CONTOH PTK MATEMATIKA SMA KELAS X WORD-Penelitian ini berawal dengan adanya permasalahan dikelas X IPA SMAN 8 ... Kota ... yaitu rendahnya nilai rata-rata peserta didik pada materi Sistem Persamaan Dua Variabel matematika dikarenakan sulitnya peserta didik dalam membedakan antara kalimat terbuka dan kalimat tertutup dan keabstrakan peserta terhadap simbol-simbol yang terdapat dalam materi Sistem Persamaan Dua Variabel matematika. Contoh ptk matematika sma doc Selain itu berdasarkan pengamatan juga diperoleh fakta bahwa rendahnya nilai belajar peserta didik dikarenakan kurangnya aktifitas peserta didik pada pelajaran matematika, kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru, peserta didik yang tidak memahami tersebut tidak mau bertanya. Diharapkan pembelajaran melalui model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) akan meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Sistem Persamaan Dua Variabel matematika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) di kelas X IPA SMAN 8 ... Kota ... pada materi pokok Sistem Persamaan Dua Variabel Matematika tahun pelajaran 2015/2016.
2)Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas X IPA SMAN 8 ... Kota ...pada materi pokok Sistem Persamaan Dua Variabel Matematika tahun pelajaran 2015/2016
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil subjek penelitian peserta didik kelas X IPA SMAN 8 ... Kota ... tahun pelajaran 2015/2016 sejumlah 33 peserta didik. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sedangkan teknik pengambilan data ada 4 metode yaitu (1) Dokumentasi, (2) Wawancara, (3) Tes, dan (4) Observasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) sehingga meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X IPA SMAN 8 ... Kota ... dari nilai rata-rata Pra siklus 50.60 dengan ketuntasan klasikal 15.15% menjadi 60,73 dengan ketuntasan klasikal 66,67% pada siklus I dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dengan rata-rata 71,48 dengan ketuntasan klasikalnya mencapai 87,10%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran matematika melalui model pembelajaran active learning tipe QSH dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X IPA SMAN 8 ... Kota ... khususnya pada materi Sistem Persamaan Dua Variabel Matematika.
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas MATEMATIKA SMA yang diberi judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK SISTEM PERSAMAAN DUA VARIABEL MATEMATIKA KELAS X IPA SEMESTER 1 SMA NEGERI 8 KOTA ... TAHUN PELAJARAN 2015/2016". Disini akan di bahas lengkap.
PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK MATEMATIKA SMA KELAS X lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 081-7283-4988 dengan Format PESAN PTK SMA 016).
A.CONTOH LENGKAP PTK MATEMATIKA SMA PERSAMAAN DUA VARIABEL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah ilmu tentang Sistem Persamaan Dua Variabel mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya. Dan salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya bernalar pada diri peserta didik yang tercermin melalui kemampuan berfikir kritis, logis, sistematis dan memiliki sifat obyektif, jujur, displin dalam menyelesaikan permasalahan baik dalam matematika, bidang lain maupun dalam kehidupan sehari-hari. Namun keadaan dilapangan belum sesuai dengan yang diharapkan. Hasil studi menyatakan bahwa meski adanya peningkatan mutu pendidikan yang menggembirakan namun pemahaman dan pembelajaran peserta didik menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian peserta didik berkurang bersamaan dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio (1984) menunjukkan bahwa peserta didik dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perhatian peserta didik dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai
menjadi 20% pada waktu 20 menit terakhir.
Kondisi tersebut diatas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan, terutama disebabkan peserta didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya dibandingkan visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru matematika kelas X IPA SMAN 8 ... Kota ..., diperoleh keterangan bahwa rendahnya hasil belajar pada materi Sistem Persamaan Dua Variabel Matematika dikarenakan sulitnya peserta didik dalam membedakan antara kalimat terbuka dan kalimat tertutup dan keabstrakan peserta terhadap simbol-simbol yang terdapat dalam materi Sistem Persamaan Dua Variabel matematika. Kurangnya kekongkritan peserta didik terhadap materi Sistem Persamaan Dua Variabel matematika ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, apalagi materi kalimat terbuka dan kalimat tertutup adalah materi awal yang harus dikuasai peserta didik untuk dapat memahami materi selanjutnya.
Selain itu, rendahnya hasil belajar peserta didik ini juga berhubungan dengan keaktifan belajar peserta didik, seperti keaktifan peserta didik dalam pembelajaran yang masih belum kelihatan, peserta didik jarang bertanya kepada guru meskipun belum paham terhadap materi, serta kurangnya keberanian dan keaktifan peserta didik dalam mengerjakan soal latihan di depan kelas. Download ptk matematika smk doc Padahal keaktifan peserta didik dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran matematika sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya, dimana jika keaktifan belajar peserta didik baik maka hasil yang diperoleh pun baik pula.
Dari wawancara guru juga telah diketahui bahwa aktivitas peserta didik dalam kelas hanyalah mendengar dan mencatat saja sehingga peserta didik cenderung mudah lupa dengan materi yang telah dipelajari. Dan salah satu penyebab mengapa kebanyakan peserta didik cenderung melupakan apa yang mereka dengar adalah perbedaan kecepatan bicara guru dengan tingkat kemampuan peserta didik mendengarkan apa yang disampaikan guru. Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata per menit, sementara peserta didik hanya mampu mendengarkan 50-100 kata per menitnya (setengah dari apa yang dikemukakan guru), karena peserta didik mendengarkan pembicaraan guru sambil berpikir sehingga peserta didik kurang memahami materi-materi matematika yang lebih mengedepankan Sistem Persamaan Dua Variabelnya. Hal ini diperkuat lagi dengan rata-rata peserta didik mendapat nilai 50,60 untuk pokok bahasan Sistem Persamaan Dua Variabel Matematika. Nilai ini masih jauh di bawah nilai KKM sekolah, dimana sekolah ini telah menetapkan untuk mata pelajaran matematika nilai KKM-nya adalah 6,5.
Untuk itu guru harus berusaha agar anak didik aktif dan kreatif secara optimal. Guru tidak harus terlena dengan gaya mengajar tradisional. Karena gaya mengajar seperti itu sudah tidak sesuai dengan konsepsi pendidikan modern. Pendidikan menghendaki penerapan CBSA (cara belajar siswa aktif) dalam kegiatan interaktif edukatif. Guru bertindak sebagai fasilitator, pembimbing dan anak didik yang lebih aktif-kreatif dalam belajar. Dan untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar guru harus dapat melaksanakan metode belajar yang dapat menarik siswa untuk aktif dan terlibat secara mental sehingga minat belajar siswa akan lebih baik. Metode belajar yang dimaksud adalah metode belajar aktif (active learning).
