CONTOH LENGKAP PTK IPS EKONOMI KELAS XI JURNAL UMUM-Permasalahan dalam penelitian ini mengenai implementasi pendidikan karakter dalam pengajaran yang dilakukan di SMAN 1 ... yang kurang maksimal, serta masih ada siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah, sehingga dibutuhkan suatu inovasi metode pembelajaran yang dapat meningkatkan karakter siswa menjadi lebih baik serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam memahami materi pelajaran jurnal umum. Contoh ptk ekonomi sma doc Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengimplementasian pendidikan karakter dalam pengajaran, untuk mengertahui perbedaan karakter siswa sebelum dan sesudah perlakuan serta untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode STAD.
Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen semu (quasi experimental method). Populasi adalah seluruh siswa
kelas XI IPS di SMAN 1 ... tahun ajaran 2014/2015, yang terdiri dari 2 kelas.
Sampel penelitian diambil 2 kelas dengan metode pengundian yang digunakan untuk
menentukan kelas eksperimen dan kontrol, kemudian didapat kelas XI IPS 1
sebagai kelas eksperimen dan XI IPS 2 sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan
data yaitu dengan metode tes, metode observasi, metode angket dan metode
wawancara. Data diuji dengan menggunakan uji paired sample t-tets dan
independent sample t-test.
Hasil penelitian diperoleh 1) Implementasi pendidikan
karakter yang dilakukan oleh guru bidang studi ekonomi di SMAN 1 ... telah
dilaksanakan dengan baik.2) ada peningkatan pendidikan karakter siswa pada
kelas eksperimen sebesar 4%. 3) metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang menggunakan
metode konvensional sebesar 1.97.
Saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah perlu
ada pelatihan pendidikan karakter bagi guru dikarenakan masih banyak guru yang
kesulitan mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pengajaran, perlu juga
diadakannya pelatihan variasi model pembelajaran guna membantu guru untuk
menambah referensi dalam mengajar.dan perlu adanya peningkatan kemampuan guru
dalam pengelolaan kelas.
Laporan penelitian
tindakan kelas ini membahas EKONOMI SMA yang diberi judul “IMPLEMENTASI
PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF (STAD) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI KOMPETENSI DASAR
MENCATAT TRANSAKSI KE DALAM JURNAL UMUM PERUSAHAAN JASA KELAS XI IPS
DI SMA NEGERI 1 ... TAHUN 2014/2015". Disini akan di
bahas lengkap.
PTK ini bersifat
hanya REFERENSI saja kami tidak
mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK
EKONOMI SMA KELAS XI lengkap
dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi
penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0817-283-4988
dengan Format PESAN PTK SMA 020).
A.CONTOH
LENGKAP PTK IPS EKONOMI SMA
BAB 1
PEN DAHULUAN
PEN DAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari
suatu proses belajar. Hal ini berarti bahwa, optimalnya hasil belajar siswa
tergantung pada proses belajar dan proses mengajar guru. Hasil belajar dapat
baik jika dalam pelaksanaan proses interaksi belajar mengajar sesuai dengan
perencanaan pembelajaran. Dengan kata lain, adanya aktivitas belajar atau
proses kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Menurut Anni (2009:85) hasil belajar merupakan
perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan
belajar. Perubahan perilaku tersebut dinyatakan dalam bentuk konsep penguasaan
baik berupa pengetahuan, sikap maupun ketrampilan diri siswa yang dinyatakan
dalam bentuk angka. Dalam kenyataannya tidak semua siswa dapat mencapai hasil
belajar yang maksimal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa yaitu selain peran dari dalam diri siswa sendiri, peranan guru dalam
mengajar juga tidak kalah pentingnya dalam mencapai tujuan pendidikan.
Guru mempunyai peranan yang penting dalam proses
pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran merupakan inti dalam pendidikan yang
dibangun agar para siswa dapat mentransfer pengetahuan. Selama pembelajaran
berlangsung pengetahuan tersebut harus tersampaikan secara maksimal agar siswa
dapat menerima, menguasai lebih-lebih mengembangkan materi pelajaran yang di
sampaikan oleh guru. Contoh
ptk ekonomi sma pdf
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMAN 1
..., KKM mata pelajaran ekonomi ditetapkan sekolah sebesar 77, dari KKM
tersebut diketahui 53,57% dari 38 peserta didik tuntas dan 46,43% peserta didik
belum tuntas KKM, serta masih ada peserta didik yang tidak mengerjakan tugas
dan kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Sesuai
penelitian yang dilakukan Sistaningrum (2008) penyebab siswa tidak
mampu mencapai KKM pada mata pelajaran akuntansi
dikarenakan karakteristik materi tersebut membutuhkan perhitungan dan analisis
yang tepat serta persepsi siswa yang menyatakan bahwa akuntansi merupakan
pelajaran yang sulit yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Berdasar
paparan di atas maka dibutuhkan suatu solusi untuk mengatasi masalah tersebut,
yaitu dengan mengimplementasikan pembelajaran yang aktif, menyenangkan dan memotivasi
peserta didik serta mengurangi sikap dan karakter yang kurang baik melalui
pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam pembelajaran kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
yang muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara
rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah
masalah yang kompleks. Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang
tepat diterapkan dalam mengatasi masalah tersebut adalah tipe Students Team
Achievement Division (STAD). Alasan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
tipe STAD menurut Slavin (2010:143) karena metode pembelajaran STAD merupakan
metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan metode yang
paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan
kooperatif. Selain itu metode pembelajaran STAD merupakan pembelajaran yang
melibatkan pengakuan tim, yaitu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
heterogen berdasarkan tingkat prestasi atau tingkat kemampuan belajar, dalam
metode STAD point penting berada pada fiturnya yaitu pada tiap point yang
ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim
anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting
dalam pembelajaran , agar tiap anggota paham dan mengerti tentang materi yang
dibahas. Dengan menggunakan metode STAD kita dapat mengaplikasikan pendidikan
karakter di dalam materi pelajaran.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khan (2011) dalam
jurnal penelitian menunjukkan bahwa STAD also add an extra source of learning
with the groups because some high achievers act as a role of tutor, which
result in high achievements.
Metode pembelajaan kooperatif tipe STAD seperti yang
disampaikan oleh Khan, di dalam suatu kelas terdapat tingkatan kemampuan siswa,
salah satunya siswa yang memiliki hasil belajar yang lebih tinggi atau disebut
siswa yang pintar. Siswa yang pintar dalam STAD akan menjadi tutor bagi teman
satu kelompoknya, terutama bagi siswa yang tergolong kurang pandai, sehingga di
harapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Hal tersebut dapat meningkatkan
hasil belajar dikarenakan dalam penyampaian materi menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh siswa yang sebaya.
Pihak sekolah diberi hak otonom dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk dapat mengelola sekolahnya sendiri guna
meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan karakter harus dilakukan atau
ditanamkan pihak sekolah terhadap peserta didiknya. Penanaman pendidikan
karakter ini diselipkan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.
