CONTOH LENGKAP PTK PENJAS KELAS V SD TERBARU-Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari si stem pendidikan secara keseluruhan. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, guru harus dapat membuat suatu model pembelajaran yang menarik bagi siswa. Dalam proses pembelajaran Penjasorkes di SDI ... hasilnya masih rendah, meskipun guru yang bersangkutan berusaha mengajar dengan baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan membuat modifikasi permainan, sepak bola merupakan salah satu olahraga permainan yang dapat dimodifikasi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hasil dari penerapan model pembelajaran Penjasorkes melalui modifikasi permainan sepak bola di sekolah ini. Contoh ptk penjas pdf
Penelitian ini dilaksanakan di SDI ... , sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 26 siswa. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dimana setiap
siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi
(pengamatan), dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan lembar observasi serta angket/kuesioner yang digunakan untuk
mengetahui pemahaman siswa terhadap materi sepak bola.
Data hasil pengamatan siklus I dan II yaitu: unjuk
kerja (psikomotor) diperoleh hasil sebesar 44,89% dan 46,55% dengan kriteria
cukup. Data hasil pengamatan sikap dan perilaku (afektif) adalah 97,36% dan
99,17% dengan kriteria baik. Data hasil penilaian pemahaman siswa (kognitif)
sebesar 86% dan 88% dengan kriteria baik. Berdasarkan perbandingan hasil yang
dicapai antara siklus I dan siklus II, secara keseluruhan nilai yang diperoleh
untuk setiap aspek terdapat peningkatan.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pembelajaran
Penjasorkes dengan modifikasi permainan sepak bola dapat berjalan dengan baik
dan diterima baik oleh setiap siswa. Sedangkan saran dalam penelitian ini
adalah dengan adanya penelitian penerapan model pembelajaran penjasorkes
melalui permainan sepak bola mini dapat dijadikan alternatif model pembelajaran
penjasorkes sehingga dapat mengatasi kekurangan sarana dan prasarana yang ada
di sekolah.
Laporan penelitian
tindakan kelas ini membahas PENJASKES SD yang diberi judul "PENERAPAN
PERMAINAN SEPAK BOLA MINI DALAM PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA
KELAS V SDI ... KECAMATAN ... KABUPATEN ... TAHUN AJARAN 2016/2017".
Disini akan di bahas lengkap.
PTK ini bersifat
hanya REFERENSI saja kami tidak
mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang
menginginkan FILE PTK PENJASKES KELAS 5 SD lengkap dalam bentuk MS WORD
SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK
dapat (SMS ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 021 SD).
A.DOWNLOAD LENGKAP PTK PENJASKES DENGAN METODE BARU
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang Masalah
Pendidikan jasmani sebagai salah satu komponen
pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun, dalam
pelaksanannya, pembelajaran pendidikan jasmani belum dapat berjalan efektif.
Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan peserta didik,
isi, dan urusan materi, serta cara penyampaian harus disesuaikan dengan
karakteristik siswa yang selalu ingin bermain sehingga pembelajaran menjadi
menarik dan menyenangkan. Sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya
mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan-perkembangan
pribadi peserta didik seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model
pembelajaran jasmani yang efektif perlu dikuasai oleh para guru yang hendak
membelajarkan pendidikan jasmani.
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, guru harus
dapat mengajarkan berbagai gerak dasar, teknik permainan olahraga,
internalisasi nilai-nilai (sportifitas, kerjasama, dll.) dari pembiasaan pola
hidup sehat. Pelaksanaan bukan melalui pembelajaran konvensional di dalam kelas
yang berkajian teoritis, namun melibatkan unsur mental, fisik, intelektual,
emosional dan sosial. Aktifitas pembelajaran harus mendapatkan sentuhan
didaktik-metodik, sehingga aktifitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan
pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh
berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan,
kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani
sertapemahaman terhadap gerak manusia. Download ptk penjaskes sd kelas v doc
Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang
dimiliki sekolah¬, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif
dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang
ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan
sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan
cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti
pelajaran penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan
oleh guru pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya pendidikan jasmani.
Perlunya pengertian akan arti penting pendidikan
jasmani pada siswa juga ikut berperan dalam membangkitkan minat siswa dalam
belajar. Dengan metode yang tepat dan informasi yang benar akan dapat menarik
minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani, selain itu
tersedianya fasilitas dan peralatan yang ada di sekolah juga tidak kalah
penting dalam rangka mewujudkan tujuan dari pendidikan jasmani.
Observasi yang telah dilakukan oleh peneliti
mendapatkan bahwa permainan sepak bola konvensional yang berdasarkan aturan
sesungguhnya, kurang sesuai dengan karakteristik psikomotorik anak usia sekolah
dasar. Permainan sepak bola konvensional yang didisain untuk orang dewasa,
ketika diterapkan pada anak usia sekolah dasar yang cenderung memiliki postur
yang jauh lebih kecil berjalan dengan kurang efektif. Hal itu dikarenakan
lapangan yang terlalu luas, maka frekuensi siswa untuk merasakan permainan
terutama untuk menendang bola juga sangat kurang. Mereka cenderung pasif
menunggu bola datang dan bola pun selalu didominasi oleh beberapa siswa yang
memiliki kemampuan lebih dibandingkan siswa lain.
Di SDI ... , untuk sarana dan prasarana yang ada bisa
dikatakan kurang untuk dapat dilangsungkan proses pembelajaran permainan sepak
bola. Halaman sekolah dengan luas 162 m² ( 9meter x 1 8meter ) dapat dipakai
menjadi lapangan bola voli dan badminton, di belakang gedung sekolah terdapat
bak pasir yang digunakan untuk lompat jauh. Untuk mencapai lapangan sepak bola
yang bahkan harus ke kecamatan tetangga dibutuhkan waktu kurang lebih 30 menit
dengan berjalan kaki sehingga menyebabkan pembelajaran tidak berjalan maksimal.
