Rabu, 08 Agustus 2018

CONTOH PTK BAHASA INDONESIA SMA KELAS XI DOC

CONTOH PTK BAHASA INDONESIA SMA KELAS XI DOC-Pelajaran Bahasa Indonesia mulai dikenalkan di tingkat sekolah sejak kelas 1 SD. Mereka memulai dari tidak mampu menjadi mampu untuk mengembangkan kemampuannya dalam hal apapun. Pada masa tersebut materi pelajaran Bahasa Indonesia hanya mencakup membaca, menulis sambung serta membuat karangan singkat, baik berupa karangan bebas hingga mengarang dengan ilustrasi gambar. Sampai ke tingkat-tingkat selanjutnya pola yang digunakan juga praktis tidak mengalami perubahan yang signifikan. Pengajaran Bahasa Indonesia yang monoton telah membuat para siswa mulai merasakan gej ala kejenuhan akan belajar Bahasa Indonesia. Hal tersebut diperparah dengan adanya buku paket yang menjadi buku wajib. Sementara isi dari materinya terlalu luas dan juga cenderung bersifat hafalan yang membosankan. Inilah yang kemudian akan memupuk sifat menganggap mudah pelajaran Bahasa Indonesia karena materi yang diajarkan hanya itu-itu saja.PTK bahasa indonesia doc

Sejalan dengan hal tersebut, dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas XI-MIPA3 SMAN.........., didapat informasi bahwa sebagian besar siswa mengalami banyak kesulitan dalam mengembangkan ide atau gagasan dan kebingungan dalam pemilihan kata (diksi). Kesulitan yang dialami siswa juga pada umumnya berkaitan dengan tema, cara penulisan, menentukan kata (diksi), menentukan amanat, rima yang terkandung dalam puisi, penentuan imaji, majas dan kata konkret.

Sejalan dengan perkembangan zaman, saat ini banyak bermunculan model pembelajaran yang efektif dengan strategi dan media pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan variatif, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi belajar. Salah satu diantaranya adalah pendekatan respons pembaca yang menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk merespons sebuah karya sastra. Setelah itu, mereka berlatih membuat karya yang serupa.
Ide untuk menggunakan Pendekatan Respons Pembaca ini muncul setelah peneliti melakukan penelitian terhadap siswa SMAN......., siswa kelas XI-MIPA3 mengalami kesulitan dalam menulis puisi. Salah satu faktor kesulitan tersebut adalah siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran menulis. Tidak adanya antusiasme yang tinggi, telah membuat pelajaran ini menjadi pelajaran yang kalah penting dibanding dengan pelajaran lain. Minat siswa menyangkut menulis puisi menurun. Padahal, bila kebiasan menulis sukses diterapkan sejak kelas satu SMP seharusnya saat kelas dua SMP siswa telah mampu mengungkapkan gagasan dan perasaan mereka secara kreatif baik dalam bentuk puisi terikat, atau puisi bebas yang diperlihatkan melalui pemuatan tulisan mereka di surat kabar. Hasil tersebut sebagai motivasi untuk menulis puisi lebih baik.PTK bahasa indonesia doc

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel BAHASA INDONESIA SMA yang diberi judul “Penerapan Pendekatan Respons Pembaca Untuk Meningkatkan Kecakapan Siswa Kelas Xi-Mipa3 Dalam Menulis Puisi”  . Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK BAHASA INDONESIA KELAS XI lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 059 SMA).

A.DOWNLOAD PTK BAHASA INDONESIA SMA TERBARU

BAB 1
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam penelitian ini, Pendekatan Respons Pembaca diterapkan dalam menulis puisi. Siswa diminta untuk membaca puisi dari buku kumpulan puisi, setelah membaca, siswa diminta untuk bereaksi, menyatakan apa saja yang ada dalam pikirannya selanjutnya siswa menyusun puisi yang sesuai tema. Puisi sebagai salah satu bentuk karya sastra tidak pernah lepas dari pengajaran di sekolah. Tujuan pengajaran sastra adalah untuk mengapresiasi nilai-nilai yang terkandung dalam sastra, yaitu pengenalan dan pemahaman yang tepat terhadap nilai sastra, kegairahan pada puisi, serta kenikmatan yang timbul akibat dari semua itu. Sudjiman (1991: 4) mengungkapkan bahwa siswa hendaknya diajak mengapresiasi, memberikan tanggapan terhadap karya sastra. Mengapresiasi dan menanggapi karya sastra itu tidak datang dengan sendirinya dan dengan serta merta berkembang. Untuk itu, diperlukan bimbingan untuk menemukan kesan utama atau kekhususan sebuah karya sastra.
Target yang akan di capai dalam penelitian ini, siswa yang dinyatakan lulus atau mampu adalah siswa yang memperoleh nilai minimal 4 dengan tingkat keberhasilan 80%. Artinya 80% siswa dari jumlah siswa di kelas XI-MIPA3 SMAN ............. itu memperoleh nilai 4 ke atas, siswa kelas XI-MIPA3 SMAN ........... sudah mampu menyusun puisi dengan baik sesuai kaidah. Target tersebut akan dicapai dengan menggunakan pendekatan respons pembaca pada siswa kelas XI-MIPA3 SMAN .......
Berdasarkan dengan permasalahan di atas, pemilihan pendekatan yang tepat dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan khususnya puisi. Oleh karena itu, penulis mengajukan penulisan karya ilmiah yang berjudul “Penerapan Pendekatan Respons Pembaca untuk Meningkatkan Kecakapan Siswa Kelas XI-MIPA3 dalam Menulis Puisi” (Penelitian Tindakan Kelas di SMAN............. Tahun Ajaran 2014/2015) PTK bahasa indonesia doc
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut:
a) Pengajaran sastra di sekolah kurang maksimal, sehingga menyebabkan kesulitan bagi siswa dalam menghasilkan karya sastra;
b) Metode pengajaran yang kurang bervariasi atau masih menggunakan metode klasik
c) Siswa kurang semangat belajar karena berbagai faktor
d) Keterampilan menulis adalah kegiatan yang kompleks dan rumit, bahkan ada yang menganggap bahwa menulis merupakan keterampilan yang paling sulit dibandingkan keterampilan yang lain.
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah hanya pada kesulitan siswa dalam menulis puisi dan pendekatan yang diterapkan oleh peneliti. Pendekatan yang akan penelti terapkan untuk mengatasi masalah kesulitan menulis puisi yaitu pendekatan respons pembaca.
1.3 Batasan Masalah PTK bahasa indonesia doc
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada deskripsi perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan respons pembaca. Batasan tersebut akan dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan.

