CONTOH LENGKAP PTK PENJAS KELAS IV
GULING DEPAN-Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
(penjasorkes) ditemukan beberapa masalah yang kompeks khususnya pada
pembelajaran senam lantai guling depan. Dalam kegiatan pembelajaran siswa
mengalami kesulitan. Factor tersebut yang menyebabkan minat dan motivasi siswa
berkurang.Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah
permainan tiga pos dalam pembelajaran senam lantai guling depan dapat
meningkatkan hasil belajar, minat dan motivasi siswa Kelas IV SDI ... III
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dalam
mengikuti pembelajaran senam lanati guling depan pada Siswa Kelas IV SDI
... III Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun Pelajaran 2015/2016 Melalui
Permainan Tiga Pos. ptk
penjas sd doc
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran senam
lantai guling depan melalui permainan tiga pos di kelas IV SDI ... III
berdampak positif, hal ini terlihat pada hasil ketuntasan belajar siswa
melebihi KKM yang telah ditetapkan yaitu 75 mengalami peningkatan yaitu pada
siklus I ketuntasan belajar siswa mencapai sedangkan pada siklus II ketuntasan
belajar siswa mencapai
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran senam lantai
guling depan melalui permainan tiga pos mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat
meningkatkan hasil belajar dan minat serta motivasi belajar siswa yang
ditunjukan dengan rata-rat jawaban siswa yang menyatakan sangat setuju 85,7%
pada angket minat siswa, dan siswa menjawab sangat setuju 89,3% pada hasil
angket motivasi siswa.
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas PENJASKES
SD yang diberi judul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING DEPAN
DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN TIGA POS PADA SISWA KELAS IV SD ... III
KECAMATAN ... TAHUN PELAJARAN 2015/2016". Disini akan di bahas
lengkap.
PTK ini bersifat
hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE
PTK PENJASKES SD KELAS IV lengkap dalam bentuk MS
WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan
PTK dapat (SMS ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 022 SD).
A.CONTOH LENGKAP PTK SD KELAS IV MATA PELAJARAN PENJASKES
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidkan adalah rekontruksi aneka pengalaman dan
peristiwa yang dialami individu agar segala sesuatu yang baru menjadi lebih
terarah dan dan bermakna. Tujuan pendidkan yang utama adalah meningkatkan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan keterampilan, mempertinggi
budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat mebangun dirinya sendiri
serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembanguna bangsa.
Pendidikan jasmani (penjas) bertujuan untuk
mengembagkan kemampuan organik, neuromoskuler, intelekual dan emosional secara
menyeluruh. Sebagai bagian integral dari pendidikan pada umumnya, pendidikan
jasmani memberikan kontribusi besar pada pencapaian tujuan tujuan pendidikan
pada umumya. Penjas memegang dalam mengembangkan nilai-nilai humanitas yang
diorientasikan pada peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Penjas ditingkatkan
disekolah dengan tujuan untuk membantu siswa dalam meningkatkan kesegaran
jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif, serta
kemampuan gerak dasar dalam berbagai pendekatan jasmani bagi siswa. Oleh karena
itu penjas dan kesehatan merupakan mata pelajaran wajib dan dilaksanakan sesuai
dengan kurikulum yang berlaku, ini terbukti bahwa pendidikan jasmani diberikan
pada tiap-tiap sekolah mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah sampai Perguruan Tinggi.
Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di
Indonesia hingga dewasa ini adalah belum efektifnya pengajaran penjas di
sekolah-sekolah. Download
ptk penjas sd doc Pengajaran
pendidikan jasmani yang efektif dalam kenyataan lebih dari sekadar
mengembangkan keterampilan olahraga. Pengajaran tersebut pada hakikatnya
merupakan proses sistematos yang diarahkan pada pengembangan pribadi anak
seutuhnya.
Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa mampu
memperoleh bebagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang
menyenagkan kreatif, terampil, meningkatkan dan memelihara kesegaran jasamani
serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Pembelajaran, yaitu sama-sama mengembagkan tiga ranah
utama, yaitu psikomotorik, afektif dan kognitif. Namun ada kekhususan dari
program pendidikan jasmani yang tidak dimiliki program pendidikan lannya, yaitu
dalam hal mengembangkan wilayah psikomotor, yang biasanya dicapai dengan tujuan
mengembangkan kebugaran jasmani anak dan pencapaian keterampilan geraknya.
Kondisi belum efektifnya kegiatan pembelajaran
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adala, kurangnya inovasi
guru tentang pelajaran senam dan takutnya anak terhadap cidera setelah
melakukan gerakan senam sehingga anak takut untuk melakukan terutama pada siswa
putri.
