CONTOH LENGKAP PTK IPS GEOGRAFI SMP KELAS 7 DOC-Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif model teams games tournament dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS Geografi pada pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia kelas VII-A di SMP Negeri ........ Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Objek penelitian adalah kelas VII-A SMP Negeri ........ dengan jumlah siswa 28 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian dilakukan di kelas VII-A pada Bulan November tahun .... pada semester I tahun ajaran ................ Lingkup materi adalah Unsur Fisik Wilayah Indonesia dan pemanfaatannya di Indonesia. Teknik pengumpulan data dengan metode observasi, metode angket dan metode tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif. Model analisis interaktif meliputi 3 alur kegiatan, yaitu : reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.ptk ips smp kelas 7 kurikulum 2013
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Metode Teams Games Tournament mendapat respon yang baik oleh siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, itu terlihat dari hasil tes pada siklus pertama maupun siklus kedua. Pada siklus pertama diperoleh hasil sebagai berikut : Nilai tes pada siklus pertama, dari jumlah siswa kelas VII-A sebanyak 28 siswa, yang mendapat nilai kurang dari 6,5 sebanyak 19 anak (67,5 %), sedangkan yang mendapat nilai 6,5 ke atas berjumlah 9 anak (32,5 %),. Dari 28 siswa tersebut diperoleh rata – rata 5,75, kemudian untuk siklus kedua yang juga diikuti 28 siswa yang mendapat nilai kurang dari 6,5 ada 2 anak (5 %) dan yang mendapat 6,5 ke atas ada 27 siswa (95 %).(2) Dengan metode teams games tournament dapat diperoleh ketuntasan belajar baik individu maupun klasikal. Dimana batasan ketuntasan secara klasikal adalah 85 % dari jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5 ke atas. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini lebih tinggi dari standar yang telah ditentukan. ptk ips smp kelas 7 kurikulum 2013
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Metode Teams Games Tournament mendapat respon yang baik oleh siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, itu terlihat dari hasil tes pada siklus pertama maupun siklus kedua. Pada siklus pertama diperoleh hasil sebagai berikut : Nilai tes pada siklus pertama, dari jumlah siswa kelas VII-A sebanyak 28 siswa, yang mendapat nilai kurang dari 6,5 sebanyak 19 anak (67,5 %), sedangkan yang mendapat nilai 6,5 ke atas berjumlah 9 anak (32,5 %),. Dari 28 siswa tersebut diperoleh rata – rata 5,75, kemudian untuk siklus kedua yang juga diikuti 28 siswa yang mendapat nilai kurang dari 6,5 ada 2 anak (5 %) dan yang mendapat 6,5 ke atas ada 27 siswa (95 %).(2) Dengan metode teams games tournament dapat diperoleh ketuntasan belajar baik individu maupun klasikal. Dimana batasan ketuntasan secara klasikal adalah 85 % dari jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5 ke atas. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini lebih tinggi dari standar yang telah ditentukan. ptk ips smp kelas 7 kurikulum 2013
Dalam penelitian ini terjadi peningkatan pada prosentase ketuntasan belajar. Siklus pertama mencapai prosentase klasikal 32,5 % dan pada siklus kedua diperoleh prosentase ketuntasan klasikal 95 %. Dari hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode teams games tournament mampu meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat presentase yang dicapai yaitu meningkat 62,5 %
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas
mapel GEOGRAFI SMP yang diberi judul “Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament Sebagai Suatu Alternatif Dalam Pembelajaran Ips Geografi Kelas Vii-A Di Smp Negeri ..... Tahun Ajaran 20../20.....". Disini akan di bahas lengkap.
PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK GEOGRAFI SMP KELAS VII lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 071 SMP ).
A.DOWNLOAD CONTOH PTK IPS GEOGRAFI SMP DOC
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Didalam perkembangannya, dunia pendidikan harus sangat diperhatikan mutunya. Pendidikan merupakan faktor yang sangat vital dalam menentukan sumber daya manusia suatu negara. Persoalan pendidikan di Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada permasalahan yang cukup kompleks diantaranya menyangkut pemerataan pendidikan, manajemen pendidikan dan mutu pendidikan.
