Kamis, 28 Juni 2018

CONTOH PTK MATEMATIKA SMA MODEL PEMBELAJARAN TAI

CONTOH PTK MATEMATIKA SMA MODEL PEMBELAJARAN TAI-Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah implementasi model pembelajaran TAI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA 1 SMA Negeri ............. pada materi pokok statistika.Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) pada peserta didik kelas XI IPA 1. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran dan observasi secara langsung di kelas XI IPA 1 dapat diketahui bahwa metode yang digunakan oleh guru bidang studi mata pelajaran matematika yang belum secara penuh mengedepankan pembelajaran aktif dan cenderung terjadi komunikasi satu arah artimya peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari kesiapan dan aktivitas pada saat pembelajaran berlangsung, hal ini juga tampak dengan adanya hasil belajar yang belum optimal artinya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 65. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu kelas untuk menerapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) yaitu kelas XI IPA 1 yang jumlahnya ada 37 peserta didik.contoh ptk matematika sma terbaru kelas xi

Setelah dilaksanakan tindakan melalui model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dengan menciptakan suasana pembelajaran aktif maka suasana kelas menjadi hidup, peserta didik menjadi aktif dan hasil belajar maksimal. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus, peserta didik yang tergolong aktif baru mencapai 50% dan rata-rata hasil belajar 64,14 dengan ketuntasan klasikal 61%. Pada siklus I, setelah dilaksanakan tindakan, aktivitas belajar peserta didik meningkat menjadi 67% dan rata-rata hasil belajar 76,31 dengan ketuntasan klasikal 64%. Sedangkan pada siklus II setelah diadakan refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus II aktivitas belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu dapat dipersentasekan menjadi 89% dengan rata-rata hasil belajar adalah 77,77 dan ketuntasan klasikal mencapai 89%. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dengan sebelumnya.Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan implementasi model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI). Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada semua pihak (peserta didik, guru, orang tua) untuk dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel MATEMATIKA SMA yang diberi judul “Implementasi Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (Tai) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Statistika Semester Gasal Kelas Xi Ipa 1 Sma Negeri ............Tahun Pelajaran 2013/2014". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK MATEMATIKA SMA KELAS XI lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 053 SMA).

A.DOWNLOAD PTK MATEMATIKA SMA KELAS XI

BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Matematika, sejak peradaban manusia bermula, memainkan peranan yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Matematika juga merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. Pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa, maka untuk menghasilkan sumber daya manusia sebagai subjek dalam pembangunan yang baik, diperlukan modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Kurikulum, guru dan pengajaran atau proses belajar dan mengajar adalah tiga variabel utama yang saling berkaitan dalam strategi pelaksaan pendidikan di sekolah.

Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru, peserta didik, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru mempunyai tugas untuk memilih model dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan karena sampai saat ini masih banyak ditemukan kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik di dalam mempelajari matematika. Salah satu kesulitan itu terdapat dalam materi statistika pada peserta didik kelas XI IPA 1 semester gasal.ptk matematika sma doc

Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengupayakan metode yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental peserta didik. Untuk itu diperlukan model dan media pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mencapai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran, khusus untuk mata pelajaran matematika pemahaman konsep yang baik sangatlah penting karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan pra syarat pemahaman konsep sebelumnya.

