DOWNLOAD PTK GEOGRAFI SMP KELAS IX MATERI CURAH HUJAN-Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar Geografi pada siswa kelas 9.1 di SMA Negeri......... dengan menerapkan metode pembelajaran STAD.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di SMA Negeri ....... dengan objek penelitian siswa kelas 9.1 dengan jumlah siswa 44 anak. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi guru dan siswa, tes yang dilakukan pada tiap siklus dan analisis dokumen. Proses penelitian dilakukan dalam tiga siklus yang meliputi empat tahapan yaitu tahap perencaaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi serta tahap analisis dan refleksi.penelitian tindakan kelas ips smp doc
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Keaktifan siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 menuju siklus 2 dan siklus 3. Hal ini dapat diketahui dari hasil lembar observasi siswa yang dilakukan oleh guru peneliti dan dibantu guru mata pelajaran. Keaktifan siswa pada siklus 1 sebesar 49% kemudian pada siklus 2 mengalami peningkatan menjadi 60 % dan siklus 3 mengalami peningkatan menjadi 78%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa keaktifan siswa mengalami peningkatan sebesar 11% di siklus 2 dan 18% di siklus 3. (2). Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 menuju siklus 2 dan siklus 3.
Hal ini dapat diketahui dari hasil tes yang diberikan kepada siswa pada setiap akhir siklus. Pada siklus 1 dari total 44 siswa dikelas 9.1, sebanyak 42 siswa (95%) termasuk dalam kategori tuntas sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 1 siswa (5%) dengan nilai rata-rata sebesar 7,1. Pada siklus 2 hasil belajar siswa mengalami peningkatan ditunjukkan dengan seluruh siswa yang berjumlah 44 siswa (100 %) termasuk dalam kategori tuntas dengan nilai rata-rata 8,5. Pada siklus 3 hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan seluruh siswa yang berjumlah 44 siswa (100%) termasuk dalam kategori tuntas dengan nilai rata-rata 8,6.
Kesimpulan penelitian ini adalah terjadi peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui penggunaan metode STAD pada materi Curah Hujan Indonesia dan Klasifikasi Iklim pada siswa kelas 9.1 di SMA Negeri........ tahun ajaran 20../20...penelitian tindakan kelas ips smp doc
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas
mapel GEOGRAFI SMP yang diberi judul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas 9.1 Smp Negeri ......... Tahun Ajaran 20../20.. Sub Pokok Bahasan Curah Hujan Di Indonesia Dan Klasifikasi Iklim ". Disini akan di bahas lengkap.
PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK GEOGRAFI SMP KELAS IX lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk
bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988
dengan Format PESAN PTK 070 SMP).
A.CONTOH LENGKAP PTK GEOGRAFI SMP KELAS 9 DOC
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan, oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus segera dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional yang diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Untuk itu pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman.penelitian tindakan kelas ips smp doc
Dalam laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bidang pendidikan, United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), yang dirilis pada Kamis (29/11/07) menunjukkan, peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 58 menjadi 62 di antara 130 negara di dunia yang jelas Education Development Index (EDI) Indonesia adalah 0.93 5, di bawah Malaysia (0.945) dan Brunei Darussalam (0.965) (Jawa Pos, 12 Desember 2007).
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh UNDP pada Human Development Report 2005, ternyata Indonesia menduduki peringkat 110 dari 177 negara di dunia. Bahkan yang lebih mencemaskan, peringkat tersebut justru sebenarnya semakin menurun dari tahun-tahun sebelumnya, di mana pada tahun 1997 HDI Indonesia berada pada peringkat 99, lalu menjadi peringkat 102 pada tahun 2002, dan kemudian merosot kembali menjadi peringkat 111 pada tahun 2004. Jadi keadaan pendidikan kita memang memprihatinkan. Untuk itu, pembaruan pendidikan harus terus dilakukan.
Dalam konteks pembaharuan pendidikan, ada tiga isu utama yang perlu disoroti, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektifitas metode pembelajaran. Kurikulum pendidikan harus konfrehensif dan responshif terhadap dinamika sosial, relevan, tidak overload, dan mampu mengakomodasikan keragaman keperluan dan kemajuan teknologi. Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Dan secara mikro harus ditemukan strategi atau pendekatan pembelajaran yang efektif penelitian tindakan kelas ips smp doc dikelas, yang lebih memberdayakan potensi siswa. Ketiga hal itulah yang sekarang menjadi fokus pembaharuan pendidikan Indonesia (Hadi, 2008:1)
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, perlu dikembangkan berbagai model pembelajaran yang berorientasi pada kompetensi siswa. Proses pendidikan haruslah mampu mengembangkan kemampuan untuk berkompetisi, mengembangkan sikap yang inovatif dan selalu meningkatkan mutu secara berkelanjutan. Salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan adalah pembaharuan metode atau meningkatkan relevansi metode mengajar yaitu suatu metode mengajar yang mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan pada umumnya. Seperti tercantum didalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan, ”Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan diwujudkan dalam peningkatan sarana belajar, inovasi kurikulum, hingga peningkatan mutu guru melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum 2004 merupakan kurikulum yang dirancang untuk meningkatkan mutu pendidikan secara nyata dengan meningkatkan aspek kompetensi nyata pada peserta didik, sehingga sering disebut kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Didalam kurikulum tersebut pembelajaran diubah dari sekedar memahami konsep dan prinsip menuju bagaimana siswa berbuat sesuatu dengan menggunakan prinsip dan konsep yang dimiliki. Pada 2006 muncul kebijakan baru dibidang kurikulum yang merupakan penyempurnaan dibidang kurikulum dari kurikulum 2004. Pada kurikulum 2006 guru/sekolah diberi tempat untuk mengembangkan bahan ajar berdasarkan kreativitasnya, sehingga bermanfaat bagi guru yang kreatif, karena materi ajar tersebut dapat dikembangkan sesuai kebutuhan bagi kompetensi siswa (Subagiyo, 2007:37).penelitian tindakan kelas ips smp doc
Dalam kurikulum 2004 dan 2006 peran guru berubah dari seorang instruktur menjadi seorang fasilitator dengan pembelajaran berpusat pada siswa, memecahakan prinsip maupun konsep-konsep yang didukung dalam kemampuan dan ketrampilan berkarya.Dalam hal ini peran guru hendaknya mampu membantu siswa dalam membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman lain yang telah mereka miliki guna memecahkan permasalahan (Subagiyo, 2007:38).