Fenomena itulah yang terjadi di SDI ... III
Kecamatan ... Kabupaten .... Hasil observasi dan wawancara peneliti dengan
salah satu guru pendidikan jasmani di SDI ... III mengatakan pada saat
pembelajaran penjasorkes pada materi senam lantai anak cenderung malas
mengikuti pelajaran berbeda pada saat materi pelajaran sepak bola atau
permainan lainnya anak cenderung semangat pada saat pembelajran guling depan masih
ada anak yang takut bahkan sembunyi terutama anak putri, setelah peneliti
bertanya pada salah satuanak kelas empat mengatakan bersifat monoton kurang
menarik sehingga membuat siswa cepat bosan sehingga motivasi mereka yntuk
mengikuti pembelajaran berkurang. Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) unrtuk
mata pelajaran pendidikan jasmani kelas empat di SDI ... III adalah 75,
sehingga semua materi pelajaran pendidikan jasmani harus mencapai nilai minimal
75. Contoh ptk penjas kelas iv
Tapi pada kenyataannya masih banyak siswa yang
belum mencapai ketuntasa kriteria minimal dalam pembelajaran khususnyaa guling
depan, rata-rata nilai kelas menunjukan angka 30 persen dari jumlah siswa
mendapat nilai dibawah 75 menjadi bukti kongkrit hasil belajar siswa masih
belum mencapai KKM. Kenapa hal ini bisa terjadi? Hal ini disebabkan siswa pada
saat pembelajaran kurang menarik siswa asyik berbicara sendiri pada saat guru
menjelaskan materi yang akan disampaikan,dalm pmbelajaran tersebut siswa masih
kesulitan dalam melakukan teknik senam lantai guling depan terlalu banyak
menunggu giliran sehingga menjadi malas dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian, penjelasan dan latar belakang
diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan
judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Guling Depan Dengan Menggunakan
Permainan Tiga Pos Pada Siswa Kelas IV SDI ... III Kecamatan ...
Kabupaten ... Tahun Pelajaran 2015/2016”
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian sebelumnya, penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut : “apakah penggunaan permainan tiga pos dalam
pembelajaran senam lantai guling depan pada mata pelajaran penjasorkes dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDI ... III ?
1.3 Tujuan Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini bertujuan
untuk mengetahui apakah penggunaan model permainan tiga pos dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran senam lantai lantai guling
depan pada siswa kelas IV SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten .... Tahun
Pelajaran 2015/2016 melalui permainan tiga pos.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperole dripenelitin ini adalah :
1. Manfaat praktis
a. Bagi Siswa
Melalui pemainan tiga pos, anak ingin mencoba. Siswa
diharapkan lebih bersemangat dan terpacu dalam mengikuti pelajaran penjas
disekolah dan lebih berprestasi lagi. Sehingga memperoleh hasil belajar yang
maksimal.
b. Bagi Guru
Penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan masukan
bagi guru penjasorkes di SDI ... III yaitu melalui permainan tiga pos
dalam pembelajaran materi senam lantai guling depan, sehingga dapat mendukung
pencapaian hasil blajar secara maksimal.
c. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan fakta bahwa melalui penerapan
permainan tiga pos dalam materi pembelajaran senam lantai guling depan dapat
menngkatkan minat hasil belajar.
1.5 Sumber Pemecahan Masalah
Dari permasalahan yang telah diuraikan diatas maka
sumber pemecahan masalah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
1.5.1 Mengadakan pembelajaran senamlantai guling depan
sesuai dengan rencana pembeajaran pada siswa kelas IV SDI ... III
Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun Pelajaran 2015/2016.
1.5.2 Menggunakan metode pembelajaran dengan
menggunakan metode permainan tiga pos pada pembelajaran senam lantai guling
depan pada saat mengadakan penelitian.
1.5.3 Menilai dan mencatat hasil penelitian.
B.CONTOH LENGKAP PTK PENJASKES SD DOC
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. pendidikan jasmani
2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan
menggunakan aktifitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung
tidak terlambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai integral
dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang
bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuromuskuler, intelektual dan
sosial (H. Abdul Kadir Ateng, 1992). Menurut Pangrazi dan Daguer ( 1992 ) dalam
Adang Suherman (2000;20) menyatakan bahwa penjas merupakan bagian dari program
umum yang memberikan kontribusi, terutama perkembangan anak secara menyeluruh.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran
melalui aktifitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampian motorik, pengetahuan dan perilak hidup sehat dan
aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara
seksama untuk meningkatkan pertumbuha dan perkembangan seluruh ranah, jasmani,
ranah psikomotor, ranah kognitif dan ranah afektif setiap siswa. (Samsudin, 200
8:2)
2.1.1.2 Tujuan Penjasorkes
Pada dasarnya penjasorkes merupakan proes pendidikan
melalui aktifitas jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk
meningkatkan kemampuan jasmani, oleh karena itu tujuan yang ingin dicapai
melalui penjasorkes mencakup pengembangan individu secara menyeluruh, artinya
cakupan penjasorkes tidak hanya pada aspek jasmani saja, akan tetapi juga aspek
mental, emosional, sosial dan spiritual. download
ptk penjaskes sd gratis Penjasorks
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut ini:
1) mengembangkan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui
berbagai aktifitas jasmani dan olahraga terpilih
2) meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis
yang baik
3) meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4) meletakan landasan dasar karakter moral yang kuat
melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung didalam penjasorkes.
