Kamis, 22 November 2018

DOWNLOAD PTK PKN SMP KELAS IX TERBARU DOC

DOWNLOAD PTK PKN SMP KELAS IX TERBARU DOC-Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas IX di SMP Negeri....terdapat beberapa masalah pada saat proses pembelajaran diantaranya yaitu kurangnya motivasi belajar siswa pada saat pembelajaran berlangsung,hal itu dapat terlihat pertama ketika guru sedang memberikan penjelasan materi banyak siswa yang tidak antusias mereka malah asik mengobrol dengan teman sebangkunya, kedua dan juga ketika guru memberikan pertanyaan atau kesempatan bertanya hanya beberapa orang saja yang aktif terlibat dalam pembelajaran, ketiga ketika diberikan tugas lalai dalam mengerjakan.PTK pkn smp kelas ix doc


Sementara menurut beberapa siswa motivasi belajar mereka kurang karena menganggap PKn sebagai mata pelajaran yang membosankan bahkan cenderung tidak disukai karena materi dan metodenya memang tidak menantang siswa secara intelektual metodenya cenderung doktriner dan materinya yang cenderung ekslusif terisolasi dari mata pelajaran lain tidak berkaitan dengan mata pelajaran lain. Selain itu gaya mengajar guru yang kurang menarik dimana kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber ilmu pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar walaupun sesekali pernah menggunakan metode lain. Selain itu guru terlalu cepat dalam menjelaskan / menerangkan materi ,terlalu banyaknya diberi catatan - catatan tanpa ada penjelasan dari guru ,terlalu panjangnya pertanyaan - pertanyaan yang diberikan , kurangnya memberi waktu berpikir bagi siswa ,dan juga kurangnya penguatan baik berupa reward (penghargaan) yang diberikan guru terhadap siswa yang aktif dalam pembelajaran maupun hukuman terhadap siswa yang lalai dalam pembelajaran

Adapun masalah yang dikaji dalam penelitian ini yaitu mengenai kurangnya motivasi belajar siswa terutama dalam mengikuti pembelajaran PKN. berdasarkan observasi awal diatas maka peneliti berasumsi bahwa hal itu disebabkan oleh dua factor yaitu factor internal dari siswa itu sendiri dan factor eksternal yang berasal guru .Masalah tersebut harus segera dipecahkan karena motivasi belajar merupakan salah satu hal yang prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan pembelajaran sebagaimana tertuang dalam Bab IV Pasal 19 peraturan pemerintah No 19 Tahun 2005 yang menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan harus diselenggarakan secara interaktif,inspiratif,menyenangkan, menantang,memotivasi peserta didik serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa , kreativitas,dan kemandirian sesuai bakat, minat,dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.PTK pkn smp kelas ix doc

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel PKN SMP yang diberi judul “EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE INQUIRY DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR PKN (PTK Pada Pembelajaran Partisipasi Dalam Usaha Pembelaan Negara Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri ...........) ". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK PKN SMP KELAS IX lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 077 SMP ).


A. CONTOH PTK PKN SMP TERBARU DOC

BAB I
PENDAHULUAN


 A.Latar Belakang
Pada mata pelajaran Pkn sendiri ,motivasi memiliki andil dalam menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran . Dalam Pembelajaran Pkn siswa bukan hanya sebagai pendengar saja akan tetapi ia dituntut aktif dan dilibatkan dalam proses belajar mengajar . seperti yang diamanatkan oleh oleh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang Menuntut siswa untuk lebih terlibat aktif,kreatif dan inovatif .sehingga hasil belajar Pkn bisa lebih bermutu, karena selama ini seperti yang dinyatakan oleh Muchtar Buchory (dalam Cholisin.2007: 11.3) sekolah hanyalah memberikan kemampuan untuk menghapal dan bukan untuk berfikir secara kreatif hasilnya anak anak menjadi kurang termotivasi dalam belajar dan juga pendidikan kita tidak mempunyai makna. PTK pkn smp kelas ix doc

Untuk itu dalam proses pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan harus mengembangkan tiga komponen pokok yang sesuai dengan fungsi dan tujuan kewarganegaraan yaitu civics knowledge(membentuk warga Negara yang cerdas yng memilki pengetahuan kewarganegaraan,civics skill(warga Negara yang terampil berfikir kritis dan berpartisipasi),dan civics dispositions(warga negara yang memiliki karakter loyal terhadap bangsa dan Negara dengan merefleksikan diri dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila UUD 1 945,dan dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.)seperti yang ditekankan oleh Winanrno Surachmad (dalam Cholisin.2007: 11 .3)bahwa aspek pengetahuan yang dikembangkan seharusnya bisa menopang kebutuhan skill.pentingnya materi yang dikuasai anak didik harus bisa mengikuti perkembangan kehidupan dimanapun dan kapanpun sehingga belajar dirasakan lebih bermakna dan siswa termotivasi untuk belajar.