Berdasarkan pengamatan di SDI ... , peneliti
mendapatkan siswa yang antusias dalam pembelajaran pendidikan jasmani maupun
aktivitas olahraga lain yang diadakan. Bahkan sepak bola menjadi olahraga yang
paling diminati oleh siswa SDI ... . Namun dalam pelaksanaan pembelajaran
permainan sepak bola konvensional yang diterapkan tidak sesuai dengan kemampuan
psikomotorik siswa. Selain itu dengan jarak yang jauh membuat pembelajaran
berjalan kurang efektif dan efisien. Pendekatan modifikasi dalam pembelajaran
harus dilakukan agar pembelajaran yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tumbuh
kembang siswa. Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Permainan Sepak Bola Mini dalam
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Siswa Kelas V SDI ... Kabupaten
... Tahun Ajaran 2016/2017”.
1.2. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, mengacu pada
judul penelitian yaitu “Penerapan Permainan Sepak Bola Mini dalam Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan Siswa Kelas V SDI ... Kabupaten ...
Tahun Ajaran 2016/2017” maka permasalahan yang menjadi pokok penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana penerapan permainan Sepak bola Mini
dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada siswa kelas V SDI ...
Kabupaten ... Tahun Ajaran 2016/2017?
1.3. TujuanPenelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah
penerapan permainan Sepak Bola Mini dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan pada siswa kelas V SDI ... Kabupaten ... Tahun Ajaran
2016/2017.
1.4. Penegasan Istilah
Untuk dapat memperoleh gambaran yang jelas dan
mengarah pada tujuan penelitian dalam pembuatan penelitian ini, maka perlu
kiranya ada penjelasan mengenai beberapa istilah yang digunakan, yaitu :
1.4.1. Penerapan
Penerapan dalam Nurhasan, dkk. (1992:65) dijelaskan:
”Pengukuran dan penilaian mengarah pada kemampuan siswa menggunakan apa yang
sudah diajarkan dalam situasi lain.”
1.4.2. Permainan sepak bola mini
Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing
terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang. Download ptk penjaskes sd kelas 1-6 doc Pemain ini hampir seluruhnya menggunakan
kaki kecuali penjaga gawang yang diperbolehkan menggunakan tangan dan dalam
perkembangan jaman sekarang sepak bola dapat dimainkan dilapangan luar dan juga
dilapangan tertutup (Sucipto, 2000:7).
Permainan sepak bola mini merupakan bentuk modifikasi
dari permainan sepak bola konvensional yang dimainkan oleh 11 pemain dan
membutuhkan prasarana yang harus memadai, seperti lapangan dengan panjang
90-120 meter dan lebar 4 5-90 meter. Permainan sepak bola mini ini menggunakan
lapangan yang bisa disesuaikan dengan luasa lapangan yang tersedia di sekolah,
begitu pula jumlah pemainnya menurut jumlah siswa.
1.4.3. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan satu bagian
dari keseluruhan pendidikan yang mengutamakan aktifitas jasmani dan pembinaan
hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial dan
emosional yang serasi, selaras dan seimbang (Engkos Kosasih, 1994:2).
Pendidikan jasmani bersal dari kata pendidikan dan
jasmani. Pendidikan adalah perbuatan, hal, cara yang dilakukan untuk memelihara
dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran
(poerwadarminta; 1976:250). Jasmani berarti tubuh (yang sebenarnya); bersifat
benda; mengenai (badan) (Poerwadarminta, 1976:405). Penjas dapat berarti
berbagai cara yang dilakukan untuk memelihara kemampuan tubuh. Selain itu
penjas juga harus mencakup keseluruhan aspek jasamani maupun rohani yang merupakan
sebuah kesatuan yang bulat dan utuh, sehingga keduanya harus selau beriringan
bersama dalam aktifitas penjas itu sendiri.
1.4.4. Sekolah Dasar
Sekolah dasar adalah sekolah tempat memperoleh
pendidikan sebagai dasar pengetahuan untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih
tinggi.
Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada
pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar dilaksanakan dalam waktu 6 tahun,
mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Siswa kelas 6 diwajibkan untuk mengikuti
Ujian Nasional yang mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa. Lulusan sekolah
dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama (SMP) atau yang
sederajat. Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia,
setiap warga negara berusia 7-15 tahun, wajib mengikuti pendidikan dasar 9
tahun, yakni sekolah dasar 6 tahun dan sekolah menengah pertama 3 tahun.
Sekolah Dasar (SD) diselenggarakan oleh pemerintah
maupun swasta. Pengelolaan Sekolah Dasar (SD) negeri di Indonesia yang
sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota sejak diberlakukannya otonomi
daerah pada tahun 2001. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan
sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang nantinya akan diperoleh
diharapkan dapat berguna dan bermanfaat:
1.5.1. Bagi guru
1) Untuk meningkatkan kreatifitas guru di sekolah dalam
membuat dan mengembangkan model pembelajaran yang dimodifikasi.
2) Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternatif
materi pembelajaran yang akan dilakukan.
3) Untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan
tugasnya secara profesional, terutama dalam pengembangan suatu model
pembelajaran yang sudah ada.
1.5.2. Bagi siswa
1) Memberikan pemahaman bagi siswa bahwa dalam proses
pembelajaran penjas tidak harus menggunakan aturan baku salah satu permainan, namun
dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar. Contoh ptk penjaskes sd sepak bola pdf Yang terpenting adalah dapat mencapai setiap
tujuan penjas terhadap para peserta didik.
2) Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih
menyenangkan dan meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
1.5.3. Bagi sekolah
Sebagai masukan dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani untuk selalu mengadakan inovasi terhadap proses belajar mengajar
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SDI ... . Serta untuk lebih
memberi dukungan dalam proses pembelajaran penjas dengan melakukan penambahan
alat dan fasilitas olahraga.