1.4 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan respons pembaca?
b) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan respons pembaca?
c) Bagaimankah hasil pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan respons pembaca?
1.5 Cara Pemecahan Masalah
Cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Pendekatan Respons Membaca. Dengan menggunakan pendekatan ini diharapkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis puisi akan meningkat.
1.6 Tujuan Penelitian
a) Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan Pendekatan Respons Pembaca;
b) Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan Pendekatan Respons Pembaca;
c) Untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan Pendekatan Respons Pembaca.
1.7 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh manfaat sebagai berikut:PTK bahasa indonesia doc
a) Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran, wawasan, dan pengalaman mengenai penerapan Pendekatan Respons Pembaca dalam pembelajaran menulis puisi.
b) Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran puisi, serta dapat memberikan pengalaman baru bagi siswa ketika mencari tema untuk puisi.
1.8 Definisi Operasional
a) menulis puisi adalah suatu penuangan ide atau gagasan yang dituangkan dengan kata-kata indah dalam sebuah tulisan, sebagai kreasi manusia, puisi mampu memaparkan realitas di luar diri manusia seperti apa adanya. Pada dasarnya puisi mengandung isi yang besifat faktual serta sesuatu yang bersifat abstrak. Isi tersebut mungkin berupa gagasan atau suasana batin tertentu, dipaparkan secara langsung, secara tidak langsung atau dipaparkan semata-mata lewat kesadaran subjektif pengarang. Seseorang dapat mengapresiasikan gagasan dan imajinasi ke dalam bentuk tulisan berpa puisi.
b) Pendekatan respons pembaca adalah sebuah pendekatkan yang bertumpu pada respons pembaca (reaksi pembaca) pada karya sastra. Dalam pendekatan ini, siswa diminta untuk merespons sebuah karya sastra khususnya menulis puisi. Setelah itu, siswa di latih membuat karya yang serupa.
c) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis terhadap berbagai aksi atau tindakan yang dilakukan peneliti. Penelitian dilakukan sistematis mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan penilaian yang kesemuanya itu bertujuan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran dan meningkatkan kualitas hasil pembelajaran.
1.9 Hipotesis Tindakan PTK bahasa indonesia doc
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah perbedaan nilai pencapaian hasil belajar menulis puisi siswa dari siklus ke siklus. Hipotesis awal yang dapat peneliti ajukan dalam penelitian ini jika diberi tindakan dengan Pendekatan Respons Pembaca maka hasil belajar menulis puisi yang diperoleh siswa akan meningkat.

