Minggu, 18 November 2018

CONTOH TERBARU PTK SOSIOLOGI SMA KELAS X DOC

CONTOH TERBARU PTK SOSIOLOGI SMA KELAS X DOC-Pembelajaran sejarah di SMA Negeri .................... selama ini belum melibatkan potensi dan peran serta siswa secara optimal. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab rendahnya hasil belajar dan ketuntasan siswa belum tercapai, karena siswa cenderung pasif dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Menanggapi permasalahan tersebut, maka dilaksanakan pembelajaran dengan model Make a Match. Metode penelitian tindakan kelas ini ditempuh dalam dua siklus. PTK sosiologi sma kelas x doc

Adapun tujuan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar sejarah dan memenuhi KKM (65) melalui penerapan model pembelajaran Make a Match pada siswa kelas X.IPS.1 SMA Negeri ................ Semester Gasal Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan analisa deskriptif komparatif, yang memaparkan dan membandingkan data hasil belajar siswa dari setiap siklusnya. download ptk sosiologi sma lengkap

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar pada kondisi awal 77,4 dengan prosentase ketuntasan 8 9,6%. Setelah dilakukan tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran Make a Match diperoleh rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 77,5 dengan ketuntasan klasikal 96,3% dan rata-rata hasil belajar pada siklus II sebesar 95,09 dengan ketuntasan klasikal 100%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar Sejarah dan menuntaskan siswa kelas X.IPS.1 SMA Negeri ..............Semester Gasal Tahun Ajaran 2015/2016.Kata kunci: Hasil Belajar, Model Make a Match

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel SOSIOLOGI SMA yang diberi judul “Penerapan Model Pembelajaran Make A Ma Tch Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa Sma Negeri .... Semester Gasal Tahun Ajaran 20../20.. ". Disini akan di bahas lengkap.PTK biologi sma kelas x doc

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK SOSIOLOGI KELAS X lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 067 SMA).

.A.DOWNLOAD PTK SOSIOLOGI SMA TERBARU DOC

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Sebuah bangsa yang besar bukanlah bangsa yang banyak penduduknya, tetapi bangsa yang besar adalah jika elemen masyarakatnya berpendidikan dan mampu memajukan negaranya. Pendidikan adalah kunci semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat.
Dalam rangka mewujudkan potensi diri harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Sebagaimana disebutkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003:5).PTK biologi sma kelas x doc
Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus terus diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan semakin termotivasi dan belajar, daya kreativitasnya akan semakin meningkat, bersikap lebih positif, bertambah pengetahuan dan ketrampilannya, dan semakin memahami materi yang dipelajari.

Upaya peningkatan mutu pendidikan secara nasional telah dilakukan pengkajian ulang terhadap kurikulum, sehingga terjadi penyempurnaan kurikulum dari waktu ke waktu. Salah satunya dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.download ptk sosiologi sma lengkap
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMA Negeri ............. adalah sejarah. Pengajaran sejarah memiliki tujuan dalam menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran nasionalisme. Tanpa mengetahui sejarahnya, tidak mungkin bangsa tersebut mengenal dan memiliki identitas (Sartono Kartodirdjo, 1992:247)..PTK biologi sma kelas x doc

Dari uraian di atas dapat diasumsikan bahwa mata pelajaran sejarah mempunyai nilai strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, handal dan bermoral. Hambatan dalam pembelajaran sejarah selama ini, disebabkan kurang dikemasnya pembelajaran sejarah dengan metode yang menarik dan menyenangkan.
Para guru terkadang dalam menyampaikan materi sejarah masih secara konvensional, sehingga pelajaran sejarah cenderung membosankan dan kurang menarik minat siswa. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan.

Pengamatan awal terhadap hasil belajar sejarah pada siswa kelas X.IPS1 SMA Negeri ........ semester gasal tahun ajaran 2015/2016, menunjukkan bahwa belum semua siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 65. Dari 30 siswa kelas X.IPS1, baru 89,6% yang mencapai KKM dan 10,4% belum mencapai KKM. Hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh guru yang belum memberdayakan seluruh potensi dirinya dan siswa yang kurang berpartisipasi aktif dalam mengikuti pelajaran. Jika siswa lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran, maka tidak hanya aspek kognitif saja yang diraihnya. Namun, ada aspek lain yang diperoleh yaitu aspek afektif dan aspek psikomotorik.