Berdasarkan wawancara secara langsung pada tanggal 7 Desember 2013, menjelaskan bahwa minat peserta didik dalam mengikuti pelajaran semakin berkurang. Hal ini karena daya tangkap peserta didik yang rata-rata lemah. Ketika peserta didik diberi tugas tidak sedikit dari mereka yang hanya mencontek tanpa mau memahami maksudnya. Lebih jauh berdiskusi mengenai keadaan peserta didiknya dalam belajar matematika, menyatakan bahwa minat/semangat peserta didik dalam melaksanakan tugas guru, daya tangkap peserta didik dalam menerima pelajaran, kemampuan peserta didik dalam belajar mandiri, dirasa masih rendah belum sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dan belum sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh matematika itu sendiri yaitu peserta didik mampu belajar mandiri, mengembangkan sense of mathematics, dan memiliki kemampuan berpikir tinggi (higher level thinking). Ini dibuktikan pada 2 tahun sebelumnya yaitu tahun pelajaran 2012/2013 dan 2013/2014, peserta didik yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 61% walaupun KKM yang ditentukan masih 65. KKM untuk mata pelajaran matematika pada tahun pelajaran 2013/2014 juga mengalami kenaikan yaitu 70. Peserta didik juga kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung.contoh ptk kls xi sma kurtilas

Khususnya saat peserta didik belajar materi statistika, mereka banyak mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan rumus dalam penyelesaian masalah. Meskipun guru sudah mencoba memberikan tugas sebelum materi diberikan tapi pada kenyataannya hanya peserta didik tertentu saja yang mengerjakan sendiri. Hal ini juga ditunjukan dari hasil belajar pada tes materi statistika rata-rata dari tahun prlajaran 2013/2014 dan tahun pelajaran 2013/2014 masih di bawah KKM yaitu 64.14.

Pembelajaran menggunakan model TAI, peserta didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 peserta didik) yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi peserta didik yang memerlukannya. ”Dengan pembelajaran kelompok, diharapkan para peserta didik dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi.” dengan menggunakan model pembelajaran ini diharapkan dapat menimbulkan minat sekaligus kreativitas dan motivasi peserta didik dalam mempelajari matematika, sehingga peserta didik dapat memperoleh manfaat yang maksimal baik dari proses maupun hasil belajarnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah “Implementasi Model Pembelajaran Team-Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Statistika Semester Gasal Kelas XI IPA 1 SMA Negeri ...................Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Penegasan Istilah

1.      Implementasi

Implementasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti pelaksanaan, penerapan. Implementasi menurut E. Mulyasa, “Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap.”

2.      Model Pembelajaran

Trianto berpendapat bahwa “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.”

3.      TAI

TAI singkatan dari Team Assisted Individualization yang termasuk dalam model pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI, “peserta didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 peserta didik) yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi peserta didik yang memerlukannya.” Dengan belajar kelompok, diharapkan peserta didik dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan sosial yang tinggi.

4.      Hasil Belajar

Persepektif hasil belajar menurut Chatarina, “merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.” Nilai hasil belajar didapat dari semua pekerjaan peserta didik yang meliputi lembar kerja, kuis dan tes evaluasi setelah penerapan model pembelajaran TAI.

5.      Peserta didik

“Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.” Peserta didik yang peneliti maksud adalah semua peserta didik pada kelas XI IPA 1 SMA Negeri ......... tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 37. Karena selama penelitian ada 1 peserta didik yang tidak pernah berangkat karena sakit maka subjek yang diteliti hanya 37 peserta didik.ptk sma matematika pdf

6.      Statistika

“Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan.”

Materi ini diajarkan pada kelas XI IPA 1 semester gasal. Pada penelitian ini difokuskan pada sub materi pokok statistika yaitu ukuran penyebaran kumpulan data yang meliputi jangkauan dan simpangan dikarenakan kesulitan yang sering dialami peserta didik adalah pada sub materi tersebut yang menuntut adanya materi pra syarat dari sub-sub sebelumnya.

C.    Rumusan Masalah

Apakah implementasi model pembelajaran TAI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA 1 SMA Negeri ................. pada materi pokok statistika?

D.    Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini diharapkan dapat:

1.Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik kelas XI IPA 1 semester gasal SMA Negeri.................. tahun pelajaran 2013/2014.

2.Meningkatkan hasil peserta didik kelas XI IPA 1 semester gasal SMA Negeri....................
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.

