Senin, 03 September 2018

CONTOH LENGKAP PTK BK SMP KELAS VII DOC

CONTOH LENGKAP PTK BK SMP KELAS VII DOC-Efetivitas komunikasi antarpribadi sangat penting karena berdampak kepada kehidupan sosial dan kesehatan mental siswa. Siswa kelas 7F megalami masalah dengan efektivitas komuikasi antarpribadi sehingga perlu dicari solusinya.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui deskripsi efektivitas komunikasi siswa dan penigkatanya setelah mengikuti konseling kelompok.ptk bk smp kelas 7
Jenis penelitian adalah eksperimen dengan desain penelitian pre experiment one group pretest-posttest design. Subyek penelitian ini, siswa kelas 7F masalah efektivitas komunikasi antarpribadi yang rendah sebanyak 47 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan skala efektivitas komunikasi antarpribadi. Analisis data menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif dan uji wilcoxon.
Hasilpre-tests skala motivasi menunjukkan bahwa terdapat10 siswa berada pada kriteria efektivitas komunikasi antarpribadi rendah. Setelah dilakukan konseling kelompok kemudian diadakan post test, Hasil pos tes menunjukkan bahwa setelah diberikan layanan konseling kelompok terdapat perubahan sekor efektivitas komunikasi antarpribadi siswa, kesepuluh siswa mengalami peningkatan sekor rata-rata sebesar 19,9 .Hasil uji wilcoxon menunjukkan Thitungnilainya adalah 53,0. Sedangkan Ttabel untuk n = 47 dengan taraf kesalahan 5 % nilainya adalah. Sehingga T hitung 53,0>T table1 atau berarti Ha diterima dan Ho ditolak dan bahwa efektivitas komunikasi antarpribadi siswa kelas 7F SMP Negeri 3 Rancaekek dapat ditingkatkan melalui konseling kelompok.
Simpulan dari penelitian ini adalah efektivitas komunikasi antarpribadi yang rendah dapat ditingkatkan melalui layanan konseling kelompok.Saran bagi konselor, hendaknya penelitian ini dapat menjadi referensi dalammengatasi masalah efektivitas komunikasi antarpribadi yang rendah pada siswa dan bagi siswa untuk lebih banyak memanfaatkan layanan konseling kelompok.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel BK SMP yang diberi judul “Meningkatkan Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Melalui Layanan Konseling Kelompok Pada Siswa Kelas 7f Smp Negeri 3 .................... Tahun Ajaran 2014/2015 ". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK BK SMP KELAS VII lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 063 SMP).

A.CONTOH PTK BK SMP TERBARU DOC

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Setiap hari kita tidak dapat terlepas dari aktivitas komunikasi. Hal ini dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari kita senantiasa memerlukan orang lain dalam upaya memenuhi kebutuhan sehari-hari kita. Tidak terkecuali saat kita berada dalam dunia pendidikan. Kegiatan komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, yaitu sebagai jembatan penghubung atau mediator dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Selain itu komunikasi juga memiliki peran sebagai sarana pemenuhan kebutuhan siswa dibidang sosial, pribadi, belajar, karier, keagamaan, dan keluarga.
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting, karena dengan komunikasi manusia mampu memenuhi kebutuhan yang bersifat fisik maupun yang bersifat kejiwaan. Istilah komunikasi berasal dari kata latin “communicare” yang berarti memberitahukan atau berpartisipasi (Sugiyo, 2005:1). Sedangkan Sutoyo (2006: 55) mengemukakan bahwa dari segi istilah “ komunikasi” yang dalam bahasa inggrisnya communication berasal dari kata communication yang bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama disini maksudnya adalah “sama makna”.

Tujuan utama dari komunikasi adalah pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok orang dangan efek dan umpan balik yang langsung. Dalam kegiatan komunikasi terdapat istilah komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik. dimana dalam kegiatan komunikasi dua arah iini informasi yang disampaikan oleh komunikator dapat berubah menjadi sesuatu yang baru karena peran aktif komunikan sehingga terjadi consensus apabila sepaham dan sebaliknya akan menjadi konflik jika tidak sepaham.
Salah satu kegiatan komunikasi dua arah ini adalah Efektivitas komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal yang dapat diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan dengan orang lain, dan merupakan sebuah metode komunikasi yang sering digunakan manusia pada saat berkerja, bergaul dan bermasyarakat. Efektivitas komunikasi antarpribadi sendiri dapat diartikan sebagai suatu bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan interaksi secara tatap muka ataupun bermedia, dan biasanya feedback nya dapat diketahui secara langsung dan efeknya pun cepat diketahui. (Suranto, 2011:212).

