Jumat, 23 November 2018

CONTOH LENGKAP PTK TIK SMP KELAS VII WORD

CONTOH LENGKAP PTK TIK SMP KELAS VII WORD-Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi telah mempengaruhi kehidupan sosial kemasyarakatan menuju ke arah global. Globalisasi tersebut membawa dampak langsung terhadap berbagai bidang kehidupan. Globalisasi memasuki hampir semua lini kehidupan baik secara ekonomi, politik, sosial budaya masyarakat yang nyaris tidak bisa dicegah atau dihambat oleh kekuatan apapun (Syaodih, 2010). Tentu saja hal ini menimbulkan dampak, baik positif maupun negatif, sehingga memunculkan berbagai macam tantangan, tantangan tersebut terutama berkaitan dengan kompetisi yang berdimensi global.PTK Tik smp kelas vii doc.


Guna menghadapi tantangan ini, Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berwawasan unggul atau yang berdaya sainglah yang diperlukan. Masalah selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Manusia harus diarahkan pada penguasaan teknologi, informasi, dan keahlian manajerial. Buck Institute for Education [online] menganalisa sejumlah skill yang harus dimiliki dalam menghadapi persaingan dan tantangan abad 21 yaitu Sumber Daya Manusia yang mimiliki kemampuan dalam : a) ICT Literacy ,b) Cognitive Skill, c) Metacognitive Skill, d) Personal Characteristics, d) Inter-personal Skill, e) Bussiness skill, dan f) Additional Content / Skill. Kemampuan atau kompetensi ini dapat diklasifikasian kedalam dua kelompok besar yaitu kemampuan menguasai teknologi, dan manajerial. 

Jika Kemampuan atau kompetensi seperti ini dikuasai oleh Sumber Daya Manusia kita, maka daya saing bangsa tentu saja akan lebih tinggi. Namun demikian, Kenyataannya, daya saing bangsa kita masih lemah, hal ini dapat dilihat misalnya dibidang IT, Wahono (2006) mengatakan : masalah utama dari Software House Indonesia sehingga kurang mampu bersaing adalah keterbatasan pengetahuan dalam software development, kurangnya ide dalam produk dan inovasi.
Solusi mengenai peningkatan Sumber Daya Manusia dapat dilakukan melalui proses pendidikan dan latihan. UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 telah memberikan arah dan petunjuk secara formal terhadap pelaksanaan pendidikan kita.PTK Tik smp kelas vii doc.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003).Selanjutnya, UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 juga menyebutkan fungsi dan tujuan dari pendidikan kita.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003).
Pencapaian tujuan pendidikan dalam sistem pendidikan nasional merupakan target yang diutamakan.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel TIK SMP yang diberi judul “ Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Di Sekolah Menengah Kejuruan (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Vii Smp Negeri ........)". Disini akan di bahas lengkap

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK TIK SMP KELAS VII lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 079 SMP).

A.DOWNLOAD PTK TIK SMP KURIKULUM 2013 DOC

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Namun, tataran ideal pencapaian tujuan pendidikan nasional tersebut, masih harus terus diupayakan ketercapaiannya. Kenyataan yang ada pendidikan kita masih ada masalah, hal ini dapat dilihat pada hasil laporan kajian UNDP (United Nations Development Programs) dalam Human Development Report 2006 yang memberikan peringkat upaya Bangsa Indonesia dalam meningkatkan kualitas pembangunan manusianya pada level 108 dari 177 negara di dunia, dimana pendidikan sebagai salah satu indikatornya, walaupun peringkat ini masih lebih baik dari sebelumnya. Senada dengan data BPS (Biro Pusat Statistik) tahun 2005 tentang angka pengangguran menurut pendidikan dan wilayah desa-kota, persentase pengangguran tamatan SMP ke atas lebih besar dibanding tamatan SMP ke bawah. Artinya, sistem Pendidikan Nasional belum berhasil mengantarkan anak bangsa untuk survive mandiri dan terampil berwirausaha untuk kelangsungan hidupnya sendiri (Kemal Stamboel, 2008).PTK Tik smp kelas vii doc.