Pengimplementasian pendidikan karakter diawali dengan
menambahkan nilai – nilai karakter pada silabus dan RPP berupa penambahan kolom
tentang pendidikan karakter yang terkandung dalam mata pelajaran yang akan
disampaikan oleh guru. Pendidikan karakter perlu di implementasikan di sekolah,
disebabkan karena semakin maraknya kasus-kasus kriminal yang terjadi
dilingkungan pendidikan. Dalam surat kabar detik ketua Komnas Perlindungan
Anak, Sirait. Mengatakan bahwa pada tahun 2011 ada 139 kasus bullying di
lingkungan sekolah serta maraknya kasus tawuran antar pelajar yang memakan
korban jiwa, di antaranya yang terjadi pada SMAN 1 .... Secara tidak langsung
kita dapat mengatakan bahwa moral dan rasa kebersamaan para pelajar mulai
luntur sehingga pendidikan karakter harus digalangkan dalam pembelajaran di
sekolah guna memupuk karakter siswa agar lebih baik.
(http://news.detik.com/read/2012 ; diakses 21 november 2012) Download ptk
ekonomi sma kelas xi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Berkowitz
(2005)dalam jurnal penelitian menunjukkan bahwa Good character education is
good education. Recent findings show that efective character education supports
and enhances the academic goals of schools.
Penelitian yang dilakukan Aunillah (2011:18)
menyatakan pendidikan karakter adalah suatu sistem yang menanamkan karakter
pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu,
tekad serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan maupun
bangsa, sehingga akan terwujudnya insan kamil. Pendidikan karakter perlu
ditanamkan pada peserta didik agar menjadi manusia yang peduli terhadap sesama
maupun bangsa. Bukan menjadi peserta didik yang arogan dan anarkis, yang hanya
bisa tawuran dan merugikan orang lain. Pendidikan karakter seharusnya membawa
peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara
afektif dan akhirnya ke pengalaman nilai secara nyata. Inilah rancangan
pendidikan karakter yang disebut Lickona dalam Marzuki (2012) moral knowing,
moral feeling, dan moral action. Karena itulah, semua mata pelajaran yang
dipelajari oleh peserta didik di sekolah harus bermuatan pendidikan karakter
yang bisa membawa mereka menjadi manusia yang berkarakter.
Terdapat 24 indikator keberhasilan sekolah dalam
pengembangan pendidikan karakter di sekolah diantaranya: kereligiusan;
kejujuran; kecerdasan; ketangguhan; kedemokratisan; kepedulian; kemandirian;
berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif; keberanian mengambil resiko;
berorientasi pada tindakan; berjiwa kepemimpinan; kerja keras; tanggung jawab;
gaya hidup sehat; kedisiplinan; percaya diri; keingintahuan; cinta ilmu ;
kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain; kepatuhan terhadap
aturan-aturan sosial; menghargai karya dan prestasi orang lain; kesantunan;
nasionalisme; menghargai keberagaman. Dengan memilih metode pembelajaran yang
tepat, peneliti berharap pendidikan karakter dapat di implementasikan guna
meningkatkan hasil belajar siswa.
Melihat keberhasilan penggunaan metode STAD dalam
mengatasi masalah hasil belajar serta pentingnya pendidikan karakter bagi
pesrta didik. Maka peneliti ingin melakukan penilitian dengan judul
“Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif (STAD)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar
Mencatat Transaksi Ke dalam Jurnal Umum Perusahaan Jasa Kelas X1 IPS di SMAN 1
... “
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di
atas, maka perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengimplementasian pendidikan karakter dalam
pengajaran mata pelajaran ekonomi oleh guru bidang studi ekonomi di SMAN 1 ...
?
2. Apakah ada perbedaan karakter siswa dalam
pengimplementasian sebelum dan sesudah menggunakan metode STAD pada mata
pelajaran ekonomi Kompetensi dasar mencatat transaksi ke dalam jurnal umum ?
3. Apakah metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional
kompetensi dasar mencatat transaksi kedalam jurnal umum perusahaan jasa?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diambil, maka
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter
dalam pengajaran mata pelajaran ekonomi oleh guru bidang studi ekonomi di SMAN
1 ....
2. Untuk mengetahui perbedaan karakter siswa dalam
pengimplementasian sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran
kooperatif (STAD) pada mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar mencatat
transaksi ke dalam jurnal umum.
3. Untuk mengetahui metode kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan metode
konvensional kompetensi dasar mencatat transaksi kedalam jurnal umum perusahaan
jasa.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan alternatif metode pembelajaran yang efektif
pada mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar mencatat transaksi kedalam jurnal
umum perusahaan jasa sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Menumbuhkan sikap kerjasama dan rasa tanggung jawab
antar anggota kelompok.
c. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Memberikan referensi bagi guru dalam menentukan metode
pembelajaran agar siswa lebih aktif, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa
b. Bagi Siswa
Sebagai sarana bertukar pikiran mengenai materi yang
sedang dipelajari, sehingga timbul sikap aktif dan kritis sesama teman sebaya
guna peningkatan hasil belajar.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
referensi bagi sekolah dalam menentukan metode pembelajaran yang akan
digunakan, sehingga hasil belajar dapat tercapai sesuai tujuan pendidikan yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa. Contoh
ptk ekonomi sma pdf
B.CONTOH PTK LENGKAP IPS EKONOMI SMA KELAS XI
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
2.1 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar (Anni, 2009).
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan
hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.
Ditinjau dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan
puncak proses belajar. Ditinjau dari sisi guru, hasil belajar merupakan tindak
mengajar yang diakhir dengan proses evaluasi hasil belajar.
Sudjana (2010: 22) berpendapat ”hasil belajar adalah
kemampuan¬kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Kemampuan ini diperoleh setelah siswa mengalami proses belajar”.
Berdasar pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan
pola pikir dan tingkah laku pelajar yang berlangsung secara terus menerus
sampai memperoleh pengetahuan, keterampilan dan hal-hal baru yang bermanfaat.
Bloom dalam Anni (2009: 86) menyampaikan tiga
taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu: ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berisi tentang hasil
pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah afektif berkaitan
dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Ranah psikomotorik berkaitan dengan
kemampuan fisik seperti ketrampilan motorik dan syaraf, manipulasi obyek dan
koordinasi syaraf. Download ptk ekonomi sma lengkap
Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil
belajar. Tetapi diantara ketiganya ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai
para guru karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi pelajaran
dan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Peristiwa
belajar dalam diri siswa dapat diamati dari perbedaan perilaku atau kinerja
sebelum dan setelah proses pembelajaran. Untuk mengetahui perbedaan tersebut
harus terlebih dahulu dilakukan pengukuran mengenai kemampuan apa dan seberapa
banyak kemampuan baru itu telah dimiliki oleh siswa.
Menurut Suprijono (2011) hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi
dan keterampilan¬keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne dalam Anni (2009: 90)
tujuan belajar peserta didik :
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara
spesifik terhadap rangsangan spesifik.
2) Keterampilan intelektual yaitu ketrampilan
mempresentasikan konsep dan lambang. Ketrampilan intelektual terdiri dari
kemampuan menegosiasi, kemampuan analitis-sintetis, fakta - konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan
serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak j asmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan
menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.
