DOWNLOAD LENGKAP PTK FISIKA SMA MATERI PENGUKURAN-Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran Active Learning Tipe Modeling The Way dalam meningkatkan hasil hasil belajar.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis uji perbandingan dua rata-rata/bisa disebut uji t. Adapun bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu membandingkan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X A dan X B SMA ........... Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Sampel Total. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik statistik yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.ptk fisika sma kelas x sma doc
Pada uji normalitas diperoleh kelompok eksperimen F2hitung = 4,1119 dan kelompok kontrol F2 hitung = 6,4059 dengan α= 5% dan dk = 6-3 = 3, sedangkan χ2 tabel = 7,81, sehingga F2 hitung < F2 tabel. Maka dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal. Uji homogenitas antara kelompok eksperimen dan kontrol dengan menggunakan uji kesamaan dua varian, diperoleh Fhitung = 1,8444 dan Ftabel = 3,841 pada α= 5%, maka Fhitung < Ftabel. Artinya kedua kelompok homogen. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis uji t. Uji t dilakukan untuk membandingkan hasil pretes dan postes antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk melihat tingkat keberhasilan suatu metode, pengujian hipotesis menunjukkan bahwa dari hasil postes yang telah dilakukan diperoleh hasil rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen adalah 75,68, sedang rata-rata kelompok kontrol adalah 71,47. ptk fisika sma kelas x Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar kognitifnya.Dilihat dari hasil akhir dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Fisika kedua kelompok berbeda secara nyata dan signifikan, yaitu kelompok eksperimen memperoleh data hasil lebih baik dari pada kelompok kontrol sehinga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Fisika dengan model pembelajaran Active Learning Tipe Modeling The Way terdapat efek positif pada hasil belajar.
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas
mapel FISIKA SMA yang diberi judul “Efektivitas Model Pembelajaran Active Learning Tipe Modeling The Way Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X Semester Gasal Pada Materi Pokok Pengukuran Di Sma ........... Tahun Pelajaran 2011/2012 ". Disini akan di bahas lengkap.
PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK FISIKA SMA KELAS X lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk
bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0817-283-4988
dengan Format PESAN PTK 052 SMA).
A.CONTOH PTK FISIKA SMA KELAS X TERBARU
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan secara maksimal guna meningkatkan mutu pendidikan. Upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut salah satunya dengan menerapkan strategi pembelajaran yang efektif yang sesuai dengan pendekatan cara belajar peserta didik aktif.
Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahaan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, serta perubahan aspek aspek yang lain.
Salah satu perubahan paradigma belajar tersebut adalah orientasi belajar yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada murid (student centered), metodologi yang bersifat ekspositori berganti ke partisipatori, dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi konstektual.1
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasi mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik.
Keberhasilan proses belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah strategi belajar mengajar yang digunakan oleh guru. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakannya.3 Oleh sebab itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi peserta didiknya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru yang dapat membantu meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Agar peserta didik dapat belajar dengan baik, maka metode pembelajaran harus diusahakan yang tepat dan seefektif mungkin.
Mata pelajaran Fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun Sains, yang mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala gejala alam dan interaksi di dalamnya. Mata pelajaran Fisika di SMA/MA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar guru mampu mengembangkan suatu strategi dalam mengajar yang dapat meningkatkan motivasi peserta didik, sehingga keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar meningkat.contoh ptk fisika sma terbaru
Pengukuran merupakan materi Fisika yang tergolong dalam besaran dan satuan. Materi ini sering kali dijumpai dalam kehidupan sehar-hari. Materi pengukuran termasuk dalam kurikulum KTSP pada jenjang SMA/MA kelas X semester gasal. Dalam pelaksanaan materi ini, banyak peserta didik yang masih mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan banyak peserta didik yang kurang memahami konsep. Mereka hanya menghafal rumus-rumus tekstual yang diberikan guru, sehingga apabila dihadapkan pada permasalahan yang lain, mereka cenderung tidak dapat menyelesaikannya.
