Rabu, 05 September 2018

DOWNLOAD LENGKAP PTK IPS SMP KELAS 7 TERBARU

DOWNLOAD LENGKAP PTK IPS SMP KELAS 7 TERBARU-Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat berpikir kritis siswa kelas VII.A di SMP Negeri............. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 hingga Maret 2016 dengan subyek penelitian berjumlah 40 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Kualitatif Deskriptif Analis. Penelitian ini dilakukan 4 kali pertemuan dan disetiap pertemuan terdapat tiga tahapan yaitu: Tahap Perencanaan, Tahap Pelaksanaan dan Tahap Evaluasi. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi.download ptk ips smp doc
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan model problem solving dapat meningkatkan berpikir kritis siswa, dilihat dari dua kali hasil ulangan yang terdapat peningkatan, dan aspek yang diamati oleh peneliti dari siswa, seperti: kehadiran, kedisiplinan, memeperhatikan pelajaran dan dalam memecahkan masalah, terdapat peningkatan yang signifikan.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel  IPS SMP yang diberi judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Melalui Metode Problem Solving Pada Pembelajaran Ips Materi Penyimpangan Sosial Di Smp Negeri ............... ". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK IPS SMP KELAS VII lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 064 SMP ).

A.CONTOH PTK IPS SMP KELAS VII DOC

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 menjelaskan tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.download ptk ips smp doc
Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan pembangunan bangsa, di mana kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik, peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia. 

Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu dari pendidikan antara lain berbagai pelatihan keterampilan dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pengajaran, perbaikan sarana dan prasarana. Mutu dari pendidikan akan tercapai jika proses belajar mengajar efisien dan efektif bagi tercapainya pengetahuan dan keterampilan bagi lulusan siswa yang sesuai dengan tuntutan zaman. Agar proses belajar mengajar efektif dan efisien perlu diperhatikan adanya kemampuan belajar siswa, penentuan metode mengajar yang digunakan guru serta menyusun strategi belajar mengajar yang sesuai dengan prinsip pembelajaran.

Dalam era teknologi dan informasi seperti sekarang ini, berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang sangat diperlukan agar kita dapat berfungsi efektif dalam lingkungan hidup kita. Kemampuan berpikir kritis selalu muncul di dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini pendidikan memegang berperan penting dalam membentuk cara berpikir seseorang. Sehingga dapat diasumsikan bahwa guru merupakan salah satu komponen penting dari pendidikan yang berperan aktif dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Dalam kegiatan belajar mengajar, keberhasilan dalam bidang pendidikan sangat ditentukan oleh kondisi guru yang ada. “Guru memiliki andil yang sangat besar dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien. Lebih jauh lagi dikatakan bahwa guru adalah salah satu komponen dalam bidang pendidikan yang ikut berperan dalam pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan”.contoh proposal ptk ips smp kurikulum 2013

“Peranan guru tidak saja sebagai penyaji informasi, tetapi juga sebagai fasilitator, motivator dan pembimbing, yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi”. Karena fungsi utama guru adalah merancang, mengelola dan mengevaluasi pembelajaran. Agar terjadi pengkontruksian pengetahuan secara bermakna, guru haruslah melatih siswa berpikir kritis dalam menganalisis maupun dalam memecahkan suatu permasalahan. Siswa yang berpikir kritis akan mampu menolong dirinya atau orang lain dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi.
Upaya untuk melatih keterampilan berpikir kritis siswa sering luput dari perhatian guru. Hal ini tampak dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru yang lebih banyak memberi informasi, diikuti oleh diskusi dan latihan dengan frekuensi yang sangat terbatas.

Pembelajaran IPS di SMP yang umumnya dilakukan oleh guru lebih banyak menekankan aspek pengetahuan dan pemahaman, sedangkan aspek aplikasi, analisis, sintesis, dan bahkan evaluasi hanya sebagian kecil dari pembelajaran yang dilakukan. Hal ini menyebabkan siswa kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan permasalahan dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata.contoh proposal ptk ips smp kurikulum 2013
Siswa kurang dilatih untuk menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi suatu informasi, data atau argument, sehingga keterampilan berpikir kritis siswa kurang dapat berkembang dengan baik. Hal ini terbukti ketika siswa sudah tamat dari SMP, kebanyakan tidak dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dan juga tidak dapat mengambil keputusan dengan tepat, walaupun siswa tersebut telah menyelesaikan pendidikan setingkat SMP dengan nilai baik. Keadaan yang dilematis ini tidak terlepas dari pembelajaran oleh guru yang selama ini lebih banyak memberi ceramah dan latihan mengerjakan soal-soal dengan cepat tanpa memahami konsep secara mendalam.