Hal yang membedakan jenis komunikasi antarpribadi dengan jenis komunikasi lainya adalah pola efektivitas komunikasi antarpribadi yang berbentuk intens dan lebih menitik beratkan kepada hubungan antar dua orang atau lebih, dimana komunikator menganggap kemunikan sebagai individu, bukan objek, serta prosesnya yang merupakan suatu pertemuan atau encounter diantara pribadi-pribadi.
Efektivitas komunikasi antarpribadi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi siswa disekolah. Hal ini dikarenakan komunikasi dapat membantu perkembangan intelektual dan sosial siswa, membantu pembentukan jati diri siswa melalui komunikasi dengan guru, staf tata usaha, dan kepala sekolah, sebagai sarana memahami realitas disekeliling siswa, dan menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang dimiliki tentang dunia sekitar, dan yang lebih utama adalah kesehatan mental sebagian ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan dengan orang lain, lebih-lebih dengan orang yang menjadi sign ificnant figures disekolah.
Suranto (2011:112) menyatakan bahwa efektivitas komunikasi antarpribadi bersifat positif apabila mengarah kepada suatu kerjasama dan bersifat negatif apabila mengarah kepada suatu pertentangan. Hendaknya komunikasi yang antar pribadi yang berkembang disekolah adalah efektivitas komunikasi antarpribadi yang positif yang mengarah kepada suatu kerjasama yang ditandai dengan munculnya sikap respek, empati, humble, dan meningkatnya hubungan antar pribadi antar individu yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi, pengertian yang sama terhadap makna pesan, melaksanakan pesan secara sukarela, clarity, dan audibel.

Komunikasi antarpribadi negatif yang terbentuk disekolah akan berdampak kepada kurang optimalnya potensi siswa dibidang akademik, sosial, dan pribadinya. Hal ini dikarenakan melalui efektivitas komunikasi antarpribadi kita dapat mengetahui seberapa dikenal diri oleh lingkungan dan hal ini dapat menghindarkannya dari penolakan oleh lingkungan, yang menunjukan bahwa individu tersebut normal , sehat secara mental dan bahagia. dalam hal ini menurut Sugiyo (2005:12) dapat diperoleh melalui dan meningkatkan kualitas efektivitas komunikasi antarpribadi agar kesehatan mental individu menjadi sehat.
Siswa Usia SMP kebanyakan termasuk dalam kategori usia remaja awal, dan merupakan masa yang penuh dengan pencarian jati diri. Masa ini menurut Ahmadi dan Sholeh (2005:121) terbagi menjadi dua masa , yaitu masa pra pubertas terjadi antara usia 12 – 14,0 tahun dan masa pubertas antara 14,0 – 18,0 tahun. Dalam hal ini siswa SMP rata-rata dikategorikan sebagai anak usia pra pubertas. Menurut Ahmadi dan Sholeh (2005:122) tanda-tanda tertier dari masa ini antara lain biasanya diwujudkan dalam perubahan sikap dan perilaku, contoh adanya perubahan mimik saat berbicara, cara berpenampilan, bahasa yang diucapkan, aktingnya, dan lain-lain.

Dalam usia ini individu berada pada posisi dimana lingkungan sosial sangat berperan dalam upaya membentuk sikap dan perilaku dari individu tersebut. Oleh karena itu efektivitas komunikasi antarpribadi yang berkualitas akan membantu individu berkembang kearah yang positif, dan sebaliknya komunikasi antarpribadi yang tidak berkualitas akan menghambat individu dalam upaya menemukan jati diri dan tidak menutup kemungkinan individu tersebut mengembangkan sikap yang negative sebagai dampak dari proses komunikasi yang kurang baik dengan lingkungan. Sehingga dia mencari lingkungan yang membuat dia nyaman dan diterima, tanpa memperdulikan apakah lingkungan itu produktif bagi perkembangan potensinya atau tidak.
Efektivitas komunikasi antarpribadi yang baik dalam lingkungan sekolah siswa berperan besar dalam membantu optimalisasi potensi siswa, dan dapat digunakan sebagai sarana dalam membantu siswa mengatasi permasalahan yang muncul yang mengganggu kehidupan efektif sehari-harinya. Efektivitas komunikasi antarpribadi yang terjalin dengan baik antar komponen sekolah dapat menciptakan hubungan yang hangat, dan nyaman dalam keseharianya, serta dapat menciptakan suasana kekeluargaan antar anggota sekolah.