Salah satu model pembelajaran yang akan penulis coba untuk mengatasi rendahnya hasil belajar matematika yang diperoleh peserta didik tersebut adalah dengan menerapkan model belajar aktif tipe Question Student Have (QSH). Motede ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi peserta didik melalui tulisan. Tipe ini sangat baik digunakan pada peserta didik yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan- harapan.
Dengan pertimbangan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul ”PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK SISTEM PERSAMAAN DUA VARIABEL MATEMATIKA KELAS X IPA SMAN 8 ... KOTA ... TAHUN PELAJARAN 2015/2016”
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman tentang penafsiran dari judul diatas, maka penulis menjelaskan istilah-istilah pokok yang terkandung dalam judul penelitian sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Active Learning
Menurut Trianto model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain.
Sedangkan pembelajaran aktif menurut Hermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani (2007) adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran.
Jadi model pembelajaran active learning adalah suatu model pembelajaran yang diarahkan dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik supaya dapat belajar aktif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2. Model Pembelajaran Question Student Have (QSH)
Model pembelajaran aktif tipe Question Student Have (QSH) dikembangkan untuk melatih peserta didik agar memiliki kemampuan dan ketrampilan bertanya. Model ini adalah merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan peserta didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi peserta didik melalui tulisan, hal ini sangat baik digunakan pada peserta didik yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapan melalui percakapan.
3. Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik
Meningkatkan berarti menaikkan, mempertinggi. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Jadi meningkatkan hasil belajar peserta didik berarti meningkatnya hasil belajar peserta didik dari proses belajar yang berupa perubahan tingkah laku atau kemampuan mental.
Berdasarkan uraian diatas, maka arti keseluruhan dari “penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X SMAN 8 ... Kota ... Tahun Pelajaran 2015-2016” adalah suatu penelitian dengan penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) pada mata pelajaran matematika materi pokok Sistem Persamaan Dua Variabel matematika dengan cara mengaktifkan peserta didik melalui tulisan. Contoh ptk matematika sma pdf
Tulisan ini digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan peserta didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Peserta didik yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapan melalui percakapan dapat mengungkapkannya lewat tulisan, sehingga aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas X SMAN 8 ... Kota ... Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat meningkat.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain:
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) di kelas X IPA SMAN 8 ... Kota ... pada materi pokok Sistem Persamaan Dua Variabel Matematika tahun pelajaran 2015/2016?
2. Apakah penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas X IPA SMAN 8 ... Kota ... pada materi pokok Sistem Persamaan Dua Variabel Matematika tahun pelajaran 2015/2016?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) di kelas X IPA SMAN 8 ... Kota ... pada materi pokok Sistem Persamaan Dua Variabel Matematika tahun pelajaran 2015/2016
2. Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas X IPA SMAN 8 ... Kota ... pada materi pokok Sistem Persamaan Dua Variabel Matematika tahun pelajaran 2015/2016
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Bagi Guru
a. Memberikan gambaran bagaimana cara mengajarkan Sistem Persamaan Dua Variabel Matematika dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Question Student Have (QSH)
b. Dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam proses belajar mengajar khususnya dalam pemilihan model pembelajaran yang efektif yang dapat meningkatkan partisipasi peserta didik.
2. Bagi Peserta Didik
a. Menumbuhkan sikap positif (minat dan respon belajar) peserta didik serta dapat mengatasi kesulitan belajar matematika yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar.
b. Menumbuhkan kemampuan bekerjasama, berkomunikasi dan mendengarkan pendapat orang lain, melatih rasa peduli dan kerelaan untuk berbagi dan meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain
c. Dapat dijadikan sebagai sarana untuk belajar mengaktifkan diri dalam proses belajar mengajar.
d. Melatih peserta didik untuk lebih berani mengungkapkan ide dan mengajukan pertanyaan meskipun lewat selembar kertas.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan positif dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan sekaligus dapat digunakan sebagai bahan penelitian lanjutan.
4. Bagi Peneliti
a. Dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk memperluas wawasannya tentang model- model pembelajaran yang ada.
b. Mendapat pengalaman langsung melaksanakan model pembelajaran Active Learning tipe Question Student Have (QSH) untuk mata pelajaran matematika di SMAN 8 ... Kota ....
c. Sebagai bekal peneliti sebagai calon guru matematika agar siap melaksanakan tugas di lapangan.
B.DOWNLOAD LENGKAP PTK MATEMATIKA SMA
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Belajar
a. Pengertian belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Sedangkan secara terminologi definisi belajar banyak dikemukakan oleh para ahli antara lain:
1) Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow
”Learning is acquisitation of habits, knowledge, and attitude it involves new ways of doing things, and it operates in an individual’s attempts to over come obstacles or to udjust to nem situations”
Artinya belajar adalah hasil yang dicapai dari kebiasaan, pengetahuan, sikap. Ini mencakup cara baru dalam melakukan sesuatu dan mengoperasikannya atau menguasahakannya didalam usaha seseorang untuk mengatasi hambatan atau menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru.
2) Menurut Oemar Hamalik belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pandangan ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan
3) Slameto menyebutkan “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri”.
4) Muhibbin Syah menyebutkan bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaki dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
5) Dalam Kitab Mudkhola ilal Manahij wa Turuqut Tadris Artinya:
” Belajar adalah merubah dengan mengadakan pelatihan”.
Dari definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar, yaitu suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan yang ditampakkan dalam peningkatan kecakapan pengetahuan, sikap, tingkah laku, pemahaman, keterampilan (dengan serangkaian kegiatan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya) dan bisa dikatakan bahwa belajar adalah mencari ilmu untuk memperoleh pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Contoh ptk matematika sma doc
b. Ciri-ciri belajar
Dari beberapa definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu:
1) Perubahan terjadi secara sadar
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
c. Prinsip-prinsip belajar
Menurut Davies (1991), di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seseorang guru harus memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut:
1) Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.
