Senin, 18 Juni 2018

CONTOH TERBARU PTK PAI KELAS VIII SMP

CONTOH TERBARU PTK PAI KELAS VIII SMP-Penelitian ini menggunakan study tindakan (action research) pada siswa kelas VIII-C MTs. Negeri ... Kabupaten .... Dari hasil observasi secara langsung di kelas VIII-C sebelum penelitian tindakan, dapat diketahui bahwa metode yang diberikan guru pada materi pelajaran aqidah akhlak menggunakan metode ceramah, siswa menunjukkan sikap kurang aktif dan cenderung pasif dalam mengikuti pelajaran. Hal ini dapat dilihat pada saat proses pembelajaran itu berlangsung. Selama proses pembelajaran, beberapa dari siswa tersebut tidak memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru dan ada juga yang melakukan aktivitas yang lain seperti menyontek, mengobrol bahkan ada yang mengerjakan tugas mata pelajaran yang lain. Sehingga siswa tidak berperan aktif dalam mengikuti pelajaran. ptk pai smp pdf

Obyek penelitian ini adalah pada MTs. Negeri ... Kabupaten .... Dalam penelitian kelas VIII-C ini dengan penerapan pembelajaran melalui metode Small Group Discussion yang jumlahnya ada 39 siswa. Setelah dilaksanakan tindakan melalui pembelajaran dengan metode Small Group Discussion dengan suasana pembelajaran aktif, maka suasana kelas menjadi lebih hidup, siswa menjadi aktif belajar dan hasil belajar lebih meningkat. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, Siklus I, dan Siklus II. Pada tahap prasiklus keaktifan belajar siswa mempunyai prosentase 44 % dan rata-rata nilai akhir 68,23. Pada Siklus I setelah dilaksanakan tindakan keaktifan belajar siswa meningkat 55 % dan rata-rata kelas 78,3 8. Sedangkan pada Siklus II keaktifan siswa dapat diprosentasekan menjadi 82 % dan rata-rata tes akhir siswa adalah 83.04. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan sebelum diterapkan metode pembelajaran Small Group Discussion dengan sebelumnya.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas PAI yang diberi judul"Upaya Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas Viii-C Dengan Materi Pokok Akhlak Terpuji Melalui Small Group Discussion Di Mts.N ... Kabupaten ...  Semester Ganjil 2016/2017" . Disini akan dibahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK PAI VIII SMP lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK SMP 045 ).

A.DOWNLOAD CONTOH PTK PAI AQIDAH AKHLAK KELAS VIII SMP

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Mata pelajaran akidah akhlaq sangat diperlukan dalam kehidupan sehari¬hari dan juga merupakan rumpun mata pelajaran agama di madrasah. Secara integral menjadi sumber nilai dan menjadi landasan moral spiritual yang kokoh dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena pembelajaran aqidah akhlak harus menekankan keutuhan dan keterpaduan antara kognitif, afektif dan psikomotorik.
Tuntutan kurikulum seperti di atas, harus dapat dilaksanakan dalam pembelajaran akidah akhlak, sehingga perlu diterapkan dengan inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa, mau berlama-lama dan tidak membosankan, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan.

Rendahnya efektivitas siswa dalam proses belajar mengajar dapat mengakibatkan proses belajar menjadi kurang optimal, sehingga materi yang disajikan menjadi tidak tuntas. Hal itu disebabkan kondisi siswa kelas VIII-C MTs.N ... Kabuapten ... yang berjumlah 39 siswa relatif hitrogen baik dari segi ekonomi, kemampuan akademik kreativitas maupun sarana prasarana yang dimiliki. Berdasarkan fakta yang ada di lapangan, yaitu dari 43 siswa yang memiliki buku wajib hanya 15 siswa atau sebesar 34, 88 %. Berdasarkan hal ini terlihat bahwa kemampuan untuk belajar dan membaca cukup rendah. Kemampuan untuk menjawab pertanyaan dari 39 siswa, hanya 25 siswa saja yang mampu atau 5 8,14 %. Sementara faktor metode atau strategi pembelajaran yang monoton. Download ptk pai smp doc

Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu tindakan yaitu melalui inovasi pembelajaran dengan menggunakan model-model Small Group Discussion. Dengan metode tersebut maka peserta didik mempunyai peluang untuk mengoptimalkan kemampuannya, dapat memotivasi diri siswa agar berperan aktif dalam pelajaran di kelas dan melatih kemampuan siswa untuk belajar mandiri.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut : Rendahnya minat belajar siswa MTs.N ... Kabupaten ... rendahnya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, rendahnya kemampuan berfikir kritis, kurangnya sarana dan prasarana, kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan oleh pendidik.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuruaikan di atas, dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah metode Small Group Discussion dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran akidah akhlak siswa kelas VIII-C di MTs.N ... Kabuapten ... Semester Ganjil 2016/2017?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode Small Group Discussion dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran akidah akhlak.

E. Manfaat Penelitian
Bagi Siswa, meningkatakan minat belajar siswa dalam proses belajar mengajar akidah akhlaq dapat mengembangkan kemampuan belajar mandiri, dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam kelompok, dan melatih untuk dapat mepresentasikan idenya.
Bagi Guru, mandapatkan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian tindakan kelas, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesi guru, meningkatkan kemampuan guru untuk memecahkan permasalahan yang muncul dari siswa. membantu memberikan informasi peningkatan kemampuan siswa.

F. Kajian Pustaka
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak sama sekali baru, karena sudah banyak peneliti yang sudah melakukan kegiatan terhadap hal serupa Hanya saja peneliti menemukan beberapa celah yang penting untuk diteliti lebih lanjut, setidaknya terdapat beberapa hasil penelitian yang meneliti temuannya sebagai berikut :
Pertama, dalam skripsi yang ditulis oleh M. Khoirul Amilin, bahwa dengan metode active learning dengan tipe point-counterpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII C semester 1 di SMP Semarang, peningkatan hasil ini ditunjukkan dengan adanya siswa paada saat pembelajaran yaitu keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung, juga di tunjukkan dengan adanya peningkatan nilai dan masing-masing siklus. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor yang di presentasikan melalui pengamatan tentang aktivitas siswa pada setiap siklus yang semakin meningkat5.

Kedua, dalam skripsi yang ditulis Subadi (073111458) yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak” dengan metode Card Sort kelas I MI Yaspi Kabupaten Pakis Magelang Tahun Pelajaran 2008/2009. Dari hasil penelitiannya, bahwa strategi atau metode adalah merupakan hal penting dalam kegiatan belajar mengajar karena metode atau strategi peserta didik dapat belajar secara efektif sehingga pendidik perlu menciptakan metode belajar yang inovatif.

