Kamis, 17 Mei 2018

CONTOH PTK MATEMATIKA SD UNTUK KENAIKAN PANGKAT GURU


CONTOH PTK MATEMATIKA SD UNTUK KENAIKAN PANGKAT GURU-Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan, simbol-simbol, serta bertujuan untuk melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Anak diharapkan terampil menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, tetapi kenyataan dilapangan anak-anak banyak mengalami kesulitan terutama kemampuan menghitung volume bangun ruang. Agar kemampuan menghitung volume di SD dapat ditingkatkan maka dapat memanfaatkan sumber belajar sekitar siswa yang berupa benda-benda konkret. Dengan menggunakan benda-benda konkret anak mampu melakukan aktivitas logis dalam memecahkan masalah, hal itulah sebagai cara untuk mengatasi permasalahan pembelajaran di SDN ... 01.Contoh ptk kelas 6 sd word

Penelitian ini menggambarkan peningkatan kemampuan menghitung volume bangun ruang. Kegiatan yang dilaksanakan memanfaatkan benda-benda konkret sekitar siswa, dalam proses pembelajaran. Selain itu mengidentifikasi kesulitan siswa untuk pemecahan masalah. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian tindakan kelas di kelas VI SDN ... 01 Data dari penelitian ini diperoleh dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam pelaksanaannya penelitian ini melibatkan teman lain sebagai pengamat dan berkolaborasi dengan teman sejawat lainnya. Pelaksanaan kegiatan penelitian dilakukan dengan tiga siklus tindakan dan fokus yang berbeda. Siklus (1) dititik beratkan pada peningkatan kemampuan menghitung volume bangun ruang prisma segi tigan, (2) peningkatan kemampuan menghitung volume bangun ruang tabung lingkaran. Setiap siklus terdiri dari tahapan-tahapan: perencanaan, pemberian tindakan, melakukan observasi, pembuatan analisis dan refleksi.ptk sd kelas 6 doc

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dengan melalui benda-benda konkret sekitar siswa kemampuan siswa dalam berinteraksi dapat ditingkatkan sehingga suasana kelas hidup. (2) Kegiatan pembelajaran yang memberi kebebasan siswa untuk memanipulasi sumber belajar yakni dengan benda-benda konkret dapat meningkatkan kemampuan menghitung volume bangun ruang, serta anak lebih aktif, kreatif. (3) Kegiatan pembelajaran dengan melalui benda-benda konkret sekitar siswa sesuai dengan karakter pembelajaran matematika, dan sesuai dengan kesiapan daya pikir anak sehingga kemampuan menghitung volume bangun ruang prisma segitiga dan tabung lingkaran dapat ditingkatkan.


Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas MATEMATIKA SD yang diberi judul "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI BELAJAR KOOPERATIF TIPE TPS DENGAN ALAT BANTU BENDA KONKRET PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VI SDN ... 01 KECAMATAN ... KABUPATEN ... SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK MATEMATIKA KELAS 6 SD lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 081-7283-4988  dengan Format PESAN PTK 017 SD).

A. PTK LENGKAP MATEMATIKA SD KELAS VI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan, simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari.

Konsep-konsep matematika haruslah dipahami oleh siswa sekolah dasar secara dini, yang pada akhirnya terampil dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Download ptk sd kelas 6 Matematika diharapkan dapat membentuk pola pikir orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang sistematis, logis, kritis dengan penuh kecermatan namun sayangnya, pengembangan sistem atau model pembelajaran matematika tidak sejalan dengan perkembangan berpikir anak terutama pada anak-anak usia SD. Apa yang dianggap logis dan jelas oleh para guru dan apa yang dapat diterima oleh orang yang berhasil mempelajarinya, merupakan hal yang tidak masuk akal dan membingungkan bagi anak-anak.
Kenyataan ini dapat ditemukan setelah peneliti mengadakan diskusi dengan para guru SDN ... 01 Kecamatan ... Kabupaten ... Bahwa pada umumnya anak-anak mengalami kesulitan dalam mata pelajaran matematika. Terutama menghitung luas permukaan bangun ruang.