Mengingat pentingnya partisipasi siswa dalam hasil belajar, maka guru diharapkan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dari paparan di atas, untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas melalui penerapan model pembelajaran make a match agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri ..............Semester Gasal Tahun Ajaran 2015/2016 pada mata pelajaran sejarah.contoh ptk biologi sma kurikulum 2013

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
a. Secara umum siswa kurang berpartisipasi dan kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif dalam proses pembelajaran sejarah.
c. Ketuntasan belajar kelas X.IPS1 belum maksimal. Oleh karena itu, diperlukan solusi lain dalam pembelajaran sejarah untuk peningkatan hasil belajar yang lebih baik dan memenuhi KKM (65).

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: “Bagaimanakah model pembelajaran make a match diterapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.IPS1 SMA Negeri ............ semester gasal tahun ajaran 2015/2016 pada mata pelajaran sejarah?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sejarah dan memenuhi KKM (65) melalui penerapan model pembelajaran make a match pada siswa kelas X.IPS1 SMA Negeri.............Semester Gasal Tahun Ajaran 2015/2016.
E. Manfaat Penelitian
Secara garis besar hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
1) Memberikan sumbangan pengetahuan dan bahan tambahan referensi bagi pengembangan ilmu, khususnya tentang penelitian tindakan kelas.
2) Sebagai bahan referensi untuk mengkaji permasalahan yang sama dengan lingkup yang lebih luas.
3) Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi di bidang pendidikan (Sunardi, 2011:81).
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Siswa
Mengaktifkan belajar siswa, karena pembelajaran dilakukan dengan menyenangkan dan tidak menjenuhkan.
Memberikan motivasi, mendorong dan mengembangkan nafsu belajar serta tanggung jawab belajar.
2) Bagi Guru
Memilki gambaran tentang pembelajaran sejarah yang aktif, inovatif, kretif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
Meningkatkan kompetensinya dalam mengajar mata pelajaran sejarah.
3) Bagi Sekolah
Sebagai salah satu bahan untuk memperbaiki mutu pendidikan di sekolah.
Dasar untuk memotivasi guru menerapkan kegiatan pembelajaran yang terpusat pada siswa melalui penerapan model pembelajaran yang inovatif.
Memberi masukan tentang salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah.contoh ptk biologi sma kurikulum 2013

B.DOWNLOAD PTK SOSIOLOGI SMA KELAS X DOC

BAB II
KAJIAN TEORI


A. KAJIAN TEORI
1. Belajar
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga muncul perubahan tingkah laku. Winkel (2004:53) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.contoh ptk biologi sma kurikulum 2013
Menurut Slameto (2003:23) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hilgard (Wina Sanjaya, 2006:110) mengungkapkan “belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan, baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan sekitar.”

Selanjutnya Oemar Hamalik (2004:36) mendefinisikan belajar sebagai suatu pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Sebagaimana dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2006:108) bahwa belajar adalah proses yang terus-menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa sepanjang kehidupannya, manusia akan selalu dihadapkan pada masalah atau tujuan yang ingin dicapainya. Melalui kemampuan belajar, manusia akan dapat memecahkan setiap rintangan yang dihadapi sampai akhir hayatnya.
Prinsip belajar sepanjang hayat di atas, sejalan dengan empat pilar pendidikan yang dirumuskan UNESCO (1996) yaitu:

a. Learning to know, mengandung pengertian bahwa belajar itu pada dasarnya tidak hanya berorientasi kepada produk atau hasil belajar, akan tetapi juga harus berorientasi kepada proses belajar.
b. Learning to do, mengandung pengertian bahwa belajar itu bukan hanya sekedar mendengar dan melihat dengan tujuan akumulasi pengetahuan, tetapi belajar untuk berbuat dengan tujuan akhir penguasaan kompetensi yang sangat diperlukan dalam era persaingan global.
c. Learning to be, mengandung pengertian bahwa belajar adalah membentuk manusia yang menjadi dirinya-sendiri. Dengan kata lain belajar untuk mengaktualisasikan dirinya-sendiri sebagai individu dengan kepribadian yang memiliki tanggung jawab sebagai manusia.
d. Learning to live, adalah belajar untuk bekerjasama. Hal ini sangat diperlukan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dalam masyarakat global, dimana manusia secara individu maupun kelompok tidak mungkin bisa hidup sendiri(Wina Sanjaya, 2006:108).contoh ptk biologi sma kurikulum 2013

