Kamis, 28 Juni 2018

CONTOH PTK PENJASORKES SMP MATERI PASSING BOLA BASKET

CONTOH PTK PENJASORKES SMP MATERI PASSING BOLA BASKET-Rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana media kartu tugas untuk pembelajaran passing Bolabasket yang sesuai dengan karakteristik peserta didik SMP Negeri ...........? Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan produk berupa media Pembelajaran Passing Bolabasket Menggunakan Kartu Tugas Pada Pembelajaran Penjasorkes Bagi Siswa Sekolah Menengah Pertama dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam memahami teknik dasar passing Bolabasket.contoh ptk penjasorkes smp doc.

Prosedur pengembangan yang digunakan meliputi beberapa tahap ; 1)menganalisis produk yang akan dikembangkan, 2) mengembangkan produk awal(media pembelajaran passing Bolabasket menggunakan kartu tugas), 3) validasi ahli dengan menggunakan satu ahli penjas dan dua ahli pembelajaran,4) uji coba lapangan yang meliputi uji kelompok kecil di kelas VIII B (25 peserta didik) dan uji kelompok besar di kelas VIII C dan VIII F (dengan jumlah keseluruhan 64 peserta didik), 5) revisi produk, dan hasil produk pengembangan. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kualitas produk menggunakan (1) kuesioner yang diperoleh dari evaluasi ahli, (2) data pengambilan denyut nadi sebelum dan sesudah pembelajaran, (3) kuesioner respon psikomotorik, kognitif, afektif peserta didik dengan angket, (4) pengamatan keefektifan teknik dasar yang digunakan dalam produk yaitu chest pass, bounce pass, dan over head pass.contoh ptk penjasorkes smp doc.
Dari hasil penelitian diperoleh data evaluasi ahli yaitu, ahli Penjas 78,33% (baik), ahli pembelajaran I 91,66% (sangat baik), ahli pembelajaran II 81,66% (baik), uji coba kelompok kecil 89% (baik), dan uji coba lapangan 92,32 % (sangat baik).kemudianPeningkatanrata-rata denyut nadi peserta didik setelah pembelajaran mengalami kenaikan sebesar 63,76 %dan kenaikan denyut nadi maksimal sebesar 70 % Dari data yang ada maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran passing Bolabasket menggunakan kartu tugas dapat digunakan bagi peserta didik SMPN 04 ...........................
Simpulan pemanfaatan atau penggunaan produk pembelajaran passing Bolabasket menggunakan kartu tugas dalam pembelajaran Penjasorkes SMP memberikan pengaruh terhadap intensitas fisik peserta didik, dapat mengatasi keterbatasan alokasi waktu pembelajaran serta memberikan pengalaman koordinasi gerak kompleks kepada peserta didik. Saran bagi guru Penjasorkes di SMP dapat menggunakan media pembelajaran ini di sekolah, dalam pembelajaran permainan Bolabasket SMP kelas VIII B di tahun ajaran baru.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel PENJASORKES SMP yang diberi judul “Pengembangan Media Pembelajaran Passing Bola Basket Menggunakan Kartu Tugas Pada Pembelajaran Penjasorkes Bagi Siswa Kelas Viii B Smp Negeri .................Tahun Ajaran 2015/2016 ". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK PENJASORKES SMP KELAS VIII lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 060 SMP).

A.DOWNLOAD LENGKAP PTK SMP KELAS VIII TERBARU

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan ( Penjasorkes ) merupakan proses pembelajaran secara menyeluruh dan berkembang, dimana Penjasorkes sebagai media untuk mendorong keterampilan motorik, fisik, kognitif serta penalaran penghayatan nilai ( sikap mental, spiritual, emosional dan sosial ).
Pendidikan jasmani sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih serta dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.ptk penjasorkes smp doc
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yaitu salah satunya untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian dan kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan dunia (UU RI Nomor 3 Tahun 2005). Didalam proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, guru diharapkan mengajar berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan serta olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur, dan kerjasama) serta pembiasaan pola hidup sehat.
Pendidikan jasmani mempunyai hubungan yang sangat erat dengan belajar gerak dimana belajar gerak merupakan salah satu bentuk belajar yang mempunyai tujuan dalam peningkatan kualitas gerak tubuh. Di dalam pendidikan jasmani, belajar gerak berperan dalam pengembangan ketrampilan dan gerak tubuh dan penugasan pola gerak ketrampilan olahraga.download judul ptk penjas orkes smp pdf