Meskipun Dalam kenyataannya pelaksanaan pembelajaran Fisika di SMA.................... sudah menggunakan model model belajar yang ada, namun belum sepenuhnya efektif. Padahal dalam pembelajaran Fisika, proses dan produk sama pentingnya serta tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, penggunaan metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat dan bervariasi diharapkan akan meningkatkan aktivitas belajar peserta didik, dan dengan meningkatnya aktivitas selama pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Selain itu masih banyak anggapan bahwa mata pelajaran Fisika merupakan sesuatu yang membosankan dan momok atau pelajaran yang menakutkan, yang berisi rumus dan hitung - hitungan yang rumit. Ditambah lagi peserta didik tidak berperan aktif dalam pembelajaran Fisika karena pembelajaran masih didominasi / berpusat oleh guru.
Pembelajaran yang demikian ini sudah saatnya untuk diubah. Peserta didik haruslah lebih aktif dalam pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran tercapai, maka guru perlu memilih model pembelajaran yang tepat.
Pada saat ini banyak dikembangkan model-model pembelajaran. Model-model pembelajaran tersebut sangat bergantung pada tujuan yang akan dicapai oleh guru. model belajar tersebut diantarannya adalah model pembelajaran Active Learning tipe Modeling The Way dan masih banyak lagi model belajar yang lain.ptk fisika sma kelas x doc.
Melihat dari permasalahan di atas peneliti tertarik untuk mengangkat judul “EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE MODELING THE WAY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X SEMESTER GASAL PADA MATERI POKOK PENGUKURAN DI SMA ................... TAHUN PELAJARAN 2011/2012 ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran Active Learning tipe Modeling the Way efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X semester gasal pada materi pokok pengukuran di SMA...................... Tahun pelajaran 2011/2012 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai peneliti adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Active Learning tipe Modeling the Way dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X semester gasal pada materi pokok pengukuran di SMA ................Tahun pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Bagi Peserta Didik
a. Peserta didik diharapkan dapat lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran Fisika.
b. Hasil belajar peserta didik kelas dapat ditingkatkan, khususnya hasil belajar kognitif.
2. Manfaat Bagi Guru
a. Meningkatkan kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.
b. Memberikan wacana untuk menambah variasi mengajar.
3. Manfaat Bagi Peneliti
a. Mengetahui efektivitas model pembelajaran Modeling The Way.
b. Mendapat pengalaman langsung dalam melaksanakan model pembelajaran Modeling The Way.
4. Manfaat Bagi Sekolah ptk fisika sma kelas x doc.
a. Dapat memberi sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi peserta didik.
b. Dapat digunakan sebagai acuan penelitian.
B.DOWNLOAD LAPORAN PTK SMA KELAS X DOC
BAB II
LANDASAN TEORI DAN RUMUSAN HIPOTESIS
A. Diskripsi Teori
1. Belajar dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belaj ar
a. Pengertian Belajar
Ada banyak definisi belajar dari para ahli yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena sudut pandang dan penekanan masing-masing ahli berbeda.
1) Menurut Gagne, sebagaimana dikutip oleh Agus Suprijono belajar adalah disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktifitas. Perubahan disposisi tersebut akan diperoleh secara langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.
2) Chaplin dalam Dictionary of Psikologi, sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah, membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi: “ learning is any relatively permanent chage in behavioras that is the result of past and exsperience “. Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduannya “ proces of acquiring as a result of special partice ”. Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. ptk fisika sma kelas x doc.
3) Hilgard dan bower, dalam buku Theorys of learning, sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa “ Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainnya)”.
4) Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bachri Djamarah. Menurutnya belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam reaksi dengan lingkungannya.
5) Menurut Clifford T. Morgan “learning is any relatively permanent change in behavior that is the result of past experience”.8 Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap bahkan merupakan pengalaman masa lalu.
Dari definisi para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan yang ditampakkan dalam peningkatan kecakapan pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan lain, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, dimana perubahan tersebut relatif menetap.
b. Prinsip Belajar
Belajar seperti halnya perkembangan berlangsung seumur hidup, dimulai sejak ayunan (buaian) sampai dengan liang lahat (meninggal). Apa yang dipelajari dan bagaimana cara belajarnya pada setiap fase perkembangan berbeda-beda.
Prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang dipelajarinnya. kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan belajar, sedangkan kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara psikologis untuk melakukan kegiatan belajar.
Sedangkan menurut Agus Suprijono prinsip belajar mencakup tiga hal:
Pertama, Prinsip belajar adalah perubahan perilaku dari hasil belajar yang memiliki ciri ciri :
1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang di sadari.