Adanya ketimpangan antara cita-cita luhur dengan kenyataan yang ada tersebut di atas, perubahan-perubahan harus dilakukan kearah suatu reformasi. Tuntutan akan reformasi pendidikan sangat diperlukan mengingat model pendekatan pendidikan kita selama ini dinilai cenderung bersifat indoktrinatif, dogmatis, gaya bank, dan opresif birokratis, orientasi pendidikan tidak sesuai dengan jiwa dan semangat reformasi pendidikan yang mendambakan keunggulan individu, masyarakat dan bangsa di tengah-tengah era otonomi daerah, era demokratisasi, era teknologi informasi dan kehidupan global (Sujarwo, 2006).

Tantangan yang sesungguhnya yang dihadapi seputar pendidikan jika ditinjau secara ketat sangatlah kompleks. Berbicara mengenai masalah pendidikan, proses yang dilaksanakan adalah pembelajaran di kelas. Pembelajaran perlu dibenahi untuk mencapai tujuan pendidikan sebagai bagian dalam konteks pembaharuan pendidikan. Proses pembelajaran yang selama ini dilakukan tampaknya masih lebih menekankan pada pembelajaran “what is” yang menuntut peserta didik untuk menghafalkan fakta-fakta, dari pada pembelajaran “what can be”, yang dapat mengantarkan peserta didik untuk menjadi dirinya sendiri secara utuh dan orisinal (Sudrajad, 2008). Selain itu, isu seputar peran guru sangat dominan dalam proses pembelajaran, kesan yang muncul adalah guru mengajar peserta didik diajar, guru aktif peserta didik pasif, guru pintar peserta didik minder, guru berkuasa, peserta didik dikuasai (Sujarwo, 2006). Permasalahan ini dapat ditemukan pada beberapa pembelajaran di sekolah tidak terkecuali di Sekolah Menengah Pertama (SMP).PTK Tik smp kelas vii doc.

Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan Pembelajaran yang terhitung baru dimasukkan dalam kurikulum sistem pendidikan nasional. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi perkembangan jaman saat ini dan yang akan datang yang menitik beratkan pada bidang sains dan teknologi informasi dan komunikasi. Bidang teknologi informasi dan komunikasi saat ini berkembang dengan pesat yang dipicu oleh temuan dalam bidang rekayasa material mikro elektronika. Perkembangan ini berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan aktivitas manusia yang banyak tergantung kepada teknologi informasi dan komunikasi.
PembelajaranTeknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan a) memahami teknologi informasi dan komunikasi, b) mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, c) mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan d) menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Pada tataran aplikasinya, Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih ada kendala yang harus dibenahi dan harus terus diusahakan untuk mengatasinya. Kenyataan yang sering kita jumpai adalah bahwa peserta didik kurang kreatif sebagai hasil (outcome) pembelajaran, hal ini dapat dilihat jika peserta didik dihadapkan dengan tugas yang sedikit menantang, tugas yang berkaitan dengan dunia nyata, peserta didik tidak dapat menyelesaikan dengan baik. Kenyataan ini muncul kemungkinan besar karena pembelajaran kurang berorientasi pada real world dan tidak bermakna. download ptk tik kurikulum 2013 doc

Di samping itu, pembelajaran berorientasi pada penuntasan materi bukan pada pembentukan kemampuan skill/kompetensi dan Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih bersifat tutorial, proses belajar tidak berjalan efektif jika tidak diawasi oleh kahadiran guru, sehingga mengakibatkan lamban dalam proses dan kurang efektif dalam hasil.
Beberapa peneliti terdahulu diantaranya penelitian yang dilakukan Gozali (2008) yang mengindikasikan bahwa belum terkuasainya kompetensi dasar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi secara penuh, hal ini terlihat masih banyak siswa yang tidak memiliki skill yang diharapkan dari mata pelajaran ini.download ptk tik kurikulum 2013 doc

Selain itu, Cepi Riyana (2006), mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah tentang Implementasi Kurikulum Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah merealisasikan kebijakan itu di SMP Negeri ......... namun belum ideal sesuai dengan karakteristik mata pelajaran TIK baik secara teoritik maupun aplikatifnya. Implementasi TIK merujuk pada dokumen Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai pedoman dasar dalam menentukan kompetensi dasar serta pemilihan kompetensi yang ingin dicapai dan urutan penyampaian disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan sekolah.