Pendidikan jasmani merupakan bentuk pendidikan gerak untuk kualitas kehidupan manusia. Oleh karena itu, pendidikan gerak perlu menjadi referensi dalam penyelenggaraan pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani di sekolah bukan hanya sekedar mendidik melalui aktivitas jasmani saja, akan tetapi proses pembelajaran pendidikan jasmani juga sebagai salah satu media untuk memecahkan masalah gerak. Pendidikan jasmani yang baik harus mampu meningkatkan pengetahuan anak tentang prinsip-prinsip gerak. Pengetahuan tersebut akan membuat anak mampu memahami bagaimana suatu ketrampilan dipelajari hingga tingkatnya yang lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh gerakannya bisa lebih bermakna.
Paradigma yang berkembang bahwa pembelajaran pendidikan jasmani yang baik bertujuan untuk mengembangkan sikap positif terhadap gerak atau aktivitas jasmani, permainan dan olahraga. Dalam penelitian ini, model pembelajaran yang akan digunakan merupakan pengembangan pembelajaran passing Bolabasket menggunakan kartu tugas. Pengembangan pembelajaran dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kognitif peserta didik dalam pemahaman gerak dasar untuk lebih bergerak aktif, dan urgensinya dilakukan penelitian ini agar peserta didik mampu mengenal lebih dahulu arti penting olahraga pada umumnya dan pendidikan jasmani pada khususnya sehingga tujuan dari pendidikan jasmani dan olahraga dapat tercapai.
Ditengarai bahwa guru Penjasorkes dalam melaksanakan proses pembelajaran bersifat konvensional yang cenderung monoton, tidak menarik, dan membosankan, sehingga peserta didik tidak memiliki semangat dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran Penjasorkes. Dampak dari itu tidak disadari akan mempengaruhi terhadap tingkat kesegaran jasmani dan penguasaan keterampilan gerak peserta didik yang dapat dikembangkan sesuai perkembangan gerak seusianya.contoh ptk penjas smp doc Dengan demikian potensi peserta didik akan tidak berkembang secara optimal pada masanya, dan pada akhirnya kurang optimal pula dalam mendukung dan memberikan kontribusi bibit-bibit atlet yang berpotensi dapat dikembangkan pada pembinaan prestasi olahraga.
Model pembelajaran Penjasorkes merupakan salah satu upaya menyeleseikan permasalahan-permasalahan dilapangan pada saat kegiatan belajar. Dari hasil pengamatan selama ini, model pembelajaran Penjasorkes yang dilakukan oleh para guru Penjasorkes dapat membawa suasana yang inovatif, dengan terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memotifasi peserta didik untuk lebih berpeluang untuk mengeksploitasi gerak secara luas dan bebas, sesuai tingkat kemampuan yang dimiliki.
Padahal kenyataan dilapangan mengatakan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama saat ini masih banyak menemui kendala, baik yang disebabkan oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal yang sering menghambat proses pembelajaran pendidikan jasmani adalah sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai dan adapun faktor internal yang sering menjadi penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran adalah kurangnya kreatifitas guru dalam mengelola proses pembelajaran. Guru kurang mampu menciptakan kreatifitas pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk dapat menjadikan peserta didiknya memahami tentang teknik dasar di masing-masing cabang olahraga.ptk penjas smp kls 8
Peneliti telah melakukan survei awal Pada tanggal 13 Oktober 2015 untuk mengetahui sarana dan prasarana olahraga Bolabasket dan mengamati proses belajar mengajar pendidikan jasmani khususnya proses pembelajaran Bolabasket serta mengetahui efektifitas pengajaran Bolabasket yang diberikan kepada siswa SMPN .................
Hasil survei tentang sarana dan prasarana olahraga Bolabasket di SMPN .......... terlihat pada table berikut :
Tabel 1.1 Sarana dan Prasarana Olahraga Bolabasket di SMPN ............
No Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi
1 Lapangan bola basket ukuran standar 1 Baik
2 Ring basket 2 Baik
3 Tiang basket 2 Baik
4 Bola basket ukuran standar 9 Baik

