Senin, 04 Juni 2018

CONTOH LENGKAP PTK PAI SMP KELAS IX TERBARU


CONTOH LENGKAP PTK PAI SMP KELAS IX TERBARU-Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Disini guru sebagai pendidik memiliki peran yang sangat besar, disamping sebagai fasilitator dalam pembelajaran siswa juga sebagai pembimbing dan member pengarahan para siswa sehingga nantinya dapat menjadi manusia yang memilki pengetahuan yang luas baik pengetahuan agama, kecerdasan, kecakapan hidup, keterampilan, budi pekerti yang luhur serta memiliki rasa tanggungjawab pada diri sendiri, orang lain dan dalam pembangunan bangsa pada umumnya.Dari sekian banyak metode yang ada, ada salah satu alternatif metode yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dikelas adalah metode information search, metode ini dapat meningkatkan daya nalar siswa untuk berpikir tanpa tergantung pada temanya, artinya metode ini menuntut siswa agar dapat meningkatkan daya pikirnya untuk memecahkan masalah tanpa menggantungkan pada guru dan teman kelompoknya, mereka dituntut untuk bekerja sendiri dalam memecahkan masalah dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada penerapan metode information search dalam meningkatkan prestasi belajars siswa kelas IX

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dan metode penelitian dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan fenomena yang ada ditempat penelitian. Dengan tahapan penelitian dalam 3 siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, pengukuran tes hasil belajar dan dokumentasi.
Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode information search dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IX pada mata pelajaran pendidikan agama islam di SMP N 2 Cibitung Dari hasil nilai evaluasi juga dapat dilihat tentang peningkatan prestasi belajar mulai dari pre tes hingga siklus 3 dengan rincian rata-rata kelas nilai pre tes 85,1,siklus I 87,1, siklus II 87.6, dan siklus III 88,3. Peningkatan prestasi belajar pada lembar observasi siklus I sebesar 20%, siklus II sebesar 60% dan pada siklus III sebesar 90%.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas PTK PAI SMP yang diberi judul “PENERAPAN METODE INFORMATION SEARCH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 2 ........TAHUN PELAJARAN 20../20..". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK PAI SMP KELAS IX lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 081 7283 4988 dengan Format PESAN PTK 006 SMP).

A.CONTOH PTK PAI KELAS IX TERBARU

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Allah SWT. dengan membawa fitrah merdeka. manusia mempunyai hak dan kebebasan yang telah melekat pada dirinya sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial. Dia juga memiliki hak bersuara, hak mengemukakan pendapat, dan hak untuk mencari pasangan hidup. Selama hak-hak tersebut tidak bertentangan dengan norma sosial dan Agama maka dia berhak menggunakan haknya tersebut.
Oleh sebab itu dalam hal ini pendidikan memegang peran penting dalam rangka membangun kesadaran manusia tentang hak dan kewajiban yang melekat pada diri mereka sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial.
Pendidikan sendiri sudah sangat akrab dalam kehidupan masyarakat, tetapi hakikatnya masih menimbulkan banyak perdebatan. Keragaman pemaknaan pendidikan tidak hanya terjadi dikalangan masyarakat tetapi juga terjadi dikalangan para pakar pendidikan.2
Dengan keragaman pemaknaan pendidikan, tetapi bagi Bangsa Indonesia pengertian pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memiliki tujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk menyokong keberhasilan fungsi pendidikan nasional harus ditopang oleh beberapa hal, dan salah satu hal yang terpenting adalah guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat menjalankan tugas dan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan, guru harus pandai memilih teknik penyajian pelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik juga karakteristik pelajaran yang akan disampaikan, supaya anak didik merasa senang dalam belajar dan dapat mengembangkan kreativitasnya.
Adapun pengertian teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Telah kita ketahui bahwa strategi belajar-mengajar berarti pola umum perbuatan guru murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Keumuman pola dalam arti macam dan urutan perbuatan yang dimaksud bahwa strategi belajar-mengajar tampak dipergunakan murid dalam bermacam peristiwa belajar.3 Dan dengan adanya teknik penyajian pelajaran yang beraneka ragam nantinya maka dapat menumbuhkan kemauan yang kuat untuk belajar lebih giat dan mudah dalam mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik. Sebagaimana tercantum dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Bab II pasal 4 No 4:“Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Untuk menyelenggarakan pendidikan yang dapat memberi keteladanan dan mengembangkan kreativitas siswa itulah maka dalam pelaksanaan pembelajaran guru perlu mengenal dan menguasai dengan baik sifat-sifat dari setiap teknik penyajian sehingga ia mampu menyelenggarakan pendidikan dengan proses pembelajaran yang menyenangkan dan dapat pula mengkombinasikan beberapa teknik sekaligus, untuk mencapai beberapa tujuan pembelajaran yang lain.

Tujuan pembelajaran itu biasanya diarahkan pada satu kawasan dari taksonomi. Benyamin S. Bloom dan D. Kratwohl memilih taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan yakni kognitif, afektif, psikomotorik.
Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ketingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Ada banyak sekali tingkatan yang ada pada ranah kognitif yang harus dibangun oleh seorang guru bagi peserta didik. Yang termasuk dari tingkatan ini adalah adanya tingkat analisis dan prestasi belajar, yang tingkat ini memberi banyak pengaruh bagi peserta didik untuk menggunakan daya pikir mereka dalam pemecahan suatu masalah.

