Rabu, 04 Juli 2018

DOWNLOAD PTK PAI SD KELAS VI MEDIA AUDIO VISUAL

DOWNLOAD PTK PAI SD KELAS VI MEDIA AUDIO VISUAL-Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kualitas pembelajaran di kelas VI SDN 1 ...............semester II tahun pelajaran ............... pada materi pokok membaca QS. Al-Kafirun belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata tes yang kurang dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM (75) yang telah ditentukan, yaitu dari jumlah siswa 31 hanya 21 siswa saja yang sudah tuntas atau memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 10 siswa yang lain memperoleh nilai kurang dari KKM, dan setelah di rata-rata dari 31 siswa diperoleh nilai rata-rata 74.
Adapun rumusan masalahnya adalah apakah dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kafirun siswa kelas VI semester II SDN 1............... tahun pelajaran ..............contoh ptk pai sd doc

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori yang berkaitan dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, media audio visual, dan teori-teori yang berkaitan dengan keduanya. Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam karya ilimiah ini adalah: ”Dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kafirun siswa kelas VI semester II SDN 1 ............ tahun pelajaran 2014/2015”.Penelitian ini merupakan penelitian populasi, karena subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI semester II SDN 1 ..................tahun pelajaran ........... yang kurang dari 100 yaitu sebanyak 31 siswa. Hal ini sebagaimana tertulis dalam Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik oleh Dr. Suharsimi Arikunto hlm. 107 bahwa, ”Untuk sekedar ancer-ancer maka apabi la subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kafirun siswa kelas VI semester II SDN 1 .............tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini dibuktikan dari hasil nilai rata-rata ulangan harian yang mengalami peningkatan. Hal ini tampak dari nilai rata-rata hasil tes pra siklus 74 dengan presentase ketuntasan belajar sebesar 68%, sedangkan nilai rata-rata hasil tes siklus I 79 dengan presentase ketuntasan belajar sebesar 73%, dan nilai rata-rata hasil tes siklus II 84 dengan presentase ketuntasan belajar sebesar 90%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kafirun siswa kelas VI semester II SDN 1.............. tahun pelajaran...........

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel PAI SD yang diberi judul“Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Materi Pokok Membaca Qs. Al-Kafirun Dengan Menggunakan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas Vi Semester Ii Sdn ..........  Tahun Pelajaran 2014/2015  ". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK PAI KELAS VI SD lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 053 SD).

A.CONTOH PTK PAI METODE AUDIO VISUAL KELAS VI SD

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Bagi bangsa Indonesia, agama merupakan sesuatu yang penting. Dari perspektif historis, masyarakat Nusantara dari dahulu dikenal oleh masyarakat internasional sebagai masyarakat yang agamis. Sekalipun bukan Negara Agama, Indonesia meletakkan agama sebagai sesuatu yang sangat penting. Bahkan, sila pertama Pancasila sebagai dasar negara berbunyi: Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari pemahaman di atas, dapat dipahami bahwa Negara Indonesia dibangun di atas pondasi keagamaan masyarakatnya.ptk pai sd kelas vi terbaru
Pasal 31 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari amanat perundang-undangan sebagaimana di atas, maka mata pelajaran pendidikan agama wajib diberikan kepada peserta didik, dari jenjang Taman Kanak-kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi (PT).
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam secara substansial memiliki kontribusi dalam memberikan mitigasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dicantumkan dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar (SD/MI) yang penggunaannya ditetapkan berdasarkan Permendi knas Nomor 24 Tahun 2006.
Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peni ngkatan potensi spi ritual tersebut pada akhi rnya bertuj uan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.ptk pai sd kelas vi terbaru
Pendidikan Agama Islam (PAI) diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah Swt. dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri: 1). Lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi; 2). Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia; 3). Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendidi kan.ptk pai sd kelas vi terbaru
Pendidikan Agama Islam (PAI) diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Pendidikan Agama Islam (PAI) menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah Swt., hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri-sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SD (Sekolah Dasar) meliputi aspek-aspek sebagai berikut 1). Al  Quran dan Hadits; 2). Aqidah; 3). Akhlak; 4). Fiqih; 5). Tarikh dan Kebudayaan Islam.
Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.
Kualitas pembelajaran di kelas VI SDN 1................... semester II tahun pelajaran 2014/2015 pada materi pokok membaca QS. Al-Kafirun belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata tes yang kurang dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM (75) yang telah ditentukan, yaitu dari jumlah siswa 31 hanya 21 siswa saja yang sudah tuntas atau memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 10 siswa yang lain memperoleh nilai kurang dari KKM, dan setelah di rata-rata dari 31 siswa diperoleh nilai rata-rata 74. Selain itu, situasi pembelajaran di kelas pasif, hal ini ditunjukkan oleh: kurangnya perhatian siswa dalam menerima pelajaran, kurangnya keberanian siswa dalam bertanya, kurangnya semangat siswa dalam mengikuti pelajaran, kurangnya kesungguhan siswa dalam membaca materi pelajaran, kurangnya kesungguhan siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru, sehingga terkesan guru adalah sumber utama dalam kelas.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan seorang guru untuk mengefektifkan pembelajaran di kelas, salah satunya adalah penggunaan media yang dapat mengaktifkan siswa.
Dari hasil diskusi antara kepala sekolah dan guru dapat disimpulkan bahwa kondisi sebagaimana diuraikan tersebut di atas adalah disebabkan oleh metode pembelajaran yang dipilih guru belum tepat. Oleh karena itu, guru akan mencoba menggunakan salah satu media yaitu media audio visual untuk meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kafirun pada siswa kelas VI semester II SDN 1 ..............ptk pai sd kelas vi terbaru, sehingga Penelitian Tindakan Kelas ini diberi judul, “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Materi Pokok Membaca QS. Al-Kafirun Menggunakan Media Audio Visual pada Siswa Kelas VI Semester I SDN 1 ............... Tahun Pelajaran 2014/2015.”
B. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan judul penelitian ini, lebih baiknya jika judul penelitian ini dijelaskan dan didefinisikan terlebih dahulu apa maksud dan tujuannya.
Adapun yang menjadi maksud dan tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Prestasi/hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Adapun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kafirun yang dalam hal ini berupa nilai hasil tes lisan sebelum dan sesudah menerima pengajaran dengan menggunakan media audio visual dari bahan atau materi yang telah diajarkan di sekolah.
2. Media Audio Visual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut pandang-dengar. Sudah barang tentu apabila menggunakannya akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar kepada para siswa, selain dari itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini, guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi (teacher) tetapi penyajian materi bisa diganti oleh media, maka peran guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar.
Jadi, sebagaimana dikatakan oleh Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A bahwa Pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Pengajaran melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Sedangkan media audio visual yang digunakan dalam penelitian ini adalah laptop dipadukan dengan LCD, dengan program software digital Quran versi 3.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di depan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam karya ilimiah ini adalah apakah dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kafirun siswa kelas VI semester II SDN ..........
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa, dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), khususnya dalam membaca QS. Al-Kafirun.
2. Bagi guru, dapat meningkatkan kreativitas guru dalam memilih metode dan media pembelajaran yang tepat.
3. Bagi sekolah, memberi sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidi kan.


