Kamis, 31 Mei 2018

CONTOH LENGKAP PTK PENJAS KELAS V SD TERBARU

CONTOH LENGKAP PTK PENJAS KELAS V SD TERBARU-Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari si stem pendidikan secara keseluruhan. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, guru harus dapat membuat suatu model pembelajaran yang menarik bagi siswa. Dalam proses pembelajaran Penjasorkes di SDI ...  hasilnya masih rendah, meskipun guru yang bersangkutan berusaha mengajar dengan baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan membuat modifikasi permainan, sepak bola merupakan salah satu olahraga permainan yang dapat dimodifikasi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hasil dari penerapan model pembelajaran Penjasorkes melalui modifikasi permainan sepak bola di sekolah ini. Contoh ptk penjas pdf

Penelitian ini dilaksanakan di SDI ... , sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 26 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi (pengamatan), dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi serta angket/kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi sepak bola.

Data hasil pengamatan siklus I dan II yaitu: unjuk kerja (psikomotor) diperoleh hasil sebesar 44,89% dan 46,55% dengan kriteria cukup. Data hasil pengamatan sikap dan perilaku (afektif) adalah 97,36% dan 99,17% dengan kriteria baik. Data hasil penilaian pemahaman siswa (kognitif) sebesar 86% dan 88% dengan kriteria baik. Berdasarkan perbandingan hasil yang dicapai antara siklus I dan siklus II, secara keseluruhan nilai yang diperoleh untuk setiap aspek terdapat peningkatan. 
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pembelajaran Penjasorkes dengan modifikasi permainan sepak bola dapat berjalan dengan baik dan diterima baik oleh setiap siswa. Sedangkan saran dalam penelitian ini adalah dengan adanya penelitian penerapan model pembelajaran penjasorkes melalui permainan sepak bola mini dapat dijadikan alternatif model pembelajaran penjasorkes sehingga dapat mengatasi kekurangan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas PENJASKES SD yang diberi judul "PENERAPAN PERMAINAN SEPAK BOLA MINI DALAM PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SDI ... KECAMATAN ... KABUPATEN ... TAHUN AJARAN 2016/2017". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK PENJASKES KELAS 5 SD lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0817-283-4988  dengan Format PESAN PTK 021 SD).

A.DOWNLOAD LENGKAP PTK  PENJASKES DENGAN METODE BARU
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang Masalah
Pendidikan jasmani sebagai salah satu komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun, dalam pelaksanannya, pembelajaran pendidikan jasmani belum dapat berjalan efektif. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan peserta didik, isi, dan urusan materi, serta cara penyampaian harus disesuaikan dengan karakteristik siswa yang selalu ingin bermain sehingga pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan. Sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan-perkembangan pribadi peserta didik seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pembelajaran jasmani yang efektif perlu dikuasai oleh para guru yang hendak membelajarkan pendidikan jasmani.

Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, guru harus dapat mengajarkan berbagai gerak dasar, teknik permainan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, kerjasama, dll.) dari pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaan bukan melalui pembelajaran konvensional di dalam kelas yang berkajian teoritis, namun melibatkan unsur mental, fisik, intelektual, emosional dan sosial. Aktifitas pembelajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktifitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani sertapemahaman terhadap gerak manusiaDownload ptk penjaskes sd kelas v doc 

Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah¬, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan. Banyak hal-hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani untuk kelancaran jalannya pendidikan jasmani.

Perlunya pengertian akan arti penting pendidikan jasmani pada siswa juga ikut berperan dalam membangkitkan minat siswa dalam belajar. Dengan metode yang tepat dan informasi yang benar akan dapat menarik minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani, selain itu tersedianya fasilitas dan peralatan yang ada di sekolah juga tidak kalah penting dalam rangka mewujudkan tujuan dari pendidikan jasmani.
Observasi yang telah dilakukan oleh peneliti mendapatkan bahwa permainan sepak bola konvensional yang berdasarkan aturan sesungguhnya, kurang sesuai dengan karakteristik psikomotorik anak usia sekolah dasar. Permainan sepak bola konvensional yang didisain untuk orang dewasa, ketika diterapkan pada anak usia sekolah dasar yang cenderung memiliki postur yang jauh lebih kecil berjalan dengan kurang efektif. Hal itu dikarenakan lapangan yang terlalu luas, maka frekuensi siswa untuk merasakan permainan terutama untuk menendang bola juga sangat kurang. Mereka cenderung pasif menunggu bola datang dan bola pun selalu didominasi oleh beberapa siswa yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan siswa lain.

Di SDI ... , untuk sarana dan prasarana yang ada bisa dikatakan kurang untuk dapat dilangsungkan proses pembelajaran permainan sepak bola. Halaman sekolah dengan luas 162 m² ( 9meter x 1 8meter ) dapat dipakai menjadi lapangan bola voli dan badminton, di belakang gedung sekolah terdapat bak pasir yang digunakan untuk lompat jauh. Untuk mencapai lapangan sepak bola yang bahkan harus ke kecamatan tetangga dibutuhkan waktu kurang lebih 30 menit dengan berjalan kaki sehingga menyebabkan pembelajaran tidak berjalan maksimal.