Siwa kelas 7F SMP Negeri 3 ........... banyak memiliki siswa mengalami masalah dalam efektivitas komunikasi antarpribadi. Hal ini didasarkan pada hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru dan siswa yang diperoleh hasil bahwa tingkat efektivitas komunikasi antar pribadi siswa kelas 7F di SMP Negeri 3 ......... memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut:
1. Sikap respect yang rendah, hal ini ditandai dengan seringnya siswa berbicara, padahal didepan mereka masih ada orang yang sedang menyampaikan sesuatu.
2. Empathy yang rendah, hal ini ditandai dengan masih seringnya menertawakan teman yang mengalami hal yang memalukan
3. Audible, siswa masih kurang jelasnya siswa dalam menyampaikan maksud dan tujuan dari apa yang diucapkanya yang ditandai dengan sering terbata¬bata dalam berbicara.
4. Clarity yang masih rendah, dalam hal ini ditandai dengan seringnya siswa menggunakan istilah yang sulit dipahami dan sering menimbulkan multi tafsir dalam kegiatan komunikasi.
5. Humbel yang rendah, ditandai dengan masih rendahnya kemauan untuk mengakui kesalahan, dan cenderung menyalahkan orang lain, serta keengganan minta maaf ketika melakukan kesalahan, terutama terhadap teman.
6. Hubungan antar individu yang rendah, ditandai dengan kurangnya rasa akrab antar siswa, hal ini ditunjukan dengan masih terdapatnya siswa yang terkesan dianaktirikan dan kurang memiliki teman dalam kelas.
7. Melaksanakan pesan secara sukarela yang rendah, hal ini ditandai dengan seringnya siswa membantah perintah guru, terutama ketika diminta maju kedepan kelas.
Dampak yang muncul dari kegiatan komunikasi antarpribadi seperti diatas antara lain rendahnya keterbukaan siswa terhadap guru mengenai permasalahan yang sedang dihadapinya, keengganan dalam melakukan interakasi komunikasi dalam kegiatan pembelajaran, munculnya sikap minder, dan sering terjadi konflik antar anggota sekolah. Yang dalam hal ini merupakan suatu ciri bahwa lingkkungan sosial tersebut mengalami tingkat efektivitas komunikasi antarpribadi yang rendah. Hal ini menurut pengakuan beberapa guru dan siswa sangat mengganggu dan perlu untuk dicari penyelesaianya.
Hal lain yang menarik bahwa dalam layanan konseling kelompok setiap individu yang menjadi anggota kelompok diberikan kesempatan berinteraksi antarpribadi yang khas, yang tidak mungkin terjadi pada layanan konseling individual. Interaksi sosial yang intensif dan dinamis selama pelaksanaan layanan,
diharapkan tujuantujuan layanan yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan individu anggota kelompok dapat tercapai secara mantap. Pada kegiatan konseling kelompok setiap individu mendapatkan kesempatan untuk menggali tiap masalah yang dialami anggota. Kelompok dapat juga dipakai untuk belajar mengekspresikan perasaan, menunjukan perhatian terhadap orang lain, dan berbagi pengalaman.

Berdasarkan dengan keterangan tersebut dapat diketahui bahwa dengan siswa mengikuti kegiatan layanan konseling kelompok diharapkan siswa akan terkembangkan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap terarah kepada tingkah laku positif khususnya dalam bersosialisasi/komunikasi, dan terpecahkanya masalah individu yang bersangkutan dan diperoleh imbasan pemecahan masalah tersebut bagi individu-individu lain peserta layanan, terutama hal ini berkaitan dengan masalah efektivitas komunikasi antarpribadi disekolah yang rendah dapat ditingkatkan dengan pelaksanaan layanan konseling kelompok yang sesuai dengan pedoman pelaksanaan layanan BK disekolah.
Hal ini didukung dengan hasil peneitian terdahulu mengenai pemanfaatan layanan konseling kelompok untuk meningkatkan efetivitas komunikasi antarpribadi. Diantaranya peelitin yang tercantum dalam jurnal ilmiah milik Eko Sujadi tahun 2011, tentang Korelasi Antara Keaktifan Mengikuti Layanan Konseling Kelompok dengan Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 3 ....... yng diperoleh kesimpulan bahwa, semakin aktif siswa mengikuti layanan konseling kelompok maka semakin efektif komunikasi antarpribadi siswa.
Berdasarkan keterangan tersebut penulis berasumsi bahwa layanan konseling kelompok dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan efektivitas komunikasi antarpribadi siswa Sekolah Menengah Pertama. yang mayoritas siswanya berada pada usia prapubertas, dengan mencari akar permasalahan yang menjadi penyebab dari efektivitas efektivitas komunikasi antarpribadi yang rendah melalui layanan konseling kelompok. Dengan layanan konseling kelompok siswa akan berlatih mengungkapkan permasalahan yang dialami yang berkaitan dengan komunikasi antarpribadinya yang kurang berkualitas dan berusaha memecahkannya secara bersama dengan memanfaatkan dinamika kelompok.
Berdasarkan hal tersebut penulis berasumsi bahwa layanan konseling kelompok dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan efektivitas komunikasi antarpribadi pada siswa kelas 7F SMP Negeri 3 .............. Hal ini dikarenakan layanan konseling kelompok dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas hubungan sosial yang dipengaruhi oleh kualitas efektivitas komunikasi antarpribadi siswa kelas 7F SMP Negeri 3 .......... sehingga penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian eksperiment tentang penggunaan layanan konseling kelompok guna memningkatkan komunikasi antarpersonal siswa tersebut dengan judul: MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS 7F SMP NEGERI 3 ........ TAHUN AJARAN 2014/2015.
1.2. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya masalah yang ada dan untuk memungkinkan penelitian dapat mencapai tujuan, maka permasalahan akan dibatasai pada:
1. Penelitian ini hanya ingin mengetahui deskripsi mengenai efektivitas komunikasi antarpribadi siswa kelas 7F SMP Negeri 3 ............
2. Peneliti ingin mengetahui adakah peningkatan efektivitas komunikasi antarpribadi siswa kelas 7F SMP Negeri 3 .......... setelah dilakukan konseling kelompok.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana deskripsi efektivitas komunikasi antarpribadi siswa kelas 7F SMP Negeri 3 .............. tahun ajaran 2014/2015 sebelum dilakukan konseling kelompok?
2. Apakah layanan konseling kelompok dapat meningkatkan efektivitas komunikasi antarpribadi siswa kelas 7F SMP Negeri 3 ........... tahun ajaran 2014/2015?
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan judul dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Mendeskripsikan komunikasi antarpribadi siswa kelas 7F SMP Negeri 3 ... tahun ajaran 2014/2015 sebelum dilakukan konseling kelompok.
2. Mengetahui apakah terdapat peningkatan efektivitas komunikasi antarpribadi siswa kelas 7F SMP Negeri 3 .......tahun ajaran 2014/2015 setelah mengikuti layanan konseling kelompok.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Untuk memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi konselor dalam meningkatkan komunikasi antarpribadi siswa, serta dapat memberi pengayaan teori, khususnya yang berkaitan dengan upaya peningkatan efektivitas komunikasi antarpribadi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Konselor
Konselor dapat menggunakan konseling kelompok sebagai alternatif layanan yang inovatif dalam upaya meningkatkan efektivitas komunikasi antarpribadi siswa asuhnya.ptk bk smp doc
b. Bagi Siswa
Bagi siswa yang memiliki efektivitas komunikasi antarpribadi rendah yang mengikuti kegiatan layanan konseling kelompok dapat ditingkatkan efektivitas komunikasi antarpribadinya sehingga akan terpelihara kesehatan mentalnya dan mampu mengembangkan dirinya dengan belajar meningkatkan sikap respek, empati, humble, dan meningkatnya hubungan antarpribadi antar individu yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi, melaksanakan pesan secara sukarela, clarity, dan audible, melalui kegiatan konseling kelompok.