1.5.4. Bagi Penulis
Dapat memperolehpengalaman dalam melakukan penelitian,
sehingga dapat menjadi pertimbangan peneliti dalam pengembangan metode
pembelajaran pada masa yang akan datang.
B.CONTOH LENGKAP PTK PENJAS SD
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan
Terdapat banyak definisi pendidikan jasmani yang
disampaikan oleh para pakar, antara lain : Pendidikan jasmani sebagai proses
pendidikan via gerak insani (human movement) yang dapat berupa aktifitas
jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Sejalan
dengan upaya mencapai tujuan pendidikan maka dalam pendidikan jasmani
dikembangkan potensi individu, kemampuan fisik, intelektual, emosional, sosial
dan moral spiritual (Rusli Lutan, 1992:7).
Pendidikan jasmani merupakan interaksi antara peserta
didik dengan lingkungan secara sistematis untuk membentuk manusia seutuhnnya.
Pembentukan sumber daya manusia diarahkan pada manusia pancasilais, berbudi
pekerti luhur lewat pendidikan jasmani dengan memperhatikan model pembelajaran
serta skema pembelajaran (Sukintaka, 1992:9). Download ptk penjaskes sd kelas v doc
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa
Penjasorkes merupakan bagian integral dari suatu proses pendidikan melalui
aktifitas gerak insani dan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan
secara sistematis untuk membentuk manusia seutuhnya.
2.2. Tujuan Penjasorkes
Menurut Sukintaka (2004), Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan bukan merupakan pendidikan tentang problem tubuh, akan tetapi
merupakan pendidikan tentang problem manusia dan kehidupan yang mempunyai 3
ranah tujuan, yaitu :
1. Jasmani dan Psikomotor, meliputi:
1) Kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan
kardiovaskuler, dan kelentukan
2) Persepsi gerak, gerak dasar, keterampilan, olahraga
dan tari
2. Kognitif, meliputi:
1) Pengetahuan
2) Keterampilan intelektual
3. Afektif, meliputi:
1) Sehat
2) Respek gerak
3) Aktualisasi diri
4) Menghargai diri
5) Konsep diri
2.3. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola
yang digunakan sebagai pedoman untuk merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial (Arends, 1997:7).
Model pembelajaran merupakan sebuah rencana yang
dimanfaatkan untuk merancang pengajaran. Isi yang terkandung di dalam model
pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang digunakan untuk mencapai
tujuan instruksional. Contoh strategi pengajaran yang bisa guru terapkan pada
saat proses belajar mengajar adalah manajemen kelas, pengelompokkan siswa, dan
penggunaan alat bantu pengajaran. (Husdarta, dkk. 2000 :35 )
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu.Selain itu, model pembelajaran juga berfungsi sebagai pedoman
bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran baik dalam rencana pelaksanaan ataupun untuk menyusun silabus
pembelajaran yang akan digunakan.
2.4. Modifikasi Permainan
Menurut Yoyo Bahagia (2000:1) menyatakan bahwa dalam
suatu pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Penjas di sekolah, bisa
dilakukan dengan menggunakan modifikasi. Modifikasi merupakan salah satu usaha
yang dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan
developmentally appropriate practice, yang artinya bahwa tugas ajar yang
diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu
mendorong perubahan tersebut. Oleh karena itu tugas ajar tersebut harus sesuai
dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajarnya. Tugas ajar yang
sesuai ini harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan
karakteristik setiap individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih
baik.
Masih menurut Menurut Yoyo Bahagia (2000:31-32)
menyatakan bahwa modifikasi permainan olahraga dapat dilakukan dengan melakukan
pengurangan terhadap struktur permainan. Struktur-struktur tersebut
diantaranya: (1) Ukuran Lapangan, (2) bentuk, (3) ukuran dan jumlah peralatan
yang digunakan, (4) jenis skill yang digunakan, (5) aturan, (6) jumlah pemain,
(7) organisasi permainan dan (8) tujuan permainan. Lebih lanjut menurut Knut
Dietrich (1984:12-13) menjelaskan bahwa dalam permainan Sepak bola bisa
dilakukan dalam bentuk modifikasi. Modifikasi tersebut bisa dilakukan pada hal:
(1) perubahan jumlah pemain yang ikut, (2) perubahan ukuran lapangan dan peralatan,
dan (3) perubahan peraturan permainan.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa
modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar
pembelajaran mencerminkan developmentally appropriate practice. Contoh ptk penjas pdf Modifikasi permainan dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengurangan terhadap struktur permainan dan dapat juga membentuk
variasi permainan baru.
2.5. Manfaat Modifikasi Permainan
Modifikasi permainan memiliki beberapa manfaat yang
sangat penting. Menurut Yoyo Bahagia (2000:1) menyatakan bahwa modifikasi
memiliki esensi untuk menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran
dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar secara potensial yang
dapat memperlancar siswa dalam belajaranya. Cara ini dimaksudkan untuk
menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi
bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang
lebih tinggi.
Berkaitan dengan modifikasi olahraga atau permainan
yang diterapkan dalam pembelajaran Penjas di sekolah, Gusril (2004:46-48)
menyatakan bahwa modifikasi memiliki keuntungan dan keefektivitasan, yang
meliputi:
1) Meningkatkan motivasi dan kesenangan siswa dalam
pembelajaran Penjas.
Orientasi pembelajaran olahraga dan permainan yang
dimodifikasi ke dalam Penjas, yaitu: menimbulkan rasa senang (gymfun). Anak
yang mengikuti pembelajaran dengan rasa senang, tentu akan mendorong
motivasinya untuk berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran Penjas. Akhirnya
anak akan memiliki kesempatan untuk aktif bergerak, sehingga tujuan
pembelajaran untuk meningkatkan kebugaran anak akan tercapai.
2) Meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Prinsip dalam modifikasi olahraga dan permainan adalah
aktivitas belajar (learning activities). Oleh karena itu dalam pembelajaran
Penjas, yang perlu ditekankan adalah memanfaatkan waktu dengan aktivitas
gerak.
3) Meningkatkan hasil belajar Penjas siswa.
Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa prinsip
pembelajaran yang menggunakan modifikasi adalah aktivitas belajar dan
kesenangan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk beraktivitas tinggi dan
memberikan pengalaman gerak yang banyak.
4) Mengatasi kekurangan sarana dan prasarana.
Salah satu pendukung dalam proses pembelajaran Penjas
adalah ketersediaan sarana dan prasarana yang ada. Sarana merupakan alat yang
digunakan dalam Penjas, sedangkan prasarana menunjukkan kepada tempat atau
lapangan yang digunakan dalam Penjas. Untuk menciptakan proses pembelajaran
penjas yang berkualitas baik, maka diperlukan sarana dan prasarana yang
memadai. Apabila ketersediaaan sarana dan prasarana tidak memadai, maka seorang
guru perlu dituntut untuk berkreatifitas atau menciptakan suatu bentuk
modifikasi untuk mengatasi permasalahan sarana dan prasarana tersebut. Sebagai
contohnya, apabila di sekolah tidak memiliki lempar cakram. Maka untuk
mengajarkan materi lempar cakram, bisa menggunakan ban bekas sebagai pengganti
cakram yang akan digunakan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
modifikasi permainan sangat bermanfaat untuk menganalisa dan mengembangkan
materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran,
meningkatkan aktivitas belajar siswa, meningkatkan hasil belajar siswa serta
dapat mengatasi kekurangan saranan dan prasarana dalam pembelajaran
Penjasorkes.
2.6. Belajar Keterampilan Gerak
Banyak ahli yang telah membuat rumusan pengertian
tentang belajar. Belajar bisa dipandang sebagai suatu proses, fungsi, atau
hasil. Belajar adalah suatu proses yang bisa menghasilkan perubahan kemampuan
yang bisa bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama, dimana prosesnya
terjadi melalui pengalaman yang berulang-ulang.
Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui
respon-respon muskular yang diekspresikan dalam gerak tubuh atau bagian tubuh.
Di dalam pendidikan jasmani, belajar gerak berperan dalam aspek-aspek
pengembangan keterampilan gerak tubuh, penguasaan pola-pola gerak keterampilan
olahraga, dan pengekspresian pola-pola perilaku personal dan interpersonal yang
baik di dalam pertandingan dan tari. (Sugiyanto, dkk 1992:237-238)
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar keterampilan
gerak merupakan kegiatan belajar yang berlangsung melalui respons fisik yang
dapat diamati secara langsung. Pengembangan suatu keterampilan gerak sampai ke
tingkat gerak yang otomatik, merupakan suatu proses yang panjang.
2.7. Karakteristik Anak SD
Usia siswa SD adalah sekitar 6 sampai dengan 12 tahun
dalam psikologi perkembangan, usia tersebut dinamakan fase anak sekolah. Pada
masa ini anak menemukan banyak sekali hal baru yang tidak didapatkannya pada
masa sebelum ini yaitu masa prasekolah yang biasanya mencakup playgroup dan
taman kanak¬kanak. Di lingkungan sekolah dasar anak sudah harus melatih dirinya
untuk mandiri dan tidak selalu tergantung kepada orangtua lagi. Mereka harus
membiasakan diri untuk menjadikan guru sebagai orangtua dan teman-teman sebagai
saudara mereka di lingkungan sekolah. Dari sanalah mereka akan mulai
mengembangkan dirinya untuk bisa beradaptasi dengan berbagai situasi dan
kondisi yang terjadi di lingkungan barunya itu. Sehingga seiring dengan berjalannya
waktu mereka akan tumbuh secara matang, baik dari aspek fisik ataupun jiwanya.
Akan tetapi orang tua harus selalu aktif mendukung dan memberi arahan kepada
anak saat mereka berada di rumah.
2.8. Permainan Sepak Bola
Sepak bola dimainkan oleh dua tim yang masing-masing
beranggotakan 11 pemain yang salah satunya berperan sebagai penjaga gawang.
Karena itu sebuah tim sepak bola yang sedang bermain bisa disebut sebagai
“kesebelasan”. Di luar jumlah 11 pemain yang sedang bertanding itu masih ada beberapa
pemain yang berada di luar lapangan yang disebut sebagai pemain cadangan.
Fungsi dari pemain cadangan adalah sebagai pengganti jika ada pemain yang
terpaksa tidak dapat meneruskan pertandingan. Pergantian pemain ini mungkin
disebabkan ada pemain yang mendapat cedera atau juga stamina salah seorang
pemain sudah mulai menurun.
Permainan Sepak bola hampir seluruhnya dimainkan
dengan menggunakan tungkai kaki, kecuali pemainan yang berperan sebagai penjaga
gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah penalti. Dalam
perkembangannya permainan ini dapat dilakukan di luar ruangan (out door) dan di
dalam ruangan (indoor) yang populer dengan nama futsal. Untukk usia seniorr ,
durasi permainan adaa lah 90 menit dengan dibagi dua babak yang masing-masing
babak berdurasi 45 menit. Setelah menjalani 45 menit pertama dan sebelum
menjalani 45 menit kedua, diberikan waktu jeda istirahat selama 15 menit. Jeda
waktu ini dikenal denn gan istilah “turun minuu m”.(Agus SS alim, 2008 :45).
