CONTOH PTS SMA PROFESIONALISME GURU SMA TERBARU DOC-Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang peranan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru yang meliputi enam aspek, yaitu: peran kepala sekolah sebagai leader, peran kepala sekolah sebagai motivator, peran kepala sekolah sebagai supervisor, peran kepala sekolah sebagai inovator, peran kepala sekolah sebagai manajer, dan peran kepala sekolah sebagai edukator. Penelitian ini dilakukan di SMA ................. pada bulan januari – februari 20...
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru dan staff karyawan SMA.................. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel guru yang mengajar di SMA............. sebanyak 20 orang.PTS SMA Terbaru doc
Hasil penelitian menunjukan bahwa: pelaksanaaan peran kepala sekolah di SMA ................. berjalan dengan cukup baik dalam hal ini peran kepala sekolah dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru sangat dominan. Pemberdayaan tenaga pengajar (peningkatan profesionalisme guru), karyawan, peningkatan sarana pembelajaran, pengawasan terhadap proses belajar mengajar yang kesemuanya dapat berjalan dengan cukup baik, ditentukan melalui peran kepala sekolah yang meliputi ke enam dimensi tersebut diatas.download contoh pts ptk sd smp sma
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi pihak sekolah yang menjadi tempat penelitian, para civitas akademika, para mahasiswa, para pengajar terutama dalam rangka memberikan motivasi kepada mahasiswa agar senantiasa meningkatkan prestasi pendidikannya.
Laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) SMA ini diberi judul “PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SMA.........TAHUN 20.....". Disini akan di bahas lengkap.
PTS ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) SMA lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB V untuk bahan referensi penyusunan laporan PTS dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTS 016 SMA).
1.DOWNLOAD PTS SMA LENGKAP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepala sekolah memegang suatu peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi dan mengarahkan semua personil sekolah yang ada, agar dapat bekerja sama dalam usaha pencapaian tujuan organisasi sekolah. Tidak kalah pentingnya adalah produktivitas organisasi sekolah sebagaimana yang tampak dalam bentuk efektivitas dan efisiensi pengelolaannya serta kualitas dan kuantitas dari lulusannya, banyak ditentukan oleh adanya suatu kedisiplinan kerja yang tinggi dalam “penampilan kerja atau kinerja” (work performance) dari para personil sekolah. Kinerja guru-guru dalam suatu wujud pelaksanaan tugas mendidik dan mengajar para peserta didiknya, sangat banyak juga ditentukan atau dipengaruhi oleh adanya motivasi kerja mereka. Perilaku kepemimpinan yang efektif dari kepala sekolah sangat menentukan atau sangat mempengaruhi kinerja guru-guru.
Kepala sekolah memiliki peran sebagai pemimpin di sekolahnya yang bertanggung jawab untuk memimpin proses pendidikan di sekolah, berkaitan dengan peningkatan mutu SDM, peningkatan profesionalusme guru, karyawan dan semua yang berhubungan dengan sekolah di bawah naungan kepemimpinan kepala sekolah.pts kepemimpinan kepala sekolah
Paradigma baru manajemen pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas secara efektif, perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Pengembangan SDM merupakan proses peningkatan kemampuan manusia agar mampu melakukan pilihan-pilihan. Pengertian ini memusatkan perhatian pada pemerataan dalam peningkatan kemampuan manusia dan pemanfaatan kemampuan itu. Rumusan tersebut menunjukkan bahwa pengembangan SDM tidak hanya sekedar meningkatkan kemampuan, tetapi juga menyangkut pemanfaatan kemampuan tersebut.
Kepala sekolah adalah seorang guru yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural di sekolah, ia ditugaskan untuk mengelola sekolah. Kepala sekolah yang berhasil adalah apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks. Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah seseorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. Bahkan lebih jauh studi tersebut menyimpulkan bahwa “Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah”.
Peranan kepala sekolah sebagai pemimpin mencerminkan tanggung jawab kepala sekolah untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah, sehingga lahir etos kerja dan produktivitas yang tinggi dalam mencapai tujuan. Fungsi kepemimpinan ini amat penting sebab disamping sebagai penggerak juga berperan untuk melakukan kontrol segala aktifitas guru (dalam rangka meningkatkan professional mengajar), staf dan siswa dan sekaligus untuk meneliti persoalan-persoalan yang timbul dilingkungan sekolah.