1 Manfaat Bagi Peserta Didik

a Meningkatkan keaktifan belajar peserta didik.

b. Meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2.Manfaat Bagi Guru

a.Memperoleh suatu kreativitas variasi pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas peserta didik yang sesuai dengan tuntutan kurikulum satuan pendidikan.

b.Guru memiliki kemampuan penelitian tindakan kelas yang inovatif.

3.Manfaat Bagi Peneliti

a.Mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan model pembelajaran TAI.

b.Memberi pengalaman dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

4. Manfaat Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah sehingga dapat dijadikan sebagai kajian bahan bersama agar dapat meningkatkan kualitas SMA Negeri ..................

B.DOWNLOAD PTK MATEMATIKA METODE TAI TERBARU

BAB II
KAJIAN PUSTAKA 


A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Belajar
Para pakar psikologi telah banyak yang memberikan definisi tentang belajar. Berikut terdapat beberapa definisi tentang belajar, antara lain dapat diuraikan sebagai berikut.
Cronbach mendefinisikan belajar dalam bukunya Sardiman yaitu Learning is shown by a change in behavior as a result of experience. Sedangkan menurut Spears Learning is to observe, to read, to imitate, totry something themselves, to listen, to follow direction. Adapun Geoch memberikan pendapatnya bahwa Learning is a change in performance as a result of practice.
Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya mengamati, membaca, meniru, mendengar, dan lain sebagainya.
Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku pada hati (jiwa) peserta didik berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki menuju perubahan baru.
Dinamakan belajar dikarenakan adanya perubahan tindakan atau penyesuaian tingkah laku melalui pengetahuan dan latihan.
 “Learning is acquiring new knowledge, behaviors, skills, values, preferences or understanding, and may involve synthesizing diferent types of information.”4 Belajar adalah memperoleh pengetahuan, perilaku, keterampilan, nilai, kesukaan atau pemahaman baru, dan melibatkan perpaduan jenis-jenis informasi yang berbeda.
Dalam bukunya Catharina Tri Anni dkk., konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar psikologi. Gagne dan Berliner menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Morgan et. al. menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Slavin menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif individu yang disebabkan oleh pengalaman. Dari keempat pengertian tersebut tampak bahwa konsep tentang belajar mengandung 3 unsur utama, yaitu (1) belajar berkaitan dengan perubahan perilaku, (2) perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman, dan (3) perubahan perilaku karena bersifat relatif permanen.
Unsur utama dari belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dengan pengetahuan yang sudah dimiliki dan adanya latihan. Latihan yang dimaksud adalah serangkaian kegiatan yang disebut proses atau aktivitas belajar. Aktivitas belajar dapat berupa kegiatan mengamati, membaca, meniru, mendengar dan lain sebagainya. Perubahan yang terjadi dalam belajar bersifat relatif permanen.
2. Pembelajaran Matematika
Menurut Undang-undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.” Amin Suyitno berpendapat bahwa “pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta peserta didik dengan peserta didik.”6 Istilah matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau manthenein”, yang artinya “mempelajari”.7 Menurut R. Soedjadi, matematika adalah ilmu pengetahuan eksak yang teroganisir secara sistematis, terstruktur serta menggunakan aturan-aturan yang ketat dengan mengungkap beberapa fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.
Matematika memiliki karakteristik tersendiri dibanding dengan disiplin ilmu yang lain. Terdapat enam karakteristik matematika sebagai berikut.
a. Memiliki objek kajian abstrak.
b. Bertumpu pada kesepakatan.
c. Berpola pikir deduktif.
d. Memiliki simbol yang kosong dari arti.
e. Memperhatikan semesta pembicaraan.
f. Konsisten dalam sistemnya.
Proses belajar matematika akan terjadi secara lancar bila dilakukan secara kontinu. Itu disebabkan karena “kehirarkisan matematika itu sendiri sehingga belajar matematika yang terputus-putus akan mengganggu terjadinya proses belajar.”
Secara umum, tugas guru matematika di antaranya adalah:
a. Bagaimana materi pelajaran itu diberikan kepada peserta didik sesuai dengan standar kurikulum.
b. Bagaimana proses pembelajaran berlangsung dengan melibatkan peran peserta didik secara penuh dan aktif, dalam artian proses pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan dengan menyenangkan.
Pembelajaran matematika adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara pendidik dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik serta sumber belajar dalam lingkungan belajar pada mata pelajaran matematika. Dalam proses pembelajaran matematika lebih banyak menggunakan aktivitas mental dan pikiran. Matematika itu bersifat hierarki sehingga belajar matematika yang terputus-putus akan mengganggu proses belajar. Tidak jarang dalam belajar matematika harus mengusai materi prasyarat terlebih dahulu. Semisal peserta didik mempelajari perkalian maka peserta didik terlebih dahulu harus menguasai materi prasyaratnya yaitu penjumlahan.
3. Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar
a. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar dapat didefinisikan sebagai “berbagai aktivitas yang diberikan pada pebelajar dalam situasi belajar-mengajar.” Aktivitas dalam proses belajar-mengajar dapat berupa tanya jawab, mengemukakan ide, mencari sumber belajar, dan segala kegiatan pada waktu pembelajaran. “Proses pembelajaran, yang dilakukan dalam kelas, merupakan keaktifan mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.” Sehingga, proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan keaktifan dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada peserta didik sehingga peserta didik ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dapat mengembangkan cara¬cara belajar sendiri, berperan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses itu sendiri.download ptk sma kelas xi 
