Kesan apa yang kamu dapatkan dengan pembelajaran media komik?
3. Kesulitan apa yang kamu temukan dengan pembelajaran media komik?
4. Apa saran kamu untuk pembelajaran yang akan datang?
5. Apakah proses pembelajaran yang telah dilaksanakan termasuk pembelajaran yang menarik?

D.Contoh Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bahasa Indonesia

BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian serta pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti dapat membuat simpulan sebagai berikut.
1) Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan pada setiap siklus mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan Media komik yang telah disusun sebelumnya. Masing-masing digunakan pada siklus yang berbeda.
RPP Media komik pertama digunakan untuk siklus 1. RPP Program Media komik kedua dinamakan Rencana Perbaikan Pembelajaran digunakan untuk siklus 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang diganti namanya menjadi Rencana Perbaikan Pembelajaran ketiga digunakan untuk pelaksanaan siklus 3. Walaupun RPP tersebut ada tiga, namun RPP tersebut tetap mengacu pada materi pembelajaran yang sama yaitu menulis cerpen tetapi dengan cara yang berbeda. Hal yang membedakan pada setiap RPP.
Cara yang digunakan pada siklus 1 siswa dibagikan komik secara acak. Cara yang digunakan pada siklus 2 yaitu siswa dibagikan komik yang sama judulnya, sedangkan yang digunakan pada siklus 3 siswa diminta membuat cerpen berdasarkam komik yang mereka suka.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media komik dilaksanakan pada 3 siklus. Pada siklus 1, pelaksanaan dapat dilaksanakan dengan lancar. Aktivitas guru mendapatkan nilai rata-rata sebesar 82,5 dan termasuk kategori baik. Walaupun demikian, aktivitas guru itu masih banyak yang harus diperbaiki agar pelaksanaan tindakan dapat dilaksanakan dengan maksimal. Pelaksanaan siklus 2 juga dapat dilaksanakan dengan lancar bahkan lebih baik dari pelaksanaan siklus pertama karena nilai aktivitas guru mengalami peningkatan.

Walaupun demikian, pelaksanaan siklus ini masih memiliki beberapa kekurangan dan kendala yang harus diperbaiki. Kekurangan dan kendala itu berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru memang mengalami peningkatan dan lebih baik dari siklus sebelumnya, namun masih belum maksimal. Nilai rata-rata aktivitas guru pada siklus ini sebesar 87,5. Pelaksanaan siklus 3 dapat dilaksanakan dengan sangat baik karena nilai aktivitas gurunya sebesar 92,5. Dengan demikian, pelaksanaan tindakan menunjukkan adanya peningkatan.

Kendala-kendala dan kekurangan pada siklus sebelumnya berkaitan dengan proses pelaksanaan, media yang digunakan dan aktivitas guru dan siswa. Meskipun demikian kendala dan kekurangan-kekurangan tersebut tidak mengganggu proses pembelajaran. Hal ini terbukti dari hasil pembelajaran pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3) Hasil Tindakan
Hasil pelaksanaan tindakan setiap siklus sudah baik. Pelaksanaan setiap siklus dapat dikatakan baik karena nilai rata-rata setiap siklus cukup besar dan selalu mengalami peningkatan. Nilai rata-rata keterampilan menulis karangan deskripsi siswa pada siklus 1 sebesar 64,35. Siswa sudah dapat menulis cerpen, walaupun masih banyak kekurangan. Hasil tindakan siklus 2 mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu siklus pertama. Pada siklus ini keterampilan menulis cerpen siswa sudah lebih baik karena nilai rata-rata seluruh siswa mengalami peningkatan dari 64,35 menjadi 77,4. Karangan deskripsi yang ditulis siswa sudah hampir memenuhi syarat kriteria penilian yang baik. Hasil tindakan siklus 3 sudah termasuk kategori sangat baik karena nilai rata-rata keterampilan menulis cerpen siswa sebesar 90,87. Pada siklus ini hampir seluruh siswa sudah mampu menulis cerpen sesuai dengan kriteria penilaian.
Dengan demikian media komik dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen siswa. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan keterampilan menulis cerpen siswa pada setiap siklus.
5.2 Saran
Penelitian ini disarankan untuk guru bidang studi bahasa Indonesia agar guru tersebut menggunakan media komik pada pembelajaran menulis cerpen. Peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut.

1) Saran untuk Perencanaan Pelaksanaan
Bagi guru bidang studi bahasa Indonesia yang akan menggunakan media komik pada pembelajaran menulis cerpen harus mempersiapkannya terlebih dahulu. Bentuk persiapan itu diantaranya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan memilih komik menarik yang dapat membuat siswa tertarik untuk membacanya dengan memilih tema yang menarik serta berhubungan dengan materi pembelajaran.
2) Saran untuk Pelaksanaan
Bagi guru bidang studi bahasa Indonesia yang akan menggunakan media komik pada pembelajaran menulis cerpen, harus melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Kegiatan-kegiatan tersebut berkaitan dengan aktivitas guru mulai dari proses membuka pembelajaran sampai proses menutup pembelajaran. Apabila seluruh kegiatan itu dapat dilaksanakan dengan baik, maka keterampilan menulis cerpen siswa pun akan maksimal.
Selain disarankan pada guru bidang studi bahasa Indonesia, peneliti juga menyarankan pada peneliti-peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian mengenai media komik pada keterampilan berbahasa lainnya. Dengan demikian akan menambah khasanah ilmu pembelajaran yang sudah ada.

E.PTK BAHASA INDONESIA SMA LENGKAP DOC

DAFTAR PUSTAKA


 Aminudin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Algasindo.

Akhadiah, Sabarti. 1994. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Alwasilah, Chaedar. 2007. Pokoknya Menulis. Bandung: PT. Buku Kiblat Utama Boneff. Marcel. 1998. Komik Indonesia, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Dahliawati, Ika. (2005). “Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Pendek dengan Menggunakan Media Catatan Harian dan Ilustrasi Musik di Kelas X SMAN 1 Lembang Tahun Ajaran 2004/2005 ”. Skripsi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Depdiknas. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hernowo. (2002). Quantum Writing. Bandung: MLC

http ://kurtek.upi.edu/media/pembuatan.htm

Kasihani Kasbolah. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdikbud.

Kurniawati, Erni. (2002-2003). Keefektifan Media Komik terhadap Kemampuan Menilis Karangan Narasi Siswa Kelas I SMK Negri I Cimahi Tahun Ajaran 2002-2003. Skripsi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Mulyati, Y. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nana Sudjana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Men gajar. Bandung : Remadya Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Kajian Fiksi: Yogyakarta Gadjah Mada University Press.

Nugroho, Hamdan. 2009. Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Strategi 3M pada Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah I Yogyakarta. Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negri Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.

Nasution, S. (1982). Metode Research. Bandung: Jemmer.

Roekhan. 1991. Menulis Kreatif, dasar-dasar dan Petunjuk Penerapannya. Malang: YA3 Malang.

Tarigan, H.G. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. .

Sumardjo, Jakob. 2001. Beberapa Pejunjuk Menulis Cerpen. Bandung: Mitra Kencana. Widyamartaya, Aloys dan Vera Sudiati. 2005. Kiat Menulis Deskripsi dan Narasi, Lukisan dan Cerita. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Widyiatama. (1991). Giat Menulis. Jakarta: Gramedia.

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK BAHASA INDONESIA SMA KELAS X TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.