Kepala sekolah harus memiliki visi dan misi, serta strategi manajemen pendidikan secara utuh dan berorientasi kepada mutu. Strategi ini dikenal dengan Manajemen Mutu Terpadu (MMT), yang telah popular dalam dunia bisnis dan industri dengan istilah Total Quality Management (TQM). Strategi ini merupakan usaha sistematis dan terkoordinasi untuk secara terus menerus memperbaiki kualitas layanan, sehingga fokusnya diarahkan kepelanggan dalam hal ini peserta didik, orang tua peserta didik, pemakai lulusan, guru, karyawan, pemerintah dan masyarakat. Sedikitnya terdapat lima sifat layanan yang harus diwujudkan oleh kepala sekolah agar pelanggan puas: yakni layanan sesuai dengan yang dijanjikan (reability), mampu menjamin kualitas pembelajaran (assurance), iklim sekolah yang kondusif (tangible), memberikan perhatian penuh kepada peserta didik (emphaty), cepat tanggap terhadap kebutuhan peserta didik responsiveness).pts kepala sekolah berprestasi pdf
Lancar atau tidaknya suatu sekolah dan tinggi rendahnya mutu sekolah tidak hanya ditentukan oleh jumlah guru dan kecakapannya, tetapi lebih banyak ditentukan oleh cara kepala sekolah melaksanakan kepemimpinan disekolahnya. Untuk meningkatkan mutu pendidikan bukanlah memanfaatkan kesanggupan guru, dan bagaimana kepala sekolah dapat mengikutsertakan semua potensi yang ada dalam kelompoknya semaksimal mungkin. Mengikutsertakan dan memanfaatkan anggota-anggota kelompoknya itu, tidak dapat dengan cara dominasi yang otoriter. Sebab dengan cara yang otoriter ia akan mempunyai sikap “lebih”, sehingga tidak dapat menimbulkan rasa tanggung jawab yang sebaik-baiknya. Dan rasa tanggung jawab inilah yang diperlukan sebagai penggerak dan penghasil potensi yang maksimal. Karena itu mengikutsertakan memanfaatkan anggota kelompok hendaknya dilakukan atas dasar; respect terhadap sesama manusia, saling menghargai dan saling mengakui kesanggupan masing-masing.
Salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh kepala sekolah sebagai seorang pemimpin di sekolah untuk meningkatkan pemberdayaan guru dalam mengajar adalah melalui Manajemen Sumber Daya Manusia. Ini merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam hal ini masih banyak kelemahan-kelemahan yang ada dalam pendidikan di sekolah. Salah satu kelemahan yang krusial adalah manajemen yang sangat sederhana baik itu mengenai SDM, kurikulum, dan komponen-komponen pendidikan lainnya sehingga pendidikan tidak direncanakan dengan baik.
Oleh karena itulah, upaya kepala sekolah dalam peningkatan profesionalisme guru dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah melalui peningkatan manajemen sumber daya manusia (MSDM), mendesak untuk dilaksanakan. Sebab jika profesionalisme guru dalam mengajar dapat dikelola dengan baik maka segala potensi yang dimilikinya dapat didayagunakan dengan semaksimal mungkin sehingga akan lahir out put pendidikan sekolah yang bermutu dan berkualitas.
Dari penjelasan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk membuat karya ilmiah yang berjudul tentang “Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di SMA....................."
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan kepala sekolah yang dilaksanakan di SMA ................. ?
2. Apakah peranan kepala sekolah sebagai pemimpin sudah mencerminkan tanggung jawab sebagai kepala sekolah?
3. Apakah pelaksanaan peranan kepala sekolah di SMA ................. telah berjalan dengan baik?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya bahasan objek yang akan diteliti, maka masalah dibatasi pada peranan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru yang meliputi pada peranana kepala sekolah sebagai leadership, motivator, supervisor, innovator, manajer, dan edukator.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti adalah: Bagaimana peranan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru dari segi dimensi leadership, motivator, supervisor, innovator, manajer, dan edukator.
E. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru di SMA...............
