DOWNLOAD LENGKAP PTK KIMIA SMA KELAS X DOC-Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana penerapan pendekatan keterampilan proses dalam belajar kimia materi pokok reaksi oksidasi reduksi (redoks) siswa Kelas X IPA.1 SMAN .................... tahun ajaran 2014/2015 ?, dan 2) Apakah melalui pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada materi pokok reaksi oksidasi reduksi (redoks) siswa Kelas X IPA.1 SMAN ..................... tahun ajaran 2014/2015 ?. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui penerapan pendekatan keterampilan proses dalam proses belajar kimia di SMAN .............................. dan 2) Untuk meningkatkan hasil belajar kimia di SMAN ...........................dengan pendekatan keterampilan proses.conth ptk kimia sma kelas x doc
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas X IPA.1 SMAN ................. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif persentase. Pengumpulan data menggunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Sedangkan pada aspek afektif maupun psikomotorik, serta keterampilan proses yang dikembangkan menggunakan lembar observasi.Hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II, menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Pada aspek afektif terdapat peningkatan dari 63,40 pada siklus I menjadi 80,00 pada siklus II dan aspek psikomotorik ditunjukkan dengan adanya peningkatan rata-rata dari 63,8 0 pada siklus I menjadi 81,20 pada siklus II. Pada aspek kognitif terdapat peningkatan rata-rata hasil belajar dari 59,45 pada pra siklus menjadi 71,79 pada siklus I dan 84,20 pada siklus II, dengan ketuntasan klasikal sebesar 75,00% pada siklus I dan 95,00% pada siklus II. Sedangkan pada aspek keterampilan proses yang dikembangkan terdapat peningkatan rata-rata dari 63,06 pada siklus I menjadi 77,56 pada siklus II.ptk sma kelas x pdf
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok reaksi oksidasi reduksi. Oleh karena itu, guru mata pelajaran kimia diharapkan dapat menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan pembelajaran sebagai salah satu pendekatan yang dapat membantu siswa dalam penguasaan konsep pada mata pelajaran dan dapat mengembangkan keterampilan¬keterampilan proses yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas
mapel KIMIA SMA yang diberi judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Pada Materi Pokok Reaksi Oksidasi Reduksi ( Redoks ) Siswa Kelas X Ipa.1 Sman ........ Tahun Ajaran 20../20... ". Disini akan di bahas lengkap.
PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK KIMIA SMA KELAS X lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk
bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 0817-283-4988
dengan Format PESAN PTK 054 SMA).
BAB I
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains (dalam arti sempit) sebagai disiplin ilmu terdiri atas physical sciences dan life sciences. Termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, geologi, mineralogi, meteorologi, fisika, dan kimia, sedangkan life sciences meliputi biologi, sosiologi, dan fisiologi. Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam atau fenomena secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan.
Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Peran serta guru dalam pembelajaran sebagai pembimbing dan siswa menemukan sendiri konsep fakta yang akan dipelajarinya sehingga muncul sikap ilmiah siswa. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Proses penemuan sendiri akan lebih bermanfaat bagi siswa sebagai proses dalam menumbuhkan kecakapan akademik siswa.
Oleh karena itu salah satu pendekatan dalam pembelajaran sains adalah menggunakan pendekatan keterampilan proses, sehingga siswa juga dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan serta membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus. Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproseskan perolehan, anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan demikian keterampilan-keterampilan itu menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta pertumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai.6 Seluruh irama gerak atau tindakan dalam proses belajar-mengajar seperti ini akan menciptakan kondisi cara belajar siswa aktif.
Dalam mewujudkan peserta didik aktif, maka perlu adanya aktivitas belajar. Aktivitas belajar ini dapat terwujud jika peserta didik dihadapkan pada masalah. Muh. Ali menyatakan bahwa siswa harus dituntut untuk berupaya melakukan pemecahan masalah. Setiap peserta didik yang menyelesaikan pemecahan masalah maka akan mendapatkan suatu perubahan atau pengalaman belajar dalam aktivitas belajar yang biasa dinamakan hasil belajar.ptk fisika sma kelas x terbaru
Hakikat belajar sains tentu saja tidak cukup sekedar mengingat dan memahami konsep yang ditemukan oleh ilmuwan. Akan tetapi yang sangat penting adalah pembiasaan perilaku ilmuwan dalam menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaan dan penelitian ilmiah. Proses penemuan konsep yang melibatkan keterampilan-keterampilan yang mendasar melalui percobaan ilmiah dapat ditingkatkan dan dilaksanakan melalui kegiatan laboratorium.