Mc. Keache, sebagaimana yang dikutip oleh Martinis Yamin, mengemukakan 6 aspek terjadinya keaktifan peserta didik.
1) Partisipasi peserta didik dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran.
2) Tekanan pada aspek afektif dalam belajar.
3) Partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar peserta didik.
4) Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar.
5) Kebebasan belajar yang diberikan kepada peserta didik, kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran.
6) Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi peserta didik, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran.
Menurut Gagne dan Briggs (1979), juga dikutip oleh Martinis Yamin, menjelaskan rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk menumbuhkan keaktifan dan partisipasi peserta didik dalam kelas meliputi 9 aspek:
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada peserta didik.
3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.
4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan dipelajari.
5) Memberi petunjuk kepada peserta didik cara mempelajarinya.
6) Memunculkan keaktifan dan partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
7) Memberikan umpan balik (feed back).
8) Melakukan tagihan-tagihan terhadap peserta didik berupa tes
sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur.
9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir
pembelajaran.
Aktivitas merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran. Segala kegiatan dalam proses pembelajaran adalah aktivitas belajar karena pada hakikatnya dalam proses pembelajaran adalah untuk mengembangkan kreativitas dan aktivitas peserta didik melalui interaksi dan pengalaman belajar. Sehingga tanpa adanya aktivitas tidak akan tercipta proses belajar. Partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aspek terjadinya keaktifan peserta didik. Partisipasi ini terutama yang berbentuk interaksi antar peserta didik dan mereka diberi banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan peserta didik lainnya. Ini dapat dilakukan dengan penempatan peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil. Sehingga dalam kelompok¬kelompok kecil ini, peserta didik akan lebih leluasa untuk saling bertanya dan mengemukakan idenya.
b. Hasil Belajar
Menurut Chatarina, “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.” Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku itu sesuai dengan apa yang dipelajari peserta didik. Sehingga jika peserta didik mempelajari tentang konsep, maka perubahan yang didapat adalah pemahaman konsep.
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik meliputi:
a) Aspek fisiologis, kondisi umum jasmani dan tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Demikian juga keadaan panca indera peserta didik.
b) Aspek psikologis, banyak aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran peserta didik. Namun yang dianggap paling esensial adalah intelegensi , sikap, bakat, minat dan motivasi peserta didik dalam belajar.
2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar peserta didik, meliputi:
a) Lingkungan sosial; lingkungan sosial disini termasuk sekolah, masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan dapat mempengaruhi semangat belajar seorang peserta didik.
b) Lingkungan nonsosial; meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh peserta didik setelah terjadi aktivtas belajar. Hasil belajar dapat berupa aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu internal, eksternal, dan pendekatan belajar. Faktor internal berasal dari diri peserta didik sendiri. Faktor eksternal ikut memberikan kontribusi dalam menentukan keberhasilan dalam proses belajar, faktor ini berasal dari luar peserta didik. Faktor yang terakhir yaitu pendekatan belajar juga memberikan andil dalam menentukan keberhasilan maupun kegagalan dalam proses belajar. Setiap peserta didik berbeda-beda, faktor mana yang paling mempengaruhi mereka dalam menentukan hasil belajar yang diperoleh.contoh ptk matematika model tai lengkap
4. Model Pembelajaran TAI
a. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning adalah “sebuah grup kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a task), atau untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common goal).”
“Cooperative learning refers to a variety of teching methods in which students work in small group to help one another learn academic content. ”20 Pembelajaran kooperatif adalah suatu variasi metode pembelajaran dimana peserta didik bekerja dalam kelompok kecil untuk membantu peserta didik yang lain mempelajari materi pelajaran.
Pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik dan prinsip-prinsip tertentu yang membedakannya dengan strategi pembelajaran yang lainnya. Adapun karakteristik pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut.
1) Pembelajaran secara tim.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim dengan tim merupakan tempat mencapai tujuan sehingga tim harus mampu membuat setiap peserta didik belajar. Kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim. Setiap kelompok bersifat heterogen baik kemampuan akademik, jenis kelamin dan latar belakang sosial.ptk sma kelas xi word
2) Didasarkan pada manajemen kooperatif.
Fungsi perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang. Fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaarn harus dilaksanakan sesuai perencanaan. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setaip anggota tim, oleh sebab itu perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota. Fungsi kontrol menunjukkan dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun nontes.