Melihat begitu banyaknya permasalahan dikelas maka menurut pandangan peneliti ,penelitian tindakan kelas dapat dijadikan sebagai salah satu cara mengatasi permasalahan guru ketika mengajar dikelas.penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya [ arikunto.2008:58]. Sedangkan menurut tokoh lain penelitian tindakan kelas merupakan cara bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri dimana mereka dapat mencobakan gagasan perbaikan dalam praktek pembelaj ran mereka,dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.[wiriaatmaja.2007:13]. 
Penelitian ini tidak hanya berhenti pada satu siklus tapi berlanjut pada siklus berikutnya.dalam setiap siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap orientasi,rencana,tindakan,pengamatan,refleksi,analisis.
Penelitian tindakan kelas ini telah dilaksnakan dilapangan oleh beberapa peneliti diberbagai sekolah 

.Seperti yang telah dilaksanakan oleh oleh Rini pada tahun 2008 yang berjudul “penerapan metode pemecahan masalah(problem solving method) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa hasilnya membuktikan bahwa metode Problem Solving yang diterapkan dalam pembelajaran PKn mampu mendorong keterlibatan siswa dalam bentuk rasa ketertarikan dan rasa ingin tahu,keaktivan dan kerjasama siswa dalam pembelajaran PKn,selain itu model inquiry juga dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa seperti hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh fitriani yuniar dalam skripsinya yang berjudul penerapan model inquiry PTK pkn smp kelas ix doc social dalam meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa pada tahun 2008 membuktikan bahwa penerapan model inquiry social dalam tiga siklus tindakan ternyata mampu meningkatkan civic knowledge,civic skill,dan civic disposition pada siswa.

Dari hasil wawancara awal dengan guru Pkn SMP Negeri 5 .... dapat disimpulkan bahwa membangkitkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran bukanlah sesuatu masalah yang mudah ,karena itu seorang guru haruslah bersikap hati hati dalam menumbuhkan dan memberikan motivasi bagi siswanya salah satu cara yang bisa ditempuh oleh seorang guru untuk membangkitkan motivasi belajar dalam proses pembelajaran adalah dengan menciptakan suatu proses pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi belajar dengan memenuhi syarat sebagai berikut :siswa sentries/berpusat kepada siswa,bermanfaat,manusiawi,demokratis dan menyenangkan.hal itu dapat diwujudkan melalui penggunaan metode inquiry dalam proses pembelajaran PKn .

Pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri berupaya menanamkan dasar¬dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah.PTK pkn smp kelas ix doc

 Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi (Sagala, 2004).metode inquiri memiliki 5 komponen yaitu Question Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena , Student Engangement (keterlibatan aktif siswa)., Cooperative Interaction (Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan, Performance Evaluation (membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan), dan Variety of Resources(Garton,2005). Kelima komponen tersebut tercakup dalam langkah langkah pembelajaran metode inquiry yaitu perumusan masalah , perumusan hipotesis, pengumpulan data, pengujian hipotesis, pengambilan kesimpulan , menerapkan kesimpulan , dan menilai keampuahn pilihan keputusan dalam kesimpulan.

Ada beberapa kelebihan yang tercatat dari metode ini ,diantaranya adalah pengajaran berubah dari teacher centered menjadi student centered dimana guru tidak lagi menguasai kelas dalam kegiatan belajar. Soecipto (dalam Cholisin 2007:7.24) menjelaskan ada tujuh manfaat dari digunakannya metode ini,yaitu sebagai berikut:
1. Memungkinkan siswa mengembangkan jalur discovery dan investigasinya sendiri melalui pengalaman kelas dan perpustakaan
2. Memudahkan siswa memandang materi lebih realistic dan positif
3. Hubungan guru dan siswa menjadi hangat dimana guru berperan sebagai fasilitator belajar
4. Siswa dikondisikan berfikir kritis
5. Mengembangkan siswa menjadi siswa yang berpartispasi aktif dan pembelajar yang independen
6. Membantu perkembangan motivasi untuk belajar.download contoh ptk pkn smp kelas ix terbaru

Pendapat socipto yang menyatakan bahwa salah satu manfaat dari metode inquiry adalah membantu perkembangan motivasi belajar hal itu sesuai Seperti yang telah diteliti oleh Haury (Haury, 1993), salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari metode inquiry adalah munculnya sikap keilmiahan siswa, misalnya sikap objektif, rasa ingin tahu yang tinggi, dan berpikir kritis Jika Sesuai dengan teori curiosity Berlyne, rasa ingin tahu yang dimiliki siswa akan memberikan motivasi bagi siswa tersebut untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dihadapinya; yang tidak lain adalah motivasi untuk belajar.