Persoalan manajemen menyangkut segala unsur macam peraturan pendidikan seperti otonomi pendidikan dan debirokratisasi agar kualitas dan pemerataan dapat terselesaikan dengan baik. Termasuk persoalan pemerataan pendidikan adalah masih banyaknya anak umur sekolah yang tidak dapat menikmati pendidikan formal di sekolah. Menurut J. Drost, S.J., 2005 : xv – xvi bahwa ”yang mempengaruhi mutu pendidikan antara lain, kurikulum, proses pembelajaran, mutu guru, sarana dan prasarana”.ptk ips smp kelas 7 kurikulum 2013
Berdasarkan masalah di atas maka perlu adanya suatu pembaharuan dalam pelaksanaan pendidikan terutama dalam penggunaan metode pembelajaran. Proses pembelajaran melalui interaksi guru – siswa, siswa – siswa, dan siswa – guru. Secara tidak langsung menyangkut berbagai komponen lain diantaranya kurikukulum, materi bahan ajar dan metode pembelajaran yang saling terkait msenjadi suatu sistem yang utuh. Perolehan hasil belajar sangat ditentukan oleh baik tidaknya kegiatan dan pembelajaran selama program pendidikan dilaksanakan di kelas yang kenyataannya tidak pernah lepas dari masalah. Salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan adalah pembaharuan metode / meningkatkan relevansi metode mengajar. Pembaharuan ini merupakan pembaharuan pendidikan.
Pembaharuan merupakan upaya memperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki sesuatu yang sudah terbiasa untuk menimbulkan praktek-praktek yang baru baik dalam metode ataupun cara-cara bekerja untuk mencapai tujuan. Jadi menurut Cece N, Djadja dan Tabrani (1987: 33) bahwa “pembaharuan pendidikan merupakan upaya dasar untuk memperbaiki aspek-aspek pendidikan dalam praktek” (pembaharuan berpokok pada metode mengajar). Dan dalam pembaharuan ini juga meliputi metode mengajar. Metode mengajar atau teknik penyajian ini merupakan teknik yang harus dikuasai guru untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Dalam memilih metode mengajar harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran, materi pengajaran dan bentuk pengajaran ( individu / kelompok). Metode mengajar ada berbagai macam misalnya ceramah, diskusi, demonstrasi, kooperatif ( kelompok), dan masih banyak lagi.
Pembaharuan merupakan upaya memperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki sesuatu yang sudah terbiasa untuk menimbulkan praktek-praktek yang baru baik dalam metode ataupun cara-cara bekerja untuk mencapai tujuan. Jadi menurut Cece N, Djadja dan Tabrani (1987: 33) bahwa “pembaharuan pendidikan merupakan upaya dasar untuk memperbaiki aspek-aspek pendidikan dalam praktek” (pembaharuan berpokok pada metode mengajar). Dan dalam pembaharuan ini juga meliputi metode mengajar. Metode mengajar atau teknik penyajian ini merupakan teknik yang harus dikuasai guru untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Dalam memilih metode mengajar harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran, materi pengajaran dan bentuk pengajaran ( individu / kelompok). Metode mengajar ada berbagai macam misalnya ceramah, diskusi, demonstrasi, kooperatif ( kelompok), dan masih banyak lagi.