2.2 Pendidikan Karakter
2.2.1 Hakikat Karakter
Istilah karakter adalah istilah yang baru digunakan
dalam wacana Indonesia akhir-akhir ini. Istilah ini sering dihubungkan dengan
istilah akhlak, etika, moral, atau nilai. Karakter juga sering dikaitkan dengan
masalah kepribadian, atau paling tidak ada hubungan yang cukup erat antara
karakter dengan kepribadian seseorang. Secara terminologis, makna karakter
dikemukakan oleh Lickona dalam Marzuki (2012:35) mendefinisikan karakter
sebagai “A reliable inner disposition to respond to situations in a morally
good way.” Selanjutnya, Lickona menambahkan, “Character so conceived has three
interrelated parts: moral knowing, moral feeling, and moral behavior”. Karakter
mulia (good character), dalam pandangan Lickona, meliputi pengetahuan tentang
kebaikan (moral khowing), lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan
(moral feeling) , dan akhirnya benar – benar melakukan kebaikan (moral
behavior). Dengan kata lain, karakter mengacu kepada serangkaian pengetahuan
(cognitives), sikap (attitudes), dan motivasi (motivations), serta perilaku
(behaviors) dan keterampilan (skills).
Menurut Budiastuti (2008) menyatakan bahwa jika
pengembangan karakter dilaksanakan secara efektif maka akan meningkatkan
prestasi akademik dan perilaku prososial siswa. Dalam proses perkembangan dan
pembentukan karakter seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor lingkungan
(nurture) dan faktor bawaan (nature). Secara psikologis, perilaku berkarakter
merupakan perwujudan dari potensi Intelligence Quotient (IQ), Emotional
Quotient (EQ), Spiritual Quotient (SQ), dan Adverse Quotient (AQ) yang dimiliki
oleh seseorang. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis
dan sosio-kultural pada akhirnya dapat di kelompokkan dalam empat kategori,
yakni :
a) olah hati (spiritual and emotional development);
b) olah pikir (intellectual development)
c) olah raga dan kinestetik (physical and kinestetic
development)
d) olah rasa dan karsa (afective and creativity
development).
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk
bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,
bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada
Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Pendidikan karakter berfungsi (1)
mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku
baik. (2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur. (3)
meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia ,Puskurbuk
(2010 ).Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga,
satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia
usaha, dan media massa.
PUSKURBUK(20 10) menyebutkan prinsip-prinsip yang
digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa :
a) Berkelanjutan; mengandung makna bahwa proses
pengembangan nilai¬nilai budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah proses
panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan
pendidikan. Sejatinya, proses tersebut dimulai dari kelas 1 SD atau tahun
pertama dan berlangsung paling tidak sampai kelas 9 atau kelas akhir SMP.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa di SMA adalah kelanjutan dari proses yang
telah terjadi selama 9 tahun.
b) Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan
budaya sekolah; mensyaratkan bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran, dan dalam setiap
kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
c) Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan; mengandung
makna bahwa materi nilai budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan ajar biasa,
artinya nilai-nilai itu tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti
halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun fakta.
d) Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara
aktif dan menyenangkan; prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan nilai
budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Guru
menerapkan prinsip ”tut wuri handayani” dalam setiap perilaku yang ditunjukkan
peserta didik. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses pendidikan dilakukan
dalam suasana belajar yang menimbulkan rasa senang dan tidak indoktrinatif.
Menurut Marzuki (2012) Integrasi pendidikan karakter
di dalam proses pembelajaran di sekolah dilaksanakan mulai dari tahap
perancanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran pada semua mata
pelajaran. Tahap-tahap ini dapat diuraikan lebih detail berikut ini :
1) Perencanaan, Pada tahap perecanaan yang mula-mula
dilakukan adalah analisi SK/KD, pengembangan silabus berkarakter, penyusunan
RPP berkarakter dan penyiapan bahan ajar berkarakter. Revisi RPP dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut: Rumusan tujuan pembelajaran direvisi/
diadaptasi, pendekatan / metode pembelajaran di ubah agar pendekatan/metode
dapat mengembangkan karakter,langkah pembelaj aran juga direvisi,bagian
penelitian direvisi, bahan ajar disiapkan.
2) Pelaksanaan Pembelajaran, kegiatan pembelajaran dari
tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dipilih dan dilaksanakan agar
peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan. Guru
dituntut untuk menguasai berbagai metode, model atau strategi pembelajaran
aktif sehingga langkah-langkah pembelajaran dengan mudah disusun dan dapat
dipraktikan dengan baik dan benar.
3) Evaluasi Pembelajaran, Dalam pendidikan
karakter,penilaian harus dilakukan dengan baik dan benar. Dalam penilaian
karakter, guru hendaknya membuat instrument penilaian yang dilengkapi rubik
penilaian untuk menghindari penilaian yang subyektif, baik dalam bentuk
instrument penilaian pengamatan maupun skala sikap ( misalnya skala likert)
2.2.2 Nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan karakter
bangsa
Dit. PSMP Kemdiknas dalam Marzuki (2012: 38-39)
terdapat 24 indikator nilai yang dikenbangkan dalam pendidikan budaya dan
karakter bangsa,yaitu:
1) Kereligiusan, yakni pikiran, perkataan, dan tindakan
seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan
dan/atau ajaran agamanya.
2) Kejujuran, yakni perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.
3) Kecerdasan, yakni kemampuan seseorang dalam melakukan
suatu tugas secara cermat, tepat, dan cepat.
4) Ketangguhan, yakni sikap dan perilaku pantang menyerah
atau tidak pernah putus asa ketika menghadapi berbagai kesulitan dalam
melaksanakan kegiatan atau tugas sehingga mampu mengatasi kesulitan tersebut
dalam mencapai tujuan.
5) Kedemokratisan, yakni cara berfikir, bersikap, dan
bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
6) Kepedulian, yakni sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam,
dan tatanan) di sekitar dirinya.
7) Kemandirian, yakni sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, yakni
berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan
cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.
9) Keberanian mengambil risiko, yakni kesiapan menerima
risiko/akibat yang mungkin timbul dari tindakan nyata.
10) Berorientasi pada tindakan, yakni kemampuan untuk
mewujudkan gagasan menjadi tindakan nyata.
11) Berjiwa kepemimpinan, yakni kemampuan mengarahkan dan
mengajak individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dengan berpegang pada
asas-asas kepemimpinan berbasis budaya bangsa.
12) Kerja keras, yakni perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas
(belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya. Contoh ptk ekonomi sma doc
13) Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan
budaya), negara dan Tuhan YME.
14) Gaya hidup sehat, yakni segala upaya untuk menerapkan
kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan
buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
15) Kedisiplinan, yakni tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
16) Percaya diri, yakni sikap yakin akan kemampuan diri
sendiri terhadap pe menuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.
17) Keingintahuan, yakni sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
18) Cinta ilmu, yakni cara berpikir, bersikap dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
pengetahuan.
19) Kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain,
yakni sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak
diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang
lain.
20) Kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, yakni sikap
menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan
kepentingan umum.
21) Menghargai karya dan prestasi orang lain, yakni sikap
dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkansesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.
22) Kesantunan, yakni sifat yang halus dan baik dari sudut
pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.
23) Nasionalisme, yakni cara berfikir, bersikap, dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsanya.
24) Menghargai keberagaman, yakni sikap memberikan
respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat,
adat, budaya, suku, dan agama.
2.3 Metode Pembelajaran Koopertif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep
yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin
bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah¬masalah yang
kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek
utama dalam pembelajaran kooperatif, Trianto (2007:41).