Untuk menawarkan dan menyediakan materi ajar dalam mengantarkan peserta didik agar dapat menemukan substansi materinya, kemampuan Guru melakukan komunikasi dan mempresentasikan pemikirannya dalam sebuah proses pembelajaran sangat penting. Tanpa kemampuan komunikasi yang baik, serta kemampuan melakukan peresentasi yang baik, proses transfer ide tidak akan terjadi sehingga niscaya proses itu akan berhasil.contoh proposal ptk ips smp kurikulum 2013
Dalam melakukan komunikasi itulah nampaknya juga diperlukan cara atau strategi pembelajaran yang harus digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Strategi pembelajaran menurut Roestiyah: “berkaitan dengan teknik-teknik penyajian pelajaran suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan dalam rangka proses pembelajaran”. Kesemuanya itu tentunya berangkat dari etika dan moral baik sebagai prasyarat mutlak yang harus dipunyai oleh seorang Guru. Etika dan moral berkaitan sekali dengan aspek sikap dan perilaku. Sikap dan perilaku dapat dilihat dari manifestasi kepemimpinan, disiplin, integritas, kerjasama dengan peserta didik serta mengingat dalam pengajaran itu melibatkan aktifitas mendengar, menulis, membaca, mempresentasikan, dan berdiskusi untuk mengkomunikasikan suatu masalah khususnya pelajaran IPS maka diskusi kelompok perlu dikembangkan. Dengan menerapkan diskusi kelompok diharapkan aspek-aspek komunikasi bisa dikembangkan sehingga bisa meningkatkan hasil belajar.

Persoalan sekarang adalah bagaimana guru sebagai wujud dari tanggung jawabnya sebagai pendidik generasi muda serta turut berperan aktif dalam mensukseskan program pemerintah di bidang pendidikan dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh siswa, sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan mengkaitkannya dengan kehidupan nyata. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi guru setiap hari, untuk dapat mengatasi hal tersebut guru hendaknya memiliki wawasan yang luas, kreatif dan inovatif dalam proses pengelolaan proses pembelajaran. Sistem pengajaran yang bersifat mandiri memungkinkan siswa untuk belajar mandiri tanpa tergantung pada guru mata pelajaran. 

Hal ini sesuai dengan pengajaran individu yaitu guru berperan sebagai pembimbing siswa di dalam usaha untuk menambah pengetahuan dari materi pelajaran yang diberikan, pengajaran individu dipandang sebagai suatu siasat (strategi) untuk mengatur kegiatan belajar mengajar dalam kelompok yang terbesar. Salah satu usaha untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar adalah guru menggunakan metode pemecahan masalah (problem solving), karena menurut Smith dalam Lufri: “pemecahan masalah merupakan metode mengajar yang paling tepat untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan metode ini dapat menjangkau aktivitas mental seperti mengingat, mengenal menjelaskan, membedakan, menyimpulkan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, menilai, dan meramalkan”. Dengan kata lain model ini dapat membantu siswa dalam upaya mengembangkan berpikir kritisnya dalam kegiatan pemecahan masalah.ptk ips terpadu smp kelas 7 doc

Sehingga dengan metode problem solving diharapkan mampu melatih siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang diberikan. Dengan metode ini siswa hendaknya menjadi terbiasa menyelesaikan permasalahan dan tentunya dengan harapan siswa tersebut mampu menetapkan atau menganalisis sendiri permasalahan baru yang dihadapinya berdasarkan pengalaman atau latihan yang telah dipelajari selama proses pembelajaran. Berkaitan dengan uraian di atas, maka penulis tertarik meneliti “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PENYIMPANGAN SOSIAL DI SMP NEGERI .............”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah di lokasi penelitian antara lain:
1. Keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPS dalam mengemukakan pendapat masih kurang dan bahkan pada beberapa siswa cenderung pasif.
2. Upaya pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa sering luput dari perhatian guru.
3. Pola aktivitas kelas masih dominan model satu arah (monolog).
4. Metode pemecahan masalah diperkirakan dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis.
5. Kurang adanya beranekaragaman metode pembelajaran.
6. Ketertarikan siswa pada berbagai metode pembelajaran yang dapat mendorong keberhasilan pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa masalah yang teridentifikasi di atas, dalam penelitian ini dibatasi hanya pada aspek:
1. Penerapan model pembelajaran problem solving pada siswa kelas VII.A SMP Negeri .......... dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
2. Respon siswa dengan model pembelajaran problem solving pada pembelajaran IPS
3. Peranan metode problem solving dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis pada pembelajaran IPS