2.8.1. Lapangan
Gambar. 11 Lapangan Sepak bola (sumber FIFA.com)
Lapangan permainan Sepak bola berbentuk persegi
panjang. Panjangnya 90-110 m dan lebaranya 45-90 m. Panjang lapangan selalu
melebihi lebarnya. Lapangan diberi garis tegas yang lebarnya tidak lebih dari
12 cm. setiap sudut lapangan di pasangi sebuah bendera dengan tiang berujung
tumpul setinggi tidak lebih dari 1,5 m. Tiang bendera yang sama bisa dipasang
di kedua ujung tengah lapangan yang letaknya tidak boleh kurang dari 1 meter di
luar garis pinggir. Garis tengah lapangan ditarik melintang. Titik tengah
lapangan permainan diberi tanda dengan jelas, dan diberi lingkaran dengan
jari-jari9, 15 m. Contoh
ptk penjaskes sd sepak bola pdf
Pada setiap ujung lapangan ditarik dua garis yang
membentuk sudut siku¬siku terhadap garis gawang dengan jarak 5,5 meter dari
setiap tiang gawang. Kedua garis ini memanjang sampai 5,5 meter ke lapangan
permainan dan dihubungkan dengan garis yang sejajar dengan garis gawang. Bagian
yang dikelilingi oleh garis-garis ini dan garis gawang disebut daerah gawang.
Pada setiap ujung lapangan ditarik dua garis yang
membentuk sudut siku¬siku dengan garis gawang, dengan jarak 16 meter dari
setiap tiang gawang. Kedua garis ini memanjang hingga 16 meter ke lapangan
permainan dan dihubungkan dengan garis yang sejajar dengan garis gawang. Bagian
yang dikelilingi oleh garis-garis ini dan garis gawang disebut dengan kotak
penalti. Sebuah tanda titik yang jelas diberikan di daerah penalti, dengan
jarang 11 meter dari titik tengah garis gawang dan berada di depan gawang yang
menunjukkan tempat untuk melakukan tendangan penalti. Dari masing-masing titik
penalti ditarik sebuah garis lengkung dengan diameter 18,3 meter di luar kotak
penalti.
Pada masing-masing bendera sudut terdapat seperempat
lingkaran dengan jari-jari 1 meter. Daerah ini disebut dengan busur tendangan
sudut. (Danny Mielke, 2007: vii)
Gawang dipasang di tengah setiap garis gawang dan
terdiri atas dua tiang tegak lurus yang jaraknya sama dari bendera sudut dan
lebarnya 7,33 meter (ukuran bidang dalam), yang dihubungkan dengan tiang atas
mendatar (horisontal). Tinggi tiang gawang adalah 2,44 meter dari tanah. (Danny
Mielke, 2007: viii)
2.8.2. Bola
Bola harus bulat, bagian luar terbuat dari kulit atau
bahan-bahan lain yang sesuai. Tidak boleh dibuat (bola) dari bahan yang
membahayakan pemain.Keliling bola tidak boleh lebih dari 71 cm dan tidak kurang
dari 68 cm. Berat bola saat pertandingan dimulai tidak boleh lebih dari 450
gram dan tidak kurang dari 410 gram. Tekanan udara antara 0,6 – 1,1 atmosfer
(600 – 1.100 gram/cm2) di permukaan laut.
2.9. Permainan Sepak Bola Mini
Sepak bola mini merupakan sebuah permainan olahraga
yang diadopsi dari permainan sepak bola yang sebenarnya, akan tetapi ada
beberapa aspek yang dimodifikasi. Hal ini ditujukan untuk menyesuaikannya
dengan kondisi siswa yang akan mengalami beberapa kesulitan jika melakukan
permainan sepak bola yang sesungguhnya di dalam sebuah pembelajaran. Selain
itu, pembelajaran pun akan kurang efektif karena siswa akan kesulitan untuk mendapatkan
esensi dari permainan itu. Beberapa aspek yang dirubah dalam permainan ini
antara lain dari segi jumlah pemain dalam sebuah timnya, ukuran lapangan yang
digunakan, serta peraturan yang digunakan dalam permainan.
1) Perubahan Jumlah Pemain
Jumlah pemain yang lebih sedikit meningkatkan
intensitas gerak masing¬masing pemain. Ia akan lebih sering mendapatkan bola,
dan siasat permainan menjadi lebih jelas. Jumlah pemain yang banyak memerlukan
‘semangat kelompok’ yang besar. Para pemain harus ikut berpikir dan bermain,
apabila permainan yang dilangsungkan harus lebih terwujudnya daripada kumpulan
aksi-aksi perseorangan belaka. Download
ptk penjaskes sd kelas v doc
2) Perubahan Ukuran Lapangan dan Peralatan
Lapangan permainan yang luas memberi kemungkinan untuk
bermaian secara lapang, dalam mana pemain harus banyak berlari. Lapangan yang
kecil menyebabkan timbulnya aksi-aksi permainan yang serba sempit, mendorong
ketrampilan mengolah bola serta pengambilan tindakan yang serba cepat.
Gawang yang besar merangsang permainan dalam mana
banyak dilakukan ke arah gawang. Dalam menghadapi gawang yang kecil, peluang
untuk menembak harus diperolah dengan cepat dan cermat.
Bola karet yang elastis mendorong kepekaan
mengendalikan bola. Sebaliknya bola kulit yang dipompa tidak terlalu keras
lebih mudah pengendaliannya, sedang bola yang terbuat dari buntalan kain
memberi peluang bahkan pada anak-anak didik yang belum terampil menahan bola
untuk dapat bermaian dengan baik.
3) Perubahan Peraturan Permainan
Di sini jalan permaian bisa diatur secara lain.
Umpamanya untuk mendorong kerja sama antar pemain, setiap pemain hanya
diperbolehkan menyentuh bola paling banyak tiga kali berturut-turut. Begitu
sentuhan untuk keempat kali terjadi, bola berpindah ke pihak lawan.