Dalam pembelajaran kelas kooperatif siswa belajar
bersama dalam kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang
sederajat tetapi heterogen baik kemampuan, jenis kelamin, suku, ras, maupun kompetensi
akademik yang satu sama lain akan saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok
tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat
terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan pembelajaran. Selama
bekerja dalam kelompok yang disajikan oleh guru serta saling membantu teman
sekelompoknya untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Dalam pembelajaran kooperatif, siswa berperan ganda
yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif
untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan ketrampilan
berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di
luar sekolah.
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran
yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaan yang lebih
menekankan kepada proses kerjasama dalam kelompok. Menurut Sanjaya(2007:244),
karakteristik dalam pembelajaran kooperatif ada empat, yaitu:
a) Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara
tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus
mampu membuat setiap siswa belajar. Semua anggota tim(anggota kelompok) harus
saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria
keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.
b) Didasarkan pada manajemen kooperatif
Pada umumnya, manajemen mempunyai empat fungsi pokok,
yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan kontrol. Dalam pembelajaran kooperatif
perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan
yang matang agar berjalan efektif. Pelaksanaan menunjukkan kooperatif harus
dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang sudah
ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati proses pembelajaran bahwa
pembelajaran perencanaan, melalui ditentukan termasuk bersama. Organisasi
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap
anggota kelompok, oleh karena itu perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap
anggota kelompok.
c) Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh
keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu
ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan
saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing tetapi juga ditanamkan
perlunya saling membantu.
d) Keterampilan bekerja sama
Kemauan untuk bekerja sama dipraktekan melalui
aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerjasama. Dengan
demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan
berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan
pendapat, dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok.
2.3.1 Metode pembelajarn kooperatif tipe STAD
STAD (Students Team Achievement Division) merupakan
salah satu metode pembelajaran kooperatif yang sederhana dan merupakan metode
yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan
pendekatan kooperatif (Slavin, 2010:143). Pembelajaran kooperatif tipe STAD
menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5
orang siswa secara heterogen, yaitu dalam setiap kelompok terdiri atas siswa
laki-laki dan perempuan, terdapat siswa dengan kemampuan tinggi, sedang dan
rendah, dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD pelaksanaannya diawali dengan
penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok dan
penghargaan kelompok.
1. Komponen STAD
Menurut Slavin (2010:143) STAD mempunyai 5 komponen
utama yaitu:
a. Presentasi kelas
Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam
presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang
sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi
bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan
pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar¬benar
berfokus pada unit STAD. Contoh
ptk ekonomi sma pdf Dengan
cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi
perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat
membantu mengerjakan kuis dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.
b. Tim
Tim adalah faktor yang paling penting dalam STAD. Pada
tiap poin yang ditekankan adalah membentuk anggota tim agar mau bekerja dengan
baik untuk tim. Tim memberikan dukungan kelompok tehadap kinerja akademik dalam
pembelajaran.
c. Kuis
Sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan
presentasi dan praktek tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para
siswa tidak diperbolehkan saling membantu dalam mengerjakan kuis.
d. Skor Kemajuan Individual
Tiap siswa dapat memberikan kontribusi yang maksimal
kepada timnya dalam setiap sistem skor ini. Tiap siswa diberikan skor awal yang
diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan
kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka
berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka.
e. Rekognisi Tim
Tim akan mendapatka sertifikat atau bentuk penghargaan
yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim
siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat
mereka.
Menurut Trianto (2007:52) pembelajaran kooperatif tipe
STAD juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran
dilaksanakan, diantaranya yaitu:
a. Perangkat Pembelajaran
Yang meliputi rencana pembelajaran, buku siswa, lembar
kegiatan siswa beserta lembar jawabnya.
b. Membentuk Kelompok Kooperatif
Menentukan anggota kelompok diusahakan agar kemampuan
siswa dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dengan
kelompok lainnya relatif homogen
c. Menentukan Skor Awal
Skor awal yang digunakan dalam kelas kooperatif adalah
nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis
d. Pengaturan Tempat Duduk
Pengaturan tempat duduk juga perlu diatur dengan baik
agar tidak menimbulkan kekacauan yang menimbulkan gagalnya pembelajaran pada
kelas kooperatif.
e. Kerja Kelompok
Latihan kerjasama kelompok perlu diadakan terlebih
dahulu untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing individu dalam kelompok.
Sementara itu langkah-langkah atau fase-fase
pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari 6 fase Trianto (2007 :54) yaitu
a. Fase I: menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
b. Fase II: menyajikan atau menyampaikan informasi
Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
mendemonstrasikan lewat bahan bacaan.
c. Fase III: mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar. Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara
efisien.
d. Fase IV: membimbing kelompok bekerja dan belajar
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas.
e. Fase V: evaluasi
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil karyanya.
f. Fase VI: memberi penghargaan
Mencari cara-cara menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu atau kelompok.
Menurut Lie (2004) kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD yaitu :
a) Kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan
siswa tidak belajar jika diterapkan dalam grup.
b) Banyak siswa tidak senang disuruh untuk bekerja sama
dengan orang lain.
c) Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa
yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder
ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai.
d) Siswa yang tekun juga merasa timnya yang kurang mampu
hanya menumpang saja pada hasil jerih payah mereka.
2.4 Metode pembelajaran konvensional
Menurut Sumarno (2011) metode pembelajaran
konvensional merupakan metode yang berpusat pada guru, metode tersebut meliputi
ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
1. Ceramah
Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan.
Metode ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul-betul disiapkan dengan
baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan
penggunannya. Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering
digunakan, yaitu:
a) Metode yang murah dan mudah untuk dilakukan.
b) Dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya,
materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok¬pokoknya
oleh guru dalam waktu yang singkat. Download ptk ekonomi sma lengkap
c) Dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.
d) Guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena
sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
e) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat
diatur menjadi lebih sederhana.
Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga
memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari
ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
b. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat
mengakibatkan terjadinya verbalisme.
c. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang
baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan.
d. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah
seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
2. Diskusi
Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan
suatu permasalahan, menj awab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan
siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Ada beberapa kelebihan metode
diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya:
1. Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya
dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
2. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran
dalam mengatasi setiap permasalahan.
3. Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat
atau gagasan secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa
untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki
beberapa kelemahan, di antaranya:
1. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh
2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
2. Terkadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga
kesimpulan menjadi kabur.
3. Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang terkadang
tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4. Sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat
emosional yang tidak terkontrol.
3. Tanya Jawab
Tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan
terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way trafic sebab pada saat
yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab
atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya
hubungan timbal balik secara langsung antara guru.
2.5.Jurnal Umum
Jurnal umum merupakan media dalam proses akuntansi
yang menjadi dasar dalam menentukan ke akun mana suatu transaksi dicatat,
berapa jumlah uang yang dicatat, dicatat disisi mana, dan keterangan singkat
tentang transaksi. Jadi, jurnal dapat diartikan pencatatan tentang pendebitan
dan pengkreditan secara kronologis dari transaksi keuangan beserta penjelasan
yang diperlukan ( Ismawanto, 2010).
- Fungsi Jurnal Umum
Terdapat beberapa fungsi jurnal umum yaitu :
1. Fungsi Pencatatan
Jurnal umum menentukan ke akun mana dan dengan jumlah
berapa suatu transaksi dicatat, dengan kata lain jurnal umum mencatat setiap
terjadi transaksi keuangan perusahaan.