Berdasarkan pengamatan di SDI ... , peneliti mendapatkan siswa yang antusias dalam pembelajaran pendidikan jasmani maupun aktivitas olahraga lain yang diadakan. Bahkan sepak bola menjadi olahraga yang paling diminati oleh siswa SDI ... . Namun dalam pelaksanaan pembelajaran permainan sepak bola konvensional yang diterapkan tidak sesuai dengan kemampuan psikomotorik siswa. Selain itu dengan jarak yang jauh membuat pembelajaran berjalan kurang efektif dan efisien. Pendekatan modifikasi dalam pembelajaran harus dilakukan agar pembelajaran yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang siswa. Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Permainan Sepak Bola Mini dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Siswa Kelas V SDI ...  Kabupaten ...  Tahun Ajaran 2016/2017”.

1.2. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, mengacu pada judul penelitian yaitu “Penerapan Permainan Sepak Bola Mini dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Siswa Kelas V SDI ...  Kabupaten ...  Tahun Ajaran 2016/2017” maka permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana penerapan permainan Sepak bola Mini dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada siswa kelas V SDI ...  Kabupaten ...  Tahun Ajaran 2016/2017?
1.3. TujuanPenelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah penerapan permainan Sepak Bola Mini dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada siswa kelas V SDI ...  Kabupaten ...  Tahun Ajaran 2016/2017.

1.4. Penegasan Istilah
Untuk dapat memperoleh gambaran yang jelas dan mengarah pada tujuan penelitian dalam pembuatan penelitian ini, maka perlu kiranya ada penjelasan mengenai beberapa istilah yang digunakan, yaitu :
1.4.1. Penerapan
Penerapan dalam Nurhasan, dkk. (1992:65) dijelaskan: ”Pengukuran dan penilaian mengarah pada kemampuan siswa menggunakan apa yang sudah diajarkan dalam situasi lain.”

1.4.2. Permainan sepak bola mini
Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang. Download ptk penjaskes sd kelas 1-6 doc  Pemain ini hampir seluruhnya menggunakan kaki kecuali penjaga gawang yang diperbolehkan menggunakan tangan dan dalam perkembangan jaman sekarang sepak bola dapat dimainkan dilapangan luar dan juga dilapangan tertutup (Sucipto, 2000:7).
Permainan sepak bola mini merupakan bentuk modifikasi dari permainan sepak bola konvensional yang dimainkan oleh 11 pemain dan membutuhkan prasarana yang harus memadai, seperti lapangan dengan panjang 90-120 meter dan lebar 4 5-90 meter. Permainan sepak bola mini ini menggunakan lapangan yang bisa disesuaikan dengan luasa lapangan yang tersedia di sekolah, begitu pula jumlah pemainnya menurut jumlah siswa.

1.4.3. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan satu bagian dari keseluruhan pendidikan yang mengutamakan aktifitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang (Engkos Kosasih, 1994:2).
Pendidikan jasmani bersal dari kata pendidikan dan jasmani. Pendidikan adalah perbuatan, hal, cara yang dilakukan untuk memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran (poerwadarminta; 1976:250). Jasmani berarti tubuh (yang sebenarnya); bersifat benda; mengenai (badan) (Poerwadarminta, 1976:405). Penjas dapat berarti berbagai cara yang dilakukan untuk memelihara kemampuan tubuh. Selain itu penjas juga harus mencakup keseluruhan aspek jasamani maupun rohani yang merupakan sebuah kesatuan yang bulat dan utuh, sehingga keduanya harus selau beriringan bersama dalam aktifitas penjas itu sendiri.

1.4.4. Sekolah Dasar
Sekolah dasar adalah sekolah tempat memperoleh pendidikan sebagai dasar pengetahuan untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.
Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar dilaksanakan dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Siswa kelas 6 diwajibkan untuk mengikuti Ujian Nasional yang mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama (SMP) atau yang sederajat. Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun, wajib mengikuti pendidikan dasar 9 tahun, yakni sekolah dasar 6 tahun dan sekolah menengah pertama 3 tahun.

Sekolah Dasar (SD) diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Pengelolaan Sekolah Dasar (SD) negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan.

1.5. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang nantinya akan diperoleh diharapkan dapat berguna dan bermanfaat:
1.5.1. Bagi guru
1) Untuk meningkatkan kreatifitas guru di sekolah dalam membuat dan mengembangkan model pembelajaran yang dimodifikasi.
2) Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternatif materi pembelajaran yang akan dilakukan.
3) Untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya secara profesional, terutama dalam pengembangan suatu model pembelajaran yang sudah ada.

1.5.2. Bagi siswa
1) Memberikan pemahaman bagi siswa bahwa dalam proses pembelajaran penjas tidak harus menggunakan aturan baku salah satu permainan, namun dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar. Contoh ptk penjaskes sd sepak bola pdf Yang terpenting adalah dapat mencapai setiap tujuan penjas terhadap para peserta didik.
2) Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
1.5.3. Bagi sekolah
Sebagai masukan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani untuk selalu mengadakan inovasi terhadap proses belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SDI ... . Serta untuk lebih memberi dukungan dalam proses pembelajaran penjas dengan melakukan penambahan alat dan fasilitas olahraga.

1.5.4. Bagi Penulis
Dapat memperolehpengalaman dalam melakukan penelitian, sehingga dapat menjadi pertimbangan peneliti dalam pengembangan metode pembelajaran pada masa yang akan datang.