B.DOWNLOAD LENGKAP PTK BAHASA INDONESIA DOC

BAB 2
PENDEKATAN RESPONS PEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN SISWA DALAM MENULIS PUISI


2.1 Menulis
2.1.1 Pengertian Menulis
Tarigan (1994:3) mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif yang bermanfaat grafologi, struktur bahasa dan kosa kata. Dikatan aktif produktif karena kegiatan menulis merupakan kegiatan yang bersifat menghasilkan suatu karya tulis berupa ungkapan-ungkapan ide seseorang, sedangkan ekspresif adalah tepat (mampu) memberikan (mengungkapkan) gambaran, maksud, gagasan dan perasaan.
Nurgiyantoro (1997:27) mengemukakan bahwa “dibandingkan dengan ketiga keterampilan berbahasa yang lainnya, kegiatan menulis lebih sulit dikuasai oleh penutur bahasa asli yang bersangkutan sekalipun”. Nyatanya memang benar bahwa menulis merupakan keterampilan yang paling sedikit digunakan di antara empat keterampilan yang dimiliki. Menulis merupakan keterampilan tersulit untuk diadaptasikan diantara empat keterampilan. Meskipun demikian, dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan.ptk bahasa indonesia sma
Tarigan (1994:2 1) mengemukakan bahwa menulis adalah melukiskan lambang  sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafik itu.
Ismail (1988: 56) mengemukakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang menjadi tujuan setiap pengajaran bahasa di sekolah. Kegiatan menulis makin mempertajam kepekaan terhadap kesalahan-kesalahan baik ejaan, struktur maupun tentang pemilihan kosakata. Keterampilan menulis siswa perlu ditingkatkan dan memerlukan dukungan dari semua pihak baik dari guru maupun dari unsur-unsur lainnya, seperti lingkungan, orang tua serta metode pembelajaran yang dirancang guru sessuai dengan kebutuhan siswa. Unsur yang terpenting dalam diri siswa dalam memulai menulis adalah motivasi.ptk bahasa indonesia sma
Berdasarkan para ahli, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Menulis juga pada hakikatnya adalah mengarang yakni memberikan suatu bentuk terhadap segala sesuatu yang dipikirkan, dan melalui pikiran, terhadap segala sesuatu yang dirasakan, berupa rangakaian kata tertulis yang disusun sebaik-baiknya sehingga dapat dipahami dan dipetik manfaatnya sehingga orang yang membacanya mudah untuk memahami.
2.1.2 Langkah-langkah Menulis (Alwasilah, 2005: 96)
a) Sebelum menulis siapkanlah kertas dan alat tulis
b) Pikirkan ide-ide pokok yang paling penting untuk ditulis
c) Batasi maksimal lima ide pokok saja
d) Tulis ide pokok itu sesingkat mungkin dalam lingkaran-lingkaranHubungkan lingkaran-lingkaran itu dengan garis searah atau dua arah sesuai dengan pemikiran.
e) Gunakan dua garis patah-patah untuk menunjukan hubungan tidak langsung. Visualisasi ide-ide ini sesungguhnya subjektif, terserah pada diri sendiri
f) Narasikan hubungan berbagai lingkaran
2.2.3 Landasan Pengajaran Menulis
Untuk dapat melaksanakan pengajaran menulis seperti yang dimaksudkan didalam kurikulum diperlukan landasan-landasan, misalnya sebagai berikut (Rusyana, 1988:1)
a) Pengalaman Menulis
Siswa harus mengalami kegiatan menulis, yaitu melakukan penyampaian atau pencurahan pikiran dan perasaan ke dalam wujud bahasa tertulis. Dalam pembelajaran siswa didorong, diberi petunjuk, dibimbing, dan diberi kesempatan untuk menulis dan tulisannya disajikan pada orang lain sehingga terjadi komunikasi pikiran dan perasaan. Selanjutnya, Suryana (1988:2) mengemukakan pendapatnya bahwa agar guru dapat melaksnakan dorongan, petunjuk, serta bimbingan, dan penyediaan kesempatan hendaknya dilakukan persiapan, yaitu:
1) Apakah yang harus dilakukan agar siswa terdorong untuk menulis?
2) Petunjuk-petunjuk apakah yang harus diberikan pada siswa?
3) Bagaimana menciptakan kesempatan menulis dan mengomunikasikan
tulisan bagi semua siswa?
b) Pengetahuan Menulis
Mengingat jam pelajaran terbatas, tidaklah segala dapat langsung dialami dalam jam pelajaran. Pengalaman menulis yang dapat diperoleh siswapun terbatas. Oleh karena itu, pengalaman hendaknya dipahami dan diperluas dengan jalan memberikan pengetahuan tentang menulis. Jadi, perlu diberikan teori menulis, tetapi tidak secara teoritis, melainkan bertolak dari pengalaman menulis ptk bahasa indonesia sma
c) Ekspresi dan Kreatifitas
Mengarang menurut Rusyana (1988: 3).merupakan kegiatan mengutarakan sesuatu atau kegiatan berekspresi. Oleh karena itu, hendaknya diciptakan suasana agar siswa terdorong untuk mengutarakan pikiran, isi hati, gagasan, khayal dan sebagainya. Begitu pula, kegiatan mengarang adalah kegiatan kreatif, kegiatan mewujudkan sesuatu yang baru. Karena itu, pengajaran mengarang, kita harus pula bersuasana kreatif. Dalam pengajaran mengarang, kita harus mengemukakan terjadinya rangsangan dan proses yang kreatif dan menghindarkan kerutinan yang membosankan siswa.
2.1.4 Manfaat Menulis
Manfaat menulis menurut Herwono (2004:52) sebagai berikut:
a) Menjernihkan pikiran,
b) Mengatasi trauma,
c) Membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru,
d) Membantu memecahkan masalah,
e) Membantu ketika terpaksa harus menulis,
f) Merangsang imajinasi dan daya piker siswa,
g) Siswa mampu menerapkan kaidah menulis dan menggunakan kaidah kebahasaan sewaktu menulis,
h) Melatih siswa dalam mengomunikasikan gagasanya,
i) Mengembangkan kebiasan menulis akurat, singkat, dan jelas, Siswa mampu menyusun berbagai bentuk karangan
2.1.5 Tujuan menulis
Mengenal tujuan merupakan langkah awal yang penting dalam menulis. Tujuan umum, orang menulis menurut Tarigan, (1984:24) sebagai berikut:
a) Tujuan penugasan
Penulis menulis karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.