Dengan demikian, kita melihat ada gap yang muncul sebagai akibat belum tercapainya target tujuan yang semestinya. Mungkin tidak berlebihan jika diartikan bahwa proses pembelajaran secara umum sebagaimana uraian di atas dan juga khususnya pada pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang masih harus dioptimalkan untuk meningkatkan prestasi siswa. Oleh karenanya, rekayasa-rekayasa dalam teknologi pendidikan harus terus diupayakan sebagai solusi atau jaminan penyelesaian atas permasalahan di atas.download ptk tik kurikulum 2013 doc
Permasalahan belum optimalnya proses pembelajaran khusunya pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan prestasi siswa harus dihadapi dengan bijaksana. Keseluruhan tantangan dan persoalan tersebut memerlukan pemikiran kembali yang mendalam dan pendekatan baru yang progresif. 

Gagasan baru yang merupakan inovasi pendidikan sebagai hasil pemikiran kembali haruslah mampu memecahkan persoalan yang tidak terpecahkan hanya dengan cara yang tradisional atau komersial. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Inovasi pendidikan merupakan upaya dasar untuk memperbaiki aspek-aspek pendidikan agar lebih efektif dan efisien (Sa’ud, 2009:6).
Inovasi pendidikan semakin dirasakan penting dalam proses pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu bentuk inovasi dalam pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi adalah implementasi model pembelajaran yang tepat dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan peserta didik akan materi yang sedang dipelajari.
Dalam memilih model pembelajaran yang tepat, kriteria-kriteria tertentu perlu dilibatkan, dan yang paling utama adalah yang dapat mengantarkan siswa sebagai perserta didik yang aktif dan berhasil mengembangkan potensi atau kemampuanya secara seimbang antara kemampuan koginitif, afektif dan psikomotor (Sanjaya, 2009).

 Banyak model pembelajaran yang dapat dipilih untuk mengaktifkan siswa belajar yaitu yang termasuk dalam student-centered perspective atau turunannya yaitu discovery dan inkuiry. Di antaranya CTL, PBL dan pembelajaran berbasis proyek. Kaitannya dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, penulis menduga bahwa model pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan prestasi siswa adalah pembelajaran berbasis proyek.
Dugaan ini didasarkan karakteritik pembelajaran berbasis proyek yang mencakup sebagian besar model pembelajaran, misalnya pembelajaran kooperatif, pembelajran kontekstual dan pembelajaran berbasis masalah, karena didalam karakteristik pembelajaran berbasis proyek terdapat kerja kelompok, berdasarkan masalah, dan masalah harus aktual (real world).

Observasi yang dilakukan di SMP Negeri ... khususnya dikelas VII 2 menunjukkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran teknologi informasi dan komunikasi masih rendah. Ini dapat di lihat dari nilai rata-rata ujian semester siswa pada 2 tahun terakhir dibawah standar yang ditetapkan. Faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa ini antara lain : fasilitas pendukung pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi masih minim dan metode pembelajaran yang belum bervariasi.download ptk tik kurikulum 2013 doc

Berikut ini tabel rata-rata nilai siswa pada pelajaran teknologi informasi dan komunikasi dua tahun terakhir pada pokok bahasan Microosoft Excel Semester 2 di SMP Negeri .........
Tahun Rata –rata
2009 50.00
2010 50.20
Table 1.1
Rata-rata nilai siswa
Berdasarkan tabel 1.1 diatas maka penelitian ini akan difokuskan pada upaya untuk mengatasi faktor internal yang diduga menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar siswa Kelas VII 2 Semester 2 SMP Negeri ...... dalam mempelajari materi pengenalan program pengolah angka. Salah satu model pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif, efektif, kolaboratif dan menyenangkan adalah model pembelajaran berbasis proyek.