B.DOWNLOD LENGKAP PTK SMP DOC TERBARU

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab dua ini akan dibahas mengenai teori yang menjadi pustaka acuan dalam penyusunan penelitian.
2.1. Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
2.1.1. Definisi Komunikasi Antarpribadi
Dilihat dari segi istilah “ komunikasi” yang dalam bahasa inggrisnya communication berasal dari kata communication yang bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama disini maksudnya adalah “sama makna”. Menurut Sutoyo (2006: 55) bahwa seseorang dikatakan sedang berkomunikasi dengan orang lain, apabila keduanya selain mengerti bahasa yang digunakan, juga mengerti makna dari bahan yang menjadi topik dalam komunikasi. Sebab mengerti bahasa saja belum cukup, yang tak kalah penting mengerti makna yang terkandung dalam bahasa itu, agar terjadi komunikasi yang berlangsung baik dan komunikatip.jadi dalam komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat komunikasi.
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah hubungan antar manusia. (human relation) yang menunjuk kepada interaksi atau seperangkat keterampilan untuk berkomunikasi secara efektif. Baik secara verbal maupun non verbal dengan ciri langsung, kedekatan secara fisik, melibatkan nepercayaan, keterbukaan, keakraban, dan kehangatan dalam dalam kadar tertentu (Mapiare, 2006:179).
Menurut Devito (1989) dalam Sugiyo (2005:3) mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai bentuk pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok orang dangan efek dan umpan balik yang langsung.
Supratiknya (1995:30) menyatakan bahwa komunikasi antar pribadi sebagai setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non verbal yang ditanggapi oleh orang lain. selain itu Effendi (1989) dalam Sugiyo (2005:3) menyatakan bahwa komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara komunikator dan komunikan. Komunikasi jenis ini diangggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis dan berupa percakapan. Sementara dari situs Wikipedia komunikasi antarpribadi diartikan sebagai Interpersonal communication is usually defined by communication scholars in numerous ways, usually describing participants who are dependent upon one another and have a shared history. Communication channels, the take to distinct form : direct and indirect. (diambil pada 23 oktober 2011 dari http://en.wikipedia.org).judul ptk bk smp
Yang artinya bahwakomunikasi antar pribadi biasanya diartikan oleh para ahli komunikasi dengan berbagai cara, biasanya menggambarkan peserta yang tergantung pada satu sama lain dan memiliki kepentingan bersama. Saluran komunikasi atau media yang membawa pesan dari pengirim ke penerima pesan, mengambil dua bentuk yang berbeda langsung dan tidak langsung.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi antar pribadi adalah suatu kegiatan pengiriman pesan dari komunikator kepada komunikan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berupa seperangkat keterampilan untuk berkomunikasi secara efektif, langsung, kedekatan secara fisik, melibatkan kepercayaan, keterbukaan, keakraban, dan kehangatan dalam dalam kadar tertentu.
2. Terdapat efek dan umpan balik yang langsung.
3. Dilakukan dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis dan berupa percakapan.judul ptk bk smp