2. Fungsi Historis
Jurnal umum dicatat dengan membukukan transaksi yang
dilakukan lebih dulu, sesuai dengan urutan waktu terjadinya. Misalnya,
transaksi tanggal 5 januari dicatat lebih dahulu dari transaksi tanggal 10
januari. Dengan mencatat transaksi yang terjadi lebih dahulu, berarti jurnal
memiliki fungsi historis .
3. Fungsi Analisis
Untuk menentukan nama akun, jumlah uang yang dicatat,
dan di sisi mana (debet atau kredit) pencatatan dilakukan, bukti transaksi
dianalisis terlebih dahulu. Hasil analisis itulah yang dicatat pada jurnal
umum.
4. Fungsi Instruktif
Jurnal umum merupakan suatu kumpulan instruksi atau
perintah. Akun harus diisi sesuai dengan apa yang tercatat pada jurnal umum.
Jika instruksi jurnal umum tidak diikuti, maka pengisian akun akan salah.
5. Fungsi Informatif
Jurnal umum menyajikan tanggal, nama akun, keterangan
singkat mengenai transaksi, dan jumlah uang yang terlibat dalam suatu
transaksi.
- Bentuk Jurnal Umum
Bentuk jurnal umum dapat kita lihat dalam Tabel 2.1.
Dengan bentuk yang demikian, jurnal umum mampu memenuhi fungsinya seperti
diuraikan sebelumnya, yaitu dengan menentukan ke akun mana suatu transaksi akan
dicatat.
Tabel 2.1
Bentuk jurnal umum
Halaman 2
Keterangan :
1. Kolom tanggal untuk mencatat tanggal, bulan, tahun
terjadinya transaksi.
2. Kolom nomor bukti digunakan untuk mencatat nomor bukti
transaksi
3. Kolom akun/keterangan digunakan untuk mencatat
transaksi yang di debet dan dikredit, serta keterangan singkat mengenai
transaksi
4. Kolom ref ( referensi) digunakan untuk mencatat kode
akun ketika ayat jurnal dipindahkan ke buku besar, sebelum dilakukan
pemindahan, kolom ref tetap dalam keadaan kosong
5. Kolom debet dan kredit digunakan untuk mencatat nilai
transaksi.
6. Halaman digunakan sebagai referensi pada buku
besar.
Langkah-langkah dalam membuat Jurnal Umum
Sebagaimana di jelaskan sebelumnya, salah satu fungsi
jurnal umum adalah untuk memudahkan pencatatan transaksi ke dalam buku besar.
Untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan, perlu diperhatikan
beberapa langkah berikut ini :
1. Catatlah tanggal terjadinya transaksi pada kolom
tanggal, sesuai dengan tanggal yang tercantum pada bukti transaksi, penulisan
periode akuntansi, misalnya satu tahun atau satu bulan, cukup ditulis satu kali
saja.
2. Isilah kolom bukti dengan nomor bukti transaksi
3. Pada kolom akun/keterangan, tuliskan nama akun-akun
yang mengalami perubahan akibat transaksi. Akun yang didebet ditulis rapat ke
garis kolom nomor bukti. Sedangkan akun yang dikredit ditulis lebih menjorok
kekanan, sehingga kedua nama akun tidak sejajar. Tambahkan penjelasan singkat
untuk mendukung kolom referensi.
4. Isilah kolom debet/kredit sesuai dengan jumlah uang
yang terlibat dalam transaksi.
- Contoh soal dan kunci jawaban
Berikut ini merupakan contoh soal dan pembahasan dari
toko reparasi Bagus milik tuan Hartawan, transaksi yang terjadi selama bulan
Januari sebagai berikut :
Kunci jawaban:
Toko Reparasi Bagus
Jurnal Umum Per Januari 2012
Halaman 1
2.6. Kerangka Berpikir
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar (Anni, 2009:85).
Perubahan perilaku tersebut dinyatakan dalam bentuk konsep penguasaan baik
berupa pengetahuan, sikap maupun ketrampila diri siswa yang dinyatakan dalam
bentuk angka. Dalam kenyataannya tidak semua siswa dapat mencapai hasil belaj
yang maksimal.
Hasil belajar yang kurang maksimal disebabkan ole
berbagai faktor diantaranya faktor dari dalam maupun dari lu diri siswa itu
sendiri. Faktor dari dalam diri iswa yang menyebabkan hasil belajar rendahnya
diantaranya muncunya sifat malas dalam diri siswa itu sendiri, sifat malas
muncul dsebabkan oleh berbagai hal diantaranya sistem pembelajaran yang
digunakan oleh guru bersifat monoton, yang mengakibatkan siswa menjadi pasif,
serta kurangnya motivasi dari dalam diri siswa untuk belajar.
Sesuai penelitian yang dilakukan Sistaningrum (2008)
penyebab siswa tidak mampu mencapai KKM pada mata pelajaran akuntansi
dikarenakan karakteristik materi tersebut membutuhkan perhitungan dan analisis
yang tepat serta persepsi siswa yang menyatakan bahwa akuntansi merupakan
pelajaran yang sulit yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Contoh ptk
ekonomi sma pdf Asumsi serta perlunya perhitungan dan analisis yang tepat,
mengakibatkan siswa malas untuk menghitung dan belajar yang berakibat hasil
belajar siswa rendah.
Akhir-akhir ini banyak di jumpai kasus-kasus kriminal
yang melibatkan para siswa diantaranya kasus tawuran dan bullying yang terjadi
disekolah. Dalam surat kabar detik ketua Komnas Perlindungan Anak, Sirait
mengatakan bahwa pada tahun 2011 ada 139 kasus bullying di lingkungan sekolah
serta maraknya kasus tawuran antar pelajar yang memakan korban jiwa,
diantaranya yang terjadi di SMAN 1 .... Secara tidak langsung dapat di katakana
bahwa moral dan rasa kebersamaan para pelajar mulai luntur sehingga pendidikan
karakter harus digalangkan dalam pembelajaran disekolah agar memupuk karakter
siswa agar lebih baik.
Dengan maraknya kasus tawuran dan bullying di sekolah
dapat berdampak pada hasil belajar sisw, hasil belajar siswa rendah disebabkan
karena siswa tersebut takut pergi ke sekolah. Suasana sekolah yang kurang
nyaman dapat menurunkan motivasi dan daya konsentrasi siswa.
Berdasar paparan masalah di atas, maka pendidikan
karakter perlu di implementasikan di sekolah, agar karakter siswa terbentuk.
Hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut dengan cara
penggunaan metode pembelajaran koopertif tipe STAD, karena dengan menggunakan
metode tersebut hubungan antara guru dan siswa akan lebih erat serta hubungan
antara siswa dengan siswa lainnya akan lebi harmonis, disebabkan metode
kooperatif tipe STAD ini menuntut untuk adanya kerjasama dalam tim, sehingga
dapat memunculkan karakter yang saling menghargai, bertanggung jawab dengan
kelompok dan lain sebagainya. Di harapkan pengimplementasian pendidikan
karakter dengan penggungaan metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.Contoh
ptk ekonomi sma doc
Berdasar paparan di atas dan penelitian terdahulu yang
telah dilakukan, dapat dipahami bahwa pengimplementasian pendidikan karakter
melalui metode pembelajaran kooperatif (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas XI IPS di SMAN 1 ....