B.CONTOH PTK PAI SD TERLENGKAP DOC

BAB II
MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

A. Prestasi Belajar
Setiap guru pasti memiliki keinginan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dibimbingnya. Karena itu guru harus memiliki hubungan dengan siswa yang dapat terjadi melalui proses belajar-mengajar. Setiap proses belajar-mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar. Istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan, dan belajar menurut Thursan Hakim adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut di tampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain kemampuan. Jadi pengertian hasil belajar/prestasi belajar dapat diartikan sebagaimana ditulis oleh Cormentyna Sitanggang dkk adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan uraian di atas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri siswa sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi pokok membaca QS. Al-Kafirun siswa yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar.
B. Pembelajaran Membaca Al-Quran
Belajar terus-menerus untuk mendalami Al-Quran memang tidak mengenal batas umur. Meskipun demikian, jika proses mempelajari Al-Quran telah dimulai sejak dini, niscaya akan menghasilkan penguasaan yang lebih baik terhadap Al-Quran. Usia anak-anak sekolah SD menjadi usia ideal untuk mempelajari Al-Quran. Langkah awal untuk dapat memahami kandungan Al-Quran adalah dengan terampil untuk membacanya dengan baik dan benar.
1. Tujuan Pembelajaran Membaca Al-Quran
Terampil dalam membaca Al-Quran menjadi kemampuan paling dasar yang harus dikuasai oleh umat Islam. Langkah awal untuk lebih mendalami Al-Quran adalah dengan cara mampu membacanya dengan baik dan benar. Terlebih lagi karena ibadah penting dalam Islam, yakni shalat, membutuhkan keterampilan membaca Al-Quran yang baik. Selain itu dengan membaca Al-Quran saja sudah dinilai ibadah. Dengan demikian bagi kaum muslimin, membaca Al-Quran dengan baik dan benar mempunyai nilai keagamaan yang tinggi. Itulah sebabnya mengapa Al-Quran sebagai kitab suci yang dibaca mempunyai peran sentral dalam kehidupan kaum muslimin.
Istilah-istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan ilmu pembacaan Al-Quran cukup banyak. Dalam khasanah literatur Islam, selain tajwid, terdapat beberapa istilah lain yang lazim digunakan untuk merujuk ilmu spesifik pembacaan Al-Quran, yaitu:
a. Tartiil, berasal dari kata rattala, yang berarti “melagukan,” “menyanyikan,” yang pada awal Islam hanya bermakna pembacaan Al-Quran secara melodik, menjelaskan bahwa tartil mencakup pemahaman tentang tata cara berhenti (waqf) dan meneruskan (washl) dalam pembacaan dan artikulasi yang tepat huruf-huruf hijaiyah. Dalam perkembangannya sekarang ini, istilah tersebut tidak hanya merupakan suatu istilah umum untuk pembacaan Al-Quran, tetapi juga merujuk kepada pembacaannya secara cermat dan perlahan-lahan. Selain itu ada dua kategori lain metode membaca Al-Quran, adalah hadr yakni pembacaan secara cepat, dan tadwir yakni pembacaan dengan kecepatan sedang.
b. Tilaawah, berasal dari kata talaa, yang berarti “membaca secara tenang, berimbang dan menyenangkan.” Pada masa pra-Islam, kata ini digunakan untuk merujuk pembacaan syair. Pembacaan semacam ini mencakup cara sederhana pendengungan atau pelaguan yang disebut tarannum.
c. Qiraa’ah, berasal dari kata qara’a, yang berarti “membaca,” yang mesti dibedakan penggunaannya untuk merujuk pada istilah yang berarti keragaman bacaan Al-Quran. Di sini, pembacaan Al-Quran mencakup hal-hal yang ada dalam istilah-istilah lain, seperti titi nada tinggi rendah, penekanan pada pola-pola durasi bacaan dan lain-lain. Sedangkan Imam Raghib Al-Ishfahani memberikan pembedaan antara Tilaawah dengan Qiraa’ah. Menurutnya, Tilaawah menunj ukkan kepada aktifitas membaca secara lafdziyyah semata, sedangkan dalam Qiraa’ah selain berlangsung aktifitas membaca juga dibarengi dengan aktifitas memahami apa yang di bacanya.
Dengan mengikuti tiga tujuan pembelajaran, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ahmad Tafsir (2008), maka pembelajaran membaca Al-Quran adalah:judul ptk pai sd doc
a. Aspek pengetahuan (knowing)
1). Peserta didik memiliki pengetahuan mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan membaca Al-Quran. Diawali dengan pengetahuan mengenai kewajiban seorang muslim untuk menguasai keterampilan membaca Al-Quran. Karena langkah awal untuk memahami Al-Quran adalah dengan cara mampu untuk membacanya. Selain itu murid juga mengetahui bahwa dengan mampu membaca Al-Quran menjadi pintu pertama untuk menghafalkannya, karena hafalan Al-Quran dengan bacaan yang benar menjadi syarat dalam ibadah shalat. Bahkan murid juga memiliki pengetahuan bahwa membaca Al-Quran menjadi bagian dari ibadah.
2). Peserta didik memiliki pengetahuan bahwa Al-Quran dinarasikan dalam Bahasa Arab yang memiliki norma, kaidah, dan aturan-aturan tersendiri dalam membacanya.
b. Aspek Pelaksanaan (doing). Dalam hal ini peserta didik terampil dalam membaca ayat-ayat dari surat-surat tertentu dalam juz „amma yang menjadi materi pelajaran.
c. Aspek pembiasaan (being). Dalam aspek ini peserta didik tidak hanya sekedar terampil dalam melafalkan dan membacanya saja, tetapi juga menjadi miliknya dan menyatu dengn kepribadiannya.
2. Aspek-Aspek Keterampilan Membaca Al-Quran
Secara garis besar pembelajaran membaca Al-Quran dimaksudkan agar peserta didik mampu:
a. Melafalkan surat-surat tertentu dalam juz „amma pilihan sebagai tahap awal membaca;
b. Membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya;
c. Membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid. Tajwid menurut bahasa artinya: membaguskan, yang dimaksud Tajwid menurut Isti lah i alah: Ilmu yang membahas tentang peraturan-peraturan membaca Al-Quran dengan bagus sesuai dengan bacaan Al-Quran yang telah diterima oleh Nabi, baik yang mengenai Makhorijul huruf, Sifatul huruf, maupun yang mengenai bacaan-bacaan dan hukum-hukumnya, seperti: Idhar, Idgham, I khfa’, panjang pendek, tebal tipis.
Hukum mempelajari dan mengajarkan Al-Quran adalah Fardhu kifayah, akan tetapi mengamalkannya adalah Fardhu ’Ain bagi setiap pembaca Al-Quran (Artinya: bagi setiap pembaca Al-Quran Wajib mempergunakan Ilmu Tajwid) berdasarkan perintah Allah dalam surat Al-Muzammil ayat : 4