b) Tujuan Altruistik
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, penulis ingin menolong para pembaca memahami, menghargai, perasaan dan penalarannya.
c) Tujuan Persuasif
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
d) Tujuan Pernyataan Diri
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri pengarang kepada pembaca.
e) Tujuan Kreatif
Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistiK dan nilai-nilai seni
f) Tujuan penerangan
Tulisan yang bertujuan memberikan informasi atau keterangan pada pembaca.
g) Tujuan pemecahan masalah
Tujuan menulis adalah menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, meneliti secara cermat pikiran dan gagasan sehingga dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca.
2.2 Puisi
2.2.1 Pengertian Puisi
Luxemburg (1989:175) puisi adalah teks-teks monolog yang isinya tidak pertama-tama merupakan sebuah alur.
Edgar Allan Poe (Tarigan, 1993: 4-5) menyatakan puisi sebagai kreasi keindahan yang berirama, ukuran satu-satunya adalah makna. Sedangkan Ralph Waldo Emerson (Tarigan, 1993: 4-5) lebih menekankan pada ide atau gagasan yang merupakan bagian vital dari puisi; puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.
Clove Sansom (Waluyo, 1995: 23). menyebutkan puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan
Kosasih (2006:235), mengungkapkan puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.contoh proposal ptk bahasa indonesia sma pdf
2.2.2 Hakikat Puisi
Hakikat puisi terdiri atas empat unsur, yaitu tema, perasaan penyair, nada, dan amanat. Untuk memperjelas pengertiannya berikut ini akan diuraikan secara singkat
a) Tema
Suhendar (1993:50) ide dari sebuah cerita, ide itu bergantung pada pengaranya sendiri. Pokok persoalan yang hendak dikemukakan oleh penyair.
Kosasih (2006:251) tema merupakan inti atau ide dasar sebuah cerita. Menurut Stanton (Nurgiyantoro, 2000:70), tema adalah makna sebuah cerita yang secara khusus menerangkan sebagian unsurnya dengan cara yang sederhana. Tema menurutnya dapat bersinonim dengan ide utama (central idea) dan tujuan utama (central purpose). Tema dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu tema radisional dan nontradisional serta tema utama dan tema tambahan
b) Perasaan penyair
Perasaan yang dimaksud dalam puisi adalah sikap atau pandangan penyair terhadap pokok persoalan yang ada didalam puisi. Setiap manusia memiliki perbedaan sikap dan pandangan dalam menghadapi sesuatu. Dengan demikian penyair pun memiliki perbedaan sikap terhadap objek yang diungkapkan dalam puisi. Terhadap suatu objek, akan muncul berbagai perasaan penyair. Ada penyair yang menyatakan sikap simpati, antipati, rasa senang, rasa tidak senang, rasa benci, rindu dan sebagainya.
c) Nada
Melalui puisi penyair berusaha menyampaikan sesuatu kepada pembaca. Hal itu disampaikan berupa sikap menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, mengajak, merendahkan, angkuh, atau sekedar pengaduan perasaan. Semua ini sangat bergantung kepada kondisi ketika puisi itu dibuat. Sikap penyair demikian terhadap pembacanya dinamakan nada. Nada dalam puisi menurut Situmorang (1983:14) sikap penyair kepada pembaca atau penikmat karya.
d) Amanat
Waluyo (1995: 131) mengungkapkan bahwa tema berhubungan dengan arti karya sastra, sedangkan amanat berhubungan dengan makna karya sastra. Arti karya sastra bersifat lugas, objektif, dan khusus, sedangkan makna karya sastra bersifat kias, subjektif dan umum.
2.2.3 Metode Puisi
a) Diksi
Tjahyono (Wiati, 1997: 12) menyebutkan diksi berarti pemilihan kata yang tepat, padat dan kaya akan nuansa makna dan suasana sehingga mampu mengembangkan dan mempengaruhi daya imajinasi.contoh proposal ptk bahasa indonesia sma pdf
Ukhsin Akhmadi (Wiati, 1997: 13) mengatakan kata-kata bagi penyair ibarat batu bata yang digunakan untuk membangun rumah. Batu bata merupakan sebuah analogi yang mengungkapkan bahwa penggunaan kata-kata dalam membangun puisi harus tersusun rapi, mempunyai kekuatan imajinasi dan ide, sehingga menjadi satu kesatuan yang kokoh.
Tarigan (1993: 29) mengatakan setiap kata yang dipilih serta digunakan oleh penyair mempunyai makna dan misi tertentu. Dengan demikian harus ada keahlian dari seorang penyair untuk membuat komposisi kata sedemikian rupa, sehingga kata-kata yang maknanya dirasakan biasa dalam kehidupan sehari-hari menjadi betul-betul bermakna dan memiliki warna lain.
b) Imaji
Waluyo (Wiati: 1997: 14 )mengungkapkan pengimajian ialah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensori seperti penglihatan (imaji visual), pendengaran (imaji auditif), dan perasaan (imaji taktil).
Combers (Pradopo, 1990:80) mengemukakan bahwa dalam tangan seorang penyair yang bagus, imaji itu segar dan hidup, berada dalam puncak keindahan untuk mengintesifkan, menjernihkan, dan memperkaya pengalaman pembaca.
c) Majas
Situmorang (1983: 22) majas merupakan cara yang dipergunakan oleh penyair untuk membangkitkan dan menciptakan imajnasi dengan menggunakan gaya perbandingan, kiasan, pelambang, sehingga makin jelas makna atau lukisan yang hendak dikemukakannya.
Perrine (Waluyo, 1995:83) menyatakan bahwa gaya bahasa atau bahasa figuratif dipandanga lebih efektif untuk menyatakan apa yang dimaksudkan oleh penyair.
Jakob Sumardjo dan Saini KM (1991: 80) mengungkapkan bahwa gaya bahasa adalah cara khas pengungkapan seseorang. Majas atau pigura adalah bahasa yang
digunakan untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna.
d) Kata Konkret
Kata nyata adalah kata yang konkret dan khusus, bukan kata yang abstrak dan bersifat umum (Tarigan, 1993:32).