2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar
3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement)
4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti
5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebh termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik.
d. Aktivitas Peserta didik
Aktivitas peserta didik sama maknanya dengan perbuatan, yang menghendaki gerakan fungsi otak individu yang belajar. Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan tingkah laku berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan (Marial, 1993). Aktivitas mutlak diperlukan dalam proses belajar mengajar untuk memperoleh pengetahuan karena esensi dari pengetahuan adalah kegiatan, aktivitas baik secara fisik maupun mental (Semiawan, 1992).
Indikator yang menyatakan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar menurut Paul B. Diedrich yang dikutip Sardiman (2001), adalah:
1) Visual activities seperti membaca, memperhatikan gambar, demontrasi dan mengamati percobaan
2) Oral activities seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi.
3) Listening activities seperti mendengarkan uraian, mendengarkan
percakapan, mendengar diskusi dan mendengarkan pidato.
4) Writing activities seperti menulis, membuat laporan, mengisi angket dan menyalin.
5) Drawing activities seperti menggambar, membuat grafik, membuat peta dan diagram.
6) Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi model, dan melakukan demontrasi.
7) Mental activities seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
8) Emotional activities seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tegang, dan gugup.
Oleh karena itu, tidak semua metode belajar dapat memberikan kegiatan yang sama banyak, maka guru hendaknya menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi agar diperoleh berbagai aktivitas.
e. Hasil belajar
Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia “hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, diladikan,) oleh usaha (pikiran) dan “belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan atau ilmu”.
Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar adalah hasil dari proses belajar yang berupa perubahan tingkah laku atau peningkatan kemampuan mental peserta didik berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran yaitu hasil yang dapat diukur seperti tertulis dampak angka rapor atau angka dalam ijazah. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain.
Menurut Nana sudjana, hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman elajarnya. Sedangkan menurut Mulyono Abdurrahman, hasil belajar adalah “kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah melalui kegiatan belajar”.
Menurut Benyamin Bloom yang secara garis besar mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 3 ranah yaitu:
1) Ranah kognitif
Ranah kognitif berkenaan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
6 aspek yaitu: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi
2) Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri atas 5 aspek yaitu : penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3) Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada 6 aspek ranah psikomotorik yaitu: keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan reflek, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik setelah melalui kegiatan belajar, berupa dampak pengajaran (kognitif) yang ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan guru dan dampak pengiring (afektif dan psikomotorik) yang ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku atau peningkatan kemampuan, hal ini dimaksudkan bahwa hasil belajar berhubungan dengan kemampuan yang diperoleh seseorang dalam bentuk yang saling berkaitan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
f. Faktor- faktor yang mempengaruhi pembelajaran
Hasil belajar akan dipengaruhi oleh banyak faktor, secara garis besar faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern.
1. Faktor intern
Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor intern dikelompokkan menjadi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
a) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b) Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan
Dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani seperti lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani seperti adanya kelesuan dan kebosanan.
2. Faktor ekstern
Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
a) Faktor keluarga
Peserta didik akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga. Download ptk matematika smk lengkap
b) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pengajaran, kualitas
pengajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi terkait dengan keberadaan peserta didik dengan masyarakat. Faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar yang paling dominan adalah kualitas pengajaran, kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Faktor intern (kemampuan peserta didik) dan faktor ekstern (kualitas pengajaran) mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar peserta didik.
2. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian pembelajaran
Menurut Gagne sebagaimana yang dikemukakan oleh Margaret E. Bell Gredler (1991: 207) bahwa pembelajaran adalah seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar yang sifatnya internal. Pengertian ini mengisyaratkan bahwa pembelajaran merupakan proses yang sengaja di rencanakan dan dirancang sedemikian rupa dalam rangka memberikan bantuan bagi terjadinya proses belajar.
Komponen yang harus ada demi terciptanya sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar adalah tujuan, materi/bahan ajar, metode dan media, evaluasi, didik/peserta didik, dan adanya pendidik/guru.
2. Pembelajaran Matematika
Menurut Reyt.,et al. (1998:4) matematika di definisikan sebagai
(1) studi pola dan hubungan (study of patterns and relationships)
dengan demikian masing-masing topik itu akan saling berjalinan satu engan yang lain yang membentuknya, (2). Cara berpikir (way of thinking) yaitu memberikan strategi untuk mengatur, menganalisis dan mensintesa data atau semua yang ditemui dalam masalah sehari-hari, (3). Suatu seni (an art) yaitu ditandai dengan adanya urutan dan konsistensi internal, dan (4) sebagai bahasa (a language) dipergunakan secara hati-hati dan didefinisikan dalam term dan symbol yang akan meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi akan sains, keadaan kehidupan riil, dan matematika itu sendiri, serta (5) sebagai alat (a tool) yang dipergunakan oleh setiap orang dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
Hakikat belajar matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti dan hubungan-hubungan serta symbol-simbol, kemudian diterapkannya pada situasi nyata. Schoenfeld (1985) mendefinisikan bahwa belajar matematika berkaitan dengan apa dan bagaimana menggunakannya dalam membuat keputusan untuk pemecahan masalah.
Sedangkan pembelajaran matematika adalah proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dengan mengajarkan matematika kepada peserta didik yang di dalamnya terkandung upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam mempelajari matematika sebagai wahana untuk menumbuh kembangkan kecerdasan, kemampuan, serta membentuk kepribadian peserta didik.
Dalam pembelajaran Matematika tidak dapat dilaksanakan secara melompat-lompat tetapi harus tahap demi tahap, dimulai dengan pemahaman ide dan konsep yang sederhana sampai kejenjang yang lebih kompleks. Peserta didik tidak mungkin dapat mempelajari konsep lebih tinggi sebelum ia menguasai atau memahami konsep yang lebih rendah.
Dalam artikel Syarifuddin prosedur pembelajaran matematika yang menekankan pada konsep-konsep matematika antara lain:
1) Penanaman konsep dasar (penanaman konsep), yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkrit dengan konsep baru matematika yang abstrak.
2) Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri dari atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan. Download ptk matematika smk doc Sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep.
3) Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan ketrampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matematika sekolah adalah unsur/bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan kepentingan kependidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penyajiannya disesuaikan dengan perkembangan intelektual siswa, serta digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir bagi para siswa sehingga tujuan pembelajaran matematika sekolah dapat tercapai.