B.CONTOH LENGKAP PTK PENJAS SD

BAB II LANDASAN TEORI


2.1. Pengertian Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Terdapat banyak definisi pendidikan jasmani yang disampaikan oleh para pakar, antara lain : Pendidikan jasmani sebagai proses pendidikan via gerak insani (human movement) yang dapat berupa aktifitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Sejalan dengan upaya mencapai tujuan pendidikan maka dalam pendidikan jasmani dikembangkan potensi individu, kemampuan fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral spiritual (Rusli Lutan, 1992:7).

Pendidikan jasmani merupakan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan secara sistematis untuk membentuk manusia seutuhnnya. Pembentukan sumber daya manusia diarahkan pada manusia pancasilais, berbudi pekerti luhur lewat pendidikan jasmani dengan memperhatikan model pembelajaran serta skema pembelajaran (Sukintaka, 1992:9). Download ptk penjaskes sd kelas v doc
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa Penjasorkes merupakan bagian integral dari suatu proses pendidikan melalui aktifitas gerak insani dan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan secara sistematis untuk membentuk manusia seutuhnya.

2.2. Tujuan Penjasorkes
Menurut Sukintaka (2004), Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan bukan merupakan pendidikan tentang problem tubuh, akan tetapi merupakan pendidikan tentang problem manusia dan kehidupan yang mempunyai 3 ranah tujuan, yaitu :
1. Jasmani dan Psikomotor, meliputi:
1) Kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan kardiovaskuler, dan kelentukan
2) Persepsi gerak, gerak dasar, keterampilan, olahraga dan tari
2. Kognitif, meliputi:
1) Pengetahuan
2) Keterampilan intelektual

3. Afektif, meliputi:
1) Sehat
2) Respek gerak
3) Aktualisasi diri
4) Menghargai diri
5) Konsep diri

2.3. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman untuk merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial (Arends, 1997:7).
Model pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk merancang pengajaran. Isi yang terkandung di dalam model pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Contoh strategi pengajaran yang bisa guru terapkan pada saat proses belajar mengajar adalah manajemen kelas, pengelompokkan siswa, dan penggunaan alat bantu pengajaran. (Husdarta, dkk. 2000 :35 )

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.Selain itu, model pembelajaran juga berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran baik dalam rencana pelaksanaan ataupun untuk menyusun silabus pembelajaran yang akan digunakan.

2.4. Modifikasi Permainan
Menurut Yoyo Bahagia (2000:1) menyatakan bahwa dalam suatu pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Penjas di sekolah, bisa dilakukan dengan menggunakan modifikasi. Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan developmentally appropriate practice, yang artinya bahwa tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Oleh karena itu tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajarnya. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik setiap individu serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik.

Masih menurut Menurut Yoyo Bahagia (2000:31-32) menyatakan bahwa modifikasi permainan olahraga dapat dilakukan dengan melakukan pengurangan terhadap struktur permainan. Struktur-struktur tersebut diantaranya: (1) Ukuran Lapangan, (2) bentuk, (3) ukuran dan jumlah peralatan yang digunakan, (4) jenis skill yang digunakan, (5) aturan, (6) jumlah pemain, (7) organisasi permainan dan (8) tujuan permainan. Lebih lanjut menurut Knut Dietrich (1984:12-13) menjelaskan bahwa dalam permainan Sepak bola bisa dilakukan dalam bentuk modifikasi. Modifikasi tersebut bisa dilakukan pada hal: (1) perubahan jumlah pemain yang ikut, (2) perubahan ukuran lapangan dan peralatan, dan (3) perubahan peraturan permainan.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan developmentally appropriate practice. Contoh ptk penjas pdf Modifikasi permainan dapat dilakukan dengan cara melakukan pengurangan terhadap struktur permainan dan dapat juga membentuk variasi permainan baru.

2.5. Manfaat Modifikasi Permainan
Modifikasi permainan memiliki beberapa manfaat yang sangat penting. Menurut Yoyo Bahagia (2000:1) menyatakan bahwa modifikasi memiliki esensi untuk menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar secara potensial yang dapat memperlancar siswa dalam belajaranya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi.

Berkaitan dengan modifikasi olahraga atau permainan yang diterapkan dalam pembelajaran Penjas di sekolah, Gusril (2004:46-48) menyatakan bahwa modifikasi memiliki keuntungan dan keefektivitasan, yang meliputi:
1) Meningkatkan motivasi dan kesenangan siswa dalam pembelajaran Penjas.
Orientasi pembelajaran olahraga dan permainan yang dimodifikasi ke dalam Penjas, yaitu: menimbulkan rasa senang (gymfun). Anak yang mengikuti pembelajaran dengan rasa senang, tentu akan mendorong motivasinya untuk berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran Penjas. Akhirnya anak akan memiliki kesempatan untuk aktif bergerak, sehingga tujuan pembelajaran untuk meningkatkan kebugaran anak akan tercapai.
2) Meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Prinsip dalam modifikasi olahraga dan permainan adalah aktivitas belajar (learning activities). Oleh karena itu dalam pembelajaran Penjas, yang perlu ditekankan adalah memanfaatkan waktu dengan aktivitas gerak. 