Mata pelajaran kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam atau sains (physical sciences) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Sehingga sains bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses penemuan yang dimaksud bukan berarti siswa mengungkapkan penemuan baru, melainkan pengetahuan yang saat ini belum diketahui.
Berdasarkan observasi awal dan keterangan yang diperoleh dari guru pengampu mata pelajaran Kimia di SMAN...........diperoleh informasi bahwa aktivitas dan hasil belajar peserta didik di SMAN .............. masih rendah. Secara umum aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran kimia masih dibawah rata-rata, khususnya pada materi reaksi oksidasi-reduksi (Redoks). Hal ini disebabkan karena pembelajaran kimia di SMAN .................... masih sering menggunakan metode ceramah dan latihan mengerjakan soal-soal dengan cepat tanpa memahami konsep secara mendalam, sehingga aktivitas belajar siswa kurang, siswa juga kurang mengembangkan keterampilan proses sainsnya untuk menemukan konsep, dan mengembangkan pengetahuannya, serta kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang dipelajarinya dalam memecahkan permasalahan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran seperti ini berdampak pada situasi kelas menjadi pasif, pembelajaran membosankan dan pembelajaran menjadi tidak bermakna karena peserta didik tidak terbawa dalam pengalaman pembelajarannya dan menyebabkan siswa kurang aktif sehingga berpengaruh pada aktivitas dan penguasaan konsep masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata nilai ulangan harian yang masih di bawah standar ketuntasan belajar yaitu sebesar 59,45 dan ini masih jauh dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) di SMAN ............... sebesar 65. Dalam kehidupan sehari-hari penguasaan konsep kimia sangat dibutuhkan untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, maka diperlukan suatu terobosan yang mampu membantu siswa dalam meningkatkan aktivitas dan menguasai konsep kimia sehingga hasil belajar kimia dapat ditingkatkan.
Pendekatan keterampilan proses menekankan pada siswa belajar dan mengelola perolehannya, sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat dipahami dan dapat dipakai sebagai bekal untuk memenuhi kehidupan dalam masyarakat. Selain itu, pendekatan keterampilan proses mempunyai tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang dapat melatih kemampuan¬kemampuan intelektual dan merangsang keingintahuan serta dapat memotivasi kemampuan siswa untuk meningkatkan pengetahuan yang baru diperoleh serta mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi pada diri siswa.
Dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan keterampilan proses, siswa akan lebih memahami konsep yang sebenarnya karena mereka menggunakan pendekatan keterampilan proses yang mereka miliki untuk menemukan konsep dan prinsip. Materi reaksi oksidasi reduksi merupakan salah konsep yang harus dikuasai oleh siswa Kelas X IPA.1 semester II. Dalam materi ini siswa sering kali mengalami kesulitan, karena materi ini terdapat konsep yang abstrak dan sulit dipahami siswa.contoh judul judul ptk kurtilas
Konsep kimia yang dianggap rumit dan abstrak akan lebih mudah dipahami siswa dengan pembelajaran yang menerapkan pendekatan keterampilan proses dengan kegiatan praktikum. Karena konsep-konsep yang rumit dan dianggap abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret, contoh yang wajar sesuai dengan kondisi yang dihadapi, dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik dan penanganan benda-benda yang benar-benar nyata, akan menghasilkan pengetahuan yang mudah untuk diingat dan tahan lama. Dengan penerapan pembelajaran tersebut dalam materi pokok reaksi oksidasi reduksi diharapkan akan membantu siswa untuk menguasai konsep reaksi oksidasi, sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat.
Oleh karena itu pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses perlu dilaksanakan di SMAN 1 ............... yang melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan percobaan di laboratorium. Pendekatan keterampilan proses memungkinkan siswa dapat menumbuhkan sikap ilmiah untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang mendasar, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. Dengan demikian hasil belajar yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai tuntutan kompetensi kurikulum yang dikembangkan saat ini akan tercapai.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian tentang upaya meningkatkan hasil belajar kimia melalui pendekatan keterampilan proses pada materi pokok reaksi oksidasi reduksi (redoks) siswa Kelas X IPA.1 SMAN ................................ tahun ajaran 2014/2015.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah
dalam pembelajaran kimia di SMAN ............................... adalah sebagai berikut:
1. Guru belum menerapkan pendekatan pembelajaran yang mengarah ke suatu kegiatan laboratorium yang mengarahkan siswa dalam proses penyelidikan untuk mendapatkan pengetahuan baru, menumbuhkan sikap ilmiah dan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang mendasar, sehingga dalam proses pembelajaran siswa tidak dapat memahami konsep yang dipelajarinya.