Sesuai dengan kompetensi dasar pada materi permainan bola besar khususnya Bolabasket bagi kelas VIII, disebutkan bahwa siswa dapat mempraktikkan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan baik serta nilai kerjasama dan toleransi. Kenyataan yang ada dalam proses pembelajaran permainan bola besar, khususnya pembelajaran Bolabasket di SMPN 04 Sarudu masih kurang dari yang diharapkan.
Peneliti mengamati dalam proses pembelajaran Bolabasket siswa kelas VIII pada tanggal 3 dan 4 Januari 2016 di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berlokasi di daerah peneliti yaitu SMPN ............., dari hasil pengamatan diperoleh hasil yang masih jauh dari harapan dan belum sesuai dengan tahapan pembelajaran pada umumnya. Pada proses pembelajaran Bolabasket ditemui beberapa hal, antara lain :ptk penjas smp kls 8
1. Peserta didik cenderung jenuh mengikuti proses pembelajaran karena pembelajaran masih bersifat monoton, dimana guru masih berperan sebagai pemberi informasi utama.
2. Guru penjas hanya menggunakan metode demonstarsi untuk menyampaikan materi diberikan kepada peserta didik.
3. Pembelajaran masih berpusat pada guru, artinya siswa hanya mempraktikkan tugas gerak sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh guru penjas dalam proses pembelajaran.
4. Siswa tidak bisa mengeksplor tugas gerak yang diberikan oleh guru penjas dengan optimal, karena hanya melihat guru saat demonstari gerakan.
5. Pembelajaran Bolabasket yang diberikan oleh guru penjas masih belum dikemas dalam bentuk modifikasi, karena masih menggunakan sarana dan prasarana standar orang dewasa.
6. Kurangnya pemahaman peserta didik tentang gerakan-gerakan teknik dasar Bolabasket dengan baik dan benar, karena guru tidak menyampaikan secara jelas tahapan-tahapan mempraktikkan tugas gerak dalam pembelajaran teknik dasar Bolabasket.
Berdasarkan latar belakang diatas,ptk penjas smp kls 8 perlu adanya pengembangan pembelajaran yang memaksimalkan peran peserta didik dalam proses pembelajaran. Pengembangan yang dilakukan diharapkan dapat mengoptimalkan pemahaman bagi peserta didik dalam pembelajaran Bolabasket. Pengembangan yang dilakukan berupa “”Pengembangan Media Pembelajaran Passing Bolabasket Menggunakan Kartu Tugas Pada Pembelajaran Penjasorkes”.
Pembelajaran passing Bolabasket menggunakan kartu tugas merupakan bentuk pembelajaran yang memanfaatkan kartu tugas sebagai media untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kartu tugas digunakan sebagai media untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran. Kartu tugas berisi tentang tahapan-tahapan tugas gerak yang perlu dipraktikkan oleh peserta didik, dimana tahapan itu terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan dan gerak lanjutan (follow through). Kartu tugas ini dilengkapi dengan gambar-gambar untuk mempermudah peserta didik memahami tugas gerak yang diberikan.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam sebuah penelitian tentunya mempunyai permasalahan yang akan diteliti, dianalisis dan diusahakan untuk pemecahannya. Dalam penelitian ini, permasalahan yang akan dikaji adalah bagaimana media pengembangan kartu tugas untuk pembelajaran passing Bolabasket yang sesuai dengan karakteristik peserta didik SMPN ...........................?ptk penjasorkes smp doc
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan media pengembangan kartu tugas untuk pembelajaran passing Bolabasket yang sesuai dengan karakteristik peserta didik SMPN .................dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
1.4 Spesifikasi Produk
Produk yang akan dihasilkan melalui penelitian pengembangan ini berupa media pembelajaran passing Bolabasket menggunakan kartu tugas yang sesuai dengan karakteristik siswa SMPN 04 Sarudu, yang dapat mengembangkan semua aspek pembelajaran (kognitif, afektif, dan psikomotorik) secara efektif dan efisien sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam pengajaran Bolabasket.
Produk yang dihasilkan diharapkan akan bermanfaat sebagai referensi tambahan dalam dunia pendidikan. Manfaat produk antara lain :
1. Mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran Penjasorkes, khususnya pembelajaran passing Bolabasket.
2. Mengoptimalkan pendekatan yang variatif bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tentang pembelajaran passing Bolabasket.
3. Mengaktifkan kognitif peserta didik melalui analisis perintah dalam bentuk media untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik tentang materi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran dan menjalankan sesuai perintah agar peserta didik merasa paham dengan materi dalam perintah tersebut.ptk smp kelas viii passing bola basket doc
1.5 Manfaat Penelitian
Pengembangan media pembelajaran passing Bolabasket menggunakan kartu tugas bagi siswa SMP ini sangat penting dilakukan, mengingat pembelajaran Bolabasket yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani selama ini masih jauh dari yang diharapkan. Pembelajaran Bolabasket masih bersifat tradisional karena masih menggunakan peraturan Bolabasket yang baku. Padahal tidak semua peserta didik mampu menerapkan peraturan baku dalam permainan Bolabasket.
Pemecahan masalah pembelajaran Bolabasket di Sekolah Menengah Pertama (SMP), melalui penerapan media pembelajaran passing Bolabasket menggunakan kartu tugas bagi siswa SMP ini diharapkan dapat digunakan dan membantu para guru pendidikan jasmani dalam memberikan pembelajaran teknik dasar Bolabasket, sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkatkan dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