Matematika bagi anak SD berguna untuk kepentingan hidup dalam lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirnya dan banyak yang dijumpai di lingkungan siswa sebagai sumber belajar, sebagai contoh “bentuk-bentuk dan ukuran bangun ruang bekas bungkus barang. Hal ini sesuai prinsip pembelajaran memanfaatkan lingkungan siswa sebagai sumber belajar.
Perkembangan anak itu berbeda dengan orang dewasa, hal ini tampak jelas baik dalam bentuk fisiknya maupun dalam cara-cara berpikir dan bertindak.
Keadaan ini sering dilupakan guru, bahwa siswa dianggap dapat berpikir seperti orang dewasa. Padahal anak usia SD pada umumnya berada pada tahap berpikir operasional konkret. Kenyataan di lapangan para guru dalam model pembelajaran hanya dalam bentuk verbal, sehingga anak tidak dapat memecahkan, sesuai dengan teori Piaget bahwa usia 7 – 11 tahun perkembangan kognitif anak disebut Stadium operasional konkret.

Berdasarkan pengamatan lapangan yang dilakukan peneliti di SDN ... 01 Kecamatan ... Kabupaten ... pelaksanaan pembelajaran matematika belum berpusat pada siswa cenderung berpusat pada guru sehingga siswa pasif dalam belajar, kecenderungan ini disebabkan kurangnya guru dalam menggunakan media pada benda¬benda konkret sekitar siswa sangat menunjang dalam proses pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Penerapan Strategi Belajar Kooperatif Tipe TPS ( Think Pair Share ) dengan Alat Bantu Benda Konkret Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa kelas VI guru SDN ... 01 Kecamatan ... Kabupaten ... Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dialami pada saat ini adalah:
a. Sebagian besar siswa nilainya belum mencapai KKM.Sedangkan KKM pada mata pelajaran Matematika 6,0.
b. Dari 27 siswa yang tuntas pada mata pelajaran Matematika baru 11 siswa (40,7%)
c. Pemanfaatan alat peraga kurang maksimal apalagi penggunaan benda konkret.
Beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa apabila tidak cepat di atasi maka akan mengakibatkan hasil belajar siswa selamanya tidak ada peningkatan. Maka dari itu perlu adanya perubahan pembelajaran dengan strategi belajar kooperatif tipe TPS dengan alat bantu benda konkret.

1.3 Rumusan Masalah
Apakah dengan strategi belajar kooperatif tipe TPS dengan alat bantu benda konkret dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran matematika kompetensii dasar menghitung volume bangun ruang prisma segitiga dan tabung lingkaran melalui diskusi kelompok kecil dengan alat bantu benda konkret siswa kelas VI semester I tahun pelajaran 2015/2016. Download ptk matematika sd kelas 6 doc

1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
a. Mengetahui model pembelajaran TPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
b. Meningkatkan hasil yang dicapai siswa pada mata pelajaran matematika.
c. Mengetahui manfaat alat bantu benda konkret dalam pembelajaran.

1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan atau pelengkap reverensi hasil belajar. Sehingga tindakan penerapan pembelajara dapat bermanfaat bagi guru lain dalam melakukan pembelajaran khususnya matapelajaran matamatika.

1.5.2 Manfaat Praktis
1. Sebagai masukan secara langsung bagi guru tentang pembelajaran menggunakan benda-benda konkret sekitar siswa guna meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun ruang, Sehingga menambah wawasan dalam melaksanakan strategi pembelajaran matematika di kelas.
2. Sebagai pengalaman langsung bagi siswa mengenai adanya pemberian kebebasan dalam belajar secara aktif dan kreatif sesuai dengan perkembangan kognitifnya terutama dalam hal meningkatkan kemampuan menghitung luas bangun ruang.
3. Sebagai pengalaman langsung bagi peneliti dalam menanyakan pembelajaran dengan menggunakan benda konkret sekitar siswa dan untuk mengembangkan diri secara profesional termasuk mampu menilai dan memperbaiki kinerja sendiri.
4. Sebagai wawasan untuk mengambil kebijakan dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran matematik.

B.DOWNLOAD JUDUL PTK MATEMATIKA SD LENGKAP
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pembelajaran Matematika

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih guru dalam suatu proses pembelajaran yang meliputi: (1) Kemana proses pembelajaran matematika? (2) Apa yang menjadi isi dari proses pembelajaran matematika? (3) Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran matematika? (4) Sejauh mana proses pembelajaran matematika tersebut berhasil?
Keempat aspek tersebut membentuk terjadinya proses pembelajaran. Adanya interaksi siswa dengan guru dibangun atas dasar keempat unsur di atas. Pengetahuan tentang matematika mencakup pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan konseptual mengacu pada pemahaman konsep, sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada keterampilan melakukan sesuatu prosedur pengajaran.