Menurut Sam Snow (2011: 20), konsep penyesuaian ukuran
lapangan, gawang, dan bola; jumlah pemain di lapangan; dan durasi permainan
untuk variasi kelompok umur untuk mengakomodasikannya dengan tingkat
perkembangan dan skill pemain. Berikut ini adalah penyesuaian tersebut:
Tabel 1.1
Berdasarkan teori-teori di atas, maka permainan sepak
bola mini sesungguhnya merupakan permainan sepak bola yang sudah dimodifikasi
yang menyesuaikan dengan kondisi peserta didik. Perubahan itu antara lain: 1)
Lapangan yang digunakan berukuran 25 × 18 m, 2) gawang yang digunakan berukuran
2,5 × 1,5 m, 3) bola yang digunakan adalah bola plastik, 4) jumlah pemain dalam
setiap tim adalah 8 pemaian, 5) durasi permainan adalah 30 menit.
2.9.1. Teknik Dasar Permainan Sepak Bola Mini
Pada umumnya permainan Sepak Bola berjalan dengan
tempo yang cepat. Oleh karena itu seseorang pemain Sepak Bola harus memiliki
keterampilan yang baik. Pemain harus dapat berlari dengan cepat, memiliki
kelincahan, dapat menerima bola dengan mantap, dan dapat mengumpan bola dengan
tepat ke sasaran (kawan) serta mampu melakukan tembakan yang jitu ke arah
gawang lawan untuk mencetak skor. Selain itu juga pemain harus memiliki
kordinasi tubuh yang baik agar dapat mengkordinasikan setiap teknik-teknik
gerakkan Sepak Bola dengan baik pula. Oleh karena itu, dalam permainan sepak
bola mini ini yang pada dasarnya mengadopsi dari permainan sepak bola, menuntut
keterampilan setiap siswa.
Dalam garis besarnya, keterampilan dasar permainan
Sepak Bola Mini terdiri dari beberapa teknik dasar, yaitu :
2.9.1.1. Menggiring Bola (Dribbling)
Dribblingadalah keterampilan dasar karena semua pemain
harus mampu menguasai bola pada saat bergerak, diam, ataupun dalam posisi siap
untuk melakukan operan atau tembakan. Ketika pemain telah menguasai kemampuan
dribbling secara efektif, maka dia akan menjadi salah satu pemain yang memiliki
peran dan kontribusi yang sangat besar dalam sebuah pertandingan. Oleh karena
itu dribbling merupakan salah satu teknik wajib yang harus dikuasai oleh setiap
pemain.
2.9.1.2. Mengoper atau Mengumpan Bola (Passing)
Sepak bola miniadalah permainan tim. Walaupun pemain
yang memiliki keterampilan tinggi bisa mendominasi pada kondisi tertentu,
pemain harus saling bergantung pada semua anggota tim untuk menciptakan
permainan cantik dan membuat keputusan yang tepat. Agar bisa berhasil di dalam
lingkungan tim ini, seorang pemain harus mengasah keterampilan mengoper bola
(passing).
Passing adalah seni memindahkan momentum bola dari
satu pemain ke pemain lain. Passing paling baik dilakukan dengan menggunakan
kaki, tetapi bagian tubuh lain juga bisa digunakan seperti kepala ataupun dada.
Peluang untuk dapat melakukan tendangan shooting ke gawang akan lebih banyak
diperoleh jika dapat melakukan passing dengan keterampilan dan ketepatan yang
tinggi
2.9.1.3. Menghentikan Bola (Stopping)
Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar
yang penggunaanya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan
bola untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnya mengatur tempo permainan,
mengalihkan laju permainan dan memudahkan untuk passing.
2.9.1.4. Menyundul Bola (Heading)
bertujuan untuk mengumpan, mencetak gol, dan untuk
mematahkan serangan lawan / membuang bola. Menyundul bola dapat dilakukan
dengan posisi berdiri, melompat, dan sambil meloncat.
2.9.1.5. Menembak (Shooting)
Shooting merupakan salah satu teknik yang mutlak harus
dikuasai baik oleh pemain yang berposisi sebagai penyerang. Download ptk penjaskes sd kelas 1-6 doc Tembakan dilakukan jika pemain sudah
menemukan waktu dan posisi yang tepat sehingga presentasi untuk menjadi gol pun
akan semakin besar.
2.10. Kerangka Berfikir
Pembelajaran yang baik merupakan pembelajaran yang
mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan
untuk menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep yang dipelajari.
Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembelajaran Penjasorkes kususnya pada
model atau cara guru menyampaikan materi pembelajaran. Sering kali materi yang
diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Siswa kurang mampu
menganalisis gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru hanya
menyampaikan meteri secara verbal, kalaupun memberikan contoh atau demonstrasi
kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal.
Permasalahan umum dalam pembelajaran Penjasorkes
adalah sarana dan prasarana yang masih bisa dikategorikan kurang, serta peran
aktif siswa dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang berlangsung belum
menunjukkan
adanya partisipasi siswa secara penuh. Siswa berperan
sebagai objek pembelajaran yang hanya bisa mendengar dan mengaplikasikan apa
yang disampaikan oleh guru. Selain itu proses pembelajaran kurang
mengoptimalkan penggunaan modifikasi pembelajaran yang dapat memancing peran
aktif siswa.
D.DOWNLOAD JUDUL-JUDUL PTK PENJASKES SD LENGKAP
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan syarat mutlak dalam suatu
penelitian. Sutrisno hadi (2001:156) berpendapat bahwa metodologi penelitian
sebagaimana dikenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat dan memajukan
syarat-syarat yang benar, maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang
dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai harga ilmiah yang
setinggi-tingginya.
Untuk itu, maka penguasaan tentang metode penelitian
harus tepat dan mengarah pada tujuan permasalahan yang akan diteliti, agar
hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adapun metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas.
Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat
komponen yaitu rencana, tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Sedangkan
alur tindakan dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3. Siklus penelitian tindakan kelas Model
Spiral dari Kemmis dan Taggart (1998)
3.1. Setting Penelitian
3.1.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan mulai bulan
November 2016 sampai selesai.
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SDI ...
