Rabu, 06 Juni 2018

DOWNLOAD LENGKAP PTK IPA KELAS V SD

DOWNLOAD LENGKAP PTK IPA KELAS V SD-Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan kompetensi dasar tanah dan struktur bumi. Rendahnya minat dan hasil belajar siswa disebabkan pembelajaran masih terpusat pada guru. Guru masih menggunakan model pembelajaran ceramah sehingga perlu menggunakan model pembelajaran yang menarik minat siswa. Contoh ptk ipa sd doc Tujuan yang akan dicapai adalah untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPA bagi siswa kelas 5 di SDN ... Kecamatan ... Kabupaten ... Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 setelah menggunakan model pembelajaran Jigsaw.


Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus 2 kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN ... Kecamatan ... Kabupaten ... sejumlah 25 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan pemberian angket minat dan tes setiap siklus.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan minat dan hasil belajar siswa terhadap pemahaman dengan kompetensi dasar tanah dan struktur bumi. Peningkatan minat belajar siswa pada pra siklus hingga siklus 2 yaitu pada pra siklus minat belajar siswa pada kategori kurang berminat, pada siklus 1 berada pada kategori cukup berminat dan pada siklus 2 berada pada kategori berminat. Sedangkan untuk peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa tersebut terjadi secara bertahap. Pada kondisi awal terdapat 5 siswa (20%) yang telah tuntas, siklus 1 terdapat 15 siswa (60%) yang telah tuntas, dan siklus 2 terdapat 21 siswa (84%) yang telah tuntas.Saran dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para pendidik khususnya guru SD untuk dapat mengembangkan model pembelajaran jigsaw dalam mengajar dan menambah pengetahuan, pemahaman materi yang akan diajarkan dan dapat memberi manfaat dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas IPA SD yang diberi judul "Implementasi Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Ipa Bagi Siswa Kelas 5 Sdn ... Kecamatan ... Kabupaten ... Semester Ii Tahun Ajaran 2015/2016". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK IPA KELAS 5 SD lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0817-283-4988  dengan Format PESAN PTK 040 SD).