Kata-kata konkret dipakai untuk mengkonkretkan imaji pembaca, dengan kata-kata itu dapat menyarankan kepada arti yang menyeluruh. Jika penyair mengkonkretkan kata-kata, maka pembaca seolah-olah melihat, mendengarkan dan merasakan apa yang dilukiskan penyair, sehingga pembaca terlibat secara batin ke dalam puisi tersebut.
Situmorang (1983: 21) menjelaskan bahwa kata-kata konkret ialah kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama tetapi jika dilihat secara konotatif tidak sama menurut situasi pemakaiannya. Maksudnya, kata-kata itu dapat mengarah kepada arti yang menyeluruh.
e) Ritme atau rima
Atmazaki (1993:80) mengatakan rima adalah persamaan bunyi akhir kata. Bunyi itu berulang-ulang secara terpola dan biasanya terdapat di akhir baris saja, tetapi kadang-kadang juga terdapat di awal atau ditengah baris. Oleh karena itu, rima berkaitan dengan baris, maka sebuah sajak atau puisi dilihat dari persamaan bunyi antara baris yang satu dengan baris yang lain. Pradopo (2005: 5), mengungkapkan rima adalah persamaan atau pengulangan bunyi baik diawal larik atau diakhir larik. Didalamnya masih mengandung berbagai aspek yang meliputi, rima akhir, rima dalam, rima rupa, rima identik, rima sempurna, asonansi, dan aliterasi.
2.2.4 Ciri-Ciri Puisi
Menurut Kosasih (2006: 235) Ciri-ciri puisi sebagai berikut.
a) dalam puisi terdapat pemadatan segala unsur kekuatan bahasa
b) dalam penyusunnya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus, dan diatur sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi
c) puisi berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang berdasarkan pengalaman dan bersifat imajinatif
d) bahasa yang digunakan bahasa kognitif
e) puisi dibentuk oleh struktur fisik serta struktur batin.
2.2.5 Langkah Menulis Puisi
Alwasilah (2005:3 1) mengungkapkan bahwa dalam mengajarkan menulis jenis teks apa saja termasuk puisi. Selama ini ada kesan bahwa menulis puisi itu sulit, sehingga banyak guru yang mengajarkan apresiasi, tapi tidak menulis puisi. Semua orang mempunyai potensi, hanya saja perlu diberi arahan:contoh proposal ptk bahasa indonesia sma pdf
a) dalam lima menit berkonsentrasilah, lihatlah kiri-kanan. Mungkin ada Koran, buku, jurnal, puisi orang lain, atau fiksi teman terdekat. Pekalah terhadap suara atau pandangan yang mengganggu atau menggoda. Yang akan ditemukan adalah ide awal yang timbul dari perasaan atau memori;
b) tulislah lima puluh kata atau frase yang muncul dalam pikiran ketika mengingat objek yang menjadi fokus puisi, paksalah diri untuk menemukan kata-kata yang paling pas, kena, atau tepat, menjelaskan, dan luar biasa;
c) tuliskan gagasan secara singkat dalam bentuk puisi sesuka hati. Ungkapkanlah
melalui deskripsi, komparasi, atau klarifikasi sehingga membuat pembaca
kaget, terpesona, atau tersedu (seperti halnya klimaks dalam novel);
d) baca puisi tersebut, yakinkan bahwa setiap kata, frase, dan kalimat memang
sesuai dengan maksud;contoh proposal ptk bahasa indonesia sma pdf
e) setelah puisi jadi, coba kolaborasikan dengan teman untuk mendapat komentar;
f) bacalah komentar dan saran orang lain. Tulis dan baca ulang puisi yang sudah dibuat orang lain yang sudah dipublikasikan.
2.2.6 Bahasa Puisi
Bahasa merupakan sarana ekspresi dalam penulisan puisi (Pratiwi, 2005:78). Bahasa kias menyebabkan puisi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran hidup, dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan (Pradopo, 2005: 54). Bahasa yang digunakan harus memiliki nilai artistik yang kuat sehingga pembaca akan ikut merasakan suasana puisi tersebut.
2.2.7 Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang paling awal dapat dilihat dalam membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama (Jabrohim, 2004: 54). Penulis puisi membuat puisi dengan cara menampilkan bentuk-bentuk tertentu yang dapat diamati secara visual (Aminudin, 2002: 146).
2.2.8 Isi Puisi
Menurut Waluyo (2001: 65) isi puisi mencakup tema, perasaan penyair, nada, dan amanat.
Tema adalah sesuatu yang menjadi pemikiran penulis puisi. Tema juga dapat dikatakan sebagai ide dasar suatu puisi yang menjadi inti dari keseluruhan makna puisi. Nada adalah sikap penyair kepada pembaca. Penulis puisi bisa bersikap menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atau bisa jadi penulis puisi bersikap lugas, hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca.
2.3 Pendekatan Respons Pembaca
2. 3.1 Pengertian Pendekatan Respons Pembaca
Istilah respons berasal dari bahasa Inggris response yang berarti tanggapan, reaksi, dan jawaban (Depdikbud, 1988:746). Istilah respons ini dikaitkan dengan pembaca dan disebut dengan respons pembaca atau reader respons. Dari istilah ini lahirlah reader – oriented criticism atau respons yaitu tanggapan yang berorientasi pada segi pembaca. Pembahasan dan pemaknaan karya sastra dari segi pembaca ini kemudian dilihat dari respons pembaca, yaitu hubungan interaksi antara pembaca dan karya sastra.
Teori respons pembaca berkembang dalam dunia pendidikan dan pengajaran serta melahirkan pengajaran sastra dengan pendekatan respons pembaca atau model respons. Pengajaran sastra dalam bentuk puisi dalam kegiatan Proses
Belajar Mengajar dengan pendekatan respons ini bertumpu pada buku kumpulan puisi sebagai bacaannya.
Probst (Respons and Analysis, 1988: vii) mengulang pernyataan Rosenblatt dengan mengatakan bahwa sastra adalah pengalaman bukan informasi. Oleh karena itu, siswa diajak berpartisipasi di dalamnya tidak hanya sekedar mengamati dari luar dan tidak sekedar penerima informasi, melainkan sebagai pembuat pengetahuan berkat pertemuan dengan teks puisi dari buku kumpulan puisi.