Dari uraian tersebut, penulis akan mengadakan suatu penelitian tentang implementasi model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di Sekolah Menengah Pertama (SMP). University of Nottingham (2003 :[online]) menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran sistematik yang mengikutsertakan siswa ke dalam pembelajaran teoritis dan keahlian yang kompleks, pertanyaan otentik dan perancangan produk dan tugas. Thomas, dkk, dalam strategi pembelajaran inovatif kontemporer (Wena, 2009:114) menyatakan bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.download ptk tik kurikulum 2013 doc

Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermanfaat bagi peserta didik (Santyasa, 2006:12). Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik terdorong lebih aktif dalam belajar. Guru hanya sebagai fasilitator, mengevaluasi produk hasil kerja peserta didik yang ditampilkan dalam hasil proyek yang dikerjakan.
Adapun yang melatarbelakangi pemilihan model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) dalam penelitian ini adalah:

1) Faktor siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMP, yang sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara; model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) memungkinkan siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih nyata sehingga memacu jiwa produktif dan kreatifnya. Menurut Cleg dalam Wena (2009:114) melalui pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan motivasi siswa akan meningkat.ptk tik smp kelas vii lengkap

2) Faktor guru. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) akan membantu guru dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran di kelas karena guru atau instruktur tidak lebih aktif dari siswa, akan tetapi menjadi instruktur pendamping, fasilitator, dan sebisa mungkin memahami pikiran siswa. Hakikat kerja proyek adalah kolaboratif, maka pengembangan keterampilan tersebut berlangsung di antara siswa, dalam proses pekerjaan proyek yang dikerjakan secara kelompok dimana kekuatan individu dan cara belajar yang diacu memperkuat kerja tim sebagai suatu kesatuan yang utuh.

3) Faktor sarana dan prasarana pembelajaran. Fasilitas yang dimiliki sekolah untuk mendukung pembelajaran TIK jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah siswa. Dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) yang menerapkan prinsip pembelajaran dalam kelompok, hal itu dapat disiasati.

B. Fokus Masalah
Dalam penelitian ini yang akan menjadi fokus masalah lebih ditekankan pada implementasi model pembelajaran berbasis proyek yang akan meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran TIK. Peneliti ingin membuktikan apakah dengan implementasi model pembelajaran berbasis proyek ini prestasi belajar siswa bisa di tingkatkan, sehingga nanti model pembelajaran tersebut dapat dimanfaatkan untuk perkembangan pembelajaran yang akan datang. Selain itu agar guru dapat menerapkan PTK dalam upayanya untuk memperbaiki dan/atau meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih professional.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, penulis menyusun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu sebagai berikut;ptk tik smp kelas vii lengkap

1. Masalah Umum
Apakah implementasi model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran TIK di SMP?
2. Masalah Khusus
a. Bagaimana proses belajar mengajar di Kelas VII 2 SMP Negeri... dengan implementasi model pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran TIK?
b. Bagaimana prestasi belajar siswa Kelas VII 2 SMP Negeri.... pada mata pelajaran TIK materi program pengolah angka microsoft excel setelah mengimplementasikan model pembelajaran berbasis proyek?

B.CONTOH PTK TIK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SMP

BAB II
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


A. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek (Proj ect Based Learning)
Dalam beberapa literatur, istilah PBL merujuk pada penggunaan konsep Project Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Proyek. Istilah lain yang bisa dirujuk adalah Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah. Dalam kajian ini PBL merefleksikan pada konsep yang pertama. Hal ini tidak berarti konsep yang pertama adalah yang paling benar, akan tetapi untuk lebih fokus kepada pembahasan konsep itu sendiri. Jadi, PBL adalah Project Based Learning atau Pembelajaran berbasis proyek.