Konstruktivisme merupakan suatu pandangan bagaimana seseorang belajar, yaitu menjelaskan bagaimana manusia membangun pemahaman dan pengetahuannya mengenai dunia sekitarnya melalui pengenalan terhadap benda-benda disekitarnya yang direfleksikan melalui pengalamannya (Indrawati dan Wanwan, 2009:9). Dalam prinsip konstruktivis menurut Slamet Soewardi,dkk (2005:84) bahwa seorang pengajar atau guru mempunyai peran sebagai mediator dan fasilitator yang dapat dijabarkan dalam beberapa tugas antara lain:
a. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa mengambil tanggungjawab dalam membuat design, proses dan penelitian.
b. Menyediakan sarana yang merangsang berpikir siswa secara produktif dan menyediakan kesempatan serta pengalaman yang paling mendukung belajar siswa.
c. Memonitor, mengevalusi dan menunjukkan berjalan atau tidaknya pemikiran siswa. Guru membantu siswa dalam mengevalusi hipotesa dan membuat kesimpulan.

Proses belajar yang bercirikan konstruktivisme menurut kaum konstruktivistik adalah sebagai berikut:
a. Belajar berarti membentuk makna.
b. Konstruksi berarti sesuatu hal yang sedang dipelajari terjadi dalam proses yang terus-menerus.
c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih dari
itu yaitu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian baru.
d. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu seseorang dalam
keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut.contoh ptk biologi sma kurikulum 2013
e. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman peserta didik dengan dunia fisik dan lingkungannya.
f. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui peserta didik (konsep, tujuan, motivasi) yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari
(Paul Suparno dalam Indrawati dan Wanwan, 2009:11).

Hal terpenting dalam teori konstruktivisme adalah dalam proses belajar, siswalah yang harus mendapatkan penekanan. Siswa harus aktif dalam mengembangkan pengetahuannya, karena belajar siswa aktif dalam pendidikan di Indonesia sangat penting dan perlu untuk dikembangkan.
2. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)
Pembelajaran menurut Degeng (Hamzah B. Uno, 2008:83) adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Wina Sanjaya (2010:135) mengemukakan bahwa pembelajaran dalam standar proses pendidikan didesain untuk membelajarkan siswa. Sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (active learning).

Hal ini sesuai dengan tuntutan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan proses pembelajaran mengikuti standar kompetensi yaitu; berpusat pada siswa, mengembangkan keingintahuan dan imajinasi, memiliki semangat mandiri, bekerja sama, dan kompetensi, menciptakan kondisi yang menyenangkan, mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar dalam mata pelajaran.contoh ptk biologi sma kurikulum 2013
Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) adalah salah satu metode pembelajaran berbasis lingkungan (Sofan dan Ahmadi, 2010:19). Penerapan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran harus dipraktikkan dengan benar.
Gambaran penerapannya secara garis besar sebagai berikut:
Siswa langsung terlibat ke dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemauan mereka dengan penekanan pada belajar melalui praktik.
Guru dituntut menggunakan alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar agar pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.
Guru harus bisa mengatur kelas dengan berbagai variasi seperti bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan alat-alat pembelajaran.
Guru menerapkan tentang cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok dalam segala suasana.
Guru mendorong, memberikan motivasi siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.contoh ptk biologi sma kurikulum 2013

Hisyam Zaini,dkk (2007:xvi) mendefinisikan pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Cara ini akan menjadikan suasana lebih menyenangkan bagi peserta didik, sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Sebagaimana dikemukakan oleh Mel Silberman (2010:19) bahwa “pelatihan yang aktif tidak akan terjadi tanpa keterlibatan para peserta. Sebagian metode sangat cocok digunakan ketika waktu yang tersedia terbatas atau partisipasi perlu dibangkitkan.”

Pembelajaran inovatif dirumuskan Suharmanto (2008:10) sebagai berikut:
“Pembelajaran inovatif dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dirancang oleh guru, yang sifatnya baru, tidak seperti yang biasanya dilakukan, dan bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa”.

Pembelajaran yang sifatnya memperbaiki program pembelajaran sebelumnya yang tidak memuaskan dalam kegiatan mengajar, hasilnya dapat digolongkan inovatif karena mencoba untuk memecahkan masalah yang belum terpecahkan. Secara umum, pembelajaran inovatif adalah program pembelajaran yang langsung memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh kelas berdasarkan kondisi kelas. Pada gilirannya program pembelajaran tersebut akan memberi sumbangan terhadap usaha peningkatan mutu sekolah secara keseluruhan.