B.PTK TERBARU SMP MATERI PASSING BOLA BASKET

BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR


2.1 Paradigma Pendidikan Jasmani
2.1.1 Pengertian Penjasorkes
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani, mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat, aktif, sikap positif dan kecerdasan emosi (Badan Standar Nasional Pendidikan, BSNP, 2006 : 1).
Menurut Adang Suherman (2000 : 22) dijelaskan, Penjasorkes dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu sudut pandang tradisional dan sudut pandang modern. Sudut pandang tradisional menganggap manusia terdiri dari dua komponen utama yang di pilah-pilah, yaitu jasmani dan rohani. Oleh karena itu, Penjasorkes dapat diartikan sebagai proses pendidikan untuk keselarasan tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa. Sedangkan Penjasorkes menurut pandangan modern menganggap manusia sebagai kesatuan yang utuh (holistik). Oleh karena itu, pendidikan jasmani melalui proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani.
2.1.2 Peserta Didik Sebagai Pusat Pembelajaran (Student Centered)
Menurut Radno Harsanto (2007 : 14-17) dijelaskan, Proses pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pemahaman dalam hal ini, peserta didik menjadi bagian yang amat penting karena dari sinilah seluruh bangunan proses pendidikan
akan dimulai. Relasi pendidik dengan peserta didik menjadi relasi yang saling belajar dan saling membangun. Otonomi peserta didik sebagai pribadi dan subjek pendidikan menjadi titik acuan seluruh perencanaan dan proses pembelajaran.
Proses pedagogik yang cocok adalah pedagogik kontruktivisme yaitu pendekatan yang lebih menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar dan bertanggung jawab atas proses belajarnya. Pengajar menjadi narasumber yang melontarkan gagasan yang akan diolah, diseleksi, dan dikritisi atau bahkan mungkin ditolak oleh pembelajar. Apa yang dilontarkan oleh pengajar tidak lain hanyalah bahan mentah bagi pembelajar. ptk penjasorkes smp docPembelajar dapat mengusulkan bahan alternatif. Pembelajaran merupakan pusat komunikasi. Model-model komunikasi edukatif yang ditekankan memuat unsur eksplorasi, penyeledikan sendiri, sikap selalu bertanya, kritis, serta merelatifkan pendapat yang berlaku umum.
Proses pembelajaran dirancang, dikontruksi dan dikondisikan untuk peserta didik (diagram 2.1). Kontruksi proses pembelajaran dapat dimulai dengan adanya perubahan paradigma pendekatan dalam proses belajar mengajar. Perubahan dari pendekatan yang behavioristik ke pendekatan pembelajaran yang kontruktivisik, memfungsikan dan melatih secara optimal organ otak sebagai organ berfikir, mengakomodasi multikecerdasan peserta didik dan sebagainya.
Pendidikan yang berbasis kompetensi memberi bekal kepada peserta didik kemampuan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang cepat, kemampuan untuk menyesuiakan diri, dan minat untuk belajar terus menerus. Mereka adalah orang-orang yang siap untuk selalu belajar dan terbuka pada hal-hal yang baru serta kritis mengenai diri dan lingkungannya.
2.2 Tujuan Pendidikan Jasmani
Menurut Adang Suherman (2000 : 22), sama halnya dengan pengertian pendidikan jasmani, tujuan pendidikan jasmani seringkali dituturkan dalam redaksi yang beragam, namun keragaman penuturan tujuan pendidikan jasmani tersebut pada dasarnya bermuara pada pengertian pendidikan jasmani itu sendiri. Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan jasmani mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Artinya, cakupan pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja, akan tetapi juga aspek mental, emosional, sosial dan spiritual. Tujuan jasmani bersifat menyeluruh, maka tidak jarang kita menemukan rumusan tujuan jasmani yang penuturan dan pengklasifikasiannya beraneka ragam.ptk penjas smp kls 8
Menurut Adang Suherman (2000 : 23) secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu :
a. Perkembangan fisik
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dari organ tubuh seseorang (physical fitness).
b. Perkembangan gerak
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillful).
c. Perkembangan mental
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab peserta didik.
d. Perkembangan sosial.
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan peserta didik dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.
2.3 Pendidikan Jasmani
2.3.1 Pendidikan Jasmani SMP
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap peserta didik.
Materi mata pelajaran pendidikan jasmani SMP yang meliputi : pengalaman mempraktikan keterampilan dasar permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri atau senam, aktivitas ritmik, akuatik, (aktivitas air), dan pendidikan luar kelas (out door.) Disajikan untuk membantu peserta didik agar.ptk penjasorkes smp doc
memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif.
Adapun implementasinya perlu dilakukan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan, yang pada gilirannya peserta didik diharapkan dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri dan menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup seseorang. Dengan demikian, akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup aktif (BSNP, 2006 : 1)
2.3.2 Materi Pendidikan Jasmani SMP
Struktur materi pendidikan jasmani dikembangkan dan disusun dengan menggunakan model kurikulum kebugaran jasmani dan pendidikan olahraga. Asumsi yang digunakan model ini adalah untuk menciptakan gaya hidup sehat dan aktif, dengan demikian manusia perlu memahami hakikat kebugaran jasmani dengan menggunakan konsep latihan yang benar.
Olahraga merupakan bentuk lanjut dari bermain, dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan keseharian manusia. ptk penjasorkes smp docUntuk dapat berolahraga secara benar, manusia perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Pendidikan jasmani diyakini dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk :
a. Berpartisipasi secara teratur dalam kegiatan olahraga.
b. Pemahaman dan penerapan konsep yang benar tentang aktivitas-aktivitas tersebut agar dapat melakukannya secara aman.