Istilah-istilah tersebut, dalam pembahasan selanjutnya digunakan secara saling tertukar atau saling menggantikan. Penggunaan istilah dengan cara tersebut tidak berarti tidak konsistensinya pembahasan. Akan tetapi, lebih kepada mengadopsi rujukan barbagai sumber kutipan.
PBL merupakan metode pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. PBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya. PBL adalah sebuah model pengelolaan pembelajaran seputar proyek.ptk tik smp kelas vii lengkap

Definisi tersebut di atas merujuk pada pendapat banyak ahli yang memberikan definisi tentang project based learning. Blumenfeld, et al. (1991) mengungkapkan Project-based learning is a comprehensive approach to classroom teaching and learning that is designed to engage students in investigation of authentic problems. Dalam kerangka ini Blumenfeld, et al. (1991) menjelaskan :
Students pursue solution to nontrivial problems by asking and refining questions, debating ideas, making predictions, designing plans and/or experiments, collecting and analyzing data, drawing conclusion, comunicating their ideas and findings to other, asking new question, and creating artifact.
Selain definisi itu, definisi yang lain ditemukan dalam buku PBL handbooks for teacher :

Project are complex tasks, based on challenging questions or problem, that involve student in design, problem–solving, decision making, or investigative activities; give students the opportunity to work relatively autonomously over extended period of time; and culminate in realistic product or presentation (Thomas, et al., 1999).ptk tik smp kelas vii lengkap

Kedua pendapat ini pada dasarnya mengandung makna yang sama. Bagi, Blumenfeld et al. (1991), peserta belajar atau siswa diajak untuk mengetahui secara menyeluruh dengan melakukan investigasi kepada keadaan atau masalah yang sebenarnya. Dengan demikian, proyek diatur atau didesain dengan keterlibatan aktif siswa didalam mendesain proyek itu sendiri, melakukan eksperimen, pengumpulan dan analisis data sampai kepada pembuatan produk yang merupakan jawaban atas pertanyaan. Tidak berbeda dengan Blumenfeld et al. (1991), Thomas, et al. (2000) menyampaikan konsep yang sama. Perbedaan yang ada, Thomas, et al (2000) menyinggung pada presentasi hasil atau produk yang dibuat oleh siswa.

Di samping itu, Menurut Markam et al. (2003) :
Project-based learning is defined a systematic teaching method that engages students in learning essential knowledge and life-enhancing skills through an extended, student-influenced inquiry process structured around complex, authentic questions and carefully designed products and tasks.
Rumusan konsep ini agak sedikit berbeda dengan yang sebelumnya, bagi Markam et al., PBL digunakan untuk mempelajari pengetahuan yang pokok dan meningkatkan keterampilan hidup. Namun tetap pada penggunaan permasalahan yang kompleks seperti pendapat Thomas et al,.
Sementara A utodesk Foundation [on-line] menuliskan bahwa :
PBL is at the heart of good instruction because it brings together intellectual inquiry, rigorous real-world standards, and student engagement in relevant and meaningful work. It is a comprehensive instructional model in which project work is central to student understanding of the essential concepts and principles of the disciplines.

Nampaknya rumusan konsep PBL ini juga tidak berbeda secara signifikan dengan konsep-konsep sebelumnya. Definisi-definisi tersebut di atas memiliki beberapa persamaan pandangan tentang Project Based Learning. Project Based Learning merupakan pembelajaran yang baik untuk melibatkan siswa secara aktif, siswa dilatih untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang bermakna dan nyata, melalui tindakan investigasi atau riset, secara tidak langsung, siswa memahami konsep dan prinsip dari suatu disiplin ilmu dan menghasilkan suatu produk untuk dipresentasikan.

Konsep-konsep ini juga dipertegas beberapa pakar. Belajar berbasis proyek (Project Based Learning) adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks (Cord, 2001; Thomas, Mergendoller, & Michaelson, 1999; Moss & Van-Duzer, 1998). Fokus pembelajaran terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin studi, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya menghasilkan produk nyata (Thomas, 2000).

B. Landasan Pembelajaran berbasis proyek (Proj ect Based Learning)

Seiring dengan tuntutan perubahan atau reformasi terhadap pendidikan, proses belajar mengajar (PBM) yang dilakukan di ruang kelas (sekolah) sebagai ujung tombak pendidikan perlu disesuaikan. Penyesuaian tersebut diantaranya adalah perubahan pendekatan. Secara garis besar Killen (1998) mencatat ada dua pendekatan yang umum dibahas oleh para ahli pendidikan, yaitu pendekatan berpusat pada guru (teacher centered) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered). Perubahan dari pendekatan teacher centered menuju pada pendekatan student centered berimplikasi pada kegiatan pembelajaran. 