C.PTK MATEMATIKA SMA UNTUK KENAIKAN PANGKAT GURU DOC

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A. Metode Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan termasuk penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar peserta didik meningkat. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dan di awali dengan pra siklus. Setiap siklus terdiri dari empat aspek, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus-siklus dalam penelitian ini mengadopsi model dari John Elliot yang dapat dilihat dari diagram gambar berikut.

Gambar 1: Riset Aksi Model John Elliot

B. Subjek Penelitian
Subjek yang akan diteliti ialah peserta didik yang mendapat pembelajaran statistika kelas XI IPA 1 semester gasal SMA Negeri ........... tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah awal peserta didik kelas XI IPA 1 ada 37 siswa.

C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 30 Juli 2013 sampai dengan 13 Agustus 2013. Adapun penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri ........ yang terletak di .............................................

D. Rencana Tindakan
Kegiatan dirancang dengan penelitian tindakan kelas. Kegiatan diterapkan dalam upaya menumbuhkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran sebagai langkah untuk menghitung dan menafsirkan data-data statistika tercapainya kompetensi dasar yang diharapkan. Tahapan langkah disusun dalam 3 tahap penelitian yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Pra siklus dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang belum menggunakan model pembelajaran matematika TAI. Sedangkan siklus 1 dan siklus 2 terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebagai langkah-langkah besar yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pra Siklus
Dalam pra siklus ini peneliti akan melihat pembelajaran matematika pada materi pokok statistika dua tahun sebelumnya yang pelaksanaannya belum menggunakan model pembelajaran TAI yaitu tahun pelajaran 2012/2013 dan 2013/2014. Hasil belajar dan ketuntasan klasikal pada 2 tahun sebelumnya kemudian dirata-rata sebagai nilai pra siklus. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran menggunakan model pembelajaran matematika dengan model pembelajaran TAI pada siklus 1 dan siklus 2.