Dalam tingkatan analisis, peserta didik dituntut untuk mampu menganalisis bahan mentah yang telah diberikan oleh guru dan dapat tahu sejauh mana dalam dan luasnya pembahasan diskusi yang mereka lakukan. Sedangkan dalam tingkat prestasi belajar pesera didik disini diartikan dengan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri.
Untuk mendapatkan suatu prestasi tidaklah semudah yang dibayangkan, karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauhmana ia telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar.
Bahwasannya proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan dan pemahaman, dalam bidang nilai, sikap dan keterampilan. Adanya perubahan tersebut tampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru. Melalui prestasi belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar.5

Untuk sampai pada tujuan pembelajaran dalam tingkatan analisis dan tingkat prestasi bagi peserta didik, maka banyak hal beraneka ragam yang dilakukan oleh guru. Keanekaragaman itu terjadi, baik pada tingkah laku guru, siswa maupun situasi kelas. Secara umum hal yang dapat diamati dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok utama yaitu: (1) ada guru yang mengajar dengan cara menyampaikan bahan pelajaran semata, (2) ada guru yang sengaja menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga siswa dapat melakukan berbagai kegiatan yang beraneka ragam dalam mempelajari bahan pelajaran, dan (3) ada guru yang mengajar dengan memberi kebebasan kepada siswa memilih bahan apa yang akan dipelajari sesuai dengan minat dan pilihannya.
Saat ini guru pada umumnya memang masih banyak yang belum sepenuhnya sadar akan pentingnnya penguasaan strategi pembelajaran/ teknik penyajian pelajaran, termasuk guru mata pelajaran pendidikan agama Islam. Kenyataan yang di jumpai dalam praktek seringkali menunjukkan gej ala bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru menunjukkan keadaan yang begitu-begitu saja dari hari ke hari, atau untuk bahan apapun yang diajarkan.7 Tidak terkecuali guru mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam pembelajaran disampaikan hanya dengan menggunakan metode¬metode yang sama, padahal seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengelola proses belajar mengajar yang baik yang mana nantinya dapat menciptakan situasi yang memungkinkan anak untuk belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran.

Padahal mata pelajaran pendidikan Agama Islam merupakan pelajaran yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari terutama dalam pembentukan sikap keagamaan bagi peserta didik. Apa lagi perkembangan di zaman sekarang ini Pelajaran Pendidikan Agama Islam sering disepelekan oleh para siswa. Hampir disetiap kehidupan manusia banyak yang belum bisa maksimal menerapkan dari hasil pelajaran yang telah diperoleh dalam kehidupannya. Berangkat dari permasalahan itu semua, Pelajaran Pendidikan Agama Islam perlu ditanamkan mulai di sekolah dasar. Tujuannya agar anak didik terbiasa atau setidaknya mengecap pelajaran ini lebih dini. Pelajaran Pendidikan Agama Islam disadari atau tidak merupakan salah satu pokok keterampilan yang harus dimiliki seseorang saat ini. Karena Pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan pelajaran yang paling penting dalam pembentukan pribadi muslim terutama penerapannya disekolah-sekolah umum, oleh karena itu dibutuhkan metode yang tepat dalam penyampaian pelajaran agar tujuan dari pendidikan agama Islam itu tercapai.

Oleh karena di temukannya banyak gej ala dan kejemuan dalam proses pembelajaran khususnya dalam pendidikan Agama Islam, maka pada saat ini banyak sekali metode yang menawarkan keunggulan-keunggulan dari metode-metode tersebut, salah satunya adalah metode mencari dan menemukan jawaban atau lebih dikenal dengan metode Information search. Dalam sistem belajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri. Metode ini adalah cara yang diambil untuk menyampaikan atau mengajarkan bahan atau materi kepada siswa, agar dapat dikuasai dengan baik untuk mencapai maksud yang diinginkan. Dalam penerapan metode ini, proses pembelajaran akan berjalan dengan aktif karena siswa mencari informasi atau jawaban sendiri tentang materi yang dibahas. Metode information search adalah cara yang digunakan oleh guru dengan maksud meminta peserta didik untuk menjawanb pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik oleh pendidik maupun peserta didik sendiri, kemudian mencari informasi jawabannya lewat membaca untuk menemukan informasi yang akurat.

Adapun penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Exi Kori’ Dian Tiama tahun 2008, dengan judul karya tulis “Penerapan Strategi Information Search dalam Pengembangan Pembelajaran Fiqh Kelas IX di SMP Negeri 2 Cibitung”. Menyimpulkan bahwa penerapan strategi information search dapat mengembangkan pembelajaran Fiqh dilihat dari faktor pendukung yang sangat membantu pengembangan pembelajaran Fiqh. Dan indikatior hasil dari penerapan strategi information search ini dalam pengembangan pembelajaran Fiqh sebesar 65% dapat mempermudah pembelajaran dan 35% mengindikasikan tentang adanya strategi ini kadnag membuat siswa merasa terbebani dengan tugas yang diberikan oleh guru.9 Sedangkan tinjauan penelitian terdahulu tentang prestasi belajar dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Hotija tahun 2007 dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Bermain, Cerita dan Menyanyi dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Santri TPQ Nurul Hidayah. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran bermain, cerita dan menyanyi dapat meningkatkan prestasi belajar santri, adapun indikator peningkatan prestasi belajar adalah melalui bermain anak dapat belajar mengenali diri dan lingkungan, dapat mengembangkan imajinasi, mereka dapat belajar untuk berpikir kreatif.ptk pai smp kelas 7 doc