2.1.2. Ciri-ciri Komunikasi Antarpribadi
Supratiknya (1995:30) dalam mendeskripsikan ciri komunikasi antarpribadi menyatakan bahwa, terdapat 5 ciri komunikasi antarpribadi yaitu: keterbukaan atau openes, empati, dukungan, rasa positif (positiveness), dan kesamaan (equality).
1. keterbukaan atau openes adalah suatu sikap dimana tidak ada perasaan tertekan ketika melakukan kegiatan komunikasi yang ditandai dengan kesediaan untuk jujur dalam menyampaikan apa yang sedanng dirasakan dan sedang dipikirkan.
2. Empati, adalah suatu sikap ikut merasakan apa yang dirasakan oleh lawan bicara, yang ditandai dengan kesediaan mendengarkan dengan sepenuh hati, merespon secara tepat setiap perilaku yang muncul dalam kegiatan komunikasi.
3. Dukungan yaitu suatu sikap memberikan respon balikan terhadap apa yang dikemukakan dalam kegiatan komunikasi, sehingga dalam kegiatan komunikasi terjadi pola dua arah.
4. Rasa positif, adalah suatu perasaaan memandang orang lain dalam kegiatan komunikasi sebagai manusia. Hal ini ditandai dengan sikap tidak mudah men judge dalam setiap kegiatan interaksi dalam komunikasi.ptk bk smp doc
5. Kesamaan, adalah suatu kondisi dimana dalam kegiatan komunikasi terjadi posisi yang sama antara komunikan dankomunikator, tidak terjadi dominasi antara satu dengan yang lain. hal ini ditandai arus pesan yang dua arah.
Sementara Sugiyo (2005:5) menyebutkan bahwa dalam komunikasi antarpribadi terdapat sepuluh ciri utama, antara lain:
1. Keterbukaan, yaitu adanya kesediaan antara dua belah pihak untuk membuka diri dan mereaksi kepada orang lain, merasakan pikiran dan perasaan orang lain.
2. Adanya empati dari komunikator, yaitu suatu penghayatan terhadap perasaan orang lain atau turut merasakan apa yang dirasakan orang lain.
3. Adanya dukungan dan partisipasi, yang menurut devito dalam sugiyo (2005:6) bahwa keterbukaan dan empati tidak dapat bertahan lama tanpa adanya sikap saling mendukung dalam kegiatan komunikasi.
4. Rasa positif, yaitu kecenderungan bertindak kepada komunikator denagn memberikan penilaian positif terhadap komunikan.
5. Kesamaan, kesamaan menunjukan kesetaraan antara komunikator dan komunikan. Dalam komunikasi antar pribadi, kesetaraan ini merupakan ciri yang penting dalam keberlangsungan dan bahkan keberhasilan komunikasi antarpribadi.
6. Arus pesan yang cenderung dua arah, yaitu adanya hubungan antara komunikator dan komunikan saling member dan menerima informasi.
7. Tatap muka, yaitu suatu komunikasi yang berlangsung secara langsung dan adanya ikatan psikologis serta saling mempengaruhi secara intens.
8. Tingkat umpan balik yang tinggi, adalah bahwa apa yang disampaikan dalam komunikasi sudah sampai kepada penerima, yang ditandai dengan ketergantungan interaktif.
9. Interaksi minimal dua orang, yaitu bahwa dalam komunikasi antarpribadi sekurang-kurangnya melibatkan dua orang.
10. Adanya akibat yang disengaja maupun yang tidak disengaja, direncanakan atau tidak direncanakan. Yaitu suatu akibat yang ditimbulkan dari komunikasi antarpribadi sebagai akibat dari seberapa banyak informasi yang diperoleh komunikan dan komunikator yang berdampak pada hubungan dalam kegiatan komunikasi.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi antarpribadi memiliki empat ciri umum yang harus dimiliki sebuah komunikasi agar dapat dikatakan sebagai komunikasi antarpribadi, yaitu keterbukaan atau openes, empati, dukungan, rasa positif (positiveness), dan kesamaan (equality).
2.1.3. Tujuan Komunikasi Antarpribadi
Setiap kegiatan manusia memiliki tujuan, tak terkecuali komunikasi antarpribadi. Menurut Supratiknya (1995:30) komunikasi interpersonal memiliki lima tujuan utama dalam pelaksanaanya, yang meliputi:
1. Belajar maksudnya dengan komunikasi individu dapat mengetahui dunia luar, luas wawasanya.
2. Berhubungan menjalin relasi dengan individu lain dan optimalisasi dalam menilai diri dan individu lain secara positif
3. Memepengaruhi mempengaruhi orang lain untuk mengikuti apa yang dikemukakan komunikator berpartisipasi dalam kegiatan bersama.
4. Bermain. Mencapai tujuan kesenangan dan mencapai kesejahteraan bersama.
5. Membantu membantu orang lain yang memiliki masalah.
Sementara Sugiyo (2005:11) menyatakan bahwa dalam komunikasi antar pribadi terdapat Sembilan tujuan, antara lain:
1. Menemukan diri sendiri
2. Menemukan dunia luar
3. Membentuk dan memelihara hubungan yang bermakna
4. Mengubah sikap dan perilaku sendri dan orang lain
5. Barmain dan hiburan
6. Belajar
7. Mempengaruhi orang lain
8. Merubah pendapat orang lain
9. Membantu orang lain
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi antarpribadi memiliki tujuan yang sangat banyak. Akan tetapi secara garis besar komunikasi antarpribadi dilakukan dengan tujuan dalam upaya pemenuhan kebutuhan sosiopsikologismanusia,
Berdasarkan hal itu dapat mengatakan bahwa kita terlihat komunikasi interpersonal.berdasarkan hal itu kita dapat mengatakan bahwa kita terlihat komunikasi interpersonal untuk mendapatkan kesenagan, untuk membantu, dan mengubah tingkah laku seseorang. Kedua, tujuan ini boleh dipandang sebagai hasil atau efek umum dari komunikasi interpersonal yang berasal dari pertemuan interpersonal.diantaranya belajar, mempengaruhi, mengubah sikap, bermain , dan menemukan diri dan dunia luar, serta membentuk dan memelihara hubungan.
2.1.4. Komunikasi Antarpribadi Yang Efektif
Hardjana dalam Suranto (2011:77) komunikasi interpersonal dikatakan efektif apabila pesan yang diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindak lanjuti dengan sebuah perbuatan secara sukarela oleh penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi dan tidak ada hambatan untuk hal itu. Berdasarkan definisi tersebut maka Suranto (2001:77-78) menyimpulkan bahwa komunikasi dikatakan efektif apabila memenuhi tiga persyaratan utama, yaitu: (1) pesan yang diterima komunikan dan dimaksud oleh komunikator sama. (2) ditindaklanjuti dengan perbuatan sukarela, (3) meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi.