2) Kontinue atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
3) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
4) Positif atau berakumulasi.
5) Aktif sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
6) Permanen atau tetap sebagaimana dikatakan oleh witig, belajar
sebagai any relatively permanent change in on organism
behavioralb reperoir that occurs as a result of exsperience.
7) Bertujuan dan terarah.
8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
Kedua, Belajar merupakan proses, belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah Proses yang di maksudkan adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif, dan organik.
Ketiga, Belajar merupakan bentuk pengalaman, dan pada dasarnya mrrupakan hasil dari interaksi antara peserta didik dan lingkungan.ptk fisika sma kelas x doc.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan itu diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.12 Hasil belajar adalah pola pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pada pemikiran Gagne, hasil belajar dapat berupa :
1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempersentasikan konsep dan lambing.
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri.
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam melakukan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap, adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Dari bentuk-bentuk hasil belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya aspek potensi kemanusiaan saja.
d. Faktor yang memengaruhi hasil belajar
Menurut Muhibbin Syah, secara global faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat kita bedakan menjadi tiga macam yaitu:
1) Faktor Internal peserta didik (faktor dari dalam peserta didik)
Faktor Internal peserta didik yaitu faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik sendiri baik mengenai keadaan jasmani dan rohani.ptk fisika sma kelas x doc.
a). Keadaan Jasmani
Kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran.
b).Keadaan Rohani atau Psikologi
Faktor-faktor rohani peserta didik yang dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut:
(1). Intelegensi peserta didik
Tingkat kecerdasan atau intelegensi peaserta didik sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik. Semakin tinggi kemampuan intelegensi peserta didik maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi peserta didik maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.
(2). Sikap peserta didik
Perwujudan perilaku belajar peserta didik akan ditandai dengan munculnya sikap terhadap ilmu pengetahuan.
(3). Bakat peserta didik
Bakat akan dapat memengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang studi tertentu. Oleh karena itu, tidak bijaksana apabila memaksakan kehendak tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki peserta didik.
(4). Minat
Peserta didik yang mempunyai keinginan yang kuat di dalam usaha belajarnya akan lebih baik dan sukses dibanding dengan peserta didik yang tidak punya atau kurang minat dalam belajar. Dapat dikatakan bahwa di dalam mempelajari segala sesuatu agar dapat berhasil dengan baik, sangat dibutuhkan adanya minat yang sungguh-sungguh.
Motivasi peserta didik
Motivasi sangat penting di dalam segala aktivitas peserta didik karena untuk mencapai prestasi yang diinginkan.
2) Faktor eksternal peserta didik (faktor dari luar peserta didik)
Faktor eksternal peserta didik yaitu faktor yang berpengaruh dalam belajar yang datang dari luar diri peserta didik meliputi lingkungan sosial dan non sosial.
a). Lingkungan sosial
Lingkungan sosial peserta didik adalah guru, masyarakat, tetangga, teman sebaya, orang tua, dan keluarganya. Dan lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi belajar peserta didik adalah orang tua dan keluarga peserta didik itu sendiri.
b).Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik.ptk fisika sma kelas x doc.
3) Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Faktor pendekatan belajar sangat memengaruhi hasil belajar peserta didik, sehingga semakin mendalam cara belajar peserta didik maka semakin baik. Faktor pendekatan itu meliputi pendekatan tinggi, pendekatan sedang dan pendekatan rendah.
a). Pendekatan tinggi
Pendekatan tinggi yaitu pendekatan yang diperoleh melalui ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi dengan cara meraih indeks prestasi setinggi-tingginya.
b).Pendekatan sedang
Pendekatan sedang yaitu belajar karena memang tertarik dan merasa membutuhkan.
c). Pendekatan rendah
Pendekatan rendah yaitu belajar yang gayanya santai, asal hafal dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam. Pendekatan ini didorong dari luar, misalnya takut tidak lulus ujian.
2. Model Active Learning tipe Modeling the Way
Active Learning terdiri dari dua kata yaitu Active dan Learning. Active berarti doing things;busy or energetic.15 Sedangkan Learning berarti wide knowledge gained by careful study.
Dalam kamus Bahasa Inggris-Indonesia kata Active berarti aktif, giat, bersemangat. Sedangkan Learning berasal dari bahasa Inggris learn, learned/learnt yang artinya mempelajari, Learning itu sendiri artinya pengetahuan.