Pada dasarnya semua guru menginginkan kompetensi tercapai dalam setiap proses pembelajaran. Salah satu wujud kompetensi tersebut adalah ketrampilan berfikir dan kerja sama siswa. Aktivitas berfikir dan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran. Melalui keaktifan siswa dan kerjasama diharapkan prestasi belajar siswa akan mengalami peningkatan. Salah satu cara mengembangkan kompetensi siswa dalam kerjasama adalah melalui pembelajaran kontekstual dengan metode kooperatif. Pengajaran kooperatif berfokus pada penggunaan sekelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Mata pelajaran Geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang mengembangkan pemahaman siswa tentang organisasi spasial, masyarrakat, tempat-tempat dan lingkungan pada muka bumi. Siswa didorong untuk memahami proses-proses fisik yang membentuk pola-pola muka bumi, sehingga siswa diharapkan mampu memahami bahwa manusia menciptakan wilayah (region) untuk menyederhanakan kompleksitas muka bumi. Selain itu siswa dimotivasi secara aktif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat-tempat dan wilayah. Dengan demikian siswa diharapkan bangga akan warisan budaya dengan memiliki kepedulian kepada keadilan sosial, proses-proses demokratis dan kelestarian ekologis yang pada gilirannya dapat mendorong siswa untuk meningkatkan kuallitas kehidupan dilingkungannya pada masa kini dan masa depan.ptk ips terpadu smp kelas 9 doc
Materi-materi pelajaran Geografi yang disampaikan disekolah telah dilakukan secara bertahap dari materi yang sederhana ke materi yang lebih tinggi.
Materi-materi yang diberikan sebelumnya akan menunjang materi berikutnya sehingga materi Geografi saling terkait satu sama lain.
Berdasarkan kebijakan nasional tentang pendidikan yang mengacu pada peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan, maka mata pelajaran Geografi termasuk salah satu mata pelajaran yang diujikan secara nasional bagi siswa sekolah menengah jurusan IPS.
Pada kenyataannya, Geografi masih menjadi masalah bagi sebagian siswa. Siswa SMP pada umumnya masih memandang Geografi sebagai mata pelajaran yang tidak menarik dan kurang diminati siswa meskipun Geografi menjadi mata pelajaran wajib untuk menyatakan sebuah kelulusan..
SMP Negeri ....... merupakan salah satu sekolah menengah atas yang menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), sehingga dalam proses pembelajarannya dituntut untuk lebih kreatif dalam menyeleggarakan kegiatan pembelajaran. Kelas 9.1 SMP Negeri ...... terdiri dari 9 kelas, dari 9 kelas tersebut kelas 9.1 merupakan kelas yang mempunyai hasil belajar dan keaktifan siswa yang masih kurang. Berdasarkan nilai semester 1 khususnya nilai mata pelajaran geografi pada kelas 9.1 SMP Negeri .......... dapat diketahui bahwa masih ada beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Hal ini ditunjukkan dengan nilai semester 1 siswa kelas 9.1 masih ada beberapa siswa yang belum memenuhi batas ketuntasan belajar individu sebesar 6,5, dari 44 siswa.
Berdasarkan hasil observasi, permasalahan lain dikelas 9.1 selain adanya beberapa siswa yang belum memenuhi batas ketuntasan belajar adalah mengenai keaktifan siswa. Pada saat proses belajar berlangsung siswa tampak tidak bersemangat mengikuti pelajaran, banyak siswa yang mengantuk, tidak memperhatikan guru, serta kurang aktifnya siswa saat proses pembelajaran yang ditandai dengan rendahnya keberanian siswa untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan guru, interaksi siswa yang relatif masih rendah, minat membaca siswa yang masih kurang karena materi belum dipahami dan bersifat hafalan sehingga membuat siswa menjadi malas membaca. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah dan keaktifan siswa kurang pada mata pelajaran Geografi.
Pada saat kegiatan belajar di SMP Negeri ........ khususnya kelas 9.1, guru masih menggunakan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah secara tidak langsung membuat siswa merasa bosan dan tidak tertarik pada mata pelajaran geografi. Selama kegiatan belajar mengajar, penggunaan media ajar belum dilakukan secara optimal hal inilah yang menyebabkan siswa kurang tertarik untuk mengikuti materi pelajaran yang disampaikan guru.ptk ips terpadu smp kelas 9 doc
Berangkat dari permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu metode alternatif yang mampu memperbaiki proses pembelajaran yaitu bagaimana caranya menyampaikan suatu materi agar siswa merasa senang dan paham terhadap materi yang dipelajari serta tidak merasa bosan selama kegiatan belajar mengajar. Metode alternatif itu adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).