B.DOWNLOAD LENGKAP PTK SMP TERBARU

BAB II
LANDASAN TEORITIS

A.Tinjauan tentang Pembelajaran PKn
1. Pengertian dan Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
PKn atau civic Education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara programatik–prosedural berupaya memanusiakan (humanizing) dan membudayakan (civilizing) serta memberdayakan (empowering) manusia/anak didik (dari dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik sebagaimana tuntutan keharusan/ yuridis konstitusional bangs a/negara yang bersangkutan (Djahiri,2006: 9).
Secara imperatif Pasal 37 ayat (1) dan Pasal 38 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas merupakan landasan yuridis formal mengenai pendidikan kewarganegaraan di sekolah. Dalam Pasal 37 ayat (1) tersebut dinyatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu muatan wajib dalam kurikulum pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta perguruan tinggi.download contoh ptk pkn smp kelas ix terbaru

Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Udin S. Winataputra (2001:7) dalam disertasinya berjudul “Jati diri PKn sebagai wahana sistem pendidikan demokrasi”. Dalam disertasi tersebut terdapat istilah PKn pada dasarnya digunakan dalam pengertian luas seperti “citizenship education” atau “education for citizen” yang mencakup PKn di dalam lembaga pendidikan formal dan diluar sekolah yang berupa program penataran atau program lainnya yang sengaja dirancang atau sebagai dampak pengiring dari program lain yang berfungsi memfasilitasi proses pendewasaan atau pematangan sebagai warganegara Indonesia yang cerdas dan baik.

Sedangkan dalam Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2006:2) ditegaskan bahwa:
Pendidikan Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial-budaya, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Hal senada diungkapkan pula oleh Somantri (2001:299) antara lain sebagai berikut:
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Berdasarkan uraian di atas terdapat tiga ciri khas yang dimiliki mata pelajaran PKn, yakni meliputi pengetahuan, keterampilan, dan karakter kewarganegaraan. Ketiga hal tersebut merupakan bekal bagi peserta didik untuk meningkatkan kecerdasan multidimensional yang memadai untuk menjadi warga negara yang baik.download contoh ptk pkn smp kelas ix terbaru
Adapun isi dari pengetahuan (body of knowledge) dari mata pelajaran PKn diorganisasikan secara interdisipliner dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial seperti ilmu politik, hukum, tata negara, psikologi, dan berbagai kajian lainnya yang berasal dari kemasyarakatan, nilai-nilai budi pekerti, dan hak asasi manusia dengan penekanan kepada hubungan antar warga negara dengan warga negara, warga negara dan pemerintah negara, serta warga negara dan warga dunia. Hal ini diperkuat oleh (Somantri, 1969:7) yang mengemukakan bahwa :mata pelajaran Civics atau kewarganegaraan, pada dasarnya berisikan pengalaman belajar yang digali dan dipilih dari disiplin ilmu sejarah, geografi, ekonomi, dan politik, pidato-pidato presiden, deklarasi hak asasi manusia, dan pengetahuan tentang Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Selain memiliki karakteristik, PKn juga memiliki misi, seperti yang diungkapkan oleh Sapriya (Civicus, 2005:32 1) bahwa misi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut :
  PKn sebagai pendidikan politik, yang berarti program pendidikan ini memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada siswa agar mereka mampu hidup sebagai warga negara yang memiliki tingkat kemelekan politik (political literacy), serta kemampuan berpartisipasi politik (political participation ) yang tinggi.
  PKn sebagai pendidikan hukum, yang berarti bahwa program pendidikan ini diarahkan untuk membina siswa sebagai warga Negara yang memiliki kesadaran hukum dan kewajibannya, dan yang memiliki kepatuhan terhadap hukum yang tinggi.

  PKn sebagai pendidikan nilai (value education), yang berarti melalui PKn diharapkan tertanam dan tertransformasikan nilai, moral, dan norma yang dianggap baik oleh bangsa dan Negara kepada diri siswa, sehingga mendukung bagi upaya nation and character building.
Secara paradigmatik, citizenship education juga memiliki visi sosio-pedagogis mendidik warganegara yang demokratis dalam konteks yang lebih luas, yang mencakup konteks pendidikan formal dan pendidikan non-formal, seperti yang secara konsisten diterapkan di UK (QCA:1998; Kerr:1999).
Dengan demikian, jelas terlihat bahwa Pendidikan Kewarganegaraan memuat nilai¬nilai luhur yang terkandung pada nilai pusat (central values) bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Selain itu PKn merupakan pendidikan yang secara rasional dan ilmiah menyiapkan peserta didik agar berperilaku sesuai dengan agama dan budaya, serta dapat berinteraksi dengan orang lain dalam konteks yang luas.download contoh ptk pkn smp kelas ix terbaru

