Jumat, 22 Mei 2020

CONTOH PTK PAI SMA KURIKULUM 2013 LENGKAP TERBARU DOC

PTK PAI SMA KURIKULUM 2013 LENGKAP TERBARU DOC-Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: Apakah model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar mapel PAI Materi Pokok Akhlak Tercela Semester Ganjil Kelas ........SMAN..........Tahun Ajaran 20../20..ptk pai sma terbaru .Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas .... SMAN..........pada semester ganjil tahun ajaran 20../20... dengan jumlah peserta didik 35 orang. Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap disetiap siklusnya, Yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. 


Proses pembelajaran PAI dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing. indikator hasil belajar pada penelitian ini berupa tercapainya ketuntasan belajar individu dan klasikal. Adapun pengumpulan datanya dilakukan dengan metode : wawancara, observasi, dokumentasi dan tes evaluasi, dan LKS (lembar kerja siswa). Data hasil pengamatan tes evaluasi diolah dengan anlisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: hasil belajar PAI siswa melalui model pembelajaran snowball throwing mengalami peningkatkan hasil belajar, khususnya pada materi pokok puasa wajib dan puasa sunah pada siklus I diperoleh nilai rata – rata kelas 7,56 dengan ketuntasan belajar 97,14%. Aktivitas belajar antar siswa 57,6% dan aktivitas belajar siswa dengan guru sebesar 70% dan meningkat menjadi 8,82 dengan ketuntasan belajar 100%. Aktivitas belajar antar siswa 82,16% dan aktivitas belajar siswa dengan guru 84,17% pada siklus II . Sehingga bisa disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata – rata kelas dari 7,56 menjadi serta ketuntasan belajar klasikal dari siklus I dan siklus II sebesar 2,86%. Sehingga tidak perlu dilakukan siklus III.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel PAI SMA yang diberi judul “.UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA MAPEL PAI MATERI POKOK PUASA WAJIB DAN PUASA SUNAH SEMESTER ...........KELAS ........SMAN.......... KABUPATEN .....TAHUN AJARAN 20../20....”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK ….lengkap dalam bentuk word dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 081-7283-4988  dengan Format PESAN JUDUL PTK 073 SMA ).

1.CONTOH PTK PAI SMA KELAS XI TERBARU DOC

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.
Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.judul ptk pai sma

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Al Qur’an dan Hadits
2. Aqidah
3. Akhlak
4. Fiqih
5. Tarikh dan Kebudayaan Islam.
Pendidikan Agama Islam pada tingkat Sekolah Menengah Pertama menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.

Unsur – unsur yang harus ada dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah adalah seorang siswa, suatu tujuan dan suatu prosedur kerja untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini baik guru maupun siswa mempunyai keterkaitan untuk mencapai sebuah tujuan dan suatu prosedur kerja. Salah satunya adalah hubungan guru dalam kegiatan pembelajaran maka dari itu guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan. Untuk menjamin dan membina suasana belajar yang efektif, guru dan siswa dapat melakukan beberapa upaya, sebagai berikut:

1. Sikap guru terhadap pembelajaran di kelas. Guru diharapkan bersikap menunjang, membantu, adil dan terbuka di dalam kelas
2. Perlu adanya kesadaran yang tinggi di kalangan siswa untuk membina disiplin dan tata tertib yang baik dalam kelas contoh ptk pai sd untuk kenaikan pangkat
3. Guru dan siswa berupaya menciptakan hubungan kerjasama yang serasi, selaras dan seimbang dalam kelas, yang dijiwai oleh rasa kekeluargaan dan kebersamaan.

Apabila kita perhatikan dalam proses perkembangan Pendidikan Agama Islam, salah satu kendala yang paling menonjol dalam pelaksanaan Pendidikan Agama ialah masalah metodologi. Metode merupakan bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari semua komponen pendidikan lainnya, seperti tujuan, materi, evaluasi, situasi dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan Pendidikan Agama diperlukan suatu pengetahuan tentang metodologi Pendidikan Agama, dengan tujuan agar setiap pendidik agama dapat memperoleh pengertian dan kemampuan sebagai pendidik yang professional.

Guru-guru Pendidikan Agama Islam masih kurang mempergunakan beberapa metode secara terpadu. Kebanyakan guru lebih senang dan terbiasa menerapkan metode ceramah saja yang dalam penyampaiannya sering menjemukan peserta didik. Hal ini disebabkan guru-guru tersebut tidak menguasai atau enggan menggunakan metode yang tepat, sehingga pembelajaran agama tidak menyentuh aspek-aspek paedagogis dan psikologis.

Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Malangke, pada umumnya masih menggunakan metode konvensional (ceramah), yang tentunya dapat menyebabkan para siswa merasa bosan dan kurang tertarik dengan materi yang disampaikan oleh guru. Kurangnya variasi dalam penyampaian materi inilah yang membuat para siswa kurang terlibat langsung (aktif) di dalam proses pembelajaran, sehingga hal ini berakibat pada kurang maksimalnya nilai yang diperoleh siswa. 

Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar. Gagne, seperti yang dikutip oleh Mariana (1999: 25), menyatakan untuk terjadinya belajar pada diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal maupun kondisi eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatkan memori siswa sebagai hasil belajar terdahulu. Memori siswa yang terdahulu merupakan komponen kemampuan yang baru dan ditempatkannya bersama – sama. Kondisi eksternal meliputi aspek benda yang dirancang atau ditata dalam suatu pembelajaran. Sebagai hasil belajar (learning incomes), Gagne, seperti yang dikutip oleh Mariana (1999: 25), menyatakan dalam lima kelompok, yaitu intelectual skill, cognitive strategy, verbal information, motor skill, dan attitude. download gratis ptk pai sma filetype doc

Salah satu model pembelajaran alternatif yang akan diperkenalkan peneliti adalah model pembelajaran ”Snowball Throwing” atau ”lemparan bola salju”. Model pembelajaran ini membantu penyampaian materi melalui diskusi kelompok, namun diselingi dengan permainan dengan cara saling melempar pertanyaan yang ditulis dalam secarik kertas (seolah – olah sebagai bola salju).
Model pembelajaran ini merupakan salah satu model pembelajaran yang interaktif. Model pembelajaran interaktif adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, artinya posisi siswa dalam pembelajaran ini adalah sebagai subyek dan obyek pendidikan. Model pembelaj ran interaktif ini dimaksudkan untuk memperkenalkan kepada siswa mengenai sejumlah pengetahuan dan fakta – fakta tertentu yang sudah diajarkan kepadanya, sekaligus menghadapkan kepada siswa sejumlah persoalan yang harus dipecahkan secara bersama – sama agar memperoleh kesamaan yang utuh.

Model Snowball Throwing menjadikan para siswa lebih dilibatkan secara langsung dan lebih aktif, khususnya ketika mereka membuat pertanyaan yang nantinya akan dijawab oleh teman – temannya sendiri. Model pembelajaran seperti ini berbeda dengan model pembelajaran konvensional karena dalam pembelajaran konvensional tidak melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran hanya terpusat pada seorang guru saja.
Berdasarkan hal di atas yang sudah peneliti uraikan, maka peneliti akan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing sebagai alternatif untuk upaya meningkatkan hasil belajar siswa serta menciptakan suana pembelajaran yang aktif, tertarik, bertanggung jawab dan bersikap positif terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Maka dari itu peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengn judul ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Snowball Throwing Pada Mapel PAI Materi Pokok Puasa Wajib dan Puasa Sunnah Semester Ganjil Kelas ..........SMAN.........Tahun Ajaran 20../20...”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka perumusan masalah dari proposal ini adalah sebagai berikut:
Apakah model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar mapel PAI materi pokok Puasa Wajib dan Puasa Sunnah semester ganjil kelas ......SMAN.....tahun ajaran 20../20..?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Dengan model pembelajaran Snowball Throwing dapat membuat siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran PAI.
b. Dengan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing diharapkan hasil belajar PAI siswa meningkat.
2. Bagi Guru
Dapat mengenalkan suatu model pembelajaran baru yang dapat diterapkan pada siswa sehingga menambah variasi dalam penyampaian materi PAI.
3. Bagi Sekolah
Sebagai bahan kajian bersama yang diharapkan dapat meningkatkan mutu sekolah yang bersangkutkan.

4. Bagi Peneliti
Pelaksanaan materi ini dapat menambah wawasan baru dalam model pembelajaran Snowball Throwing bisa digunakan dalam proses mengajar di masa mendatang.

2.DOWNLOAD PTK PAI SMA KURTILAS'

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS


A. Landasan Teori
1. Belajar, Pembelajaran, dan Hasil belajar
a. Belajar
1) Pengertian Belajar
Belajar merupakan perubahan tingkah laku dan penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru-niru.
Ketika mendefinisikan pengertian belajar maka banyak sekali pendapat-pendapat yang berbeda dalam menafsirkan pengertian tentang belajar, diantaranya adalah suatu proses interaksi diantara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori.