STAD merupakan metode yang dianggap paling sederhana dalam pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan teori belajar konstruktivisme yang berdasarkan pada teori belajar kognitif yang menekankan pada pengaruh dari kerjasama siswa. Pendekatan pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan yang dianjurkan dalam kurikulum berbasis kompetensi, metode ini merupakan suatu bentuk perubahan pola pikir pembelajaran yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa atau peserta didik memahami teori secara mendalam melalui proses belajar. Dalam metode ini siswa dibagi dalam kelompok kecil dengan kemampuan yang berbeda untuk saling bekerja sama dan diskusi guna mengkaitkan/ menghubungkan konsep-konsep yang dipelajari dalam materi. Dalam STAD guru hanya memberikan konsep-konsep pokok. Pengembangan dari konsep-konsep tersebut dilakukan oleh siswa dalam bentuk kelompok melalui soal-soal yang diberikan. Dalam kelompok, siswa mendiskusikan konsep dan soal yang diberikan secara bersama, membandingkan masing-masing jawaban dari soal yang diberikan, dan membetulkan kesalahan dalam memahami konsep, sehingga seluruh siswa akan terlibat secara langsung dalam penguasaan materi Geografi.ptk ips terpadu smp kelas 9 doc
Pembelajaran Geografi akan sangat menarik jika dikemas dalam suatu bentuk pembelajaran interaktif yang menyenangkan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini dilakukan pembelajaran dengan kajian dan refleksi melalui penelitian tindakan kelas dalam rangka meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Geografi siswa, peningkatan kinerja perorangan dan kelompok dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD dengan judul penelitian: ”Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas 9.1 SMP Negeri .... Tahun Ajaran 2014/2015 Sub Pokok Bahasan Curah Hujan di Indonesia dan Klasifikasi Iklim ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar Geografi siswa yang rendah dan masih banyak yang belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar.
2. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
3. Proses belajar mengajar masih terfokus pada guru, metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah dan cenderung monoton dan kurang bervariasi.
4. Penggunaan metode dan media pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga pembelajaaran Geografi kurang menarik dan membosankan.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ini diberikan untuk lebih memfokuskan topik masalah agar dalam pengkajiannya lebih jelas dan terarah, serta tidak terjadi penyelewengan terhadap apa yang menjadi tujuan dilaksanakannya penelitian ini. Untuk itu pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah siswa kelas 9.1
SMP Negeri .......Tahun Pelajaran 2014/2015 ptk ips terpadu smp kelas 9 doc dan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembahasan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar geografi dikelas 9.1 SMP Negeri..... tahun ajaran 2014/2015?
2. Apakah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar geografi siswa dikelas 9.1 SMP Negeri ...... tahun ajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui :
1. Peningkatan keaktifan siswa dalam belajar geografi dikelas 9.1 SMP Negeri .... dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Peningkatan hasil belajar geografi siswa dikelas 9.1 SMP Negeri..... dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
1. Bagi siswa : dapat meningkatkan motivasi dalam belajar geografi dan memperoleh pengalaman belajar.
2. Bagi Guru : memperoleh wawasan tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD serta dapat meningkatkan ketrampialan guru dalam mengembangkan dan menerapakan pembelajaran yang berorientasi pada siswa.
3. Bagi Sekolah : dapat digunakan sebagi dasar dalam membuat kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran geografi.
2. Manfaat Teoritis
1. Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya
2. Sebagai gambaran dan bahan pengembangan untuk menentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam meningkatkan prestasi belajar geografi
B.DOWNLOAD JUDUL PTK GEOGRAFI SMP TERBARU
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Model Pembelajaran Kooperatif
Manusia adalah homo homini socius, yaitu makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sangat membutuhkan bantuan orang lain, kerja sama dan komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi keberlangsungan hidupnya. Hal inilah yang mendasari adanya model pembelajaran kooperatif yang menitikberatkan pada kerja sama dan komunikasi dalam kelompok belajar.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang didasarkan pada paham konstruktivisme. Pada pembelajaran kooperatif diyakini bahwa keberhasilan peserta didik tercapai jika setiap anggota berhasil (Woolfolk dalam Usodo, 1999:10).ptk ips terpadu smp kelas 9 doc
Beberapa ahli berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa tetapi juga memahami konsep-konsep yang sulit. Model pembelajaran kooperatif juga sangat membantu siswa dalam menumbuhkan kerja sama, berpikir kritis, kemampuan membantu teman sekelompok dalam memahami materi dan menyelesaikan tugas-tugas bersama serta mengembangkan keterampilan sosial siswa. Model struktur penghargaan pada pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan penilaian siswa terhadap belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.ptk ips smp kelas 9 kurikulum 2013
Model pembelajaran kooperatif disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, juga dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik.
Menurut Slavin (2008:8) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok - kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: 1) untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif, 2) kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, 3) jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, dan 4) penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
Slavin dalam Nur (2005: 1), mengatakan bahwa:
Model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis yang dapat digunakan guru setiap hari untuk membantu siswanya belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan-keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks. Dalam model pembelajaran kooperatif, siswanya bekerja dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu belajar satu sama lainnya.
Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Menurut Lie (2004:41), terdapat unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya antara lain yaitu pembagian kelompok heterogen yang merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam model pembelajaran kooperatif. Kelompok ptk ips smp kelas 9 kurikulum 2013 yang heterogen dapat dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman jenis kelamin, latar belakang agama sosio-ekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis. Dalam hal kemampuan akademis, kelompok dalam pembelajaran kooperatif biasanya terdiri dari satu orang yang memiliki kemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang dan satu atau dua lainnya dari kelompok yang kemampuan akademisnya kurang.
Pembelajaran kooperatif menuntut adanya kerjasama siswa dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan penghargaan. Menurut Lie (2004: 18) yang diperkenalkan dalam pembelajaran koopertif bukan sekedar kerja kelompoknya, melainkan pada penstrukturannya. Jadi, sistem pengajaran cooperative learning bisa didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Pembelajaran gotong royong atau kooperatif disusun secara terstruktur sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota dalam satu kelompok melaksanakan tugas dan merupakan tanggung jawab pribadinya karena ada sistem penilaian individu. Siswa tidak bisa begitu saja membonceng jerih payah rekannya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin perbaikannya.