b. Siklus 1:
Langkah-langkah besar dalam siklus 1 ini mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Perencanaan
a) Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang telah disiapkan dalam bentuk RPP, lembar kerja, soal kuis, dan soal evaluasi. Selain itu perencanaan disini juga menyiapkan peserta didik benar¬benar berada pada suasana penyadaran diri untuk melakukan pemecahan masalah yang menekankan pada aktivitas peserta didik dalam setiap proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TAI. Persiapan ini akan ditemukan terlebih dahulu antara guru dan peserta didik di luar jam pelajaran. RPP ini pada materi ukuran penyebaran kumpulan data.
b) RPP harus menggambarkan pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran TAI.
c) Menyusun lembar observasi untuk guru, kelompok dan peserta didik.
d) Membentuk kelompok dalam kelas.
e) Menentukan kolaborasi dengan guru mitra.
f) Guru sudah memberi tugas untuk mempelajari materi jangkauan data di rumah dari buku paket yang telah dimiliki peserta didik.
2) Pelaksanaan Tindakan
Guru mitra dengan didampingi peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajaran statistika dengan menggunakan model pembelajaran TAI pada siklus 1 ini secara garis besar adalah sebagai berikut:
a) Guru memberikan apersepsi tentang statistika.
b) Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi statistika dalam kehidupan sehari-hari.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d) Guru menyajikan materi pelajaran secara singkat (komponen teaching group). Materi yang disajikan adalah jangkauan data yang meliputi jangkauan, jangkauan antar kuartil, dan simpangan kuarti. Guru juga mengingatkan kembali statsitik lima serangkai yang merupakan materi pra syarat untuk jangkuan data.
e) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 peserta didik yang heterogen. Pengelompokan ini berdasarkan diskusi dengan kolaborator.
f) Guru membagikan lembar kerja peserta didik untuk dikerjakan secara individu.
g) Peserta didik menukarkan hasil pekerjaannya kepada anggota kelompok untuk dikoreksi dan saling diskusi.
h) Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan pendampingan kepada individual maupun kelompok secara bergantian.
i) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara individual (mengadopsi komponen team study).
j) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami materi.
k) Guru memberikan kuis secara individu, tindakan mengadopsi komponen facts tests.
l) Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik sampai yang kurang berhasil (komponen team score dan team recognition).
m) Menj elang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah (mengadopsi komponen whole-class units).
n) Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
o) Guru memberikan tes evaluasi secara individu.
3) Pengamatan
Guru dan peneliti melakukan pengamatan:
a) Selama proses pembelajaran untuk mengetahui tentang aktivitas peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan hasil evaluasi/tes.
b) Dengan mencatat keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian.
4) Refleksi
a) Secara kolaboratif guru mitra dan peneliti menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi mana yang perlu dipertahankan dan mana yang perlu diperbaiki untuk siklus ke-2 nantinya.
b) Merekapitulasi nilai dari lembar kerja, kuis, dan evaluasi pada siklus 1
c) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1.
c. Siklus 2 :
Untuk pelaksanaan siklus 2 secara teknis sama dengan pelaksanaan siklus 1. Langkah-langkah besar dalam siklus 2 ini yang perlu ditekankan mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Perencanaan
Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil refleksi siklus 1.
2) Pelaksanaan Tindakan
Guru mitra dengan didampingi peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti dan direvisi berdasarkan evaluasi pada siklus 1. Adapun langkah¬langkah pembelajaran model pembelajaran TAI sama dengan langkah¬langkah pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 dengan materi yang berbeda yaitu menentukan simpangan data baik data tunggal maupun data kelompok. Adapun rincian kegiatan pembelajarannya sebagai berikut.ptk sma lengkap
a) Guru memberikan apersepsi.
b) Guru memberikan motivasi mengenai pentingnya materi statistika dalam kehidupan sehari-hari.
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
a. Guru menyajikan materi pelajaran secara singkat (komponen teaching group). Materi yang disajikan adalah simpangan data yang meliputi simpangan rata-rata, ragam/varians, dan simpangan baku. Guru juga mengingatkan kembali tentang rata-rata yang merupakan materi pra syarat untuk simpangan data.
d) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 peserta didik yang heterogen. Kelompok diskusi sama dengan siklus 1 atau bisa berubah sesuai refleksi pada siklus 1.
e) Guru membagikan lembar kerja peserta didik untuk dikerjakan secara individu.
f) Peserta didik menukarkan hasil pekerjaannya kepada anggota kelompok untuk dikoreksi dan saling diskusi.
g) Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok untuk memberikan pendampingan kepada individual maupun kelompok secara bergantian.
h) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara individual (mengadopsi komponen team study).
i) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami materi menghitung simpangan rata-rata, ragam/varians, dan simpangan baku.
j) Guru memberikan kuis secara individu, tindakan mengadopsi komponen facts tests.
k) Guru harus mengumumkan hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik sampai yang kurang berhasil (komponen team score dan team recognition).
l) Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah (mengadopsi komponen whole-class units).
m) Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
n) Guru memberikan tes/evalusi secara individual.
3) Pengamatan
Guru dan peneliti melakukan pengamatan:
a) Selama proses pembelajaran untuk mengetahui tentang aktivitas peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan hasil evaluasi/tes.
b) Dengan mencatat keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian.contoh ptk kurikulum 2013 terbaru
4) Refleksi
Refleksi pada siklus kedua ini dilakukan untuk melakukan penyempurnaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TAI yang diharapkan dapat menumbuhkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.