c. Pemahaman dan penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam aktivitas¬aktivitas tersebut agar terbentuk sikap dan perilaku sportif dan positif, emosi stabil, dan gaya hidup sehat (BSNP 2006 : 1).
2.3.3 Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Perencanaan merupakan bagian integral dari pengajaran yang efektif. Efektivitas pengajaran akibat diadakannya perencanaan akan nampak lebih jelas manakala guru ingin menerapkan model-model atau materi pembelajaran yang tidak pernah diterapkan sebelumnya atau pada saat dihadapkan dengan lingkungan pembelajaran yang serba terbatas. Untuk itu kemampuan membuat perencanaan bagi calon guru pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari upaya meningkatkan kemampuan guru dalam keterampilan mengajarnya (Rusli Lutan, 2000 : 1).
Kedudukan perencanaan dalam proses belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting bila dilihat dari konsep mengajar. Menurut Hough dkk dalam Rusli Lutan (2000 : 3) mendefinisikan mengajar sebagai proses penataan manusia, materi, dan sumber-sumber untuk keperluan kelancaran proses belajar. Khususnya untuk pendidikan jasmani, penataan dalam proses pembuatan perencanaan mengajar pendidikan jasmani nampak lebih penting mengingat lingkungan belajarnya yang agak unik. Pentingnya suatu perencanaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a) Untuk mengajar yang relatif terbatas
Jumlah waktu yang relatif terbatas untuk mengajar pendidikan jasmani merupakan salah satu faktor pentingnya membuat perencanaan pengajaran. Rata-rata frekuensi mengajar pendidikan jasmani dalam seminggu adalah satu kali dengan jumlah waktu sekitar 2x30 atau 40 menit.
b) Jumlah peserta didik dan fasilitas
Jumlah peserta didik yang cukup banyak dan peralatan serta fasilitas yang relatif terbatas, akan mempengaruhi teknik dan strategi mengajar agar tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik.
c) Latar belakang guru
Walaupaun kemungkinan besar semua guru pendidikan jasmani adalah lulusan dari lembaga persiapan guru pendidikan jasmani, namun tidak menutup kemungkinan guru pendidikan jasmani harus mengajar pelajaran yang tidak diperolehnya waktu mengikuti pendidikan. Dalam hal ini perencanaan pengajaran sangat membantu guru agar dapat mengajar dengan baik.
d) Karakteristik peserta didik ptk penjas smp kls 8
Setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, seperti kemampuan fisik, pengetahuan, minat, lingkungan sosial dan ekonomi, dan letak geografisnya. Semua itu memerlukan perencanaan yang baik sehingga semua peserta didik ikut belajar sesuai dengan tingkat kemampuan dan perkembangannya.
e) Keterlibatan guru lain
Terkadang guru pendidikan jasmani memerlukan bantuan guru lain untuk mengawasi program yang diberikan kepada peserta didik. Dalam kasus demikian perencanaan perlu dibuat sehingga guru yang terlibat tahu secara pasti arah, tujuan, dan jenis kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik yang diawasinya.contoh ptk penjas smp kelas 8 terbaru
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses mengajar pada dasarnya adalah proses penataan yang akan selalu melibatkan proses sebelum pelaksanaan (perencanaan), pelaksanaan (melaksanakan rencana), dan proses setelah pelaksanaan (evaluasi).
2.3.4 Implikasi Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Beberapa prinsip pembelajaran yang perlu diperhatikan para guru agar terjadi transfer ilmu dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Makin mirip situasi latihan dengan situasi permainan yang sebenarnya, makin mungkin menjadi transfer. Implikasinya, guru dituntut mampu menganalisis aneka ragam situasi yang terdapat pada suatu permainan dan menambahkannya secara bertahap ke dalam situasi berlatih.
b. Makin bervariasi suatu keterampilan dipelajari, makin mungkin terjadinya transfer secara positif terhadap situasi permainan yang sebenarnya. Implikasinya, belajar belajar skill perlu waktu. Makin banyak waktu dicurahkan untuk transfer, makin mungkin transfer itu terjadi. Kadang¬kadang transfer tidak terjadi, sebab peserta didik belum memahami dan belum dapat menerapkan prinsip gerak yang menjadi sumber transfer dengan baik.
c. Transfer dapat dilakukan melalui usaha pemberian dorongan oleh gurunya terhadap peserta didik agar menggunakan informasi dan keterampilan yang sudah dimiliki peserta didik serta kejelasan aktivitas belajar yang harus dilakukannya. Implikasinya, guru dapat mendorong terjadinya transfer dengan cara memberikan komponen tugas gerak dengan jelas kepada peserta didik. Cara ini dimaksudkan untuk membuat keterkaitan kognitif secara jelas diantara skill yang dilakukan serta memberikan contoh nyata tentang konsep yang seharusnya diterapkan peserta didik pada keterampilan lainnya dengan jelas.
2.4 Pengertian Pembelajaran
Menurut Max Darsono (2001 : 24) belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadi perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkahlaku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik. Pengertian pembelajaran mempunyai arti secara khusus yaitu :
a) Behavioristik
Pembelajaran adalah suatu usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkahlaku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau reinforcement (penguatan).contoh ptk penjas smp kelas 8 terbaru
b) Kognitif
Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari. Ini sesuai dengan pengertian belajar menurut aliran kognitif yang menekan pada kemampuan kognisi (mengenal) pada individu yang belajar.
c) Gestalt
Pembelajaran menurut gestalt adalah usaha guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga peserta didik lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu gestalt (pola bermakna). Bantuan guru diperlukan untuk mengaktualkan potensi mengorganisir yang terdapat dalam diri peserta didik.
d) Humanistik
Belajar akan membawa perubahan bila orang yang belajar bebas menentukan bahan pelajaran dan cara yang dipakai untuk mempelajarinya. Dengan demikian pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Tentu saja kebebasan yang dimaksud tidak keluar dari kerangka belajar. Pembelajaran yang bersifat humanistik ini mungkin sukar menerapkannya secara penuh, mengingat kondisi sosial dan budaya yang tidak menunjang.