A.CONTOH  PTK IPA KELAS 5 SD TERBARU

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Sistem Pendidikan Nasional (BNSP, 2006) menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pelaksanan pendidikan nasional di sekolah khususnya tingkat Sekolah Dasar, dituntut peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan mutu dan penyempurnaan dalam proses belajar mengajar. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia terutama mutu pendidikan di Sekolah Dasar merupakan tugas besar. Mengingat betapa pentingnya pendidikan bagi kehidupan, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga diperoleh hasil yang diharapkan. Salah satu permasalahan pendidikan di negara kita adalah rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Rendahnya mutu pendidikan di negara kita disebabkan salah satunya adalah proses pembelajaran yang berlangsung umumnya masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang konvensional dengan pusat pembelajaran di tangan guru.
Perkembangan ilmu pengetahuan alam (IPA) telah melaju dengan pesatnya karena selalu berkaitan erat dengan perkembangan teknologi yang memberikan wahana yang memungkinkan perkembangan tersebut. Contoh ptk ipa sd kelas 5 pdf Perkembangan yang pesat telah menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep IPA, yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam masyarakat.
Perkembangan IPA tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan fakta saja (produk ilmiah) tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Jadi metode ilmiah itu merupakan bagian dari IPA. Selama proses belajar mengajar sejalan dengan hakikat IPA maka pemahaman siswa terhadap IPA menjadi lebih bermakna.
Namun kenyataan sehari-harinya, dalam suatu kelas ketika sesi Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM) berlangsung, nampak beberapa atau sebagian besar siswa belum belajar sewaktu guru mengajar. Jika masalah ini dibiarkan berlanjut, generasi penerus bangsa akan sulit bersaing dengan generasi bangsa-bangsa lain. Di era pembangunan yang berbasis ekonomi dan globalisasi diperlukan pengetahuan dan keanekaragaman keterampilan agar siswa mampu memberdayakan dirinya untuk menemukan, menafsirkan, menilai dan menggunakan informasi serta melahirkan gagasan kreatif. KBM adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan kegiatan pendidikan di dalam sekolah dengan kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar sekolah dalam wujud penyediaan beragam pengalaman belajar untuk semua peserta didik. KBM dirancang mengikuti prinsip-prinsip belajar mengajar. Belajar mengajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pengalaman.
Dalam kurikulum IPA disediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses pengetahuan alam dan menekankan agar peserta didik menjadi pelajar aktif dan luwes. Hal ini berarti bahwa proses belajar mengajar IPA di SD tidak hanya berlandaskan pada teori pembelajaran perilaku, tetapi lebih menekankan pada prinsip-prinsip belajar dari teori kognitif. Download ptk sd kelas 5 pdf Oleh karena tugas guru di kelas tidak sekedar menyampaikan informasi demi pencapaian tujuan pembelajaran, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar siswa, guru harus berupaya agar kegiatan di kelas dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi pengalaman siswa.
Proses pembelajaran IPA di SDN ... Kecamatan ... Kabupaten ... masih seperti pembelajaran yang biasanya dilakukan yaitu, dengan ceramah terus-menerus dilakukan oleh guru, tidak ada upaya untuk melibatkan siswa secara langsung dan di akhiri dengan mengerjakan soal. Tentu bagi sebagian siswa yang kurang tanggap dalam pembelajaran akan menjadi suatu masalah dalam menerima materi pembelajaran. Hal ini juga berpengaruh dalam proses pembelajaran, karena siswa merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti pembelajaran. Tentunya ini berpengaruh besar dalam minat belajar siswa yang masih dalam kategori kurang berminat sebanyak 60%, ini terlihat saat guru menjelaskan ada siswa yang berbicara dengan teman lain dan hasil pembelajaran masih terdapat 10 siswa atau 40% belum memenuhi KKM IPA di SD tersebut. Untuk itu perlunya mengubah metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa dan mengubah situasi dalam proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan kreatif.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan peningkatan kualitas proses pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dalam hal ini guru memegang peranan yang sangat penting untuk memberikan suatu proses pembelajaran yang memungkinkan siswa turut aktif dalam suatu kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain memperbaiki kegiatan pembelajaran dengan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang lebih interaktif. Guru tidak hanya melakukan transfer ilmu pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa juga harus aktif. Salah satu bentuk usaha guru dalam mengadakan pendekatan dengan siswanya adalah melalui model pembelajaran Jigsaw.
Model pembelajaran Jigsaw merupakan suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. Download ptk ipa sd kelas 5 Dalam pendekatan ini, siswa merupakan bagian dari suatu sistem dalam mencapai hasil yang optimal dalam belajar. Dengan pembelajaran kelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas dan tanggung jawab, saling membantu dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Pembelajaran kooperatif dapat merubah peran guru dari peran terpusat ke peran pengelola aktivitas kelompok kecil. Sehingga dengan demikian peran guru yang selama ini monoton akan berkurang dan siswa akan semakin terlatih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, bahkan permasalahan yang dianggap sulit sekalipun. Beberapa peneliti yang terdahulu yang menggunakan model pembelajaran kooperatif menyimpulkan bahwa model pembelaj aran tersebut dengan beberapa tipe telah memberikan masukan yang berarti bagi sekolah, guru dan terutama siswa dalam meningkatkan prestasi. Karena itu lebih lanjut guru bersama peneliti ingin melihat model pembelajaran Jigsaw.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSA W UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA BAGI SISWA KELAS 5 SDN ... KECAMATAN ... KABUPATEN ... SEMESTER II TAHUN AJARAN 2015/2016”.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah yaitu ditemukan bahwa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan guru belum menunjukkan hasil yang maksimal yaitu masih terdapat 10 siswa atau 40% belum memenuhi KKM, guru masih menggunakan metode konvensional, sehingga siswa tidak aktif dalam pembelajaran, cenderung pasif hanya mendengarkan penjelasan dari guru, dampaknya hasil belajar yang diperoleh kurang optimal. Download ptk sd kelas 5 pdf Dengan menerapkan salah satu model pembelajaran yang ada, yaitu model pembelajaran JIGSAW, proses pembelajaran akan menjadi lebih efektif jika dalam kegiatannya guru dapat menyuguhkan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Kemudian siswa dapat terlibat langsung di dalamnya, maka akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

1.3. Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang diajukan oleh peneliti pada penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah adalah sebagai berikut:
1. Apakah Model Pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan minat belajar IPA bagi siswa kelas 5 di SDN ... Kecamatan ... Kabupaten ... Semester II Tahun Ajaran 2015/2016?
2. Apakah Model Pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas 5 di SDN ... Kecamatan ... Kabupaten ... Semester II Tahun Ajaran 2015/2016?

1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan minat belajar IPA bagi siswa kelas 5 SDN ... Kecamatan ... Kabupaten ... Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 dengan mengimplementasikan model pembelajaran Jigsaw.
2. Meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas 5 2012/2013 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 dengan mengimplementasikan model pembelajaran Jigsaw.

1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1.5.1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian yang akan dilaksanakan, diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw pada pembelajaran IPA dapat menumbuhkan semangat belajar siswa, karena lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar sehingga siswa aktif terlibat dalam proses belajar mengajar
1.5.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Membantu siswa dalam memecahkan masalah dan berfikir kritis untuk dapat dikembangkan melalui pembelajaran secara aktif dapat mudah terjadi bila situasi pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata.
b. Bagi Guru
Sebagai acuan bagi guru untuk lebih meningkatkan kreativitas dan motivasi siswa dalam belajar melalui model pembelajaran yang menarik, khususnya pada mata pelajaran IPA.
c. Bagi Kepala Sekolah
Mengetahui interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran dan mengetahui keefektifan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