Dua hal penting yang merupakan, bagian dari tujuan pembelajaran matematika adalah pembentukan sifat dengan berpikir kritis dan kreatif (Karso, 2005:2-17) untuk mengembangkan dua hal tersebut haruslah dapat mengembangkan imajinasi anak dan rasa ingin tahu. Dua hal tersebut harus dikembangkan dan ditumbuhkan, siswa diberi kesempatan berpendapat, bertanya, sehingga proses pembelajaran matematika lebih bermakna.
Pembelajaran ini guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, metode, dan teknik yang melibatkan keaktifan siswa, baik secara mental maupun fisiknya. Disamping itu optimalisasi interaksi dan optimalisasi seluruh indera siswa harus terlibat.
Penekanan pembelajaran matematika tidak hanya pada melatih keterampilan dan hafal fakta, tetapi pada pemahaman konsep, dalam pemahamannya tentu saja disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa, mengingat objek matematika adalah abstrak.

Penanaman konsep Matematika di sekolah dasar sedapat mungkin di mulai dari penyajian Konkret. Selain itu dalam belajar matematika, siswa memerlukan suatu dorongan (motivasi) yang tinggi. Kurangnya dorongan seringkali menimbulkan siswa mengalami patah semangat. Dengan demikian guru haruslah pandai-pandai dalam memilih metode, strategi dan media yang diperlukan, salah satu untuk meningkatkan motivasi adalah dengan menggunakan alat peraga atau sumber belajar lingkungan khususnya benda-benda Konkret sekitar siswa.
Perencanaan dan melaksanakan pembelajaran matematika dengan mengupayakan suasana kelas yang menantang, menyenangkan. Hal ini memungkinkan situasi lebih kreatif dan aktif.

2.1.2 Karakteristik Pembelajaran Matematika SD
Matematika sebagai suatu ilmu memiliki objek dasar yang berupa fakta, konsep operasi dan prinsip. Menurut Sudjadi (1994:1), pendapat tentang matematika tampak adanya kelainan antara satu dengan lainnya, namun tetap dapat ditarik ciri-ciri atau karakteristik yang sama, antara lain: a. Memiliki obyek kajian abstrak. b. Bertumpuh pada kesepakatan. c. Berpola pikir deduktif.
Para ahli matematika menyimpulkan bahwa dalam memodelkan pembelajaran matematika di sekolah dasar hendaknya dimulai dengan hal-hal yang Konkret. Dalam Depdikbud (1993) disebutkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman pemahaman yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan dalam Gipayana, Muhana dkk (2005 : 141) karakterisrik diantaranya meliputi menggunakan dunia nyata.

2.1.3 Hakekat Anak Didik dalam Pembelajaran Matematika di SD
1. Anak dalam Pembelajaran Matematika di SD
Anak usia SD sedang mengalami perkembangan dalam tingkat berpikirnya. Dan tahap berpikirnya belum formal masih relatif Konkret, sehingga apa yang dianggap logis dan jelas oleh para ahli serta apa yang dapat diterima orang yang berlatih mempelajarinya merupakan hal yang tidak masuk akal dan membingungkan bagi anak-anak. (Karso, 2005:1-5) Dari kenyataan di atas maka peneliti berpendapat bahwa jika dalam melaksanakan model pembelajaran hendaknya menggunakan benda-benda Konkret sekitar siswa.

2. Anak Sebagai Individu yang Berkembang
Sesuatu yang mudah menurut logika berpikir kita sebagai orang dewasa belum tentu dianggap mudah oleh logika berpikir anak, malahan mungkin anak mengganggap itu adalah sesuatu yang sulit untuk dimengerti, hal ini sesuai dengan pendapat Jean Piaget dkk (dalam Karso, 2005:1-6) dinyatakan bahwa anak tidak bertindak dan berpikir sama seperti orang dewasa. Contoh ptk matematika sd kelas 6 pdf Hal ini tugas guru sebagai penolong anak untuk membentuk, mengembangkan kemampuan intelektualnya yang maksimal sangat diperlukan.