 C.PROPOSAL PTK KENAIKAN PANGKAT GURU SMA DOC

BAB 3
METODELOGI PENELITIAN 


3.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yaitu penelitian yang digunakan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui reflesi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardani, dkk, 2002:14). Penulis sengaja menggunakan metode PTK ini karena bertujuan untuk meningkatkan siswa dalam menulis khususnya menulis puisi. Penulis menggunakan metode ini pun karena mempunyai ide atau gagasan dalam mengujicobakan di kelas yang siswanya kurang respon terhadap keterampilan menulis dan metode ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa: analisis masalah dan tujuan penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut berdasarkan prinsip “daur ulang”, menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaboratif, dan partisipatif berdasarkan situasi alamiah yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran.
PTK adalah bentuk penelitian yang dilakukan secara kolaboratif dan partisitasif (Syamsudin dan Vismaia, 2007:228). PTK ini berangkat dari praktek sehari-hari di kelas, yang melihat kelas sebagai terdiri dari situasi-situasi unik, individual dan partikular.download ptk bahasa indonesia sma doc
Menurut Lewis (Syamsudin dan Vismaia, 2007:229) langkah-langkah gagasan/permasalahan umum, 2) Melakukan pengecekan di lapangan, 3) Membuat perencanaan umum, 4) Mengembangkan tindakan pertama, 5) Mengimplementasikan tindakan pertama, 6) Mengevaluasi, 7) Merevisi perencanaan, untuk tindakan kedua, dst.
Proses penelitian tindakan kelas terdiri atas 3 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi . Keempat tahap tersebut merupakan siklus atau daur, oleh karena itu setiap tahap akan berulang kembali. Hasil dari refleksi enjadi masukan pada perencanaan kembali untuk siklus berkutnya. Secara visual, keempat tahap dari suatu siklus dalam sebuah PTK dapat dilihat pada gambar berikut ini.download ptk bahasa indonesia sma doc