Lebih dari 2400 tahun yang lalu Konfucius menyatakan:
a. Yang saya dengar, saya lupa.
b. Yang saya lihat, saya ingat.
c. Yang saya kerjakan, saya pahami.
Tiga pernyataan sederhana ini membicarakan bobot penting belajar aktif. Terdapat beberapa alasan yang kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu alasan yang paling menarik adalah perbedaan tingkat kecepatan bicara pengajar dengan tingkat kecepatan kemampuan peserta didik mendengarkan.
Melalui ketiga poin tersebut dapat diketahui bahwa belajar akan lebih berkesan dan bermanfaat apabila peserta didik dapat menggunakan semua alat indra yang dimiliki dengan maksimal. Dengan menggunakan alat indra, telinga, mata, sekaligus menggunakan otak untuk berfikir mengolah informasi yang didapat dan ditambah dengan mengerjakan tugas. Maka dalam proses belajar mengajar akan menyenangkan tanpa adanya beban bebab dalam benak peserta didik dan peserta didik akan lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran.ptk fisika sma metode terbaru doc
Jadi pembelajaran aktif (active learning) adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar peserta didik maupun peserta didik dengan guru dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran Active Learning tipe Modeling the Way MERUPAKAN model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktikan keterampilan spesifik yang dipelajari di kelas melalui demonstrasi. Peserta didik diberi waktu untuk menciptakan skenario sendiri dan menentukan bagaimana mereka mengilustrasikan keterampilan dan teknik yang baru saja dijelaskan. Ini akan sangat baik jika digunakan untuk mengajarkan pelajaran yang menuntut keterampilan tertentu.
Langkah-langkah model pembelajaran Active Learning tipe Modeling the Way adalah sebagai berikut:
a. Setelah pembelajaran satu topik tertentu, carilah topik-topik yang menuntut peserta didik untuk mencoba atau mempraktekkan keterampilan yang baru diterangkan.
b. Bagilah peserta didik ke dalam beberapa kelompok kecil sesuai dengan jumlah mereka. Kelompok-kelompok ini akan mendemonstrasikan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan skenario yang dibuat.
c. Berikan kepada peserta didik waktu 10-15 menit untuk menciptakan skenario kerja.
d. Berikan kepada peserta didik waktu 5-7 menit untuk berlatih.
e. Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerjamasing-masing. Setelah selesai, beri kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan masukan pada setiap demonstrasi yang dilakukan.
f. Guru memberi penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi.
Keberhasilan pembelajaran Active Learning tipe Modeling the Way juga merupakan keberhasilan bersama dalam sebuah kelompok. Setiap anggota kelompok tidak hanya melaksanakan tugas masing-masing tetapi perlu adanya kerjasama anggota kelompok.
Kelebihan model Active Learning tipe Modeling the Way adalah:
a. Melatih berpikir dan bertindak kreatif.
b. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir peserta didik untuk menghadap masalah yang dihadapi secara tepat.
c. Melatih kerjasama keterampilan peserta didik.
Kekurangan model Active Learning tipe Modeling the Way adalah:
a. Membutuhkan keaktifan dari masing-masing peserta didik dalam pembelajaran.
b. Peserta didik yang pasif, tentu seluruh anggotanya akan pasif, sehingga akan menyulitkan mereka dalam proses belajar.
3. Materi Pokok Pengukuran
Fisika seperti halnya Matematika merupakan disiplin ilmu yang banyak melibatkan angka dan perhitungan, perbedaanya adalah, di dalam Fisika angka dan perhitungan pada umumnya diperoleh dari hasil pengukuran dan percobaan (secara langsung ataupun tidak dan percobaan riil ataupun dalam fikiran), sedangkan dalam Matematika kita tidak harus melakukan pengukuran dan percobaan. Dapat kita katakan bahwa Matematika merupakan suatu “alat” yang digunakan Fisika.
Pengukuran merupakan kegiatan sederhana tetapi sangat penting dalam kehidupan kita. Pengukuran adalah membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran lain yang sejenis yang dipakai sebagai satuan standar. Misalnya, kita mengukur panjang meja dengan mistar, dip eroleh panjang meja 121,2 cm. Panjang meja merupakan besaran, angka 121,2 merupakan nilai dari pengukuran, dan cm adalah satuan pengukuran dengan menggunakan mistar.ptk fisika sma kurikulum 2013
To measure length of an object, we can use ruler, vernier caliper, or micrometer. The selection of instruments is based on the size and the property of the object that will be measured.