3. Kesiapan Intelektual Anak
Kebanyakan para ahli jiwa percaya bahwa jika akan memberikan pelajaran tentang sesuatu kepada anak didik, maka kita harus memperhatikan tingkat perkembangan berpikir anak.
Teori tingkat perkembangan berpikir anak ada empat tahap (Jean Piaget dan Karso, 2005:1-6), diantaranya : tahap sesuai motorik (dari lahir sampai usia 2 tahun), tahap operasional awal/pra operasional (usia 2-7 tahun), tahap operasional / operasional konkret (usia 7-11 atau 12 tahun) dan tahap operasional formal / operasi formal (usia 11 tahun ke atas).
Usia SD pada umumnya pada tahap berpikir operasional konkret, siswa dalam tahapan ini memahami hukum kekekalan, tetapi ia belum bisa berpikir secara deduktif, sehingga dalil¬dalil Matematika belum dimengerti. Hal ini mengakibatkan bila mengajarkan bahasan harus diberikan bagi siswa yang sudah siap intelektualnya.

2.1.4 Pengertian Model pembelajaran tipe TPS
Strategi berpikir secara berpasangan berkembang dari penelitian belajar kooperatif. Pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dan di Universitas Maryland pada tahun 1985 yang dikutip dalam buku Nur, dkk (2000), menyatakan bahwa strategi ini menentang asumsi bahwa berpikir kolegannya secara berpasangan merupakan suatu cara yang efektif untuk mengubah pola diskursus dalam kelas. Strategi menentang asumsii bahwa semua resitasi dalam diskusi perlu dilakukan dalam setting seluruh kelompok. Berpikir secara berpasangan memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberikan siswa lebih banyak berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain.

Guru melakukan penyajian singkat, atau siswa telah membaca suatu tugas, atau suatu situasi penuh teka-teki telah ditemukan. Kemudian guru menginginkan siswa memikirkan secara mendalam tentang apa yang telah dijelaskan atau dialami. Frank Lyman memilih menggunakan strategi berpikir secara berpasangan sebagai gantinya tanya jawab seluruh siswa. secara sederhana digambarkan sebagai berikut :
1. Think (berpikir). Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan konsep pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. Berpikir dapat ditandai dengan siswa mampu bertanya tulisan, bertanya lisan, menjawab pertanyaan, dan berpendapat.

2. Pairing (berpasangan). Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat dibagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi.Contoh ptk kelas 6 sd word Biasanya guru memberi waktu 45 menit untuk berpasangan.
3. Share (berbagi). Pada tahap akhir, guru meminta kepada pasangan berbagi untuk seluruh kelompok tentang apa yang telah mereka bicarakan. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai akhir seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.
Penerapan Strategi belajar tipe TPS ini diharapkan dapat meningkatkan menghitung volume bangun ruang khususnya pada prisma segitiga dan tabung lingkaran.

2.1.5 Pengertian Tentang Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti serangkaian kegiatan instruksional tertentu. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa erat kaitannya dengan rumusan instruksional yang direncanakan oleh guru sebelumnya. Hasil dan bukti belajar ialah adanya perubahan tingkah laku orang yang belajar yang terjadi karena proses kematangan dan hasil belajar bersifat relatif menetap, misalnya dati tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. ada tiga macam hasil belajar yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita, yang masing-masing dapat golongan, dapat diisi dengan bahan yang diterapkan dalam kurikulum sekolah. Benyamin Bloom berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang hendak kita capai terdiri dari tiga bidang, yaitu bidang kognitif, bidang afektif, dan bidang psikomotorik.

Kegiatan yang berlangsung pada akhirnya kita ingin mengetahui hasilnya, demikian pula dengan pembelajaran. Untuk mengetahui hasil kegiatan pembelajaran, harus dilakukan pengukuran dan penilaian. Pengukuran adalah suatu usaha untuk mengetahui sesuatu seperti apa adanya. Dengan demikian pengukuran hasil belajar adalah suatu usaha untuk mengetahui kondisi status kompetensi dengan menggunakan alat ukur sesuai dengan apa yang diukur, sedangkan penilaian adalah usaha untuk membandingkan hasil pengukuran dengan patokan yang ditetapkan.

Beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, kelas terlihat perbedaan kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yakni hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan, baik secara individu maupun secara kelompok dalam kegiatan tertentu. ptk sd kelas 6 pdf

2.2 Kerangka Berfikir
Matematika adalah mata pelajaran yang memerlukan penalaran dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu penerapan metode belajar kooperatif tipe Think-Pair-S hare di nilai dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dalam menghitung volume bangun ruang prisma segitiga dan tabung lingkaran. Dengan metode pembelajaran Think-Pair-Share, diharapkan siswa dapat lebih berminat dalam belajar mata pelajaran matematika khususnya menghitung volume bangun ruang prisma segitiga dan tabung lingkaran. siswa dapat memberikan solusi dalam memahami materi, serta memberikan keaktifan, perhatian, belajar memecahkan masalah yang dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa dalam rangka perbaikan proses belajar mengajar. Dengan demikian diharapkan hasil belajar matematika dapat meningkatkan.Kerangka berfikir dapat dilihat pada bagan 2.1

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir

2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pemahaman dan penerapan model belajar kooperatif tipe TPS pada mata pelajaran matematika kelas VI semester I tahun pelajaran 2015/2016. diduga dapat meningkatkan hasil belajar menghitung volume bangun ruang prisma segitiga dan tabung lingkaran melalui diskusi kelompok kecil dengan alat bantu benda konkret siswa kelas VI semester I tahun pelajaran 2015/2016.

C. CONTOH PTK MATEMATIKA KELAS 6 WORD
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian.
3.1.1 Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VI SDN ... 01 yang berada di pedesaan letaknya sebelah timur laut kota Kecamatan ... jaraknya 2 km dari pusat kota Kecamatan. Keadaan masyarakat lingkungan masih kental suasana pedesaan sedangkan yang berhubungan dengan gedungnya cukup baik. Tetapi sarana pembelajaran sangat kurang, apalagi media pembelajaran mata pelajaran matematika.

3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SDN ... 01 Kecamatan ... Kabupaten ... Semester I tahun pelajaran 2015/2016. dengan jumlah murid 27 siswa, yang terdiri dari 16 anak perempuan dan 11 anak laki – laki .

3.2 Variabel yang akan diteliti
Berdasarkan landasan teori, maka variabel dalam penelitian ini antara lain :
Variabel bebas : Penerapan strategi belajar kooperatif tipe TPS dengan alat bantu benda konkret. ( X )
Variabel terikat : Meningkatkan hasil belajar matematika siswa . ( Y )

3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan 2 siklus dengan tindakan yang dilakukan terhadap atau beranjak dari kondisi awal. Langkah – langkah atau rencana tindakan yang akan penulis lakukan adalah, sebagai berikut :
I. Siklus 1
A. Perencanaan
Siklus 1 direncanakan 2 kali pertemuan.Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 15 November 2015  dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 17 November 2015.
Dalam hal ini dijabarkan dalam bentuk perencanaan ( rencana ) guru sebelum melakukan suatu tindakan antara lain :
1. Menyiapkan media dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan belajar yaitu mempersiapkan Rencana Pembelajaran
2. Membuat sekenario pembelajaran yaitu siswa belajar secara kelompok kecil dalam satu bangku.
3. Menyusun lembar kerja siswa, lembar observasi siswa

B. Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan untuk memotivasi siswa yaitu bahwa sesungguhnya belajar itu tidak harus dengan guru. Teman dalam satu kelaspun dapat membantu dalam belajar. Sekarang yang harus digunakan sebagai teman belajar adalah teman sebangku siswa. dalam belajar Matematika. Download ptk matematika sd kelas 6 doc Upaya-upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan strategi belajar kooperetif tipe TPS selama proses pembelajaran berlangsung.

C. Observasi
Tindakan observasi yang dilakukan meliputi :
1. Guru meneliti hasil belajar siswa melalui hasil belajar siswa atau hasil tes
2. Mengamati aktifitas belajar siswa secara individu maupun kelompok.
3. Mencatat masalah - masalah saat tindakan kemudian menjadi refleksi sebagai tindak lanjut.

D. Refleksi
Hasil pada tahap observasi dikumpulkan untuk dianalisis dan dievaluasi untuk diteliti kemudian peneliti dapat merefleksi diri tentang berhasil tidaknya yang dilakukan. Hasil dari siklus pertama digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya. Selanjutnya sampai benar-benar kita nanti akan memperoleh hasil yang maksimal.