2.1.4.1. Pengertian yang sama terhadap makna pesan
Menurut Suranto (2011:78) Salah satu indikator komunikasi dikatakan efektif , adalah apabila makna pesan yang dikirimkan oleh komunkator sama dengan pesan yang diterima oleh komunikan Kegiatan komunikasi sering terjadi mis komunikasi yang disebabkan oleh pesan yang diterima oleh komunikan tidak dipahami sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh komunikator, yang disebabkan oleh banyak hal. Komunikasi antarpribadi yang baik adalah komunikasi yang bebas dari mis komunikasi, mis persepsi dan peningkatan hubungan antarpribadi dari pelaku komunikasi antar pribadi tersebut.
2.1.4.2.Melaksanakan pesan secara sukarela
Indikator komunikasi antar pribadi yang efektif berikutnya adalah komunikas menindak lanjuti pesan yang disampaikan secara sukarela.Hal ini menunjukan bahwa dalam kegiatan komunikasi antara komunikator dan komunikan berpeluang memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan. Komunikasi bentuk ini dicirikan oleh adanya posisinya yang setara (tidak superior-inferior) yang menekankan kepada penngungkapan apa yang ada dalam pikiran secara sukarela, jujur, jelas dan tanpa merasa takut. judul ptk bk smp
2.1.4.3. MeningkatkanKualitas Hubungan Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi yang baik ditandai dengan munculnya hubungan yang positif antara komunikator dengan komunikan.Menurut Suranto(201 1:79) hal ini disebabkan pihak-pihak yang saling berkomunikasi merasakan manfaat dari komunikasi itu, sehingga merasa perlu untuk memelihara hubungan antarpribadi.Hal positif inilah yang menjadi perbedaan mendasar antara komunikasi antarpribadi dengan jenis komunikasi yang lainya.
Efektifitas komunikasi antarpribadi jika dijelaskan dari prespektif the 5 inevitable of laws of efective communication atau lima hukum komunikasi efekttif (ajimahendra.blogspot.com) meliputu lima aspek yang disingkat REACH yang meliputi Respect, Empathy, Audible, Clarity, dan Humble. Hal ini relevan dengan prinsip komunikasi antarpribadi yakni sebagai upaya meraih perhatian, pengakuan, cinta kasih, maupun penghargaan terhadap diri dari lingkungan sosial.