2. Fungsi dan Tujuan Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan
PKn sebagai salah satu mata pelajaran bidang sosial dan kenegaraan memiliki fungsi yang sangat essensial dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang memiliki keterampilan hidup bagi diri, masyarakat, bangsa dan negara. Somantri (2001: 166) memberikan pemaparan mengenai fungsi PKn sebagai berikut:
Usaha sadar yang dilakukan secara ilmiah dan psikologis untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik agar terjadi internalisasi moral Pancasila dan pengetahuan kewarganegaraan untuk melandasi tujuan pendidikan nasional, yang diwujudkan dalam integritas pribadi dan perilaku sehari-hari.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pembelajaran PKn diharapkan dapat memberikan kemudahan belajar para siswa dalam menginternalisasikan moral Pancasila dan pengetahuan kewarganegaraan untuk melandasi tujuan pendidikan nasional, yang diwujudkan dalam integritas pribadi dan perilaku sehari-hari.
Lebih lanjut Somantri (2001:154), mengungkapkan tentang tujuan Pendidikan Kewarganegaraan yaitu :
PKn merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Di dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 2006, Depdiknas (2006:2) menyatakan bahwa fungsi dari mata pelajaran PKn adalah:

Sebagai wahana untuk membentuk warganegara yang baik (to be good citizenship), cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia yang merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan pada fungsi tersebut, mata pelajaran PKn harus dinamis dan mampu menarik perhatian peserta didik, yaitu dengan cara sekolah membantu peserta didik mengembangkan pemahaman baik materi maupun keterampilan intelektual dan partisipatori dalam kegiatan sekolah yang berupa intra dan ekstrakurikuler. Dengan pembelajaran yang bermakna, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan serta menerapkan keterampilan intelektual dan partisipatori.
Keterampilan intelektual dalam mata pelajaran PKn tidak dapat terpisahkan dari materi kewarganegaraan sebab untuk dapat berpikir secara kritis tentang suatu isu, seseorang selain harus mempunyai pemahaman yang baik tentang isu, latar belakang, dan hal-hal kontemporer yang relevan juga harus memiliki perangkat berpikir intelektual. Perangkat berpikir intelektual tersebut meliputi kemampuan untuk menilai posisi, membangun (to construct), dan memberikan justifikasi posisi pada suatu isu.PTK PKN smp kurikulum 2013

Mata pelajaran PKn sebagai salah satu bagian dari mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah dan juga merupakan bagian dari ilmu-ilmu sosial yang mempunyai tujuan khusus yaitu membina dan membentuk karakter siswa menjadi Warga Negara yang baik (Good Citizenship), demokratis dan bertanggung jawab. Program pendidikan kewarganegaraan ini memandang siswa dalam kedudukannya sebagai warga negara, sehingga program-program, kompetensi atau materi yang diberikan kepada peserta didik diarahkan untuk mempersiapkan mereka mampu hidup secara fungsional sebagai warga masyarakat dan warga Negara yang baik.
Sedangkan tujuan mata pelajaran PKn menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah adalah sebagai berikut :
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa¬bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Mata pelajaran PKn ini dapat mengembangkan berbagai kemampuan dasar warga negara seperti: berpikir kritis, dapat mengambil keputusan secara tepat, memegang teguh aturan yang adil, menghormati hak orang lain, menjalankan kewajiban, bertanggung jawab atas ucapan dan perbuatannya, berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sasaran akhir mata pelajaran PKn tidak hanya berorientasi pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan, tetapi lebih ditekankan pada proses untuk mencapai penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dapat  memberikan bekal bagi siswa dalam menghadapi kehidupan nyata di lingkungannya di kemudian hari.PTK PKN smp kurikulum 2013

Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa materi PKn dapat diambil dari berbagai sumber yang memiliki kualifikasi untuk dijadikan bahan ajar dan tidak menyimpang dari kurikulum. Materi tersebut dapat berasal dari sumber formal maupun sumber informal. Seperti yang dikemukakan oleh Hanna dalam Somantri (2001:307), bahwa untuk program di sekolah harus memperhatikan motivasi, tugas perkembangan (developmental tasks) siswa, dan “basic human activities”. Dengan demikian, bahan untuk PKn disamping demokrasi politik, maka penyusunannya harus memperhatikan pula: (a) formal content (bahan pelajaran yang diambil dari disiplin ilmu sosial), (b) informal content (bahan pelajaran yang diambil dari lingkungan masyarakat), (c) respon siswa terhadap formal dan informal content.
3. Ruang Lingkup dan materi Pendidikan Kewarganegaraan
Margaret S. Branson (1999:8) mengidentifikasi tiga komponen penting dalam Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic Skills (keterampilan kewarganegaraan), dan Civic Dispositions (watak-watak kewarganegaraan). Komponen pertama, Civic Knowledge “berkaitan dengan kandungan atau nilai apa yang seharusnya diketahui oleh warganegara”. Aspek ini menyangkut kemampuan akademik-keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau konsep politik, hukum dan moral.