2.PTS SMA KURIKULUM 2013 LENGKAP DOC
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Peran Kepala Sekolah
1. Pengertian Peranan K epala Sekolah
a. Pengertian Peran
Menurut kamus Oxford Dictionary, “peran atau role adalah actor’s part; one’s task or function, yang berarti aktor; tugas seseorang atau fungsi. Karena itulah, ada yang disebut dengan role expectation, yaitu harapan mengenai peran seseorang atas harapan dari si pemberi tugas dan harapan dari orang yang menerima manfaat dari pekerjaan tersebut”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “...peran berarti perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat....” Selanjutnya Veithzal Rivai dan Sylviana Murni menjelaskan, “peran adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu”.
Berdasarkan definisi-definisi di atas penulis menarik simpulan, peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat atau sebuah lembaga. Dalam hal ini, kepala sekolah perlu menjalankan perannya sesuai dengan hak dan kewajibannya.
Ketika istilah peran digunakan dalam lingkungan sekolah, maka seseorang yang diberi (atau mendapatkan) suatu posisi, diharapkan menjalankan perannya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan sikap tanggung jawab dan profesional dari pemegang peran tersebut.
b. Pengertian K epala Sekolah
Kata Kepala Sekolah terdiri dari dua kata kunci yaitu "Kepala" dan "Sekolah ". Kepala berarti ketua atau pemimpin dalam sebuah organisasi atau lembaga. Sedangkan Sekolah adalah sebuah lembaga tempat menerima dan memberi pelajaran.4 Dengan demikian dapat diambil kesimpulan yang sederhana bahwa Kepala Sekolah berarti seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas memimpin suatu lembaga pendidikan di mana terjadi proses belajar mengajar.pts sd tentang supervisi
2. Tipologi K epem im pinan
Dari sekian banyak pemimpin mayoritas dari mereka cara menempuh tujuan pendidikannya tidak sama walaupun prinsip prinsipnya tidak jauh berbeda. Hal ini disebabkan karena masing-masing kepala sekolah memiliki ciri khas serta gaya kepemimpinan dengan menyertakan karakter yang ada dalam pribadi mereka sendiri, yang selanjutnya disebut dengan tipologi pemimpin.
Ada empat macam tipologi pemimpin, yaitu:
a) Kepemimpinan Otoriter
Tipologi kepemimpinan seperti ini identik dengan seorang diktator. Bahwa memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Penafsirannya, sebagai pemimpin tidak lain adalah memberi perintah sehingga ada kesan bawahan atau anggota¬anggotanya hanya mengikuti dan menjalankannya, tidak boleh membantah dan mengajukan saran.
Tipe kepemimpinan otoriter memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a) Menganggap organisasi yang dipimpinnya sebagai milik pribadi.
b) Mengidentifikasikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
c) Menganggap bawahan bak sebuah alat semata.
d) Tidak menerima pendapat, saran atau kritik dari anggotanya.
e) Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya.
f) Cara pendekatan kepada bawahannya dengan pendekatan paksaan dan bersifat kesalahan menghukum.
Efek yang ditimbulkan oleh kepemimpinan otoriter antara lain sikap menyerah tanpa kritik, sikap asal bapak senang atau sikap sumuhun dawuh terhadap pemimpin, dan adanya kecenderungan untuk mengabaikan tugas dan perintah jika tidak ada pengawasan langsung. Dominasi yang berlebihan akan melahirkan oposan atau sikap apatis, atau sebaliknya akan timbul sifat-sifat agresif dari anggota-anggota kelompok terhadap pemimpinnya.
Namun demikian ada beberapa keuntungan dari kepemimpinan model ini, diantaranya: pemimpin dapat dikontrol dengan baik dan pekerjaan atau kegiatan dapat berjalan dengan baik pula. Hal ini disebabkan karena segala hal yang berkenaan dengan organisasi berada dibawah satu kendali yaitu di tangan pemimpin.pts sd tentang supervisi
b) Kepemimpinan Pseduo-Demokratis
Pseduo (berarti palsu), Ia sebenarnya otokratis, tetapi dalam kepemimpinanya ia memberi kesan demokratis. Seorang pemimpin yang bersifat pseduo-demokratis sering memakai “topeng”. Ia pura¬pura memperlihatkan sifat demokratis di dalam kepemimpinannya. Ia memberi hak dan kuasa kepada guru-guru untuk menetapkan dan memutuskan sesuatu, tetapi sesungguhnya ia bekerja dengan perhitungan. Ia mengatur siasat agar kemauannya terwujud kelak.