C.LAPORAN PTK PENJAS SMP KURTILAS DENGAN METODE TERBARU

BAB III.   METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan
Pengembangan penelitian merupakan jenis penelitian yang sering digunakan terutama dalam hal mengembangkan model pembelajaran. Penelitian pengembangan ini digunakan dalam permainan Bolabasket disesuaikan dengan kondisi lapangan sesungguhnya seperti keadaan sarana dan prasarana, dan kondisi peserta didik ditempat penelitian. Yang bertujuan menghasilkan produk berupa pembelajaran passing Bolabasket menggunakan kartu tugas yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dengan perkembangan peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII. Menurut Sugiyono (2011 : 297), metode penelitian dan pengembangan juga didefinisikan sebagai suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan prosedural, karena model ini bersifat deskriptif, yaitu suatu prosedur yang menggambarkan langkah-langkah yang harus diikuti dalam menghasilkan produk. Menurut Wasis (2004 : 6) dalam setiap pengembangan dapat memilih dan menemukan langkah yang paling tepat bagi penelitiannya berdasarkan kondisi dan kendala yang dihadapi. Penelitian dan pengembangan berupaya untuk menghasilkan suatu komponen dalam sistem pendidikan melalui langkah-langkah pengembangan dan validasi. Selanjutnya disebutkan bahwa prosedur penelitian
dan pengembangan pada dasarnya memiliki dua tujuan utama, yaitu : 1). Mengembangkan produk, 2) Menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan. 3.2 Prosedur Pengembangan
Prosedur atau langkah-langkah penelitian dan pengembangan tidak harus menggunakan langkah-langkah baku yang harus diikuti, tetapi setiap pengembangan dapat memilih dan menentukan langkah yang paling tepat bagi penelitiannya berdasarkan kondisi dan kendala yang dihadapinya. Berdasarkan pendapat tersebut maka prosedur yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran passing Bolabasket menggunakan kartu tugas untuk peserta didik SMP ini meliputi lima langkah, yaitu :
3.2.1 Melakukan Analisis Produk yang Akan Dikembangkancontoh ptk penjas smp kelas 8 terbaru
1) Survei tentang pembelajaran Bolabasket di SMP.
2) Pengkajian Terhadap pembelajaran Bolabasket secara umum untuk mengetahui karakteristik pembelajaran tersebut.
3.2.2 Mengembangkan Produk Awal Media Pembelajaran Passing Bolabasket Menggunakan Kartu Tugas
1) Analisis tujuan dan karakteristik produk.
2) Analisis karakter peserta didik.
3) Menetapkan tujuan.
4) Menentukan alat yang akan digunakan.
5) Menentukan media pembelajaran untuk mengembangkan ketiga ranah Penjasorkes.
3.2.3 Validasi Ahli
Produk awal pengembangan media pembelajaran passing Bolabasket menggunakan kartu tugas untuk pembelajaran Penjasorkes peserta didik SMP, sebelum uji coba skala kecil perlu divalidasi oleh para ahli yang sesuai dengan bidang penelitian ini. Untuk memvalidasi produk yang akan dihasilkan, peneliti melibatkan 1 (satu) orang ahli penjas yang berasal dari dosen dan 2 (dua) orang guru Penjasorkes SMP sebagai ahli pembelajaran. Satu ahli penjas yaitu .................... (2) Drs. ..................adalah guru Penjasorkes SMPN ...................., dan (3) ................ S.Pd adalah guru Penjasorkes SMPN.....................
Variabel yang di evaluasi oleh para ahli baik ahli penjas maupaun ahli pembelajaran meliputi fasilitas dan alat, kelayakan produk, serta aktifitas peserta didik dalam permaianan dan pembelajaran. Untuk menghimpun data dari para ahli digunakan kuesioner. Hasil evaluasi dari para ahli yang berupa masukan dan saran terhadap produk yang telah dibuat, dipergunakan sebagai acuan dasar pengembangan produk.
3.2.4 Uji coba Lapangan
Uji coba dilakukan untuk mendapatkan tanggapan serta revisi produk, sehingga akan dihasilkan produk akhir berupa pengembangan media pembelajaran passing Bolabasket menggunakan kartu tugas yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Uji coba dilakukan dalam uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar.
3.2.5 Revisi Produk