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan model pembelajaran problem solving pada siswa kelas VII.A SMP Negeri .......... dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa?
2. Bagaimanakah respon siswa dengan model problem solving pada pembelajaran IPS?
3. Bagaimanakah peranan metode problem solving dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis pada pembelajaran IPS?ptk ips terpadu smp kelas 7 doc

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui secara spesifik proses dan hasil peningkatan kemampuan siswa untuk berpikir kritis, yang dapat dinilai pada aspek menyampaikan pendapat, berdiskusi, mengemukakan tanggapan, dan mengajukan saran dalam menyampaikan pendapat pada pembelajaran IPS
2. Untuk mengetahui respon siswa dalam pemecahan masalah pada pembelajaran IPS
3. Untuk mengetahui peranan metode problem solving dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis pada pembelajaran IPS

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk menerapkan teori pembelajaran problem solving atau pemecahan masalah dapat mendorong anak untuk berpikir sistematis dan kritis dengan menghadapkannya kepada problema-problema. Belajar dengan menggunakan pendekatan problem solving dapat berfungsi sebagai perubahan kelakuan dari usaha anak dalam menyesuaikan diri dengan situasi-situasi yang problematis. Pendekatan roblem solving di mana cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan usaha mencari pemecahan atau jawaban oleh siswa.
1. Manfaat bagi sekolah Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk menerapkan metode problem solving yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan prestasi belajar siswa.
2. Manfaat bagi guru Dapat dijadikan motivasi untuk menerapkan model pembelajaran problem solving yang menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa.
3. Manfaat bagi siswa Membantu siswa untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan mampu untuk mengungkapkan pendapat, dalam pembelajaran yang menggunakan metode problem solving.
4. Selain itu diharapkan dapat digunakan sebagai pijakan dalam memutuskan kebijakan-kebijakan dalam aplikasi kebijakan pada objek penelitian serta input bagi konteks aplikasinya di masa mendatang.ptk ips terpadu smp kelas 7 doc

D.DOWNLOAD PTK SMP KELAS 7 MAPEL IPS DOC

BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN KRANGKA BERPIKIR


A. Memahami Berpikir Kritis
1. Pengertian Berpikir
Liliasari mengungkapkan bahwa Berpikir adalah:
Suatu proses kognitif, suatu aktivitas mental untuk memperoleh pengetahuan. Proses berpikir dihubungkan dengan pola prilaku yang lain dan memerlukan keterlibatan aktif pemikir, hubungan kompleks berkembang melalui berpikir. Hubungan ini dapat saling terkait dengan struktur yang mapan yang dapat diekspresikan oleh pemikir dengan bermacam-macam cara.
Menurut Ruch (1996) dalam Eri Kurniawan, berpikir adalah “manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang Nampak”. Dapat juga dikatakan bahwa keberadaan seseorang sangat ditentukan oleh kemampuan berpikirnya.ptk ips terpadu smp kelas 7 doc
2. Berpikir Kritis
a. Pengertian Berpikir Kritis
Secara etimologis, kata „kritis berasal dari bahasa Yunani yakni “kritikos (yang berarti mencerna penilaian) dan “kriterion” (yang berarti standar). Sehingga, kritis berarti mencerna penilaian berdasarkan standar. Jika dipadukan dengan kata berpikir, maka kita dapat mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir yang secara eksplisit dilatari oleh penilaian yang beralasan dan berdasarkan standar yang sesuai dalam rangka mencari kebenaran, keuntungan, dan nilai sesuatu.
Definisi berpikir kritis banyak pula dikemukakan para ahli. Menurut Halpen (1996), berpikir kritis adalah:
Memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa disebut directed thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju.

Matindas (1996) dalam Dindin menyatakan bahwa berpikir kritis adalah “aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan. Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk menerima, menyangkal, atau meragukan kebenaran pernyataan yang bersangkutan”. Matindas mengungkapkan bahwa banyak orang yang tidak terlalu membedakan antara berpikir kritis dan berpikir kritis dilakukan untuk membuat keputusan sedangkan berpikir logis hanya dibutuhkan untuk membuat kesimpulan. Pada dasarnya pemikiran kritis menyangkut pula pemikiran logis yang diteruskan dengan pengambilan keputusan.

Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir dilontarkan pula oleh Scriven, berpikir kritis yaitu:
“Proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi. Semua kegiatan tersebut berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pemikiran, pertimbangan, dan komunikasi, yang akan membimbing dalam menentukan sikap dan tindakan”.
Berpikir yang ditampilkan dalam berpikir kritis sangat tertib dan sistematis. Ketertiban berpikir dalam berpikir kritis diungkapkan MCC General Education Iniatives. Menurutnya, berpikir kritis ialah “sebuah proses yang menekankan kepada sikap penentuan keputusan yang sementara, memberdayakan logika yang berdasarkan inkuiri dan pemecahan masalah yang menjadi dasar dalam menilai sebuah perbuatan atau pengambilan keputusan”.
Marzano dkk (dalam Kurniawan, 2002) mendeskripsi ciri-ciri orang yang berpikir kritis. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mencari kejelasan tesis atau masalah.
2. Mencari alasan.
3. Berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin.
4. Menggunakan dan menyebutkan sumber yang handal.
5. Memperhatikan situasi keseluruhan.
6. Berusaha konsisten dengan pokok permasalahan.
7. Berpegang teguh akan dasar permasalahan.
8. Mencari alternatif.
9. Berpikiran terbuka.
10. Mengambil atau berganti posisi karena bukti dan alasan yang cukup.
11. Mencari ketepatan secermat mungkin.
12. Memecahkan persoalan secara teratur pada bagian-bagian keseluruhan.
13. Menggunakan keterampilan berpikir kritis.
14. Sensitif terhadap perasaan, tahap pengetahuan, dan derajat kecanggihan pihak lain
b. Aspek-aspek Berpikir Kritis
Menurut Bayer berpikir kritis adalah semacam aspek pemikiran nilai. Dan Aspek Karakteristik yang berhubungan dengan berpikir kritis, dipaparkan Beyer (1995) dalam buku Critical Thinking, yaitu: “Watak (dispositions), kriteria (criteria), argumen (argument), pertimbangan atau pemikiran (reasoning), sudut pandang (point of view), prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria)”.contoh ptk ips smp lengkap

Dimana dalam aspek karakteristik yang dipaparkan di atas dapat diuraikan bahwa Watak (dispositions) maksudnya yaitu seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik. Kriteria (criteria) dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.