3) Meningkatkan hasil belajar Penjas siswa.
Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa prinsip pembelajaran yang menggunakan modifikasi adalah aktivitas belajar dan kesenangan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk beraktivitas tinggi dan memberikan pengalaman gerak yang banyak.
4) Mengatasi kekurangan sarana dan prasarana.
Salah satu pendukung dalam proses pembelajaran Penjas adalah ketersediaan sarana dan prasarana yang ada. Sarana merupakan alat yang digunakan dalam Penjas, sedangkan prasarana menunjukkan kepada tempat atau lapangan yang digunakan dalam Penjas. Untuk menciptakan proses pembelajaran penjas yang berkualitas baik, maka diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Apabila ketersediaaan sarana dan prasarana tidak memadai, maka seorang guru perlu dituntut untuk berkreatifitas atau menciptakan suatu bentuk modifikasi untuk mengatasi permasalahan sarana dan prasarana tersebut. Sebagai contohnya, apabila di sekolah tidak memiliki lempar cakram. Maka untuk mengajarkan materi lempar cakram, bisa menggunakan ban bekas sebagai pengganti cakram yang akan digunakan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa modifikasi permainan sangat bermanfaat untuk menganalisa dan mengembangkan materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran, meningkatkan aktivitas belajar siswa, meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat mengatasi kekurangan saranan dan prasarana dalam pembelajaran Penjasorkes.

2.6. Belajar Keterampilan Gerak
Banyak ahli yang telah membuat rumusan pengertian tentang belajar. Belajar bisa dipandang sebagai suatu proses, fungsi, atau hasil. Belajar adalah suatu proses yang bisa menghasilkan perubahan kemampuan yang bisa bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama, dimana prosesnya terjadi melalui pengalaman yang berulang-ulang.

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular yang diekspresikan dalam gerak tubuh atau bagian tubuh. Di dalam pendidikan jasmani, belajar gerak berperan dalam aspek-aspek pengembangan keterampilan gerak tubuh, penguasaan pola-pola gerak keterampilan olahraga, dan pengekspresian pola-pola perilaku personal dan interpersonal yang baik di dalam pertandingan dan tari. (Sugiyanto, dkk 1992:237-238)
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar keterampilan gerak merupakan kegiatan belajar yang berlangsung melalui respons fisik yang dapat diamati secara langsung. Pengembangan suatu keterampilan gerak sampai ke tingkat gerak yang otomatik, merupakan suatu proses yang panjang.

2.7. Karakteristik Anak SD
Usia siswa SD adalah sekitar 6 sampai dengan 12 tahun dalam psikologi perkembangan, usia tersebut dinamakan fase anak sekolah. Pada masa ini anak menemukan banyak sekali hal baru yang tidak didapatkannya pada masa sebelum ini yaitu masa prasekolah yang biasanya mencakup playgroup dan taman kanak¬kanak. Di lingkungan sekolah dasar anak sudah harus melatih dirinya untuk mandiri dan tidak selalu tergantung kepada orangtua lagi. Mereka harus membiasakan diri untuk menjadikan guru sebagai orangtua dan teman-teman sebagai saudara mereka di lingkungan sekolah. Dari sanalah mereka akan mulai mengembangkan dirinya untuk bisa beradaptasi dengan berbagai situasi dan kondisi yang terjadi di lingkungan barunya itu. Sehingga seiring dengan berjalannya waktu mereka akan tumbuh secara matang, baik dari aspek fisik ataupun jiwanya. Akan tetapi orang tua harus selalu aktif mendukung dan memberi arahan kepada anak saat mereka berada di rumah. 

2.8. Permainan Sepak Bola
Sepak bola dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 pemain yang salah satunya berperan sebagai penjaga gawang. Karena itu sebuah tim sepak bola yang sedang bermain bisa disebut sebagai “kesebelasan”. Di luar jumlah 11 pemain yang sedang bertanding itu masih ada beberapa pemain yang berada di luar lapangan yang disebut sebagai pemain cadangan. Fungsi dari pemain cadangan adalah sebagai pengganti jika ada pemain yang terpaksa tidak dapat meneruskan pertandingan. Pergantian pemain ini mungkin disebabkan ada pemain yang mendapat cedera atau juga stamina salah seorang pemain sudah mulai menurun.

Permainan Sepak bola hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai kaki, kecuali pemainan yang berperan sebagai penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah penalti. Dalam perkembangannya permainan ini dapat dilakukan di luar ruangan (out door) dan di dalam ruangan (indoor) yang populer dengan nama futsal. Untukk usia seniorr , durasi permainan adaa lah 90 menit dengan dibagi dua babak yang masing-masing babak berdurasi 45 menit. Setelah menjalani 45 menit pertama dan sebelum menjalani 45 menit kedua, diberikan waktu jeda istirahat selama 15 menit. Jeda waktu ini dikenal denn gan istilah “turun minuu m”.(Agus SS alim, 2008 :45).