Dari beberapa hasil penelitian yang ada, terlihat bahwa ada kedekatan judul dengan judul penelitian yang akan peneliti lakukan, letak perbedaannya adalah pada titik tekan permasalahan yang peneliti rumuskan. Peneliti menitik beratkan pada bagaimana penerapan merode pembelajaran Small Group Discussion ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran akidah akhlaq. Sehingga penelitian ini memiliki signifikan untuk meningkatkan keaktifan siswa, dan meningkatkan hasil belajar.

B.DOWNLOAD CONTOH  JUDUL PTK PAI SMP LENGKAP

BAB II
SMALL GROUP DISCUSSION DALAM PEMBELAJARAN
AQIDAH AKHLAK


A. Small Group Discussion Sebagai Model Pembelajaran
1. Pengertian Small Group Discussion
Small Group Discussion adalah satu dari sekian banyak model pembelajaran aktif yang dapat merangsang peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran, juga terdapat tehnik-tehnik memimpin belajar bagi seluruh kelas atau bagi kelompok kecil (Small Group Discussion).
Pengertian diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok kecil untuk saling bertukar pendapat tentang sesuatu masalah untuk bersama mencari pemecahan, mendapatkan jawaban dan kebenaran atau suatu masalah.

Secara normatif Al-Q ur’an telah memberikan penegasan akan pentingnya metode ini dalam pembelajaran. Allah berfirman dalam surat An-Nahl (16) ayat 125 :
“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah (diskusikan) mereka dengan kata yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Pada penyajian pelajaran dengan metode diskusi ini, maka siswalah yang aktif. Download ptk pai smp kelas 8 Guru bertindak sebagai supervisor yang juga mencatat segala aktivitas yang tejradi selama diskusi berlangsung, misalnya : siapa saya yang aktif, bagaimana kepemimpinan moderator dan lain sebagainya. Mereka yang aktif akan mendapat poin-poin dari guru berupa nilai.

2. Karakteristik Metode Diskusi Kelompok Kecil
Metode diskusi ini berbeda dari metode ceramah. Dalam metode diskusi pesan guru tidak begitu dominan. Guru biasanya hanya memberikan arahan terhadap jalannya diskusi dan membantu menyimpulkan hasil diskusi yang dilakukan siswa. Karenanya diskusi mengandung unsur¬unsur demokratis. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan ide-ide mereka sendiri. Tiap siswa diharapkan memberikan sumbangan pendapat, sehingga seluruh kelompok aktif terlibat dalam jalannya diskusi tersebut.

Dalam model pembelajaran diskusi kelompok kecil ini, ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan metode diskusi ini, yaitu :
a. Sisi Positif
1. Suasana belajar mengajar di kelas akan berkembang.
2. Memberikan pelajaran bersikap toleran, demokrat, kritis dan berpikir sistematis.
3. Kesimpulan-kesimpulan dari masalah yang sedang didiskusikan dapat secara mudah diingat siswa. Hal itu disebabkan karena siswa mengikuti alur berpikir diskusi.
4. Memberikan pengalaman kepada siswa tentang etika bermusyawarah.

b. Sisi Negatif
1. Jalannya diskusi seringkali didominasi oleh siswa yang pandai, sehingga mengurangi peluang siswa yang lain untuk berpartisipasi.
2. Jalannya diskusi sering dipengaruhi oleh pembicaraan yang menyimpang dan topik pembahasan masalah, sehingga pembahasan melebar.
3. Diskusi biasanya lebih banyak memboroskan waktu, sehingga tidak sejalan dengan prinsip efisiensi.

Mengingat adanya kelemahan-kelemahan di atas, maka bagi guru yang ingin menggunakan metode diskusi, kelompok ini sebaiknya mempersiapkan segala sesuatunya dengan rapi dan sistematis terlebih dahulu. Dan dalam hal ini peran seorang guru sebagai encourager yang memberi encouragement (dorongan semangat dan membesarkan hati sangat diperlukan, terutama oleh peserta didik yang tergolong kurang pintar atau pendiam.

Selama ini masih banyak kelemahan yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan, diantaranya penggunaan metode yang tidak tepat, sehingga hasil belajar yang dicapai oleh siswa kurang maksimal. Melihat realita tersebut, maka peneliti mencoba untuk menerapkan strategi PAIKEM, yaitu menggunakan metode Small Group Discussion. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar sehingga terjadi penguatan terhadap materi pelajaran yang diberikan di Madrasah. Contoh judul ptk pai smp doc
Dalam kegiatan belajar mengajar, makin tepat metode yang digunakan, maka akan efektif dan efisien pula kegiatan belajar mengajar yang dilakukan antara guru dan siswa, pada akhirnya akan menunjang dan menghantarkan keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan mengajar yang dilakukan oleh guru.

Metode pembelajaran Small Group Discussion merupakan alat ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar yakni sebagai alat perancang dari luar yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa. Namun demikian metode dapat dikatakan baik dan tepat manakala pemilihan dan penerapannya sesuai dengan situasi pembelajaran. Untuk itu pendidik harus menyiapkan taktik atau strategi yang dapat diterima oleh peserta didik secara keseluruhan dengan mudah dan tidak membosankan. Dengan kata lain pembelajaran yang menyenangkan yaitu ada kepuasan peserta didik, bagaimana peserta didik merasa senang menerima pelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami betapa pentingnya menggunakan metode yang tepat dala penyampaian pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Maka penulis bermaksud meneliti segala permasalahan dengan kondep Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan Small Group Discussion sebagai model pembelajaran.

3. Langkah-langkah Penggunaan Metode Small Group Discussion
Diskusi yang baik harus direncanakan dan kunci keberhasilan diskusi terletak pada isu atau masalah yang didiskusikan, maka pemilihan topik diskusi harus dipilih dengan tepat.
Adapun langkah-langkah metode Small Group Discussion adalah sebagai berikut :
a. Bagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil (maksimal 5-6 peserta didik) dengan merujuk ketua dan sekretaris.
b. Berikan soal studi kasus sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
c. Instruksikan setiap kelompok untuk mendiskusikan jawaban soal tersebut.
d. Pastikan setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi.
e. Instruksikan kepada setiap kelompok untuk menyajikan hasil diskusinya dalam forum kelas.
f. Klarifikasi penyimpulan dalam tindak lanjut.