B.CONTOH LENGKAP PTK IPA JIGSAW KELAS 5 SD

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori
2.1.1. Model Pembelajaran Jigsaw
2.1.1.1. Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw
Menurut Arends (2008: 13), pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam suatu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut anggota kelompok lainnya. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang. Anggota kelompok berkomposisi heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari. Bagian materi yang sudah tuntas dipelajari siswa kemudian disajikan kepada kelompok asal.
Menurut Lie (dalam Rusman, 2010 : 218), pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen. Siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Menurut Hamdani (2011, 92), pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu pembelajaran kooperatif yang membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Siswa dibagi ke dalam kelompok belajar kooperatif, yang terdiri atas empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen atau subtopik yang
ditugaskan oleh guru dengan sebaik-baiknya. Seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Contoh ptk ipa sd doc Oleh karena itu, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan diatas, model pembelajaran Jigsaw adalah sebuah pembelajaran yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam kelompok kecil dan bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut ke anggota kelompok lainnya.
2.1.1.2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Jigsaw
Menurut Arends (2008: 14), langkah-langkah penerapan model pembelajaran Jigsaw, yaitu:
1. Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4 – 6 orang.
2. Masing-masing kelompok mengirimkan satu orang wakil mereka untuk membahas topik, wakil ini disebut dengan kelompok ahli.
3. Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling membantu untuk menguasai topik tersebut.
4. Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompok masing-masing, kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya.
5. Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi yang telah didiskusikan.
Menurut Agus Suprijono (2011, 89), langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw yang dilakukan sebagai berikut:
1. Guru mengenalkan topik yang akan dibahas.
2. Selanjutnya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah kelompok tergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada topik yang dipelajari. Kelompok-kelompok ini disebut kelompok asal.
3. Setelah kelompok asal terbentuk, guru membagikan materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok. Setiap kelompok bertanggung jawab mempelajari materi tekstual yang diterimanya dari guru. Contoh ptk ipa sd doc 
4. Sesi berikutnya, guru membuat kelompok ahli.
5. Setelah terbentuk kelompok ahli, berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi.
6. Setelah itu mereka kembali ke tim asal untuk menyampaikan hasil diskusi dengan tim ahli.
7. Sebelum pembelajaran diakhiri, diskusi dengan seluruh siswa perlu dilakukan. Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan memberikan kesimpulan.
Sedangkan menurut Robert Slavin (dalam Hamdani, 2011: 284), mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran jigsaw sebagai berikut:
1. Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen.
2. Bahan akademik berupa bentuk teks, setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari bagian dari bahan akademik tersebut.
3. Anggota tim berbeda bertanggung jawab mempelajari bagian akademik yang sama kemudian berkumpul untuk mengkaji bagian bahan tersebut di dalam kelompok pakar (expert group).
4. Kelompok pakar kembali ke kelompok semula untuk mengajarkan materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar.
5. Siswa melakukan evaluasi mengenai bahan yang telah dipelajari.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw sebagai berikut:
1. Kegiatan Awal
a) Guru melakukan apersepsi
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
a) Pembagian kelompok
Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 4-5 orang) dan diberi materi dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagikan menjadi beberapa sub bab. Download ptk sd kelas 5 lengkap Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertangggung j awab untuk mempelajarinya.
b) Diskusi kelompok ahli
Tiap anggota kelompok yang mempelajari sub bab yang sama agar bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
c) Penjelasan ke kelompok asal
Setiap kelompok ahli kembali ke kelompoknya bertugas mengajar temannya.
d) Presentasi kelompok
Tiap kelompok menpresentasikan hasil diskusinya.
3. Kegiatan Akhir
a) Evaluasi
Guru melaksanakan evaluasi
2.1.1.3. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Jigsaw
Menurut Danang (2012), kelebihan dan kekurangan pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut:
Kelebihan pembelajaran kooperatif Jigsaw :
1. Memacu siswa untuk lebih aktif, kreatif serta bertanggungjawab terhadap proses belajarnya.
2. Mendorong siswa untuk berfikir kritis.
3. Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut.
4. Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.
Disamping kelebihan dari pembelajaran kooperatif Jigsaw ada juga kekurangannya yaitu:
1. Kegiatan belajar-mengajar membutuhkan lebih banyak waktu dibanding metode yang lain.
2. Bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing meode mempunyai kelebihan dan kelemahan. Contoh ptk ipa sd doc Begitu juga dengan pembelajaran Jigsaw juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Salah satu kelemahan Jigsaw adalah membutuhkan waktu yang lama selain itu guru dituntut mempunyai kemampuan yang lebih. Tetapi disisi lain Jigsaw memiliki kelebihan siswa menjadi aktif dan tanggung jawab terhadap orang lain.
2.1.2 Minat
2.1.2.1 Pengertian Minat
Getzel (dalam Mardapi, 2007 : 106) mengemukakan minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman dan keterampilan untuk rujukan perhatian atau pencapaian. Menurut Slameto (2010 : 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu yang diluar.
Menurut Heri (dalam Yasin, 2012) menyatakan
Minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu yang merupakan kekuatan di dalam dan tampak di luar sebagai gerak – gerik. Dalam menjalankan fungsinya minat berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Manusia memberi corak dan menentukan sesudah memilih dan mengambil keputusan. Perubahan minat memilih dan mengambil keputusan disebut keputusan kata hati.
Berdasarkan beberapa pengertian minat menurut para ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka untuk memperoleh objek khusus, aktivitas dan pemahaman yang merupakan kekuatan di dalam dan tampak di luar sebagai gerak - gerik.
2.1.2.2 Pentingnya Minat Belajar
Proses belajar yang maksimal terjadi apabila seseorang siswa mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu maka siswa tersebut akan merasakan senang dan dapat memberi perhatian pada mata pelajaran sehingga menimbulkan sikap keterlibatan ingin belajar. Menurut Djamarah (2002: 81) “Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar”. Senada dengan hal ini Crow and Crow (dalam Yasin, 2012) berpendapat bahwa individu yang mempunyai minat terhadap belajar, maka akan terdorong untuk memberikan perhatian terhadap belajar tersebut. Dengan demikian proses belajar akan berjalan lancar bila disertai dengan minat belajar sehingga mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu.