E. Kolaborator
Penelitian secara kolaboratif telah didukung oleh beberapa pakar di antaranya Burn, Kemmis dan McTaggart. Kolaborasi dalam penelitian tindakan dapat dilakukan dengan mahasiswa, sejawat dalam jurusan/sekolah/lembaga yang sama; sejawat dari lembaga/sekolah lain; sejawat dengan wilayah keahlian berbeda, sejawat dalam disiplin ilmu berbeda dan sejawat di negara lain. Kolaborasi (kerja sama) dalam PTK antara guru dan peneliti menjadi hal yang penting dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan. Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.proposal ptk kurikulum 2013 sma kelas xi
Dalam penelitian yang bersifat kolaboratif, kedudukan antara peneliti dan guru mempunyai peran yang saling membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan. Peran kerjasama (kolaborasi) sangat menentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.
Adapun kerjasama di sini berupa sudut pandang dan pelaksanaan tindakan dari kolabolator dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, peneliti memerlukan kolabolator yang dapat memberikan masukan-masukan demi tercapainya tujuan penelitian. 

F. Teknik Pengumpulan Data
1) Metode Wawancara
“Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.”7 Metode wawancara digunakan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran.
2) Metode Dokumentasi
“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.”8 Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan daftar nama peserta didik dari kelas XI IPA 1 SMA Negeri .................dan nilai peserta didik 2 tahun sebelumnya pada materi pokok statistika sebagai nilai pra siklus. Dalam metode dokumentasi ini juga akan diambil foto pada saat pembelajaran.ptk matematika sma pdf
3) Metode Tes
“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.” Tes digunakan untuk mendapatkan hasil belajar peserta didik setelah melakukan pembelajaran pada materi pokok statistika dengan model TAI, baik pada siklus 1 maupun siklus 2.