Secara umum kelompok heterogen disukai oleh guru yang memakai model pembelajaran cooperative learning karena beberapa alasan. Pertama, kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar (peertutoring) dan saling mendukung. Kedua, kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnik dan gender. Ketiga, kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang atau lebih. Oleh karena itu, pembangunan tim membantu membangun identitas tim dan kesetiakawanan anggota merupakan tugas bagi guru yang menggunakan kelompok-kelompok pembelajaran kooperatif. Tugas-tugas sederhana meliputi memastikan setiap orang saling mengetahui nama teman di dalam kelompoknya dan meminta para anggota untuk menentukan nama tim kelompoknya.
Menurut Slavin (2008:8) dikatakan bahwa cooperative learning mempunyai tiga karakteristik, yaitu :
1) Siswa bekerja dalam tim-tim belajar kecil.
2) Siswa didorong untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yang bersifat akademik atau dalam melakukan tugas kelompok.
3) Siswa diberi imbalan atau hadiah atas dasar prestasi.
Menurut Arends (1997: 113), dalam pembelajaran kooperatif ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan yaitu meliputi :ptk ips smp kelas 9 kurikulum 2013
1) Pemaparan tujuan; guru memaparkan tujuan dari pelajaran dan menata lingkungan belajar,
2) Pemaparan informasi; guru memberikan informasi kepada siswa dengan cara demonstrasi atau teks,
3) mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar; guru menerangkan kepada siswa bagaimana membentuk kelompok belajar dan membantunya agar efisien,
4) membantu kerja kelompok; guru membantu kelompok dalam mengerjakan tugasnya,
5) menguji seluruh materi; guru menguji materi pembelajaran atau kelompok mempresentasikan hasil kerja sama mereka,
6) memberikan penilaian; guru memberikan penilaian atas usaha dan prestasi individu maupun kelompok.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran memberikan manfaat yang sangat banyak. Menurut Depdikbud,manfaat model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran antara lain: 1) mengembangkan dan menggunakan keterampilan berpikir yang kritis dan kerjasama kelompok, 2) menyuburkan hubungan antar pribadi yang positif diantara siswa yang berasal dari latar belakang berbeda-beda (suku, tingkat sosial-ekonomi, kepandaian, dan lain-lain), 3) menerapkan bimbingan oleh teman (peer coaching), 4) menciptakan lingkungan yang menghargai nilai-nilai ilmiah, dan 5) membangun sekolah dalam suasana kerjasama.
Menurut Lie (2004: 55), teknik pembelajaran pada pembelajaran kooperatif ada bermacam-macam, antara lain : a) mencari pasangan, b) bertukar pasangan, c) berpikir berpasangan berempat, d) berkirim salam dan soal, e) kepala bernomor, f) kepala bernomor terstruktur, g) dua tinggal dua tamu, h) keliling kelompok, i) kancing gemerincing, j) lingkaran kecil lingkaran besar dan sebagainya.
Dalam pembelajara kooperatif diperlukan tugas perencanaan dan keputusan yang dibutuhkan oleh guru, misalnya : memilih pendekatan yang tepat, memilih materi yang sesuai, pembentukan kelompok siswa, menyiapkan LKS atau panduan belajar siswa, mengenalkan siswa kepada tugas dan perannya dalam kelompok, merencanakan waktu dan tempat duduk yang akan digunakan. Dari keenam perencanaan itu dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Pemilihan Pendekatan
Guru dapat memilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pendekatan-pendekatan pada pembelajaran kooperatif, yaitu: model STAD (Student Teams-Achievement Divisions), TGT (Teams-Games-Tournaments), Jigsaw, investigasi kelompok dan pendekatan struktural.ptk ips smp kelas 9 kurikulum 2013
2) Pemilihan Materi yang sesuai
Tugas guru dalam perencanaan adalah memilih materi yang sesuai untuk siswa yang diketahui minat dan bekal pengetahuan awal mereka. Ibrahim (2000: 30) memberikan beberapa pertanyaan pada diri sendiri yang dapat digunakan guru untuk menentukan materi yang sesuai untuk siswa seperti: Apakah siswa pernah mengenal materi tersebut sebelumnya atau membutuhkan penjelasan yang panjang lebar kepada siswa tentang materi tersebut? Apakah materi tersebut menarik bagi siswa? Bila guru merencanakan untuk menggunakan teks, apakah ia telah memberikan informasi yang cukup tentang topik itu? Untuk pembelajaran STAD dan Jigsaw, apakah materi itu memungkinkan untuk kuis obyektif yang dapat diteskan dan diskor secara tepat?
3) Pembentukan kelompok siswa
Pembentukan kelompok siswa bervariasi bergantung kepada tujuan yang ingin dicapai oleh guru untuk pelajaran tertentu, latar belakang, etnik, suku dan tingkat kemampuan siswa di dalam kelas.
4) LKS dan panduan belajar siswa
LKS atau Lembar Kerja Siswa dan panduan belajar siswa dapat dibuat oleh guru, dari penerbit atau menggunakan LKS dan panduan belajar ysng sudah diterbitkan oleh pemerintah. Bila LKS dan panduan belajar dikembangkan oleh guru, maka hendaknya direncanakan untuk menggaris bawahi materi dan tugas yang penting.
5) Mengenalkan siswa pada tugas dan peran
Bila siswa belum memiliki pengalaman sebelumnya tentang pembelajaran kooperatif, sangat penting agar guru mengenalkan siswa tentang struktur tugas, tujuan dan hadiah yang unik dari pembelajaran kooperatif.