Pendekatan teacher-centered merupakan paradigma transformatif dengan mengandalkan metode ceramah yang dilakukan selama ini. Menurut Sanjaya (2009) Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi belajar langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekpositori. Sedangkan, Pendekatan yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inquiry serta strategi pembelajaran induktif.
Kaitannya dengan pergeseran paradigman tersebut, menurut Mayer (1992), praktik pendidikan terutama setengah abad terakhir telah terjadi pergeseran teori-teori belajar dari aliran teori belajar behavioristik ke kognitif, dari kognitif ke konstruktivistik. 

Implikasi pergeseran pandangan terhadap belajar dan pembelajaran tersebut adalah munculnya pandangan bahwa kurikulum sebagai body of knowledge atau keterampilan-keterampilan yang ditransfer adalah naif atau sesuatu yang tidak pas. Jika pandangan konstruktivis mengenai individu sebagai pengkonstruk pengetahuan mereka sendiri dapat diterima, maka mungkin lebih tepat memandang kurikulum sebagai serangkaian tugas dan strategi belajar. Oleh karena itu, perspektif kehidupan kelas pun menjadi berubah. Hakekat hubungan guru-siswa tidak lagi guru sebagai penjaja informasi dan siswa sebagai penerima informasi semata, tetapi guru lebih sebagai pembimbing dan pendamping berpikir kritis yang konstruktif.

Di sisi lain, Pembelajaran Berbasis Proyek atau Belajar Berbasis Proyek adalah pendekatan pembelajaran yang merangkum sejumlah ide-ide pembelajaran, yang didukung oleh teori-teori dan penelitian substansial.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model pembelajaran yang didukung oleh atau berpijak pada teori belajar konstruktivistik. Hal ini berdasarkan pendapat Henze dan Nejdl (1998) yang menyatakan, “Project-based instruction follows a constructivist approach to learning”. Hal senada juga disampaikan oleh Ravitz (2010), “PBL is a constructivist-based instructional approach that is desined to support more engaged learning. Tidak jauh dari kedua pendapat tersebut, Menurut Lang (2010), “ … PBL environment is built upon the thrust of constructivist theoritical framwork on how people learn…”

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, Pembelajaran berbasis proyek berasal dari paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis beranggapan bahwa siswa memiliki kemampuan untuk membangun pengetahuannya di dalam konteks pengalamannya sendiri. Hal ini akan berpengaruh terhadap strategi dan karakteristik, dan Prinsip-prinsip pembelajarannya.
Strategi pembelajaran yang menonjol dalam pembelajaran konstruktivistik antara lain adalah strategi belajar kolaboratif, mengutamakan aktivitas siswa daripada aktivitas guru, mengenai kegiatan laboratorium, pengalaman lapangan, studi kasus, pemecahan masalah, panel diskusi, diskusi, brainstorming, dan simulasi (Ajeyalemi, 1993). Beberapa dari strategi tersebut juga terdapat dalam 

Pembelajaran Berbasis Proyek, yaitu (a) strategi belajar kolaboratif, (b) mengutamakan aktivitas siswa daripada aktivitas guru, (c) mengenai kegiatan laboratorium, (d) pengalaman lapangan, (e) dan pemecahan masalah. Peranan guru yang utama adalah mengendalikan ide-ide dan interpretasi siswa dalam belajar, dan memberikan alternatif-alternatif melalui aplikasi, bukti¬bukti, dan argumen-argumen.

Di samping itu, Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek didukung teori-teori belajar konstruktivistik. Dalam konteks pembaruan di bidang teknologi pembelajaran, Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dipandang sebagai pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman langsung. Proyek dalam Pembelajaran Berbasis Proyek dibangun berdasarkan ide-ide siswa sebagai bentuk alternatif pemecahan masalah riil tertentu, dan siswa mengalami proses belajar pemecahan masalah itu secara langsung.

C.PTK TIK SMP KELAS VII METODE TERBARU DOC

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. (Kasbollah, 1998 : 15). Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan, guru sebagai peneliti tetap melaksanakan tugas sehari-harinya, namun melakukan tindakan dalam memperbaiki pembelajaran di kelas. Esensi penelitian tindakan kelas merupakan kajian terhadap kontak situasi social yang di cirikan dengan adanya unsur tempat, pelaku dan kegiatan dalam waktu tertentu untuk meningkatkan kualitas tindakan.