2. Rendahnya hasil belajar peserta didik masih dibawah KKM sehingga perlu ditingkatkan.
C. PEMBATASAN MASALAH
Dari identifikasi masalah di atas peneliti membatasi sasaran penelitian pada peningkatan hasil belajar siswa SMAN...........Kelas X IPA.1 semester genap pada materi pokok reaksi oksidasi reduksi tahun ajaran 2014/2015.
Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul sebagai berikut:
1. Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai siswa melalui proses belajar yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi siswa dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.. Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Hasil belajar adalah kemampuan¬kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum.Pada penilaian hasil belajar yang diukur adalah berupa nilai akhir atau nilai test formatif yang diperoleh peserta didik pada tiap siklusnya.
2. Pendekatan keterampilan proses adalah wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Keterampilan proses sains meliputi: mengamati, menggolongkan atau mengklasifikasikan, menafsirkan (menginterpretasikan), meramalkan (memprediksi), menerapkan, merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan.
3. Reaksi reduksi oksidasi (redoks) merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran kimia Kelas X IPA.1 semester genap Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Materi reaksi redoks ini meliputi: perkembangan konsep reaksi oksidasi dan reduksi, bilangan oksidasi dalam senyawa atau ion, tata nama menurut IUPAC dan penerapan konsep redoks dalam kehidupan sehari-hari.
D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka perumusan masalah dari skripsi ini adalah:
1. Bagaimana penerapan pendekatan keterampilan proses dalam belajar kimia materi pokok reaksi oksidasi reduksi (redoks) siswa Kelas X IPA.1 SMAN ................ tahun ajaran 2014/2015?
2. Apakah melalui pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada materi pokok reaksi oksidasi reduksi (redoks) siswa Kelas X IPA.1 SMAN ................. tahun ajaran 2014/2015?
BAB II
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian belajar
Belajar sebagai aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia juga menganjurkan manusia untuk selalu melakukan kegiatan belajar. Kendati tidak ada ajaran agama yang secara detail membahas tentang belajar, namun setiap ajaran agama, baik secara eksplisit maupun implisit, telah menyinggung bahwa belajar adalah aktivitas yang dapat memberikan kebaikan kepada manusia. Aktivitas belajar ini sangat berkaitan dengan proses pencarian ilmu. Islam sangat menekankan terhadap pentingnya ilmu.
Para ahli telah menjelaskan pengertian belajar dengan mengemukakan rumusan atau definisi menurut sudut pandang masing-masing, baik bentuk rumusan maupun aspek-aspek yang ditekankan dalam belajar. Namun perlu diketahui bahwa di samping perbedaan terdapat pula persamaan di antaranya belajar adalah hal yang menyenangkan.proposal ptk sma terbaru
Menurut Cronbach mengartikan belajar dengan “learning is shown by change in behavior as a result of experiences”. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar menurut Clifford T. Morgan: learning may be defined as any relatively permanent change in behavior which occur as a result of experience or practice.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, baik itu mengarah kepada yang lebih baik atau pun yang kurang baik, dan direncanakan ataupun tidak.
Hal lain yang juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.5 Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
Dari beberapa definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri-ciri belajar yaitu:
1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar;
2. Perubahan perilaku relatif permanen. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah.
3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial;
4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman;
5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Selain itu, belajar yang memiliki cakupan yang begitu luas dan komprehensip memiliki prinsip-prinsip belajar, antara lain:
a. Dalam belajar peserta didik harus diusahakan berpartisipasi aktif meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional,
b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga peserta didik mudah menangkap pengertiannya,
c. Belajar harus dapat menumbuhkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional,
d. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya,
e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.
2. Hasil belajar
a. Pengertian hasil belajar
Apabila berbicara tentang hasil belajar, maka tidak lepas dari pembicaraan tentang kegiatan atau pelaksanaan belajar, mengingat proses belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting. Akan tetapi sering kali guru dihadapkan pada permasalahan yang mengganggu pembelajaran. Semua permasalahan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar haruslah dapat menunjukkan sampai dimana tercapaianya tingkat keberhasilan suatu tujuan dalam proses belajar mengajar.
Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu: hasil dan belajar. Hasil berarti: sesuatu yang diadakan oleh usaha-usaha, sedangkan pengertian belajar adalah merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dengan demikian hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Kemampuan di sini adalah mampu memahami suatu ilmu pengetahuan yang didapat dari lingkungan atau orang lain seperti halnya guru.
Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum.
Dari berbagai pengertian hasil belajar di atas dapat kita simpulkan bahwa perbuatan dan hasil belajar dapat dimanifestasikan dalam wujud: 1) pertambahan materi pengetahuan yang berupa fakta; informasi, prinsip atau hukum atau kaidah prosedur atau pola kerja atau teori sistem nilai-nilai dan sebagainya; 2) Penguasaan pola-pola perilaku kognitif (pengamatan) proses berfikir, mengingat atau mengenai kembali, perilaku afektif (sikap-sikap apresiasi, penghayatan, dan sebagainya), prilaku psikomotorik (keterampilan¬keterampilan psikomotorik) termasuk yang bersifat ekpresif; 3) Perubahan dalam sifat-sifat kepribadian yang baik.
b. Aspek-aspek hasil belajar
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotor (kemampuan atau keterampilan bertindak ataupun berperilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus tampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut, harus dipandang sebagai hasil belajar siswa dari proses pembelajaran. Hasil belajar tersebut nampak dalam perubahan tingkah laku, secara teknik dirumuskan dalam sebuah pernyataan verbal melalui tujuan pengajaran (tujuan instruksional). Dengan perkataan lain rumusan tujuan pengajaran berisikan hasil belajar yang diharapkan dikuasai siswa yang mencakup ketiga aspek tersebut.
Berikut ini dikemukakan unsur- unsur yang terdapat dalam ketiga aspek hasil belajar tersebut.
1. Aspek hasil belajar bidang kognitif
Aspek hasil belajar bidang kognitif meliputi pengetahuan hafalan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (application), analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Aspek hasil belajar bidang afektif
Aspek hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti atensi atau perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan lain-lain.
Ada beberapa tingkatan aspek afektif sebagai tujuan dan aspek hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkatan yang kompleks yaitu:
a) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah, situasi, gejala.
b) Responding atau jawaban. Yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
c) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gej ala atau stimulus tadi.
d) Organisasi, yakni pengembangan nilai sebagai suatu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai yang telah dimilikinya.
e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
3. Aspek hasil belajar bidang psikomotor
Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu (seseorang). Ada 6 tingkatan keterampilan yakni:
a) Gerakan refleks ( ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar)
b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
c) Kemampuan perseptual termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain.
d) Dan kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, ketepatan.
e) Gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada ketrampilan yang kompleks.
f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non diskursif (hubungan tanpa bahasa, melainkan melalui gerakan).
BAB III
A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN ................., yang beralamat di jalan raya ........... Kecamatan ........... dan pelaksanaan penelitian di mulai pada tanggal ..................
B. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa SMAN ................. Kelas X IPA.1 dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang, yang terdiri dari 7 putra dan 13 putri.
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering di sebut Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.2 Karakteristik penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1. An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru akan kinerjanya).
2. Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian).
3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.
4. Tujuannya memperbaiki pembelajaran.
Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Di samping itu PTK juga bertujuan untuk:
a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran di kelas.
b. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran di kelas, khususnya layanan kepada peserta didik.
c. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan tindakan dalam pembelajaran yang direncanakan di kelas.
d. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan pengkajian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Adapun manfaat penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran adalah :
a. Untuk mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran.
b. Merupakan upaya mengembangkan kurikulum di tingkat kelas.
c. Untuk meningkatkan profesionalisme guru, melalui upaya penelitian
yang dilakukan.