Untuk mendapatkan pengukuran yang akurat perlu diperhatikan beberapa aspek pengukuran, yaitu sebagai berikut:
a. ketepatan (akurasi),
b. kalibrasi (alat),
c. ketelitian (presisi),
d. kepekaan (sensitivitas).
Selain hal tersebut hal yang tidak kalah penting dalam pengukuran adalah memilih insrumen yang sesuai.
Bila mengukur sesuatu, fisikawan harus sangat berhati-hati agar hanya menghasilkan gangguan sekecil mungkin terhadap sistem yang sedang diamatinya. Sebagai contoh, bila kita mengukur suhu suatu benda, kita menempatkan benda sehingga terjadi kontak dengan termometer; tetapi ketika kita menempelkan keduanya terjadi pertukaran energi antara benda dan termometer; dan karenanya suhu benda yang justru merupakan besaran yang ingin kita ukur, sedikit berubah.
Selanjutnya semua pengukuran sedikit banyak dipengaruhi oleh kesalahan eksperimental karena ketidaksempurnaan yang tak terelakkan dalam alat ukur atau karena batasan yang ada pada indera kita (penglihatan dan pendengaran), yang harus merekam informasi tadi. Oleh karena itu seorang fisikawan merancang suatu teknik pengukuran sedemikian sehingga gangguan pada besaran yang diukur lebih kecil dari pada kesalahan eksperimental.
C.PTK FISIKA SMA KURIKULUM 2013 DENGAN METODE TERBARU
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimen, yaitu dengan sengaja mengusahakan timbulnya variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah desain control group pre test post test yaitu desain eksperimen dengan melihat perbedaan pre test maupun post test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Kelas Keadaan Awal Perlakuan Keadaan Akhir
Eksperimen Y1 X1 Y2
Kontrol Y1 X2 Y2
Keterangan:
X1 : Pembelajaran Fisika dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Modeling the Way
X2 : Pembelajaran Fisika dengan menggunakan metode konvensional
Y1 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pre test
Y2 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi post test
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 1 Agustus sampai 30 Agustus 2011 yang dilakukan mulai sejak awal penulisan skripsi. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA .............
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.36 Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X SMA ....................
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen (X B) dan kelas kontrol (X A).
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian adalah dengan teknik Sampel Total, yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel penelitian. Jumlah sempel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sempel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang.
D. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel penelitian adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah hasil belajar Fisika peserta didik kelas X SMA ................... sub pokok bahasan pengukuran. Ada dua macam variabel, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab atau mempengaruhi timbulnya atau berubah-ubahnya variabel dependen.
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran Active Learning tipe Modeling the Way, dengan indikator:
a. Keaktifan peserta didik dalam berdiskusi
b. Partisispasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah kelompok
c. Penguasaan meteri pengukuran
d. Pemilihan alat-alat yang digunakan dalam pengukuran
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel merupakan variabel yang dip engaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah hasil belajar peserta didik pada pokok bahasan pengukuran kelas X SMA .............., dengan indikator:
a. Nilai pre test
b. Nilai post test
E. Pengumpulan Data Penelitian
Pengumpulan data adalah proses diperolehnya data dari sumber data. Sumber data adalah subjek dari penelitian yang dimaksud untuk memperoleh data-data yang diinginkan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah:
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat data yang sudah ada. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data yang ada di SMA ..................mengenai nama-nama dan nilai awal peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang diperoleh dianalisis untuk menentukan normalitas, homogenitas, dan kesamaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
2. Metode Tes
Metode tes adalah merupakan alat atau pro sedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik di SMA ................ di kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pokok bahasan pengukuran. Tes yang diberikan pada peserta didik SMA ....................di kelas X dalam penelitian ini berbentuk pilihan ganda sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pokok pengukuran.
Tes ini merupakan tes akhir yang diadakan secara terpisah terhadap masing-masing kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) dalam bentuk tes yang sama. Akan tetapi sebelum tes diujikan, terlebih dahulu diujikan kepada kelas uji coba untuk mengetahui taraf kesukaran soal, daya beda soal, validitas butir soal dan reliabilitas soal. Setelah terpenuhi maka dapat diujikan ke kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data ini digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.
F. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil materi tentang pengukuran. Pro sedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menyusun kisi-kisi tes uji coba dan menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang ada.
2. Mengujicobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba, yang mana tes instrumen tersebut akan digunakan sebagai tes aawal dan akhir.
3. Menganalisis data hasil uji coba instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.
4. Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat.
5. Melaksanakan pretes kedua kelas untuk di uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata.
6. Menentukan sampel penelitian dengan menggunakan teknik sampel total. Sampel terdiri dari dua kelas yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen yang dikenai model pembelajaran Active Learning tipe Modeling the Way, satu kelas sebagai kelas kontrol yang dikenai model pembelajaran konvensional.
7. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran Active Learning tipe Modeling the Way.
8. Peneliti melaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen. Pada pelaksanaan ini diterapkan model pembelajaran Active Learnig tipe Modeling the Way.
9. Peneliti menganalisis data hasil tes akhir akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian, yaitu hipotesisis diterima atau ditolak.
10. Peneliti menyu sun dan melaporkan hasil-hasil penelitian.
G. Analisis Data Penelitian
1. Analisis Instrumen Penelitian
a. Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menghitung validitas item soal digunakan rumus korelasi product moment yaitu:
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y
N : Jumlah subyek
x : Skor tiap butir soal
y : Skor total yang benar dari tiap subyek
Kriteria rxy adalah sebagai berikut :
0,00 < rxy < 0,20 sangat rendah
0,20 < rxy < 0,40 rendah
0,40,< rxy < 0,60 cukup
0,60 < rxy < 0,80 tinggi
0,80 < rxy < 1,00 sangat tinggi
b. Reliabilitas
Reliabilitas dalam uji instrumen digunakan bertujuan agar instrumen yang digunakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Peneliti menggunakan rumus K–R 20, dengan rumus:
= Reliabilitas tes secara keseluruhan
= Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
= Proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1 –
= Jumlah hasil perkalian antara p dan q
= Banyaknya item = Varian total
= Jumlah peserta
Rumus varian:
2
Setelah dihitung, kemudian hasil r11 yang didapat dibandingkan dengan harga r product moment. Harga rtabel dihitung dengan taraf signifikansi 5% dan k sesuai dengan jumlah butir soal. Jika r11 ~ rtabel, maka dapat dinyatakan butir soal tersebut reliabel.
c. Tingkat Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan:
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyak peserta didik yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Kriteria penghitungan indeks kesukaran soal
P = 0,00-0,30 adalah soal sukar
P = 0,30-0,70 adalah soal sedang P = 0,70-1,00 adalah soal mudah
d. Daya Pembeda Soal
Dalam penelitian ini untuk mencari daya pembeda digunakan metode split half yaitu membagi kelompok yang dites menjadi dua bagian, kelompok pandai atau kelompok atas dan kelompok kurang pandai atau kelompok bawah. Angka yang menunjukkan daya pembeda disebut indeks diskriminasi, menggunakan rumus:
Keterangan:
D = Daya beda soal
BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JA = Jumlah kelompok atas
JB = Jumlah kelompok bawah
Klasifikasi indeks daya beda soal adalah sebagai berikut:
D = 0.00 - 0,20 : Daya beda jelek
D = 0,02 - 0,40 : Daya beda cukup
D = 0,40 - 0,70 : Daya beda baik
D = 0,70 - 1,00 : Daya beda baik sekali
D = Negatif, semuanya tidak baik.
2. Analisis Data Awal
Analisis data awal digunakan untuk mengetahui kondisi populasi sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel sehingga diketahui kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berasal dari titik tolak yang sama. Analisis yang digunakan yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang akan digunakan dalam mengolah data, yang paling penting adalah untuk menentukan apakah kelas tersebut berdistribusi normal atau tidak.
Rumus yang digunakan adalah uji Chi-Kuadrat. Analisis Chi-Kuadrat merupakan analisis statistik nonparametric, dengan menggunakan skala nominal dan ordinal dalam bentuk angka dan frekuensi yang berupa data skor.
Pro sedur penggunaan rumus Chi-Kuadrat sebagai berikut:
1) Menentukan rentang (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
2) Menentukan banyak kelas interval (k) dengan rumus:
k = 1 + (3,3) log n
3) Menentukan panjang interval (P), dengan rumus:
4) Membuat tabel distribusi frekuensi.