Pada dasarnya setiap metode mengajar memiliki kelebihan dan kelemahan oleh karena itu dalam mengajar dapat digunakan berbagai metode sesuai dengan materi yang diinginkan. Oleh karena itu perlu adanya suatu metode lain yang dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, yaitu metode yang didalamnya bisa memacu siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Slavin (1995:2) menyatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode belajar dimana siswa bekerja dalam suatu kelompok kecil dengan cara saling membantu satu sama lainnya dalam dunia pendidikan”. Metode kooperatif menurut Slavin dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu: Students Teams Achievement Division (STAD), Teams Games Tournament (TGT), Teams Assited Individualization (TAI), Cooperatif Intregrated Reading And Compositions (CIRC), dan Jigsaw.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan model Teams Games Tournament (TGT). Pendekatan pembelajaran model TGT ini memiliki kesamaan dalam pembentukan kelompok dan pembagian materi pada STAD, namun kuis- kuis diganti dengan tournament- tournament, seperti bekerja dalam kelompok. Dalam pembelajaran pada pendekatan TGT ini semua kelompok memiliki peluang yang sama untuk sukses (mendapatkan nilai yang tinggi). Pada penggunaan model pembelajaran TGT ini menggunakan bentuk teka- teki silang. Upaya itu dapat dilakukan dengan memberi variasi cara mengajar dalam kegiatan belajar mengajar hal ini agar tidak menimbulkan kebosanan siswa pada metode pembelajaran yang sudah biasa digunakan, dan membantu siswa agar berlatih berpikir kritis dan analisis dalam Kegiatan Belajar Mengajar.
Guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai metode pengajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sangat beraneka ragam. Sehingga guru tidak hanya menggantungkan pada satu model pembelajaran. Untuk itu seorang guru dituntut mampu melaksanakan berbagai model pengajaran, dan guru dapat menyesuaikan model mana yang relevan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Penelitian dilakukan di SMP Negeri .............yang merupakan salah satu sekolah negeri yang mempunyai input / masukan siswa yang memiliki prestasi belajar yang bervariasi sehingga peran serta siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar juga beraneka ragam. Dari beberapa kelas yang diobservasi, peneliti memilih satu kelas yaitu kelas VII-A. Alasan peneliti memilih kelas tersebut karena nilai rata – rata ulangan harian pada pokok bahasan sebelumnya sebesar 5,6 sedangkan nilai batas tuntas pelajaran geografi di SMP Negeri ........... adalah 6,5. Ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa belum mancapai standar yang diharapkan.ptk ips smp kelas 7 kurikulum 2013 Untuk itu dalam penelitian ini penulis mengetengahkan penggunaan metode kooperatif model Teams Games Tournament. Untuk itu model tersebut dicoba untuk memberi variasi atau alternatif pada metode konvensional. Sehingga pada metode konvensional ini kurang dapat membantu siswa untuk berpikir kritis. ptk ips geografi terpadu smp kelas 7 doc
Dalam pelaksanaanya di SMP Negeri ........... guru masih menggunakan metode konvensional dalam materi pengajaran sehingga siswa cenderung pasif dalam KBM. Dan ini secara tidak langsung mempengaruhi hasil prestasi siswa, dimana siswa yang aktif lebih memiliki prestasi yang lebih tinggi. Sedangkan siswa yang kurang aktif atau pasif cenderung memiliki prestasi yang rendah karena hanya mengandalkan pada materi yang diberikan guru saja, dan itu dirasa sangat minim sekali.
Berdasarkan latar masalah yang telah diuraikan di atas maka dirumuskan judul penelitian sebagai berikut “PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT SEBAGAI SUATU ALTERNATIF DALAM PEMBELAJARAN IPS GEOGRAFI KELAS VII-A DI SMP NEGERI.............. TAHUN AJARAN 2015/2016”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran konvensional yang dinilai cenderung monoton.
2. Media pembelajaran yang kurang bervariasi.
3. Prestasi belajar siswa yang menurun.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ini diberikan untuk lebih memfokuskan topik masalah agar dalam pengkajiannya lebih terarah dan terfokus. Untuk itu pembatasan masalah dalam hal ini adalah siswa kelas VII-A SMP Negeri.......... Tahun Ajaran 2015/2016 dan penggunaan metode pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament yang menjadi objek dari penelitian ini.
D. Perumusan Masalah
Apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif model teams games tournament dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS Geografi pada pokok bahasan unsur fisik wilayah Indonesia kelas VII-A di SMP Negeri.......?