2.8.1. Lapangan

Gambar. 11 Lapangan Sepak bola (sumber FIFA.com)
Lapangan permainan Sepak bola berbentuk persegi panjang. Panjangnya 90-110 m dan lebaranya 45-90 m. Panjang lapangan selalu melebihi lebarnya. Lapangan diberi garis tegas yang lebarnya tidak lebih dari 12 cm. setiap sudut lapangan di pasangi sebuah bendera dengan tiang berujung tumpul setinggi tidak lebih dari 1,5 m. Tiang bendera yang sama bisa dipasang di kedua ujung tengah lapangan yang letaknya tidak boleh kurang dari 1 meter di luar garis pinggir. Garis tengah lapangan ditarik melintang. Titik tengah lapangan permainan diberi tanda dengan jelas, dan diberi lingkaran dengan jari-jari9, 15 m. Contoh ptk penjaskes sd sepak bola pdf

Pada setiap ujung lapangan ditarik dua garis yang membentuk sudut siku¬siku terhadap garis gawang dengan jarak 5,5 meter dari setiap tiang gawang. Kedua garis ini memanjang sampai 5,5 meter ke lapangan permainan dan dihubungkan dengan garis yang sejajar dengan garis gawang. Bagian yang dikelilingi oleh garis-garis ini dan garis gawang disebut daerah gawang.
Pada setiap ujung lapangan ditarik dua garis yang membentuk sudut siku¬siku dengan garis gawang, dengan jarak 16 meter dari setiap tiang gawang. Kedua garis ini memanjang hingga 16 meter ke lapangan permainan dan dihubungkan dengan garis yang sejajar dengan garis gawang. Bagian yang dikelilingi oleh garis-garis ini dan garis gawang disebut dengan kotak penalti. Sebuah tanda titik yang jelas diberikan di daerah penalti, dengan jarang 11 meter dari titik tengah garis gawang dan berada di depan gawang yang menunjukkan tempat untuk melakukan tendangan penalti. Dari masing-masing titik penalti ditarik sebuah garis lengkung dengan diameter 18,3 meter di luar kotak penalti.

Pada masing-masing bendera sudut terdapat seperempat lingkaran dengan jari-jari 1 meter. Daerah ini disebut dengan busur tendangan sudut. (Danny Mielke, 2007: vii)
Gawang dipasang di tengah setiap garis gawang dan terdiri atas dua tiang tegak lurus yang jaraknya sama dari bendera sudut dan lebarnya 7,33 meter (ukuran bidang dalam), yang dihubungkan dengan tiang atas mendatar (horisontal). Tinggi tiang gawang adalah 2,44 meter dari tanah. (Danny Mielke, 2007: viii)

2.8.2. Bola
Bola harus bulat, bagian luar terbuat dari kulit atau bahan-bahan lain yang sesuai. Tidak boleh dibuat (bola) dari bahan yang membahayakan pemain.Keliling bola tidak boleh lebih dari 71 cm dan tidak kurang dari 68 cm. Berat bola saat pertandingan dimulai tidak boleh lebih dari 450 gram dan tidak kurang dari 410 gram. Tekanan udara antara 0,6 – 1,1 atmosfer (600 – 1.100 gram/cm2) di permukaan laut.
2.9. Permainan Sepak Bola Mini
Sepak bola mini merupakan sebuah permainan olahraga yang diadopsi dari permainan sepak bola yang sebenarnya, akan tetapi ada beberapa aspek yang dimodifikasi. Hal ini ditujukan untuk menyesuaikannya dengan kondisi siswa yang akan mengalami beberapa kesulitan jika melakukan permainan sepak bola yang sesungguhnya di dalam sebuah pembelajaran. Selain itu, pembelajaran pun akan kurang efektif karena siswa akan kesulitan untuk mendapatkan esensi dari permainan itu. Beberapa aspek yang dirubah dalam permainan ini antara lain dari segi jumlah pemain dalam sebuah timnya, ukuran lapangan yang digunakan, serta peraturan yang digunakan dalam permainan.

1) Perubahan Jumlah Pemain
Jumlah pemain yang lebih sedikit meningkatkan intensitas gerak masing¬masing pemain. Ia akan lebih sering mendapatkan bola, dan siasat permainan menjadi lebih jelas. Jumlah pemain yang banyak memerlukan ‘semangat kelompok’ yang besar. Para pemain harus ikut berpikir dan bermain, apabila permainan yang dilangsungkan harus lebih terwujudnya daripada kumpulan aksi-aksi perseorangan belaka. Download ptk penjaskes sd kelas v doc
2) Perubahan Ukuran Lapangan dan Peralatan
Lapangan permainan yang luas memberi kemungkinan untuk bermaian secara lapang, dalam mana pemain harus banyak berlari. Lapangan yang kecil menyebabkan timbulnya aksi-aksi permainan yang serba sempit, mendorong ketrampilan mengolah bola serta pengambilan tindakan yang serba cepat.

Gawang yang besar merangsang permainan dalam mana banyak dilakukan ke arah gawang. Dalam menghadapi gawang yang kecil, peluang untuk menembak harus diperolah dengan cepat dan cermat.
Bola karet yang elastis mendorong kepekaan mengendalikan bola. Sebaliknya bola kulit yang dipompa tidak terlalu keras lebih mudah pengendaliannya, sedang bola yang terbuat dari buntalan kain memberi peluang bahkan pada anak-anak didik yang belum terampil menahan bola untuk dapat bermaian dengan baik.