Dengan demikian, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bidang kajian multidisipliner. Secara lebih terperinci, materi pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang hak dan tanggung jawab warga negara, hak asasi manusia, prinsip¬prinsip dan proses demokrasi, lembaga pemerintah dan non-pemerintah, identitas nasional, pemerintahan berdasar hukum (rule of law) dan peradilan yang bebas dan tidak memihak, konstitusi, serta nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.
Kedua, Civic Skills meliputi keterampilan intelektual (intelectual skills) dan keterampilan berpartisipasi (participatory skills) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Contoh keterampilan intelektual adalah keterampilan dalam merespon berbagai persoalan politik, misalnya merancang dialog dengan DPRD. Contoh keterampilan berpartisipasi adalah keterampilan menggunakan hak dan kewajibannya di bidang hukum, misalnya segera melapor kepada polisi atas terjadinya kejahatan yang diketahui.

Ketiga, Civic Disposition (Watak-watak kewarganegaraan), komponen ini sesungguhnya merupakan dimensi yang paling substantif dan esensial dalam mata pelajaran PKn. Dimensi watak kewarganegaraan dapat dipandang sebagai "muara" dari pengembangan kedua dimensi sebelumnya. Dengan memperhatikan visi, misi, dan tujuan mata pelajaran PKn, karakteristik mata pelajaran ini ditandai dengan penekanan pada dimensi watak, karakter, sikap dan potensi lain yang bersifat afektif.
Untuk mencapai ketiga kompetensi tersebut diperlukan pembelajaran PKn yang efektif, sehingga kompetensi-kompetensi tesebut bisa tercapai. Dan untuk bisa menciptakan suasana pembelajaran PKn yang efektif, diperlukan sosok guru yang efektif pula. Sukadi (2006:11) berpendapat bahwa guru efektif adalah”guru yang mampu mendayagunakan (empowering) segala potensi yang ada dalam dirinya dan di luar dirinya untuk mencapai tujuan pembelajaran”.

Seperti dikemukakan Benjamin Barber (dalam Branson, 1992) bahwa dalam demokrasi konstitusional, “civic education yang efektif adalah suatu keharusan” karena kemampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat demokratis, berpikir secara kritis, dan bertindak secara sadar dalam dunia yang plural, memerlukan empati yang memungkinkan kita mendengar dan oleh karenanya mengakomodasi pihak lain, semuanya itu memerlukan kemampuan yang memadai.
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menurut PUSKUR (2007) meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional.
3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM
4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara
5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi
7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.PTK PKN smp kurikulum 2013
8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil salah satu diantara aspek diatas yaitu diantaranya aspek Persatuan dan kesatuan yang dibelajarkan pada kelas IX semester ganjil tingkat sekolah menengah pertama dengan rincian sebagai berikut:
B. METODE INQUIRY DALAM PEMBELAJARAN PKn

1. Inquiry Sebagai Metode Pembelajaran PKn

a. Pengertian dan karakteristik metode inquiry
Inquiri berasal dari bahasa inggris “Inquiry”yang secara harfiah berarti penyelidikan .Carin dan Sund(1975)mengemukakan bahwa inquiry adalah the process of investigating a problem .sedangkan Piaget (dalam Mulyasa.2005:107) metode inquiry merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi ,ingin melakukan sesuatu,mengajukan pertanyaan pertanyaan,dan mencari jawabannya sendiri,serta menghubungkan penemuan itu dengan penemuan lain,membandingkan apa yang ditemukannya dengan peserta didik lain.
Untuk mempermudah pemahaman mengenai apa dan bagaimana metode pembelajaran inquiry, peneliti menyajikan karakteristik metode inquiry dari beberapa segi yaitu segi aktivitas siswa,proses,sasaran,manfaat,dan peran guru dalam pembelajaran . adapun uaraian dari masing-masing segi adalah sebagai berikut: 

Dilihat dari segi aktivitas siswa karakteristik pendekatan inquiry , menurut Ellis (Budi Eko Sucipto,1997:106) meliputi:(1) siswa dapat terlibat dalam kesempatan belajar dengan self direction yang lebih besar (2) siswa dapat mengembangkan sikap yang baik untuk kegiatan belajar,(3) siswa dapat menjaga dan menggunakan informasi untuk periode yang lebih lama.untuk dapat mengikuti pembelajaran menggunakan metode inquiry dengan baik maka siwa harus memiliki beberapa kesiapan diantaranya kemampuan analisis ,sintesis dan evaluative,analisis nilai,mahir menangkap pendapat,suka menerima kritik dan pendapat,terbuka dan demokratis,(Ahmad Kosasih Djahiri.1999:61) Dilihat dari segi proses (prosedur atau langkah-langkah),maka karakteristik pendekatan inquiry meliputi kegiatan (1) identifikasi dan pernyataan masalah(2)pengembangan hipotesis(3) pengumpulan data dan pengujian hipotesis,( 4) kesimpulan (5) menilai dan menerapkan kesimpulan (soetcipto,1997:107) Sedangkan apabila dlihat dari segi peran guru dalam penerapan pendekatan inquiry diantaranya adalah sebagai berikut(soetjipto, 1997:108):