Indrawati dan Wanwan (2009:14) mendefinisikan pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang menstimulasi siswa untuk mengembangkan gagasannya dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada. Proses kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Pembelajaran efektif apabila menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, karena keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif. Indrawati dan Wanwan (2009:15) memberikan pengertian pembelajaran efektif sebagai pembelajaran yang menghasilkan apa yang harus dicapai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Sebagaimana Raka Joni (Sunaryo, 1989:2) memandang strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru dan siswa untuk mewujudkan agar proses belajar mengajar tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien.contoh ptk biologi sma kurikulum 2013

Dave Meier (Indrawati dan Wanwan, 2009:16) memberikan pengertian “menyenangkan atau fun sebagai suasana belajar dalam keadaan gembira”. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang tidak membosankan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar. Learning is fun (pembelajaran yang menyenangkan) merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini dalam pikirannya, tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, merasa tertekan dengan tugas, merasa gagal dan bosan.

Berdasarkan uraian materi yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) adalah proses pembelajaran dimana guru harus menciptakan suasana pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa aktif mengemukakan gagasan, kreatif, kritis dan mencurahkan perhatiannya secara penuh dalam belajar serta suasana pembelajaran yang menimbulkan kenyamanan bagi siswa untuk belajar.
3. Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning Method)
Salah satu metode pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan adalah pembelajaran kooperatif (cooperatif learning). Slavin (Wina Sanjaya, 20 10:242) mengemukakan dua alasan mengenai pembelajaran kooperatif:

“Pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintregasikan pengetahuan dengan ketrampilan.”contoh ptk biologi sma kurikulum 2013
Metode pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori konstruktivis. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vygotsky yaitu penekanan sosiokultural dari pembelajaran Vygotsky, bahwa interaksi sosial dengan orang lain penting, terlebih yang mempunyai pengetahuan yang lebih baik dan sistem yang secara kultural telah berkembang dengan baik. Implikasi dari teori Vygotsky dikehendakinya suasana kelas berbentuk kooperatif (Slamet Soewardi,dkk. 2005:79).

Metode pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Siswa dalam kelompok kooperatif belajar diskusi, saling membantu dan mengajak teman satu sama lain untuk mengatasi masalah belajar.
Pembelajaran kooperatif mengkondisikan siswa untuk aktif dan saling memberi dukungan dalam kerja kelompok untuk menuntaskan masalah dalam materi belajar. Menurut Ibrahim (2000:2) metode pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan sosial.

Dalam pembelajaran ini, terdapat beberapa model yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar di kelas, yaitu:
a. Cooperative Script, yaitu model belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
b. Make a Match (Mencari Pasangan), dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan model ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Model ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia.
c. Mind Mapping. Model ini sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban.
d. Think-Pare-Share (Berpikir Berpasangan Berempat), dikembangkan oleh Frank Lyman (1985). Keunggulan dari model ini adalah optimalisasi partisipasi siswa, yaitu memberi kesempatan lebih banyak kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasinya kepada orang lain.
e. Numbered Heads Together (Kepala Bernomor), yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Model ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat.ptk sosiologi sma terbaru
f. Student Teams-Achievement Divisions (STAD), dikembangkan oleh Slavin (1995). Bagian esensial dari model ini adalah adanya kerjasama anggota kelompok dan kompetisi antar kelompok. Siswa bekerja dalam kelompok untuk belajar dari temannya serta mengajari temannya.
g. Jigsaw (Model Tim Ahli), dikembangkan oleh Aronson, dkk (1978). Model ini memberikan kemungkinan siswa terlibat aktif diskusi dan saling komunikasi dalam suatu kelompok.
(http://www.Model Pembelajaran Inovatif (1)_A KHMAD SUDRAJAT TENTANG PENDIDIKAN.html)

Seorang guru yang profesional akan dapat memilih dan memodifikasi sendiri model-model pembelajaran tersebut, agar lebih sesuai dengan situasi kelas. Dari beberapa model pembelajaran di atas, peneliti memilih salah satu model pembelajaran Make a Match untuk dijadikan penelitian.
4. Model Pembelajaran
Para ahli dalam menyusun model-model pengajaran berdasarkan berbagai prinsip. Joyce dan Well (Moedjiono dan Dimyati, 1991:109) berpendapat bahwa model pengajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (suatu rencana pelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pengajaran, dan membimbing pengajaran di kelas atau yang lain. Model pengajaran Joyce dan Well didasarkan atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:

a. Meletakkan tekanan yang seimbang pada guru dan siswa, dalam kegiatan belajar mengajar kedua pihak sama-sama aktif.
b. Dapat didemonstrasikan dan dipelajari dalam waktu yang singkat.
c. Dapat dijadikan bekal bagi calon guru untuk membangun model pengajaran sendiri di kemudian hari.