3) Perubahan Peraturan Permainan
Di sini jalan permaian bisa diatur secara lain. Umpamanya untuk mendorong kerja sama antar pemain, setiap pemain hanya diperbolehkan menyentuh bola paling banyak tiga kali berturut-turut. Begitu sentuhan untuk keempat kali terjadi, bola berpindah ke pihak lawan.
Menurut Sam Snow (2011: 20), konsep penyesuaian ukuran lapangan, gawang, dan bola; jumlah pemain di lapangan; dan durasi permainan untuk variasi kelompok umur untuk mengakomodasikannya dengan tingkat perkembangan dan skill pemain. Berikut ini adalah penyesuaian tersebut:
Tabel 1.1

Berdasarkan teori-teori di atas, maka permainan sepak bola mini sesungguhnya merupakan permainan sepak bola yang sudah dimodifikasi yang menyesuaikan dengan kondisi peserta didik. Perubahan itu antara lain: 1) Lapangan yang digunakan berukuran 25 × 18 m, 2) gawang yang digunakan berukuran 2,5 × 1,5 m, 3) bola yang digunakan adalah bola plastik, 4) jumlah pemain dalam setiap tim adalah 8 pemaian, 5) durasi permainan adalah 30 menit.

2.9.1. Teknik Dasar Permainan Sepak Bola Mini
Pada umumnya permainan Sepak Bola berjalan dengan tempo yang cepat. Oleh karena itu seseorang pemain Sepak Bola harus memiliki keterampilan yang baik. Pemain harus dapat berlari dengan cepat, memiliki kelincahan, dapat menerima bola dengan mantap, dan dapat mengumpan bola dengan tepat ke sasaran (kawan) serta mampu melakukan tembakan yang jitu ke arah gawang lawan untuk mencetak skor. Selain itu juga pemain harus memiliki kordinasi tubuh yang baik agar dapat mengkordinasikan setiap teknik-teknik gerakkan Sepak Bola dengan baik pula. Oleh karena itu, dalam permainan sepak bola mini ini yang pada dasarnya mengadopsi dari permainan sepak bola, menuntut keterampilan setiap siswa.

Dalam garis besarnya, keterampilan dasar permainan Sepak Bola Mini terdiri dari beberapa teknik dasar, yaitu :
2.9.1.1. Menggiring Bola (Dribbling)
Dribblingadalah keterampilan dasar karena semua pemain harus mampu menguasai bola pada saat bergerak, diam, ataupun dalam posisi siap untuk melakukan operan atau tembakan. Ketika pemain telah menguasai kemampuan dribbling secara efektif, maka dia akan menjadi salah satu pemain yang memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam sebuah pertandingan. Oleh karena itu dribbling merupakan salah satu teknik wajib yang harus dikuasai oleh setiap pemain.

2.9.1.2. Mengoper atau Mengumpan Bola (Passing)
Sepak bola miniadalah permainan tim. Walaupun pemain yang memiliki keterampilan tinggi bisa mendominasi pada kondisi tertentu, pemain harus saling bergantung pada semua anggota tim untuk menciptakan permainan cantik dan membuat keputusan yang tepat. Agar bisa berhasil di dalam lingkungan tim ini, seorang pemain harus mengasah keterampilan mengoper bola (passing).
Passing adalah seni memindahkan momentum bola dari satu pemain ke pemain lain. Passing paling baik dilakukan dengan menggunakan kaki, tetapi bagian tubuh lain juga bisa digunakan seperti kepala ataupun dada. Peluang untuk dapat melakukan tendangan shooting ke gawang akan lebih banyak diperoleh jika dapat melakukan passing dengan keterampilan dan ketepatan yang tinggi

2.9.1.3. Menghentikan Bola (Stopping)
Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar yang penggunaanya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnya mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan memudahkan untuk passing.

2.9.1.4. Menyundul Bola (Heading)
bertujuan untuk mengumpan, mencetak gol, dan untuk mematahkan serangan lawan / membuang bola. Menyundul bola dapat dilakukan dengan posisi berdiri, melompat, dan sambil meloncat.
2.9.1.5. Menembak (Shooting)
Shooting merupakan salah satu teknik yang mutlak harus dikuasai baik oleh pemain yang berposisi sebagai penyerang. Download ptk penjaskes sd kelas 1-6 doc  Tembakan dilakukan jika pemain sudah menemukan waktu dan posisi yang tepat sehingga presentasi untuk menjadi gol pun akan semakin besar.
2.10. Kerangka Berfikir
Pembelajaran yang baik merupakan pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembelajaran Penjasorkes kususnya pada model atau cara guru menyampaikan materi pembelajaran. Sering kali materi yang diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Siswa kurang mampu menganalisis gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru hanya menyampaikan meteri secara verbal, kalaupun memberikan contoh atau demonstrasi kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal.

Permasalahan umum dalam pembelajaran Penjasorkes adalah sarana dan prasarana yang masih bisa dikategorikan kurang, serta peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang berlangsung belum menunjukkan
adanya partisipasi siswa secara penuh. Siswa berperan sebagai objek pembelajaran yang hanya bisa mendengar dan mengaplikasikan apa yang disampaikan oleh guru. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa.

D.DOWNLOAD JUDUL-JUDUL PTK PENJASKES SD LENGKAP
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan syarat mutlak dalam suatu penelitian. Sutrisno hadi (2001:156) berpendapat bahwa metodologi penelitian sebagaimana dikenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat dan memajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-tingginya.
Untuk itu, maka penguasaan tentang metode penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan permasalahan yang akan diteliti, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas.
Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat komponen yaitu rencana, tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Sedangkan alur tindakan dapat dilihat pada gambar berikut:
 Gambar 3. Siklus penelitian tindakan kelas Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1998)

3.1. Setting Penelitian
3.1.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan mulai bulan November 2016 sampai selesai.
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SDI ...  Kabupaten ...  di mana peneliti tinggal. Pemilihan lokasi ini diharapkan memberi kemudahan kususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek penelitian. Contoh ptk penjaskes sd sepak bola pdf Selain itu, komunikasi antara peneliti dan objek yang diteliti akan lebih mudah, serta peneliti juga dapat memantau keadaan yang terjadi dengan cara yang lebih intensif.