Dengan adanya metode baru ini diharapkan siswa lebih mampu untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang, dapat dengan mudah memproduksi kata-kata, jawaban-jawaban, pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi dan dapat dengan mudah memahami materi-materi pelajaran karena mereka dapat dilibatkan secara langsung dalam pencarian jawaban dari sebuah permasalahan yang telah diajukan.
Dan setelah diperhatikan selama ini masih sedikit guru yang mengajar dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang menggunakan metode information search. Oleh maka peneliti mencoba mengadakan penelitian dengan harapan tujuan dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat tercapai dengan baik dan dapat membuat siswa aktif belajar dan meningkat prestasinya, oleh karena itu peneliti mencoba untuk menerapkan metode information search dalam sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul:“PENERAPAN METODE INFORMATION SEARCH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP 2 CIBITUNG”ptk pai smp kelas 9 doc

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perencanaan penerapan metode information search dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IX pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP 2 Cibitung ?
2. Bagaimana pelaksanaan penerapan metode information search dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IX pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP 2 Cibitung ?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
a) Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan penerapan metode information search dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IX B pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP 2 Cibitung
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penerapan metode information search dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IX B pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP 2 Cibitung
b) Kegunaan penelitian
1. Siswa
Dengan penerapan metode information search, siswa akan dapat berfikir lebih kritis dengan ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian cakrawala berfikir siswa bisa lebih luas sehingga mereka mampu untuk mencari informasi atau jawaban dari sumber belajar dan dapat mengoptimalkan daya pikir mereka.
2. Guru
Penerapan metode ini, diharapkan dapat memberikan masukan kepada para guru pendidikan agama Islam, agar tidak begitu otoriter dan monoton dalam mengajar, dengan menggunakan metode information search dalam kegiatan belajar mengajar di kelas guru bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat menggunakan daya pikir mereka untuk menemukan sendiri jawaban-jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan.ptk pai smp doc
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan acuan dalam rangka memecahkan problematika belajar mengajar dalam rangka meningkatkan mutu. Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
a.Dapat memberikan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh tenaga pendidik (guru) secara umum dan sekaligus teman¬teman “seprofesi guru”.
b. Dapat menambah pengetahuan dan informasi bagi penyusun, tenaga pendidik, masyarakat mengenai permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan.
c.Sebagai dokumentasi dan kontribusi di dalam rujukan problem solving persoalan di dunia pendidikan.
4. Kalangan pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan ide baru dalam mengelola suasana kelas dan dijadikan model pengembangan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang lebih meyenangkan bagi peserta didik.

D. Batasan Masalah/ Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup ini untuk membatasi agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas serta untuk memperoleh gambaran awal yang cukup jelas, maka peneliti memfokuskan penelitian ini pada penerapan metode information search yang dilakukan di kelas IX B SMP 2 Cibitung dan pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar, dan adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan tiap hari Rabu pada jam ke-3 pelajaran, untuk lebih membatasi materi yang akan di sampaikan dengan menggunakan metode ini, maka peneliti memberi batasan pada SK-KD tertentu.

E. Definisi Operasional

Information search
Metode information search yaitu suatu cara yang digunakan oleh guru dengan maksud meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan¬pertanyaan yang diajukan baik oleh pendidik maupun peserta didik sendiri, kemudian mencari informasi jawabannya lewat membaca untuk menemukan informasi yang akurat.
Prestasi Belajar
Hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu
yang dicatat pada setiap akhir semester di dalam buku laporan yang disebut raport atau dalam hasil evaluasi sehari-hari.
Pendidikan Agama Islam
Usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pembelajaran atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.ptk pai smp pdf