c) Kepemimpinan Bebas (Laissez Faire)
Kepemimpinan model ini sifatnya memberikan kebebasan penuh kepada bawahan. Bawahan bebas berbuat apapun dan mengeluarkan ide seusai dengan keinginannya. Pemimpin disini hanya berperan sebagai pendamping dan pelayan bagi bawahan yang membutuhkan. Tidak pernah pemimpin memberikan kontrol atau koreksi. Pembagian tugas diserahkan sepenuhnya kepada bawahan. Ibaratnya kepemimpinan model ini seperti air mengalir. Ia akan terus mengalir tanpa ada halangan.
Kelebihan dari kepemimpinan model ini adalah tujuan dari organisasi akan lebih cepat untuk tercapai. Namun keberhasilan ini harus didukung kemampuan, kesadaran dan dedikasi yang tinggi dari bawahan. Hal ini dikarenakan setiap individu akan melaksanakan tugasnya dengan sekuat tenaga sesuai dengan kemampuan yang ia miliki tanpa ada perasaan iri dengan yang lain ataupun terpaksa. Tanpa itu semua, mustahil tujuan dari organisasi akan tercapai.
Namun demikian banyak juga kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam kepemimpinan ini, diantaranya adalah bawahan dalam melaksanakan tugas terlalu monoton. Bawahan tidak dapat mengembangkan kemampuannya dan pola pikirnya karena tidak ada pengarahan dari pimpinan hingga kendala-kendala yang dihadapi tidak dapat diselesaikan secara tuntas. Yang lebih membahayakan adalah semakin memburuknya kondisi organisasi bila bawahan terdiri dari orang-orang yang lemah dan kondisi seperti ini tentu semakin menyulitkan usaha pencapaian tujuan bersama.
Dalam tipe kepemimpinan ini biasanya organisasinya tidak jelas dan kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana yang terarah dan tanpa pengawasan dari pemimpin.
d) Kepemimpinan Demokratis
Pemimpin yang demokratis adalah pemimpin yang kooperatif dan tidak diktator. Dia selalu menstimulasi anggota-anggota kelompoknya untuk bekerja bersama-sama dalam mencapai tujuan bersama pula. Dalam tindakan dan usaha-usahanya, ia selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya dan selalu mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.
Dalam melaksanakan tugasnya, ia mau menerima dan mengharapkan saran-saran, bahkan kritik yang membangun dari para anggotanya. Ia mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada para anggotanya, bahwa mereka mempunyai kesanggupan kerja dengan baik dan bertanggung jawab.
Beberapa ciri dari kepemimpinan yang demokratis antara lain sebagai berikut:
a) Dalam menggerakkan bawahan bertitik tolak dari pendapat: manusia makhluk termulia didunia.
b) Selalu berusaha untuk menyingkronkan kepentingan dan tujuan organisasi dengan tujuan pribadi.
c) Senang menerima saran, pendapat dan kritik dari bawahan.
d) Mengutamakan kerjasama dalam mencapai tujuan.
e) Memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan dan membimbingnya.
f) Mengusahakan agar bawahan lebih sukses dari pada dirinya.
g) Selalu mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
3.PTS PROFESIONALISME GURU SMA PDF
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru di SMA............. .................
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lembaga pendidikan SMA ................. Tangerang. Sedangkan waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 20....
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu metode yang meneliti dan menemukan informasi yang seluas-luasnya tentang variabel yang diteliti dan tidak bermaksud mengidentifikasi hubungan antar variabel. Penelitian deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui gambaran peran kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru di SMA ..................
D . Populasi dan Sam pel Penelitian
Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru dan staff karyawan SMA..............., yang berjumlah sebanyak 24 orang.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel guru yang mengajar di SMA ................. sebanyak 20 orang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
1. Data Kualitatif : Observasi keadaan sekolah yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan pada objek yang diteliti. Dalam melakukan observasi, penulis melakukannya dengan cara mengamati lingkungan sekolah, bangunan, sarana dan prasarana sekolah.