5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,
betanggug jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis.
6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan
diri sendiri orang
7) lain dan lingkungan
8) Memahami konsep aktifitasasmani dan olahraga
dilingkungan yang bersih sebagai informasi untuk pencapaian pertumbuhan fisik
yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap
yang positif ( Depdiknas, 2006:195)
2.1.1.3 Pengertian Minat
Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak
senang dalam menghadapi suatu objek (Mohamad Surya, 2004: 100). Minat berkaitan
dengan perasaan suka senang dari seseorang terhadap suatu objek.
Dari berbagai pendapat para ahli di atas peneliti
mengambil kesimpulan bahwa timbulnya minat seseorang itu disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu faktor rasa tertarik atau rasa senang, faktor perhatian
dan aktivitas.
2.1.3. Pengertian Motivasi
Menurut slameto (2010: 170) menyatakan bahwa motivasi
adalah suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas,
konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia.
Dari definisi di atas, dapat diketahui bahwa motivasi
terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan kemampuan untuk melakukan
sesuatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan.
Motivasi ada dua macam, yaitu :
2.1.3.1 Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh
sesorang yang senang olahraga tida usah ada yang menyuruh atau mendorongnya,ia
sudah rajin berolahraga.emudian kalau dilihat dari segi tjuan kegiatan yang
dilakukannya misalnya lompat jauh, mka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik
adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung didalam pembelajaran lompat jauh
tersebut. Sebagai contoh kongkret, seseorang yang mengikuti embeajaran lompat
jauh dengan sungguh-sungguh, karena betul betul ingin bisa. Tidak karena tujuan
yang lain. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai
bentuk motivasi yang didalamnya aktifitas olahraga dimulaidan diteruskan
berdasarkan suatu dorongan dar dalam diri kita dan secara mutlak berkait dengan
aktifitas olahraganya. Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi
intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang berprestasi. Satu-satunya
jalan untuk mencapainya adalah belajar dan berlatih tanpa belajar dan berlatih
tidak mungkin berprestasi. Dorongan yang menggerakan itu bersumber pada suatu
kebutuhan kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjai orang yang
beprestasi.
2.1.3.2 Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrisik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya rang sangan dari luar. Sebagai contoh seseorang
berlatih karena tahu akan mengadapi kejuaraan dengan harapan mendapatkan
prestasi sehingga dipuji oleh temannya dan pacarnya. Jadi kalau dilihat dari
segi tujuan kegiatan yang dilakukannya itu. Download PTK penjas guling depan Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktifitas berlatih dimulai
dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang secara tidak mutlak
berkaitan dengan aktifitas berlatih.
Bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik in tidak baik
dan penting. Sebab kemungkinan besarkeadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah,
dan juga komponen- komponen lain dalam proses belajar dan berlatih ada yang
kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
2.1.4 Belajar
Slameto dalam kurnia (2007: 2), mendefinisikan belajar
sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya.
Dari pengertian-pengertian belajar tersebut, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman
dalam interaksi dengan lingkungannya, dan perubahan perilaku tersebut tidak
berasal dari proses pertumbuhan. Dengan kata lain, belajar adalah suatu
kegiatan atau aktivitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi
perubahan kemampuan diri, sebagai hasil pengalaman individu dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Dengan belajar siswayang tadinya tidak tahu menjadi tahu,
tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu, atau yang tidak
terampil menjadi terampil.
2.1.4.1 Unsur-Unsur Belajar
Menurut catharina Tri Anni, dkk (2006: 4-5) yang
mengutip dari Gagne (1977: 4), belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya
terdapat berbagai unsur yang saling kait-mengait sehingga menghasilkan
perubahan perilaku. Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Pembelajar, dapat berupa peserta didik, pembelajar,
warga belajar, dan peserta pelatihan. Pembelajaran memiliki organ pengindraan
yang digunakan untuk menangkap rangsangan; otak yang digunakan untuk
mentranformasikan hasil pengindraannya kedalam memori yang komlpeks; dan syaraf
otot yang digunakan untuk menampilkan kinerja yang menunjukan apa yang telah
dipelajari. Rangsangan (stimulus) yang diterima oleh pembelajar kemudian
diorganisir dalam bentuk kegiatan syaraf, beberapa rangsangan itu disimpan di
dalam memorinya. Kemudian memori tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan yang
dapat diamati seperti gerakan syaraf atau otot dalam merespon stimulus.