B.DOWNLOAD PTK PAI SD KELAS IX WORD

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Tentang Pendidikan Agama Islam
1. Pendidikan Agama Islam
Di dalam UUSPN No.2/1989 pasal 39 ayat 2 di tegaskan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat antara lain pendidikan agama. Dan dalam penjelasannya dinyatakan bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan yang maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Di dalam GBPP PAI disekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, guru/pendidikan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain.
Dalam pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu sebagai berikut:
1) Pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, guru/pendidikan atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hrendak dicapai
2) Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan; dalam arti ada yang dibimbing, diajari atau dilatih dalam peningkatan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam. contoh ptk pai smp kelas 8
3) Pendidik atau guru PAI yang melakukan kegiatan bimbingan, guru/pendidikan atau latihan secara sadar tehadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam
4) Kegiatan (pembelajaran) PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam dari peserta didik, yang disamping untuk membentuk kesalehan atau kualitas pribadi, juga sekaligus membentuk kesalehan sosial.
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Secara umum, PAI bertujuan untuk “meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”(GBPP PAI 1994).
Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu (1) dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agam Islam; (2) dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam; (3) dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam ajaran agama Islam, dan; (4) dimensi pengamalannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang diimanai, di pahami dan dihayati atau di internalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta mengaktualisasikan dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagaimana di jelaskan dalam Al-Qur’an tujuan pendidikan agama Islam yang terdapat dalam surat Al-Hujurat ayat 13 dan At-Tahrim ayat 6
Yang Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal¬mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Artinya: “Hai orang-o rang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Di dalam GBPP mata pelajaran agama Islam kurikulum 1999, tujuan PAI tersebut lebih di persingkat lagi, yaitu: “agar siswa memahami, menghayati, meyakini dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia”. Rumusan tujuan pendidikan agama Islam mengandung pengertian bahwa proses pendidikan agama Islam yang dilalui dan dialami siswa disekolah dimulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama Islam, selanjutnya menuju pada tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama kedalam diri siswa, dalam arti menghayati dan meyakininya.ptk pai smp kelas 9
Tahapan afeksi ini terkait erat dengan tahapan kognisi, dalam arti penghayatan dan keyakinan siswa menjadi kokoh dilandasi oleh pengetahuan dan pemahaman terhadap ajaran dan nilai agama Islam. Melalui tahapan afeksi tersebut diharapkan dapat tumbuh motivasi dalam diri siswa san tergerak untuk mengamalkan dan menaati ajaran Islam (tahapan psikomotorik) yang telah diinternalisasikan dalam dirinya. Dengan demikian akan terbentuk manusia muslim yang bertakwa, beiman dan berakhlaq mulia.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka ruang lingkup materi pendidikan agama Islam (kurikulum 1994) pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu Al-Quran hadist, keimanan, syari’ah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh yang menekankan pada perkembangan politik. Pada tahun 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok yaitu: Al-Quran, keimanan, akhlak, fiqh dan bimbingan ibadah, serta tarikh/ sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Agama Islam
Pembelajaran terkait dengan bagaimana (how to) membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemauannya sendiri untuk mempelajari apa (what to) yang teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik.
Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen utama yang saling berpengaruh dalam proses pembelajaran pendidikan agama. Ketiga komponen tersebut adalah (1) kondisi pembelajaran agama; (2) metode pembelajaran agama; dan (3) hasil pembelajaran pendidikan agama.
Klasifikasi dan hubungan antar komponen yang mempengaruhi pembelajaran PAI tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut:
Dari diagram tersebut, dapat diuraikan lebih rinci mengenai ketiga komponen utama faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajran PAI tersebut. Adapun uraian dari masing-masing faktor adalah sebagai berikut:
a. Kondisi pembelajaran pendidikan agama Islam
Adapun faktor-faktor yang termasuk kondisi pembelajaran yaitu (1) tujuan dan karakteristik bidang studi PAI, (2) kendala dan karakteristik bidang studi PAI, (3) karakteristik peserta didik. Tujuan pembelajaran PAI adalah pernyataan tentang hasil pembelajaran PAI atas apa yang diharapkan. Karakteristik bidang studi PAI adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang terbangun dalam struktur isi dan konstruk/tipe isi bidang srudi PAI berupa fakta, konsep, dalil/hukum, prinsip/kaidah, prosedur, dan keimanan yang menjadi landasan dalam mendeskripsikan strategi pembelajaran.
Kendala pembelajaran adalah keterbatasan sumber belajar yang ada, keterbatasan alokasi waktu, dan keterbatasan dana yang tersedia. Karakteristik peserta didik adalah kualitas perseorangan peserta didik, seperti bakat, kemampuan awal yang dimiliki, motivasi belajar, dan kemungkinan hasil belajar yang akan dicapai.
Tujuan dan karakteristik bidang studi di hipotesiskan mamiliki pengaruh utama pada pemilihan strategi pembelajaran. Kendala dan karakteristik bidang studi mempengaruhi pemilihan strategi penyampaian, dan karakteristik peserta didik akan mempengaruhi pengelolaan pembelajaran.
b. Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Metode pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi: (1) strategi pengorganisasian, (2) strategi penyampaian, (3) strategi pengelolaan pembelajaran.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran PAI, strategi pengorganisasian adalah suatu metode untuk mengorganisasi isi bidang studi PAI yang dipilih untuk pembelajaran.