3. Model Pembelajaran Active Learning
Pembelajaran aktif menurut Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani (2007) adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan dewasa ini muncul keyakinan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien diperlukan metode yang mampu mengaktifkan perserta didik. Berangkat dari keyakinan tersebut, munculah istilah cara belajar peserta didik aktif (CBSA). Maksudnya, dalam proses pembelajaran guru perlu menggunakan metode yang mampu mengaktifkan perserta didik. Dalam CBSA anak berusaha untuk mencari mencerna sendiri, menanggapi, mengajukan pendapat serta memecahkan masalah baik secara pribadi maupun bersama atau berkelompok.
Menurut Oemar Hamalik guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar dan karenanya guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar disamping menguasai materi yang diajarkan, dengan kata lain guru harus mampu menciptakan suatu situasi kondisi belajar yang sebaik-baiknya. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.
Dalam hal ini setidaknya ada 3 faktor penyebab rendahnya partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, yaitu:
a. Siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain
b. Siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri
c. Siswa belum terbiasa bersaing menyampaikan pendapat dengan teman yang lain.
Selain faktor penyebab rendahnya partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran diatas, dalam bukunya Abin Syamsuddin Makmun di jelaskan bahwa salah satu penyebab bahwa hasil belajar itu tidak ada kemajuan (mapan) untuk beberapa waktu tertentu itu adalah karena terjadinya kejenuhan dalam belajar sehingga mengakibatkan daya ingatan tidak mampu mengakomodasikan informasi atau pengalaman baru.
Berangkat dari beberapa penyebab diatas maka di butuhkan suatu strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik. Dan metode belajar aktif merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Karena belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam otak peserta didik. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja peserta didik sendiri, karena belajar hanya mungkin terjadi apabila peserta didik aktif mengalami sendiri. Dan dalam hal ini guru sekedar menjadi pembimbing dan pengarah. Hal ini sesuai dengan teori kognitif yang menyatakan bahwa belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.
Menurut Oemar Hamalik terdapat beberapa klasifikasi kegiatan belajar yang dapat atau seharusnya dilakukan oleh siswa, antara lain:
a. Kegiatan penyelidikan (membaca, berwawancara, mendengarkan radio, menonton film dan alat-alat lainnya)
b. Kegiatan penyajian (laporan, panel and round table discussion, membuat grafik dan chart)
c. Kegiatan-latihan-mekanis: digunakan bila kelompok menemui kesulitan sehingga perlu diadakan ulangan-ulangan dan latihan-latihan
d. Kegiatan apresiasi (mendengarkan music, membaca, menyaksikan gambar)
e. Kegiatan observasi dan mendengarkan (membentuk alat-alat dari murid sebagai alat bantu belajar)
f. Kegiatan ekspresi kreatif (pekerjaan tangan, menggambar, menulis, bercerita, bermain, membuat sajak, bernyanyi dan bermain musik)
g. Bekerja dalam kelompok (latihan dalam tata kerja demokratis, pembagian kerja antara kelompok dalam melaksanakan rencana)
h. Percobaan (belajar mencobakan cara-cara mengerjakan sesuatu)
i. Kegiatan mengorganisasi dan menilai (diskriminasi, menyeleksi, mengatur dan menilai pekerjaan yang dikerjakan oleh mereka sendiri)
Belajar juga memerlukan kedekatan dengan berbagai macam hal, bukan sekedar pengulangan atau hafalan tetapi juga keterlibatan mental. Ketika kegiatan belajar matematika peserta didik bersifat aktif, peserta didik akan mengupayakan sesuatu, peserta didik menginginkan jawaban atas sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah atau mencari cara untuk mengerjakan tugas.
Lebih 2400 tahun lalu, Konfusius menyatakan 3 pernyataan sederhana yang mengungkapkan pentingnya belajar aktif yaitu :
Yang saya dengar, saya lupa
Yang saya lihat, saya ingat
Yang saya kerjakan, saya paham
Pernyataan ini dimodifikasi oleh Mel Silberman dan diperluas menjadi paham belajar aktif (Active Learning Credo):
Yang saya dengar, saya lupa
Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat
Yang saya dengar, lihat dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain
Yang saya mulai pahami
Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan saya dapatkan
Pengetahuan dan keterampilan
Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai
Belajar tidaklah cukup hanya dengan mendengarkan atau melihat sesuatu. Tetapi akan lebih baik lagi jika peserta didik dapat melakukan sesuatu terhadap informasi itu, dan dengan demikian peserta didik bisa mendapatkan umpan balik tentang seberapa bagus pemahamannya. Pendapat ini diperkuat oleh Jhon Holt yang menyatakan bahwa proses belajar akan meningkat jika peserta didik diminta untuk melakukan hal berikut ini:
a. Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata mereka sendiri. b. Memberikan contohnya
c. Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi
d. Melihat kaitannya antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain
e. Menggunakannya dengan beragam cara
f. Memprediksikan sejumlah konsekuensinya
g. Menyebutkan lawan atau kebalikannya
Berikut ini adalah perbandingan pembelajaran konvensional dengan
pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran aktif:
4. Model Pembelajaran Active Learning Tipe Question Student Have
(QSH)
Model belajar aktif tipe Question Student Have (QSH) merupakan suatu kegiatan belajar kolaboratif yang dapat digunakan guru di tengah- tengah pelajaran sehingga dapat menghindari cara pengajaran yang selalu didominasi oleh guru dalam PBM. Melalui kegiatan belajar secara kolaborasi (bekerja sama) diharapkan peserta didik akan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif. Contoh ptk matematika sma pdf
Aktivitas dalam model belajar aktif tipe Question Student Have ini merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi peserta didik melalui tulisan, hal ini sangat baik digunakan pada peserta didik yang kurang berani mengungkapkan
pertanyaan, keinginan dan harapan-harapan melalui percakapan.
Tipe Question Student Have (QSH) merupakan salah satu cara yang paling efektif dan efisien untuk meningkatkan kegiatan belajar aktif. Karena Question Student Have (QSH) dikembangkan untuk melatih peserta didik agar memiliki kemampuan dan ketrampilan bertanya.
Strategi ini membagi peserta didik menjadi berkelompok sehingga dengan peserta didik berkelompok hampir tidak mungkin bahwa salah satu peserta didik akan diabaikan dan sulit juga bagi peserta didik untuk tidak aktif, sehingga dengan kelompok yang sedikit diharapkan peserta didik dapat berpartisipasi dan berperan secara aktif.