Kemmis dan Carr (Kasbollah, 1993 : 13) menyatakan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakan sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekerjaan-pekerjaan ini dilakukan”. Dalam definisinya Kemmis dan Carr juga memasukkan “pendidikan” di dalamnya, yang berarti guru juga ikut terlibat. Lebih lanjut kedua pakar ini mengatakan bahwa : situasi tidak berubah secara cepat seperti yang di harapkan guru, tetapi mereka telah belajar sesuatu tentang proses perubahan itu sendiri, yaitu bahwa mereka memerlukan orang lain dalam proses belajar yang mereka alami dan terlibat lebih awal.ptk tik pdf lengkap

Penelitian tindakan kelas adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pengajaran dencan cara melanjutkan perubahan-perubahan dan mempelajarai akibat-akibat dari perubahan-perubahan itu, jenis dan sifat perubahan tersebut dapat terjadi sebagai hasil mengajar reflektif (Depdikbud, 1996/1997 :4, dalam Hermawan, 2003 :1)
Lebih lanjut definisi penelitian tindakan kelas di kemukakan oleh Wibawa (dalam Iskandar : 2008: 34), menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru atau pelaku, mulai dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di SMP Negeri ........ Mulai dari tanggal 23 Maret sampai dengan 6 April 2015

C. Subjek Penelitian
Dalam mengimplementasikan model Pembelajaran Berbasis Proyek pada pembelajaran TIK ini agar berlangsung dengan baik, maka yang menjadi subyek penelitian adalah siswa yang mempunyai prestasi belajar beragam dalam mempelajari serta memahami mata pelajaran TIK khususnya materi tentang Microsoft Excel.
Dengan memperhatikan karakteristik seperti itu maka dalam penelitian ni yang menjadi subyek penelitian adalah siswa Kelas VII 2 SMP Negeri ............

D. Indikator Keberhasilan
Untuk mengetahui apakah sebuah peneltian tindakan berhasil mencapai tujuannya perlu dituliskan Indikator Keberhasilan. Dengan indikator keberhasilan maka seorang peneliti dapat mengukur apakah penerapan tindakannya sudah tepat atau belum. Selain indikator keberhasilan perlu juga dibuat Indikator Proses. Indikator proses harus berisi langkah-langkah pokok tindakan untuk mencapai keberhasilan yang telah digariskan dalam indikator keberhasilan.

Hasil penelitian tindakan kelas ini tercapai sesuai dengan harapan bila dalam penelitian ini :
1. Meningkatnya pemahaman konsep mengenai Pelajaran TIK Khususnya tetang materi Microsoft Excel bagi siswa Kelas VII 2 semester 2 SMP Negeri ...
2. Prestasi belajar siswa khususnya pada materi Pengenalan Program Pengolah Angka lebih baik dari sebelumnya dan melebihi standar ketuntasan yang ditentukan yaitu 60.00.
3. Model pembelajaran berbasis proyek efektif untuk di implementasikan pada materi pengenalan program pengolah angka Microsoft Excel bagi siswa Kelas VII 2 semester 2 di SMP Negeri ...

E. Desain PTK
Penelitian tindakan digambarkan sebagai suatu rangkaian langkah-langkah (a spiral of steps). Secara umum pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat di golongkan menjadi empat tahapan yaitu: (1) tahapan perencanaan, (2) tahap tindakan, (3) tahap observasi, (4) tahap refleksi (Kasbolah, 1998: 15). Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat di liat pada gambar di bawah ini :
 
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan kelas (Kemmis dan Mc Taggar, 1982
Dalam Kasihani Kasbollah, 1997/1998)

Seperti yang telah di tunjukkkan pada gambar, pada tahapan-tahapan tersebut berfungsi saling menguraikan melalui proses penyempurnaan.
Berdasarkan hasil dari masing-masing proses tersebut. Adapun langkah¬langkah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peneliti sesuai siklus adalah seperti gambar berikut ini.
 