2. Rangsangan (stimulus). Peristiwa yang merangsang
pengindraan peserta didik disebut situasi stimulus. Dalam kehidupan seseorang
terdapat banyak sti m u lus yang berada di lingkungan seseorang. Suara, sinar,
warna, panas, dingin, tanaman, gedung, dan orang adalah stimulus yang selalu
berada di lingkungan seseorang. Agar pembelajar mampu belajar optimal, ia harus
memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati.
3. Memori. Memori pembelajar berisi berbagai kemampuan
yang berupa pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas
belajar sebelumnya.
4. Respon. Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi
memori disebut respon. Pembelajar yang sedang mengamati stimulus, maka memori
yang ada di dalam dirinya kemudian memberika respon terhadap stimulus tersebut.
Respon dalam pembelajaran pada akhir proses belajar yang disebut dengan
perubahan perilaku atau perubahan kinerja (performance). Keempat unsure belajar
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Aktivitas belajar akan terjadi pada
diri pembelajar apabila terdapat interaksi antara situasi stimulus dengan isi
memori sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya
situasi stimulus tersebut. Perubahan perilaku pada diri pembelajar itu
menunjukan bahwa pembelajar telah melakukan aktivitas belajar. ptk penjas sd doc
2.1.4.2 Belajar Gerak
Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui
respon-respon muskular yang di ekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian
tubuh (John N. Drowtzky, 1975).
Di dalam belajar gerak, materi yang dipelajari adalah
pola-pola gerak keterampilan tubuh, misalnya gerakan-gerakan dalam olahraga.
Proses belajarnya meliputi pengamatan gerakan untuk bisa mengerti prinsip
bentuk gerakannya; kemudian menirukan dan mencoba melakukannya berulangkali;
untuk kemudian menerapkan pola-pola gerak yang dikuasai di dalam
kondisi-kondisi tertentu yang dihadapi; dan akhirnya diharapkan pelajar bisa
menciptakan gerakan-gerakan yang lebih efisien untuk menyelesaikan tugas-tugas
gerak tertentu. Domain kemampuan yang paling intensif keterlibatannya adalah
domain fisik domain psikomotor, namun bukan berarti bahwa domain kognitif dan
domain afektif tidak terlibat. Domain kognitif dan domain afektif tetap
terlibat, namun tidak merupakan unsur sentral di dalamnya. Sedangkan mengenai
hasil belajar di dalam belajar gerak adalah berupa peningkatan kualitas gerakan
tubuh.
Domain fisik dan domain psikomotor merupakan titik
sentral di dalam belajar gerak. Belajar gerak terjadi dalam bentuk atau melalui
respon-respon muscular yang diekspresikan dalam gerakan-gerakan bagian-bagian
tubuh secara sebagian-sebagian atau secara keseluruhan.
2.1.5 Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan perubaha perilaku yang
diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktifitas belajar (Chatarina Tri Anni,
dkk, 2007:5). Hasil belajar merupakan faktor yang sangat penting, karena
hasilbelajat mencerminkan kmampuan siswa dalam mempelajari suatu mata
pelajaran. Bentuk dari hasil belajar biasanya ditunjukan dengan nilai yang
diberikan guru
Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar perubahan perilaku siswa dari tidak tahu menjadi tahu, dan
dari tidak mengrti menjadi mengerti yang diukur menggunakan teknik penilaian
tertentu setelah mengalami kegiatan belajar.
2.1.6 Guling Depan
2.1.6.1 Pengertian Guling Depan
Senam lantai (floor exercise) adalah satu bagian dari
rumpun senam, sesuai dengan dengan istilah Lantai,maka gerakan-gerakan senam
yang dilakukan di atas yang beralaskan matras atau permadani atau sering juga
disebut dengan istilah latihan bebas,sebab padawaktu melakukan gerakan atau
latihannya. Pesenam tidak boleh menggunakan alat atausuatu benda. Senam lantai
menggunakan area yang berukuran 12 x 12 meter, dan area 1meter untuk menjaga
keamanan pesenam yang baru melakukan latihan atau rangkaiangerakan. ptk penjaskes sd pdf Unsur
-unsur gerakannya terdiri mengguling, melompat berputar di udara, menumpu
dengan dua tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang pada waktu
melompat ke depan atau ke belakang. Bentuk gerakannya merupaka gerakan dasar
senam perkakas, bentuk latihannya pada putera maupun puteri pada dasarnya
adalah sama,hanya untuk puteri dimasukkan unsur-unsur gerakan balet.