D.PENELITIAN TINDAKAN KELAS SMA KURTILAS TERLENGKAP

DAFTAR PUSTAKA


Al Bukhari, Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim ibn al-Mugirah, Sahih Bukhari, Jilid 1, Kairo: Dar al-Fikr, 1981.
Ambani, Catharina Tri dkk., Psikologi Belajar, Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2006.
Aqib, Zainal dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yrama Widya, 2008.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi VI, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, Cet. 16.
, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2007.
Aziz, Saleh Abdul dan Abdul Aziz Abdul Majid, Tarbiyah wa Turuqu Tadris, Jilid I, Mesir: Darul Ma’arif, 1968.
A. M, Sardiman., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2006.
Departemen Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan dasar dan Menengah, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003.
Djamarah, Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.
Faizin, “Meningkatkan hasil belajar siswa pada sub materi pokok pecahan kelas VII D Semester I MTs N Petarukan Tahun Ajaran 2008/2009 Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)”, Skripsi UNNES, Semarang: Jurusan Matematika Fakultas MIPA UNNES, 2009.
Halimi, Muhammad, “Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Pada Materi Kubus dan Balok Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dengan Pemanfaatan Alat Peraga Pada Peserta Didik Kelas VIII Semester II SMPN I Bawang Kabupaten Batang”, Skripsi UNNES, Semarang: Jurusan Matematika Fakultas MIPA UNNES, 2008.
Hamalik, Oemar, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Himah, Faiqotul, “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Teams Assisted Individualization (TAI) dengan Authentic Assesment pada Sub Pokok Bahasan Operasi Bilangan Pecahan di Kelas VII A Semester Ganjil SMP
Negeri 2 Arjasa Tahun Ajaran 2006/2007”, Skripsi Universitas Jember, Jember: FKIP Universitas Jember, 2008, http://digilib.unej.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-grey-2008-faiqotulhi-48 1 &PHPSESSID=7556b7345f7a0ef9e 1 8c9ff28c80 81 0c.
http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/03/siklus-ptk.jpg http://en.wikipedia.org/wiki/Learning.
Hudojo, Herman, Strategi Mengajar Belajar Matematika, Malang: IKIP Malang, 1990.
Jabir, Jabir Abdul Hamid, Sikulujiyah at Ta ’allum, Mesir: Daarun Nahzoh al Arabiyah, 1978.
Madya, Suwarsih, Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research), Bandung: Alfabeta, 2007.
Masykur, Moch. dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence: Cara cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2007.
Mulyasa, E., Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Mutadi, Pendekatan Efektif dalam Pembelajaran Matematika, Jakarta: Depag, 2007.
Noormandiri, B.K., Matematika untuk SMA Kelas XI Program Ilmu Alam, Jakarta: Erlangga, 2007.
Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Mahasiswa IAIN Walisongo, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2008, t.d.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008.
Slavin, Robert E., Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice, London: Allym and Bacon, 1995.
, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, terj. Nurulita Yusron, Bandung: Nusa Media, 2008.
Soedjadi, R., Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi , Departemen Pendidikan Nasional, 2000.
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 1996.
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: CV Alfabeta, 2008.
Suyitno, Amin, Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Pen erapannya di SMP: Bahan Pelatihan Sertifikasi Guru-guru Pelajaran Matematika, Semarang: UNNES, 2004.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007.
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003.
Yamin, Martinis, Mengembangkan Kompetensi Pebelajar, Jakarta: UI Press, 2004.
Widdiharto, Rachmadi, “Model-model Pembelajaran Matematika SMP”, http :
mat.um.ac.idAlatPeragaPBMmodelpembelajaran1.pdf.pdf,.
Wulandari, Cita Retno, “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Teams Assisted Individualization) pada Pembelajaran Matematika Ditinjau dari Minat Belajar Siswa Pokok Bahasan Aritmetika Sosial (Siswa Kelas VII SMP N I Manyaran Tahun Pelajaran 2005/2006)”, Skripsi UMS, Surakarta: FKIP UMS, 2006, diambil dari
http ://etd.library.ums.ac.id/go.php?id=jtpptums-gdl-s 1 -2006-citraretnow 
2023.
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori dan Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2006

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK MATEMATIKA SMA TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.