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif model teams games tournament dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS Geografi pada pokok bahasan unsur fisik wilayah Indonesia kelasVII-A di SMP Negeri ..............
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis.
a. Memberikan informasi kepada guru tentang alternatif penggunaan model TGT pada materi pokok Unsur Fisik Wilayah Indonesia.ptk ips geografi terpadu smp kelas 7 doc
b. Memberikan masukan kepada guru dalam usaha mencari suatu bentuk pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Memberikan masukan kepada peneliti lain untuk menggunakan model TGT pada materi pokok Unsur Fisik Wilayah Indonesia.
2. Manfaat praktis.
a. Bagi guru.
Memberikan informasi kepada guru untuk menggunakan model pembelajaran TGT dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pokok bahasan unsur fisik wilayah Indonesia.
b. Bagi siswa.
Memberi variasi model pembelajaran bagi siswa dengan media teka – teki silang.
c. Bagi sekolah.
Memberikan suatu alternatif dalam upaya untuk dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar IPS Geografi di SMP Negeri ................
B.CONTOH PTK IPS GEOGRAFI SMP KELAS 7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu kegiatan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau tidak telah dilakukan manusia untuk mengembangkan pengetahuan dirinya tentang banyak hal. Dengan adanya perubahan dalam pola perilaku inilah yang menandakan telah terjadi belajar. Proses belajar ini merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar.ptk ips geografi terpadu smp kelas 7 doc
Beberapa ahli telah menyusun definisi belajar menurut sudut pandang masing – masing, antara lain sebagai berikut :
1) Slameto (2003: 2) berpendapat bahwa “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
2) Sedangkan menurut ahli lain disebutkan bahwa”belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang”(Purwanto,2003:5). Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, serta aspek – aspek lain yang ada dalam individu yang belajar.
3) Syah,(2005:89) berpendapat bahwa”belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat foundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan”.
Dari beberapa pendapat tentang definisi belajar dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha sadar yang dilakukan individu dimana menghasilkan perubahan tingkah laku (dalam pengetahuan dan pemahaman) tentang suatu hal, di mana lingkungan ikut berperan di dalamnya.
Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berada di luar individu.
1) Faktor – Faktor Intern
Dari faktor intern dibagi menjadi tiga faktor yaitu : faktor jasmani, faktor psikologis, faktor kelelahan.
a) Faktor jasmani, meliputi : kesehatan dan cacat tubuh;
b) Faktor psikologis, meliputi : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan;
c) Faktor kelelahan , meliputi : kelelahan jasmani, dan kelelahan rohani (bersifat psikis) (Slameto, 2003 : 54 – 59).
2) Faktor – Faktor Ekstern
Dari faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.ptk ips geografi terpadu smp kelas 7 doc
a) Faktor keluarga, meliputi : cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan;
b) Faktor sekolah, meliputi : metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah;
c) Faktor masyarakat, meliputi : kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 2003 : 60 – 71).
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran dapat diartikan sebagai pengajaran yang mempunyai cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer dalam kegiatan belajar pembelajaran tersebut. sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan sekunder yang diupayakan untuk dapat tercapainya kegiatan belajar mengajar yang optimal.
Arti pembelajaran memiliki definisi yang berbeda – beda menurut beberapa ahli.
1) Menurut Howard, dalam (Slameto,2003:32) bahwa “pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita – cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge”.
2) Menurut Murshell, pembelajaran digambarkan sebagai “mengorganisasikan belajar”, sehingga dengan mengorganisasikan itu, belajar menjadi berarti dan bermakna bagi siswa.
3) Purwanto(2003:32)berpendapat bahwa”pembelajaran adalah usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor ekstern dan faktor intern dalam kegiatan belajar mengajar”.ptk ips geografi terpadu smp kelas 7 doc
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari pengajar untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku pada diri peserta didik.