“ Dan bacalah Al-Quran dengan "Tartil".
Tartil ialah membaca Al-Quran dengan pelan, tenang, membagus¬kan pengucapan huruf sesuai dengan mahrajnya dan hukum-hukumnya.
Kegunaan mempelajari hukum Tajwid adalah untuk menjaga dari kekeliruan lisan di dalam membaca Al-Quran.
1). Nun Mati dan Tanwin
Nun Sukun atau nun mati, yaitu: Nun yang tidak menerima tanda-tanda vokal atau harokat baik fathah, dhommah atau kasrah. Tanwin yaitu: harakat ganda pada kata benda (isim) sebagai pengganti huruf nun yang mana terdapat di akhir kata. Tandanya: dua dhammah)-  atau dua fathah )- atau dua kasrah  Tanwin ini diperlakukan sama seperti nun sukun dalam cara membacanya.
Apabila ada nun sukun dan tanwin bertemu dengan huruf hijaiyyah maka memiliki hukum yang berbeda-beda yaitu: izhar, idgham, iqlab atau ikhfa, akan tetapi harus .download ptk pai sd lengkap
a). Idhar
Bacaan Idhar dibagi menjadi dua yaitu:
(1). Idhar Halqi
Menurut bahasa artinya dibaca jelas. Menurut istilah tajwid idhar halqi adalah apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf halqi. Dinamakan halqi karena makhraj huruf-hurufnya dari halq ( kerongkongan). Huruf ptk sd kelas vi terbaru 

. Melafalkan huruf huruf idhar (dibaca jelas) dari makhrajnya tanpa disertai dengung.
(2). Idhar Muthlaq
Idhar muthlaq terjadi apabila nun sukun dengan atau bertemu dalam satu kata. Idhar semacam ini dalam Al Quran hanya terdapat pada 4 tempat, yaitu:

b). Idgham
Idgham menurut bahasa artinya memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu. Menurut istilah tajwid, memasukkan huruf yang sukun ke dalam huruf yang berharakat, sehingga menjadi satu huruf yang bertasydid.
Idgham terbagi 2, yaitu: Idgham Bighunnah (disertai dengung) dan Idgham Bila Ghunnah (tanpa dengung).
Catatan: Idgham tidak terjadi kecuali dari 2 kata. Huruf
idgham ada 6, yaitu yang tergabung dalam kalimat: 