5) Menentukan batas kelas (Bk) dari masing-masing kelas interval.
6) Menghitung rata-rata Xi (X), dengan rumus:
fi = Frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi
xi = Tanda kelas interval
7) Menghitung variansi, dengan rumus:
8) Menghitung nilai Z, dengan rumus :
9) Menentukan luas daerah tiap kelas interval (Ld).
Z1 – Z2
10) Menghitung frekuensi ekspositori (Ei), dengan rumus: Ei = n x Ld dengan n jumlah sampel.
11) Membuat daftar frekuensi observasi (Oi), dengan frekuensi ekspositori sebagai berikut:
Kelas
Bk Z Ld Ei Oi
O E
i i
Ei
12) Menghitung nilai Chi-Kuadrat (χ2), dengan rumus:
13) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini, data disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas k buah kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria pengujian digunakan rumus: dk = k – 3 adalah banyaknya kelas interval, dan taraf nyata D = 0,05.
14) Menentukan harga χ2tabel.
15) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian:
Tolak Ho jika χ2hitung t χ2 tabel Terima Ho jika χ2 hitung < χ2 tabel.52
b. Uji Kesamaan Dua Varians (Homogenitas)
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan uji Bartllet yang langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Data dikelompokkan untuk menentukan frekuensi varians dan
jumlah kelas
2) Membuat tabel uji Bartlett seperti di bawah ini:
Harga-harga yang perlu untuk uji Bartlett
3) Menguji varians gabungan dari semua sampel
4) Menghitung satuan B dengan rumus:
5) Menghitung X2 dengan rumus:
Membandingkan χ2hitung dengan χ2tabel dengan peluang (1–D )
dan dk = (k –1). Apabila χ2 hitung < χ2 tabel maka data berdistribusi homogen.
c. Uji Kesamaan Rata-Rata
Analisis data dengan uji t digunakan untuk menguji hipotesis: H0: μ1 = μ2, rata-rata skor pretes dari kedua kelompok sama. Ha: μ1 ~ μ2, rata-rata skor pretes dari kedua kelompok berbeda.
µ1: rata-rata skor pretes dalam kelompok eksperimen.
µ2: rata-rata skor pretes dalam kelompok kontrol.
Maka untuk menguji hipotesis digunakan rumus.
dengan
Keterangan:
X1 : skor rata-rata dari kelompok eksperimen
X2: skor rata-rata dari kelompok kontrol
n1 : banyaknya subjek dari kelompok eksperimen n 2 : banyaknya subjek dari kelompok kontrol
s1 : varians kelompok eksperimen
s2 : varians kelompok kontrol
s : varians gabungan
Dengan kriteria pengujian terima H0 apabila – ttabel < thitung <
ttabel, ttabel t dengan derajat kebebasan (dk) n1+n2-2, taraf signifikansi 5% dan tolak H0 untuk harga t lainnya.
3. Analisis Tahap Akhir
a. Uji Normalitas
Langkah-langkah pengujian normalitas sama dengan langkah¬langkah uji normalitas pada analisis tahap awal.
b. Uji Homogenitas
Langkah-langkah pengujian kesamaan dua varians (homogenitas) sama dengan langkah-langkah uji kesamaan dua varians (homogenitas) pada analisis tahap awal.
c. Uji Perbedaan Rata-rata
Teknik statistik yang digunakan adalah teknik t-test dua pihak untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal dari dua buah distribusi. Hipotesis yang diajukan dalam uji perbedaan rata-rata adalah sebagai berikut.