Setelah mendapatkan masukan dari para ahli dan guru Penjasorkes kemudian dilakukan revisi produk. Revisi dilakukan untuk memperbaiki produk sebelum produk akhir digunakan. Prosedur pengembangan media pembelajaran passing Bolabasket menggunakan kartu tugas yang telah dijelaskan di atas dapat dijelaskan dalam gambar berikut : 
Gambar 3.1 Diagram Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran
(Sumber: Wasis konsep penelitian dan pengembangan)
3.3 Uji Coba Produk
3.3.1 Desain Uji Coba
Penelitian ini menggunakan desain eksperimental sebagai desain uji coba. Rancangan uji coba ini melalui dua tahap, yaitu uji kelompok kecil yang dilakukan di kelas VIII B, menggunakan 34 subyek penelitian dengan alokasi waktu 2-3 kali pertemuan, dan uji kelompok besar yang dilakukan di kelas VIII C dan VIII F, menggunakan 64 subyek penelitian dengan alokasi waktu 2-3 kali pertemuan. Untuk lebih j elasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.2 Diagram Pelaksanaan Uji Coba Produk
3.3.2 Subjek Uji Coba
Subjek uji coba adalah sasaran pemakai produk, yaitu peserta didik SMP kelas VIII. Uji coba kelompok kecil dilakukan menggunakan 34 subyek penelitian dan uji coba lapangan dilakukan di kelas menggunakan 64 subyek penelitian.download judul ptk penjas smp doc Uji coba ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah produk media pembelajaran passing Bolabasket menggunakan kartu tugas yang dihasilkan dapat digunakan di semua kondisi kelas atau tidak dan dapat menjadi suatu metode pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran permainan Bolabasket.
3.3.3 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan kuisioner yang berupa kritik dan saran dari ahli penjas dan nara sumber secara lisan maupun tulisan sebagai masukan untuk bahan revisi produk. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari pengambilan denyut nadi sebelum dan sesudah pembelajaran.
3.3.4 Instrumen Pengumpulan Data
Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah berbentuk kuesioner, wawancara, observasi, dokumentasi, dan denyut nadi peserta didik. Kuisioner digunakan untuk mendapatkan informasi dari para dosen (ahli penjas) dan guru Penjasorkes (ahli pembelajaran) untuk memberikan masukan dan sarantentang produk yang dihasilkan untuk mengetahui kualitas produk. Kuesioner yang digunakan oleh peserta didik berupa sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik dengan alternatif jawaban untuk mengetahui keterterimaan produk. Wawancara digunakan untuk mencari dan mengumpulkan informasi secara sistematis dan terarah dari para ahli dan narasumber. Observasi digunakan untuk mengetahui keadaan sarana dan prasarana serta pelaksanaan proses pembelajaran Bolabasket di sekolah.
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui latar belakang pendidikan dan keterampilan peserta didik dan sebagai bukti nyata mengenai suatu kegiatan. Denyut nadi digunakan sebagai indikasi tingkat keaktifan peserta didik selama pembelajaran passing Bolabasket menggunakan kartu tugas.
Kuesioner yang digunakan ahli berupa sejumlah aspek yang harus dinilai kelayakannya. Butir yang digunakan dalam kuesioner meliputi kualitas pembelajaran Bolabasket menggunakan kartu tugas, serta komentar dan saran umum jika ada. Rentangan penilaian mulai dari sangat baik sampai sangat kurang dengan member tanda ceklis ( ~ ) pada kolom yang tersedia, yaitu :download judul ptk penjas smp doc
a. Sangat kurang baik / sangat kurang tepat / sangat kurang jelas / sangat sulit
b. Kurang baik / kurang tepat / kurang jelas / sulit
c. Baik / tepat / jelas / mudah
d. Sangat baik / sangat tepat / sangat jelas / sangat mudah
Berikut ini adalah aspek, indikator, dan sub indikator yang akan digunakan pada lembar evaluasi ahli :
Table 3.1 Aspek, Indikator, dan Sub Indikator
Aspek Indikator Sub Indikator
Kualitas
produk
pembelajaran 1. Kesesuaian produk
dengan standar
kompetensi
2.Kesesuaian produk
a. Sesuai Dengan KD Permainan Bolabasket
b. Mengembangkan aspek kognitif peserta didik
c. Mengembangkan aspek afektif peserta didik
d. Mengembangkan aspek psikomotorik peserta didik
e. Mengembangkan aspek fisik peserta didik dengan karakteristik
peserta didik