Model belajar mengajar disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Ciri-ciri model belajar mengajar menurut Moedjiono dan Dimyati (1991:109) adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
b. Mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu.ptk sosiologi sma terbaru
c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar¬mengajar di kelas.
d. Memiliki perangkat bagian model yang dinamakan; (1)urutan langkah pengajaran atau sering disebut dengan istilah sintaks, (2)prinsip reaksi, (3)sistem sosial, dan (4)sistem pendukung.
Dari kutipan di atas maka dapat dijelaskan bahwa ciri-ciri model pembelajaran itu merupakan satu kesatuan yang dijadikan pedoman untuk merancang dan menciptakan suatu program pembelajaran yang efektif. Di dalamnya terdapat rangkaian atau urutan pembelajaran yang memiliki dampak dari terapan model pembelajaran itu sendiri.

C.PTK SEJARAH SOSIOLOGI SMA KURIKULUM 2013

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri ................ Semester Gasal Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran sejarah dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal Aqib,dkk. 2015:144) berpendapat bahwa penelitian tindakan merupakan suatu kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas praktik. Waktu yang digunakan untuk pelaksaan penelitian Siklus I pada tanggal 28 Oktober 2015 dan Siklus II tanggal 4 November 2015.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X.IPS.1 SMA Negeri .......... Siswa kelas X.IPS.1 berjumlah 40 orang terdiri dari 21 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki, yang mempunyai karakteristik pada hasil UTS semester gasal tahun ajaran 2015/2016 belum semua siswa tuntas dalam mata pelajaran sejarah sesuai dengan KKM (65).
C. Bentuk Penelitian
Adapun bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berkolaborasi dengan melibatkan guru mata pelajaran sejarah, untuk bersama-sama melakukan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan guru mata pelajaran sejarah bertindak sebagai observer.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dapat diperoleh dari:
1. Siswa
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa, yang sekaligus sebagai sumber data untuk mengetahui hasil belajar, aktivitas selama pembelajaran berlangsung dan respon atau tanggapan terhadap model pembelajaran make a match yang diterapkan pada saat proses belajar mengajar mata pelajaran sejarah.
2. Guru
Aktivitas guru banyak berfungsi sebagai fasilitator yang melayani para siswa, baik dalam menjelaskan konsep pembelajaran maupun teknis operasional pembelajaran (Mulyasa, 2009:188). Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yang bertindak sebagai guru adalah peneliti sendiri. Data yang dapat diperoleh dari guru adalah aktivitas guru dalam mengimplementasikan model pembelajaran make a match pada mata pelajaran sejarah.
3. Observer dan kolaborator
Bertindak sebagai observer sekaligus kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah guru pamong mata pelajaran sejarah SMA Negeri .............. Observer mencatat semua kejadian yang ada dalam proses pembelajaran dalam lembar
pengamatan (observasi) yang sudah disediakan. Data yang dapat diperoleh dari observer yakni hasil pengamatan dari aktivitas siswa dan guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan penerapan model pembelajaran make a match.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Tes
Tes sebagai alat penilaian disusun berupa butir-butir soal yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan, tulisan atau tindakan (Nana Sudjana, 1989:35). Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa, terutama aspek kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tes dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur belajar siswa (Slameto, 1986:34).ptk sosiologi sma terbaru
Bentuk tes yang peneliti pilih untuk pengumpulan data adalah tes tertulis bentuk uraian (esay) dan pilihan ganda. Tes bentuk uraian (esay) merupakan tes dengan kegiatan menguraikan jawaban pertanyaan secara jelas dan lengkap. Sedangkan, tes bentuk pilihan ganda merupakan bentuk soal yang jawabannya dapat dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.
2. Observasi (Pengamatan)
Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya (Slameto, 1986:108). Menurut Sudjana (1990:84) observasi dapat mengukur atau menilai proses belajar, misalnya tingkah laku siswa dan guru pada saat proses belajar mengajar. Observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan setiap siklus, untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa. Lembar pengamatan guru digunakan oleh observer pada waktu guru melaksanakan proses pembelajaran dan lembar aktivitas siswa yang dilengkapi dengan penilaian sikap siswa digunakan oleh observer untuk memantau kegiatan siswa pada waktu melakukan kegiatan pembelajaran.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang silabus mata pelajaran sejarah, nilai rata-rata mata pelajaran sejarah siswa kelas X.IPS.1 pada tengah semester 1 Tahun Ajaran 2015/2016, buku atau materi pelajaran sejarah dan daftar siswa kelas X.IPS.1.
Foto digunakan untuk mendokumentasikan data tentang peristiwa yang terjadi dalam proses pembelajaran (Zainal Aqib, 2015:157). Setiap kegiatan yang terjadi di kelas baik yang dilakukan oleh guru, siswa maupun observer didokumentasikan dengan foto. Alat elektronik ini dapat membantu peneliti dalam mendeskripsikan kegiatan selama penelitian tindakan kelas.
4. Angket
Angket atau kuesioner merupakan suatu daftar pertanyaan¬pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh siswa (Slameto, 1986:153). Dalam pengumpulan data ini angket dibuat dalam bentuk chek-list agar lebih efisien, pelaksanaannya mudah, cepat dan hasil yang diperoleh banyak. Sebagaimana pendapat Kunandar (2015:173) bahwa dalam realitanya wawancara dan angket merupakan instrumen penelitian yang paling efektif untuk memperoleh data atau informasi dari responden tentang suatu masalah atau topik penelitian. Lembar angket dibagikan kepada siswa setelah proses pembelajaran berakhir. Angket berfungsi untuk mendapatkan data tentang respon atau tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran make a match pada mata pelajaran sejarah.
5. Diskusi
Diskusi dilaksanakan antara peneliti dengan kolaborator atau observer setelah proses pembelajaran selesai. Peneliti dan observer mendiskusikan secara bersama-sama hasil observasi yang dijadikan catatan lapangan untuk langkah-langkah berikutnya. Disini, hubungan kemitraan antara peneliti dan pengamat terjalin secara positif dan saling membantu.ptk sosiologi sma terbaru
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Dalam penelitian tindakan kelas ini, merujuk pada model Kemmis dan McTaggart, yang pada hakikatnya berupa perangkat¬perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observing), refleksi (reflecting) yang keempatnya merupakan satu siklus (Tukiran dkk, 2010:24, adaptasi Depdiknas, 1999:21).
Keempat langkah model Kemmis dan McTaggart tersebut diatas dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. PTK model Kemmis dan McTaggart
Peneliti melaksanakan dua siklus sebagai dasar dalam penelitian tindakan kelas dan tiap siklus telah dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai.