Hal ini sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik yang menyatakan bahwa proses kelompok memiliki karakteristik atau segi-segi relasi, interaksi, partisipasi, kontribusi, afeksi dan dinamika. Tiap individu berhubungan satu sama lain, setiap individu memberikan sumbangan pikiran, setiap individu saling mempengaruhi, setiap individu ikut aktif, setiap individu mendapat pembagian tugas dan setiap individu mengembangkan sifat-sifat personal-sosial-moral dan karenanya kelompok senantiasa hidup berubah, berkembang, yang berarti bersifat dinamis. Hal ini juga diperkuat dengan pendapat Vygotsky yang mengatakan bahwa:
Jika hari ini anak mampu bekerjasama, esok dia akan mampu mengerjakan sesuatu secara mandiri. Kerjasama melalui belajar kelompok di mana anak saling berinteraksi dengan bertanya dan mengemukakan pendapat adalah fondasi sukses di kemudian hari. Berbicara (talk) adalah sentral untuk pengembangan sosial dan pertumbuhan intelektual.
Tipe Question Studeny Have (QSH) adalah salah satu tipe instruksional dari belajar aktif (active learning) yang termasuk dalam bagian Collaborative learning (belajar dengan cara bekerja sama) yang bertujuan melatih kemampuan bekerja sama, melatih kemampuan endengarkan pendapat orang lain, peningkatan daya ingat terhadap materi yang dipelajari, melatih rasa peduli dan kerelaan untuk berbagi, meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain, melatih kecerdasan emosional, mengasah kecerdasan interpesonal, meningkatkan motivasi dan suasana belajar serta kecepatan dan hasil belajar dapat lebih meningkat.
Silberman (2006) mengungkapkan prosedur pembelajaran dengan menggunakan tipe Question Student Have (QSH) adalah :
a. Guru menjelaskan materi kepada peserta didik.
b. Guru membagikan peserta didik dalam beberapa kelompok.
c. Guru memberikan potongan kertas kepada setiap peserta didik.
d. Guru meminta peserta didik untuk menulis satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan atau yang berhubungan dengan kelas.
e. Membagikan potongan kertas tersebut keseluruh kelompok Searah jarum jam. Ketika masing-masing potongan kertas dibagikan kepada peserta didik berikutnya, dia harus membacanya dan memberikan tanda conteng pada potongan kertas itu jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi peserta didik yang membacanya.
f. Ketika semua potongan kertas peserta didik kembali padanya pemiliknya, tiap peserta didik harus meninjau semua pertanyaan kelompok.
g. Memerintahkan peserta didik untuk berbagi pertanyaan mereka secara suka rela, sekalipun pertanyaan mereka itu tidak mendapatkan suara (tanda conteng) paling banyak.
h. Beri respon kepada pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan:
1) Jawaban langsung secara singkat
2) Menunda jawaban sampai pada waktu yang tepat atau waktu membahas topik tersebut
3) Menjelaskan bahwa pelajaran tidak akan sampai membahas pertanyaan peserta didk tersebut. Jawaban secara pribadi dapat diberikan diluar kelas. Contoh ptk matematika sma doc
i. Mengumpulkan semua potongan kertas. Potongan kertas tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan mendatang.
Metode ini bisa divariasi dengan tidak menuliskan pertanyaan, mintalah peserta didik menuliskan harapan dan atau perhatian mereka terhadap pelajaran yang dipelajari. iharapkan setelah peserta didik menuliskan harapannya guru dapat mengetahui dan bisa memperbaiki pembelajaran.
5. Teori Belajar Matematika
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diperoleh didalam pikiran peserta didik itu. Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan peserta didik sebagai hasil belajar.
Teori yang mendukung tujuan pembelajaran matematika diatas adalah teori Ausubel, teori Jean Piaget dan teori Vygotsky, yang mengkaji tentang karakteristik pelaksanaan pembelajaran matematika, yaitu:
a. Teori Ausubel
Inti teori ini adalah mengemukakan pentingnya pembelajaran bermakna. Teori ini mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika seseorang mampu menagasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru. Hal ini diperkuat dengan
pendapat Dahar yang mengatakan bahwa belajar bermakna merupakan uatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Mengemukakan belajar bermakna dalam mengajar matematika sangat penting karena dengan kebermaknaan itu pembelajaran akan lebih menarik, lebih bermanfaat dan lebih menantang, sehingga konsep dan prosedur matematika akan lebih mudah dipahami dan lebih tahan lama diingat oleh peserta didik.
Teori Ausubel juga disebut teori holistic karena mempunyai pandangan keseluruhan dalam mempelajari bagian-bagian, bagan, atau peta keterkaitan dapat bersifat hierarkis atau bersifat menyebar sebagai bentuk lain dari merangkum, ringkasan atau ikhtisar.
b. Teori Jean Piaget
Teori Jean Piaget memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun system makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi- interaksi mereka. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan sangat penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Dan interaksi social dengan teman
sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran lebih logis.
c. Teori Vygotsky
Model pembelajaran konstuktivistik dikembangkan pada teori Vygotsky yang berorientasi pada pembelajaran mandiri dalam kelompok dengan membangun sendiri pengetahuan, pengalaman dan
daya kretifitas peserta didik untuk memperoleh pengetahuan melalui egiatan yang beraneka ragam dengan memposisikan guru sebagai fasilitator. Dan teori Vigotsky ini merupakan interaksi antara aspek internal dan ekternal yang penekanannya pada lingkungan sosial dalam belajar.
Selain teori constructivism teori yang mendukung model Pembelajaran Actve Learning tipe Question Student Have (QSH) adalah teori Questioning, karena teori Questioning mempunyai karakteristik yang tidak jauh beda dengan model pembelajaran yang dipakai, yaitu: (1) menggali informasi, baik administrasi maupun akademis; (2) mengecek pemahaman dengan memberikan latihan soal; (3) membangkitkan respon pada peserta didik untuk melakukan aktivitas; (4) mengetahui sejauhmana keingintahuan peserta didik; (5) mengecek pengetahuan peserta didik pada materi; (6) memfokuskan perhatian peserta didik pada suatu yang diinginkan guru; (7) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari peserta didik; dan (8) untuk menyegarkan kembali pengetahuan peserta didik.