1. Memfasilitasi sejumlah besar aktivitas yang berorintasi pada siswa
2. Membantu siswa menentukan jawaban oleh mereka sendiri dengan menjadi narasumber,tetapi tidak memberikan jawaban secara langsung .
3. Memberikan referensi yang dibutuhkan dalam kelas.
4. Bertindak sebagai motivator bagi siswa,yang meliputi.
a) Membangkitkan rasa keingintahuan
b) Memberikan pertanyaan terbuka(opended question)
c) Mendorong partisipasi individu dalam diskusi
d) Mendorong siswa untuk lebih kreatif dan spekulatif dalam berfikir
e) Mempromosikan beberapa sumber informasi
f) Mendukung pemikiran yang divergen
Selain peran guru yang telah disebutkan diatas untuk dapat menggunakan metode inquiry dengan baik,maka guru harus memiliki beberapa prasarat sebagai berikut: kejelian membaca dunia nyata,kemahiran membaca kemampuan siswa,kemahiran mengguanakan teknik bertanya ,menangkap dan memanipulasdi reaksi ,keterbukaan dan kemampuan menahan diri,penampilan humanistic-demokratis,(Ahmad Kosasih Djahiri. 1999:61)

Dari pengertian dan karakteristik yang telah penulis kemukakakan sebelumnya maka penulis menyimpulkan metode inquiry adalah metode pembelajaran dimana siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip¬prinsip dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.PTK PKN smp kurikulum 2013
Teory belajar yang relevan dengan metode pembelajaran inquiry adalah teori belajar menurut ilmu jiwa gestalt yang berpandangan bahwa keseluruhan itu penting daripada unsure-unsur .adapun beberapa prinsip belajar yang dikemukakan oleh aliran gestalt adalah sebagai berikut:
1. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan
2. Belajar hanya berhasil apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight(kesanggupan,pengalaman,latihan,trial and eror)
3. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar ,motivasi memberi dorongan yang menggerakan seluruh organisme
4. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan
5. Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif,bukan ibarat suatu bejana yang diisi.
Jadi belajar dengan teori ini sangat menguntungkan untuk kegiatan menemukan dan memecahkan masalah . dengan demikian teori ini cukup relevan dengan model inquiry dimana dalam model ini siswa dituntut untuk memecahkan permasalahan dan menemukan sendiri alternative penyelesaiannya.

b. Tujuan dan manfaat metode inquiry dalam pembelajaran PKn
dilihat dari segi sasaran atau tujuan,maka inquiry bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keahlian yang diperlukan untuk memunculkan masalah dan menemukan jawaban oleh siswa itu sendiri,sehingga siswa menjadi pemecah masalah yang independen(independent problem solver)( Budi Eko soetjipto,1997:106)
Dilihat dari segi manfaat , karakteristik pendekatan inquiry memiliki beberapa kegunaan diantaranya adalah sebagai berikut(Budi Eko soetjipto:1997:107)
1. Memungkinkan siswa mengembangkan jalur discovery dan investigasinya sendiri melalui pengalaman kelas dan perpustakaan
2. Memudahkan siswa memandang materi lebih realistic dan positiv
3. Hubungan guru dan siswa menjadi hangat dimana guru berperan sebagai fasilitator belajar

C.PTK  MAPEL PKN SMP KURIKULUM 2013 DOC

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN

1. PENDEKATAN PENELITIAN

Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif ,mengingat masalah yang akan diteliti memerlukan pengamatan dan Penelitian yang mendalam dengan mementingkan proses daripada hasil . Alasan pemilihan pendekatan penelitian oleh peneliti diperkuat oleh pendapat Lexy J. Moleong (1996:27) mengenai penelitian kualitatif, yakni sebagai berikut :
Penelitian kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif , penelitiannnya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak antar peneliti dan subjek penelitian.

Pengertian kualitatif menurut pengertian diatas bersifat deskriptif karena menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan . Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bogmaan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (1996:3) bahwa Prosedur “penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati.”oleh karena Penelitian ini bersifat deskriptif maka peneliti memfokuskan diri untuk memecahkan masalah yang terjadi pada saat sekarang dan memusatkan perhatian pada masalah actual yang terjadi saat Penelitian dilaksanakan.sehubungan dengan hal ini Arikunto (1 996:5)menyatakan

Apabila peneliti bermaksud untuk mengetahui keadaan :sesuatu mengenai apa dan bagaimana ,berapa banyak sejauhmana dan sebagainya ,maka penelitiannya bersifat deskriptif,yaitu Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau menerangkan peristiwa .
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam Penelitian dengan suatu pendekatan kualitatif,peneliti berangkat dari realita yang ada dilapangan . kaitannya dengan Penelitian Tindakan kelas yang dilaksanakan oleh peneliti,permasalahannya berpijak pada permasalahan yang ditemui dilapangan ,atau lebih tepatnya disekolah dan dikelas yang akan dijadikan subjek Penelitian.