Menurut Rachman (1997: 151), minat besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Jika ada siswa kurang atau tidak berminat terhadap belajar perlu diusahakan cara membengkitkan minat tersebut. Minat dapat ditumbuhkan dengan berbagai cara. Contoh ptk ipa sd kelas 5 pdf Cara tersebut antara lain ialah memvariasikan media pembelajaran, mengembangkan metode pembelajaran, menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa, dan mengkaitkan dengan hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita.
Dari uraian di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa minat sangat penting dalam kegiatan belajar, karena tanpa adanya minat terhadap suatu pelajaran, maka kegiatan proses belajar tidak akan berjalan dengan baik dan pada akhirnya keberhasilan dalam belajar tidak akan tercapai dengan baik pula.
2.1.2.3 Aspek Minat Belajar
Pada umumnya minat seseorang terhadap sesuatu akan diekspresikan melalui kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Sehingga untuk mengetahui aspek minat dapat dilihat dengan cara menganalisis kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu atau objek yang disenangi, karena minat meruakan motif
yang dipelajari yang mendorong individu untuk aktif dalam kegiatan tertentu. Dengan demikian untuk menganalisis minat belajar dapat digunakan beberapa aspek minat sebagai berikut:
Menurut Sukartini (dalam Suhartini, 2001: 26) analisis minat dapat dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut:
1. Keinginan untuk mengetahui/ memiliki sesuatu.
2. Objek-objek kegiatan yang disenangi.
3. Jenis kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi.
4. Usaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa senang terhadap sesuatu.
Pendapat tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan Slameto (2010: 180), bahwa:
“Suatu minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberi perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.”
Selain itu menurut Djamarah (2002: 132) mengungkapkan bahwa minat dapat diekspresikan anak didik melalui:
1. Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya.
2. Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan.
3. Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang
diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus)
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa dapat dilihat dari perhatian yang lebih besar dalam melakukan aktivitas yang mereka senangi dan ikut terlibat atau berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Download ptk ipa sd kelas 5 Dari pendapat ahli yang pertama dapat disimpulkan bahwa aspeknya meliputi aspek ketertarikan dan aspek rasa senang. Dari pendapat ahli yang kedua dapat disimpulkan bahwa aspeknya meliputi aspek ketertarikan, aspek partisipasi, dan aspek perhatian. Sedangkan dari ahli yang ketiga dapat disimpulkan bahwa aspeknya meliputi aspek ketertarikan, aspek partisipasi, dan aspek perhatian. Dari uraian ini peneliti membuat aspek minat yakni:
1. Aspek perhatian
2. Aspek partisipasi
3. Aspek ketertarikan
4. Aspek rasa senang
Minat yang diungkap melalui penelitian ini adalah minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA kelas V SD N ...... Kecamatan ... Kabupaten ... khususnya pada kompetensi tanah dan struktur bumi.
2.1.3 Belajar
2.1.3.1 Pengertian Belajar
Djamarah (2002: 2), menjelaskan bahwa belajar adalah aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitar. Slameto (2010: 2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Dari beberapa teori yang dikemukakan di atas, dapat dirangkum bahwa belajar merupakan suatu pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu dan bersifat permanen.
2.1.3.2 Hasil Belajar
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian hasil belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan hasil belajar, Agus Suprijono (2011: 7), menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Download ptk sd kelas 5 pdf Hasil pembelajaran tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah melainkan komprehensif.
Oemar Hamalik (2006, 30), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Dimyati dan Mudjiono (dalam Indra, 2009), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis¬jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan tingkah laku mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik dan perkembangan mental seseorang dari belum mengerti menjadi mengerti.
2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2002: 132), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Faktor internal (dari dalam diri peserta didik), diantaranya:
a) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) diantaranya kondisi kesehatan, daya pendengaran dan penglihatan, dan sebagainya.
b) Aspek psikologis yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran peserta didik, diantaranya yaitu kondisi rohani peserta
didik, tingkat kecerdasan/intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi peserta didik.
2. Faktor eksternal (dari luar diri peserta didik), diantaranya:
a) Lingkungan sosial, seperti para guru, staff administrasi, dan teman-teman sekelas, masyarakat, tetangga, teman bermain, orang tua dan keluarga peserta didik itu sendiri.
b) Lingkungan non sosial, seperti gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik.
3. Faktor Pendekatan Belajar, dapat dipahami sebagai cara atau strategi yang digunakan peserta didik dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.
2.1.4 Hakekat IPA
2.1.4.1 Pengertian IPA
Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Ilmu Pengetahuan Alam, biasa disingkat IPA, adalah sebuah mata pelajaran yang mempelajari ilmu alam untuk siswa sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah tingkat pertama (SMP/SLTP). Namun berbeda pada istilah yang terdapat di sekolah menengah tingkat atas (SMA/SMU) dan perguruan tinggi, kata IPA lebih dikenal sebagai salah satu penjurusan kelas yang secara khusus lebih memfokuskan untuk membahas ilmu¬ilmu eksakta.
Menurut Sri Wahyu Widyaningsih (2012), IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu yang terdapat di alam, baik itu zat yang terkandung atau gejala yang terdapat di alam. IPA merupakan pengetahuan mempunyai kebenaran melalui metode ilmiah baik secara induktif ataupun deduktif, dengan ciri: objektif, metodik, sistimatis, universal, dan tentatif. Beberapa definisi IPA menurut pendapat beberapa ahli, yaitu:
a. Carin (dalam Sri Wahyu Widyaningsih, 2012), science adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik,yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Contoh ptk ipa sd doc Perkembangan science tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan fakta saja, tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
b. Sund (dalam Sri Wahyu Widyaningsih, 2012) mendefinisikan science sebagai berikut :
1. Scientific attitudes (sikap ilmiah), yaitu kepercayaan/ keyakinan, nilai¬nilai, gagasan/ pendapat, objektif.
2. Scientific methods (metode ilmiah), yaitu cara-cara khusus dalam menyelidiki/ memecahkan masalah.
3. Scientific products (produk ilmiah), berupa fakta, prinsip, hukum, teori dan sebagainya.
c. Subiyanto (dalam Sri Wahyu Widyaningsih, 2012), IPA adalah suatu cabang pengetahuan yang mengangkat fakta-fakta yang tersusun secara sistematis dan menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum. IPA merupakan pengetahuan yang didapat dengan jalan study dan praktik. IPA juga dapat diartikan sebagai suatu cabang study yang bersangkut-paut dengan observasi dan klasifikasi fakta-fakta terutama dengan disusunnya hukum umum dengan induksi dan hipotesis.

Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan IPA adalah ilmu yang berhubungan dengan cara mempelajari peristiwa-peristiwa alam secara sistematis. Dalam IPA terkandung metode ilmiah, sikap ilmiah dan produk ilmiah. IPA merupakan pengetahuan yang didapat dengan jalan study dan praktik. Dalam ilmu pengetahuan, istilah ilmu pengetahuan alam merujuk kepada pendekatan logis untuk mempelajari alam semesta. Ilmu pengetahuan alam mempelajari alam dengan menggunakan metode-metode sains.
2.1.4.2 Tujuan Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (BSNP, 2006) :
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Contoh ptk ipa sd kelas 5 pdf 
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.
Maksud dan tujuan tersebut adalah agar siswa memiliki pengetahuan tentang gejala alam, berbagai jenis dan perangai lingkungan melalui pengamatan agar siswa tidak buta akan pengetahuan dasar mengenai IPA
2.1.4.3 Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar
Kegiatan pembelajaran IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana” tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, yang didasarkan pada metode ilmiah.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”, hal ini akan
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Download ptk sd kelas 5 lengkap  Keterampilan dalam mencari tahu atau berbuat tersebut dinamakan dengan keterampilan proses penyelidikan atau “enquiry skills” yang meliputi mengamati, mengukur, menggolongkan, mengajukan pertanyaan, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen untuk menjawab pertanyaan, mengklasifikasikan, mengolah, dan menganalisis data, menerapkan ide pada situasi baru, menggunakan peralatan sederhana serta mengkomunikasikan informasi dalam berbagai cara, yaitu dengan gambar, lisan, tulisan, dan sebagainya.
Oleh karena itu pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya; memberikan pengalaman pada peserta didik sehingga mereka kompeten melakukan pengukuran berbagai besaran fisis, menanamkan pada peserta didik pentingnya pengamatan empiris dalam menguji suatu pernyataan ilmiah (hipotesis) yang berasal dari pengamatan terhadap kejadian sehari-hari yang memerlukan pembuktian secara ilmiah, latihan berpikir kuantitatif yang mendukung kegiatan belajar IPA, yaitu sebagai penerapan IPA pada masalah-masalah nyata yang berkaitan dengan peristiwa alam.

2.2 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam minat dan hasil belajar adalah dari faktor model pembelajaran, karena model pembelajaran sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Dari uraian kajian teori dan kajian yang relevan dapat dirumuskan kerangka berfikir sebagai berikut :
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berfikir
2.4 Hipotesis Penelitian
Dari refleksi kajian teori, penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran masalah maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan minat belajar IPA siswa kelas 5 2015/2016 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016.
2. Model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 2012/2013 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016.