(1). Idgham Bighunnah
Idgham bighunnah mempunyai 4 huruf, yaitu yang tergabung dalam kalimat: yaitu: dan Apabila salah satu hurufnya bertemu dengan nun sukun atau tanwin (dengan syarat di dalam 2 kata).
(2). Idgham Bila Ghunnah
Apabila salah satu hurufnya bertemu dengan nun sukun atau tanwin (dengan syarat di dalam 2 kata), maka bacaannya harus idgham bila ghunah kecuali nun yang terdapat dalam ayat 
karena disini harus di baca saktah (diam sebentar tanpa bernafas) yang menghalangi adanya bacaan idgham.
c). Iqlab
Iqlab menurut bahasa artinya merubah sesuatu dari bentuknya. Menurut istilah artinya perubahan pengucapan nun sukun/tanwin menjadi mim yang tersembunyi dengan disertai dengung. Huruf iqlab hanya satu, yaitu huruf ba. 
Contoh bacaan Iqlablihat pada surat Al-Hadiid (57): 6

d). Ikhfa
Ikhfa menurut bahasa artinya samar. Menurut istilah tajwid artinya melafalkan huruf antara idhar dan idgham, tanpa tasydid dan disertai dengan dengung. Disebut juga ikhfa haqiqi (nyata) karena kenyataannya persentase nun sukun dan tanwin yang disembunyikan lebih banyak dari huruf lainnya.
Huruf ikhfa ada 15, yaitu awal kata dari kalimat:

2). Nun dan Mim Tasydid
Huruf yang bertasydid pada dasarnya berasal dari 2 huruf, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat.

a). Nun Tasydid
Nun Tasydid berasal dari 2 huruf nun, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Nun yang pertama dimasukkan atau berpadu ke dalam nun yang kedua, maka terjadilah satu huruf yang bertasydid.
Hukum nun tasydid harus dibaca ghunnah yang berarti berdengung.laporan ptk pendidikan agama islam sd doc
b). Mim Tasydid
Mim Tasydid berasal dari 2 huruf mi m, yang pertama sukun dan yang kedua berharakat. Mim yang pertama dimasukkan atau berpadu ke dalam mim yang kedua, maka terjadilah satu huruf yang bertasydid. Hukum mim tasydid: harus dibaca ghunnah, 2 harakat. Mim yang bertasydid disebut juga tasydidul ghunnah. 
3). Mim Sukun
Mim adalah mim yang bersukun tetap, baik ketika dibaca washl maupun waqaf. Jika mim mati bertemu denga huruf hijaiyyah maka memiliki 3 hukum, yaitu:
a). Idhar Syafawi yaitu: menurut bahasa artinya memperjelas dan menerangkan. Menurut istilah tajwid, melafalkan huruf-huruf idhar dari makhrajnya tanpa disertai dengan dengung. Dinamakan syafawi karena mim sukun makhrajnya dari pertemuan dua bibir. Idhar syafawi mempunyai 26 huruf, yaitu semua huruf hijaiyah selain huruf mim dan ba.
b). Ikhfa Syafawi yaitu menurut bahasa artinya menyembunyikan. Menurut istilah tajwid artinya dibaca samar. Dinamakan syafawi karena mi m dan ba makhraj nya dari pertemuan dua bibir. Ikhfa syafawi hanya mempunyai 1 huruf, yaitu huruf ba.
c). Idgham Mitslain Shaghir yaitu menurut bahasa artinya memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu. Menurut istilah tajwid idgham artinya memasukkan huruf yang sukun ke dalam huruf yang berharakat, sehingga akan menjadi satu huruf yang bertasydid. Di sebut mitslain karena berasal dari 2 huruf yang makhraj dan sifatnya identik, sedangkan disebut shaghir adalah karena huruf yang pertama sukun dan huruf yang kedua berharakat. Idgham Mitslain Shaghir mempunyai 1 huruf, yaitu huruf mim. download ptk pai sd doc
4). Wakaf
Dari sudut bahasa berarti berhenti/menahan. Menurut istilah tajwid, memutuskan suara di akhir kata untuk bernafas sejenak dengan niat meneruskan kembali bacaan.
a). Wakaf Lazim
Wakaf Lazim (harus) yaitu menghentikan bacaan pada rangkaian kata yang sempurna makna serta lafalnya (dari segi i'rab) dan maksudnya tidak tergantung dengan kata–kata berikutnya. Wakaf lazim di sebut juga wakaf taam (sempurna).
Wakaf Lazim ini bertanda:  lihat pada S.Al-Baqarah (2) : 26.
b). Wakaf Ja'iz (boleh)
Wakaf Ja'iz yaitu bacaan yang boleh diwashal (disambung) atau diwakaf (berhenti). Kedudukan hukum wakaf ja'iz ini terkadang sama (berhenti atau disambung), terkadang disambung lebih baik dari berhenti dan terkadang berhenti lebih baik dari disambung (yaitu menghentikan bacaan pada rangkaian kata yang tidak merusakkan maknanya).
Wakaf ja'iz ini terbagi tiga, yaitu: yang terkadang disambung lebih baik, berhenti atau disambung sama baiknya dan yang terkadang berhenti lebih baik.
c). Wakaf Kafi (cukup)
Wakaf Kafi yaitu bacaan yang boleh diwashal atau diwakaf, akan tetapi wakaf lebih baik daripada washal. Dinamakan kafi karena berhenti di tempat itu dianggap cukup (lafal sempurna) dan tidak tergantung kepada kalimat sesudahnya sebab secara lafal tidak ada kaitannya. Al-Baqarah (2): 205 Wakaf Kafi ini bertanda :  
d). Wakaf Tasawi (sama) Wakaf Tasawi yaitu tempat berhenti yang sama hukumnya
antara wakaf dan washal. Wakaf Tasawi ini bertanda:  
lihat An-Nisaa' (4): 12.