2.1.6.2 Teknik Guling Depan
Olah raga guling depan sangat mudah dilakukan dan juga
mengasyikan tapi dibalik itu semua jika dilakukan tanpa teknik yang benar maka
akan membahayakan keselamatan kita. Berikut ini akan saya postingkan tata cara
melakukan teknik roll depan yang mungkin anda butuh suatu saat nanti, atau
ingin mempraktikkannya secara lang sung, tapi bisa juga untuk pengetahuan saja.
Uraian teknik roll depan;
1. Langkah awal berdiri tegak, kaki rapat, tangan lurus
ke atas dan pandangan kedepan.
2. Guling depan dengan awalan tangan menyentuh matras
dilanjutkan tengkuk, punggung, pinggul, dan kaki, ketika menguling kaki ditekuk
dan berakhir kaki lurus dan rapat, pada saat mengguling rileks saja jangan
kaku, ini akan mempermudah gerakan.
3. Lagkah akhir berdiri sejenak pandangan kedepan dengan
perlahan tangan di tarik ke atas lurus lalu turunkan lagi secara berlahan, ini
untuk mengembalikan keseimbangan setelah melakukan roll.
Gambar 2.1 Senam Lantai
2.1.6 Pembelajaran
2.1.6.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran Max Darsono dkk (2001: 24), Pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga
tingkah laku siswa berubah ke hal yang lebih baik. Adapun ciri-ciri
pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dapat dilakukan secara sadar dan
direncanakan secara sistematis.
2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi
siswa dalam belajar.
3. Pembelajaran yang dapat menyediakan bahan belajar yang
menarik dan menantang bagi siswa.
4. Belajar dapat menggunakan alat bantu belajar yang
tepat dan menarik.
5. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang
aman dan menyenangkan bagi siswa.
6. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima
pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan
ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
2.1.6.2 Pembelajaran Guling Depan Dengan Permainan
Tiga Pos
Pos pertama ini adalah melakukan senam lantai guling
depan dengan awalan jongkok. Dimana anak tersebut pada saat akan melakukan
senam lantai dengan posisi jongkok, tangan diatas matras dagu sedkit dimasukan
kedada, setela ada hitungan 1,2,3 anak teresbut melakukan gulingan. Download PTK penjas guling depan
Setelah melakukan gerakan senam lantai guling depan
dengan awalan jongkok,anak berlari pada pos yang kedua, pos yang kedua ini
adalah anak melakukan senam lantai guling depan depan dengan awalan
membungkukkan badan, cara melakukannya adalah posisi badan sedikit membungkuk
kedepan, dengan tangan menyentuh matras, dilanjutkan tengkuk, punggung, pinggul
dan kaki, ketika mengguling kaki ditekuk dan berskhir kaki luru dan rapat pada
saat mengguling rileks saja jangan sampai, dengan keadaan badan yang rileks
pada saat berguling akan mempermudah gerakan. Langkah akhir berdiri sejenak
pandangan kedepan dengn perlahan tangan ditarik keatas luru lalu turunkan lagi
secara perlahan, ini untuk mengembalikn keseimbangan setelah melakukan
gulingan.
Setelah melakukan guling depan dengan awalan
membungkukkan badan berikutnya adalah kepos yang ke tiga, pos yang ketiga ini
adalah, siswa melakukan guling depan dengan awalan yang sempurna Langkah awal
berdiri tegak, kaki rapat, tangan lurus ke atas dan pandangan kedepan.
Guling depan dengan awalan tangan menyentuh matras
dilanjutkan tengkuk, punggung, pinggul, dan kaki, ketika menguling kaki ditekuk
dan berakhir kaki lurus dan rapat, pada saat mengguling rileks saja jangan
kaku, ini akan mempermudah gerakan. Lagkah akhir berdiri sejenak pandangan
kedepan dengan perlahan tangan di tarik ke atas lurus lalu turunkan lagi secara
berlahan, ini untuk mengembalikan keseimbangan setelah melakukan roll. kegiatan
penutup dilakukan alokasi waktu sepuluh menit. Pada kegiatan penutup ini siswa
dikumpulkan untuk diadakan koreksimenyeliruh cara melakukan senam lantai guling
depan dengan benar, kemudian memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan
tanya tenya jawab, dilanjutkan pendinginan, berdoa kemudian siwa dibubarkan.
Gambar 2.2 Permainan Tiga Pos
Keterangan
1. Pos pertama senam lantai guling depan dengan awalan
jongkok matras warna merah.