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan hasil observasi pada pra siklus, diperoleh keterangan bahwa rendahnya hasil belajar pada materi Sistem Persamaan Dua Variabel Matematika dikarenakan sulitnya peserta didik dalam membedakan antara kalimat terbuka dan kalimat tertutup dan keabstrakan peserta didik terhadap symbol-simbol dalam materri Sistem Persamaan Dua Variabel matematika. Kurangnya kekongkritan peserta didik terhadap materi Sistem Persamaan Dua Variabel matematika akan ini akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, apalagi materi kalimat terbuka dan kalimat tertutup adalah materi awal yang harus dikuasai peserta didik untuk dapat memahami materi selanjutnya.
Kondisi tersebut diatas merupakan kondisi umum yang sering terjadi di lingkungan sekolah khususnya SMAN 8 ... Kota .... Hal ini menyebabkan eringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan yang mengakibatkan restasi peserta didik menurun yang terbukti dengan nilai pada materi Sistem Persamaan Dua Variabel matematika masih dibawah KKM yakni 5.1
Menurut teori ausubel pembelajaran matematika yang terpenting adalah bagaimana mengemukakan pentingnya pembelajaran bermakna. Sedangkan teori Jean Piaget memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun system makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Pengetahuan datang dari tindakan. Dan interaksi social dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran lebih logis. Hal itu diperkuat dengan teori Vygotsky yang menekankan pembelajaran mandiri dalam kelompok sehingga diharapkan peserta didik dapat membangun sendiri pengetahuannya, pengalaman dan daya kretifitas peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang ingin dicapai. Download ptk matematika smk lengkap
Oleh karena itu dalam membelajarkan matematika kepada peserta didik, guru hendaknya lebih dapat memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode dan menerapkan model pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran matematika di sekolah. Selain itu pula, pemilihan model dan dan metode yang cepat serta peran aktif peserta didik dalam pembelajaran akan lebih membantu peserta didik dalam memahami materi. Oleh karena itu guru perlu memperhatikan dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran sehingga dapat mewujudkan proses pembelajaran yang lebih efektif.
Model pembelajaran Active Learning tipe Question Student Have (QSH) peneliti rasa sangat sesuai jika digunakan dalam menyampaikan materi pokok Sistem Persamaan Dua Variabel Matematika, karena melihat kelebihan-kelebihan model pembelajaran aktif yang terdapat dalam metode pembelajaran Question Student Have (QSH) yakni dapat melatih kemampuan bekerja sama, karena membagi peserta didik menjadi berkelompok sehingga dengan peserta didik berkelompok hampir tidak mungkin bahwa salah satu peserta didik akan diabaikan dan sulit juga bagi peserta didik untuk tidak aktif, melatih kemampuan mendengarkan pendapat orang lain, peningkatan daya ingat erhadap materi yang dipelajari, melatih rasa peduli dan kerelaan untuk berbagi, meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain, meningkatkan motivasi dan suasana belajar serta kecepatan dan hasil belajar dapat lebih meningkat.
Materi Sistem Persamaan Dua Variabel Matematika memungkinkan peserta didik untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran yang aktif. Peserta didik dapat mengungkapkan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang telah dipelajari sehingga peserta didik dapat menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan Sistem Persamaan Dua Variabel matematika. Melalui penerapan model model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) pada materi pokok Sistem Persamaan Dua Variabel Matematika ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam proses pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik baik dalam siklus I maupun dalam siklus ke II sehingga tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai secara maksimal.
Secara grafis pemikiran yang dilakukan oleh peneliti dapat digambarkan dengan bentuk diagram sebagai berikut:
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan masalah diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
”Penerapan model pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X IPA SMAN 8 ... Kota ... dalam materi Sistem Persamaan Dua Variabel Matematika tahun pelajaran 2015/2016”.
C.PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATEMATIKA SMA KELAS X TERBARU
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan Classroom Action Research (CAR)
Menurut Burns (1999) penelitian tindakan kelas adalah penerapan berbagai fakta yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti dan praktisi. Dalam penelitian tindakan kelas ini dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran didalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Download ptk matematika smk doc
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kolaboratif. Yaitu guru bersama peneliti berkolaborasi dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik SMAN 8 ... Kota .... Sedangkan data yang diambil dalam penelitian ini adalah data kuantitatif (nilai tes hasil belajar) dan data kualitatif (lembar observasi peserta didik dan observasi guru)
B. Materi Penelitian
Materi pada penelitian ini adalah materi Sistem Persamaan Dua Variabel matematika semester II. Berikut ini adalah ruang lingkup materi Sistem Persamaan Dua Variabel matematika yang terangkum alam SK, KD dan Indikator berikut:
Standar Kompetensi : Menjelaskan dan menentukan penyelesaian sistem persamaan dua variabel (linear-kuadrat dan kuadrat-kuadrat)
Indikator : Menentukan unsur-unsur yang terdapat pada kurva persamaan dalam sistem persamaan dua variabel (linear-kuadrat dan kuadrat-kuadrat)
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dikelas X IPA SMAN 8 ... Kota ... Tahun Pelajaran 2015/2016
2. Waktu penelitian
Untuk waktu penelitian adalah bulan januari dari tanggal 6 sampai tanggal 23 November 2015. Untuk lebih jelasnya ada pada jadwal penelitian
sebagai berikut:
Tabel 1
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas kelas X IPA SMAN 8 ... Kota ... yang berjumlah 37 siswi. Berikut ini adalah nama-nama peserta didik kelas X IPA SMAN 8 ... Kota ...:
Tabel 2
Daftar Peserta Didik kelas X IPA MA Tajul Ulum 2015/2016
E. Rancangan Penelitian
Secara umum, terdapat empat langkah dalam melakukan penelitian tindakan kelas, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Kegiatan penelitian ini dilakukan berdasarkan pra siklus dan siklus. Dalam penelitian ini direncanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Berikut gambaran siklus yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini:
1. Pra siklus
Pra siklus dilakukan peneliti dengan mengamati jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran aktif tipe Question Student Have (QSH). Pada pembelajaran Pra siklus guru masih menggunakan metode konvensional (ceramah) dalam menjelaskan materi Sistem Persamaan Dua Variabel matematika sedangkan peserta didik hanya diam dan mendengarkan penjelasan dari guru dan sesekali mencatat materi yang diberikan oleh guru mereka.
Dalam pelaksanaan pembelajaran Pra siklus ini juga akan diukur dengan indikator penelitian yaitu hasil belajar peserta didik (rata-rata kelas). Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Active Learning tipe Question Student Have (QSH) pada siklus I dan siklus II.