e). Wakaf Hasan (baik)
Wakaf Hasan yaitu bacaan yang boleh diwashal atau diwakaf, akan tetapi washal lebih baik daripada wakaf. Dinamakan hasan karena berhenti di tempat itu lebih baik. Wakaf Hasan ini bertanda: 
lihat Qs. Al-Maa'idah (5): 8
f). Wakaf Muraqabah (terkontrol)
Wakaf M uraqabah yaitu terdapatnya 2 tempat wakaf di lokasi yang berdekatan, akan tetapi hanya boleh berhenti pada salah satu tempat saja. Wakaf muraqabah disebut juga ta'anuqulwaqfi (2 wakaf bertemu) .
5). Qalqalah
Qalqalah menurut bahasa artinya getaran. Menurut istilah tajwid artinya getaran suara terjadi ketika mengucapkan huruf yang sukun sehingga menimbulkan semacam aspirasi suara yang kuat, baik sukun asli atau pun tidak. Huruf qalqalah ada 5, yaitu yang

Syarat qalqalah: hurufnya harus sukun, baik sukun asli atau yang terjadi karena berhenti pada huruf qalqalah.
a). Qalqalah Tingkatan Rendah

b). Qalqalah Tingkatan Sedang
Tingkat qalqalah yang sedang (pertengahan) terjadi apabila berhenti pada huruf qalqalah, sedang huruf tersebut tidak bertasydid.

c). Qalqalah Tingkatan Keras:
Tingkat qalqalah yang paling keras terjadi apabila berhenti pada huruf qalqalah, sedang huruf tersebut bertasydid. Seperti huruf qaf pada kalimat : 

6). Mad
Bacaan Mad menurut bahasa artinya tambahan. Menurut istilah artinya memanjangkan suara sewaktu membaca huruf mad jika bertemu dengan hamzah atau sukun. Huruf mad ada 3, yaitu: alif, wawu dan ya.
Syarat bacaan mad adalah: huruf sebelum wawu berbaris dhammah, sebelum ya berbaris kasrah dan sebelum alif berbaris fathah. Jika huruf yang sebelum ya atau wau sukun itu berbaris fathah, tidak disebut huruf mad, akan tetapi disebut huruf layin. 
Bacaan Mad dibagi dua yaitu :
a). Mad Thabi'i atau Mad Asli
Mad Thabi'i atau Mad Asli yaitu apabila ada huruf yang setelah mad bukan huruf hamzah atau sukun.Dinamakan thabi'i karena mad tersebut merupakan sesuatu yang thabi'i (alami) kadarnya tidak kurang dan tid ak lebih. Aturan membacany panjang 2 harakat.

C.DOWNLOAD JUDUL PTK PAI SD TERBARU DOC

BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian merupakan suatu proses yang panjang. Ia berawal pada minat untuk mengetahui fenomena tertentu dan selanjutnya berkembang menjadi gagasan, teori, konseptualisasi, pemilihan metode penelitian yang sesuai, dan seterusnya. Metode penelitian merupakan upaya yang dilakukan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran dari suatu pengetahuan dengan menberi bukti yang nyata akan kebenaran dengan menempuh cara-cara tertentu yang bersifat ilmiah, sistematis dan logis untuk mencapai hasil yang di harapkan.
Dalam penelitian ini menggunakan metode yang meliputi penetapan-penetapan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data penelitian, dan analisis data penelitian.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins, 1993:44).
B. Subyek dan Obyek Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat 2 subjek penelitian, yaitu: subyek pelaku tindakan dan subyek penerima tindakan .
1. Subyek pelaku tindakan yaitu peneliti, dan kolaborator yang bernama 
Dra Azizah.
2. Subyek Penerima tindakan yaitu 31 siswa Kelas VI SDN ...........
Sedangkan Obyek penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kafirun menggunakan media audio visual (LCD) pada siswa kelas VI semester II SDN .......... tahun pelajaran 2014/2015.

C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di SDN 1 ............ Peneliti mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi peneliti.
2. Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan peneliti menentukan menggunakan waktu penelitian selama 1 bulan, yaitu Bulan Mei 2015. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut pada tahun 2015.
D. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel penelitian ini untuk variabel bebas atau variabel pengaruh yaitu penggunaan media Audio visual dan variabel terikat atau variabel terpengaruh yaitu prestasi belajar pendidikan agama Islam materi pokok membaca QS. Al-Kafirun. Variabel bebas (variabel pengaruh) adalah variabel independent yang memungkinkan munculnya variabel-variabel lain, sedangkan variabel terikat (variabel terpengaruh) adalah variabel dependent yang merupakan akibat dari variabel bebas (Arnadi Arkan, 2008: 4).