Gambar 2.1
Skema kerangka berfikir
2.7. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir di atas, hipotesis
penelitian ini adalah : ptk sejarah sma kelas X
Ha1 : Ada perbedaan karakter siswa dalam pengimplementasian
sebelum dan sesudah menggunakan metode STAD pada mata pelajaran ekonomi
kompetensi dasar mencatat transaksi ke dalam jurnal umum.
Ha2 : Metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil
belajar ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional kompetensi
dasar mencatat transaksi kedalam jurnal umum perusahaan jasa .
C.DOWNLOAD PTK EKONOMI METODE STAD PADA JURNAL UMUM
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan salah satu jenis penelitian
kuantitatif eksperimen yaitu penelitian eksperimen dengan bentuk penelitian
quasi eksperimen (quasi experiment). Pada penelitian ini, digunakan desain
Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan Pre test –
Post test Control Group yaitu proses pembelajaran diawali dengan pre -test
kemudian perlakuan atau treatment dan di akhir pembelajaran dilakukan
post-test.
Tabel 3.1
Nonequivalent Control Group Design
Sumber : Sugiyono (2010:116) Keterangan :
X : Treatment dengan menggunakan metode STAD
O1 : Nilai rata-rata pre-test kelompok eksperimen
O2 : Nilai rata-rata post-test kelompok eksperimen
O3 : Nilai rata-rata pre-test kelompok kontrol
O4 :
Nilai rata-rata post-test kelompok kontrol
Menurut Sugiyono (2010:116) efek dari eksperimen ini
adalah (O2 40 – O1) – (O4 – O3) atau (O2 – O4) – (O3 – O1).
3.2 Populasi dan Sam pel Penelitian
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas Xl IPS SMAN 1 ... yang terbagi dalam 2 kelas yaitu kelas XI IPS 1
dan kelas XI IPS 2. Jumlah seluruh siswa kelas XI IPS sebanyak 60 siswa.
Sampel menurut Sugiyono (2010:118) adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam pengambilan sampel
jika terdapat subyek kurang dari 100 responden lebih baik diambil semua .
Sehingga dengan jumlah 60 responden maka penelitian ini merupakan penelitian
dengan pendekatan populasi, sehingga sampel penelitian ini adalah populasi itu
sendiri. Sampel dalam penelitian ini hanya diambil dari 2 kelas saja dengan
menggunakan teknik random sampling. Random Sampling adalah pengambilan anggota
sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2010:120). Contoh ptk ekonomi sma pdf Cara
yang digunakan untuk menentukan sampel adalah dengan cara undian. Kemudian
dipilih secara acak untuk menentukan 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol.
Kelas eksperimen dengan menggunakan pembelajaran STAD dan kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvensional. Pertimbangan penggunaan teknik random
sampling dikarenakan pada sampel ini siswa mendapat materi berdasarkan
kurikulum yang sama, siswa diampu oleh guru yang sama, serta siswa yang menjadi
obyek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama. Pembuktian juga dilakukan
dengan uji statistik melalui uji normalitas dan homogenitas nilai ulangan
harian dari siswa populasi. Berikut ini adalah hasil perhitungan uji normalitas
dan homogenitas populasasi.
Tabel 3.3
Hasil Uji Normalitas Data Populasi
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sumber : Data penelitian yang diolah tahun 2015
Berdasarkan hasil ujiKolmogorov-Smirnovpada Tabel 3.3,
diketahui nilai signifikansi untuk kelas XI IPS 1 sebesar 0,669, kelas XI IPS 2
sebesar 0,3 62. Signifikansi dari kedua kelas lebih besar dari nilai α = 0,05
sehingga varians yang sama atau tidak. Hasil uji homogenitas dapat dilihat
dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Hasil Uji Homogenitas Data Populasi
Sumber: Data penelitian yang diolah tahun 2015
Berdasarkan hasil uji Levene Statistic pada Tabel 3.4.
Diketahui nilai signifikansi untuk kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 sebesar 0,369
lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa data populasi
dalam varians yang sama atau homogen. Dengan demikian pemilihan kelas sampel
dapat dilakukan dengan metode random sampling (acak) dengan teknik undian
karena data populasi terdistribusi secara normal dan bersifat homogen, sehingga
di dapatkan kelas XI IPS1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 2 sebagai
kelas kontrol.
3.3 Variabel Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang sudah dirumuskan, maka
variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah
pembelajaran dengan implementasi pendidikan karakter melalui metode
pembelajaran kooperatif serta pembelajaran dengan metode konvensional
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil
belajar mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar mencatat transaksi ke dalam
jurnal umum perusahaan jasa kelas XI IPS SMAN 1 ... .
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:
a. Metode Tes
Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang
hasil belajar siswa pada materi jurnal umum sebelum (pre test) dan sesudah
perlakuan (post test). Data hasil post test yang diperoleh untuk mengetahui
apakah ada perbedaan hasil belajar kelompok eksperimen dan hasil belajar
kelompok kontrol, sehingga dapat diketahui yang lebih tinggi.
b. Metode angket
Lembar angket digunakan untuk mengetahui pendapat
siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran STAD dalam
pengimplementasian pendidikan karakter di kelas maupun di sekolah.
c. Metode Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan
bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gej ala¬gejala
alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010;203).
Metode observasi ini digunakan peneliti untuk mengetahui pengimplementasian
pendidikan karakter dalam pengajaran yang dilakukan oleh guru ekonomi di SMAN 1
....
d. Metode Wawancara
Metode wawancara disini digunakan untuk mewawancarai
guru ekonomi dalam mengimplementasikan pendidikan karakternya terhadap siswa.
Sehingga data wawancara ini tidak diolah, hanya bersifat penguat saja.
3.5 Analisis Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Menurut Suharsimi (2010:211) validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu
instrument. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebalikya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan
sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang
validitas yang dimaksud. Contoh
ptk ekonomi sma doc Validitas
dihitung dengan mengukur korelasi antara butir¬butir soal dengan skor soal
secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan menggunakan
program SPSS 20 dengan taraf signifikansi α=5%.
Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan pada
siswa kelas Xll IPS di SMAN 1 ... menggunakan 34 butir soal pilihan ganda,
dengan jumlah responden (n) = 28 dan taraf nyata α= 5% . Hasil sudah baik.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya juga. Apabila datanya sesuai dengan kenyataan, maka beberapa
kali pun diambil, tetap akan sama. Untuk menentukan reabilitas suatu soal
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20 Cronbach Alpha dimana soal
dikatakan memilki reliabel yang baik jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari
0,700 ( Nunnally dalam Ghonzali, 2011:48)
Berdasarkan analisis yang telah dilaksanakan,
diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,857 > 0,700, sehingga dapat
disimpulkan bahwa soal reliabel.
c. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah
dan tidak terlalu susah. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, perlu
dilakukan uji taraf kesukaran soal sebagai berikut:
Keterangan:
P = Indeks Kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan
benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
(Suharsimi, 2010:208)
Kriteria indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai
berikut :
Jika P = 1,00 sampai 0,30 adalah sukar
Jika P = 0,31 sampai 0,70 adalah sedang
Jika P = 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
(Suharsimi,201 0:210).
Berdasarkan 26 soal yang valid dilakukan analisis
tingkat kesukaran soal pada Table 3.6.