Penelitian ini merupakan kolaborasi, dimana guru bertugas melakukan tindakan dan peneliti melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas diperlukan lebih dari satu siklus atau minimal dua siklus. Karena siklus-siklus dalam PTK saling terkait dan berkelanjutan. Masing-masing siklus mencakup empat tahap kegiatan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Tahap-tahap yang ditempuh pada setiap siklus ditunjukkan oleh gambar 3.2 dan dapat dijelaskan sebagai berikut:contoh ptk fisika sma doc
1) Siklus I
Pendekatan keterampilan proses diterapkan pertama kali pada pembelajaran mengenai konsep redoks yang meliputi: konsep pengikatan oksigen, pengikatan elektron, dan konsep bilangan oksidasi pada siklus I. Siklus ini dilaksanakan selama 4 jam pelajaran atau 2 kali pertemuan termasuk di dalamnya pelaksanaan test hasil belajar untuk pokok bahasan Konsep oksidasi dan reduksi dan Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion. Berikut ini adalah penjelasan mengenai kegiatan pada tahap perencanaan, perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi pada siklus I:
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut:ptk sma kelas x doc
1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah dan analisis masalah pembelajaran kimia di SMAN 1 ................ melalui wawancara dengan guru kimia, menganalisis hasil belajar siswa.
2. Berkolaborasi dengan guru untuk menentukan tindakan perbaikan atas permasalahan yang teridentifikasi yaitu dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan praktikum sebagai solusi pemecahan, membuat skenario pembelajaran yang meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pendekatan ketrampilan proses di dalamnya.
3. Menyiapkan lembar observasi keterampilan proses siswa untuk mengamati kegiatan siswa pada saat pembelajaran.
4. Menyiapkan lembar observasi untuk penilaian afektif dan psikomotorik siswa.
5. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) sebagai petunjuk dan penuntun pelaksanaan kegiatan praktikum lembar kerja siswa
dan mengecek alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan.
6. Pengelompokan siswa menjadi 4 kelompok, dengan anggota per kelompok 5 orang siswa.
7. Menyusun alat evaluasi berupa soal uraian untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan keterampilan proses dalam prose pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini adalah melakukan kegiatan pembelajaran kimia dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses pada materi pokok reaksi oksidasi reduksi dengan langkah-langkah yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh peneliti dan guru kimia.
c. Observasi
Pada tahap ini, observer/pengamat melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses untuk mengetahui kemampuan afektif dan psikomotorik siswa serta keterampilan proses siswa dengan menggunakan lembar observasi. Aspek afektif meliputi: bekerjasama dalam kelompok, kejujuran, memperhatikan pelajaran, kedisiplinan dan menghargai pendapat orang lain. Aspek psikomotorik meliputi; menyiapkan alat dan bahan, merangkai alat, melakukan percobaan, merapikan kembali alat dan bahan dan mengkomunikasikan data hasil percobaan. Sedangkan pada keterampilan proses yang dikembangkan meliputi: observasi, membuat hipotesis, merencanakan penelitian (eksperimen), menginterpretasikan data, membuat kesimpulan, memprediksi, menerapkan konsep dan mengkomunikasikan.
d. Analisis dan Refleksi
Setelah pelaksanaan tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dilakukan analisis tes hasil belajar siswa untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kimia pada siswa. Hasil analisis tes yang diperoleh serta kendala-kendala yang ditemui selama pelaksanaan tindakan serta catatan-catatan digunakan sebagai bahan refleksi untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti. Hasil refleksi kegiatan digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilam proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Segala kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I merupakan acuan untuk merencanakan pembelajaran siklus berikutnya. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi
2) Siklus II
Siklus ini dilaksanakan selama 4 jam pelajaran dengan materi Tata nama menurut IUPAC dan Aplikasi redoks dalam kehidupan sehari-hari. Serupa dengan siklus I, siklus II terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan setiap tahap pada siklus ini sama dengan pelaksanaan setiap tahap siklus pada siklus I. Letak perbedaannya hanya pada materi yang diajarkan.