4. Efektivitas Pembelajaran Aqidah Akhlak Melalui Small Group Discussion
Untuk melaksanakan proses pembelajaran aqidah dan akhlak pada materi pembelajaran, perlu dipikirkan metode pembelajaran yang tepat. Ketepatan (efektivitas) penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran. Oleh karena itu metode pembelajaran itu dianggap tepat, harus ada beberapa faktor, diantaranya :

a. Kesesuaian metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
Metode pembelajaran adalah alat untuk mencapai tujuan, maka tujuan itu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas sebelum menentukan atau memilih metode pembelajaran. Misalnya jika tujuan pembelajaran berkaitan dengan kognitif siswa, maka metode yang digunakan harus berbeda dengan tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan psikomotorik. Metode pembelajaran untuk tujuan kognitif bisa digunakan ceramah atau diskusi, sedangkan metode pembelajaran untuk tujuan psikomotorik bisa digunakan demonstrasi.

b. Kesesuaian metode pembelajaran dengan materi pembelajaran
Materi pembelajaran dari masing-masing materi pelajaran berbeda¬beda. Misalnya materi mata pelajaran matematika yang lebih bersifat berpikir logis, akan berbeda dengan materi pembelajaran mata pelajaran pendidikan jasmani yang lebih praktis. Oleh karena itu, metode pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan sifat materi pembelajaran tersebut.
c. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kemampuan guru
Seorang guru dituntut untuk menguasai semua metode pembelajaran. Namun pada saat-saat tertentu kemampuan guru terbatas, misalnya dalam keadaan sakit, sempitnya alokasi waktu pembelajaran, atau keadaan kelas yang tidak memungkinkan. Oleh karena itu, guru dituntut cerdik mensiasatinya dengan menggunakan metode yang sesuai dengan kemampuannya.

d. Kesesuaian metode pembelajaran dengan kondisi siswa
Kondisi siswa berhubungan dengan usia, latar belakang kehidupan, keadaan tubuh atau tingkat kemampuan berpikirnya. Siswa yang tingkat berpikirnya tinggi, maka mengikuti metode apapun akan siap. Berbeda dengan siswa yang taraf berpikirnya kurang, maka ketika mengikuti metode diskusi akan menjalani kesulitan, sehingga perlu digunakan metode yang sesuai, seperti ceramah. Kondisi siswa yang sehat dan segar juga akan berbeda dengan siswa yang sakit atau kelelahan.

e. Kesesuaian metode pembelajaran dengan situasi kondisi belajar mengajar
Situasi ini bisa berkaitan dengan tempat di mana pembelajaran itu dilaksanakan, apakah di daerah perkotaan yang memungkinkan menggunakan berbagai metode pembelajaran, atau di daerah pedesaan degan letak geografis yang terpencil yang tidak memungkinkan menggunakan metode pembelajaran tertentu. Situasi kondisi ini berkaitan pula dengan jenis lembaga pendidikan, apakah di Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah atau Perguruan Tinggi. Masing-masing jenjang pendidikan ini menuntut metode pembelajaran yang berbeda karena adanya perbedaan usia atau daya pikirnya.

f. Kesesuaian metode pembelajaran dengan tempat belajar
Penggunaan metode pembelajaran perlu menentukan tempat di mana kegiatan itu dilakukan, apakah di ruang kelas, di laboratorium, atau di luar kelas dalam kegiatan studi lapangan.
Meningkatkan efektivitas siswa dalam pembelajaran aqidah dan akhlak adalah tugas guru sebagai motivator, karena apa yang didapatkan sewaktu proses pembelajaran untuk bekal hidup di masa yang akan datang. Download ptk pai smp doc Melalui pembelajaran dengan menggunakan metode “Small Group Discussion”, sehingga dapat memberikan stimulus dan motivasi kepada peserta didik untuk rajin dan senantiasa belajar. Hal ini dapat mendorong siswa untuk bersemangat atau berkeinginan kuat dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

Dalam pembelajaran aqidah akhlak melalui “Small Group Discussion” siswa diberi kesempatan bekerja sama untuk memecahkan masalah dalam kelompok. Tugas-tugas yang diberikan siswa dalam bentuk kelompok diskusi akan memicu siswa untuk saling bekerja sama saling membantu, saling tolong menolong satu sama lain.

Penerapan “Small Group Discussion” akan meningkatkan s ikap positif secara individu, siswa akan membangun kepercayaan diri terhadap kemampuan menyelesaikan masalah. Oleh karena itu agar pembelajaran aqidah akhlak tidak membosankan, peserta didik tidak pasif dan mampu mengembangkan kompetensinya, maka harus melakukan pembelajaran dengan metode yang sesuai.

B. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa “efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh terget (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai, di mana makin besar presentase target yang dicapai makin tinggi efektivitasnya”.

Efektivitas merupakan pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yan tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pillihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektivitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan¬tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.
Bila efektivitas dikaitkan dengan dunia pendidikan maka dapat dikatakan, efektivitas adalah merupakan hasil dari program kerja yang dilaksanakan berdasarkan aturan-aturan dan program itu dilaksanakan secara cermat, sehingga dalam proses pembelajaran mendapatkan hasil yang maksimal.

Pembelajaran dikatakan efektif karena peserta didik mengalami berbagai pengalaman baru dan perilakunya menjadi berubah menuju titik akumulasi kompetensi yang diharapkan. Hal ini dapat tercapai jika guru melibatkan peserta didik dalam merencanakan dan proses pembelajaran. Peserta didik harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dan tidak ada peserta didik yang tertinggal, sehingga suasana kelas betul-betul kondusif dan menyenangkan.
Madrasah yang efektif tidak hanya diukur pada latar belakang ekonomi atau pendidikan orang tua, tetapi ada nilai tambah yang bisa diberikan madrasah sebagai pengembangan kemampuan siswa, antara lain kemampuan dan kecerdasan anak dalam menerima mata pelajaran dan juga hubungan timbal balik antara madrasah dengan wali murid dan juga yang tidak bisa dikesampingkan lagi adalah penerapan manajemen.

2. Kriteria Efektivitas
Dalam pembelajaran efektivitas harus berpengaruh pada presentasi siswa, siswa yang berprestasi tidak datang dengan sendirnya, tetapi akibat dari proses belajar yang dilakukan siswa dan mengajar yang disampaikan guru. Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mempunyai planning atau perencanaan pembelajaran. Di bawah ini yang termasuk kriteria efektifitas pembelajaran, yaitu :
a. Melakukan perencanaan
Keberhasilan suatu proses pembelajaran diawali dengan perencanaan yang matang. Perencanaan yang dilakukan dengan baik, maka setengah keberhasilan sudah dapat tercapai dan setengahnya lagi terletak pada pelaksanaan. Namun demikian, perencanaan yang sudah baik sistematis, jika pelaksanaan proses pembelajarannya tidak sesuai dengan perencanaan, maka mungkin sekali akan gagal.

Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran belum tentu akan mencapai keberhasilan jika dilakukan dengan sembarangan sehingga proses pembelajaran kurang menarik, membosankan, tidak merangsang siswa untuk aktif dan kreatif.
Perencanaan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum dengan nama silabus memuat tujuan tertentu.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Sebagai wujud nyata bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan memberikan otonomi kepada tiap-tiap daerah, maka pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau madrasah kelompok musyawarah guru mata pelajaran, atau pada pusat kegiatan guru dalam pengembangan silabus melalui prinsip-prinsip antara lain harus ilmiah relevan, sitematis, konsisten, memadai, fleksibel, aktual dan kontektual serta menyeluruh yaitu mencakup keseluruhan komponen (kognitif, afektif dan psikomotorik).

b. Melakukan program pembelajaran
Sebuah rencana atau program kerja sebaik apapun tidak akan bisa terwujud apabila tidak dijalankan. Pelaksanaan program pembelajaran tidaklah cukup hanya dengan silabus atau rencana pembelajaran, tetapi harus disertai kurikulum, guru sebagai pelaksana, peserta didik sarana prasarana, supervisi dan evaluasi yang dibutuhkan. 

1. Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu “Curir” yang artinya pelari. Jadi istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi kuno yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish.23 Sedangkan dalam bahasa Arab kurikulum disebut manhaj yang berarti jalan yang terang, yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Contoh ptk pai smp pdf
Sedangkan para ahli seperti corow and crow mendefinisikan bahwa kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis, untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh suatu ijazah.

Kurikulum adalah niat dan rencana sedang proses belajar mengajar adalah pelaksanaannya. Dalam proses tersebut ada dua subjek yang terlibat yaitu guru dan peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang dibina dan guru adalah subjek yang membina. Kedua-duanya terlibat dalam satu proses untuk mencapai tujuan pendidikan.
Isi kurikulum merupakan pengetahuan ilmiah, termasuk kegiatan dan pengalaman belajar yang disusun sesuai dengan perkembangan siswa. Kurikulum akan berarti dan berfungsi untuk apabila dilaksanakan dan ditransformasikan oleh guru kepada siswa dalam suatu kegiatan yang disebut proses belajar mengajar. Dengan kata lain proses belajar mengajar adalah proses operasional dari kurikulum.

2. Guru
Guru atau pendidik sebagaimana dijelaskan didalam Undang¬undang sistem Pendidikan Nasional Nomor : 20 Tahun 2003 bahwa :
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widya swara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.

Atas dasar di atas, maka guru sebagai pemegang amanah kurikulum, profesionalisme guru memegang peranan penting. Kemampuan dasar atau kompetensi guru mutlak diperlakukan, sebagaimana profesi lainnya. Secara umum kemampuan guru yang paling utama adalah :
a. Menguasai bidang ilmu yang diajarkan.
b. Trampil melaksanakan proses pengajaran sehingga mampu mendidik dan mengjar siswa.
c. Kemampuan menerapkan prinsip-prinsip psikologi.
d. Kemampuan menyesuaikan dari dalam berbagai situasi baru. 

3. Peserta Didik
Peserta didik merupakan “raw material” (bahan mentah) didalam proses transformasi yang disebut pendidikan. Pengertian peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada dalam fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik. Pertumbuhan menyangkut fisik, perkebangan menyangkut psikis.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip diantaranya adalah berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya adalah sebagai pembelajaran untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

4. Melakukan Supervisi
Sekolah atau madrasah yang baik selalu melakukan supervisi. Demikian pula kelas yang baik harus selalu mendapatkan supervisi. Kata-kata kedengaran begitu menakutkan, karena masih banyak yang menafsirkan bahwa supervisi masih sama dengan inspeksi. Pengertian inspeksi ini cenderung kepada pengawasan yang bersifat otokresi, yang berarti mencari kesalahan. Konsep seperti ini menyebabkan peserta didik menjadi takut dan mereka tidak bisa berkembang dengan baik karena takut dipersalahkan.

Kemudian berkembang supervisi yang bersifat ilmiah yaitu sistematis, objektif dan menggunakan alat pencatat yang memberikan informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penialian terhadap proses pembelajaran di kelas. Download ptk pai smp kelas 8 Di samping itu supervisi juga mengandung pengertian yang demokratis yaitu dalam pelaksanaannya bukan hanya mengawasi apakah siswa menjalankan atau mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai ketentuan yang telah digariskan. Tetapi bersama siswa berusaha untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Jadi dalam supervisi peserta didik tidak dianggap sebagai siswa yang pasif, namun diperlukan pendapat-pendapatnya untuk mengarah pada efektivitas pembelajaran.
Supervisi yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik bila tujuannya untuk bersama-sama ingin memecahkan suatu masalah maka peserta didik menjadi lebih kreatif dan aktif dalam segala hal karena murid merasa mendapat perhatian yang sangat besar dari gurunya.

5. Melakukan Evaluasi
Evaluasi digunakan sebagai tolok ukur sejauhmana hasil proses belajar mengajar baik itu tiap kompetensi dasar, ulangan tengah semester atau test semester. Bahkan juga dijadikan barometer pada ujian akhir sekolah atau madrasah. Evaluasi juga merupakan suatu upaya untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan.
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian. Adapun dari segi istilah sebagaimana dikemukakan para ahli. M. Chabib Thoha misalnya mengemukakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.

Untuk mewujudkan perencanaan dan pelaksanaan dalam proses pembelajaran maka pendidik harus berkompetensi antara lain melalui pelatihan, seminar dan pembinaan teknis secara berkesinambungan dan di wadah-wadah pembinaan guru. Dengan demikian maka akan menghasilkan peserta didik cerdas, berakhlak mulia, berfikir aktif dalam memecahkan permasalahan pelajaran baik secara individu maupun kelompok.

C. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah materi atau timbal balik antara siswa dengan guru atau antara sesama siswa dalam proses belajar mengajar. Istilah belajar menurut Skinner adalah suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Contoh judul ptk pai smp doc Sementara belajar menurut pandangan Piaget adalah responnya menurun bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan dan lingkungan tersebut mengalami perubahan, maka fungsi intelektual semakin berkembang. Dengan demikian berarti belajar suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar dapat berupa buku, guru, lingkungan atau yang lain. Sedangkan istilah mengajar adalah menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa untuk belajar.