SIKLUS I
1. Tahap Perencanaan (Planning) meliputi:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Kompetensi Dasar dalam silabus.
b. Menyiapkan instrumen (angket siswa, lembar pengamatan siswa dan guru).
c. Merancang format evaluasi (Post Tes) dan kunci jawabannya.
d. Menyiapkan materi pembelajaran dan media pembelajaran yang
diperlukan (kartu soal dan kartu jawaban dengan warna yang
berbeda).
e. Merancang pembelajaran dengan membentuk dua kelompok belajar siswa, tiap kelompok beranggotakan 14-20 siswa yang saling berpasangan dan berhadapan.
2. Tahap Tindakan (Action) meliputi:
Kegiatan Awal
a. Menyiapkan LCD dan kartu-kartu yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran.
b. Mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pembelajaran.
c. Siswa diberi penjelasan mengenai prosedur pelaksanaan pembelajaran make a match.
Kegiatan Inti ptk sosiologi sma terbaru
a. Dengan metode ceramah bervariasi, guru menjelaskan materi pelajaran mengenai tradisi sejarah masyarakat di Indonesia masa aksara pada awal perkembangan Hindu-Buddha.
b. Guru membagi kelas dalam dua kelompok belajar siswa (kelompok A untuk soal dan kelompok B untuk jawaban) secara heterogen yang saling berpasangan dan berhadap-hadapan.
c. Siswa dibagikan satu kartu soal dan satu kartu jawaban, dan tiap siswa harus mencocokkan antara kartu soal yang sesuai dengan kartu jawaban, begitu sebaliknya dengan batasan waktu.
d. Guru berkeliling untuk memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap siswa yang belum memahami pembelajaran.
e. Siswa yang sudah mendapat pasangan melaporkan hasilnya kepada guru, kemudian siswa saling duduk berdekatan.
f. Siswa diberikan konfirmasi tentang kebenaran pasangan kartu tersebut dengan menuliskan kunci jawaban di papan tulis.
g. Secara acak satu pasangan siswa yang mendapat jawaban benar ditunjuk oleh guru untuk mempresentasikan materi yang sudah diperolehnya di depan kelas, yang ditanggapi oleh pasangan kelompok lain.
h. Guru memberikan aplaus sebagai penghargaan bagi siswa yang telah melakukan presentasi.
i. Siswa dengan dibimbing guru membuat kesimpulan hasil belajar pada materi tersebut.
Kegiatan Akhir
a. Siswa secara individual mengerjakan post tes di akhir pelajaran.
b. Siswa diminta mengisi angket untuk mengetahui tanggapannya terhadap penerapan model pembelajaran make a match.
3. Tahap Observasi (Observation) meliputi:
a. Observer mengamati aktivitas siswa pada saat pembelajaran dan aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran make a match pada mata pelajaran sejarah.
b. Observer mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model pembelajaran make a match pada lembar pengamatan siswa dan guru.
4. Tahap Refleksi (Reflection) meliputi:
a. Siswa masih belum dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan tepat.
b. Setelah diberikan konfirmasi jawaban, terdapat dua pasangan siswa yang menjawab salah.
c. Beberapa siswa masih merasa malu apabila berhadapan dengan pasangannya.
d. Pada saat presentasi terdapat beberapa kelompok terlihat kurang percaya diri.
e. Belum semua pasangan dapat mempresentasikan hasilnya karena keterbatasan waktu.
f. Melakukan diskusi dengan observer untuk membahas tentang kelemahan atau kekurangan, untuk merencanakan perbaikan tindakan pembelajaran pada siklus berikutnya
g. Menganalisa hasil pekerjaan siswa.
h. Menganalisa angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran make a match.

Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka peneliti merencanakan mengubah strategi pada siklus II agar pelaksanaannya lebih efektif. Pada siklus ini perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran (Sunardi, 2015: 88).

SIKLUS I

1. Tahap Perencanaan (Planning) meliputi:
a. Identifikasi masalah berdasarkan refleksi pada siklus I.
b. Menyusun kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan Kompetensi Dasar dalam silabus.
c. Menyiapkan kembali instrumen (angket siswa, lembar pengamatan siswa dan guru).
d. Merancang kembali format evaluasi (Post Tes) dan kunci jawabannya.
e. Menyiapkan materi pelajaran tentang karya sastra masyarakat Indonesia masa aksara (dalam bentuk hand out) yang diberikan kepada siswa sebelum hari pelaksanaan penelitian siklus II, agar siswa dapat mempelajari materi dirumah.
f. Menyiapkan kembali media pembelajaran yang diperlukan (kartu soal dan kartu jawaban dengan warna yang berbeda).
g. Merancang pembelajaran dengan membentuk tiga kelompok belajar siswa, tiap kelompok beranggotakan 8-10 siswa yang saling berpasangan dan membentuk lingkaran.
2. Tahap Tindakan (Action) meliputi: download ptk sosiologi sma lengkap
Kegiatan awal
a. Menyiapkan kartu-kartu yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran.
b. Mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi pembelajaran.
c. Siswa diberi penjelasan mengenai prosedur pelaksanaan pembelajaran make a match.
Kegiatan Inti
a. Guru memberikan sedikit penjelasan materi penjelasan tentang karya sastra masyarakat Indonesia masa aksara.
b. Guru membagi kelas dalam tiga kelompok belajar (kelompok Kitab, kelompok Hikayat dan kelompok Babad).
c. Siswa dibagikan satu kartu soal dan satu kartu jawaban sesuai dengan materi kelompoknya, dan tiap siswa harus mencocokkan antara kartu soal yang sesuai dengan kartu jawaban dengan batasan waktu.
d. Tiap kelompok dibagikan kertas putih kosong (HVS) untuk menempelkan hasilnya.
e. Siswa membacakan kartu soal atau kartu jawaban yang sudah diperolehnya, untuk memudahkan mencari pasangan dalam kelompok.download ptk sosiologi sma lengkap
f. Guru berkeliling untuk memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap kelompok yang belum memahami pembelajaran.
g. Siswa yang sudah menemukan pasangan jawaban menyusun materi secara utuh.
h. Kelompok yang sudah selesai menyusun materi, melaporkan hasilnya kepada guru.
d. Siswa diberikan konfirmasi tentang kebenaran pasangan kartu tersebut dengan menuliskan kunci jawaban di papan tulis.
e. Secara acak satu kelompok ditunjuk oleh guru untuk mempresentasikan materi yang sudah diperolehnya di depan kelas, dan ditanggapi oleh kelompok lain.
f. Setelah tiap kelompok selesai presentasi, guru memberikan penjelasan tambahan materi dari topik yang telah dipresentasikan oleh kelompok.
g. Guru memberikan aplaus bagi kelompok yang sudah selesai presentasi.
h. Melanjutkan presentasi kelompok, begitu seterusnya sampai semua kelompok dapat mempresentasikan materinya.
i. Mengulang permainan dengan langkah-langkah seperti di atas tetapi tiap kelompok berganti materi, dan presentasi dilakukan tiap pasangan siswa.download ptk sosiologi sma lengkap
j. Siswa dengan dibimbing guru membuat kesimpulan hasil pada materi tersebut.