2.1.4.1.1. Respect
Respect adalah suatu sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai adalah kunci dari perilaku ini, dimana pada prinsipnya setiap diri manusia ingin dihargai dan dihormati. Jika kita ingin melakukan kritik atau menyatakan ketidaksependapatan kita terhadap seseorang, lakukanlah dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang. Komunikasi antarpribadi yang baik ditandai dengan munculnya respect dalam kegiatan komunikasi, yang menyebabkan kegiatan komunikasi menjadi nyaman dan antara komunikator dan komunikan seakan-akan tidak terdapat jarak antar keduanya.
2.1.4.1.2. Empathy
Empathy adalah kemampuan menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain (Suranto,201 1:81). Rasa simpati ini muncul sebagai salah satu indicator dalam komunikasi antar pribadi yang baik. Rasa empathy akan membantu kita untuk dapat menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang mudah diterima oleh komunikan. Sehingga komunikan merasa dihargai dan diterima sebagai seorang individu bukan sebagai objek.ptk bk smp kelas 7
2.1.4.1.3. Audible
Makna audible antara lain dapat dimengerti atau dimengerti dengan baik. Komunikasi antar pribadi yang baik adalah komunikasi yang dapat didengarkan dan dipahami apa maksud dan tujuan dari penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, tanpa meninggalkan sisi humanis dari komunkan. Artinya bahwa dalam komunikasi ini sangat penting ketika menyampaikan suatu pesan tidak hanya dapat didengarkan dan dipahami oleh komunikan saja, akan tetapi juga harus diperhatikan cara penyampaianya, meliputi pemilihan kata, intonasi dan kenyaringan suara, sehingga pesan dapat ditangkap dengan sempurna oleh komunikan.

C.CONTOH JUDUL PTK BK SMP KELAS VII WORD

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian yang menggunakan pendekatan eksperimen. Penelitian eksperimen menurut Arikunto (2006: 3) adalah suatu cara untuk mencari sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu.” Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment), metode penelitian digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2008:72). Penelitian eksperimen dilakukan untuk meneliti pengaruh dari treatment yang diberikan.
3.1.2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan pre eksperimental design dengan menggunakan one group pretest-posttest design, yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Didalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen.
Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pre-test dan observasi sesudah eksperimen (O2) disebut post-test (Arikunto, 2006:85). Pertama-tama dilakukan pengukuran (pre-test) terhadap siswa kemudian diberikan perlakuan (treatment) konseling kelompok dalam jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan pengukuran kembali (post-test) untuk melihat ada tidaknya pengaruh konseling kelompok yang diterapkan terhadap peningkatan efektifitas komunikasi antarpribadi siswa.ptk bk smp kelas 7
Pola ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Bagan 3.1
Desain Penelitian (Sugiyono, 2007) Keterangan :
O1 : nilai pre-test (sebelum diberi perlakuan)
X : perlakuan yang diberikan kepada anggota sampel
O2 : nilai post-test (setelah diberi perlakuan)
Prosedur pelaksanaan penelitian dengan rancangan one group pretest-posttest design ini adalah sebagai berikut:
1. Memilih satu kelompok yang akan digunakan sebagai subyek penelitian yaitu siswa kelas 7F SMP Negeri 3 Rancaekek.
2. Memberikan O1, yaitu pretest kepada siswa kelas 7F SMP Negeri 3 Rancaekek untuk mengetahui skor siswa sebelum dilaksanakan konseling kelompok.
3. Memberikan perlakuan pada subyek kelas 7F, yaitu dalam bentuk konseling kelompok dalam jangka waktu tertentu bagi siswa yang teridentifikasi mempunyai efektifitas komunikasi antarpribadi yang rendah. Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas 7F SMP Negeri 3 Rancaekek yang efektifitas komunikasi antarpribadinya dalam kategori rendah dan sangat rendah.
4. Memberikan O2, yaitu posttest untuk mengukur efektifitas komunikasi antarpribadi siswa setelah pelaksanaan konseling kelompok.
5. Analisis hasil penelitian dengan membandingkan hasil pretest dengan posttest.
6. Menerapkan tes statistik Uji Tanda (sign test) untuk mengevaluasi efek dari treatment (pelaksanaan konseling kelompok) terhadap efektifitas komunikasi antarpribadi siswa.

3.2. Variabel dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian
Sugiyono (2008:3 8) mendefinisikan variabel penelitian sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
3.2.2. Identifikasi Variabel
1. Variabel bebas (X)
Variabel bebas adalah yang mempengaruhi atau yang diselidiki pengaruhnya.Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas adalah layanan konseling kelompok.
2. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat adalah yang timbul sebagai akibat dari variabel bebas.Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah efektifitas komunikasi antarpribadi.
3.2.3. Definisi Operasional
Sedangkan definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar, 2007:74). Adapun definisi operasional dari dua variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan salah satu tehnik dari konseling dengan format kelompok untuk membicarakan pemecahan masalah yang sedang dihadapi secara bersama-samadengan mengutarakan ide-ide, saran, saling menanggapi satu dengan yang lain dalam rangka pemecahan masalah yang sedang dihadapi yang dilakukan melalui empat tahap, yaitu tahap persiapan, peralihan, kegiatan, dan tahap pengakhiran.
2. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi
Efektifitas komunikasi antarpribadi menurut Hardjana dalam Suranto (2011:77) adalah suatu keadaan dalam komunikasi antarpribadi dimana pesan yang diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindak lanjuti dengan sebuah perbuatan secara sukarela oleh penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi dan tidak ada hambatan untuk hal itu.
Adapun indikator yang digunakan untuk mengetahui efektifitas komunikasi antarpribadi adalah :
1. sikap Respect,
2. Empathy,
3. Audible,
4. Clarity,
5. Humbel,
6. Meningkatnya hubungan antar individu
7. Melaksanakan pesan secara sukarela
3.2.4. Hubungan Antar Variabel
Hubungan antara variabel bebas menyebabkan munculnya variabel lain yaitu variabel terikat. Dalam peneltian inikonseling kelompok untuk meningkatkan efektifitas komunikasi antarpribadi. Gambar hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat sebagai berikut:

Gambar 3.2.Hubungan Variabel
Keterangan:
X : Konseling kelompok
Y : Efektifitas komunikasi antarpribadi
3.3. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIC SMP Negeri 3 Rancaekek yang memiliki efektifitas komunikasi antarpribadi rendah yang diketahui melalui skala efektifitas komunikasi antarpribadi.ptk bk smp kelas 7
Adapun cara pelaksanaan untuk menentukan subyek penelitian adalah sebagai berikut:
1. Peneliti menyebarkan skala efektifitas komunikasi antarpribadi sebagai pre-test kepada siswa kelas 7F
2. Setelah skala diisi oleh siswa, kemudian skala ditarik kembali oleh peneliti
3. Hasil skala dianalisis berdasarkan ketentuan skoring yang telah ditetapkan. Dari hasil angket ini dapat diidentifikasi siswa yang mempunyai efektifitas komunikasi antarpribadi yang rendah.
4. Siswa yang teridentifikasi mempunyai efektifitas komunikasi antarpribadi rendah dijadikan subyek penelitian. Mengenai daftar siswa yang menjadi subjek penelitian dapat dilihat dalam lampiran.
3.4. Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1. Tehnik Pengumpulan Data
Komponen pengumpulan data mencakup penggunaan aneka tehnik, metode, dan alat untuk menemukan, memperoleh, serta menyimpan informasi tentang berbagai aspek pada orang yang dibimbing (Winkel dan Hastuti, 2005 :253).Komponen ini mencakup semua usaha untuk memperoleh semua data-data siswa, menganalisis, menafsirkan, dan menyimpan data.
Menurut Sugiyono (2008:224) tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun tehnik atau metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala yaitu dengan skala efektifitas komunikasi antarpribadi, wawancara konseling, dan tambahan dari analisis data dokumentasi sekolah.
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data ptk bk smp kelas 7
3.4.2.1. Skala Psikologis
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala efektifitas komunikasi antarpribadi.
Arikunto (2007:106) menyatakan bahwa skala merupakan sebuah isntrumen pengumpul data yang bentuknya seperti daftar cocok tetapi alternatif yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang dan banyak digunakan untuk mengukur aspek-aspek kepribadian atau aspek kejiawaan lainya. Alternatif yang terdapat dalam skala dapat berbentuk gradasi dari suatu keseringan, kualitas, dan sebagainya.ptk bk smp kelas 7
Berdasarkan keterangan tersebut peneliti menganggap skala dapat dijadikan intrumen dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini data yang ingin diukur berupa efektifitas dan aspek yang diukur berupa aspek kepribadian yaitu komunikasi antarpribadi.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, baik dalam penyusunan maupun uji coba. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Gambar 3.3 Langkah Menyusun Instrumen
Data yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu tentang efektifitas komunikasi antarpribadi yang peneliti kembangkan yaitu dari aspek-aspek hukum efektifitas komunikasi antarpribadi. Adapun kisi-kisi pengembangan instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

D.PROPOSAL PTK SMP KELAS VII KURIKULUM 2013

DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rieneka Cipta.
Arsjad, maidar G dan mukti US. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta:Erlangga.
Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: GRAHA ILMU.
Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik Jilid I. Yogyakarta: Andi Offset
Maryudi. 2005. Pintar Berkomunikasi.Jakarta.Restu Agung.
Mugiharso, H. dan Sunawan. 2007. Pemahaman Individu Teknik Tes. Semarang Universitas Negeri Semarang.
Nursalim dan Suradi.2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Unesa University Press Latar Belakang Kehidupan. Bandung: Refika Aditama
Prayitno .2004. Seri Layanan Konseling : Bimbingan Konseling Kelompok. Semarang: Bimbingan Konseling Unnes.
.2004. Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Gramedia.
Prayitno & Amti E. 2004. Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: PT Rieneka Cipta
Sugiyo. 2005. Komunikasi Antar Pribadi. Semarang : Bimbingan Konseling Unnes.
Sugiyo. 2007. Psikologi Sosial. Semarang :Bimbingan Konseling Unnes.
Sukardi, Dewa Ketut dan Kusmawati, Nila. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Supratiknya, A. 1995. Komunikasi Antar Pribadi : Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: kanisius.
Sutoyo, A. 2006. Kesehatan Mental. Semarang: Bimbingan Konseling Unnes.
Wibowo, M.E. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: UPT Unnes Press.
Winkel, W.S. dan Hastuti, Sri. 2006. Bimbingan dan Konseling di Inst itusi Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Reksoatmodjo, Tedjo. 2007. Statistik untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama
Salahuddin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV Pustaka Setia
Santrock, John. W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Siegel, Sidney. 1998. Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Yusuf dan Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK BK SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.