2. Prestasi Belajar
Arifin (1990:2-3) menyatakan bahwa kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie”. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Menurut Arifin (1990:2) bahwa prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perrenial. Dalam sejarah dan kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya masing- masing.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa, berupa pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap setelah siswa tersebut mengalami proses belajar. Prestasi belajar dapat digambarkan dengan adanya nilai tes yang diberikan oleh guru kepada siswa. Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama antara lain:
1). Sebagai indikator kualitas dan kuantitas yang telah dikuasai anak.
2). Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
3). Sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan.
4). Dapat dijadikan indikator terhadap daya serap anak didik.
(Arifin, 1990: 2-3)
Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor ekstern menjadi bahan pembahasan yang perlu diperhatikan. Untuk itu dilakukan diantaranya pemilihan metode yang tepat dan efektif dilengkapi media yang mampu meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai.
3. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional merupakan pengajaran yang berpusat pada guru. Sistem pembelajaran konvensional salah satunya menggunakan metode ceramah. Metode ceramah sering disebut juga sebagai metode konvensional karena metode ini sejak dulu paling sering dan paling banyak digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
Roestiyah (2001:137) bahwa “metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan” . Dalam pembelajaran ini guru memegang peranan penting sehingga guru harus menguasai materi pelajaran dan mempunyai kemampuan yang memadai dalam menyampaikan bahan yang bersifat informasi (konsep, pengertian, prinsip) yang banyak dan luas.
Menurut Mulyani Sumantri dan Permana (2001 : 118 – 119) metode ceramah memiliki kekuatan dan keterbatasan. Kekuatan metode ceramah antara lain :
1. Murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya pendidikan.
2. Mudah dalam arti materi dapat disesuaikan dengan keterbatasan peralatan.
3. Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari sumber lain.
4. Memperoleh penguatan bagi guru dan siswa, yaitu guru memperoleh penghargaan, kepuasan, dan sikap percaya diri dari peserta didik.
5. Ceramah memberikan wawasan yang luas
Kekurangan metode ceramah antara lain :
1. Dapat menimbulkan kejenuhan pada peserta didik apalagi bila guru kurang dapat mengorganisasikannya.
2. Menimbulkan verbalisme pada peserta didik.
3. Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru.
4. Merugikan peserta didik yang lemah dalam ketrampilan mendengarkan.
5. Menjejali peserta didik dengan konsep yang belum tentu diingat terus.
6. Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik.
7. Terjadi proses satu arah dari guru kepada peserta didik.
Metode pembelajaran konvensional apabila digunakan pada setiap situasi akan menekan kreativitas siswa dan mengabaikan potensi yang ada pada diri siswa. Meskipun demikian penggunaannya masih mutlak diperlukan dengan mempertimbangkan aspek tujuan pengajaran, bahan pengajaran, serta fasilitas yang tersedia di sekolah. Dalam penggunaan metode ini guru harus tetap berpegang bahwa siswa merupakan subyek belajar yang mempunyai perbedaan – perbedaan individual yang masing – masing membutuhkan bimbingan belajar.ptk ips geografi terpadu smp kelas 7 doc
4. Metode Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian metode pembelajaran kooperatif.
Metode pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang akhir – akhir ini semakin populer. Beberapa ahli menyatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu peserta didik dalam memahami dan menerapkan konsep – konsep, tetapi juga sangat membantu peserta didik menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, kemampuan membantu teman sekelompok dan sebagainya.
Slavin (1995: 2) berpendapat bahwa”pembelajaran kooperatif merupakan metode belajar yang mana siswa bekerja dalam suatu kelompok kecil dengan cara saling membantu satu sama lainnya dalam dunia pendidikan”.
Menurut Lie (2005 : 29) bahwa metode pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok, ada unsur – unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan dengan asal – asalan. Pelaksanaan prosedur model kooperatif yang benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan (Roger dan Davidson dalam Lie, 2005 : 31). Kelima unsur – unsur tersebut antara lain :
1) Saling Ketergantungan Positif
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.ptk ips smp kelas 7 kurikulum 2013
2) Tanggung Jawab Perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur – unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.