2. METODE PENELITIAN

Agar sebuah penelitian dapat berjalan dengan baik dan sukses maka harus digunakan metode yang sesuai sehingga menghasilkan data yang benar-benar objektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Faktor yang paling utama dari pemilihan metode penelitian adalah untuk mempermudah peneliti mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Metode penelitian ialah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. (Arikunto, 1998:151)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas.Alasan dari pemilihan metode ini mengingat bentuk dari Penelitian yang dilaksanakan adalah suatu kajian reflektif,dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn .hal ini diperkuat oleh pendapat Hopkins(wiriaatmadja,2006:1 1) yang menyatakan Penelitian Tindakan kelas adalah sebagai berikut dibawah ini:PTK PKN smp kurikulum 2013

Penelitian Tinndakan kelas adalah Penelitian yang mengkombnasikan prosedur Penelitian dengan Tindakan substansif,suatu Tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri,atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi ,
Sejalan dengan pendapat diatas,Arikunto (2007:3) menyatakan pengertian Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:”Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindaan,yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”

Penelitian Tindakan Kelas memiliki beberapa karakteristik yang mudah dikenali sebagaimana yang dungkapkan oleh [rustam mundilarto:2004] sebagai berikut.
1. Masalah berawal dari guru
2. Tujuannya memperbaiki pembelajaran
3. Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian
4. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran
5. Guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti.

Dari karakteristik diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dimulai dengan adanya masalah yang dirasakan sendiri oleh guru dalam pembelajaran.masalah itu dapat berupa masalah yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan harapan guru atau hal-hal lain yang berkaitan dengan prilaku mengajar guru dan prilaku belajar siswa.Langkah pertama diawali dari menemukan masalah dilanjutkan dengan menganalisis dan merumuskan masalah,kemudian merencanakan PTK dalam bentuk tindakan perbaikan,mengamati dan melakukan refleksi.keempat langkah utama dalam PTK yaitu merencanakan,melakukan tindakan perbaikan, mengamati,dan refleksi merupakan satu siklus dan dalam PTK siklus selalu berulang .setelah satu siklus selesai ,barangkali guru akan menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas dipecahkan ,dilanjutkan ke siklus kedua dengan langkah yang sama seperti pada siklus yang pertama .dengan demikian ,berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama guru akan kembali mengikuti langkah perencanaan,pelaksanaan, pengamatan,dan refleksi pada siklus kedua .keempat langkah dalam setiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan SMP Negeri 5 Tarano khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran PKn melalui metode inquiry .

B . Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai masalah penelitian ini,maka perlu kiranya dijelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian.
1. Motivasi belajar siswa
Motivasi merupakan sebuah konsep yang luas (difuse), dan seringkali dikaitkan dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi energi dan arah aktivitas manusia, misalnya minat (interest), kebutuhan (need), nilai (value), sikap (attitude), aspirasi, dan insentif (Gage & Berliner, 1984).
Belajar menurut aliran ilmu jiwa gestalt(dalam sardiman 2004:31-32)merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif dimana terdapat perkembangan kearah perubahan yang lebih luas dengan cara penyesuaian diri dengan lingkungan yang hanya akan berhasil apabila telah tercapai kematangan untuk memperoleh insight dan adanya kemauan untuk belajar. 

Siswa merupakan Peserta didik yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan .
Dengan pengertian istilah seperti tersebut di atas, kita dapat mendefinisikan motivasi belajar siswa, yaitu apa yang memberikan energi untuk bel ajar bagi peserta didik dan apa yang memberikan arah bagi aktivitas belajar peserta didik motivasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah energy atau arah aktivitas peserta didik dikelas IX B dalam pembelajaran PKn melalui metode Inquiry
2. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar [UU Tentang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003].
Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (Somantri 2001:299).PTK PKN smp kurikulum 2013
Berdasarkan definisi diatas dapat kita tarik kesimpulan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam penelitian ini merupakan proses interaksi peserta didik dengan dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar disekolah menengah pertama negeri satu guna melatih para siswa untuk berfikir kritis ,analitis ,bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

3. Metode Inquiry
Inquiri berasal dari bahasa inggris “Inquiry”yang secara harfiah berarti penyelidikan.Carin dan Sund(1 975)mengemukakan bahwa inquiry adalah the process of investigating a problem .sedangkan Piaget (dalam Mulyasa.2005:1 07)metode inquiry
Merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi ,ingin melakukan sesuatu,mengajukan pertanyaan pertanyaan,dan mencari jawabannya sendiri,serta menghubungkan penemuan itu dengan penemuan lain,membandingkan apa yang ditemukannya dengan peserta didik lain.
Metode pembelajaran inquiry dalam penelitian ini adalah metode yang merupakan salah satu bagian dari metode pembelajaran kontekstual dan jenis inquiry yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah inquiry nilai..