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2002
Akib, Zaenal, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV Yrama Widya, 2008, Cetakan pertama
Ali, Muhammad, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo offset, 2004, Cet. XII
, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1995
Arikunto,Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, Cet. 7
, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Yogyakarta : Rineka Cipta, 2002
Ariyanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Rangka KBK Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Pada Pembelajaran Optika Geometri Pada Siswa Kelas X IPA.1 SMA Negeri 1 Cepu Tahun Ajaran 2005/2006, ...........: Perpustakaan UNNES, 2006
Baharuddin dan Esa Nurwahyuni, Teori Belajar dan pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014, Cet 2
Budiningsih, Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, Cet. 1
Chang, Raymond, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2005, Edisi Ketiga
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta: CV. Darus Sunnah, 2007, Edisi Tahun 2002
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2014, Cet. 4
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, Edisi 2
, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, Cet. 2
Dwi Lestari, Indri, Pendekatan Keterampilan Proses dalam Kegiatan Praktikum Berbasis Inkuiri Sub Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya sebagai Upaya
Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Kelas VIII SMP 3 Mojosongo tahun 2006/2007, ...........: Perpustakaan UNNES, 2007
Hadi, Amirul dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet. 8
Justiana, Sandri dan Muhtaridi, Chemistry 1 For Senior High School Year X, Jakarta: Yudhistira, 2014, Cet. 1
Makmun, Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002
Mudhofir, Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986
Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik dan Implementasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005
, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, Cet ke 7
Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999 Pratana, Crys Fajar, dkk, Kimia Dasar 2, Yogyakarta: Jica, 2003, Edisi Revisi
Pratisa, Artisa (4401406520), Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Reaksi Oksidasi Reduksi Siswa Kelas X IPA.1 SMA Negeri 1 Cepu Tahun Ajaran 2014/2015, ...........: Perpustakaan UNNES, 2015.
Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000, Cet. 9
, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA terpadu, Jakarta Pusat: Depdiknas
Semiawan, Conny, Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, Cet. 4
Sofyatiningrum,Ety, dkk, Sains Kimia 1 SMA/MA, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, Cet. 1
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar dan Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2008
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004
Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas CONTOH PTK KIMIA SMA TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
A.CONTOH TERBARU PTK KIMIA SMA DOC KELAS X
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains (dalam arti sempit) sebagai disiplin ilmu terdiri atas physical sciences dan life sciences. Termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, geologi, mineralogi, meteorologi, fisika, dan kimia, sedangkan life sciences meliputi biologi, sosiologi, dan fisiologi. Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam atau fenomena secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan.
Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Peran serta guru dalam pembelajaran sebagai pembimbing dan siswa menemukan sendiri konsep fakta yang akan dipelajarinya sehingga muncul sikap ilmiah siswa. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Proses penemuan sendiri akan lebih bermanfaat bagi siswa sebagai proses dalam menumbuhkan kecakapan akademik siswa.
Oleh karena itu salah satu pendekatan dalam pembelajaran sains adalah menggunakan pendekatan keterampilan proses, sehingga siswa juga dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan serta membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus. Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproseskan perolehan, anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan demikian keterampilan-keterampilan itu menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta pertumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai.6 Seluruh irama gerak atau tindakan dalam proses belajar-mengajar seperti ini akan menciptakan kondisi cara belajar siswa aktif.
Dalam mewujudkan peserta didik aktif, maka perlu adanya aktivitas belajar. Aktivitas belajar ini dapat terwujud jika peserta didik dihadapkan pada masalah. Muh. Ali menyatakan bahwa siswa harus dituntut untuk berupaya melakukan pemecahan masalah. Setiap peserta didik yang menyelesaikan pemecahan masalah maka akan mendapatkan suatu perubahan atau pengalaman belajar dalam aktivitas belajar yang biasa dinamakan hasil belajar.ptk fisika sma kelas x terbaru
Hakikat belajar sains tentu saja tidak cukup sekedar mengingat dan memahami konsep yang ditemukan oleh ilmuwan. Akan tetapi yang sangat penting adalah pembiasaan perilaku ilmuwan dalam menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaan dan penelitian ilmiah. Proses penemuan konsep yang melibatkan keterampilan-keterampilan yang mendasar melalui percobaan ilmiah dapat ditingkatkan dan dilaksanakan melalui kegiatan laboratorium.
Mata pelajaran kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam atau sains (physical sciences) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Sehingga sains bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses penemuan yang dimaksud bukan berarti siswa mengungkapkan penemuan baru, melainkan pengetahuan yang saat ini belum diketahui.