Beberapa ahli mengemukakan pandangan yang berbeda tentang belajar, antara lain:
a) Menurut Skinner belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya akan menurun.
b) Menurut Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan, dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.
c)  Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. 

Menurut James O. Witteker merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.ptk sma kurikulum 2013
2) Faktor–faktor yang mempengaruhi belajar.
Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu.
a) Faktor – faktor intern

Faktor – faktor intern dibagi menjadi tiga yakni sebagai berikut:
(1) Faktor jasmani
(a) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian - bagiannya /bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang akan terganggu.
(b) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, dan patah tangan, lumpuh dan lain- lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.

(2) Faktor Psikologis
Sekurang - kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar yakni sebgai berikut:
(a) Inteligensi
Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep - konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
(b) Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata – mata tertuju pada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek.

(c) Minat
Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
(d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan baru terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar dan berlatih.jelaslah bahwa bakat yang mempengaruhi belajar.jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.

(e) Motif
Motif dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif berpikir memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/ menunjang belajar.
(f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat – alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar.belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang).

(g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan , maka hasil belajarnya akan lebih baik.
(3) Faktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
a) Faktor – faktor ekstern
Faktor ekstern berpengaruh teradap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor , yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

b. Pembelajaran
1) Pengertian Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur – unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku – buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek, belajar, ujian dan sebagainya.

Ada dua macam tujuan pembelajaran yang perlu diperhatikan oleh guru, yaitu tujuan akademik (academic objectives) dan tujuan keterampilan (collaborative skills objective). Tujuan akademik dirumuskan sesuai dengan taraf perkembangan anak dan suatu konseptual atau analisis tugas, sedangkan tujuan keterampilan bekerja sama meliputi keterampilan memimpin, berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik.

2) Teori Pembelajaran
a. Teori Konstruktivistik
Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan siswa sebelum mempeljari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Oleh sebab itu meskipun kemampuan awal tersebut masih sangat sederhana atau tidak sesuai dengan pendapat guru, sebaiknya diterima dan dijadikan dasar pembelajaran dan pembimbingan.download contoh ptk pai

3.PROPOSAL PTK SMA LENGKAP METODE TERBARU

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tingkat prestasi hasil belajar siswa kels ......SMAN.........dalam menggunkan metode snowball throwing pada Mapel PAI materi pokok Puasa Wajib dan Puasa Sunah semester ganjil.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Oktober-November tahun ajaran 20../20.... Penelitian ini dilakukan di SMAN...............
C. Subyek Penelitian
Subyek yang diteliti adalah siswa yang memperoleh pembelajaran mapel PAI kelas......SMAN.............
D. Kolaborator
Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan orang bekerja sama dan membantu mengumpulkan data-data penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti. Pada penelitian ini yang menjadi kolaborator adalah Guru PAI Kelas ...........SMAN.................
E. Variabel Penelitian
Variabel indikator yang diamati dalam penelitian ini meliputi :
1. Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran
2. Hasil belajar peserta didik
F. Metode Pengumpulan Data
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data antara lain:
1. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengethuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

2. Metode Observasi
Pengamatan observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.
Digunakan untuk mengamati secara langsung terhadap pembelajaran mapel PAI dengan menggunakan metode Snowball hrowing.
Dalam penelitian yang diobservasi adalah kegiatan belajar mengajar yang terjadi di kelas, metode observasi ini memuat tiga fase esensial yaitu pertemuan perencanaan, observasi kelas dan diskusi balikan.

3. Metode Wawancara
Menurut Denzin wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dippandang perlu. Sedangkan menurut Hopkins, wawancara adalahsuatu cara untuk mengetahui situasi tertentu didalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pembelajaran mapel PAI melalui model pembelajaran snowball throwing. Metode wawancara ini digunakan untuk mewawancarai siswa sebagai subyek yang akan diteliti, selain itu juga mewwancarai Guru PAI sebagai mitra kerja atau kolaborator..download contoh ptk pai

4. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan ,buku, transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agedan, dan sebagainya.
Metode ini digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa pada materi pokok binatang halal dan haram dan menghimpun data mengenai daftar nama siswa, jadwal pembelajaran PAI dikelas yang bersangkutan, hasil belaajar sebelum adanya tindakan, profil sekolah secara umum dan gambaran proses pembelajaran PAI dengan model pembelajran snowball hrowing .
G. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tinadakan kelas (PTK) dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis dan Roggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil tindakan - tindakan pada siklus sebelumnya, dimana setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang meliputi perencanaan , pelaksanaan , pengamatan (observasi), dan refleksi.
Gambar 1.
Model Penelitian Tindakan kelas.
Langkah – langkah dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Persiapan ini dimulai dengan alur sebagai berikut :
a. Permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah SMPN 1 Malangke.
b. Kesepakatan jadwal Penelitian.
c. Pengamatan dan wawancara, kegiatan pengamatan dilakukan didalam kelas ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sedangkan kegiatan wawancara dilakukan dengan kolaborator menanyakan model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di kelas.
d. Mengidentifikasi Permasalahan dan Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Pelaksanaan
a. Siklus I
Siklus ini terdiri atas:
Perencanaan
1) Guru dan peneliti secara Kolaboratif merencanakan penerapan dan pembelajaran snowball throwing pada materi yang diajarkan yaitu Puasa Wajib dan Puasa Sunnah.
2) Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran dikelas.
3) Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pembelajaran ( kertas untuk pelaksanaan snowball throwing dan bahan - bahan lainnya yang menunjang proses pembelajaran PAI).

4) Menyiapkan LKS (Lembar Kerja Siswa beserta kuncinya untuk pembelajaran siklus I).
5) Menyiapkan soal evaluasi beserta kunci jawaban.
6) Menyiapkan Pendokumentasian selama proses penelitian berlangsung.
Pelaksanan tindakan
1) Guru menyampaikan tujuaan pembelajaran (standar kompetensi) yang akan dicapai pada materi pokok Puasa Wajib dan Puasa Sunnah.
2) Guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas.
3) Guru membimbing siswa dalam bentuk kelompok kecil dengan anggota 4–5 anak. Kelompok dibuat heterogen tingkat kepandaiannya dengan memperhatikan keharmonisan kerja kelompok.
4) Setiap siswa membuat satu pertanyaan kemudian semua pertanyaan diacak ( dioper ) dengan siswa yang lainnya..download contoh ptk pai

5) Guru memanggil siswa secara acak untuk membacakan pertanyaan yang didapat siswa sekaligus diminta untuk menjawab.
6) Siswa yang mampu menjawab pertanyaan secara spontan dalam waktu yang telah ditentukan diberi nilai tambahan.
Pengamatan
1) Guru bekerja sama dengan peneliti mengamati aktivitas kelompok siswa dan mengamati tingkat keberhasilan siswa dalam menyelesaikan tugas.
2) Mengamati siswa saat menyelesaikan lembar tugas yang telah diberikan khusus mengenai komunikasi dan kerja sama siswa dalam proses diskusi kelompok.
3) Mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4) Mengamati perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai tambahan yang diperoleh dari menjawab pertanyaan yang telah diacak.

Refleksi
1) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan ementara terhadap pembelajaranyang terjadi pada siklus I.
2) Menganalisis dan mendiskusikan dengan guru yang bersangkutan engenai hasil yang diperoleh pada pembelajaran siklus I untuk elakukan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.
b. Siklus II
Pada prinsipnya semua kegiatan yang ada pada siklus II hampir sama dengan siklus I. siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I, terutama didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I.
1) Tahapan tetap sama yaitu perencanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
2) Materi pelajaran berkelanjutan.
3) Efektifitas kerja kelompok siswa diharapkan semakin tinggi.
4) Hasil belajar siswa dapat meningkat.

H. Metode Analisis Data
1. Aktivitas belajar
a. Aktivitas belajar siswa antar siswa
Untuk mengetahui seberapa besar aktivitas siswa dengan mengikuti proses belajar mengajar dengan model snowball throwing maka dibuat lima aspek pengmatan meliputi:
A : Kemampuan bekerja sama dalam diskusi kelompok
B : Keaktifan mendengarkan teman saat diskus
C: Keaktifan dan kemampuan menjawab pertanyaan atau membantu
D : Kemampuan membuat pertanyaan
Lembar pengamatan aktivitas belajar antar siswa kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif prosentase interaksi belajar antar siswa adalah:
Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari 
R = Rata-rata aktivitas siswa 
SM = Skor maksimum
Kriteria penilaian
≥ 75 % = Baik sekali (A)
55-75 % = Baik (B)
35-55% = Cukup (C)
< 35 % = Rendah (D)