Strategi penyampaian pembelajaran PAI adalah metode-metode penyampaian pembelajaran PAI yang di kembangkan untuk membuat siswa dapat merespon dan menerima pelajaran PAI dengan mudah, cepat dan menyenangkan. Ada tiga komponen dalam stategi penyampaian ini, yaitu: (1) media pembelajaran, (2) interaksi media pembelajaran dengan peserta didik, dan (3) pola dan bentuk belajar¬mengajar.
Stategi pengelolaan pembelajaran adalah metode untuk menata interaksi antara peserta didik dengan komponen-komponen metode pembelajaran lain, seperti pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran.
c. Hasil pembelajaran dapat diklisifikasikan menjadi keefektifan, efisiensi dan daya tarik. Keektifan pembelajaran dapat diukur denga criteria: (1) kecermatan penguasaan kemampuan atau prilaku yang dipelajari, (2) kecepatan unjuk kerja sebagi bentuk hasil belajar, (3) kesesuaian dengan prosedur kegiatan belajar yang harus ditempuh, (4) kuantitas unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar, (5) kualitas hasil akhir yang dapat dicapai, (6) tingkat alih belajar, dan (7)tingkat retensi belajar. Sedangkan efisiensi belajar dapat diukur dengan rasio antar keefektifan dengan jumlah waktu yang digunakan atau dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Dan daya tarik pembelajaran biasanya di ukur dengan mengamati kecenderungan peserta didik untuk berkeinginan terus belajar.
B. Tinjauan Tentang Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang rumit yang menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi orang-orang muda maupun orang dewasa. Bagaimana juga mengajar mereka adalah suatu tantangan bagi seorang guru maupun fasilitator. Orang muda atau dewasa memandang situasi belajar itu sangat berbeda dibandingkan dengan anak-anak dan proses belajarnya pun berbeda.
Banyak definisi para ahli tentang belajar, di antaranya sebagai berikut:
a. Skinner, mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif  Hilgard dan Bower dalam bukunya Theoris of Learning
b. mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengarauh obat dan sebagainya).
c. M. Sobry Sutikno dalam bukunya Menuju Pendidikan Bermutu, mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Adapun pengertian belajar menurut teori-teori pembelajaran antara lain:
1. Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
2. Menurut teori kognitif, teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon.
3. Menurut teori humanistik, menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati kajian bidang filsafat, teori kepribadian dan psikoterapi daripada bidang kajian psikologi pendidikan. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajar itu sendiri.
4. Menurut teori sebernetik, menurut teori sibernetik belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil belajar.
2. Bentuk-bentuk Belajar
Bentuk-bentuk belajar mempunyai kaitan dengan proses untuk memperoleh hasil belajar. Oleh sebab mengajar merupakan serangkaian upaya untuk memberi kemudahan bagi siswa agar terjadi proses belajar, maka bentuk-bentuk belajar pun mempunyai kaitan dengan proses guru/pendidikan.
Proses guru/pendidikan dapat dipandang sebagai penciptaan lingkungan yang member rangsangan bagi terjadinya proses belajar. Rangsangan yang disajikan dalam proses guru/pendidikan disesuaikan dengan bentuk-bentuk belajar tertentu, yang dapat digolongkan ke dalam empat macam, yaitu:
1. Belajar verbal
Bentuk belajar verbal merupakan bentuk belajar sederhana, dan dapat menjadi dasar bagi bentuk-bentuk belajar yang lain. Bentuk belajar ini menekankan pada kemampuan menyatakan ide dengan kata-kata, seperti dalam guru/pendidikan bahasa atau kemampuan mengingat suatu konsep atau prinsip tertentu dan menyatakan kembali dengan kata-kata.
2. Belajar konsep dan prinsip
Konsep adalah hasil penyimpulan tentang sesuatu hal berdasarkan atas adanya ciri-ciri yang sama pada hal tersebut. Konsep adakalanya berkaitan dengan sesuatu obyek, sesuatu peristiwa atau berkaitan dengan manusia. Adapun prinsip adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang hubungan antara dua konsep atau lebih.
3. Belajar pemecahan masalah
Bentuk belajar kemampuan pemecahan masalah banyak menunjang kreativitas seseorang, yakni kemampuan menciptakan ide baru, baik yang bersifat asli ciptaannya sendiri maupun suatu perubahan dari berbagai ide yang telah ada sebelumnya.
4. Belajar keterampilan
Keterampilan merupakan suatu kegiatan tertentu merupakan suatu bentuk pengalaman belajar yang sepatutnya dicapai melalui proses belajar disekolah.
Dari uraian bentuk-bentuk belajar diatas bahwasannya untuk mencapai tujuan dari masing-masing bentuk belajar itu tidak terlepas dari peran dan fungsi seorang guru/pendidik.
Dr. Karl Flanching yaitu seorang guru besar menegaskan bahwa seorang pendidik mempunyai tiga fungsi Kultur dalam bidang pendidikan, yaitu:18
a. Sebagai Komunikator
b. Sebagai Inovator
c. Sebagai Emansipator
Sebagai komunikator, pertama menyediakan sumber informasi, kedua menyaring dan mengevaluasi informasi yang tersedia dan mengolah informasi ke dalam suatu bentuk yang cocok bagi penerima informasi sehingga dapat memahami informasi tersebut. Akibatnya seorang pendidik mempengaruhi pendapat, pandangan dan sikap seseorang.
Sebagai innovator, seorang pendidik sebaiknya menempatkan dirinya cukup jauh dari sistem normatif yaitu yang berorientasi masa depan dan yang menuntut relevansi output pendidikan sehingga ia dapat merupakan faktor koreksi atau sumber pengaruh dalam jalannya perubahan sosial.
Sebagai emansipator, membantu membawakan perorangan atau kelompok orang kedalam tingkat perkembangan kepribadian yang lebih tinggi (dewasa) dari apa yang dimiliki mereka sebelumnya dari segi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memungkinkan mereka berdiri sendiri. Didalam praktek mengajar seseorang guru/pendidik hanya memperhatikan pada titik berat kepada isi materi pelajaran, mungkin memberatkan pada peserta didik atau mungkin juga ia berhasil memelihara keseimbangan yang baik yaitu antar ketiganya.
Tidak cukup bagi seorang guru/pendidik hanya memperhatikan dari segi isi materi yang akan diajarkan tetapi yang paling penting adalah mengetahui metode-metode pembelajaran agar materi yang akan diajarkan dapat mudah diterima oleh peserta didik.