6) Merencanakan waktu dan tempat
Pembelajaran kooperatif memerlukan waktu lebih lama untuk berinteraksi mengenai ide-ide penting dari pada waktu yang diperlukan guru untuk menyajikan ide-ide secara langsung kepada siswa. Pembelajaran kooperatif juga membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas, dan membutuhkan perabot yang dapat dipindahkan.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan yang sangat luas kepada siswa untuk bekerja dalam belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Roger dan David Johnson dalam Lie (2005: 31), mengatakan bahwa:
Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan, yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, evaluasi proses kelompok.
1) Saling Ketergantungan Positif
Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggota kelompoknya. Setiap anggota kelompok diberikan tugas berlainan, kemudian bertukar informasi. Dengan cara itu, mau tidak mau setiap anggota kelompok merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain berhasil.
2) Tanggung Jawab Perseorangan
Setiap anggota kelompok harus mempunyai tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya bisa dilaksanakan. Setiap anggota kelompok akan menuntutnya untuk melaksanakan tugasnya agar tidak menghambat yang lain.
3) Tatap Muka
Setiap anggota kelompok bertemu dan berdiskusi. Inti dari kegiatan ini adalah menghargai perbedaan dan memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan dari masing-masing anggota kelompok.
4) Komunikasi antar Anggota
Keberhasilan dalam suatu kelompok akan tergantung kesediaannya anggota kelompok untuk saling mendengarkan dan kemampuan untuk mengutarakan pandapat mereka.
5) Evaluasi Proses Kelompok
Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui apakah dalam setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dengan baik.
Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa atau peserta didik juga harus mempelajari keterampilan¬keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan membangun tugas anggota kelompok selama kegiatan.
Keterampilan-keterampilan selama kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut (Lundgren, 1994).
a. Keterampilan Kooperatif Tingkat Awal
1) Menggunakan kesepakatan
Yang dimaksud dengan menggunakan kesepakatan adalah menyamakan pendapat yang berguna untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok.ptk ips smp kelas 9 kurikulum 2013
2) Menghargai kontribusi
Menghargai berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan anggota lain. Hal ini berarti harus selalu setuju dengan anggota lain, dapat saja kritik yang diberikan itu ditujukan terhadap ide dan tidak individu.
3) Mengambil giliran dan berbagi tugas
Pengertian ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas/tanggungjawab tertentu dalam kelompok.
4) Berada dalam kelompok
Maksud di sini adalah setiap anggota tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung.
5) Berada dalam tugas
Yang dimaksud berada dalam tugas adalah meneruskan tugas yang menjadi tanggungjawabnya, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu yang dibutuhkan.
6) Mendorong partisipasi
Mendorong partisipasi berarti mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok.
7) Mengundang orang lain
Maksudnya adalah meminta orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap tugas.
8) Menyelesaikan tugas dalam waktunya
9) Menghormati perbedaan individu
Menghormati perbedaan individu berarti bersikap menghormati terhadap budaya, suku, ras atau pengalaman dari semua siswa atau peserta didik.
b. Keterampilan Tingkat Menengah
Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima, mendengarkan dengan arif, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, mengorganisir, dan mengurangi ketegangan.
c. Keterampilan Tingkat Mahir
Keterampilan tingkat mahir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan, dan berkompromi.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat tiga tujuan pembelajaran yaitu :
1) Prestasi akademik.
Para pengembang pembelajaran kooperatif telah menunjukkan bahwa struktur pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi akademik siswa. Selain itu pembelajaran kooperatif bermanfaat bagi siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi karena mereka saling bekerja sama dalam menagani persoalan dengan cara tutor sebaya.
2) Penerimaan pendapat yang beraneka ragam.
Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi setiap siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi yang berbeda untuk bekerja sama dalam menagani persoalan akademik.
3) Pengembangan keterampilan sosial
Dalam pemebelajaran kooperatif siswa akan belajar bekerjasama menghargai pendapat orang lain dan menetapkan tujuan bersama.
Menurut Ibrahim, dkk (2000:10), langkah-langkah pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
Model pembelajaran kooperatif memiliki keuntungan sebagai berikut :
1) Peserta didik bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma team.
2) Peserta didik aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil.
3) Aktif berperan sabagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan team.
4) Interaksi dengan peserta didik seiring dengan peningkatan kemamapuan mereka dalam berpendapat.
5) Interaksi antar peserta didik membantu meningkatkan perkembangan kognitif.
Kekurangan model pembelajaran kooperatif adalah :
1) Perlu persiapan yang rumit dalam pelaksanaannya.
2) Siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompoknya kurang bisa bekerja sama dalam memahami materi maupun dalam menyeleseikan tugas.
3) Bila terjadi persaingan negatif maka hasilnya akan buruk.
4) Ada siswa yang kurang memanfatkan waktu sebaik-baiknya dalam kelompok belajar.
5) Bila anggota kelompok dalam memahami materi maupun untuk memperoleh penghargaan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Students Teams Achiements Division)
Slavin (2008 : 11) membedakan pembelajaran kooperatif dalam beberapa tipe , yaitu:
1. Student Teams Achievement Divisions (STAD),
2. Team Game Tournaments (TGT),
3. Jigsaw,
4. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), dan
5. Team Accelerated Instruction (TAI).penelitian tindakan kelas ips smp doc
Dalam penelitian ini menggunakan salah satu model pembelajaran kooperatif, yaitu tipe STAD.
STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan atau melakukan diskusi.
Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa diberi kuis. Kuis itu diskor, dan tiap individu diberi skor perkembangan. Skor perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang lalu. Setiap minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain, diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi, siswa yang mencapai skor perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor sempurna pada kuis-kuis itu. Kadang-kadang seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu dicantumkan dalam lembar itu.