3.1.2. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa-siswi kelas V SDI ...  tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 26 anak.
3.2. Prosedur penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan dalam beberapa siklus untuk melihat bagaimana penerapan permainan Sepak bola Mini dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan siswa kelas V SDI ...  Kabupaten ...  Tahun Ajaran 2016/2017. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang sudah didesain dalam faktor yang diselidiki.

3.2.1. Siklus I
3.2.1.1. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan persiapan pembelajaran Sepak bola seperti :
1. Identifikasi keadaan awal siswa yang meliputi jumlah siswa dan informasi tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Membuat skenario pembelajaran modifikasi Sepak bola meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar evaluasi, dan menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembelajaran modifikasi Sepak bola.

3.2.1.2. Pelaksanaan Tindakan
Merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan digunakan serta menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa.
2. Guru menjelaskan teknik dasar permainan Sepak bola kepada siswa.
3. Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 2 kelompok putra dan 2 kelompok putri.
4. Siswa mempraktikkan modifikasi permainan Sepak bola.

3.2.1.3. Pengamatan Tindakan
Observasi atau pengamatan adalah tindakan untuk mengamati jalannya pelaksanaan tindakan yaitu mengamati keterampilan proses siswa selama melakukan permainan Sepak bolayang dimodifikasi.
3.2.1.4. Refleksi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi adalah menganalisis jalannya pembelajaran dan menganalisis perangkat evaluasi berupa tes hasil belajar Sepak bola. Berdasarakan perangkat evaluasi tersebut kemudian diidentifikasi dan dijadikan bahan masukkan untuk siklus berikutnya.

3.2.2. Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan didasarkan pada hasil apa yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Hal ini diharapkan agar semua tujuan dalam penelitian
dapat tercapai dan diperoleh data yang tepat. Demikian juga termasuk dalam proses tahap pelaksanaan, pengamatan, dan intepretasi, serta analisis, dan refleksi yang juga tidak bisa terlepas dan mengacu pada siklus sebelumnya yang sudah dilaksanakan.
3.3. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas
Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dan dibuat berbagai input instrumen yang akan dikenakan untuk memberikan perlakuan dalam Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:

3.3.1. Psikomotor
Tes ini digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa terhadap teknik dasar dalam permainan Sepak bola yang meliputi :
3.3.1.1.Teknik dasar mengumpan atau passing
1) Kaki tumpu ditempatkan sejajar dan dekat dengan bola. Lutut sedikit dibengkokkan.
2) Kaki tendang datang dari arah belakang, dengan lutut berputar ke arah luar.
3) Posisi badan berada di atas bola (menutup).
4) Tangan membentang ke arah samping untuk menjaga keseimbangan tubuh.
5) Bola ditendang pada bagian tengah-tengah bola.
6) Mata melihat pada bola.

3.3.1.2.Teknik dasar menerimabola atau controlling
1) Mata melihat pada bola.
2) Badan condong sedikit ke arah bola datang.
3) Berat badan di atas kaki tumpu.
4) Lutut dan kaki yang akan menerima bola bengkok sedikit dan ke arah luar.
5) Pada saat kontak dengan bola, kaki penerima diangkat sedikit.
6) Kaki bagian dalam dari kaki penerima sedikit menghadap ke tanah,
dan mengurung bola antara kaki dan tanah. Download ptk penjaskes sd kelas v doc
3.3.1.3.Teknik dasar membawa bola atau driblle
1) Mata melihat pada bola.
2) Kepala dan badan di atas bola.
3) Bola didorong dengan bagian dalam kaki, dan tetap dalam jarak penguasaan.
4) Bola didorong ke depan dengan garis lurus.
5) Posisi badan berada antara bola dan lawan.

3.3.1.4.Teknik dasar menembak atau shooting
1) Kaki tumpu ditempatkan sejajar dan dekat dengan bola. Lutut sedikit
dibengkokkan.
2) Kaki tendang datang dari arah belakang.
3) Posisi badan berada di atas bola (menutup).
4) Tangan membentang ke arah samping untuk menjaga keseimbangan
tubuh.
5) Bola ditendang pada bagian tengah-tengah bola. Bagian kaki menyentuh bola adalah punggung kaki.
6) Mata melihat pada bola.

3.3.2. Afektif
Tes ini digunakan untuk mengetahui perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran modifikasi permainan Sepak bola yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu :
1) Menghargai teman dalam satu tim
2) Bertanggung jawab pada posisi
3) Mau menerima saran dari teman
4) Tidak mencederai lawan
5) Menerima keputusan wasit
6) Memakai seragam
7) Memiliki motivasi dalam bermain
8) Kehadiran
3.3.3. Kognitif
Tes kognitif digunakan untuk mengetahui kemampuanpemahaman siswa terhadap materi pembelajaran Sepak bola.