Kabupaten ... di mana peneliti tinggal. Pemilihan lokasi ini
diharapkan memberi kemudahan kususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang
berhubungan dengan anak didik sebagai subjek penelitian. Contoh ptk penjaskes sd sepak bola pdf Selain itu, komunikasi antara peneliti dan objek yang
diteliti akan lebih mudah, serta peneliti juga dapat memantau keadaan yang
terjadi dengan cara yang lebih intensif.
3.1.2. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
siswa-siswi kelas V SDI ... tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 26
anak.
3.2. Prosedur penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan dalam
beberapa siklus untuk melihat bagaimana penerapan permainan Sepak bola Mini
dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan siswa kelas V SDI ...
Kabupaten ... Tahun Ajaran 2016/2017. Tiap siklus dilaksanakan
sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang sudah didesain dalam
faktor yang diselidiki.
3.2.1. Siklus I
3.2.1.1. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan persiapan pembelajaran Sepak
bola seperti :
1. Identifikasi keadaan awal siswa yang meliputi jumlah
siswa dan informasi tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Membuat skenario pembelajaran modifikasi Sepak bola
meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar evaluasi, dan
menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran modifikasi Sepak
bola.
3.2.1.2. Pelaksanaan Tindakan
Merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan sesuai
skenario pembelajaran. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan digunakan
serta menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa.
2. Guru menjelaskan teknik dasar permainan Sepak bola
kepada siswa.
3. Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok yang terdiri
dari 2 kelompok putra dan 2 kelompok putri.
4. Siswa mempraktikkan modifikasi permainan Sepak bola.
3.2.1.3. Pengamatan Tindakan
Observasi atau pengamatan adalah tindakan untuk
mengamati jalannya pelaksanaan tindakan yaitu mengamati keterampilan proses
siswa selama melakukan permainan Sepak bolayang dimodifikasi.
3.2.1.4. Refleksi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi adalah
menganalisis jalannya pembelajaran dan menganalisis perangkat evaluasi berupa
tes hasil belajar Sepak bola. Berdasarakan perangkat evaluasi tersebut kemudian
diidentifikasi dan dijadikan bahan masukkan untuk siklus berikutnya.
3.2.2. Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan didasarkan pada
hasil apa yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan
dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata
pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Hal ini diharapkan agar
semua tujuan dalam penelitian
dapat tercapai dan diperoleh data yang tepat. Demikian
juga termasuk dalam proses tahap pelaksanaan, pengamatan, dan intepretasi,
serta analisis, dan refleksi yang juga tidak bisa terlepas dan mengacu pada
siklus sebelumnya yang sudah dilaksanakan.
3.3. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas
Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas
dilaksanakan dan dibuat berbagai input instrumen yang akan dikenakan untuk
memberikan perlakuan dalam Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:
3.3.1. Psikomotor
Tes ini digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa
terhadap teknik dasar dalam permainan Sepak bola yang meliputi :
3.3.1.1.Teknik dasar mengumpan atau passing
1) Kaki tumpu ditempatkan sejajar dan dekat dengan bola.
Lutut sedikit dibengkokkan.
2) Kaki tendang datang dari arah belakang, dengan lutut
berputar ke arah luar.
3) Posisi badan berada di atas bola (menutup).
4) Tangan membentang ke arah samping untuk menjaga
keseimbangan tubuh.
5) Bola ditendang pada bagian tengah-tengah bola.
6) Mata melihat pada bola.
3.3.1.2.Teknik dasar menerimabola atau controlling
1) Mata melihat pada bola.
2) Badan condong sedikit ke arah bola datang.
3) Berat badan di atas kaki tumpu.
4) Lutut dan kaki yang akan menerima bola bengkok sedikit
dan ke arah luar.
5) Pada saat kontak dengan bola, kaki penerima diangkat
sedikit.
6) Kaki bagian dalam dari kaki penerima sedikit menghadap
ke tanah,
dan mengurung bola antara kaki dan tanah. Download ptk penjaskes sd kelas v doc
3.3.1.3.Teknik dasar membawa bola atau driblle
1) Mata melihat pada bola.
2) Kepala dan badan di atas bola.
3) Bola didorong dengan bagian dalam kaki, dan tetap
dalam jarak penguasaan.
4) Bola didorong ke depan dengan garis lurus.
5) Posisi badan berada antara bola dan lawan.
3.3.1.4.Teknik dasar menembak atau shooting
1) Kaki tumpu ditempatkan sejajar dan dekat dengan bola.
Lutut sedikit
dibengkokkan.
2) Kaki tendang datang dari arah belakang.
3) Posisi badan berada di atas bola (menutup).
4) Tangan membentang ke arah samping untuk menjaga
keseimbangan
tubuh.
5) Bola ditendang pada bagian tengah-tengah bola. Bagian
kaki menyentuh bola adalah punggung kaki.
6) Mata melihat pada bola.
3.3.2. Afektif
Tes ini digunakan untuk mengetahui perilaku siswa
selama mengikuti proses pembelajaran modifikasi permainan Sepak bola yang terdiri
dari beberapa aspek, yaitu :
1) Menghargai teman dalam satu tim
2) Bertanggung jawab pada posisi
3) Mau menerima saran dari teman
4) Tidak mencederai lawan
5) Menerima keputusan wasit
6) Memakai seragam
7) Memiliki motivasi dalam bermain
8) Kehadiran
3.3.3. Kognitif
Tes kognitif digunakan untuk mengetahui
kemampuanpemahaman siswa terhadap materi pembelajaran Sepak bola.
3.4. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
3.4.1. Observasi
Alat yang digunakan adalah lembaran observasi tentang
aktivitas guru dan siswa. Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan
pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran pemahaman
bermain Sepak bola menggunakan media serta evaluasi pembelajaran, serta
faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan pembelajaran.