Dari beberapa pengertian tetang pembelajaran tersebut bila ditarik simpulan antara lain diharapkan dalam proses belajar mengajar ada kemajuan dan peningkatan kemampuan siswa dalam berbagai hal, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dan dalam pengembangan pembelajaran yang diartikan masalah mengembangakan bahan dan strategi serta mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2. Dasar-dasar dan Tujuan Pembelajaran
Dengan berlakunya Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta peraturan pemerintah sebagai pelaksananya, madrasah merupakan bagian integrasi dari sistem pendidikan nasional, dan salah satu bentuk satuan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Meskipun, madrasah tetap memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri sehingga dalam konteks kurikulum tidak cukup mengadopsi kurikulum sekolah.

Sejalan dengan tujuan pendidikan dasar sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Sisdiknas yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlakul karimah serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah selesai mengikuti pembelajaran mata pelajaran diharapkan mampu memahami apa yang telah didapat dari pembelajaran tersebut. Dimaksudkan agar semua peserta didik mampu menciptakan komitmen yang positif. Di samping itu agar peserta didik mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif agar semua pihak memperoleh manfaat yang maksimal dari proses pembelajaran yang berlangsung.

b. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Meningkatkan proses belajar mengajar dan pengembangan belajar agar dapat berkembang secara maksimal dan menjadi manusia yang berkualitas dan berakhlakul karimah.
2. Mengembangkan strategi kompetitif yang positif dilingkungan madrasah yang baik antara siswa dan tenaga pendidik secara demokratif dan terbuka.
3. Mendorong perbaikan kelanjutan sebagai manifestasi pengamalan iman dan taqwa.

c. Ciri-ciri Pembelajaran
Pembelajaran yang baik adalah memberi pengertian dalam proses belajar mengajar dalam memperoleh hasil yang sebaik-baiknya dalam tempo waktu yang telah dialokasikan. Sehingga dalam hal ini perlu dipertimbangkan antara perencanaan, pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan hasil pembelajaran.

D. Akidah Akhlak
1. Pengertian Akidah Akhlak
e. Pengertian Aqidah
Pengertian aqidah menurut bahasa berasal dari bahasa arab tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keraguan-keraguan).
Dalam definisi yang lain disebutkan aqidah adalah sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, yang membuat jiwa dengan tentram kepada-Nya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.

Para ulama memberikan pengertian aqidah adalah “sesuatu yang terikat kepada- Nya hati dan perasaan halus”.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
Beraqidah tidak boleh setengah-setengah harus mantap dan sepenuh hati, tidak boleh ada satu ayat atau hadits yang sudah di jamin kesahihannya tidak ditaati, hanya karena tidak sesuai dengan kehendak hawa nafsunya, tetapi hendaknya dalam beraqidah harus secara sempurna. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya :
 “Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu turut langkah syetan. Sesungguhnya syetan adalah musuh yang nyata bagimu” (Q.S. Al-Baqoroh : 208)

f. Pengertian Akhlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab bentuk jamak
 (subhat) tidak bisa dinilai baik atau buruk. Amal kebajikan yang kita laksanakan semata-mata karena Allah, yakni mengharap keridloan Allah SWT. Inilah yang disebut beramal dengan ikhlas, karena ikhlas merupakan syarat diterimanya amal ibadah sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an :
 “Dan tidak diperlihatkan kepada mereka, melainkan supaya mereka beribadah kepada Allah supaya mengikhlaskan ketaatannya kepada Allah, lagi condong kepada kebenaran”

2. Karakteristik Pembelajaran Aqidah Akhlak
Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang merupakan peningkatan dari akidah dan akhlak yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari tentang rukun iman mulai dari iman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, sampai iman kepada Qada dan Qadar yang dibuktikan dengan dalil-dalil naqli dan aqli, serta pemahaman dan penghayatan terhadap al-asma’ al-husna dengan menunjukkan ciri-ciri /tanda-tanda perilaku seseorang dalam realitas kehidupan individu dan sosial serta pengamalan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Download ptk pai smp doc

Secara substansial mata pelajaran Akidah Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak terela dalam kehidupan sehari-hari. Al-akhlak al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh peserta didik dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan berbangsa, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif dari era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan individu maupun social, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.

3. Dasar-dasar dan Tujuan Pembelajaran Aqidah dan Akhlak 
a. Dasar-dasar Akidah
Akidah Islamiyah adalah dasar pokok keyakinan dalam Islam46 karena itu, semua ajaran Islam termasuk di dalamnya mengenai aqidah bersumber dari Al-Q ur’an dan al-Hadits.
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW untuk diajarkan kepada kaumnya47 yaitu suku Quraisy yang pertama kali menerima da’wah Rasul SAW. Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada mereka tentang ke-Esa¬an Allah, kenabian dan kaimanan terhadap yang ghaib seperti iman kepada malaikat, qodho’ qodar, hari akhir, alam kubur, hari kebangkitan, surga dan neraka dan sebagainya, semua itu adalah bagian dari aqidah Islam.

Berdasarkan uraian di atas, maka aqidah Islam secara keseluruhan berasal dari wahyu Allah dan sunah Rasul yang terhimpun dalam kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadits (sunah Rasul).
Dalam ayat Al-Qur”an disebutkan :
 “Barang siapa yang mentaati Rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling dari ketaatan itu, maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (Q.S. An-Nisa : 80)

1. Al-Qur’an
Al-Q ur’an adalah pedoman hidup manusia sebagai tolak ukur baik dan buruknya perbuatan manusia. Ukuran baik dan buruk ditentukan dalam Al-Q ur’an yang kebenarannya wajib diyakini oleh setiap muslim.
Diantara ayat-ayat yang berkenaan dengan akhlaq antara lain surat Al-Qolam ayat : 4
 “Sesungguhnya enggkau Muhammad mempunyai budi pekerti yang agung.(Q.S. Qolam : 4)
Firman Allah yang lain :
 “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasul SAW itu suri teladan yang baik bagimu yaitu orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangnya hari kiamat dan banyak menyebut Allah (Q.S. Al-Ahzab : 21)

2. Hadits Menurut ulama hadits, ta’rif hadits adalah :
Sesuatu yang disandarkan pada perkataan, perbuatan, taqrir maupun sifat.
Diantara para ulama ada yang berpendapat bahwa Hadits itu sama artinya dengan Sunnah, ada pula yang membedakannya. Ulama yang membedakannya tersebut mengatakan bahawa Hadits adalah sesuatu yang sandarannya tidak hanya kepada Nabi Muhammad SAW akan tetapi juga sahabat dan tabiin.
Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai istilah hadits dan sunnah tersebut, yang terpenting adalah bahwa segala sesuatu yang di contohkan dan diajarkan oleh Rosul SAW, Sahabat dan tabiin harus kita laksanakan dan semua yang dilarangnya dan ditinggalkan oleh Nabi, Sahabat dan tabiin harus kita tinggalkan.

c. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak
Tujuan pembelajaran Akidah Akhlak adalah untuk membentuk peserta didik beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Serta memiliki Akhlakul Karimah. Tujuan inilah yang sebenarnya merupakan misi utama di utusnya Rasul SAW. Untuk memperbaiki akhlaq manusia. Dengan demikian pendidikan akidah dan akhlaq merupakan jiwa pendidikan agama Islam mengembangkan dan membangun akhlaq yang mulia, merupakan tujuan sebenarnya dalam setiap pelaksanaan pendidikan. Sejalan dengan tugas itu, maka semua mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan, kepada peserta didik haruslah memuat pendidikan Akhlak dan oleh karena itu setiap guru mengemban tugas menjadikan dirinya dan peserta didik berakhlaq mulia.

d. Hubungan Akidah dengan Akhlak
Salah satu yang dilahirkan akidah Islamiyyah adalah sikap, perkataan dan ucapan yang dikiprahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Karena eratnya hubungan antara akidah Islam, yaitu keimanan dengan akhlaq, maka dalam Al-Qur’an, kata beramal sholeh selalu disertakan penyebutannya dengan keimanan.
Firman Allah dalam Q.S Maryam ayat 96 :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal Sholeh, maka Allah Yang Maha pengasih akan menanamkan dalam hati mereka rasa kasih sayang”. (Q.S. Maryam : 96)
Ayat tersebut menegaskan janji Allah SWT. Bagi orang-orang yang beriman dan beramal sholeh. Amal sholeh yaitu perbuatan yang baik yang meliputi pergaulan di masyarakat. Oleh karena itu hubungannya jelas bahwa aqidah yang baik akan melahirkan akhlak yang baik, demikian pula akhlaq yang baik akan memperkokoh aqidah.

Pengertian baik bukan dalam arti umum, tetapi dalam penyiapan sesuatu didasari dengan Al-Qur’an atau Hadits sebagai pegangan dasarnya.
Islam hanya memberikan satu pandangan tentang akhlaq yang baik, yang ada hubungannya dengan dasarnya yaitu Al-Qur’an, sehingga di dalamnya pembelajaran agama Islam mempunyai tiga fungsi yaitu :
a) Menumbuhkan rasa keimanan yang kuat.
b) Mengembangkan kebiasaan dalam melakukan amal sholeh dan akhlak mulia.
c) Menumbuhkan semangat untuk mengolah amal sholeh sebagai anugerah Allah.
Aqidah dan Akhlak memiliki dasar yang sama, yaitu Al-Quran-Aqidah yang memberikan unsur kepercayaan atau keyakinan, sedangkan Akhlak merupakan tindakan nyata.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran Iman kepada Qodho dan Qhodar
Aqidah dan Akhlak
Pendidikan harus dilakukan seimbang antara komponen sekolah yang terdiri dari siswa, guru, madrasah atau sekolah, sarana prasarana yang memadahi. Dari beberapa komponen tersebut gurulah sebagai pemegang kendali dan paling depan berhadapan dengan siswa, harus mempunyai kompetensi, dasar, memahami tujuan pendidikan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan aqidah akhlak, yaitu :

a. Faktor dari dalam
Guru sebagai tenaga profesional, harus menguasai materi dan juga menguasai metode pembelajaran atau penyampaian. Profesionalisme guru bertujuan untuk menghindari kejadian fatal bagi siswa, misalnya guru matematika mengampu pelajaran Akidah Akhlaq atau sebaliknya. Bila hal ini terjadi, maka pelaksanaan proses belajar mengajar yang dapat meningkatkan keaktifan siswa tidak akan terwujud.
Selain profesionalisme guru, untuk mempengaruhi keberhasilan Akidah Akhlaq adalah kepribadian guru itu sendiri, artinya bagaimanakah guru berpakaian, berbicara, berjalan, dan bergaul atau penampilan-penampiln lain yang juga mempunyai pengaruh terhadap anak didik. Termasuk dalam masalah kepribadian guru adalah sikap dan pandangan guru terhadap fungsinya bagi anak didik. Apakah itu sebagai pemimpin yang menyuruh, memerintah, dan mengendalikan. Contoh ptk pai smp pdf Sedangkan anak didik adalah yang dipimpin harus patuh, menurut dan menerima; atau ia sebagai pembimbing yang mengerti dan menyiapkan suasana bagi anak didik, ia hidup dan aktif dalam kegiatannya.

Jadi, guru tidak cukup menyampaikan pesan kurikulum, tetapi harus memenuhi kepribadian yang baik. Dalam mendidik murid guru harus mengusahakan agar murid bisa mandiri segala hal, menghilangkan rasa kejenuhan terhadap siswa hanya karena kepribadian guru yang tidak baik dan metode yang disampaikan tidak sesuai.

b. Faktor dari luar
Faktor dari luar ada yang secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung yang dilakukan oleh keluarga terutama kedua orang tuanya adalah harus selalu memberikan suri tauladan yang baik, dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, orang tua secara rutin membaca Al-Qur’an, mengajak anaknya untuk sholat berjamaah, dan membuat lingkungan keluarga selalu kondusif tanpa ada kekerasan di dalam keluarga.
Adapun faktor dari luar secara tidak langsung adalah, misalnya peserta didik menghayati perjuangan para pahlawan terutama perjuangan dan Akhlaq Rasul SAW dalam mengembangkan Islam, betapa sabar dan tabahnya.
Selain faktor-faktor tersebut di atas, juga ada faktor yang mendukung keberhasilan pendidikan terutama keaktifan siswa, termasuk di dalamnya adalah lingkungan masyarakat yang menguntungkan dan sarana prasarana.

E. Hipotesis Tindakan
Berkaitan dengan hipotesis penelitian, perlu di catat bahwa keberadaan
hipotesis adalah sebagai kesimpulan sementara tentang masalah yang merupakan pikiran tentang keterkaitan variabel-variabel yang diteliti. Hipotesis juga sebagai alternatif dengan jawaban yang dibuat oleh penelitian bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti menggunakan hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas, bahwa ada peningkatan efektivitas dalam pembelajaran Akidah Akhlak melalui metode Small Group Discussion pada siswa kelas VIII-C MTsN ... Kabupaten .... 