C.CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SD

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran IPA yang dilaksanakan di 2015/2016, kelas 5 Semester II tahun ajaran 2015/2016. SD Negeri ... berlokasi di Kecamatan ... Kabupaten .... Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus. Setiap siklus peneliti mengumpulkan data angket minat dan hasil belajar siswa pada tahap evaluasi. Siklus akan dikatakan berakhir apabila penelitian telah mencapai target sesuai indikator kinerja.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 5 sebanyak 25 siswa terdiri dari laki¬laki 15 siswa dan perempuan 10 siswa. Contoh ptk ipa sd doc Kondisi sosial ekonomi orang tua/wali siswa sangat beragam, ada yang sangat mampu, ada yang cukup tetapi tidak sedikit yang ekonomi orang tua/wali siswa sangat lemah. Pekerjaan orang tua/wali siswa sebagian besar adalah pedagang, dan tani. Tidak semua wali siswa peduli terhadap pendidikan. Ada beberapa prestasi yang diraih oleh siswa SDN ... terutama di tingkat kecamatan baik di bidang akademik maupun non akademik. Jumlah kepala sekolah, guru, karyawan ada 10 orang. Peneliti merencanakan penelitian pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 yaitu bulan Januari 2015 dan pada akhir bulan Mei 2015 penelitian ini dapat selesai seperti yang sudah direncanakan.

3.2 Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang menjadi objek penelitian, yaitu:
1.  Model Pembelajaran tipe Jigsaw sebagai variabel bebas. Model pembelajaran tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa yang heterogen dengan latar belakang cara berpikir yang berbeda, dimana siswa bekerja secara berkelompok, tetapi tetap bekerja dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing sehingga siswa yang berkemampuan rendah dapat terbantu oleh temannya yang berkemampuan tinggi. Langkah-langkah model pembelajaran jigsaw :
a. Pembagian kelompok
Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 4-5 orang) dan diberi materi dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagikan menjadi beberapa sub bab. Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertangggung j awab untuk mempelajarinya.
b. Diskusi kelompok ahli
Tiap anggota kelompok yang mempelajari sub bab yang sama agar bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
c. Penjelasan ke kelompok asal
Setiap kelompok ahli kembali ke kelompoknya bertugas mengajar temannya.
d. Presentasi kelompok
Tiap kelompok menpresentasikan hasil diskusinya.
e. Evaluasi
Siswa melaksanakan evaluasi
2.  Minat dan hasil belajar sebagai variabel terikat. Download ptk sd kelas 5 lengkap  Minat adalah suatu rasa lebih suka untuk memperoleh objek khusus, aktivitas dan pemahaman yang merupakan kekuatan di dalam dan tampak di luar sebagai gerak – gerik. Aspek minat meliputi:
1. Aspek perhatian
2. Aspek partisipasi
3. Aspek ketertarikan
4. Aspek rasa senang
Dalam penelitian ini cara mengetahui dari minat belajar adalah dengan menggunakan angket minat. Hasil Belajar merupakan perolehan dari usaha yang dilakukan untuk menunjukkan pencapaian hasil kerja. Dalam penelitian ini cara mengetahui dari hasil belajar adalah dengan menggunakan skor tes.

3.3. Prosedur Penelitian
Rancangan penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral, yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, R dalam melalui siklus yang terdiri dari 3 tahap yakni rencana tindakan, tindakan dan observasi, dan refleksi. Adapun gambar model spiralnya ditunjukkan melalui (gambar 3.1.) berikut.
Gambar 3.1 PTK Model Spiral dari Kemmis S. dan Mc. Taggart, R
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart, R.
1. Perencanaan I
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang tanah, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain LKS, dan alat peraga, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal (terlampir) serta lembar observasi pelaksanaan RPP (terlampir). Contoh ptk ipa sd kelas 5 pdf Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan dalam 4 jam pelajaran.
2. Implementasi Tindakan dan Observasi I
Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran di kelas. Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yang berkolaborasi dengan peneliti dibantu rekan sejawat di sekolah sebagai observer dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
3. Refleksi I
Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada Siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada Siklus II. Siklus II akan dilaksanakan jika Siklus I belum tuntas.
4. Perencanaan Tindakan II
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sama dengan Siklus I yaitu penyusunan perangkat pembelajaran meliputi RPP tentang struktur bumi. Menyiapkan media dan alat peraga serta lembar observasi. RPP dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan dalam 4 jam pelajaran. Namun dalam Siklus II ini perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada Siklus I.
5. Implementasi Tindakan dan Observasi II
Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran di kelas. Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh guru kelas yang berkolaborasi dengan peneliti dibantu rekan sejawat di sekolah sebagai observer dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
6. Refleksi
Refleksi dalam Siklus II ini dilakukan sama seperti refleksi pada Siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan¬hambatan yang dihadapinya. Download ptk sd kelas 5 pdf Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan.