 Argumen (argument) merupakan pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-data.contoh ptk ips smp lengkap Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen. Pertimbangan atau pemikiran (reasoning) yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara beberapa pernyataan atau data. Sudut pandang (point of view) merupakan cara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Dan yang terakhir Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria), karena dalam prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Maka dalam prosedur tersebut akan meliputi: merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.contoh ptk ips smp lengkap
c. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Indikator Berpikir Kritis Wade (1995) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:
1. Kegiatan merumuskan pertanyaan,
2. Membatasi permasalahan,
3. Menguji data-data,
4. Menganalisis berbagai pendapat dan bias,
5. Menghindari pertimbangan yang sangat emosional,
6. Menghindari penyederhanaan berlebihan,
7. Mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan
8. Mentoleransi ambiguitas.
Angelo mengidentifikaasi lima perilaku yang sistematis dalam berpikir kritis. Tahapan Berpikir Kritis :
a. Keterampilan Menganalisis
Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut.
Dalam keterampilan tersebut tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep global dengan cara menguraikan atau merinci globalitas tersebut ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci. Pertanyaan analisis, menghendaki agar pembaca mengindentifikasi langkah-langkah logis yang digunakan dalam proses berpikir hingga sampai pada sudut kesimpulan
Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan berpikir analitis, diantaranya: menguraikan, membuat diagram, mengidentifikasi, menggambarkan, menghubungkan, memerinci, dsb.
b. Keterampilan Mensintesis
Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan dengan keteramplian menganalisis. Keterampilan mensintesis adalah keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru. Pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadukan semua informasi yang diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya. Pertanyaan sintesis ini memberi kesempatan untuk berpikir bebas terkontrol
c. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan kritis sehinga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan atau ruang lingkup baru
d. Keterampilan Menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru yang lain. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan. Proses pemikiran manusia itu sendiri, dapat menempuh dua cara, yaitu: deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan merupakan sebuah proses berpikir yang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru.
e. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai
Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai menghendaki pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar tertentu.
Dalam taksonomi belajar, menurut Bloom, keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi Pada tahap ini siswa ituntut agar ia mampu mensinergikan aspek¬aspek kognitif lainnya dalam menilai sebuah fakta atau konsep.
Beberapa kriteria yang dapat di jadikan standar dalam proses berpikir kritis adalah:
1. kejelasan (clarity),
2. tingkat akurasi (accuracy),
3. tingkat kepresisian (precision)
4. relevansi (relevance),
5. logika berpikir yang digunakan (logic),
6. keluasan sudut pandang (breadth),
7. kedalaman berpikir (depth),
8. kejujuran (honesty),
9. kelengkapan informasi (information) dan
10. bagaimana implikasi dari solusi yang kita kemukakan (implication).
Kriteria-kriteria di atas tentunya harus menggunakan elemen¬elemen penyusun kerangka berpikir suatu gagasan atau ide. Sebuah gagasan/ide harus menjawab beberapa hal sebagai berikut: Tujuan dari sebuah gagasan/ide, Pertanyaan dari suatu masalah terhadap gagasan/ide. Sudut pandang dari gagasan/ide, Informasi yang muncul dari gagasan/ide, Interpretasi dan kesimpulan yang mungkin muncul. Konsep pemikiran dari gagasan/ide tersebut, Implikasi dan konsekuensi, Asumsi yang digunakan dalam memunculkan gagasan/ide tersebut. Dasar-dasar ini yang pada peinsipnya perlu dikembangkan untuk melatih kemampuan berpikir kritis kita. Jadi, berpikir kritis adalah bagaimana menyeimbangkan aspek-aspek pemikiran yang ada di atas menjadi sesuatu yang sistemik dan mempunyai dasar atau nilai ilmiah yang kuat.contoh ptk ips smp lengkap
d. Langkah-langkah berpikir kritis
Dengan operasional dan sederhana Matindas dalam Dindin Wahidin, menguraikan langkah-langkah berpikir kritis berikut :
1. Memahami dengan seksama pernyataan yang ada
2. Cermati maksud dibalik pernyataan
3. Cermati alasan yang diajukan untuk mendukung pernyataan
4. Cermati alasan dengan mengklasifikasikan alas an itu kedalam: fakta, penafsiran, keinginan, atau kesimpulan ahli atau bahkan mungkin ajaran agama.
5. Ambil keputusan.
e. Sumber-sumber Kesalahan Berpikir
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat menyebabkan kesalahan dalam berpikir, diantaranya:
1. Kegagalan melihat penafsiran lain
2. Gagal melihat kemungkinan lain
3. Over generalisasi
4. Kecenderungan menyamaratakan (stereo-typing).
5. Gagal menyingkirkan pengaruh emosi
6. Gagal dalam melakukan penalaran
7. Gagal dalam mengenali fakta.

B. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
1. Pengertian
Pemecahan masalah (problem solving) merupakan “proses mental dalam menciptakan solusi untuk suatu masalah. Ini adalah satu bentuk keistimewaan tentang pemecahan masalah dimana sebuah solus diciptakan degan bebas dan kreatif debandingkan dengan mengandalkan bantuan orang lain”.
George Polya (1973) dalam Janulis P.Purba mengungkapkan pemecahan masalah (problem solving) ialah “menemukan jalan keluar dari suatu yang sukar dan penuh rintangan untuk mencapai tujuan”.
Pada hakikatnya masalah adalah kesenjangan antara tujuan yang diinginkan dengan kondisi yang ada untuk meraih tujuan yang diharapkan Situasi yang ada tidak sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Maka perlu ada solusi untuk mengatasi kesenjangna yang terjadi sehingga dapa t ercapai tujuan yang diharapkan.

Menurut Smith dalam Lutfi, Problem solving merupakan “pendekatan mengajar yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan pendekatan ini, dua tujuan pokok pengajaran dapat terpenuhi, yaitu mengembangkan pemahaman yang mendalam dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis”.contoh ptk ips smp lengkap
Menurut Kiranawati, metode pemecahan masalah (problem solving) adalah “penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok atau dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajaranya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah”.
Pemecahan masalah (problem solving) dapat didefinisikan lebih luas jika ditinjau dari proses, strategi, keterampilan dan sebagai model pembelajaran. Sebagai suatu proses dalam hal ini menurut Subandar dalam Sukasno (2002) terkandung makna bahwa:

Ketika siswa belajar ada proses menemukan kembali. Artinya prosedur, aturan yang harus dipelajari disediakan dan diajarkan oleh guru dan siswa siap menampungnya. Ditinjau dari strategi, problem solving diartikan sebagai penggunaan berbagai jalan untuk memecahkan masalah mulai dari mengidentifikasi masalah penentuan langkah-langkah dan kemudian memecahkannya. Sedangkan jika ditinjau dari segi keterampilan problem solving diartikan sebagai kemampuan dalam menggunakan operasi untuk memecahkan masalah. Operasi yang dimaksud salah satunya adalah operasi matematik atau komputasi.
Penyelesaian atau pemecahan masalah adalah bagian dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan proses paling kompleks diantara semua fungsi kecerdasan, pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih dari keterampilan-keterampilan rutin atau dasar. Proses ini terjadi jika suatu organism atau sistem kecerdasan buatan tidak mengetahui bagaimana untuk bergerak dari suatu kondisi awal menuju kondisi yang dituju.

C.CONTOH PROPOSAL PTK IPS SMP KURTILAS 

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis dan Metode Penelitian
Dilihat dari tujuan penelitian, fokus penelitian ini adalah mengamati dan melihat bagaimana upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis melalui metode problem solving dalam proses pembelajaran IPS di SMP Negeri ....... materi penyimpangan sosial. Dengan demikian penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kualitatif. Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman penafsiran yang mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan. Dalam penelitian ini, sasaran yang hendak dicapai adalah untuk mendeskriptipsikan, memahami dan memaknai sistem pengelolaan pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri ....... Oleh sebab itu, berdasarkan pada kajian teori dan krangka berpikir yang telah dipaparkan di depan, maka jenis penelitian yang dianggap tepat adalah penelitian kualitatif deskriptif analis.penelitian tindakan kelas ips smp 
Penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.
Metode penelitian kualitatif adalah “metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), melalui pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen”.
Dengan demikian, melalui pendekatan kualitatif maka diharapkan akan memperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna dan fakta yang relevan. Pendekatan kualitatif pada dasarnya berusaha untuk mendeskripsikan permasalahan secara komprehensif, holistik, integratif, dan mendalam melalui kegiatan mengamati orang dalam lingkunganya dan berinteraksi dengan mereka tentang dunia sekitarnya.
Penelitian ini pada hakikatnya adalah mengamati guru IPS dalam melakukan pelaksanaan pembelajaran, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang pelaksanaan pembelajaran, serta mengamati guru dalam meningkatkan berpikir kritis siswa melalui metode pembelaj aran problem solving pada pembelajaran IPS.penelitian tindakan kelas ips smp 

B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri ........., yang beralamat di Jalan Jl. ..............................
2. Waktu Penelitian
Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari pengajuan judul, pengajuan proposal, perencanaan dan persiapan instrument,uji coba instrument, penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian. Dengan rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan selama 7 (tujuh) bulan, mulai pada bulan Agustus 2015 sampai Maret 2016.

C. Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan ”social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berintegrasi secara sinergis”. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin dipahami secara lebih mendalam ”apa yang terjadi” di dalamnya. Dalam penelitian ini, penulis mengamati situasi sosial atau objek penelitian tentang guru IPS (actors) dalam melakukan pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode problem solving supaya siswa lebih berpikir kritis dalam memecahkan masalah – masalah IPS (activity) di SMP Negeri........... (place).
Sampel dalam penelitian ini penulis gunakan sebagai sumber data yang dianggap mengetahui tentang populasi/situasi sosial atau objek penelitian, dan untuk menentukan sampel tersebut penulis menggunakan teknik cluster sampling (area sampling). Yaitu siswa kelas VII.A IPS di SMP Negeri 2 ... terdiri dari 2 (Dua) kelas, namun yang digunakan untuk menjadi sampelnya hanya 1 (satu) kelas. Di mana kelas ini memiliki karakteristik yang relatif sama dengan ke dua kelas yang lain atau dapat mewakili kelas-kelas yang lain.