C.CONTOH LENGKAP  PTK PAI SMP TERBARU

BAB III
METODE PENELITIAN


A. Setting dan Subyek Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di MTsN ... Kabupaten ... pada kelas VIII-C semester ganjil tahun 2016/2011 dengan standar kompetensi, menerapkan akhlak terpuji kepada diri sendiri.
Subyek penelitian ini adalah terfokus pada siswa di kelas VIII-C berjumlah 39 siswa yang terbagi menjadi 19 laki-laki dan 20 perempuan.
Yang karakteristiknya dalam pembelajaran Akidah Akhlak keaktifannya dan hasil belajarnya masih rendah. Sedangkan waktu penelitian dimulai pada tanggal 1 Juli 2016 sampai dengan 30 September 2016, sedangkan jadwal pelaksanaan tindakan terlampir.

B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada skripsi ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini adalah kajian sistematika sebagai upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru melakukan tindakan-tidakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan tersebut. Secara ringkas dapat dikatakan oleh guru dilaksanakan sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Download ptk pai smp kelas 8

C. Desain Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan setiap siklus didasarkan atas masukan dari siklus sebelumnya.
Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pra Siklus
Pada tahap pra siklus ini, peneliti mengadakan kegiatan pembelajaran berupa metode Small Group Discussion dan setelah itu peneliti mengadakan evaluasi untuk mengetahui hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan tanpa metode Small Group Discussion.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, pra siklus dapat diketahui bagaimana hasil yang diperoleh dalam pembelajaran Akidah Akhlak. Hal ini dilakukan untuk membandingkan hasil belajar yang diperoleh setelah menggunakan metode Small Group Discussion.
b. Siklus I
1) Perencanaan (Planing)
a. Mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran Akidah Akhlak.
b. Merencanakan alternatif pemecahan, membuat satuan tindakan.
c. Menyusun lembar observasi.
d. Mengembangkan format evaluasi model pembelajaran. 

2) Pelaksanaan (Acting)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan tindakan, suatu upaya untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Akidah Akhlak yang telah direncanakan.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Guru menyiapkan sarana pembelajaran.
b. Memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran
dan tugas yang harus dilaksanakan oleh peserta didik.
c. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil
(maksimal 5 siswa) dengan menunjuk ketua dan sekretaris.
d. Berikan soal-soal kompetensi (SK) dan kompetensi dasar
(KD).
e. Instruksikan setiap kelompok untuk mendiskusikan jawban soal tersebut.
f. Guru memastikan setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi.
g. Guru menginstuksikan setiap anggota kelompok melalui jiwa bicara yang di tunjuk menjadikan hasil diskusinya dalam forum kelas.
h. Guru melakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.
i. Guru melakukan evaluasi.

3) Pengamatan (Observing)
Dalam tahap ini dilaksanakan obeservasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan observasi yang telah dipersiapkan. Peneliti mempersiapkan lembar observasi yang telah disiapkan untuk mengetahui kondisi kelas terutama semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran. Contoh judul ptk pai smp doc Dalam penelitian ini hasil pengamatan kemudian didiskusikan dengan kolaborasi guru mapel Akidah Akhlak untuk didiskusikan dan dicarikan solusi dari permasalahan yang ada.

4) Refleksi (Reflecting)
a. Pada Siklus I terlihat 5 dari 6 kelompok belum mengerti tugas sehingga diskusi belum berjalan dengan baik.
b. Siswa masih belum dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan tepat, terlihat 3 kelompok dari 6 kelompok masih belum selesai.
c. Siswa masih banyak kesulitan untuk menemukan atau mencari sumber belajar sehingga hasil yang ditulis belum sempurna.
d. Pada saat diberi kesempatan bertanya pada kelompok lain hanya sedikit siswa yang mau bertanya.
e. Pada saat presentasi terdapat kelompok terlihat kurang percaya diri. Berdasarkan hasil refleksi Siklus I dapat disimpulkan untuk mencari alternatif pemecahan masalah pada Siklus II.

c. Siklus II
1) Perencanaan
a. Menyusun RPP.
b. Menyiapkan instrumen penelitian.
c. Menyiapkan sumber belajar.
d. Menyiapkan format evaluasi.
e. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.
2) Pelaksanaan
a. Guru melakukan apresiasi dan motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki KD yang akan dibahas.
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akn dicapai.
c. Guru memberikan informasi awal tentang jalanya
pembelajaran dan tugas yang harus dilakukan oleh peserta
didik.
d. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil dengan menunjuk ketua dan sekretaris.
e. Guru memberikan soal-soal studi kepada peserta didik (kelompok) harus sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
f. Guru menginstruksikan setiap kelompok untuk mendiskusikan jawaban soal tersebut.
g. Guru memastikan setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi.
h. Guru menginstruksikan setiap kelompok melalui juru bicara yang di tunjuk menyajikan hasil diskusinya dalam forum kelas.
i. Guru melakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.
j. Guru melakukan evaluasi.

3) Pengamatan (Observing)
Dalam tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan obeservasi yang telah dipersiapkan. Peneliti mempersiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi kelas terutama semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran. Dalam hasil pengamatan kemudian didiskusikan dengan kolaborator guru mapel Akidah Akhlak untuk didiskusikan dan dicarikan solusi dari permasalahan yang ada.
4) Refleksi (Reflecting)
a. Pada Siklus II terjadi kemajuan yang signifikan, kelancaran mengemukakan pendapat, kemampuan menghimpun diskusi dan presentasi sangat baik.
b. Ketelitian dalam menuliskan hasil diskusi pada saat dilaporkan baik dan hasil nilai peserta didik juga mengalami peningkatan yang baik. Oleh kerena itu dari Siklus II dapat disimpulkan bahwa peserta didik mencapai lebih 90 % dalam proses belajar mengajar sehingga kegiatan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data antara lain :
a. Metode Tes
Tes merupakan seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi, penetapan angka yang berkaitan dengan variabel yang hendak di ukur.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang hasil belajar siswa pada Siklus I dan II. Tes ini untuk mengukur hasil belajar siswa kelas VIII-C MTs.N ... Kabupaten ... semester ganjil mata pelajaran Akidah Akhlak. Tes ini dilakukan pada akhir Siklus I dan II.

b. Metode Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden tidak terlalu besar. Dalam penelitin ini peneliti menggunakan obeservasi persiapan, yakni peneliti terlibat langsung dalam proses kegiatan pembelajaran sebagai guru pra ktikan mata pelajaran Akidah Akhlak atau istilahnya berkolaborator.
Metode ini peneliti gunakan untuk mengamati secara langsung dan sistematis seperti keaktifan dalam mengikuti diskusi, kelancaran menjawab pertanyaan, antusias mengikuti pelajaran, semangat dalam belajar, perhatian saat pelajaran berlangsung, bertanya pada guru dan bekerja sama antar kelompok atau peserta didik. Download ptk pai smp doc

c. Metode Wawancara
Digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus di teliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi atau data dari kepala sekolah atau guru MTs.N ... Kabupaten ... tentang upaya meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar dalam pembelajaran Akidah Akhlak.
d. Metode Dokumentasi
Peneliti menggunakan metode dokumentasi ini karena sering kali diperoleh makna lebih valid kebenarannya, yakni mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, makalah, dan lain sebagainya.
Penggunaan metode dokumentasi ini untuk memperoleh data sebagai pelengkap dari data data yang didokumentasikan. Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data rekapitulasi tentang absensi aktivitas siswa, potensi, daftar nilai berupa foto selama kegiatan pembelajaran.

E. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukn untuk menjawab hipotesis yaitu menerapkan metode Small Group Discussion dapat meningkatkan Hasil belajar siswa dan juga keaktifan siswa. Teknik penulisan data pada penelitian ini menggunakan
statistik diskriptif. Statistik diskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dalam bentuk narasi, tabel atau grafik serta menyimpulkan dalam bentuk karakteristik data yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencapai prosentase serta menyajikan data yang menarik, mudah dibaca dan diikuti alur berfikirnya.
Langkah-langkah yang dilaksanakan analisis data yaitu yang mengelompokkan data, mentabulasi data, menyejikan data tiap variabel yang diteliti dan melakukan penghitungan untuk menjawab rumusan masalah.

F. Indikator Kerja
Yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah tercapainya beberapa tujuan, diantaranya :
a. Tercapainya tujuan pertama adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-C di MTs.N ... Kabupaten ... pada mata pelajaran Akidah Akhlak khususnya pada materi “menerapkan akhlak terpuji pada siri sendiri. Sehingga terlihat adanya peningkatan hasil belajar dibandingkan dengan sebelumnya yang ditandai dengan rata-rata hasil belajar adalah ~ 65, dengan ketuntasan belajar 7,70 %.
b. Tercapainya tujuan kedua adalah meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII-C di MTs.N ... Kabupaten ... pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada materi pokok “menerapkan akhlak terpuji pad siri sendiri dengn rata-rata aktivitas adalah 7,70 %.
Peningkatan tersebut di tandai dengan :
1) Adanya timbal balik antar siswa yang ditandai adanya perdebatan yang sehat, saling mengadu gagasan, serta mengadu keahlian, sehingga para siswa benar-benar memahami materi yang diajarkan.
2) Semua siswa ikut terlibat secara aktif dalam kegiatan di kelompok masing-masing. Contoh ptk pai smp pdf 
3) Tidak ada siswa yang berbicara sendiri, melainkan mendiskusikan pembelajaran yang sedang dibahas.
4) Adanya siswa yang berani mengajukan pertanyaan kepada teman kelompok ataupun kepada guru.
5) Memiliki tanggung j awab untuk menjelaskan kepada siswa lainnya.

G. Monitoring dan Evaluasi
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, setiap siklus dimati oleh kolaborator untuk mengetahui pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan. Pemantauan dilaksanakan 1 orang kolaborator dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan. Guru memantau kegiatan siswa dan memantau kegiatan guru pada saat kegiatan pembelajaran.
Untuk mengetahui perubahan siswa setelah dilakukan tindakan dapat diperoleh dari hasil angket yang diisi oleh siswa pada akhir pembelajaran. Sedangkan untuk mengevaluasi peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes yang didakan pada setiap siklus.

D.DOWNLOAD LAPORAN PROPOSAL PTK PAI SMP

DAFTAR PUSTAKA


Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bogor, Penerbit : Sabiq, 2009)
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo, 2001)
Asfah Rahman (ed), Media Pembelajaran, (Jakarta : Raya Grafindo Persada, 2009)
Abdurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung : Alfabeta 2009) Amin Syukur, Pengantar Studi Islam (Semarang, LEMBKOTA, 2006)
Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok. Metodologi Studi Islam, (Bandung : Rosda Karya, 2004)
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Khamidah. Metode dan Tehnik Pembelajaran Pendidikan Islam, Bandung : Refika Aditama, 2009), Cet. Ke-1
B. Suryobroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta, Rineka Cipta, 2009), Cet. Ke-2
Corow and Crow dalam Oemar Hamalik, Pembinaan Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Pustaka Martina, 1987)
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Rineka Cipta, 2006)
Departemen Agama Republik Indonesia, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah, (Jakarta, 2004)
M. Khoirul Amilin : “Upaya Peningkatan Hasil Belajar dengan Menggunakan MetodeActive Learning tipe Point Counterpoint Pada kelas VIIC Di SMP
Khayyal Ummu Rosyidah, “Problematika Aplikasi Pendekatan Contektual Teaching and Learning (CTL)” Pada Pembelajaran Bidang Studi PAI di SMP N I Bojonegoro, (Semarang : Perpus IAIN Walisongo, 2007), 71 “td”
Khoeruddin et.al, KTSP Konsep dan Implementasi di Madrasah, (Jogjakarta : Pilar Media, 2007)
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : CV. Wacana Prima, 2008)
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Fakultas Tarbiyyah IAIN Walisongo. Semarang, 2009
Nur Sholekhah, Implementasi Pembelajaran paikem dalam pembelajaran PAI di SDN I Cepogo Boyolali (Semarang : Perpus IAIN Walisongo, 2009), “td”
Rumayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2006) Othenk. Efektivitas. http://www.blogspot.com/250820 10
Piet. A. Sahertian, Supervisi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000)
www.docstoc.com.docs. 18529724. StandarKompetensiMataPelajaranAqidah Akhlak. 12082010
Subadi “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Akidah Akhlak dengan Metode Card Sort kelas 1 MI Yaspi Kabupaten Pakis Magelang 2008” Skripsi (Semarang : Perpus IAIN Walisongo Semarang, 2008), “td”
Said Agil Husin Al-Munawar. Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani Dalam Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Press, 2005)
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung : Wacana Prima, 2008)
Starwaji. Pembelajaran Efektif. http://www.wordpress.com/250820 10
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (UURI No. 20 Th. 2003), Jakarta : Sinar Grafika, 2010)
Zaenal Arifin Djamais, Islam Aqidah dan Syariah, (Jakarta : Raya Grafindo Persada, 1996)
Zakiyah Darodjat. Kepribadian Guru, (Jakarta : Bulan Bintang, 2005)

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK PAI SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.