3.4. Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.4.1 Jenis Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan siswa dan guru; dan data kuantitatif adalah data yang diperoleh langsung dari skor yang diperoleh dari tes formatif dan rubrik penilaian unjuk kerja.
3.4.2 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian tindakan ini adalah teknik tes dan non tes yang terdiri dari:
a. Pengamatan
Untuk mengetahui perkembangan kegiatan belajar siswa dilakukan teknik pengamatan. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar pengamatan siswa dan kegiatan mengajar guru pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan di kelas V SD Negeri ... oleh guru kelas I. Kisi-kisi lembar pengamatan dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 3.1.
Kisi-Kisi Lembar Pengamatan Guru

Kisi-kisi lembar pengamatan siswa digunakan untuk membuat item-item dalam lembar observasi. Item-item di dalamnya memuat tentang langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.
Tabel 3.2.
Kisi-Kisi Lembar Pengamatan Siswa

b. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan tia-tiap siklus dengan memberikan sejumlah soal kepada subjek penelitian. Contoh ptk ipa sd kelas 5 pdf Dalam pengumpulan data alat yang digunakan berupa soal test sesuai dengan materi. Kisi-kisi butir soal tes dapat dilihat di bawah ini. 
Tabel 3.3.
Kisi-kisi butir soal siklus 1

Kisi-kisi butir soal digunakan untuk membuat soal-soal yang sesuai dengan materi tersebut. Bentuk soal yang digunakan dalam kisi-kisi ini adalah bentuk pilihan ganda. Kisi-kisi ini juga akan mengacu pada jumlah soal yang akan digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.4.
Kisi-kisi butir soal siklus 2
c. Angket
Angket yang digunakan adalah angket minat. Angket yang digunakan disini merupakan angket tertutup, artinya angket yang pengisiannya memberikan centang atau menyilang dari beberapa item yang telah ditentukan oleh peneliti. Kisi-kisi angket dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 3.5.
Kisi-Kisi Angket Minat

1.4.3 Instrumen penelitian
a.  Lembar pengamatan
Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati cara guru mengajar dan perilaku siswa saat proses pembelajaran berlangsung sampai akhir pembelajaran. Hal yang diamati adalah aktivitas siswa dalam materi tanah dan susunan bumi.
b. Butir soal tes
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes kemampuan mengerjakan tes tanah dan susunan bumi.
c. Lembar angket minat
Angket minat digunakan untuk mengetahui minat siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Angket yang digunakan berupa angket tertutup. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya.

3.5 Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah penanda yang dapat digunakan sebagai dasar penentu berhasil tidaknya penelitian yang dilakukan. Download ptk ipa sd kelas 5 Untuk mengukur keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolak ukurnya adalah sebagai berikut:
Minat belajar dikatakan tuntas bila minimal 80% siswa mencapai kategori berminat (skala 67 - 84). Meningkatnya persentase hasil angket minat belajar siswa dari sebelum tindakan ke sesudah tindakan. Cara menghitung angket keaktifan siswa dengan menggunkan acuan skala Likert yang didigunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item istrumen yang dapat beruapa peryataan atau pertanyaan (Sugiyono 2009 : 134-135). Jawaban setiap item instrument yang menggunkan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif ke sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain :
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
Menentukan interval angket keaktifan siswa dengan jumlah item 16 peryataan dan 4 kelas kategori.
a. Jangkauan = Datum terbesar- Datum terkecil
100 - 20 = 80
b. Panjang interval kelas =jangkauan / banyakanya kelas interval
c. Jawaban 80 = 16
5
a. Hasil perhitungan menentukan interval angket keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6.
Interval Indikator Minat

b. Hasil belajar dikatakan tuntas bila minimal 80 % siswa mendapatkan nilai KKM IPA ≥ 75.

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2011: 121), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas perlu dilakukan agar instrumen yang dipakai dalam penelitian memang benar-benar mengukur kemampuan yang akan diukur. Menurut Muhidin (2007: 47), untuk menfsirkan hasil uji validitas, kriteria yang digunakan adalah :
a. Jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r maka item angket dinyatakan valid dan dapat dipergunakan, atau
b. Jika nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r maka item angket dinyatakan tidak valid dan tidak dapat dipergunakan
c. Nilai tabel r dapat dilihat pada a = 5% dan db = n-2
Menurut Sugiyono (2011: 121), instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Download ptk sd kelas 5 pdf Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian harus diuji tingkat reliabilitasnya. Menurut George dan Mallery (dalam Azwar, 2005: 29), tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < a ≤ 0,8  : dapat diterima
0,8 < a ≤ 0,9  : reliabilitas bagus
a > 0,9 : reliabilitas memuaskan
3.6.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Minat
Berdasarkan kriteria yang didefinisikan di atas, kemudian dijabarkan dalam item-item spesifik, maka item-item variabel minat perlu diadakan uji validitasnya. Validitas dihitung dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows. Uji coba instrumen dilakukan di SDN ... Kecamatan ... Kabupaten ... dengan jumlah 19 orang maka nilai tabel r adalah 0,325. Jadi intrumen angket valid jika koefisien corrected item to total correlation >0325.
Hasil uji validitas diketahui dari 32 item yang diuji validitasnya ada 25 item (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 17, 20, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32) yang valid dan 7 item (11, 16, 18, 19, 21, 22, 28) yang tidak valid. Instrumen angket minat setelah dikurangi item yang tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya dengan Cronbach’s Alpha sebesar 0,961 dari 25 item yang diuji. Menurut George dan Mallery (dalam Azwar, 2005: 29), Cronbach’s Alpha 0,961 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang memuaskan. Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.