D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dari lapangan penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi (1986) yang dikutip oleh Sugiyono, bahwa ”Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang disusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan pengamatan proses pelaksanaan pembelajaran dalam mata pelajaran IPS dan mengamati keadaan sekolah, sarana dan prasarana, serta keadaan guru dan siswa di SMP Negeri............
E. Pedoman Wawancara
Susan Strainback (1988) yang dikutip oleh Sugiyono, mengemukakan bahwa ”interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation alon”. Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi dari guru mata pelajaran IPS.
F. Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawacara dalam penelitian kualitatif.penelitian tindakan kelas ips smp 

G. Definisi Konseptual, Definisi Operasional dan Kisi-Kisi Instrumen
1. Definisi Konseptual
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dijelaskan bahwa berpikir kritis yaitu berpikir secara tajam dalam penganalisisan, tidak cepat percaya, bersifat selalu berusaha menemukan kesalaha, melainkan semata¬mata ingin menegakan kebenaran. Laurens Mengutip pendapat Junicek (2005) bahwa berpikir kritis dapat diartikan sebagai proses dan juga kemampuan (Junicek, 2005) untuk memahami konsep, menerapkan, mensintesiskan dan mengevaluasi informasi yang diperoleh.
Terdapat enam tingkatan berpikir menurut taksonomi Bloom (2003) yaitu :
a. Mengetahui (knowing) adalah suatu proses berpikir yang didasarkan pada retensi (menyimpan) dan retrieval (mengeluarkan kembali) sejumlah pengetahuan yang pernah didengar atau dibacanya;
b. Memahami (understanding) adalah suatu proses berpikir yang sifatnya lebih kompleks yang mempunyai kemampuan dalam penterjemahan interpretasi, ektrapolasi, dan asosiasi;
c. Menerapkan (application) adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan, fakta, teori, dan lain-lain untuk menyimpulkan, memperkirakan, atau menyelesaikan suatu masalah;
d. Menganalisis (analysis) juga berpikir secara divergen yaitu kemam¬puan menguraikan suatu konsep atau prinsip dalam bagian-bagian atau komponen-komponennya;
e. Mengevaluasi (evaluation) disebut juga intelectual judment, yaitu pengetahuan yang luas tentang sesuatu pengertian dari apa yang diketahui serta kemampuan analisa dan sintesis sehingga dapat memberikan penilaian atau evaluasi, dan
f. Mensintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk melakukan suatu generalisasi atau abstraksi dari sejumlah fakta, data, fenomena, dan lain-lain. Dengan kata lain akumulasi dari semua kemampuan berpikir dibawahnya merupakan kemampuan untuk menilai (evaluasi).
2. Definisi Operasional
Dalam upaya meningkatkan siswa SMP Negeri ......... dalam berpikir kritis melalui metode pembelajaran metode problem solving (pemecahan masalah) dalam pembelajaran IPS, Ada tahap-tahap yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran, dimana tahap pendekatan problem solving menurut sudjana adalah sebagai berikut:
a. Orientasi atau memusatkan perhatian pada masalah
Pada tahap ini guru memusatkan perhatian siswa pada permasalahan dengan memberi kesan umum dan pemahaman global tentang batas¬batas ruang lingkup masalah yang akan dibahas lebih lanjut kedalam skema atau sub-sub masalah sebagai satu kesatuan.
Maksudnya pada tahap ini guru melakukan pengkondisian mengenai kesiapan belajar dengan memotivasi siswa untuk belajar sambil menyampaikan kompetensi pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu pada kegiatan ini, guru mendorong siswa untuk menemukan persoalan. Persoalan tersebut dapat datang dari guru, suatu fenomena tertentu atau persoalan sehari-hari yang dijumpai siswa.
b. Tahap identifikasi masalah
Mengidentifikasi ialah mengenali, memahami, dan mengetahui suatu masalah dengan jelas. Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan respon sebagai tolak ukur kemampuan awal siswa dalam mengidentifikasi masalah. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat merumuskan masalah.penelitian tindakan kelas ips smp 
Merumuskan masalah ialah mengoperasionalkan masalah untuk memudahkan pemecahan. Salah satu cara mengoperasionalkan masalah ialah dengan cara menyatakan inti permasalahan dalam bentuk pertanyaan seperti: mengapa, dan dan bagaimana.
c. Tahap mencari alternative pemecahan masalah
Apabila masalah telah diidentifikasi dan dirumuskan, selanjutnya dilakukan kegiatan mencari sebagai upaya yang mungkin dilakukan dalam memecahkan masalah.
Langkah-langkah yang dilakukan ialah pertama menghimpun informasi mengenai alternatif pemecahan masalah berdasarkan data-data yang ada. Kedua mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat pada setiap alternatif upaya memecahkan masalah, dengan kata lain pada langkah ini sama alternatif pemecahan masalah dianalisis, baik kekurangan maupun kelebihannya. ketiga menentukan prioritas usaha atau kegiatan yang dilakukan dalam memecahkan masalah. Yaitu memilih alternatif pemecahan masalah yang terbaik berdasarkan hasil analisis terhadap kekurangan dan kelebihan beberapa alternatif yang diajukan.
Pada tahap ini guru menyiapkan bahan atau alat sebagai sumber belajar yang dapat berupa buku, grafik, lingkungan, bagan dan lain-lain. Siswa dituntut untuk melakukan percobaan atau menngemukakan berbagai macam argumennya dalam proses pembelajaran secara mandiri. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing.
d. Tahap menilai setiap alternatif pemecahan masalah
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap teknik pemecahan yang dilakukan. Evaluasi adalah kegiatan menghimpun, mengolah, dan menyajikan data atau informasi mengenai program pemecahan untuk dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan. Maksudnya pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan yaitu, mengumpulkan dan mengolah data penyelidikan terhadap setiap alternatif pemecahan masalah dan menyajikan data atau informasi berdasarkan penyelidikan. Data-data yang disajikan kemudian dianalisis untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan alternatif pemecahan mana yang paling tepat diantara alternatif pemecahan masalah yang ada.
e. Tahap menarik kesimpulan
Penarikan kesimpulan artinya merumuskan dari jawaban masalah yang telah dipilih berdasarkan penilaian setiap alternatif. Pada tahap ini, guru dan siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil anaisis tentang jawaban pemecahan masalah.
Pemecahan masalah merupakan bagian dari bentuk berfikir. Mempertimbangkan semua fungsi pemikiran yang rumit, pemecahan masalah merupakan proses kognitif tertinggi yang memerlukan modulasi dan keterampilan-keterampilan pokok yang terkontrol dan rutin, hal ini terjadi jika seseorang atau sistem kecerdasan alami seseorang tidak mengetahui bagaimana diproses dari asal pemikiran ke pernyataan akhir. Hal ini menjadi bagian dari proses masalah besar yang meliputi penemuan masalah dan bentuk masalah.penelitian tindakan kelas ips smp 