D.CONTOH JUDUL PTK PKN SMP KELAS IX LENGKAP

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkarim,Aim(2008).Pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas IX Sekolah Menengah Pertama Madrasah Tsanawiyah. Bandung : Grafindo media pratama
Al Muchtar,Suwarma dan Sapriya, 2004.Pendidikan Kewarganegaraan berbasis pendidikan Multikultural untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa
Arikunto ,Suharsimi (2002).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto ,Suharsimi(2008).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta PT.Bumi Aksara
Berliner, David, C. & Calfee, Robert.C.(Editor), 1996. Handbook of Educational Psychology. New York, Simon & Schuster Macmillan.
Blosser, Patricia E. & Helgenson, Stanley L. (1990). Selecting Procedures for Improving the Science Curriculum. Columbus, OH: ERIC Clearinghouse for Science, Mathematics, and Environment Education. (ED325303).
Branson, Margaret S.1 999.Belajar Civic Education Dari Amerika,Penerbit:LKIS,Yogyakarta Cholisisn.dkk.2007.Ilmu Kewarganegaraan ,Jakarta : Universitas Terbuka
Departemen Pendidikan dan kebudayaan (2002).Kamus Besar Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan Nasional.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Djahiri,Ahmad Kosasih. 1985 .Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT.Bandung:PMPKN IKIP Bandung
Djahiri,Ahmad Kosasih.1999.dasar umum metodologi dan pembelajaran VCT Bandung:PMPKN IKIP Bandung.
Djahiri,Ahmad Kosasih .2003.Pembelajaran AJEL- terpadu portofolio.Bandung:PMPKN IKIP bandung
Dimyati &mujiono (2002) Belajar Dan Pembelajaran ,Jakarta:PT rineka Cipta Dwiyono,Agus.2007.Kewarganegaraan SMP Kelas VI. Jakarta:Yudistira
Gagne, Ellen, D., 1985. The Cognitive Psychology of School Learning. Boston, Little, Brown and Company
Garton, Janetta., 2005. Inquiry-Based Learning. Willard R-II School District, Technology Integration Academy.
Hamalik,Oemar.200 1 .Proses Belajar Mengajar.Bandung:Bumi aksara
Haury, L. David. (1993). Teaching Science Through Inquiry. Columbus, OH: ERIC Clearinghouse for Science, Mathematics, and Environment Education. (ED3 59048)
Huitt, W. (2004). Observational (social) learning: An overview. Educational Psychology Interactive. Valdosta, GA: Valdosta State University.
Huitt, W. 2001. Motivation to Learn: An Overview. Educational Psychology Interactive. Valdosta, Valdosta State University
Kunandar .2007. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Persiapan menghadapi sertifikasi guru.jakarta :PT Raja Grafindo Persada
Leonard, Nancy, H., Beauvais, Laura Lynn., & Scholl Richard, W., 1995. "A Self Concept-Based Model of Work Motivation". In The Annual Meeting of the Academy of Management (URL: http://chiron.valdosta.edu/wh...).
Makmun,abin Syamsudin.2004.psikologi kependidikan.Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Maleong,Lexy.2005 .metodologi penelitian kualitatif. Bandung:PT Remaja Rosdakarya Mulyasa ,E. 2005 Menjadi Guru Profesional ,Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Mundilarto,Rustam.2004.Penelitian Tindakan Kelas.jakarta :Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan ketenagaan Perguruan Tinggi.
Mustadji.2007.kontribusi layanan akademik dan prospek pengembangan terhadap motivasi belajar. Tesis pada pasca sarjana jurusan administrasi pendidikan UPI: bandung :tidak diterbitkan.
Nasution, S(1 997).metode penelitian naturalistic kualitatif.Bandung: PT Tarsito.
Nurgianti,Rini(2008) penerapan metode pemecahan masalah(problem solving method) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. skripsi pada jurusan PKn UPI Bandung:Tidak diterbitkan
PUSKUR 2007. tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional
Pusat kurikulum. 2006, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar .Jakarta Departemen pendidikan nasional.
Rose,Collin ,dan Malgom J.Nicoll.2002,Accelarated Learning Cara Cepat Belajar diabad XXI.Bandung:Nuansa
Sagala, Syaiful., 2004. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung, Penerbit Alfabeta.
Sanjaya,Wina .2007.pembelajaran berorientasi standar Proses Pendidikan. Jakarta:Prenada Media
Sapriya , 2005 Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Pemetaan Konsep Civicus .(1). 321.Bandung: Jurusan PMPKn
Sardiman A.M.2007.Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar.jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Slameto.(2003).Mengajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Bandung: Sinar Baru.

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK PKN SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.