D.CONTOH LENGKAP PTK SOSIOLOGI SMA KELAS X DOC

DAFTAR PUSTAKA


1. Buku-Buku
Agus Suharmanto. 2008. Perencanaan dan Pembelajaran Inovatif. Semarang: UNNES.
Depdiknas RI. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Gottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah (terjemahan Nugroho Notosusanto). Jakarta: UI Press.
Hamzah. B. Uno. 2008. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Handaru Jati dan Nurul Inayah. 2010. Peningkatan Keaktivan Dalam KBM dan Prestasi Belajar Peserta Didik Melalui Teknik Pembelajaran Mencari Pasangan (Make A Match) di SMK Negeri 1 Sedayu Tahun Ajaran 2010/2011.Skripsi. Yogyakarta: UNY.
Hisyam Zaini, Bermawi Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD (Center for Teaching Staf Development).
Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.
Iin Indriyani. 2009. Peningkatan Kemampuan Ko gn it if Siswa Pada Jenjang
C1-C4 Materi Sistem Reproduksi Manusia Melalui Model Make A
Match Kelas XI IPA 2 SMA Muhammadiyah Bantul Tahun Ajaran
2008/ 2009. Skripsi. Yogyakarta: FKIP Universitas Ahmad Dahlan.
Indrawati dan Wanwan Setiawan. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan: untuk Guru SD. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (untuk Program BERMUTU).
Joko Winarno. 2009. Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Kolaborasi
Metode Quantum Teaching dan Snowball Throwing Siswa Kelas VI
Sem ester I SDN Kutowinangun 12 Salatiga Tahun Pelajaran
2009/2010. Skripsi. Salatiga: FKIP Universitas Kristen Satya Wacana.
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas: sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.download ptk sosiologi sma lengkap
Laily Fitria Takalondokang. 2010. Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas IV MI Mambaul Ulum Melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card Match Pada Keliling dan Luas Jajargenjang. Skripsi. Malang: FKIP UMM.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.
Mel Silberman. 2010. 101 Cara Pelatihan dan Pembelajaran Aktif Edisi Kedua (terjemahan Dhani Daryani). Jakarta: Indeks.
Mohammad Ali, R. 1963. Pengantar Ilmu Sedjarah Indonesia. Djakarta: Bhatara.
Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1992/1993. Strategi Belajar Mengajar. Djakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Muhammad Ali. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa.
Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas: Menciptakan Perbaikan Berkesinambungan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nana Supriatna. 2007. “Pembelajaran Sejarah Dalam KTSP” dalam Makalah Semiloka Guru-Guru Sejarah MGMP Sejarah. Bandung, tanggal 5 April 2007.
Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bhumi Aksara.
Rochiati Wiriaatmadja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas: untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sardi. 2009. Peningkatan Prestasi Belajar IPS dengan Menggunakan Metode
Contextual Teaching and Learning Siswa Kelas I SMK PGRI Salatiga
Semester I Tahun 2009/2010. Skripsi. Salatiga: FKIP Universitas
Kristen Satya Wacana.download ptk sosiologi sma lengkap
Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali.
Sartono Kartodirdjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sejarah dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia.
Sarwiji Suwandi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.
Slameto. 1986. Evaluasi Pendidikan. Salatiga: FKIP Universitas Kristen Satya Wacana.
. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slamet Soewardi, ddk. 2005. Perspektif Pembelajaran Berbagai Bidang Studi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas: Metode, Landasan Teoritis-Praktis dan Penerapannya. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumadi Suryabrata. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV.Rajawali.
Sunardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Ilmu Pengetahuan Sosial. Salatiga: Widya Sari Press.
Sunaryo. 1989. Strategi Belajar Mengajar dalam Pengajaran IPS. Jakarta: Depdikbud Proyek Pengembangan Lembaga Tenaga Kependidikan.
Tukiran Tanirejdja, Irma Pujiati, Nyata. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru: Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
Zainal Aqib, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas: untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung: Yrama Widya.
Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK SOSIOLOGI SMA TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.