2. Pos kedua senam lantai guling depan dengan awalan
membungkukkan badan matras warna kuning.
3. Pos kedua ketiga lantai guling depan dengan awalan
sikap sempurna matras warna hijau.
2.1.7 Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu
proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan
pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup
luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode
yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran
adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku,
film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education
Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras.
2.1.7.1 Hakekat Media Pembelajaran
Kata media dalam “media pembelajaran” secara harfiah
berarti perantara atau pengantar; sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai
suatu kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukan suatu kegiatan
belajar”.
Dengan demikian, media pembelajaran memberikan
penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi
belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar. Dengan kata lain, pada
saat kegiatan belajar berlangsung bahan belajar (learning matterial) yang
diterima siswa diperoleh melalui media. Hal ini sesuai dengan pendapat Lesle J.
Briggs (1979) yang menyatakan bahwa media pembelajaran sebagai “the physical
means of conveying instructional content. .book, films, videotapes, etc.
2.1.7.2 Media Pembelajaran Guling Depan
Pada senam lantai guling depan ini peneliti
menggunakan matras sebagai media yang utama, ukuran matras tersebut adalah 1
,60x2,50cm dengan ketebalan matras 10 cm.. Peneliti menggunakan matras sebanyak
6 buah matras yang diletakan berjajar.
Gambar 2.3 Matras
2.1.8 Kerangka Berfikir
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,
keterampilan sosial, penalaran stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola
hidup sehat dan pengenalan lingkungan hidup bersih melalui aktifitas jasmani,
olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan sistematis dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
termasuk satu upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang diselenggarakan
disekolah baik dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah dan lanjutan atau
kejuruan.
Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara
keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun dalam pelaksananaannya
pengajaran pendidikan jasmani belum efektif seperti yang diinginkan.
Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional. Orientasi pembelajaran
harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan era globalisasi serta cara
penyampaian yang menarik dan menyenangkan suasana pembelajaran yang kondusif
tentunya akan menentukan keberhasailan proses pembelajaran tersebut. Dibutuhkan
sebuah tindaka yang relevan yang dimaksudkan daat menunjang tujuan poses belajar
mengajar dan jga membantu proses berfikir siswa agar dapat dengan segera
memahami informasi yang dimaksud.
Untuk kepentingan jasmani hal ini perlu dilakukan
dalam penyampaian materi yang terkesan sulit dan membutuhkan pemahaman yang
mendalam. Sedangkan pada posisi lain guru juga mempunyai keterbatasan dalam
memberikan tindakan, khususnya dalam memberikan contoh gerakan. Materi senam
daam mata pelajaran pendidikan jasmani dipenuhi dengan rangkaian gerakan yang
membutuhkan kejelian dalam mempelajarinya. Seorang guru yang kesulitan menjadi
model dalam pembelajaran guling depan dapat mencari solusi lain contoh. Apabila
salah dalam memberikan contoh dapat membuat siswa takut untuk melakukan da
canggng untuk mencoba. Selain itu minat untuk belajar siswa berkurang. ptk penjaskes sd pdf Hal
ini jelas akan menghambat tujuan proses pembelajaran.
Guna menyikapi hal tersebut diatas, penggunaan
permainan tiga pos dapat dijadikan alternatif dalam membntu tercapainya tujuan
pembelajaran pembelajaran senam lantai guling depan menggunakan permainan tiga
pos diharapkan dapat meningkatkan hasilbelajar guling depan pada siswa kelas
empat SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun Pelajaran 2015/2016.
C.CONTOH
LAPORAN PROPOSAL PTK SD LENGKAP
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah
siswa kelas IV dengan jumlah 34 siswa SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten
... Tahun Pelajaran 2015/2016.
3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian tindakan kelas ini adalah hasil
belajar guling depan pada siswa kelas IV SDI ... III Kecamatan ...
Kabupaten ... Tahun Pelajaran 2015/2016.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) dilaksanakan pada
bulan Mei 2016 sampai selesai. Dalam satu minggu dilaksanakan satu kali
pertemuan sesuai jadwal mata pelajaran Penjasorkes Kelas IV SDI ... III
Kecamatan ... Kabupaten ...
3.4 Lokasi Penelitian
Rencana lokasi penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di SDI ... III Kecamatan ... Kabupaten ....
3.5 Tekhnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan :
1) Dokumentasi, yaitu untuk memperoleh data nama siswa
kelas IV SDI ... III
2) Observasi ( pengamatan ), yaitu untuk memperoleh data
keterampilan proses siswa yang berupa lembar observasi ( pengamatan ) di
lapangan. Pengamatan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlang sung.
Pengamatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keterampilan sikap
siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh guru
penjasorkes dan kolaborator
3) Angket dan kuesioner, diberikan untuk mengetahui
tingkat kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran guling depan (aspek
kognitif) kuesioner atau angket yang disusun adalah angket. Angket tertutup
adalah angket yang sudah disediakan alternatif jawabannya sehingga responden
tinggal memilih. Hal ini akan mempermudah responden dalam menjawab. Angket atau
kuesioner yang digunakan adalah angket dalam bentuk ya atau tidak. Download PTK penjas guling depan Dimana siswa diberikan pertanyaan singkat kemudian
siswa mengisi dengan memiliih salah satu jawaban yang disediakan.
3.6 Instrument Pengumpulan Data
Insturmen dalah alat atau latihan yang digumakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya
cermat sehingga lebih mudah diolah.
Agar data yang diperoleh akurat digunakan instrumen
pengumpulan data sebagai berikut :
1) Instrumen Pembelajaran
instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi :
(1) SILABUS
Silabus dibuat untuk pedoman dalam pembuatan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
(2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat dan digunakan
untuk panduan peneliti untuk mengatur jalannya proses pembelajaran
2) Instrumen Evaluasi
Instrumen evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran
berupa tes hasil belajar guling depan.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan penelitian
kolaboratif dengan guru bidang studi pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
dan guru kelas yang bersangkutan adalah sebagai pengamat atau observer dala
penelitian. Sedangkan peneliti bertugas sebagai tenaga pengajar sekaligus
bertanggung jawab penuh atas tindakan penelitian tersebut, dimana peneliti
secara penuh terlibat dari mulai perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi.
Penelitian tindakan kelas terdri dari empat tahap,
yaitu planning (perencanaan), action (tindakan), observation (pengamatan),
reflect io n (refleksi). (Agus Kristiyanto, 2010:55). Dalam penelitian ini,
empat tahap itu dijelaskan sebagai berikut:
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah, mendiagnois
masalah, dan
mengembangkan pemecahan masalah.
2) Merancang renana pembelajaran sesuai dengan indikator
pada siklus I yaitu melakukan senam lantai dengan permainan tiga pos
3) Mengkondisikan anak-anak
4) Menyusun lembar pengamatan proses pembelajaran siswa.
b. Tahap pelaksanaan
Langkah kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan
dari perencanaan yang telah dibuat adaah melaksanakan proses pembelajaran
antara lain :
1) Menyiapkan rencana pembelajaran
2) Meyiapkan lintasan yang akan digunakan untuk permainan
3) Menyiapkan lembar pengamatan aktifitas belajar siswa,
kemudian memberikannya kepada guru mitra (pengamat) untk mengamati proses
pembelajaran.
4) Melakukan pengelolaan kelas, meliputi.
a) Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b) Mengadakan presensi dari semua siswa yang hadir.
5) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar materi senam
lantai dengan menggunakan permainan tiga pos.
6) Melakukan pemanasan.
7) Melakukan senam lantai dengan menggunakan permainan.
8) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran
berlangsung.
9) Melakukan pendinginan.
10) Menarik kesimpulan. Contoh ptk penjas kelas iv
c. Pengamatan tindakan
Pengamatan dilakukan untuk mengamati proses
pembelajaran dibuat dengan bergradasi 1, 2, 3, dan 4 dengan ketentuan:
4 – Sangat tinggi, sangat aktif
3 – Tinggi, aktif
2 – Rendah, tidak aktif
1 - Sangat rendah, sangat tdak aktif.
Adapun obyek yang diamati adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
4 Tahap Evaluasi
Refleksi merupakan uraian tentang pro sedur analisis
terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak
tindakan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus berikutnya.
Gambar 3.1
Prosdur dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas, prosedur atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
kegiatan yang berbentuk siklus penelitian dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan dua siklus, setiap satu siklus terdapatsatu kali pertemuan.
Masing-masing siklus memiliki tahapan perencanaa, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.
2. Rancangan siklus dua
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan
hasil yang telah dicapai pada tindakan sikls I sebagai upaya perbaikan dari
siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran
pendidikan jasmani. Dengan demikian termasuk perwujudan tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan tindakan beserta refleksi juga mengacu pada siklus
sebelumnya.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik sebagai berikut.
1. Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling
tepat adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai
instrumen, pelaksannaan observasi dilakukan oleh peneliti dan guru mitra serta
pada saat jam pelajaran berlangsung. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui
tingkah laku siswa selama pembelajaran berlangsung. Tingkah laku siswa diamati
selama proses pembelajaran untuk mengetahui apakah selama proses pembelajaran siswa
aktif dan bertanggung jawab, baik secara individual maupun secara kelompok
dengan instrumen lembar pengamatan aktifitas siswa.
2. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya
barang tertulis. Dalam penelitian ini dokumentasi ang akan digunakan meliputi
data nilai pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan materi senam lantai guling
depan dengan permainan tiga pos pada siswa kelas empat SDI ... III
Kecamatan ... Kabupaten ... Tahun Pelajaran 2015/2016 dan foto-¬foto kegiatan
pembelajaran senam lantai guling depan menggunakan permainan tiga pos.
3. Angket dan kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan
untk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:15 1). Dalam penelitian ini,
angket digunakan untuk memperoleh respon atau tanggapan siswa terhadap
pembelajaran materi guling depan dengan menggunakan permainan tiga pos. Angket
diberikan sesudah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.
I. Instrumen penilaian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdir
dari :
1. Lembar penilaian siswa ranah afektif
2. Lembar penilaian siswa ranah psikomotorik
3. Lembar penilaian siswa ranah kognitif
4. Angket minat dan motivasi terhadap pembelajaran materi
senam lantai guling depan
Penilaian afektif digunakan untuk mengukur perilaku
siswa ketika pembelajaran berlangsung. Untuk penilaian psikomotorik dimaksudkan
untuk menggambarkan penguasaan prosedur gerak dan koordinasi, dan penilaian
kognitif untuk mengukur inteektual siswa. Download ptk penjas sd doc Lembar penilaian kognitif berisi soal-soal tes
dengan materi pelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar pokok bahasan senam
lantai guling depan. Adapun bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda.
Adapun kisi-kisi instrumen masing-masing aspek yang
digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
3.8 Analisa Data
Dari hasil penelitian, data yang dianalisis adalah
1) Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar yang
diperoleh masing¬ma sing siswa, digunakan rumus:
Nilai = ∑ jumlah jawaban benar x 100
∑ jumlah seluruh soal
2) Untuk menentukan nilai rata-rata kelas, yaitu:
Rata-rata nilai siswa = ∑ nilai semua siswa
∑ siswa
3) Untuk menentukan tingkat tuntas belajar klasikal,
yaitu: Ketuntasan klasikal = ∑ siswa yang mendapat nilai ∑ x 100%
∑ siswa yang men gikuti tes
4) Untuk menentukan nilai hasil observasi yang meliputi
penilaian afektif dan penilaian psikomotorik, digunakan rumus:
Nilai = ∑ skor perolehan x 100%
∑ skor maksimal
D.DOWNLOAD LENGKAP PTK UNTUK SD
DAFTAR
PUSTAKA
Baley, J.A. dan Field D.A. (1976). Physical Education
and Physical Educator. (Ed.2) Boston: Allyn and Bacon, Inc. Dikutip dari Buku
Azaz dan Falsafah Pendidikan Jasmani.2008. Jakarta: Universitas Terbuka.
Bimo, Walgito. 2005. PengantarPsikologiU
mum(edisikelima). Yogyakartta: Andi.
Dikpora Pemkab Tegal. 2010. Silabus Penjasorkes, kelas
IV Semester 1 & 2, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Tegal.
Eko, Arianto.2013. U paya M eningkatkan M inat, M
otivasi dan H asil Belajar Lompat Jauh Gaya Hang Style Dengan Media Bola
Gantung Bagi Siswa Kelas II A SM P N 1 Randublatung Kabupaten Blora Tahun
2015/2016, Program Sarjana Universitas Negeri Semarang.
Elizabet B. Hurlock. 1999. PerkembanganAnak
(edisikeenam). Jakarta: Erlangga.
Menpora. 1984. Pola Dasar Pembangunan Olahraga .
Dikutip dari Buku Azas dan falsafah Pendidikan Jasmani. 2008. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Rudi, Susilana & Cepi Riyana. 2012. M ed i a P em
bela jar an. Bandung: CV Wacana Prima
Seaton, D.O. et al. 1974. Physical Education Hand
Book,Englewood. Clifs. N 6th. Prentice-hall, inc. Dikutip dari Buku Pendidikan
Jasmani dan Olahraga. 2011. Jakarta: Universitas Terbuka.
Siti, Safariatun. 2008.Azaz dan Falsafah Pendidikan
Jasmani. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suharsimi, Arikunto. 2006.
ProsedurPenelitianPendekatanPraktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
John N. Drowatzky.1975. Motor Learning: Principles and
Practices. Dikutip dari Buku Perkembangan Dan Belajar Motorik. 2008.Jakarta:
Universitas Terbuka.
Tim Bina Karya Guru. 2004. Pendidikan Jasmani Untuk
Sekolah Dasar KelasIV. Jakarta: Erlangga.
Terima kasih
telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas CONTOH
PTK PENJASKES SD- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk
memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan
cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya
dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.