Menurut Arends (1997:71), STAD merupakan pendekatan dalam pembelajaran kooperatif dimana siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok yang memiliki kemampuan heterogen dan dalam penilaiannya diberikan dengan penilaian individu maupun kelompok. Sehingga model pembelajaran STAD yang dilaksanakan lebih menekankan pada proses kerja sama di dalam kelompok yang heterogen baik kemampuan, jenis kelamin, ras dan sebagainya serta dalam penilaiannya dilakukan secara individu maupun kelompok dengan tes.
Ada tiga konsep dalam model pembelajaran ini, yaitu : (1) penghargaan terhadap tim, (2) penghargaan individu, (3) kesempatan yang sama untuk mencapai kesuksesan.
C.PENELITIAN TINDAKAN KELAS GEOGRAFI SMP MODEL STAD
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Babelan kelas 9.1 pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 dengan pertimbangan utama hasil belajar dan keaktifan siswa rendah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilakukan dengan materi pembelajaran curah hujan di Indonesia pada siklus I dan Klasifikasi Iklim pada siklus II dan III. Penelitian dilakukan secara bertahap dari Bulan Januari sampai Bulan Desember 2014. Adapun tahap¬tahap dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 14. Jadwal Penyusunan PTK ptk ips terpadu smp kelas 8 doc
3. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah guru yang bertindak sebagai peneliti. Sedangkan objek penelitiannya adalah siswa kelas 9.1 SMP Negeri.......... tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 44 dan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Geografi sub pokok bahasan Curah Hujan di Indonesia dan Klasifikasi Iklim. Menurut guru Geografi, kemauan siswa 9.1 dalam belajar Geografi belum optimal sehingga keaktifan dalam pembelajaran dikelas relatif kurang dan ketuntasan belajar belumlah tercapai.penelitian tindakan kelas ips smp doc
Pembelajaran dengan tipe STAD ini siswa dibagi menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 5-4 siswa. Setelah mendengarkan penjelasan materi dari guru siswa belajar dalam kelompoknya dengan menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan guru. Dalam kelompok siswa dapat bekerjasama dengan anggotanya untuk mengatasi kesulitan yang mereka temui. Selanjutnya diakhir pelajaran dilakukan evaluasi untuk mengukur kemampuan mereka setelah belajar secara kelompok.
B. Bentuk dan Srategi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Clasroom Action Research). Menurut Suhardjono (2006 :58) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Berdasarkan masalah-masalah yang timbul di dalam praktek pembelajaran di kelas maka peneliti berkolaborasi dengan guru melakukan suatu perbaikan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru dan peneliti semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelas.
Model Penelitian tindakan ini mengacu pada model penelitian tindakan kelas ips smp doc Kemmis dan Mc Taggart dengan menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang – ancang pemecahan masalah. Dengan berpedoman pada hal tersebut maka rancangan penelitian tindakan kelas ini, meliputi : (1) Perencanaan (planning), (2) Pelaksanaan tindakan (acting), (3) Pengamatan (observing), serta (4) Refleksi (reflecting).
Gambar 18. Spiral Penelitian Tindakan Kelas
(Tim Pelatih proyek PGSM dalam Setyowati 2006 :30)
Hubungan antara komponen tersebut merupakan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. ‘’Siklus’’ inilah yang menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali intervensi saja. Keempat kegiatan dari suatu siklus penelitian tindakan kelas tersebut digambarkan dengan sebuah spiral seperti yang ditunjukkan pada gambar 19.ptk ips terpadu smp kelas 8 doc
Secara lebih rinci, prosedur penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 19. Skema Pelaksanaan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Tim Pelatih proyek PGSM Dalam Setyowati 2006 :30)
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus. Setiap kegiatan dalam satu siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai setelah penggunaan metode STAD yaitu adanya peningkatan keaktifan siswa baik mental maupun fisik dan hasil belajar siswa. Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran geografi di kelas 9.1 SMP Negeri......., dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama pelaksanaan diskusi dalam kelompok. Sedangkan, untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dilakukan kuis setelah setiap pertemuan. penelitian tindakan kelas ips smp doc Melalui langkah-langkah tersebut dapat ditentukan bersama-sama antara guru dan peneliti untuk menetapakan tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran geografi selanjutnya.
C. Sumber Data
“Data yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas berupa segala gejala maupun peristiwa yang mengandung informasi yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan” (Latief, 2003: 1 08).Data tersebut meliputi data sekolah, data siswa, nilai hasil belajar dan keaktifan siswa. Data penelitian dikumpulkan dari beberapa sumber meliputi :
1. Dokumen atau arsip sekolah mengenai sejarah, letak, fasilitas sekolah, data siswa kelas 9.1
2. Guru mata pelajaran Geografi kelas 9.1, data yang diperoleh berupa informasi mengenai keaktifan siswa saat kegiatan belajar mengajar sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas.
3. Siswa 9.1 sebagai obyek penelitian, data yang diperoleh mengenai keaktifan siswa, nilai kuis geografi atau tes hasil belajar Geografi siswa saat metode kooperatif tipe STAD diaplikasikan.