2. Siklus I
a. Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah.
2) Mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan seperti:
a) Membuat rencana pembelajaran (RPP), sesuai materi pokok yang diambil,
b) Membuat lembar observasi peserta didik
c) Membuat lembar observasi guru
d) Membuat kisi-kisi soal tes siklus I,
e) Membuat soal-soal tes untuk siklus I dan membuat kunci jawaban,
f) Membentuk kelompok peserta didik secara heterogen
b. Pelaksanaan
Semua tindakan yang sudah dibuat dalam perencanaan pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk langkah nyata dalam proses pembelajaran, yaitu:
1) Peserta didik dengan dipimpin oleh ketua kelas mengucapkan salam kepada guru.
2) Guru mengadakan presensi kehadiran peserta didik.
3) Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran active learning tipe Question Student Have (QSH) dan guru membagikan peserta didik dalam beberapa kelompok.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu peserta didik dapat mengetahui pengertian Sistem Persamaan Dua Variabel matematika serta dapat mengetahui perbedaan kalimat terbuka dan kalimat tertutup serta dapat menggunakan dalam berbagai contoh.
5) Guru menjelaskan pengertian pengertian dan tabel kebenaran dari peryataan konjungsi, disjungsi, serta ingkarannya kepada peserta didik.
6) Guru meminta peserta didik untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing yang telah ditentukan. Contoh ptk matematika sma pdf
7) Guru memberikan potongan kertas kepada setiap peserta didik.
8) Guru meminta peserta didik untuk menulis satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
9) Membagikan potongan kertas tersebut keseluruh kelompok searah jarum jam. Ketika masing-masing potongan kertas dibagikan kepada peserta didik berikutnya, dia harus membacanya dan memberikan tanda conteng pada potongan kertas itu jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi peserta didik yang membacanya.
10) Ketika semua potongan kertas peserta didik kembali padanya pemiliknya, setiap peserta didik harus meninjau semua pertanyaan kelompok.
11) Guru menjawab pertanyaan peserta didik yang mempunyai tanda contreng paling banyak.
12) Memerintahkan peserta didik untuk berbagi pertanyaan mereka secara suka rela, sekalipun pertanyaan mereka itu tidak mendapatkan suara (tanda conteng) paling banyak.
13) Guru memanggil nama secara acak untuk mengajukan pertanyaan yang dimilikinya walaupun mendapat tanda contreng sedikit.
14) Mengumpulkan semua potongan kertas. Potongan kertas tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan mendatang
15) Guru memberikan kuis untuk dikerjakan peserta didik.
16) Guru memberikan test akhir siklus I (evaluasi) untuk mengetahui hasil belajar.
17) Guru memberikan PR
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan beberapa aspek, yaitu .
1) Pengamatan kepada peserta didik, meliputi:
a) Mengamati aktivitas peserta didik, keberhasilan dan hambatan peserta didik dalam melaksanakan tugas.
b) Memberikan penilaian untuk masing-masing peserta didik tentang indikator keberhasilan.
2) Pengamatan terhadap guru, meliputi:
a) Penampilan guru di depan kelas
b) Mengamati guru saat menyajikan materi.
c) Mengamati jalannya pembelajaran apakah sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam model Question Student Have (QSH)
3) Pengamatan secara kolaboratif, meliputi:
a) Mengamati jalannya proses pembelajaran.
b) Mengamati hasil evaluasi akhir apakah sudah mengalami peningkatan rata-rata.
c) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian.
d. Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk mengevaluasi hasil kerja peserta didik. Evaluasi dilakukan untuk mengukur kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada siklus I kemudian mendiskusikan hasil analisis secara kolaborasi untuk perbaikan pada siklus II.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Setelah merefleksi dari hasil siklus I didapatkan kekurangan. Untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I maka ditindak lanjuti perencanaan siklus II.
Kegiatan tahap siklus II sebagai berikut :
1) Identifikasi masalah dan observasi masalah berdasarkan refleksi pada siklus I,
2) Merancang kembali pembelajaran dengan membentuk kelompok,
3) Mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan, seperti:
a) Membuat rencana pembelajaran (RPP), sesuai materi pokok yang diambil
b) Membuat lembar observasi peserta didik
c) Lembar observasi guru
d) Membuat kisi-kisi soal tes siklus II,
e) Membuat soal-soal tes untuk siklus II dan membuat kunci jawaban,
f) Membentuk kelompok peserta didik secara heterogen
b. Pelaksanaan
Tindakan pada siklus II terdiri dari dua rencana pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II sama dengan siklus I yaitu dengan melakukan perbaikan–perbaikan yang telah dirumuskan pada refleksi siklus I. Untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pada siklus II maka dilakukan tes siklus II.
1) Peserta didik dengan dipimpin oleh ketua kelas mengucapkan salam kepada guru.
2) Guru mengadakan presensi kehadiran peserta didik.
3) Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang pembelajaran yang akan dilakukan yaitu pembelajaran active learning dengan tipe Question Student Have (QSH) dan guru membagikan peserta didik dalam beberapa kelompok.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu peserta didik dapat mengetahui pengertian dan tabel kebenaran dari Implikasi dan Biimplikasi serta ingkarannya. Contoh ptk matematika sma doc
5) Guru menjelaskan pengertian dan tabel kebenaran dari Implikasi dan Biimplikasi serta ingkarannya kepada peserta didik.
6) Guru meminta peserta didik untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing yang telah ditentukan.
7) Guru Memberikan potongan kertas kepada setiap peserta didik.
8) Guru meminta peserta didik untuk menulis satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan.
9) Membagikan potongan kertas tersebut keseluruh kelompok searah jarum jam. Ketika masing-masing potongan kertas dibagikan kepada peserta didik berikutnya, dia harus membacanya dan memberikan tanda conteng pada potongan kertas itu jika berisi pertanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi peserta didik yang membacanya.
10) Ketika semua potongan kertas peserta didik kembali padanya pemiliknya, setiap peserta didik harus meninjau semua pertanyaan kelompok.
11) Guru menjawab pertanyaan peserta didik yang mempunyai tanda contreng paling banyak.
12) Memerintahkan peserta didik untuk berbagi pertanyaan mereka secara suka rela, sekalipun pertanyaan mereka itu tidak mendapatkan suara (tanda conteng) paling banyak.