E. Metode Penyusunan Instrumen
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada tiap siklus dibuat berdasarkan format yang disyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di dalam RPP tertuang skenario pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan materi pokok membaca QS. Al-Kafirun dengan menggunakan media audio visual.
2. Tes
Tes yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dengan menggunakan media audio visual adalah berupa soal-soal yang membutuhkan j awaban li san tentang membaca QS. Al -Kafirun.
3. Instrumen Pengamatan
Instrumen pengamatan disusun dengan indikator-indikator yang bisa mengukur keberhasi lan media audio visual pada pokok bahasan membaca QS. Al-Kafirun. Dalam hal ini terutama untuk mengukur selama proses pelaksanaan pembelajaran.
4. Rencana Penelitian Tindakan Kelas
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan soal tes akhir pembelajaran tiap siklus. Proses penyusunannya melalui tahapan sebagai berikut:
a. Peneliti mengumpulkan bahan dan materi dari berbagai sumber, antara lain buku-buku pelajaran yang digunakan di satuan pendidikan, ataupun internet untuk dibuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan soal tes.
b. Peneliti mengkonsultasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang masih mentah tersebut dengan guru mitra selaku kolaborator untuk memperbaikinya, sehingga menjadi draft yang layak digunakan dalam penelitian.
c. Peneliti melakukan proses akhir yaitu mencetak Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan soal tes tiap akhir siklus tersebut sehingga siap digunakan dalam pembelajaran.
Dalam penelitian ini bertindak sebagai guru adalah peneliti sendiri sebagai guru Pendidikan Agama Islam pada kelas VI SDN 1 ............ untuk menyampaikan pembelajaran, sedangkan kolaborator adalah salah satu Guru Pendidikan Agama Islam juga di SDN ............ yang kesehariannya mengajar pada kelas yang lain. Panduan diselenggarakan secara kolaboratif-partisipatif antara peneliti dengan kolaborator.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus ditambah dengan pra siklus yang diadakan sebelum siklus 1 dan 2 dilakukan. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui: 
5. Rencana Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyiapkan kegiatan yang dirancang dengan Penelitian Tindakan Kelas. Kegiatan diterapkan dalam upaya menumbuhkan semangat dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran sebagai langkah dapat tercapainya Kompetensi Dasar yang diharapkan. Tahapan langkah disusun dalam 2 si klus penelitian yaitu si klus 1 dan 2.
Pra siklus juga dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang belum menggunakan media audio visul, untuk membandingkan hasil belajar yang diperoleh setelah menggunakan media audio visual pada siklus 1 dan 2.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam penelitian ini:
a. Pra Siklus
Peneliti mengadakan kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Materi Pokok Membaca QS. Al-Kafirun tanpa media audio visual dan setelah itu peneliti mengadakan evaluasi untuk mengetahui hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan tanpa menggunakan media audio visual.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus ini juga akan diukur dengan indikator penelitian seperti pada siklus 1 dan 2, yaitu membaca dengan lancar, sesuai makhraj, dan tajwidnya. Hal ini dilakukan untuk membandingkan hasil belajar pada siklus 1 dan 2 yang menggunakan media audio visual.
b. Siklus 1
1). Perencanaan Tindakan (Planning)
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan beberapa kegiatan seperti mencari referensi yang berkaitan dengan materi dan media pembelajaran yang akan dijadikan alat untuk menerapkan media audio visual (LCD). Pada tahapan ini peneliti juga melakukan kegiatan¬kegiatan berikut:
a). Pembuatan jadwal penelitian
b). Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c). Penyiapan media audio visual
d). Pembuatan instrumen penilaian
e). Pembuatan lembar pengamatan
f). Pembuatan catatan harian untuk merekam informasi yang diperoleh selama ti ndakan.
2). Tindakan (acting)
Peneliti dengan didampingi kolaborator melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media audio visual pada siklus 1 ini adalah sebagai berikut:
a). Menyiapkan sarana pembelajaran
b). Membuka pembelajaran dengan salam dan doa bersama serta membaca Surat Al-Fatihah sampai dengan dengan Surat Al-‘Asr
c). Melakukan presensi terhadap kehadiran siswa
d). Memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dan tugas yang harus dilakukan oleh siswa secara singkat dan penuh kehangatan, kolaborator sebagai pengamat
e). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual
f). Guru mereview materi tentang membaca QS. Al-Kafirun 
g). Guru mulai mempraktikkan media audio visual pada pokok
bahasan membaca QS. Al-Kafirun. Adapun langkah-langkahnya:
(1). Media audio visual terletak di depan siswa
(2). Guru mulai menghidupkan media audio visual, kemudian mulai mengajarkan materi dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif
i). Guru melakukan evaluasi terhadap materi yang sudah diajarkan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran yang baru disampaikan
j). Menentukan tindak lanjut.
3). Pengamatan
Dalam tahap ini secara kolaboratif antara peneliti dibantu oleh guru mitra mengamati tentang jalannya proses pembelajaran.
Dalam pengamatan ada dua sub pokok bahasan atau dua aspek yang harus diamati yaitu:
a). Pengamatan kualitas pembelajaran
Adapun formatnya adalah sebagai berikut :
B Kemampuan Peserta didik
1.Memahami cara mengajar guru
melalui media Audio visual
2.memahami materi
3.Dapat mengerjakan tugas
Dst.
C Sarana Prasarana
1) Kelengkapan
2) Media audio visual
Pada pengamatan ini, aspek yang diamati adalah tentang
kegiatan guru dan peserta didik selama pembelajaran dengan cara
memberi tanda contreng pada kolom skor ( 1, 2, 3, 4, dan 5 ) sesuai
dengan kemapuan masing-masing, sedangkan maksud dari skor angka
dalam tabel diatas yaitu:
Skor 1 = Sangat kurang Skor 2 = kurang
Skor 3= cukup
Skor 4 = Baik / Mampu
Skor 5 = Sangat Baik / Mampu
b). Pengamatan penguasaan indikator
Adapun formatnya adalah sebagai berikut:

Pada pengamatan ini aspek yang diamati adalah tentang penguasaan indikator, baik sudah tuntas maupun yang belum tuntas, selama pembelajaran degan cara memberi skor pada tiap indikator, skornya adalah sebagai berikut :
Skor 1 = Sangat kurang
Skor 2 = kurang
Skor 3= cukup
Skor 4 = Baik / Mampu
Skor 5 = Sangat Baik / Mampu
4). Refleksi
Hasil tes pada siklus 1 serta data yang didapat dalam pengamatan dianalisis dan dijadikan refleksi, berdasarkan refleksi dan analisis dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus 1 belum berjalan maksimal sesuai dengan yang diharapkan.
Ref leksi yang peneliti laksanakan setelah proses pembelajaran selesai bersama dengan guru mitra. Peneliti dan guru mitra perlu mengadakan ref leksi tentang:
a) Apakah dalam penyampaian materi ketika menggunakan media audio visual bisa diterima oleh peserta didik semuanya?
b) Apakah dalam pembelajaran guru sudah menguasai materi yang diajarkan dengan baik?
c) Apakah dalam penggunaan media audio visual telah sesuai dengan standar kompetensi ?
d) M engoreksi hasi l atau kerja peserta didik
e) Menganalisis indikator-indikator pencapaian yang belum tuntas. 
c. Siklus II
Pelaksanaan Siklus II diampu oleh peneliti pada tanggal 16 s.d 18 Mei 2011 dengan melakukan langkah- langkah sebagai berkut : 
1). Perencanaan ulang
Masalah pokok pada siklus I di kaji kemudian di evaluasi untuk mendapatkan informasi pada bagian yang terdapat kelemahan, sehingga pada siklus II dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan lebih baik lagi. Pada si klus II ini pokok bahasan yang akan diajarkan adalah mengulang materi pada siklus I.
2). Pelaksanaan.
a). Melaksanakan RPP sesuai dengan silabus
b). Menerangkan materi yakni tentang hukum nun mati dan tanwin ketika bertemu huruf hijaiyyah baik mulai dari bacaan : melafalkan surat Al-Kafirun dengan lancar, Melafalkan huruf¬huruf hijaiyah dalam surat Al-Kafirun sesuai makhrajnya, dan membaca surat Al-Kafirun dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid dengan menggunakan media Audio Visual.
c). Guru memperjelas / mempertegas materi yang sedang dipelajari kepada peserta didik.
d). Guru memberikan soal
e). Guru memberikan bimbingan pada peserta didik yang belum menguasai materi yang diajarkan.
3). Pengamatan
Dalam Pengamatan si klus II secara kolaboratif antara peneliti dibantu oleh guru mitra mengamati tentang jalannya proses pembelajaran dibandingkan dengan ketika pelaksanaan dalam siklus I.
Dalam pengamatan siklus II ini ada dua sub pokok bahasan atau dua aspek yang harus diamati yaitu:
a). Pengamatan kualitas pembelajaran
Adapun formatnya adalah sebagai berikut :
Pada pengamatan ini, aspek yang diamati adalah tentang kegiatan guru dan peserta didik selama pembelajaran dengan cara memberi tanda contreng pada kolom skor ( 1, 2, 3, 4, dan 5 ) sesuai dengan kemapuan masing-masing, sedangkan maksud dari skor angka dalam tabel diatas yaitu:
Skor 1 = Sangat kurang
Skor 2 = kurang
Skor 3= cukup
Skor 4 = Baik / Mampu
Skor 5 = Sangat Baik / Mampu
a) Pengamatan penguasaan indikator
Adapun formatnya adalah sebagai berikut:
Tabel 7
Pengamatan Penguasaan Indikator Siklus II
No Nama Peserta didik Indikator / Hasil belajar Ket
Pada pengamatan Siklus II ini aspek yang diamati adalah tentang penguasaan indikator, baik sudah tuntas maupun yang belum tuntas, selama pembelajaran degan cara memberi skor pada tiap indikator, skornya adalah sebagai berikut :
Skor 1 = Sangat kurang
Skor 2 = kurang
Skor 3= cukup
Skor 4 = Baik / Mampu
Skor 5 = Sangat Baik / Mampu
4). Refleksi
Peneliti menganalisis semua tindakan kelas yang telah dilakukan pada siklus I, apabila terjadi kekurangan-kekurangan dan kelemahan maka telah diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II ini didapatkan peningkatan hasil prestasi belajar yang signifikan.Walaupun masih ada beberapa kelemahan yang terjadi, tapi masih pada taraf kewajaran.
Kegiatan ini juga ditujukan untuk mengukur apakah penggunaan media audio visual yang diterapkan dalam tindakan kelas berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kafirun.
F. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Dalam penelitian ini akan meneliti tentang, “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Materi Pokok Membaca QS. Al-Kafirun dengan Menggunakan Media Audio Visual.” Dalam hal ini ada dua instrumen yang perlu dibuat dimana:
1. Variabel pengaruh/bebas (independent) yaitu pengajaran membaca QS. Al 
Kafirun dengan menggunakan media audio visual.
2. Variabel terpengaruh/terikat (dependent) yaitu prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pokok membaca QS. Al-Kafirun dengan indikator: melafalkan dengan benar sesuai dengan tajwid, tartil, dan lancar.
G. Pengumpulan Data Penelitian
Metode pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan observasi, tes, dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Observasi dilakukan di kelas VI SDN 1 Pangkalanbaru semester II tahun pelajaran 2014/2015.
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran, baik dalam siklus I maupun siklus II dan selanjutnya sampai selesainya penelitian tindakan kelas yang direncanakan. Instrumennya berupa lembar observasi yang telah dirancang bersama oleh peneliti dengan kolaborator dalam penelitian ini.
Observasi selain dilakukan oleh guru selaku peneliti juga dibantu oleh teman sejawat (kolaborator). Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar pengamatan untuk siswa dan pengamatan terhadap guru sebagai pengajar yang dilakukan oleh teman sejawat dalam proses pembelajaran.
Sedangkan aspek-aspek yang di observasi antara lain sebagai berikut:
a. Untuk siswa
1). Perhatian siswa terhadap materi pelajaran
2). Keberanian siswa dalam bertanya
3). Semangat siswa dalam mengikuti pelajaran
4). Kesungguhan siswa dalam membaca Al-Quran
5). Keaktifan siswa
b. Untuk guru
1). Penguasaan guru terhadap materi
2). Pengelolaan kelas
3). Penggunaan metode
4). Penggunaan alat peraga
5). Pemberian latihan membaca dengan baik dan benar
6). Pemberian contoh
7). Penggunaan media pembelaj aran
8). Semangat guru dalam mengajar
9). Pemberian motivasi terhadap siswa
10). Penggunaan waktu
2. Tes
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.
Tes dilakukan di kelas VI SDN ............ semester II tahun pelajaran 2014/2015.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa selama proses pembelajaran, baik dalam siklus I maupun siklus II dan selanjutnya sampai selesainya penelitian tindakan kelas yang direncanakan. Instrumennya berupa tes lisan yaitu membaca QS. Al-Kafirun yang telah dirancang bersama oleh peneliti dengan kolaborator dalam penelitian ini.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data daftar nama siswa, nilai ulangan harian siswa, potret kegiatan pembelajaran, serta aktifitas belajar.
H. Teknik Analisis Data
1. Hasil tes membaca QS. Al-Kafirun pada pra siklus dibuat rerata dan dianalisis secara deskriptif. Hasil tes juga dianalisis untuk mengetahui prosentase siswa yang mencapai batas ketuntasan atau/Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
2. Hasil pengamatan peneliti dan kolaborator dianalisis secara deskriptif tentang berbagai kejadian dalam proses pembelajaran
a. Dinyatakan berhasil jika 75%-100% siswa mampu memperoleh nilai standar KKM, yaitu > 75 pada hasil evaluasi yang diadakan setelah PBM
b. Dinyatakan kurang/tidak berhasil jika terdapat kurang dari 75% siswa
memperoleh nilai standar KKM.
c. Dari data nilai tes prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi pokok membaca QS. Al-Kafirun , yang mengacu pada petunjuk penilaian yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Departemen Agama Jawa Tengah (1998), yaitu:
1) Nilai 10 kriteria istimewa
2) Nilai 9 kriteria baik sekali
3) Nilai 8 kriteria baik
4) Nilai 7 kriteria dari lebih dari cukup
5) Nilai 6 kriteria cukup
6) Nilai 5 kriteria hampir cukup
7) Nilai 4 kriteria kurang
8) Nilai 3 kriteria kurang sekali
9) Nilai 2 kriteria buruk
10) Nilai 1 kriteria buruk sekali
3. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari penggunaan media audio visual untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Membaca QS. Al-Kafirun adalah sebagai berikut:
a. Terjadi peningkatan rerata nilai membaca QS. Al-Kafirun dari 74 menjadi lebih dari 74
b. Prosentase siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada hasil belajar membaca QS. Al-Kafirun mencapai > 75%
I. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Berikut ini merupakan jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di kelas VI SDN ........