Tabel 3.6
Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Soal
Sumber: Data primer diolah 2015 (lampiran 24)
Pada Tabel 3.6 menunjukkan bahwa terdapat 6 soal
sukar, 13 soal sedang dan 7 soal mudah. Download ptk ekonomi sma kelas xi
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Rumus daya pembeda (D) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal
dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klafisikasi daya pembeda:
D : 0,00 - 0,20 = jelek
D : 0,21 - 0,40 = cukup
D : 0,41 - 0,70 = baik
D : 0,71 - 1,00 = baik sekali
D : negatif, soalnya tidak baik, sebaiknya dibuang
(Suharsimi,2010 : 218).
Berdasarkan 26 soal yang valid dilakukan perhitungan
daya beda soal yang disajikan pada Tabel 3.7 .
Tabel 3.7
Rekapitulasi Daya Beda Soal
Sumber: Data primer diolah 2015 (lampiran 24)
Sebanyak 26 soal yang telah dinyatakan valid dan
reliabel, terdapat 25 soal yang dapat digunakan untuk pre dan post test, yang
digunakan hanya 25 soal saja dikarenakan terdapat 1 soal yang berada dalam
klasifikasi daya pembeda yang tidak baik maka soal tersebut sebaiknya dibuang
dan tidak digunakan ( Suharsimi, 2010: 218) .
3.6 Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
1) Mengumpulkan data kelas dan nama siswa kelas XI IPS
SMAN 1 ... tahun ajaran 2014/2015.
2) Menguji populasi untuk mengetahui kesetaraan kelas
untuk dapat dipilih menjadi sampel penelitian dengan menggunakan uji normalitas
dan homogenitas.
3) Menentukan kelas ekperimen dan kelas kontrol dengan
teknik random sampling.
4) Menyusun instrumen soal untuk pretest dan post test.
5) Melakukan uji coba instrumen untuk menguji validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, akan dilaksanakan sebanyak 4
kali pertemuan dan langkah-langkah yang akan dilaksanakan baik pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut:
1. Kelas Eksperimen
Pertemuan pertama (1 x 45 menit)
a. Tahap I persiapan
1. Menyusun RPP materi pengertian jurnal umum dan fungsi
jurnal umum
2. Mempersiapkan sumber belajar yang akan digunakan
seperti buku paket ekonomi/akuntansi.
3. Mempersiapkan soal pretest
b. Tahap II pelaksanaan
1. Membuka kegiatan pembelajaran, memberikan apersepsi,
motivasi kepada siswa (10 menit).
2. Melaksanakan Pre test (30 menit). Contoh ptk ekonomi
sma pdf
c. Tahap III Penutup
1. Menutup pelajaran dengan salam (5 menit).
Pertemuan kedua (2 x 45 menit)
a. Tahap I persiapan
1. Menyusun RPP tentang pengertian dan fungsi jurnal umum
2. Mempersiapkan sumber belajar yang akan digunakan
seperti buku paket akuntansi.
3. mempersiapkan pembagian kelompok STAD
b. Tahap II pelaksanaan
1. Membuka pelajaran, apersepsi, pemberian motivasi
kepada siswa (10 menit).
2. Mereview materi pertemuan sebelumnya dan melanjutkan
dengan pengertian dan fungsi jurnal umum (50 menit).
3. Menjelaskan tentang pembelajaran STAD yang akan
digunakan pada pertemuan selanjutnya.
4. Pembentukan kelompok STAD, masing-masing kelompok
terdiri dari 5siswa. kelompok dibuat heterogen tingkat kepandaiannya dengan
mempertimbangkan keharmonisan kerja kelompok (10 menit).
c. Tahap III penutup
1. Guru menyimpulkan materi yang telah dibahas. (10
menit).
2. Guru menutup pelajaran dengan salam.
Pertemuan ketiga (2 x 45 menit)
a. Tahap I Persiapan
1. Mempersiapkan kondisi (format) kelas untuk
pembelajaran dengan diskusi (STAD).
2. Menentukan unit perangkat pembelajaran tiap individu
siswa terdiri dari materi ajar, dan bahan diskusi dalam kelompok.
b. Tahap II pelaksanaan
1. Membuka pelajaran, apersepsi, pemberian motivasi
kepada siswa (10 menit).
2. Guru menjelaskan materi tentang pengidentifikasian
debet/kredit (30 menit)
3. Siswa menempati kelompoknya masing-masing, nantinya
anggota kelompok yang pandai ini akan memberikan pengajaran langsung kepada
teman satu timnya yang merasa kesulitan dalam belajar (30 menit).
4. Kesulitan yang dialami siswa dalam diskusi dipecahkan
oleh teman satu kelompoknya,
c. Tahap III penutup
1. Menutup pelajaran dengan salam (10menit).
Pertemuan keem pat (1 x 45 menit)
a. Tahap I Persiapan
1. Mempersiapkan soal post test
b. Tahap II Pelaksanaan
1. Membuka pelajaran, apersepsi, dan pemberian motivasi
kepada
siswa (5 menit).
2. Siswa mengerjakan soal post test (30 menit).
c. Tahap III Penutup
1. Membahas materi yang sulit (10 menit).
2. Menutup pelajaran dengan salam.
2. Kelas Kontrol
Pembelajaran di kelas kontrol dilakukan sama dengan
kelas eksperimen selama 4 kali pertemuan .
Pertemuan pertama (1 x 45 menit)
a. Tahap I Persiapan
1. Menyusun RPP materi pengertian dan fungsi jurnal
2. Mempersiapkan sumber belajar yang akan digunakan
seperti buku paket akuntansi.
3. Mempersiapkan soal Pre test.
b. Tahap II pelaksanaan
1. Membuka kegiatan pembelajaran, memberikan apersepsi,
motivasi (5 menit).
2. Memberikan Pre test (30 menit).
c. Tahap III penutup
1. Mengevaluasi kegiatan pembelajaran dan memberikan
kesimpulan (10 menit).
2. Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.
Pertemuan kedua (2 x 45 menit)
a. Tahap I Persiapan
1. Mempersiapkan RPP tentang pengertian jurnal umum dan
fungsi jurnal
2. Mempersiapkan sumber belajar yang akan digunakan
seperti LKS, buku paket akuntansi. Download ptk ekonomi sma lengkap
b. Tahap II pelaksanaan
1. Membuka kegiatan pembelajaran, apersepsi, pemberian
motivasi pada siswa (10 menit).
2. Mereview pertemuan sebelumnya dan melanjutkan dengan
materi tentang pengertian dan fungsi jurnal umum (30 menit).
3. Memberikan soal-soal latihan (30 menit).
4. Pembahasan (15 menit)
c. Tahap III penutup
1. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan (5 menit).
2. Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.
Pertemuaan ketiga (2x 45 menit)
a. Tahap I Persiapan
1. Menyusun RPP tentang pengidentifikasian debet kedit
serta menyusun jurnal umum
2. Mempersiapkan sumber belajar yang akan digunakan
seperti LKS, buku paket akuntansi.
3. Mempersiapkan soal-soal latihan.
b. Tahap II pelaksanaan
1. Apresiasi, presensi, pemberian motivasi kepada siswa
(10 menit).