H0 : μ1 = μ2 H1 : μ1 z μ2 Keterangan:
μ1 = rata-rata postes kelas eksperimen
μ2 = rata-rata postes kelas kontrol
Uji perbedaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
t = statistik t
X1 = rata-rata hasil tes peserta didik pada kelas eksperimen
X2
2
S1
2
S2 = rata-rata hasil tes peserta didik pada kelas kontrol = varians kelas eksperimen
= varians kelas kontrol
n1 = banyaknya peserta didik pada kelas eksperimen
n2 = banyaknya peserta didik pada kelas kontrol Kriteria Pengujian :
Ho diterima, jika- t tabe1 < t hitung < t table
D.CONTOH LENGKAP KUMPULAN PTK KURLITAS TERBARU
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi dan analisis data penelitian tentang efektivitas model pembelajaran Active Learning tipe Modeling The Way dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X semester gasal pada materi pokok pengukuran di SMA ................ tahun ajaran 2011/2012, maka dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen adalah 75,68 sedangkan rata-rata hasil belajar kelompok kontrol adalah 71,47. Berdasarkan uji perbedaan rata-rata satu pihak
yaitu uji pihak kanan diperoleh thitung = 2,491 dan ttabel = 1,99. Karena thitung > ttabel berarti Ho ditolak dan Ha diterima atau signifikan, artinya bahwa hasil belajar kedua kelompok tersebut berbeda secara nyata atau signifikan. Maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Modeling The Way lebih efektif daripada pembelajaran Fisika dengan metode konvensional.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian penulis mengenai efektivitas model pembelajaran Active Learning tipe Modeling The Way dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X semester gasal pada materi pokok pengukuran di SMA ............ tahun pelajaran 2011/2012, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada guru mata pelajaran Fisika bahwa tidak semua materi cocok diajarkan dengan model pembelajaran yang sama. Untuk itu guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi agar dapat tercapai tujuan pembelajaran yang maksimal.
2. Proses pembelajaran materi pengukuran hendaknya dapat disampaikan secara menyenangkan dengan berbagai metode dan media yang sesuai. Hal ini untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumber pemikiran sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran Fisika di SMA ..................
4. Bagi peserta didik hendaknya selalu memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan seksama dan meningkatkan motivasi belajarnya, agar hasil belajar yang dicapai menjadi lebih baik.
C. Penutup
Demikianlah skripsi ini saya buat, kiranya dalam penulisan dan pembahasan skripsi ini masih memiliki kekurangan maupun kesalahan baik kata, kalimat, kutipan, dan lain sebagainya, maka saran dan kritik serta masukan yang konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis berdo’a, semoga skripsi ini bermanfaat dan apa yang telah penulis kerjakan mendapat ridho-nya, amin yarobbal ‘alamin.
Berdasarkan deskripsi dan analisis data penelitian tentang efektivitas model pembelajaran Active Learning tipe Modeling The Way dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X semester gasal pada materi pokok pengukuran di SMA ................ tahun ajaran 2011/2012, maka dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen adalah 75,68 sedangkan rata-rata hasil belajar kelompok kontrol adalah 71,47. Berdasarkan uji perbedaan rata-rata satu pihak
yaitu uji pihak kanan diperoleh thitung = 2,491 dan ttabel = 1,99. Karena thitung > ttabel berarti Ho ditolak dan Ha diterima atau signifikan, artinya bahwa hasil belajar kedua kelompok tersebut berbeda secara nyata atau signifikan. Maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Modeling The Way lebih efektif daripada pembelajaran Fisika dengan metode konvensional.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian penulis mengenai efektivitas model pembelajaran Active Learning tipe Modeling The Way dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X semester gasal pada materi pokok pengukuran di SMA ............ tahun pelajaran 2011/2012, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada guru mata pelajaran Fisika bahwa tidak semua materi cocok diajarkan dengan model pembelajaran yang sama. Untuk itu guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi agar dapat tercapai tujuan pembelajaran yang maksimal.
2. Proses pembelajaran materi pengukuran hendaknya dapat disampaikan secara menyenangkan dengan berbagai metode dan media yang sesuai. Hal ini untuk menumbuhkan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumber pemikiran sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran Fisika di SMA ..................
4. Bagi peserta didik hendaknya selalu memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan seksama dan meningkatkan motivasi belajarnya, agar hasil belajar yang dicapai menjadi lebih baik.
C. Penutup
Demikianlah skripsi ini saya buat, kiranya dalam penulisan dan pembahasan skripsi ini masih memiliki kekurangan maupun kesalahan baik kata, kalimat, kutipan, dan lain sebagainya, maka saran dan kritik serta masukan yang konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis berdo’a, semoga skripsi ini bermanfaat dan apa yang telah penulis kerjakan mendapat ridho-nya, amin yarobbal ‘alamin.
Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto
Blog yang membahas CONTOH FISIKA SMA TERBARU- ini dapat membantu Anda
dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi
vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk
halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda
sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas
bantuannya.