13) Guru memanggil nama secara acak untuk mengajukan pertanyaan yang dimilikinya walaupun mendapat tanda contreng sedikit.
14) Mengumpulkan semua potongan kertas. Potongan kertas tersebut mungkin berisi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dijawab pada pertemuan mendatang
15) Guru memberikan kuis untuk dikerjakan peserta didik.
16) Guru memberikan test akhir siklus II (evaluasi) untuk mengetahui hasil belajar.
17) Guru memberikan PR
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan beberapa aspek, yaitu:
1) Pengamatan kepada peserta didik, meliputi:
a) Mengamati aktivitas peserta didik, keberhasilan dan hambatan peserta didik dalam melaksanakan tugas.
b) Memberikan penilaian untuk masing-masing peserta didik tentang indikator keberhasilan.
2) Pengamatan terhadap guru, meliputi:
a) Penampilan guru di depan kelas
b) Mengamati guru saat menyajikan materi.
c) Mengamati jalannya pembelajaran apakah sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam model pembelajaran Active Learning tipe Question Student Have (QSH).
3) Pengamatan secara kolaboratif, meliputi:
a) Mengamati jalannya proses pembelajaran.
b) Mengamati hasil evaluasi akhir apakah sudah mengalami peningkatan rata-rata.
c) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai
dengan harapan penelitian.
d. Refleksi
Refleksi merupakan evaluasi yang berkaitan dengan pelaksanan kegiatan pembelajaran aktif tipe Question Studet Have (QSH) pada tahap siklus I yang dilakukan peneliti bersama kolaborator.
1) Menganalisis hasil pengamatan siklus II untuk membuat simpulan terhadap pelaksanaan pengajaran di siklus II.
2) Mendiskusikan hasil analisis dalam pelaksanaan siklus II untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Pada siklus II ini melalui model pembelajaran aktif tipe Question Student Have (QSH) diharapkan hasil belajar matematika peserta didik kelas X SMAN 8 ... Kota ... lebih meningkat dari siklus I.
F. Kolaborator
Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas adalah orang yang membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang digarap bersama sama dengan peneliti. Kolaborator dalam penelitian ini adalah guru matematika kelas X SMAN 8 ... Kota ... yaitu .......................
G. Sumber Data Dan Jenis Data
1. Sumber data:
1) Data hasil tes pra siklus, siklus I dan siklus II pada materi pokok Sistem Persamaan Dua Variabel matematika
2) Data tentang pengamatan kemampuan aktifitas peserta didik dalam penguasaan materi Sistem Persamaan Dua Variabel matematika.
3) Data tentang kemampuan guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran aktif tipe Question Student Have (QSH)
4) Data tentang refleksi peserta didik terhadap pembelajaran aktif tipe
Question Student Have (QSH)
2. Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif (nilai tes hasil belajar)
dan data kualitatif (data hasil lembar observasi peserta guru dan guru).
H. Tekhnik Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Observasi (mengamati) adalah menatap kejadian, gerak atau proses. Metode ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga dapat diketahui apakah proses pembelajaran berlangsung efektif.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak, karena dalam wawancara tersebut responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Contoh ptk matematika sma pdf
3. Metode dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal/ variable yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk mengetahui dan mendapatkan daftar nama peserta didik yang akan diteliti.
4. Metode tes
Tes dipakai untuk mengukur kemampuan peserta didik yang mencakup pengetahuan dan ketrampilan sebagai hasil kegiatan belajar mengajar.Metode ini digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik dalam belajar dan pembelajaran matematika, tes dilaksanakan pada setiap pembelajaran dan akhir siklus.
I. Metode Analisis Data
Data hasil pengamatan diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan indikator keberhasilan setiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran melalui model pembelajaran Active Learning tipe Question Student Have (QSH).
1. Data keaktifan peserta didik
Adapun perhitungan persentase keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran adalah sebagai berikut:
Keterangan:
n = skor yang diperoleh setiap peserta didik
N = jumlah seluruh skor
Kriteria penafsiran variabel penelitian ini sebagai berikut:
86% – 100 % = baik sekali (A)
76% - 85% = baik (B)
60% - 75% = cukup (C)
55% - %59 = kurang (D)
≤ 54% = kurang sekali (E)
2. Data mengenai hasil belajar
Data mengenai hasil belajar diambil dari kemampuan kognitif peserta didik dalam memecahkan masalah dianalisis dengan menghitung
rata-rata nilai ketuntasan belajar.
a. Menghitung rata-rata
Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:
Keterangan:
x = rata-rata nilai
∑ X = jumlah seluruh nilai
n = jumlah peserta didik
b. Menghitung ketuntasan belajar
a) Ketuntasan belajar individu
Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat ditentukan ketuntasan belajar individu menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:
∑ skor yang diperoleh x100%
∑ skor maksimal
b) Ketuntasan belajar klasikal
Data yang diperoleh dari hasil belajar dapat ditentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif persentase dengan perhitungan:
∑ peserta didik tuntas belajar x100%
∑ seluruh peserta didik
Keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimum 65 sekurang- kurangnya 75% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut. Download ptk matematika smk doc
J. Indikator Keberhasilan
1. Hasil Belajar Peserta Didik ≥ 65
2. Ketuntasan Belajar Klasikal ≥ 75%
3. Aktivitas Belajar Peserta Didik ≥ 75%
D.CONTOH PROPOSAL PTK MATEMATIKA SMA LENGKAP
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta. 1999
Alice Crow dan Lester D. Crow, Education Psycology, New York: American Book Company, 1958.
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Pontianak: Alfabeta, 2009.
Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Tekhnik, Prosedur), Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, Cet I
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
Budiningsih, Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Charles C, Bonwell, dan James A. Eison, Active Learning: Creating Excitement in the Classroom, http://www.gwu.edu/eriche
Departemen Agama RI, Al Qur'an dan Terjemah, Semarang: CV. Asy-Syifa, 2001. Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis), Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, Cet III.
Djoni Dwijono, Soesianto, Seni Sistem Persamaan Dua Variabel Matematika; Sistem Persamaan Dua Variabel Proposisional, Yogyakarta: Andi Offset, 2003.
Fahmi, Mustafa , Psycologiat at Ta’allum, Mesir: Darmishrli At-Thabah.
Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007, Cet V
Terima kasih
telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas CONTOH
PTK MATEMATIKA SMA- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk
memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan
cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya
dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.