a. Sesuai dengan karakteristik peserta didik
b. Ketepatan memilih permainan untuk peserta didik
c. Dapat dilakukan peserta didik yang terampil
maupun tidak terampil
3. Keaktifan peserta
Didik
  4. Kelayakan produk d. Dapat dilakukan peserta didik putra maupun putri
a. Mendorong peserta didik aktif bergerak
b. Meningkatkan motivasi peserta didik
a. Kejelasan petunjuk model pembelajaran
b. Kesesuaian fasilitas dan alat yang digunakan
c. Petunjuk yang mudah dipahami peserta didik
d. Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran

Kuesioner yang digunakan untuk guru Penjasorkes berupa sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh guru Penjasorkes dengan alternatif j awaban “Ya” dan “Tidak”. Cara pemberian skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut :
Table 3.2 Skor Jawaban Kuesioner “Ya” dan “Tidak”
Alternatif jawaban Positif Negatif
Ya 1 0
Tidak 0 1

Berikut ini adalah aspek, indikator, dan sub indikator yang akan digunakan pada guru Penjasorkes :
Table 3.3 Aspek, Indikator, dan Sub Indikator
Aspek Indikator Sub Indikator
Keterterimaan 1. Kesesuaian dengan a. Sesuai dengan SK & KD permainan Bolabasket
produk untuk
pembelajaran SK, KD, dan
karakteristik
peserta didik b.
c.
d. Sesuai dengan materi permainan Bolabasket
Mengembangkan ketiga ranah pembelajaran
Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
2. Meningkatkan a. Memberi pengetahuan passing Bolabasket
3. ranah kognitif
Meningkatkan b.
a.
b. Memberi pengetahuan peraturan Bolabasket
Dapat melatih peserta didik untuk bekerjasama
Dapat melatih peserta didik menghargai lawan
4. ranah afektif
Meningkatkan c. Dapat melatih peserta didik berbagi tempat dan
peralatan
Memberi pengalaman gerak passing Bolabasket
5.ranah psikomotor
a. Memberi gambaran tingkat kesulitan produk.
Keaktifan peserta
b. Memberi gambaran tingkat kesulitan dengan
didik banyaknya tahapan tugas gerak yang digunakan
6. c. Dapat mengetahui tingkat motivasi peserta didik
Kelayakan produk a. Dapat diberikan di semua sekolah
b. Metode mudah dipahami peserta didik
c. Kesesuaian produk dengan karakteristik sekolah
Pengukuran tingkat kemampuan peserta didik baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik dilakukan dengan pemberian kuesioner dan pengamatan unjuk kerja. Kuesioner untuk peserta didik berupa sejumlah pertanyaan untuk mengukur kemampuan kognitif (kualitas berfikir), kemampuan afektif (kualitas sikap), dan kemampuan psikomotor (kualitas gerak). Penilaian melalui kuesioner berupa butir-butir pertanyaan benar salah. Cara pemberian skor pada hasil pengisian kuesioner adalah hasil pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak” sebagai berikut :download judul ptk penjas smp doc
Table 3.4 Skor Jawaban Kuesioner “Ya” dan “Tidak”
Alternatif jawaban Positif Negatif
Ya 1 0
Tidak 0 1
Berikut ini adalah aspek, indikator, dan sub indikator yang akan digunakan pada peserta didik :
Table 3.5 Aspek, Indikator, dan Sub Indikator
No Aspek Indikator Sub Indikator
1 Kognitif Kemampuan peserta a. Mengetahui respon bisa tidaknya responden
didik memahami
konsep gerak dan
pembelajaran passing
Bolabasket
menggunakan kartu
tugas belajar passing Bolabasket menggunakan
kartu tugas.
b. Mengetahui respon tahu atau tidaknya contoh ptk penjas smp kelas 8 terbaru
responden terhadap passing Bolabasket.
c. Mengetahui tujuan dari pembelajaran gerak
passing Bolabasket.
d. Mengetahui perlu tidaknya melakukan
pemanasan sebelum pembelajaran passing
Bolabasket.
e. Mengetahui perlu tidaknya kerjasama dalam
pembelajaran passing Bolabasket
menggunakan kartu tugas.
f. Mengetahui perlu tidaknya mematuhi
peraturan Bolabasket.
g. Mengetahui manfaat pembelajaran passing
Bolabasket menggunakan kartu tugas
terhadap pengalaman gerak peserta didik.
h. Mengetahui efek pembelajaran Bolabasket
menggunakan kartu tugas terhadap
peningkatan denyut nadi.
i. Mengetahui manfaat permainan Bolabasket
terhadap kesehatan tubuh.
2 Afektif Kemampuan peserta a. Mengetahui sikap suka atau tidaknya
didik menampilkan
sikap dalam
pembelajaran passing
Bolabasket
menggunakan kartu
tugas responden belajar passing Bolabasket.
b. Mengetahui sikap tertarik atau tidaknya
responden belajar passing Bolabasket
menggunakan kartu tugas.
c. Mengetahui sikap serius atau tidaknya
responden belajar passing Bolabasket
menggunakan kartu tugas.
d. Mengetahui sikap setiap responden dalam
pembelajaran passing Bolabasket
menggunakan kartu tugas.
e. Mengetahui sikap responden dalam berbagi
tempat dan peralatan.
f. Mengetahui sikap responden tentang perlu
tidaknya kerjasama dalam pembelajaran.
g. Mengetahui sikap responden bisa atau
tidaknya bekerja sama dengan teman.
h. Menghargai sikap menghargai teman.
i. Mengetahui senang atau tidaknya responden
setelah belajar passing Bolabasket
menggunakan kartu tugas.
j. Mengetahui sikap mau tidaknya responden
untuk belajar kembali.
3 Psikomotor Kemampuan peserta a. Mengetahui tanggapan mampu atau tidaknya
didik mempraktikan
passing Bolabasket
menggunakan kartu
tugas responden belajar passing Bolabasket
menggunkan kartu tugas.
b. Mengetahui tanggapan sulit tidaknya
responden belajar passing Bolabasket
menggunkan kartu tugas.
c. Mengetahui mampu tidaknya responden
melakukan chest pass sesuai dengan petunjuk
kartu tugas.
d. Mengetahui mampu tidaknya responden
melakukan bounce pass sesuai dengan
petunjuk kartu tugas.
e. Mengetahui mampu tidaknya responden
melakukan over head pass sesuai dengan petunjuk kartu tugas.
Penelitian ini dalam menentukan validitas menggunakan try out terpakai, jadi peneliti hanya sekali melakukan penyebaran angket kepada subyek penelitian sebanyak 25 peserta didik kelas VIII B (uji coba skala kecil) dan 50 peserta didik kelas VIII C dan VIII F (uji coba skala besar) kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik anslisis deskriptif berbentuk presentase.
3.4 Analisis Data Produk
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah menggunakan teknik anslisis deskriptif berbentuk presentase. Sedangkan data yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif.

D.CONTOH JUDUL PTK PENJAS SMP LENGKAP

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Nuril. 2007. Permainan Bolabasket. Surakarta : Era Intermedia
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Badan Standar Nasional Pendidikan, BSNP, 2007. Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Bahagia, Yoyo, dan Adang Suherman. 2000. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta : Depdiknas
Dwiyogo, Wasis. 2004. Konsep Penelitian dan Pengembangan. Pusat Kajian Kebijakan Olahraga LEMLIT UM
Harsanto, Radno. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius
Husdarta dan Yudha M. Saputra. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas
Irsyada, Machfud. 2000. Bola Basket. Jakarta: Depdiknas
Lutan, Rusli, dan Adang Suherman. 2000. Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Jakarta: Depdiknas
Ma’mun, Amung, dan Yudha M. Saputra. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdiknas.
Max Darsono dkk. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
.2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suherman, Adang. 2000. Dasar-dasar Penjaskes. Jakarta: Depdiknas. Sukirman dkk. 2003. Matematika. Jakarta : Universitas Terbuka
Tabel klasifikasi persentase. Sumber Guilford dalam Tesis Agung Wahyudi, 2008 halaman 35

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK PENJASORKES SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.