Skala (skor) dalam setiap aspek 
Skor Kriteria
1 = rendah
2 = sedang
3 = tinggi
b. Aktivitas belajar siswa dengan guru
Untuk mengetahui seberapa besar aktivitas belajar dengan guru dalam mengikuti proses beljar mengajr dalam model pembelajaran snowball throwing maka dibuat empat pengamatan meliputi:
A : keaktifan bertanya pada guru
B : Keaktifan menyampaikan pendapat
C : Keaktifan dalam menyimak keterangan guru
D: Kemampuan menjawab pertanyaan guru
Lembar hasil pengamatan aktivits belajar siswa dengan guru kemudian dianalisis deskriptif prosentase. Adapun perhitungan prosentase aktivitas belajar siswa dengan guru adalah:
Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari
 R = Rata-rata aktivitas siswa 
SM = Skor maksimum
Kriteria penilaian

≥ 75 % = Baik sekali (A)
55-75 % = Baik (B)
35-55% = Cukup (C)
< 35 % = Rendah (D)

Skala (skor) dalam setiap aspek 
Skor Kriteria
1 = rendah
2 = sedang
3 = tinggi
2. Data hasil belajar peserta didik
Data hasil belajar siswa berupa kemampuan memecahkan masalah dianalisis dengan cara menghitung rata – rata nilai dan ketuntasan belajar secara klasikal maupun individu. Adapun rumus yang digunakan adalah
a. Menghitung nilai rata –rata
Untuk menghitung rata – rata menggunakan rumus :
 Keterangan :
x = rata – rata nilai
N = jumlah siswa
Σx = jumlah seluruh siswa
b. Menghitung ketuntasan belajar
1) Ketuntasan belajar individu
Untuk menghitung ketuntasan belajar individu menggunakan analisis deskriptif prosentase dengan perhitungan : Ketuntasan belajar individu =
jumlah nilai yang diperoleh siswa x100%
jumlah keseluruhan nilai
Kriteria :
Apabila tingkat ketercapaian <85 % maka siswa tidak tuntas belajar.
Apabila tingkat ketercapaian ≥ 85% maka siswa tuntas belajar.

2) Ketuntasan belaj ar klasikal
Untuk menghitung ketuntasan belajar secara klasikal menggunakan analisis deskriptif prosentase perhitungan. Ketuntasan belajar klasikal =
jumlah siswa yang tuntas belajar =100%
jumlah keseluruhan siswa .download contoh ptk pai
Kriteria :
Apabila tingkat ketercapaian <85 % maka penerapan pembelajaran snowball throwing pada materi pokok Puasa wajib dan Puasa sunah dikatakan tidak efektif. Apabila tingakat ketercapaian >85% maka penerapan pembelajaran snowball throwing pada materi Puasa wajib dan Puasa sunah efektif

4.CONTOH LAPORAN PTK SMA DOC

DAFTAR PUSTAKA


Abdurahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2013
Addaruqutni, Imam dkk, Ramadhan bersama nabi, Solo: Al- Bayan,
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , Jakarta: Rineka cipta, Cet. 12, 2012.
Budiningsih, Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008 Dewey, Jhon, Experience and Education, New York: Kappa Delta Pi, 1997 Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta, 2006. Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Asia Mahasatya, 2012
Gulo, W. Metodologi penelitian, Jakatra: Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2002.
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008 Harefa, Andrias, Menjadi Manusi Pembelajar, Jakarta: kompas, 2010 Isjoni, Cooperativie Learning, Bandung Alfabeta,2017
Jonhson, David W, Learning Together and Alone, Boston University of Minnesota, 1999 Lie, Anita, Cooperative Learning, Jakarta: PT.Grasindo,2004
Maufur, Hasan Fauzi, Sejuta Jurus Mengajar dan Mengasyikan, ..................: PT. Sindua Press, 2009.
Mukhtar, Desain Pembelaj ran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV Misaka Galiza, 2003
Multahim, dkk, Pendidikan Agama Islam Penuntun Akhlak SMP Kelas VI,(Jakarta: Yudhistira, 2007
Mulyasa, Standar kompetensi dan sertifikasi guru, Bandung : PT. Remaja rosda karya, 2019.
Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1985.
Purwanto , Evaluasi Hasil Belajar, Yoyakarta: Pustaka Pelajar , 2012, Cet 1.
Purwanto, M. Ngalim, prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran, Bandung: PT. Rosda Karya, 2012

Terima kasih telah berkunjung di blog kami yang membahas PTK  SMA. Semoga PTK PAI ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.