3.4. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
3.4.1. Observasi
Alat yang digunakan adalah lembaran observasi tentang aktivitas guru dan siswa. Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran pemahaman bermain Sepak bola menggunakan media serta evaluasi pembelajaran, serta faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan pembelajaran.
3.4.2. Angket/Kuesioner
Wawancara diberikankepada siswa sesudah pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh data tentang pemahaman siswa (kognitif) selama melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Angket disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai pengetahuan siswa selama pelaksanaan pembelajaran, baik tentang teknik dalam permaian ataupun peraturan-peraturan yang berlaku di dalam permaian ini. Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pemahaman siswa tentang pembelajaran yang sudah dilakukan.

3.4.3. Rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan instrumen yang dibuat guru, di mana instrumen merupakan sebuah hal yang sangat penting keberadaanya dalam rangka untuk menciptakan kelancaran proses kegiatan belajar sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

3.5. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati keterampilan siswa selama proses pembelajaran Sepak bola. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Keterampilan-keterampilan tersebut diamati dalam 2 siklus. Dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi (pengamatan), dan refleksi. Kedua siklus ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui adanya peningkatan dari keterampilan-keterampilan proses siswa selama proses pembelajaran Sepak bola.
Untuk memperoleh dan mengumpulkan data digunakan suatu cara atau alat yang tepat agar kesimpulan yang diambil tidak menyesatkan. Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi dan angket/kuesioner.

Angket atau kuesioner yaitu suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki yang juga disebut dengan responden (Bimo Walgito,2004:75).Angket ini diadakan dengan menggunakan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir-formulir diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban dan sebagainya.

Dipilihnya angket tipe pilihan, karena angket tipe ini lebih menarik sehingga responden segera terdorong untuk mengisi angket tersebut. selain itu,responden juga lebih mudah dalam memberikan jawaban dan waktu yang diperlukan untuk menjawab lebih singkat jika dibandingkan dengan tipe yang lain. Contoh ptk penjas pdf  Agar pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen penelitian lebih sistematis dan dapat mengenai sasaran yang dituju, maka sebagai langkah awal terlebih dahulu disusun kisi-kisi instrumen.

Dari kisi-kisi instrumen penelitian tersebut dijabarkan kedalam pertanyaan¬pertanyaan yang siap digunakan sebagai alat pengumpul data atau instrumen penelitian.Untuk memperoleh data yang relevan dan akurat, maka diperlukan alat pengukur data yang dapat dipertanggung jawabkan, yaitu alat ukur atau instrumen penelitian yang valid dan reliabel, karena instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Suharsimi Arikunto, 2006:168).

3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas
3.6.1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjuk tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2006:168). Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sahih atau tidaknya angket dari tes psikomotor, kognitif dan afeksi. Untuk mengukur tingkat validitas instrumen, peneliti menggunakan rumus
product moment:
Gambar 1.2

Untuk mengetahui valid tidaknya instrumen dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil perhitungan koefisien korelasi (r) pada taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95% apabila rxy hitung > rxy tabel maka instrumen tersebut dapat dinyatakan layak untuk mengambil data.

3.6.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas artinya suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu(Suharsimi Arikunto, 2006:184)
Perhitunganreliabilitas uji coba instrumen pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha, yaitu :
Gambar 1.2
D.CONTOH PTK PENDIDIKAN JASMANI KELAS 5 DENGAN MATERI BARU

DAFTAR PUSTAKA

Adang Suherman. 2000. Dasar-dasar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud. Agus Salim. 2008. Buku Pintar Sepak bola.Bandung: Nuansa.
Agus Setiawan. 2010. Modifikasi Permainan Sepak Bola Mini terhadap Minat Siswa dalam Mengikuti Mata Pelajaran Penjasorkes Kelas VI dan VI MTs Ma’arif Nyatnyono Kabupaten SemarangTahun Pelajaran 2009/2010. UNNES.
Amung Ma’mun, Yudha M. Saputra. 2000. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdiknas.
Dietrich, Knut and Dietrich, K.J. 1981. Sepak Bola Aturan dan Latihan. Jakarta: Gramedia.
Engkos Kosasih. 1994. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga.
Gusril. 2004. Efektivitas Ancangan Modifikasi Olahraga ke dalam Penjas. JurnalNasional Penjas dan Ilmu Keolahragaan. Volume 3, Nomor I, April.
Mielke, Danny. 2007. Dasar-Dasar Sepak Bola. Bandung: Pakar Raya.
Pangrazi, Robert P. 2004. Dynamic Phsycal Education for Elementary School Children. San Fransisco : Benjamin Cummings.
Remmy Muchtar. 1992. Olahraga Pilihan Sepak Bola. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti.
Snow, Sam. 2011. Coaching Youth Soccer. United States: Human Kinetics.
Sucipto dkk. 2000. Sepak Bola. Departemen Pendidikan Nasional. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Sukintaka.1992. Teori Bermain Penjaskes. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti. Suroso. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta:Pararaton.
Sutrisno hadi. 2004. Metodologi Research Vol.4. Yogyakarta : Andi Offset.
Syamsyu Yusuf LN. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tim abdi guru. 2007. Penjas Orkes untuk SD Kelas IV. Semarang: Pt. Gelora Aksara Pratama.
Tisnowati Tamat dan Moekarto Mirman. 1 999.Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Winkel. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Bel ajar. Jakarta: Gramedia.
Yoyo Bahagia, Adang Suherman.2000.Prinsip-Prinsip Pengembangan Dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta : Depdikbud.

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK PENJASKES SD- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.