Reliability Statistics

3.6.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes
3.6.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Siklus 1
Uji coba instrumen dilakukan di SDN ... Kecamatan ... Kabupaten ... dengan jumlah 25 siswa maka nilai tabel r 0,341. Hasil penghitungan validitas item pada instrumen soal tes siklus 1 dengan menggunakan SPSS 17. 0 for Windows. Jadi instrumen soal valid jika koefisien corrected item to total correlation >0,341.
Hasil uji validitas diketahui dari 25 item yang diuji validitasnya ada21 item (1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25)yang valid dan 4 item (2, 9, 12, 15) yang tidak valid. Instrumen soal setelah dikurangi item yang tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya dengan Cronbach’s Alpha sebesar 0,90 1 dari 21 item yang diuji. Menurut George dan Mallery (dalam Azwar, 2005: 29), Cronbach’s Alpha 0,901 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang memuaskan. Contoh ptk ipa sd doc  Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.
Reliability Statistics

3.6.2.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Siklus 2
Uji coba instrumen dilakukan di SDN ... Kecamatan ... Kabupaten ... dengan siswa kelas VI yang berjumlah 22 siswa maka nilai tabel r 0,374. Hasil penghitungan validitas item pada instrumen soal tes siklus 2 dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows. Jadi instrumen soal valid jika koefisien corrected item to total correlation >0,374.
Hasil uji validitas diketahui dari 25 item yang diuji validitasnya ada 21 item (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 20, 22, 23, 24, 25) yang valid dan 4 item (13, 18, 19, 21) yang tidak valid. Instrumen soal setelah dikurangi item yang tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya dengan Cronbach’s Alpha sebesar 0,909 dari 21 item yang diuji. Menurut George dan Mallery (dalam Azwar, 2005: 29), Cronbach’s Alpha 0,909 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang memuaskan. Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.
Reliability Statistics

3.7 Teknik Analisis Data
Agar data yang dikumpulkan menjadi bermakna dan dapat digunakan sebagai dasr penentu keberhasilan penelitian, data perlu diolah dan dianalisis. Data-data yang berupa angka (data kuantitatif) diolah untuk mencari rata-rata, data tertinggi, data terendah, jumlah anak yang tuntas dan tidak tuntas, serta prosentase ketuntasan pembelajarannya. Data kualitatif diolah dengan menghitung persentase dari data-data yang sejenis. Contoh ptk ipa sd kelas 5 pdf  Setelah itu, hasil pengolahan datanya diuji beda (komparasi) dengan membandingkan kondisi awal, kondisi pada / setelah siklus 1 dan kondisi pada / setelah siklus 2. Dari uji komparasi tadi bisa dilihat perubahan atau kemajuan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun minat dan hasil tes yang diperhatikan oleh peserta didik sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan.

D.CONTOH LAPORAN PROPOSAL PTK IPA SD

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard. 2008. Learning To Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Azwar, Saifuddin. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Pustaka Belajar.
BSNP. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Naional Replubik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : CV. Mini Jaya Abadi
Danang, Saputra. 2012. Pengertian dan Penerapan Metode Jigsaw. http://blog.uad.ac.id/danangsaputra/2012/06/29/jigsaw. Diakses tanggal 15 Februari 2013.
Djamarah, Syaiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hamdani, 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Mardapi, Djemari. 2007. Teknik Penyusunan Instrumen. Jogjakarta: Mitra Cendikia.
Muhibbin, Syah. 2009. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya.
Muhidin. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Rachman, Maman. 1997. Manajemen Kelas. Semarang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek PGSD.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Saputra, Danang. 2012. Pengertian dan Penerapan Metode Jigsaw. http://blog.uad.ac.id/danangsaputra/2012/06/29/jigsaw/. Diakses tanggal 7 Januari 2013.
Shiyam, Nur Fadlilatus. 2012. Penerapan model pembelajaran jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa SDN GondangI Bojonegoro pada mata pelajaran matematika kelas V semester 2. Skripsi. http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=55 106. Diakses tanggal 30 Desember 2012.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sugiyono. 2009 .Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Jogjakarta: Pustaka Belajar.
Widyaningsih, Sri Wahyu. 2012. Definisi IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). http://sriwahyuwidyaningsih.blogspot.com/201 2/02/definisi-ilmu¬pengetahuan-alam-ipa.html. Diakses tanggal 2 Januari 2013.
Yasin, Sanjaya.2012. Pengertian Minat Menurut Para Ahli Artikel Definisi Minat, Faktor, Macam Fungsi, Peukuran, Proses. http://www.sarjanaku.com/20 12/1 2/pengertian-minat-menurut-para¬ahli.html. Diakses tanggal 8 Maret 2013.


Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK IPA SD TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.