3.4.2. Angket/Kuesioner
Wawancara diberikankepada siswa sesudah pelaksanaan
pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh data tentang pemahaman siswa
(kognitif) selama melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Angket disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
mengenai pengetahuan siswa selama pelaksanaan pembelajaran, baik tentang teknik
dalam permaian ataupun peraturan-peraturan yang berlaku di dalam permaian ini.
Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pemahaman siswa tentang
pembelajaran yang sudah dilakukan.
3.4.3. Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan instrumen
yang dibuat guru, di mana instrumen merupakan sebuah hal yang sangat penting
keberadaanya dalam rangka untuk menciptakan kelancaran proses kegiatan belajar
sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati keterampilan
siswa selama proses pembelajaran Sepak bola. Penelitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan kelas. Keterampilan-keterampilan tersebut diamati dalam 2
siklus. Dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan,
observasi (pengamatan), dan refleksi. Kedua siklus ini dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui adanya peningkatan dari keterampilan-keterampilan proses
siswa selama proses pembelajaran Sepak bola.
Untuk memperoleh dan mengumpulkan data digunakan suatu
cara atau alat yang tepat agar kesimpulan yang diambil tidak menyesatkan. Cara
yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut menggunakan metode pengumpulan
data melalui observasi dan angket/kuesioner.
Angket atau kuesioner yaitu suatu daftar yang berisi
pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin
diselidiki yang juga disebut dengan responden (Bimo Walgito,2004:75).Angket ini
diadakan dengan menggunakan suatu daftar pertanyaan yang berupa
formulir-formulir diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk
mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban dan sebagainya.
Dipilihnya angket tipe pilihan, karena angket tipe ini
lebih menarik sehingga responden segera terdorong untuk mengisi angket
tersebut. selain itu,responden juga lebih mudah dalam memberikan jawaban dan
waktu yang diperlukan untuk menjawab lebih singkat jika dibandingkan dengan
tipe yang lain. Contoh
ptk penjas pdf Agar
pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen penelitian lebih sistematis dan dapat
mengenai sasaran yang dituju, maka sebagai langkah awal terlebih dahulu disusun
kisi-kisi instrumen.
Dari kisi-kisi instrumen penelitian tersebut
dijabarkan kedalam pertanyaan¬pertanyaan yang siap digunakan sebagai alat
pengumpul data atau instrumen penelitian.Untuk memperoleh data yang relevan dan
akurat, maka diperlukan alat pengukur data yang dapat dipertanggung jawabkan,
yaitu alat ukur atau instrumen penelitian yang valid dan reliabel, karena
instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan
reliabel (Suharsimi Arikunto, 2006:168).
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas
3.6.1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjuk tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2006:168). Suatu instrumen
dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana
data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang
dimaksud. Validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sahih atau
tidaknya angket dari tes psikomotor, kognitif dan afeksi. Untuk mengukur
tingkat validitas instrumen, peneliti menggunakan rumus
product moment:
Gambar 1.2
Untuk mengetahui valid tidaknya instrumen dilakukan
dengan cara mengkonsultasikan hasil perhitungan koefisien korelasi (r) pada
taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95% apabila rxy hitung > rxy
tabel maka instrumen tersebut dapat dinyatakan layak untuk mengambil data.
3.6.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas artinya suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan
responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu(Suharsimi Arikunto, 2006:184)
Perhitunganreliabilitas uji coba instrumen pada
penelitian ini menggunakan rumus Alpha, yaitu :
Gambar 1.2
D.CONTOH PTK PENDIDIKAN JASMANI KELAS 5 DENGAN MATERI BARU
DAFTAR
PUSTAKA
Adang Suherman. 2000. Dasar-dasar Penjaskes. Jakarta:
Depdikbud. Agus Salim. 2008. Buku Pintar Sepak bola.Bandung: Nuansa.
Agus Setiawan. 2010. Modifikasi Permainan Sepak Bola
Mini terhadap Minat Siswa dalam Mengikuti Mata Pelajaran Penjasorkes Kelas VI
dan VI MTs Ma’arif Nyatnyono Kabupaten SemarangTahun Pelajaran 2009/2010.
UNNES.
Amung Ma’mun, Yudha M. Saputra. 2000. Perkembangan
Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdiknas.
Dietrich, Knut and Dietrich, K.J. 1981. Sepak Bola
Aturan dan Latihan. Jakarta: Gramedia.
Engkos Kosasih. 1994. Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan. Jakarta: Erlangga.
Gusril. 2004. Efektivitas Ancangan Modifikasi Olahraga
ke dalam Penjas. JurnalNasional Penjas dan Ilmu Keolahragaan. Volume 3, Nomor
I, April.
Mielke, Danny. 2007. Dasar-Dasar Sepak Bola. Bandung:
Pakar Raya.
Pangrazi, Robert P. 2004. Dynamic Phsycal Education
for Elementary School Children. San Fransisco : Benjamin Cummings.
Remmy Muchtar. 1992. Olahraga Pilihan Sepak Bola.
Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti.
Snow, Sam. 2011. Coaching Youth Soccer. United States:
Human Kinetics.
Sucipto dkk. 2000. Sepak Bola. Departemen Pendidikan
Nasional. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukintaka.1992. Teori Bermain Penjaskes. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti.
Suroso. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta:Pararaton.
Sutrisno hadi. 2004. Metodologi Research Vol.4.
Yogyakarta : Andi Offset.
Syamsyu Yusuf LN. 2007. Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tim abdi guru. 2007. Penjas Orkes untuk SD Kelas IV.
Semarang: Pt. Gelora Aksara Pratama.
Tisnowati Tamat dan Moekarto Mirman. 1 999.Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Winkel. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Bel
ajar. Jakarta: Gramedia.
Yoyo Bahagia, Adang Suherman.2000.Prinsip-Prinsip
Pengembangan Dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta : Depdikbud.
Terima kasih
telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas CONTOH
PTK PENJASKES SD- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk
memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan
cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya
dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.