 C.PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS KENAIKAN PANGKAT GURU 

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, desai penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), dengan jenis mandiri partisipatoris.
Sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu penelitian tindakan kelas dikenal dan ramai dibecarakan dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa inggris Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan dikelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat di terangkan.
1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu hal yang menraik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat dalam pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama
dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud
dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu
yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses dimana guru, dosen dan siswa atau mahasiswa menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan dan perubahan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran di kelas dapat tercapai secara optimal.
Di samping itu, penelitian tindakan kelas adalah salah strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Bisa dikatakan juga penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemmapuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk memparbaiki kondisi nyata dimana praktik pelaksanaan pembelajaran tersebut dilakukan dikelas.
Menurut Hopkins, PTK disebut juga classroom action research hal ini disebabkan jenis penelitian ini mampu menawarkan berbagai cara dan prosedur baru yang lebih mengena dan bermanfaat dalam memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran dikelas.
Mc Niff dalm bukunya yang berjudul “Action Research: Principles and Practice” memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang
dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.
PTK memilki karakteristik tertentu yang membedakannya dengan jenis penelitian lain. Semua penelitian memang berupaya untuk memecahkan suatu problem. PTK dilihat dari segi problema yang harus dipecahkan, memiliki karakteristik penting yang harus dicermati, adapun karakteristik PTK yang dimaksud sebagai berikut:
1. Problema yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus selalu berangkat dari persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.
Jika tidak ada masalah yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajarannya maka tidak perlu dilakukan PTK, akan tetapi persoalannya tidak semua guru mampu melihat kemampuannya selama mengajar dikelas, guru dapat saja berbuat kesalahan selama dalam pengajarannya.
Dalam konteks ini, peneliti dan guru dapat melakukan penelitian bersama-sama. Dari penelitian kolaboratif inilah guru akan dapat mengoreksi dirinya dalam mengajar dengan adanya bantuan dari peneliti. Jika guru bersedia melakukan penelitian secara kolaboratif dengan peneliti maka banyak manfaat yang akan diperoleh baik secara professional maupun secara fungsional dalam meningkatkan kariernya.
Dari penjelasan diatas maka peneliti disini memilih untuk mengadakan PTK dengan model kolaboratif dengan tujuan adanya manfaat yang lebih baik karena dapat saling mengoreksi dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan baik oleh guru ataupun peneliti pada penerapan metode information search dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IX B pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMP ....
2. Adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar-mengajar di kelas.
Dengan diadakannya suatu tindakan yang baru di harapkan dapat mencegah tingginya pembolosan siswa yang mungkin dapat dilakukan dengan diciptakannya sisten presensi yang dilakukan oleh siswa sendiri.
Sedangkan karakteristik PTK menurut Pritono dalam bukunya yang berjudul “Action Resaerch sebagai strategi pengembangan guru” adalah: (1) masalah yang dijadikan objek penelitian muncul dari dunia kerja peneliti, (2) bertujuan memecahkan masalah guna peningkatan kualitas, (3) menggunakan data yang beragam, (4) langkh-langkahnya merupakan siklus, dan (5) mengutamakan kerja kelompok. Berdasarkan uraian diatas, PTK mempunyai karakteristik yang khusus, yakni memecahkan masalah dan untuk meningkatkan kinerja guru. Dalam pelaksanaan diwarnai oleh berpikir ulang (reflectif thingking) kolaboratif.
Dalam buku Penelitian Tindakan Kelas karangan Prof.Dr.H.M. Djunaidi Ghony menyebutkan karakteristik PTK antara lain:32
1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata dalam pembelajaran nyata yang cukup merisaukan guru yang memegang bidang studi tertentu atau dosen pengampu matakuliah tertentu.
2. Kolaborasi antara guru dengan guru, dosen dengan dosen atau antara guru dengan siswa dan dosen dengan mahasiswa untuk menyelenggarakan pembelajaran yang berkualitas dan melakukan perbaikan yang berkelanjutan
3. Motivasi untuk peningkatan pembelajaran bidang studi atau mata kuliah yang harus muncul atau tumbuh dari dalam diri pribadi guru atau dosen
4. Objectivitas, validitas dan reabilitas proses, data dan hasil tetap dipertahankan selama kegiatan penelitian itu berlangsung
5. Proses dan hasil pembelajaran harus didokumentasikan dan
dilaporkan secra sistematik sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah.
Berbagai karakteristik PTK yang membedakannya dari penelitian formal yang lain dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Berawal dari kerisauan kinerja guru, situasional, praktis dan secra langsung berkaitan dengan pembelajaran.
2. Bertujuan memperbaiki, meningkatkan dan memberikan kerangka kerja yang teratur terhadap pemecahan masalah pembelajaran.
3. Fleksibel dan adaptif memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan mengabaikan pengontrolan karena lebih menekankan sikap tanggap, pengujian dan pembaruan dalam pembelajaran.
4. Kolaboratif dan partisipatif sehingga guru sebagai peneliti ambil bagian secara langsung dalam melaksanakan penelitian.
5. Self-evaluatif, yaitu modifikasi secara kontinu dievaluasi dalam situasi yang ada dengan tujuan akhirnya untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran.
6. Fokus penelitiannya pada pembelajaran sehingga proses dan pengambilan keputusan biasanya dilakukan oleh guru atau bersama peserta didik secara desentralisasi atau deregulasi.
7. Kooperatif dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi atas tindakan antara guru sebagai peneliti dan peserta didik.
8. Penelitian tindakan kelas mengembangkan pemberdayaan, demokrasi, keadilan, kebebasan dan kesempatan partisipatif sebagai berikut:
a.Melibatkan peserta didik;
b. Mengajarkan keadilan;
c.Memberikan kebebasan;
d. Mengembangkan potensi peserta didik.
9. Mengembangkan suatu model pembelajaran, baik sebagian maupun menyeluruh.
Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas demi perbaikan dan peningkatan layanan professional guru dalam menangani proses pembelajaran dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis keadaan.
Borg menyebutkan bahwa tujuan utama dalam PTK pengembangan keterampilan guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menaggulangi berbagai permasalahan pembelajaran aktual yang dihadapi dikelasnya.
Manfaat dari Penelitian Tindakan Kelas yang terkait dengan komponen pembelajaran antara lain:34
1. Dalam inovasi pembelajaran, guru selalu perlu mencoba untuk mengubah, mengembangkan dan meningkatkan gaya mengajarnya agar ia mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya.
2. Dalam aspek pengembangan kurikulum, Penelitian Tindakan Kelas juga dapat dimanfaatkan secara efektif oleh guru. Guru kelas juga harus bertanggung jawab terhadap pengembangan kurikulum dalam level sekolah atau kelas.