II. Siklus 2
A. Perncanaan
Siklus 2 direncanakan 2 kali pertemuan.Pertemuan pertama dilakukan pada hari Selasa, 22 November 2015 dan pertemuan kedua pada hari Kamis, 24 November 2015. Pada siklus kedua ini pelaksanaan pembelajaran menggunakan LKS dan alat bantu benda konkret berupa kaleng bekas roti yang dibawa oleh siswa dari rumah.Hal ini diharapkan siswa sudah mempersiapkan diri untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan tabung.

B. Tindakan
Pelaksanaan siklus 1 menjadi tolok ukur atu perbandingan hasil yang dicapai siswa. Diharapkan pada siklus kedua ini hasil yang dicapai siswa dapat memenuhi target yang diharapkan.Pada siklus 2 ini siswa dalam kelompok kecil yaitu berpasangan dengan teman sebangku berdiskusi mengerjakan lembar kerja yang telah dipersiapkan oleh guru. Saat siswa berdiskusi guru membimbing siswa dalam mengerjakan LJK.Kemudian setiap kelompok melaporkan hasilnya di depan kelas dan diakhir siklus 2 ini diadakan penilaian guna mengetahui atau mengukur tingkat keberhasilan yang dicapai pada akhir siklus.

C. Observasi
Tindakan observasi ini antara lain : 1. Mengamati kerja kelompok secara umum maupun secara khusus. 2. Mencatat hal-hal penting yang terjadi dalam kelompok kemudian dipecahkan bersama dengan siswa. 3. Merekap hasil siswa dilanjutkan dengan tes akhirguna mengukur tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa.

D. Refleksi
Hasil pada saat observasi dikumpulkan untuk dianalisis kemudian ditentukan besaran siswa yang tuntas dan siswa yang belum tuntas.Langkah selanjutnya adalah mengadakan remidial bagi siswa yang belum tuntas dan pengayaan bagi siswa yang sudah tuntas.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Sumber data pada penelitian ini adalah data primer. Contoh ptk kelas 6 sd wordData primer diperoleh dari guru (observer), teman sejawat dan siswa dengan menggunakan teknik observasi dan tes.
a. Observasi
Observasi dilakukan dikelas VI SDN ... 01 Kecamatan ... Kabupaten ... semester I tahun pelajaran 2015/2016. yang menjadi subyek penelitian untuk mendapat gambaran secara langsung tentang keaktifan belajar dalam kelas.
b. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dan pelaksanaanya dilakukan di akhir kegiatan tiap – tiap siklus.

3.5 Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah harapan terjadinya kenaikan hasil belajar yang ditunjukan dengan adanya kenaikan nilai rata-rata kelas. Dengan penerapan strategi belajar kooperetif tipe TPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa, penelitian ini dikatakan berhasil apabila 80% Siswa tuntas dengan nilai minimal 60.

3.6 Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data yangdigunakan adalah analisis data deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif adalah nilai tes dari tiap – tiap siklus. Data kuantitatif yang berupa hasil tes dianalisis dengan menghitung jumlah, rata – rata, nilai prersentase dan membuat grafik pada nilai tes pada setiap iklus merupakan suatu kegiatan dalam rangka mengumpulkan data dari sumber data.

D.LAPORAN PROPOSAL PTK MATEMATIKA SD LENGKAP
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas
Depdiknas, 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran kelas I s/d VI. Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Pedoman Pengembangan silabus, model pembelajaran tematis SD. Jakarta : Depdiknas
Djamarah. 1997. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Depdikbud, 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Matematika. Jakarta : Depdikbud.
Degeng. 1997. Strategi Pembelajaran Men gorganisasi isi dengan model elaborasi. Malang : IKIP MALANG
Gpirayana. Michana dkk. 2001. Sekoah Dasar Kajian Teori dan Praktek pendidikan. Malang. Universitas Muhammadiyah
Hamalik Oemar. 1980. Media Pendidikan. Bandung : Alumni
Karso, 2005. Pendidikan Matematika I. Jakarta : Pusat Pendidikan UT
Soedjadi. 1994. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta : Dikti
Udin s. Winaputra, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka


Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK MATEMATIKA SD- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.