H. Teknik Analisa Data
Analisa data adalah “proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh dir sendiri dan orang lain”.
“Miles and Huberman (1984) yang dikutip oleh Sugiyono mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification”.
1. Data Reduction ( reduksi data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
2. Data display (penyajian data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan hubungan antar kategori, flowcart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) yang dikutip oleh Sugiyono menyatakan “The most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been narrative tex”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif.
3. Conclusion drawing/verification
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

C.DOWNLOAD PTK IPS SMP DENGAN METODE TERBARU

DAFTAR PUSTAKA


AM, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta,Rajawali Pers, 1992.
Departemen Pendidikan Nasional, Ilmu Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005.
Djamaah, Syaiful Bahri & Aswan Zein . Strategi Belajar Mengajar. cetakan ke tiga 2006.
Djuanda, Achmad, Wawancara Guru IPS, di SMP Negeri 2 Sukatani,23 Desember 2015 Jam 11.05 WIB.
Djuanda, Moch, Wawancara guru IPS SMP Negeri 2 Sukatani 23 Desember 2015
Liliasari, Pengembangan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi mahasiswa…. .,(mimbar pendidikan, No.2.XXIII.2003).
Lutfi. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Solving yang diintervensi  dengan peta konsep terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal pembelajaran, XXVII (April 2005.).
Lutfi. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Solving yang diintervensi dengan peta konsep terhadap hasil belajar mahasiswa. Jurnal pembelajaran, XXVII (April 2005).
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007, cet. 6
Muhammad, Hamid. Langkah-Langkah Pembelajaran Problem Solving. Jakarta : konsep ips.2005.
Purba, Janulis P., Pengembangan dan Implementasi Model Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Pemecahan masalah, (Mimbar Pendidikan No.3, tahun XXII,2003).
Rusyan, Tabrani,dkk, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung, Remadja Karya, 1998)
Sapari, Achmad, Bagaimana Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis, Fasilitator, Edisi III tahun 2006.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan R & D, (Bandung: Alfabeta,2015),cet. X.
Sutikno. Model Pembelajaran Interaksi Sosial, Pembelajaran afektif dan Retorika. Mataram: NTP Pres. 2004.
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional , Jakarta : C.V. Cemerlang, 2003.
Wahyuni, Titi. Pengembangan model pembelajaran pemecahan masalah untuk meningkatkan keterampilan…,Bandung: SKRIPSI UPI tidak diterbitkan.


Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK IPS SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.