3) Tatap Muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk strategi semua anggota. Dan inti dari strategi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing – masing. Di mana setiap anggota kelompok mempunyai latar belakang pengalaman, keluarga, dan sosial-ekonomi yang berbeda satu dengan yang lainnya.
4) Komunikasi Antar Anggota
Unsur ini menghendaki agar para siswa dibekali dengan berbagai keterampilan komunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara – cara berkomunikasi.
5) Evaluasi Proses Kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran kooperatif.
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Arend (1997:111- 112) berpendapat bahwa “model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran, yakni potensi akademik, penerimaan dan keanekaragaman, dan pengembangan ketrampilan”. Akan tetapi didalam penelitian ini tujuan pembelajaran kooperatif lebih ditekankan pada potensi akademik dan pengembangan keterampilan.
1) Prestasi Akademik
Meskipun pembelajaran kooperatif mencakup berbagai tujuan sosial, namun pembelajaran kooperatif juga dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi akademik. Para pengembang pembelajaran kooperatif telah menunjukkan bahwa struktur penghargaan kooperatif dapat meningkatkan nilai yang diperoleh siswa dan mengubah norma – norma yang sesuai dengan prestasi itu (Arend, 1997:111). Selain itu pembelajaran kooperatif dapat bermanfaat bagi siswa yang berprestasi rendah dan tinggi yang bersama – sama pada tugas – tugas akademik. Siswa yang berprestasi tinggi membantu siswa yang berprestasi rendah. Dalam proses itu siswa yang berprestasi tinggi memperoleh secara akademik lebih banyak karena berperan sebagai tutor yang membutuhkan pemikiran yang lebih dalam tentang konsep – konsep yang dipelajari.
C.KUMPULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS GEOGRAFI SMP
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri ............
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November semester ganjil (I) tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini mengambil pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia. Dalam penelitian ini dilakukan dua siklus dengan satu pokok bahasan, yaitu Unsur Fisik Wilayah Indonesia. Siklus pertama membahas tentang sub pokok bahasan batas dan luas Indonesia, dan pengaruh posisi geografis terhadap perubahan musim. Siklus kedua membahas sub pokok terjadinya angin muson di Indonesia, persebaran flora dan fauna di Indonesia, dan persebaran jenis tanah di Indonesia serta pemanfaatannya di Indonesia. Waktu penelitian dilaksanakan selama sembilan bulan dari Bulan April 2015 sampai Bulan Desember 2015. ptk ips smp kelas 7 kurikulum 2013
3. Objek Penelitian
Kelas yang diambil sebagai obyek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP Negeri ........ dengan jumlah 40 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki- laki dan 21 siswa perempuan. Pada semester ganjil hasil belajar siswa mempunyai rata – rata kelas paling rendah bila dibandingkan dengan kelas yang lain.
B. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang sering disebut dengan Classroom Action Research. Menurut Hopkins dalam Sadikin, dkk. ( 2002 : 16 ) PTK merupakan suatu bentuk kajian reflektif oleh pelaku tindakan dan PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan- tindakan yang dilakukan, dan memperbaiki kondisi praktik- praktik pembelajaran yang telah dilakukan. Penelitian Tindakan Kelas memperbaiki pengajaran secara praktis dan secara langsung serta memusatkan perhatian pada masalah yang spesifik dan konseptual, tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan suatu refleksi suatu keadaan pembelajaran, yang kemudian mencoba berbagai tindakan alternatif untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran yang sedang dihadapi bagi seorang pengajar.ptk ips smp kelas 7 kurikulum 2013
Fungsi Penelitian Tindakan, sebagaimana dikemukakan oleh Lonen dan Manion (dalam Rianto 2001:55) bahwa penelitian tindakan mempunyai 5 kategori fungsi, yaitu:
1. Sebagai alat untuk memecahkan masalah yang dilakukan diagnosis dalam situasi tertentu.
2. Sebagai alat pelatihan dalam jabatan, sehingga membekali guru yang bersangkutan dengan ketrampilan, metode dan teknik mengajar yang baru, mempertajam kemampuan analisisnya dan mempertinggi kesadaran atas kelebihan dan kekurangan pada dirinya.