D.PENELITIAN TINDAKAN KELAS PAI SD KELAS VI DOC

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002. Arif in, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta Pusat, 2009.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Ri neka Ci pta, 1992.
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Departemen Agama Republik Indonesia , Al-Qur'an dan terjemahannya, Bandung: CV Diponegoro, 2000.
Hakim, Thursan, Belajar secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara, 2005. http://www.ilma95.net/tajwid.htm di akses tgl. 1 oktober 2010.
Kholi q, Abdul, Modul Penerapan dan Pengembangan Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Materi Diklat Guru SD Aspek Fiqih (Model “Cooperative Learning”). Jakarta: Departemen Agama RI Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan PUSDIKLAT Tenaga Teknis Keagamaan, 2009.
Lutfi, Ahmad, Pembelajaran Al-Quran & Hadits, Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009.
Mahmud An-najr, Muhammad, Hidayatul Mustafid, Semarang: Pustaka Alawiyah.
Maman Rahman, Penelitian Tindakan Kelas (Dalam Bagan), Semarang: UNNES PRESS, 2008.
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta: L P3ES, 1989.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Sa’d Riyadh, Agar anak mencintai dan hafal Al-Qur’an bagaimana mendidiknya, Kairo: Muassasah Iqro’, 2007, Penerjemah Ahmad hotib LC., Bandung: I rsyad baitussalam , 2007.
Soenarto, Ahmad, Terjemah Hidayatul Must afid, Semarang: Pustaka Al-Alawiyyah, 1991.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2009.
Syams Madyan, Ahmad, Peta Pembelajaran Al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
W.Al-Hafidz, Ahsin, Kamus Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Amzah, 2008.
Wi riaat madj a, Rochi ati, Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.


Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK PAI SD TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.