Gambar 3.1 Model Dasar PTK Kurt Lewin
(diadaptasi dari Cahyaningsih, 2005:34)
Tahap-tahap di atas membentuk satu siklus sehingga dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan keempat tahap PTK tersebut secara daur ulang, berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya, sampai suatu permasalahan teratasi. Jumlah siklus suatu penelitian tindakan bergantung pada apakah masalah yang dihadapi telah terpecahkan, mungkin diperlukan tiga siklus atau lebih. Siklus PTK dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.2 Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & Mc Taggart
(Suharsimi Arikunto, 2006 : 97)
Langkah-langkah pada modul siklus Kemmis dan Taggart di atas semua langkah dalam setiap siklus dilakukan secara bertahap sampai tujuan pembelajaran tercapai.
3.2 Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas 1 Cikarang Utara. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI-MIPA3 tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 43 siswa. Kelas tersebut dipilih berdasarkan saran dari Guru Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam kelas ini, guru bidang studi belum pernah menggunakan pendekatan apa dalam pembelajaran menulis puisi.
Pemilihan SMAN 1 Cikarang Utara didasarkan pada pertimbangan sekolah ini merupakan tempat penulis melakukan kegiatan proses belajar mengajar. Sehingga memudahkan penulis melakukan kolaborasi dengan guru kelas dan peneliti mitra.download ptk bahasa indonesia sma doc
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah (Arikunto, 1998: 134). Sumber data yang meliputi siswa, guru, proses belajar mengajar. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang meliputi:
3.3.1 Instrumen Nontes
a) Wawancara
Wawancara dilakukan sebagai identifikasi pada refleksi awal untuk menemukan permasalahan dalam pembelajaran menulis puisi. Selain itu, wawancara juga bertujuan untuk mengetahui respons guru terhadap pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan respons pembaca. Wawancara dilakukan pada guru mata pelajaran.
b) Angket
Angket diberikan pada siswa sebelum penggunaan pendekatan respons pembaca. Pemberian angket ini untuk mengetahui sejauh mana antusiasme siswa dalam pembelajaran menulis puisi serta kesulitan-kesulitan apa saja yang mereka alami saat pembelajaran menulis puisi.
c) Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan harian yang ditulis oleh observer segera setelah proses pembelajaran berakhir. Catatan lapangan bertujuan untuk mengungkapkan aktivitas siswa dan guru yang tidak dapat diungkapkan dengan menggunakan lembar observasi dan sebagai bahan refleksi untuk tindakan selanjutnya.
d) Jurnal Siswa
Jurnal siswa digunakan untuk memperoleh data mengenai respons siswa terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Data tersebut dapat membantu untuk melakukan tindakan dalam PBM selanjutnya. Jurnal diberikan pada siswa setelah pembelajaran.
e) Kamera
Kamera beserta gambar yang dihasilkan digunakan sebagai dokumen penunjang mengenai keterlibatan siswa selam proses pembelajaran menulis puisi dan sebagai bukti bahwa penelitian ini benar-benar dilakukan.
1.3.2 Instrumen Tes
Instrumen penelitian berupa tes dalam penelitian ini adalah tes kemampuan menulis puisi.
1.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dalam PTK ini terdapat dua tahap, yakni tahap pengumpulan data dan pengolahan data.
3.4.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitiandilakukan dengan alur sebagai berikut.
a) Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan refleksi awal, yaitu dengan melakukan wawancara dan angket untuk siswa, serta mengobservasi guru dan siswa selama pembelajaran
b) Identifikasi masalah terhadap hasil observasi awal
c) Perancanaan tindakan kelas untuk setiap siklus.
Sebelum PTK dilaksanakan, peneliti terlebih dulu menyusun perencanaan tindakan dengan melakukan kegiatan berikut ini.
1. Kegiatan observasi awal, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan mengenai kemampuan menulis puisi di kelas XI-MIPA3. Observasi dilakukan dua tahap, tahap pertama adalah melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang pendekatan yang biasa digunakan dalam pembelajaran menulis puisi, tahap kedua adalah observasi langsung pada siswa dengan melakukan wawancara mengenai pembelajaran menulis puisi dan hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran menulis puisi.
2. Membuat perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan respons pembaca.
3. Membuat lembar observasi, yaitu lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran menulis puisi.
4. Membuat dan menyediakan alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka mengoptimalkan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan belajar.
5. Membuat lembar pertanyaan atau panduan wawancara.
d) Pelaksaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan pada setiap siklus. Pada tahap ini dilakukan observasi oleh observer terhadap pelaksanaan tindakan. Selain itu, dilakukan observasi terhadap guru dan siswa, pengisian angket, wawancara, serta tes praktik menulis puisi yang pelaksaannya tersebar pada beberapa siklus.
Pelaksanaan tindakan terdiri atas beberapa siklus. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai implementasi tindakan secara garis besar terdiri atas pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
1) Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pendahuluan.
a) Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan memeriksa kehadiran siswa.
b) Guru melakukan apersepsi dengan memberikan beberapa pertanyaan tentang hal-hal yang berhubungan dengan materi yang akan dikaji.
2) Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap kegiatan inti
a) Guru menggali pengetahuan awal siswa tentang konsep materi pada setiap siklus.
b) Guru menerapkan pendekatan respons pembaca dalam pembelajaran menulis puisi pada setiap siklus.
3) Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap penutup
a) Siswa mengambil simpulan dari materi yang dipelajari
b) Guru memberikan postes dan melakukan tindak lanjut berupa penugasan e) Observasi dan Evaluasi Tindakan
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan respons pembaca. Observasi tersebut di antaranya berupa observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dengan menggunakan pendekatan respons pembaca. Evaluasi tindakan yang dilakukan di antaranya adalah dengan melakukan wawancara, penyebaran angket pada seluh siswa, dan tes kemapuan menulis puisi. Selain itu, peneliti pun menyusun catatan lapangan sebagai penguat keadaan dan perekam keadaan yang terjadi di lapangan.
f) Analisis dan Refleksi
Analisis penelitian meliputi analisis proses pembelajaran, analisis hasil angket, analisis hasil wawancara, dan analisis kemampuan dalam menulis puisi. Refleksi dilakukan setelah pembelajaran pada setiap siklus. Analisis dan refleksi dirumuskan berdasarkan hasil observasi setiap siklus. Peneliti dan observer dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat meningkatkan kemampuan siswa. Hasil dari refleksi digunakan untuk merumuskan perencanaan ulang untuk pelaksanaan tindakana selanjutnya.
1.4.2 Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, peneliti kemudian melakukan analisis terhadap data tersebut. Analisis data merupakan usaha mengkategorikan data dan memisahkan data untuk menjawab masalah-masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini. Analisis data, baik data kualitatif maupun kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif dengan menampilkan hasil data dengan cara dibuat dalam presentase dan digambarkan dalam table. Dari analisis lalu dideskripsikan, kemudian dibuat refleksinya dan disimpulkan.
1.4.2.1 Kategorisasi Data
Data yang dianalisis dan direfleksi terlebih dulu dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian. Data dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menulis puisi setelah mendapatkan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan respons pembaca.
1.4.2.2 Interpretasi Data
Setelah semua data diperoleh dan diolah kemudian menginterpretasikan data tersebut. Namun, sebelum peneliti menginterpretasikan data yang telah peneliti kumpulkan, ada beberapa hal yang peneliti lakukan, yaitu;
a) mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan;
b) mendeskripsikan pelaksanaan setiap siklus;
c) menganalisis data berupa hasil belajar siswa dari setiap tindakan untuk mengetahui keberhasilan penelitian yang telah dilakukan. Untuk mengukur daya serap siswa, menurut Kuntjaraningrat (Cahyaningsih, 2005: 33) dengan menggunakan penilaian sistem PAP skala lima yaitu.
d) menganalisis hasil observasi aktivitas siswa:
menghitung persentase tiap kategori untuk setiap tindakan dilakukan oleh observer dan menghitung rata-rata presentase dari dua pengamat sebagai berikut:

Keterangan:
01 dan 02 = penilaian yang diberikan pengamat 1 dan 2 untuk setiap pengamatan.
e) menganalisis jurnal siswa dengan mengelompokkan pendapat siswa ke dalam kelompok pendapat positif, negatif, dan biasa.
f) Menganalis data angket siswa dengan cara:
1) menghitung jumlah seluruh responden yang memilih item-item yang tersedia, kemudian data tersebut diubah ke dalam persentase dengan cara berikut:
presentase alternatif jawaban = Frekuensi alternatif x 100
Jumlah Siswa
2) membuat klasifikasi interpretasi tiap-tiap kategori menurut Kuntjaraningrat (Cahyaningsih, 2005: 35)

g) Mendeskripsikan hasil wawancara dengan guru

1.4.2.3 Kriteria Penilaian Menulis Puisi
Analisis yang dilakukan dalam menilai tes praktik menulis puisi menurut (Cahyaningsih, 2005: 40) adalah dengan menentukan kriteria penilaian. Kriteria ini sebagai acuan peneliti dalam menganalisis hasil kemampuan siswa dalam menulis puisi.

B. Kompetensi Dasar
Menulis puisi berdasarkan ragam karya sastra tulis
C. Indikator
Setelah selesai pembelajaran diharapkan siswa dapat:
1) menguasai struktur batin dan struktur fisik puisi
2) mengetahui langkah-langkah menulis puisi dengan pendekatan respons pembaca
3) menyebutkan hal-hal yang menarik dari isi puisi
4) menulis puisi dengan memperhatikan unsur-unsur puisi dan pemilihan kata yang baik.

D.DOWNLOAD JUDUL PTK SMA TERBARU

DAFTAR PUSTAKA


Aftarudin, Pesu. (1984). Pengantar Apresiasi Puisi. Bandung: Angkasa.
Alwasilah, Chaedar dan Senny, Suzanna. (2005). Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat Buku Utama.
Aminudin. (2000). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Atzmaki. (1991). Analisis Sajak, Teori, Metodelogi, dan Aplikasi. Bandung: Angkasa.
Cahyaningsih, Yani. (2005). Penggunaan Alam Sekitar sebagai Media Pembelajaran Menulis Puisi (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V SDN Karang AnyarI Leuwigoong, Garut). tidak diterbitkan.
Djuwita, Ita. (1998). Model Pembelajaran Menulis Puisi melalui Metode Karyawisata pada Kelas Dua Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 21 Bandung Tahun Ajaran 199 7-1998. tidak diterbitkan.
Herwono. (2004). Quantum Writing. Bandung: MCL
Kosasih, E. (2006). Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: CV. Yrama Widya.
Kusnandar, S. Pd,. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Pers.
Junus, Umar. (1985). Resepsi Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Lengkanawati, Nenden Sri . (2007). Apresiasi Bahasa dan Seni. Bandung: Basen Press.
Luxemburg, Jan Van ,dkk. (1989). Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia.
Marahimin, Ismail. (2004). Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.
Maulana, Soni Farid (ed). (2003). Bunga yang Berserak (Antologi Puisi dan Cerita Pendek 1989-2002). Bandung: Angkasa.
Merita, Devi Safitri. (2007). Pembelajaran Menulis Cerita Pendek dengan
Nurgiyantoro, Burhan. (1998). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: BPFE.
. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
Pradopo, Rachmat. D. (1995). Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Situmorang, BP. (1983). Puisi dan Metodologi Pengajarannya. Surabaya: Nusa Indah.
Sumardjo, Jakob dan K.M, Saini. (1991). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta : Gramedia
Syamsudin dan Vismaia, Damaianti. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Rusyana, Yus. (1982). Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang
Tarigan, H. G. (1984). Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tirtawiraya, Putu Arya. (1978). Apresiasi Puisi dan Prosa. Ende Flores: Nusa Indah. Waluyo, Herman J. (1995). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia.
Wardani, dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas.Pusat Penerbitan Terbuka
Wiati, Iis. (1997). Studi Deskriftif Keterampilan Menulis Puisi melalui Reka Gambar
di Kelas I SLTP PGRI 2 Bandung Tahun Pelajaran 1996-199 7. tidak

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH BAHASA INDONESIA SMA TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.