2. Mereview materi dari pertemuan sebelumnya dan
melanjutkan materi tentang pengidentifikasian debet/kredit (40 menit)
3. Mengerjakan latihan soal menyusun jurnal umum (35
menit).
c. Tahap III penutup
1. Menyimpulkan materi dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami (5 menit).
2. Menutup kegiatan pembelajaran dengan salam.
Pertemuaan keem pat (2x 45 menit)
a. Tahap I Persiapan
1. Mempersiapkan soal pots test
b. Tahap II Pelaksanaan
1. Membuka pelajaran, apersepsi dan pemberian motivasi
kepada siswa (5 menit).
2. Siswa mengerjakan soal pos test (30 menit).
c. Tahap III Penutup
1. Menutup kegiatan pembelajaran (10 menit).
3.Tahap Evaluasi
Mengevaluasi hasil belajar siswa, baik pembelajaran di
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hasil belajar tersebut dibandingkan
untuk mengetahui apakah hasil belajar kelas eksperimen dengan menggunakan
metode pembelajaran STAD lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelas
kontrol dengan metode konvensional. Dengan cara menganalisis data yang
diperoleh untuk menguji hipotesis penelitian. Dalam analisis ini meliputi uji
normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
3.7 Metode Analisis Data
3.7.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis dan
mendeskripsikan data yaitu tentang pengimplementasian pendidikan karakter di
sekolah, dan di kelas serta pengimplementasian pendidikan karakter yang
dilakukan oleh guru. Data hasil yang diperoleh dari angket disajikan untuk
melihat pengimplementasian pendidikan karakter setelah diterapkan dengan baik
pada pembelajaran ekonomi kompetensi dasar mencatat transaksi ke dalam jurnal
umum di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Analisis pengimplementasian
pendidikan karakter melalui metode pembelajaran STAD, pengumpulan dilakukan
dengan lembar angket terlebih dahulu diklasifikasikan dan diberi skor.
Klasifikasi dan skoring dilakukan dengan ketentuan berikut ini:
1 : Tidak Pernah 2: Jarang 3 :Kadang - Kadang
4 :Sering 5: Selalu
Keterangan:
P = prosentase skor
S = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimum
Ali (1992)
Kriteria pendidikan karakter siswa setelah menggunakan
STAD :
80% > P < 100% = sangat baik
66% > P < 79% = tinggi
56% > P < 65% = rendah
40% > P < 55% = sangat rendah
P > 39% = gagal
(Suharsimi, 2010: 245)
3.7.2 Analisis data hasil belajar sebelum perlakuan
(Pre Test)
a. Uji Normalitas
uji normalitas dilakukan untuk menganalisis data hasil
belajar post test guna mengetahui kenormalan data. Perhitungannya sama dengan
perhitungan normalitas sebelum perlakuan.
b. Uji Homogenitas
uji homogenitas perhitungannya sama dengan perhitungan
homogenitas sebelum perlakuan.
c. Uji Hipotesis
a. Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis 1 menyatakan bahwa ada perbedaan karakter
siswa dalam pengimplementasian sebelum dan sesudah menggunakan metode STAD pada
mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar mencatat transaksi kedalam jurnal umum.
Perbedaan karakter siswa dapat dilihat dari perbedaan hasil lembar angket
karakter yang diisi oleh para siswa yang berada dalam kelas eksperimen. Lembar
angket dibagikan kepada siswa sebelum dan sesudah dilakukan perlakukan dengan
metode STAD. Cara menguji hipotesis ini yaitu dengan membandingkan hasil
kemampuan awal (pre test) dengan kemampuan akhir (post test) siswa kelas
eksperimen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan program SPPSS 20 paired
sample pada skoe pre-test kelompok eksperiman dengan taraf kepercayaan a
= 5%. Ha1 diterima apabila nilai Sig (2-tailed) < 0,05. Contoh ptk ekonomi sma doc
b. Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis 2 menyatakan bahwa metode kooperatif tipe
STAD dapat meningkatkan hasil elajar ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan
metode konvensional kompetensi dasar mencatat transaksi kedalam jurnal umum
perusahaan jasa.
D.CONTOH PTK
IPS EKONOMI KELAS XI SMA LENGKAP
DAFTAR
PUSTAKA
Aunillah,Isna.201 1 .Panduan Menerapkan Pendidikan
Karakter di Sekolah. Jakarta:Lasksana
Berkowitz.2005.Character Education Partnership.
University of Missouri- St Louis.
Dimyati dan Mudjiono.2006.Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta:Rineka Cipta Fakultas Ekonomi.20 11 .Pedoman Penulisan Proposal
Penelitian. Semarang:UNNES PRESS.
Ghozali, Imam. 2011. Desain Penelitian Eksperimental
Teori,Konsep dan Analisis Data dengan SPSS 19.0. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Ismawanto.2010. Ekonomi jilid 2 untuk SMA dan MA KELAS
XI.Jakarta : CV. GEME ILMU.
Khan,Hafiz.2011.E fect of Student’s Team Achievement
Division (STAD) on Academic Achievement of Student.Pakistan:Canadian Center of
Science ang Education.
Lie,Anita.2004. Cooperatif Learning .Jakarta:
PT.Grasindo.
Marzuki.20 1 2.Pengintegrasian Pendidikan Karakter
Dalam Pembelaj aran di Sekolah.Dalam Jurnal Pendidikan Karakter,Tahun ke II,No
1.Hal 33-43 Jogyakarta:UNY.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan . 2010. Pengembangan dan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah.Jakarta: Pusat Kurikulum
Balitbang Kemdiknas.
.2010.Desain induk pendidikan karakter .Jakarta: Pusat
Kurikulum Balitbang Kemdiknas.
Sanjaya,Wina.2007.Strategi pembelajaran berorientasi
standart proses
pedidikan .Jakarta:Prenada Media Group.
Sistaningrum,Widyaningtyas.,Fatmah Yuanita,Dwi Safitri.Penggunaan metode
pembelajaran tutor sebaya dalam meningkatkan hasil
belajar akuntansi
siswa kelas 1 akuntansi pada sisa kelas 1 akuntansi
SMK N 22 Jakarta.Jurnal
lingkar Ilmu pendidikan vol 1 no 1 thn 2008.
Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning Teori,
Riset dan praktik. Terjemahan Narulita Yusron. Bandung : Nusa media
Sudjana,Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar.Bandung:Remaj a Rosdakarya.
Suharsimi,Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta
, 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :
Bumi Aksara Sumarno,Ali.20 11 .Modelpembelajarankonvensional.
(http://elearning.unesa.ac.id/ myblog/alim;sumarno/model pembelajaran
konvensional)
Sugiyono. 2010. Metode penelitian pendidikan :
Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Suprijono,Agus.Cooperatif Learning: Teori dan Aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta. Pustaka Belajar
Supriyanto.20 11 .Implementasi pendidika karakter
melalui strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi
siswa kelas XI IPS SMA N 1 KENDAL.Penelitian:UNNES
Trianto.2007.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.Jakarta:Prestasi
Pustaka.
Triyuda, Pandu.20 12. http://news.detik.com/read/20
12.( 21 November .2012).
Wulandari.20 1 2.Efektifitas penerapan model pembelaj
aran kooperatif student teams achievement division (STAD) dalam meningkatkan
hasil belajar akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian pada siswa kelas x
akuntansi smk setia budhi semarang tahun ajaran 2011/2012
Terima kasih
telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas CONTOH
PTK EKONOMI SMA- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk
memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan
cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya
dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.