3. Sebagai alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan/ yang inovatif pada pengajaran.
4. Sebagai alat untuk meningkatkan komunkasi antara guru di lapangan dan peneliti akademis, dan memperbaiki kegagalan tradisional.
5. Alat untuk menyediakan alternatif yang lebih baik untuk mengantisipasi pendekatan yang lebih subjektif, impresionistik dalam memecahkan masalah di dalam kelas.
Penelitian ini memberikan alternatif dalam peningkatan pemahaman “Unsur Fisik Wilayah Indonesia “ untuk itu terdapat beberapa model penelitian tindakan yang dikemukakan oleh sejumlah pakar antara lain seperti model Kemmis dan Mc. Taggart, model Elliot, Model Ebbut, Model- model penelitian tindakan tersebut dikembangkan dari pemikiran Kurt Lewin, dialah orang pertama yang menciptakan model penelitian tindakan kelas.
Kurt Lewin dalam Arikunto ( 2002 : 83 ), mengemukakan penelitian tindakan sebagai serangkaian langkah yang membentuk siklus. Bentuk siklus ini dalam setiap langkah memiliki suatu tahapan yaitu perencanan ( planning ), tindakan ( acting ), pengamatan ( observasi ), dan refleksi ( reflecting ).
Langkah – langkah tersebut dapat diilustrasikan dalam gambar I. berikut ini:
Gambar 1. Model Dasar Penelitian Tindakan Kelas Kurt Lewin dalam Arikunto (2002:84)
Tahap-tahap siklus diatas dapat dilanjutkan ke dalam siklus berikutnya dengan rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi ulang berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus sebelumnya. Dan jumlah siklus dalam suatu penelitian ini bergantung pada bagaimana permasalahan yang dihadapi sudah dapat dipecahkan melalui refleksi yang dilakukan.ptk ips smp kelas 7 kurikulum 2013
Selain itu model penelitian tindakan yang telah dikembangkan oleh Kemmis dan M. C. Taggart. Model ini merupakan perkembangan dari model penelitian tindakan Kurt Lewin, dimana dalam model penelitian tindakan oleh Kemmis dan M. C. Taggart memberi suatu pemikiran dalam siklus selanjutnya. Jika ternyata, permasalahan belum dapat diatasi maka perlu diberikan perbaikan terhadap perencanaan yang telah ada serta dilakukan tindakan, pengamatan, dan refleksi pada siklus berikutnya, dan demikian seterusnya. Model penelitian tindakan yang diusulkan oleh Kemmis dan M. C Taggart (dalam Kasbolah, 2001:63)
Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kemmis dan M.C.Taggart (dalam Kasbolah, 2001:63).
Secara rinci urutan masing – masing tahap dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut
C. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data.
Data penelitian tindakan ini berupa informan tentang kemampuan siswa kelas VII-A SMP Negeri 04 ...... tahun ajaran 2015/2016 tentang penggunaan metode pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS Geografi pada pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia. Data penelitian ini dikumpulkan dari siswa kelas VII-A SMP Negeri ......., data yang diperoleh berupa nilai post test, tanggapan siswa tentang metode kooperatif model TGT melalui angket dan aktivitas siswa.
2. Teknik Pengumpuan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpualn data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Metode Observasi.
Observasi dilakukan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik yang dilakukan terhadap objek di tempat penelitian. Menurut Rianto (2001: 96) “observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian”.Dalam melakukan observasi selama pembelajaran berlangsung, peneliti sebagai guru dibantu oleh guru mitra.
b) Metode angket.
Menurut Rianto (2001:87) “angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis.”
Merupakan usaha mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan cara sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian ini. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh data tentang bagaimana respon siswa terhadap penggunaan metode kooperatif model TGT, apakah cukup memberi variasi dari metode konvensional yang sering digunakan dalam pembelajaran IPS Geografi pada pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia. Angket ini diberikan pada akhir pembelajaran.
c) Metode tes.
Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadap sejumlah pertanyaan- pertanyaan atau suruhan- suruhan kepada subjek penelitian, Budiyono (2003:54). Metode tes digunakan untuk mengetahui seberapa besar penyerapan materi siswa pada pokok bahasan Unsur Fisik Wilayah Indonesia dengan sub pokok bahasan posisi geografis Indonesia, hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di Indonesia,angin muson di Indonesia, persebaran flora dan fauna di Indonesia dan persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia. Pelaksanaannya dengan menggunakan metode kooperatif model TGT ini.
D. Validitas Data
Dari informasi yang telah di dapat oleh peneliti maka data dalam penelitian itu akan diperiksa validitas agar kebenaran data itu dapat dipertanggung jawabkan. Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data dan triangulasi metode. Menurut Sutopo (2002:80), triangulasi adalah “mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda”.ptk ips smp kelas 7 kurikulum 2013
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data dan triangulasi metode. Triangulasi data dilakukan dengan cara memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda – beda untuk menggali data yang sejenis, selain itu juga ada cara lain yaitu dengan menggali informasi dari suatu narasumber tertentu, dari kondisi lokasinya, dari aktivitas yang menggambarkan perilaku orang atau warga masyarakat, atau dari sumber yang berupa catatan atau arsip dan dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksud peneliti (Sutopo, 2002:79). Misalnya, untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada semester ganjil, peneliti melakukan hal – hal sebagai berikut :
1. Memberikan tes tentang materi yang diajarkan pada semester ganjil yaitu unsure fisik wilayah Indonesia.
2. Menerapkan metode pembelajaran Teams Games Tournament.
E. Teknik Analisis Data
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan analisis melalui 3 alur kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sedangkan tahap – tahap analisis data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Reduksi data.
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang kasar yang muncul dari catatan – catatan tertulis di lapangan. Proses reduksi data ini berlangsung terus menerus selama pelaksanaan penelitian sampai penelitian berakhir. Reduksi data dilakukan pada awal penelitian pada akhir penelitian.
2. Sajian data.
Sajian data / data – data display dapat diartikan sebagai penyajian dari sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada tahap ini informasi – informasi yang telah diperoleh selama pendidikan disusun untuk mempermudah dalam penarikan kesimpulan.
3. Penarikan kesimpulan.
Merupakan penarikan kesimpulan dari hasil penelitian. Dari awal pengumpulan data sudah ada pernyataan – pernyataan yang digunakan sebagai arahan – arahan untuk mengambil suatu kesimpulan sementara.
D.PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)IPS SMP DOC
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 1990. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT Remadja Rosdakarya.
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arend, R.I. 1997. Classroom Instruction and Management. New Jersey: The Mc Graw Hill Companie. Inc.
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Tindakan. Surakarta: UNS Press.
Cece N. Djadja dan Tabrani R. 1987. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Remadja Karya.
Darmawijaya, Isa. 1997. Klasifikasi Tanah: dasar teori bagi peneliti tanah dan pelaksana pertanian di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Prees.
Drost, J. 2005. Dari KBK sampai MBS. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Kasbolah, Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Malang.
Lie, Anita. 2005. Cooperativ Learning. Jakarta: PT Gramedia.
Moleong, Lexy , J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim.2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Rosdakarya.
Rianto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. sSurabaya. SIC
Roostiyah , N. K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto.2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumantri. M, & Permana, Johar. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana.
Suranto, Basrowi, dan Sukidin.2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Insan Cendekia.
Slavin, Robert E.1995. Cooperatif Learning Theory and Practise, Secind Edition. Boston: Allyn and Bacon Publisher
Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Rosda Karya.
Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom AR). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi: Jakarta.
Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto
Blog yang membahas CONTOH PTK GEOGRAFI SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam
penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi
vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk
halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda
sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas
bantuannya.