4. Peristiwa kegiatan belajar mengajar Geografi ketika metode kooperatif tipe STAD diaplikasikan.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian ptk ips terpadu smp kelas 8 doc
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yaitu :
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keaktifan siswa dan hasil belajar siswa
2. Teknik Pengambilan data
Dalam penelitian ini, metode pengambilan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Metode Dokumentasi
Arikunto (2006:158) berpendapat bahwa “ metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Dalam penelitian ini metode dokumentasi untuk memperoleh data tentang hasil belajar awal siswa yang diambil dari nilai ulangan kelas 9.1 semester 1 pada tahun ajaran 2014/2015
b. Metode Observasi
Observasi adalah usaha mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi, mengatur, atau memanipulasinya. Mengadakan observasi menurut kenyataan, melukiskannya dengan kata-kata secara cermat dan tepat yang diamati, mencatatnya dan kemudian mengolahnya dalam rangka masalah yang diteliti secara ilmiah (Nasution, 2004:106). Metode observasi dilakukan terhadap siswa guna mengamati aspek afektif dan psikomotorik pada siswa selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung kemudian mencatatnya pada lembar observasi, dalam hal ini peneliti dibantu oleh guru mitra
c. Metode Tes
Tes dilakukan dengan pemberian serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150). Metode tes digunakan dalam mengambil data tentang hasil belajar siswa dari aspek kognitif (lampiran 3,9 dan 15).
d. Angket
Angket merupakan teknik mengoleksi data yang digunakan oleh peneliti yang dikembangkan berdasarkan teori yang digunakan. Angket adalah media yang sering digunakan oleh peneliti tindakan kelas, mengingat angket dapat mengungkap aspek-aspek pengetahuan (kognitif) dan sikap (afektif) (Basrowi, 2008 : 127 . Metode angket dilakukan untuk penilaian afektif siswa dan respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif STAD (lampiran 21, dan 23).
E. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan data ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar geogafi siswa kelas 9.1 SMP Negeri .......... dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari data yang telah dikumpulkan dianalisis secara kualitatif, dengan mengacu pada model analisis interaktif pendapat Miles dan Hubermen (1992:20) yang digambarkan pada gambar 20.penelitian tindakan kelas ips smp doc
Analisis data keaktifan dan hasil belajar siswa dilakukan sejak penelitian tindakan melalui refleksi tindakan pembelajaran Geografi setiap siklus. Analisis kualitatif yang mengacu pada model analisis interaktif Miles dan Hubermen (1992:20) terdiri dari tiga komponen kegiatan yang diawali dari reduksi data, sajian data, dan penyimpulan data. Reduksi data dilakukan dengan penyederhanaan data keaktifan maupun data hasil belajar siswa melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstrakan data mentah menjadi informasi yang bermakna. Data keaktifan maupun data hasil belajar tersebut kemudian disajikan secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, tabel dan grafik yang dijadikan sebagai dasar dalam penarikan kesimpulan penelitian. Langkah berikutnya adalah pengambilan intisari dari sajian data keaktifan dan hasil belajar siswa yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat tetapai mengandung pengertian luas.
Selain data mengenai keaktifan dan hasil belajar siswa yang dianalisis secara kualitatif dalam penelitian ini juga menganalisis data tentang respon siswa terhadap metode pembelajaran STAD dengan pro sentase.
Apabila langkah-langkah tersebut disajikan dalam sebuah skema, maka model analisis interaktif akan nampak sebagai berikut :
Gambar 20. Skema Model Analisis Interaktif
(Miles dan Hubermen, 1992 :20)
Adapun tahap analisis data dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk Mengetahui keaktifan siswa
Untuk mengetahui keaktifan siswa ini dilakukan melalaui tiga tahap yaitu :
a. Reduksi
Pada tahap reduksi peneliti membagi kegiatan belajar mengajar pada setiap siklus menjadi dua bagian yaitu keaktifan siswa saat penyampaian materi dan pada saat kegiatan kelompok.
1). Keaktifan siswa saat penyampaian materi
Keaktifan siswa pada saat penyampaian materi dinilai oleh guru mitra melalui lembar observasi siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Adapun kriteria yang diamati adalah :
a). Siswa yang tidak masuk kelas
b). Siswa yang datang terlambat
c). Siswa yang belajar materi lain saat guru menerangkan
d). Siswa yang mengerjakan tugas/ materi lain saat guru menerangkan
e). Siswa yang bertanya pada guru saat guru menerangkan
f). Siswa yang menjawab pertanyaan guru
g). Siswa yang tidak memperhatikan saat guru menerangkan
h). Siswa yang mengantuk saat guru menerangkan
i). Siswa yang ramai saat guru menerangkan
j). Siswa yang membolos saat pelajaran
2). Keaktifan siswa dalam kelompok
Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam kelompok dilakukan dengan dua cara yaitu melalui lembar observasi kegiatan kelompok yang diamati langsung oleh guru peneliti dan guru mitra serta melalui lembar observasi keaktifan siswa dalam kelompok berupa angket yang wajib diisi oleh setiap kelompok sesuai dengan aktivitas dalam kelompok masing¬masing. Berikut kriteria yang diamati dalam kegiatan kelompok.
a). Kriteria keaktifan dalam kegiatan kelompok.
¾ Semua siswa aktif bekerja sama dalam mengerjakan tugas kelompok
¾ Semua siswa saling berdiskusi apabila mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau kurang memahami materi
¾ Semua siswa dalam dalam kelompok bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing
¾ Semua kelompok mengerjakan tugas tepat waktu
b). Kriteria keaktifan siswa dalam masing-masing kelompok.