2. Data Kuantitatif : Hasil angket. Teknik ini adalah berbentuk daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden secara langsung. Angket ini diberikan kepada guru untuk memperoleh informasi mengenai Peran Kepala Sekolah dalam Rangka Meningkatkan Profesionalisme Guru di SMA................
F. Teknik Pengolahan dan A nalisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Teknik analisis data yaitu data yang sudah diperolah diuraikan dengan keterangan agar data tersebut dapat dipahami oleh penulis dan orang yang ingin mengetahui hasil penelitian ini. Untuk mengolah data hasil penelitian ini, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kelengkapan dan kebenaran pengisian angket agar terhindar dari kesalahan/ kekeliruan dalam mendapatkan informasi sehingga data yang diperoleh akurat.
b. Skoring
Penulis memberikan skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat pada angket. Butir jawaban yang terdapat dalam angket ada empat, yaitu selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah maka skor yang diberikan yaitu: 4 untuk Selalu, 3 untuk Sering, 2 untuk Kadang-kadang, dan 1 untuk Tidak pernah.
c. Tabulating
Setelah diketahui skor setiap indikatornya maka seluruh data tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui hasil penghitungannya.
2. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis variabel yang diteliti digunakan teknik analisis secara deskriptif, dengan menggunakan rumusan sebagai berikut:
F
P = X 100%
N
P : Persentase Jawaban
F : Frekuensi jawaban yang dicari presentasenya
N : Number Of Case (Jumlah Frekuensi/banyaknya individu/Responden)
100 % : Bilangan Tetap.
Dari data yang merupakan hasil perhitungan statistik deskriptif, yang perlu dibahas selanjutnya adalah menghitng nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi atau gambaran dari aspek yang diteliti berdasarkan jawaban responden. Untuk menentukan rata-rata digunakan perhitungan sederhana dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
M = N
~ X dibaca sigma X yang berarti jumlah X
Tabel 1
Tabulasi Skor
Kategorisasi Peran Kepala Sekolah Dalam Rangka Meningkatkan
Profesionalisme Guru Berdasarkan R entangan Skoring
No Nilai Skor K ategori
1 95 – 120 Sangat Baik
2 70 – 94 Baik
3 45 – 69 Cukup Baik
4 20 – 44 Kurang Baik
Jika responden menjawab 30 pertanyaan dengan frekuensi tidak pernah maka skor total yang diperoleh yaitu 30, dan termasuk dalam kategori skor Kurang Baik. Dan apabila responden menjawab 30 pertanyaan dengan frekuensi selalu maka skor total yang diperoleh yaitu 120, dan termasuk dalam kategori Sangat Baik.download pts sma
G. Definisi Konseptual dan Operasional
1. Definisi Konseptual
Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam penelitian ini adalah memperlihatkan bagaimana kemampuan peran kepala sekolah sebagai pemimpin di lembaga pendidikan yang bersangkutan.
2. Definisi Operasional
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru disini adalah meliputi kemampuan sebagai leader, kemampuan supervisor, kemampuan motivator, kemampuan sebagai innovator, kemampuan sebagai manajer, dan kemampuan sebagai edukator.
Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru, maka setiap dimensi memiliki indikator yang disertai dengan butir soal pertanyaan, sebagaimana yang terdapat dalam tabel berikut:
4.PROPOSAL PTS SMA TERBARU LENGKAP
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam konteks menyukseskan MBS dan KBK, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004.
Wahyosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik Dan
Permasalahannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Rohani, Ahmad HM dan Ahmadi, Abu. Pedoman Penyelenggaran Administrasi di Sekolah, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1991.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Rivai, Veithzal dan Murni, Sylviana. Education Management; Analisis Teori dan Praktik. Jakarta: PT. RajaGrafindo, 2009.
Purwanto, Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1995.
Indrafachrudi, Soekarto. Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Baik, Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 1993.
Nawawi, Hadari. Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Yayasan Masagung, 1989
Soetopo, Hendiyat dan Soemanto, Wasty. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988.
Soetjipto dan Kosasih, Raflis. Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Terima kasih telah berkunjung ke Blog kami yang membahas PTS SMA TERBARU semoga bermanfaat.