 
F. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang lebih akurat maka dalam penelitian ini diigunakan beberapa instrument sebagai berikut :

1. Tes
Tes yang digunakan adalah tes formatif yang dilakukan pada setiap akhir siklus yang telah dilaksanakan. Soal-soal tes disusun dengan memperhatikan indikator-indikator penalaran yang akan diukur sehingga dapat melihat kemampuan penalaran siswa. Bentuk soal yang digunakan dalam tes adalah soal Pilihan ganda karena soal pilihan ganda dapat mengukur kemampuan siswa lebih luas.
2. Non tes
a. Observasi
Observasi di lakukan dengan melibatkan 2 observer dan menggunakan lembar observasi. Hal ini bertujuan untuk melihat perkembangan proses pembelajaran seperti kekurangan yang terjadi ketika guru melakukan proses pembelajaran di kelas dan kendala-kendala yang dihadapi untuk dijadikan patokan dalam melakukan perbaikan untuk siklus berikutnya agar pembelajar dapat diterima dengan baik oleh siswa.contoh ptk tik smp terbaru
b. Wawancara
Wawancara dilakukan hanya di akhir proses penelitian dan dilakukan kepada guru dan beberapa orang siswa yang di pilih secara acak untuk melihat bagaimana respon siswa tentang model pembelajaran ini dan tanggapan guru terhadap pembelajaran Pembelajaran Berbasis Proyek.

G. Analisis data
Dalam pengumpulan data-data ini digunakan metode siklus pengamatan kelas, yaitu (1) pelaksanaan observasi kelas, (2) diskusi feedback. Selama observasi kelas, peneliti diamati oleh observer di dalam kelas dan dalam mengumpulkan data obyektif atas aspek belajar mengajar yang disepakati bersama. Dalam diskusi feedback peneliti dan observer membagi informasi yang dikumpulkan selama pembelajaran, memutuskan tindakan yang tepat, menyepakati catatan-catatan diskusi dan merencanakan waktu pengamatan berikutnya.contoh ptk tik smp terbaru
Data yang diperoleh tiap siklus dianalisis sebagai berikut :
1. Kategori data
Data yang di analisis dan direfleksikan terlebih dahulu di kategorisasikan berdasarkan fokus penelitian. Data dalam penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang peningkatan prestasi belajar siswa setelah mengikuti Pembelajaran Berbasis Proyek.

2. Implementasi data
Menganalisis data hasil tes
Menganalisis hasil data siswa dari setiap siklus tindakan pembelajaran yang telah dilakukan. Data hasil tes berupa jawaban¬jawaban siswa terhadap tipe soal pilihan ganda dengan berpatokan pada system Holistik scoring Rubricks yang telah diadaptasi dari sudrajat (dalam purwanto, 2008:60). Adapun rentang skor yang digunakan adalah dengan menggunakan rentang lima, paling rendah 0 dan paling tinggi 100.contoh ptk tik smp terbaru

D.DOWNLOAD PTK TIK SMP KELAS VII LENGKAP

DAFTAR PUSTAKA

Iskandar. (2008). Meningkatkan Partisipasi belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (team games Turnamen) terhadap pembelajaran matematika di SD. Skripsi UPI bandung .
Kasbollah, K (1998). Penelitian Tindakan kelas. Depdikbud Dirjen Dikti Pelatihan Proyek PGSD, Malang.
Krajcik, J. S., Czeniak, C., & Berger, C. (1998). Teaching children science: A projectbased approach. Boston: McGraw-Hill College.
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Purwanto (2006). Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (cet. ke-6). Jakarta : Kencana.
Subarna, H. (2009). Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Kelas VIII. Jakarta: PT Rajawali Cilik.
Sukmadinata, Syaodih, Nana. (2005). Metode Penelitian., Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Ravitz, J. (2008, March 27). Project based learning as a catalyst in reforming high schools. Paper presented at the annual meeting of the American Educational Research Association, New York. Retrieved from http://www.bie.org/files/AERA PBL 2008.pdf
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Mc Millan, J.H., & Scumacher, Sally (2001). Research in Education. New York : Longman.

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK TIK SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.