Keaktifan fisik
¾ Kehadiran siswa
Keaktifan Mental
¾ Memberi pendapat dalam kerja kelompok
¾ Menanggapi pendapat anggota kelompok
¾ Bertanya pada anggota kelompok
¾ Menjawab/memberi penjelasan atas pertanyaan anggota kelompok ¾ Bertanya pada guru
¾ Menjawab pertanyaan guru penelitian tindakan kelas ips smp doc
b. Sajian data
Pada tahap ini, hasil observasi yang telah dilakukan kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
c. Kesimpulan
Pada tahap ini data yang telah disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yaitu data mengenai keaktifan siswa kemudian dibuat kesimpulan dengan membandingkan data keaktifan siswa pada kondisi awal, keaktifan siswa pada siklus I, keaktifan siswa pada siklus II, dan keaktifan siswa pada siklus III.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dilakukan beberapa tahap yaitu :
a. Reduksi
Pada tahap ini, peneliti membuat soal tes formatif untuk siklus I, II dan III. Soal tersebut dibagikan kepada siswa pada saat akhir kegiatan belajar siklus I, II dan III
b. Sajian data
Pada tahap ini, hasil dari soal tes formatif yang dikerjakan siswa disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
c. Kesimpulan
Pada tahap ini data yang telah disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yaitu data mengenai hasil belajar siswa kemudian dibuat kesimpulan dengan membandingkan nilai pada kondisi awal, nilai pada siklus I, nilai pada siklus II dan nilai pada siklus III.
3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap metode pembelajaran STAD dilakukan beberapa tahap yaitu :
a. Reduksi
Pada tahap ini peneliti membuat angket yang berisi pertanyaan tentang respon siswa terhadap metode pembelajaran STAD dengan jawaban ya atau tidak. Adapun butir-butir yang ditanyakan dalam angket tersebut adalah :ptk ips terpadu smp kelas 8 doc
¾ Pembelajaran dengan model STAD (Students Teams Achievement Division) menarik dan tidak membosankan.
¾ Pembelajaran dengan model STAD (Students Teams Achievement Division) menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan. ¾ Pembelajaran dengan model STAD (Students Teams Achievement Division) mendorong saya bersemangat dalam mempelajari materi curah hujan di Indonesia dan klasifikasi iklim.
¾ Pembelajaran dengan model STAD (Students Teams Achievement Division) mendorong saya bertanggung jawab menyelesaikan tugas secara kelompok.
¾ Pembelajaran dengan model STAD (Students Teams Achievement Division) mendorong saya untuk aktif bertanggung jawab menyelesaikan tugas kelompok dan individu dengan sebaik-baiknya. ¾ Pembelajaran dengan model STAD (Students Teams Achievement Division) mendorong saya untuk aktif bertanya hal-hal yang kurang jelas.
¾ Pembelajaran dengan model STAD (Students Teams Achievement Division) membantu saya memahami konsep materi curah hujan di Indonesia dan klasifikasi iklim.
¾ Pembelajaran dengan model STAD (Students Teams Achievement Division) mendorong saya berharap mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
¾ Pembelajaran dengan model STAD (Students Teams Achievement Division) menyatukan pengetahuan dan pengalaman belajar pada materi curah hujan di Indonesia dan klasifikasi iklim.
¾ Pembelajaran dengan model STAD (Students Teams Achievement Division) menciptakan suasana yang santai dalam penyelesaian tugas pada materi curah hujan di Indonesia dan klasifikasi iklim.
¾ Pembelajaran dengan model STAD (Students Teams Achievement Division) memerlukan waktu lama dalam pembahasan materi curah hujan di Indonesia dan klasifikasi iklim.
D.CONTOH LENGKAP PTK IPS GEOGRAFI TERBARU DOC
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rhineka Cipta.
.2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi, dkk.2007. Peneliltian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arends, Richard, I. 1997. Classroom Instruction And Management. Boston : McGraw-Hill
Basrowi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Geografi. Jakarta : Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jurnal Ilmu Pendidikan. 10(1), (99-113). Jakarta : LPTK dan IPSI Lie Anita, 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Lundgren, Linda. 1994. Cooperative Learning in the Science Classroom. New York : McGraw-Hill.
Miles, Matthew B dan Huberman A.1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI Press.
Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi.. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyo, Bambang N.2004. Kompetensi Dasar Geografi. Solo : Tiga Serangkai Nasution, S.2004. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.
Nur, Muh. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Jatim: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.
Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Setyowati, Aprilia.2006. Penggunaan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri
1 Ngadirojo Pacitan. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning. Second Edition. Massachusetts : Allyn and Bacon Publishers.
Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktek .Bandung : Nusa Media.
Solihatin, etin dan Rahardjo. 2007. Cooperative Learning Analisis Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara
Subagiyo, Lambang, dkk. 2007. Model Pembelajaran Kooperatif dalam Peningkatan Motivasi, Partisipasi, dan Kualitas Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Samarinda. Didaktika, vol 1. no. 1. hal. 37-48
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sugiyanto dan Danang E. 2008. Mengkaji Ilmu Geogradi 1. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Sugiyanto. 2008. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas. Disampaikan pada workshop penelitian tindakan kelas guru SMA Assalam Solo.
Suhardjono.2006. ” Penelitian Tindakan Kelas sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi Guru”. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Sukidin, Basrowi dan Suranto. 2001. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya : Insan Cendikia.
Sumaatmadja, Nursid. 1997. Metodologi Pen gajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumarwati. 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Bagaimana Menyusun Proposal dan Laporannya?. Disampaikan pada seminar lokakarya karya tulis ilmiah dalam rangka menyongsong sertifikasi guru. Surakarta : FKIP UNS.
Trewartha Glenn T. 1995. Pen gantar Iklim. Yogyakarta : UGM Press.
Usodo, Budi. 1999. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Pada Pembelajaran Kalkulus di jurusan P.MIPA FKIP UNS.Surakarta.
Wardiyatmoko.2006. Geografi untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.
Wibawa, Basuki. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Depatemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.
Wiriaatmadja, Rochiati.2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo.
Yenni Indrastoeti,S.P. 1999. Strategi Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.
Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto
Blog yang membahas CONTOH PTK GEOGRAFI SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam
penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi
vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk
halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda
sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas
bantuannya.