3. Dalam aspek profesionalisme guru, penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu media yang dapat doigunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi dikelasdan kemudian meningkatkannya kearah perbaikan-perbaikan secara professional. Bahkan dalam konteks profesionalisme guru, Mc Niff menyatakan bahwa dalam penelitian tindakan kelas guru di tantang untuk memilki keterbukaan terhadap pengalaman dan proses-proses pembelajaran yang baru.
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan laporan PTK secara umum adalah sebagai berikut:
a. Setting Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengobservasi lokasi dan juga gambaran dari siswa dalam kelas tersebut, dan dalam penelitian tindakan ini tidak perlu adanya sampel dan juga populasi.35
b. Sasaran penelitian
Sasaran yang diharapkan oleh peneliti disini adalah perubahan dari penerapan metode information search, akan tetapi sasaran tidak hanya hasil akhir tetapi peneliti juga melihat pada waktu dilaksanakannya tindakan
c. Rencana Tindakan atau Siklus
Gambaran tentang langkah-langkah riil yang akan dilakukan dalam tindakan. Kebanyakan peneliti berpikir bahwa yang dimaksud dengan langkah-langkah ini adalah empat tahap dalam satu siklus. Akan tetapi bukan itu yang diharapkan untuk diterangkan akan tetapi langkah yang diperlukan adalah langkah riil dari tindakan dan hal-hal yang dapat menunjukkan keunggulan dari tindakan yaitu hal yang menunjukkan perbedaan antara penelitian tindakan ini dengan yang lainnya.
Sebagaimana dijelaskan PTK terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang Pada bagian ini dikemukakan rencana tindakan atau siklus untuk meningkatkan mutu pembelajaran sebagai berikut:37
1) Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai entry behavior, pelancaran tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah, pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain-lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah di tetapkan sebelumnya. Di samping itu juga di uraikan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka perbaikan masalah.
Pada tahap perencanaan ini terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, masalah ini berupa kesulitan yang dihadapi didalam kelas
2. Menetapkan sebuah alasan mengapa penelitian ini dilakukan
3. Merumuskan permasalahan berupa kalimat pertanyaan
4. Menetapkan cara untuk menemukan jawaban dari permasalahan tersebut
5. Menentukan cara untuk menguji sebuah hipotesis tindakan
6. Membuat secara rinci rancangan tindakan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga siklus dengan evaluasi tiap 2 X pertemuan
2) Pelaksanaan tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan digelar, skenario kerja tindakan perbaikan, dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilakukan, hendakanya dijabarkan secara rinci, adapun dalam rincian ini menjelasakan:
a. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan
b. Kegiatan yang dilakukan oleh guru dan peneliti
c. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa
d. Rincian media yang akan digunakan
e. Jenis istrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data
3) Observasi dan interpretasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dan pelaksanaan tindakan perbaikan yang dirancang. Pada tahap ini sebenaranya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan
menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya pada proses dan hasil belajar siswa. Adapun data 
yang dikumpulkan dalan penelitian ini adalah berupa data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan dan lain-lain.
4) Analisis dan refleksi, yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan di gelar, personel yang akan dilibatkan, serta kriteria dan rencana bagi tindakan siklus berikutnya.
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah diperoleh dan kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan selanjutnya.
Adapun evaluasi dari penelitian ini adalah berupa prestasi belajar dari siswa yang dilihat melalui nilai rapor dan adanya perubahan tingkah laku dari siswa setelah dilakukan penelitian ini. Untuk dapat mengetahui hasil dari penerapan metode ini maka sebelum dilaksanakannya metode ini peneliti akan mengadakan pre test guna mengetahui seberapa jauh prestasi siswa dalam Pelajaran Pendidikan Agama Islam, dengan adanya pre test ini nantinya akan di ketahui hasil dari perbedaan pembelajaran dengan menggunakan metode yang sebelumnya dan setelah penerapan metode yang digunakan dalam penelitian.
Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan diatas. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan dalam siklus pertama tersebut, guru kemudian menentukan rancangan untuk siklus selanjutnya.
Kegiatan dalam siklus kedua berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan siklus pertama akan tetapi dalan siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan yang terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama.
Adapun gambaran dalam bentuk tabel pelaksanaan penelitian dalam dengan menggunakan 3 siklus adalah sebagai berikut:
d. Pengumpulan Data
Pada bagian ini ditunjukkan dengan jelas data yang akan dikumpulkan baik yang berkenaan dengan proses maupun dampak tidakan perbaikan yang dilakukan, yang kemudian akan dipakai sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat kuantitatif, kualitatif atau keduanya.
e. Indikator Kinerja
Pada bagian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya. Untuk tindakan perbaikan melalui yang bertujuan meningkatkanketerampilan menulis narasi siswa, misalnya, perlu ditetapkan kriteria keberhasilan menulis dalam bentuk pencapaian beberapa indikator yang telah ditetapkan.
Selain model penelitian tindakan kelas yang cukup sederhana ada beberapa model desai PTK yang telah dikembangkan, antara lain: (1) model kurt lewin, (2) model Kemmis & Mc Taggart, (3) model Dave Ebbutt, (4) model John Elliot, (5) model Hopkins, dan masih ada beberapa model lain, yang pada prinsipnya merupakan pengembangan dari model yang ada.
1. Model Kurt Lewin, menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya model penelitian tindakan yang lain, khususnya penelitian tindakan kelas. Dikatakan demikian karena dialah yang pertama kali memperkenalkan action research atau penelitian tindakan.
Konsep pokok penelitian tindakan model Kurt Lewin terdiri atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus yang dapat digambarkan sebagi berikut  
Gambar 3.3
Alur PTK menurut Model Kurt Lewin
2. Model Kemmis& Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan olek Kurt lewin seperti yang diutarakan diatas hanya saja komponen Acting dan observing dijadikan satu kesatuan.
Apabila dicermati, model yang dikemukakan Kemmis dan Taggart pada hakikatnya berupa perangkat- perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini ialah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
3. Model John Elliot di kembangkan berdasarkan konsep dasar Kurt Lewin. Jika di perhatikan desain Penelitian Tindakan Kelas John
Elliot tampak bahwa dalam satu tindakan terdiri dari beberapa step atau langkah tindakan, yaitu langkah tindakan 1, langkah tindakan 2, dan langkah tindakan 3. Adanya langkah-langkah untuk setiap tindakan ini dengan dasar pemikiran bahwa di dalam suatu mata pelajaran terdiri dari pokok bahasan, dan setiap pokok bahasan terdiri dari beberapa materi, yang tidak dapat diselesaikan dalam satu tindakan. Oleh karenanya, untuk menyelesaikan suatu pokok bahasan tertentu di perlukan beberapa kali langkah tindakan, yang terealisasi dalam suatu kegiatan belajar mengajar.
4. Model Hopkins, berpijak pada desain-desain model PTK para ahli pendahulunya, selanjutnya ia menyusun desain tersendiri yaitu sebagai berikut:

D.DOWNLOAD PTK PAI KELAS IX SMP TERBARU

DAFTAR PUSTAKA

Ali. Moh. 1991. Konsep dan penerapan CBSA dalam pengajaran. Bandung; PT Sarana Panca Karya
Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta; PT Bumi Aksara
Asy-Syalbub, Fu’ad bin Abdul Aziz. 2008. Begini Seharusnya Menjadi Guru; Panduan Lengkap Metodologi Pembelajaran Cara Rasulullah. Jakarta; Darul Haq
Ardiwinata, .Rustana. 1986. Metode Mengajar dan Kesulitan Belajar. Bandung; Penerbit Tarsito
Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno, M.Pd. 2007. Strategi Belajar Mengajar;Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. Bandung; PT Refika Aditama.
Irwanto. 1997. Psikologi Umum. Jakarta; PT. Gramedia Pustaka Utama.
Moleong, Lexy. J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; PT. Remaja Rosda Karya
Muslich, Mansur. 2014. Melaksanakan PTK Itu Mudah. PT Bumi Aksara; Jakarta
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta; PT. Bumi Aksara
Ngainun Purwanto dan Achmad Sauqi. 2008. Pendidikan Multikultural Konsep Dan Aplikasi. Jogjakarta; Ar-Ruzz Media Group
Partanto, Pius A dan M. Dahlan Al-Barry. 1994. Kamus Ilmiah Popular. Surabaya; Penerbit Akola
Roestiyah N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta; Rineka Cipta Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung; CV Alfabeta
Suharto, Prof Bohar. 1996. Pendekatan Dan Teknik Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung; PT Tarsito
Surahmad, Winarno. 1978. Research Pengantar Metode Ilmiah. Bandung; Penerbit Tarsito
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung; CV Alfabeta
Surjadi. 1989. Membuat Siswa Aktif Belajar: 65 Cara Belajar Mengajar Dalam Kelompok. Bandung; Penerbit Mandar Maju
Uno, Hamzah B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta; PT Bumi aksara
Winkel, WS. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta; Gramedia.
Lampiran: Permen 22 tahun 2006. Standar kompetensi dan Kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Agama 

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK PAI SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.