Berdasarkan observasi awal dan keterangan yang diperoleh dari guru pengampu mata pelajaran Kimia di SMAN...........diperoleh informasi bahwa aktivitas dan hasil belajar peserta didik di SMAN .............. masih rendah. Secara umum aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran kimia masih dibawah rata-rata, khususnya pada materi reaksi oksidasi-reduksi (Redoks). Hal ini disebabkan karena pembelajaran kimia di SMAN .................... masih sering menggunakan metode ceramah dan latihan mengerjakan soal-soal dengan cepat tanpa memahami konsep secara mendalam, sehingga aktivitas belajar siswa kurang, siswa juga kurang mengembangkan keterampilan proses sainsnya untuk menemukan konsep, dan mengembangkan pengetahuannya, serta kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya untuk mengaplikasikan konsep-konsep yang dipelajarinya dalam memecahkan permasalahan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran seperti ini berdampak pada situasi kelas menjadi pasif, pembelajaran membosankan dan pembelajaran menjadi tidak bermakna karena peserta didik tidak terbawa dalam pengalaman pembelajarannya dan menyebabkan siswa kurang aktif sehingga berpengaruh pada aktivitas dan penguasaan konsep masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata nilai ulangan harian yang masih di bawah standar ketuntasan belajar yaitu sebesar 59,45 dan ini masih jauh dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) di SMAN ............... sebesar 65. Dalam kehidupan sehari-hari penguasaan konsep kimia sangat dibutuhkan untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, maka diperlukan suatu terobosan yang mampu membantu siswa dalam meningkatkan aktivitas dan menguasai konsep kimia sehingga hasil belajar kimia dapat ditingkatkan.
Pendekatan keterampilan proses menekankan pada siswa belajar dan mengelola perolehannya, sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat dipahami dan dapat dipakai sebagai bekal untuk memenuhi kehidupan dalam masyarakat. Selain itu, pendekatan keterampilan proses mempunyai tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang dapat melatih kemampuan¬kemampuan intelektual dan merangsang keingintahuan serta dapat memotivasi kemampuan siswa untuk meningkatkan pengetahuan yang baru diperoleh serta mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi pada diri siswa.
Dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan keterampilan proses, siswa akan lebih memahami konsep yang sebenarnya karena mereka menggunakan pendekatan keterampilan proses yang mereka miliki untuk menemukan konsep dan prinsip. Materi reaksi oksidasi reduksi merupakan salah konsep yang harus dikuasai oleh siswa Kelas X IPA.1 semester II. Dalam materi ini siswa sering kali mengalami kesulitan, karena materi ini terdapat konsep yang abstrak dan sulit dipahami siswa.contoh judul judul ptk kurtilas
Konsep kimia yang dianggap rumit dan abstrak akan lebih mudah dipahami siswa dengan pembelajaran yang menerapkan pendekatan keterampilan proses dengan kegiatan praktikum. Karena konsep-konsep yang rumit dan dianggap abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret, contoh yang wajar sesuai dengan kondisi yang dihadapi, dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik dan penanganan benda-benda yang benar-benar nyata, akan menghasilkan pengetahuan yang mudah untuk diingat dan tahan lama. Dengan penerapan pembelajaran tersebut dalam materi pokok reaksi oksidasi reduksi diharapkan akan membantu siswa untuk menguasai konsep reaksi oksidasi, sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat.
Oleh karena itu pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses perlu dilaksanakan di SMAN 1 ............... yang melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan percobaan di laboratorium. Pendekatan keterampilan proses memungkinkan siswa dapat menumbuhkan sikap ilmiah untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang mendasar, sehingga dalam proses pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. Dengan demikian hasil belajar yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai tuntutan kompetensi kurikulum yang dikembangkan saat ini akan tercapai.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian tentang upaya meningkatkan hasil belajar kimia melalui pendekatan keterampilan proses pada materi pokok reaksi oksidasi reduksi (redoks) siswa Kelas X IPA.1 SMAN ................................ tahun ajaran 2014/2015.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah
dalam pembelajaran kimia di SMAN ............................... adalah sebagai berikut:
1. Guru belum menerapkan pendekatan pembelajaran yang mengarah ke suatu kegiatan laboratorium yang mengarahkan siswa dalam proses penyelidikan untuk mendapatkan pengetahuan baru, menumbuhkan sikap ilmiah dan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang mendasar, sehingga dalam proses pembelajaran siswa tidak dapat memahami konsep yang dipelajarinya.
2. Rendahnya hasil belajar peserta didik masih dibawah KKM sehingga perlu ditingkatkan.
C. PEMBATASAN MASALAH
Dari identifikasi masalah di atas peneliti membatasi sasaran penelitian pada peningkatan hasil belajar siswa SMAN...........Kelas X IPA.1 semester genap pada materi pokok reaksi oksidasi reduksi tahun ajaran 2014/2015.
Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul sebagai berikut:
1. Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai siswa melalui proses belajar yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi siswa dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.. Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Hasil belajar adalah kemampuan¬kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum.Pada penilaian hasil belajar yang diukur adalah berupa nilai akhir atau nilai test formatif yang diperoleh peserta didik pada tiap siklusnya.
2. Pendekatan keterampilan proses adalah wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Keterampilan proses sains meliputi: mengamati, menggolongkan atau mengklasifikasikan, menafsirkan (menginterpretasikan), meramalkan (memprediksi), menerapkan, merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan.
3. Reaksi reduksi oksidasi (redoks) merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran kimia Kelas X IPA.1 semester genap Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Materi reaksi redoks ini meliputi: perkembangan konsep reaksi oksidasi dan reduksi, bilangan oksidasi dalam senyawa atau ion, tata nama menurut IUPAC dan penerapan konsep redoks dalam kehidupan sehari-hari.
D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka perumusan masalah dari skripsi ini adalah:
1. Bagaimana penerapan pendekatan keterampilan proses dalam belajar kimia materi pokok reaksi oksidasi reduksi (redoks) siswa Kelas X IPA.1 SMAN ................ tahun ajaran 2014/2015?
2. Apakah melalui pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada materi pokok reaksi oksidasi reduksi (redoks) siswa Kelas X IPA.1 SMAN ................. tahun ajaran 2014/2015?
B.CONTOH LENGKAP PTK SMA KURTILAS TERBARU
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian belajar
Belajar sebagai aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia juga menganjurkan manusia untuk selalu melakukan kegiatan belajar. Kendati tidak ada ajaran agama yang secara detail membahas tentang belajar, namun setiap ajaran agama, baik secara eksplisit maupun implisit, telah menyinggung bahwa belajar adalah aktivitas yang dapat memberikan kebaikan kepada manusia. Aktivitas belajar ini sangat berkaitan dengan proses pencarian ilmu. Islam sangat menekankan terhadap pentingnya ilmu.
Para ahli telah menjelaskan pengertian belajar dengan mengemukakan rumusan atau definisi menurut sudut pandang masing-masing, baik bentuk rumusan maupun aspek-aspek yang ditekankan dalam belajar. Namun perlu diketahui bahwa di samping perbedaan terdapat pula persamaan di antaranya belajar adalah hal yang menyenangkan.proposal ptk sma terbaru
Menurut Cronbach mengartikan belajar dengan “learning is shown by change in behavior as a result of experiences”. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar menurut Clifford T. Morgan: learning may be defined as any relatively permanent change in behavior which occur as a result of experience or practice.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, baik itu mengarah kepada yang lebih baik atau pun yang kurang baik, dan direncanakan ataupun tidak.
Hal lain yang juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.5 Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
Dari beberapa definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri-ciri belajar yaitu:
1. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar;
2. Perubahan perilaku relatif permanen. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah.
3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial;
4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman;
5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Selain itu, belajar yang memiliki cakupan yang begitu luas dan komprehensip memiliki prinsip-prinsip belajar, antara lain:
a. Dalam belajar peserta didik harus diusahakan berpartisipasi aktif meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional,
b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga peserta didik mudah menangkap pengertiannya,
c. Belajar harus dapat menumbuhkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional,
d. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya,
e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.
2. Hasil belajar
a. Pengertian hasil belajar
Apabila berbicara tentang hasil belajar, maka tidak lepas dari pembicaraan tentang kegiatan atau pelaksanaan belajar, mengingat proses belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting. Akan tetapi sering kali guru dihadapkan pada permasalahan yang mengganggu pembelajaran. Semua permasalahan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar haruslah dapat menunjukkan sampai dimana tercapaianya tingkat keberhasilan suatu tujuan dalam proses belajar mengajar.
Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu: hasil dan belajar. Hasil berarti: sesuatu yang diadakan oleh usaha-usaha, sedangkan pengertian belajar adalah merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dengan demikian hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Kemampuan di sini adalah mampu memahami suatu ilmu pengetahuan yang didapat dari lingkungan atau orang lain seperti halnya guru.
Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum.
Dari berbagai pengertian hasil belajar di atas dapat kita simpulkan bahwa perbuatan dan hasil belajar dapat dimanifestasikan dalam wujud: 1) pertambahan materi pengetahuan yang berupa fakta; informasi, prinsip atau hukum atau kaidah prosedur atau pola kerja atau teori sistem nilai-nilai dan sebagainya; 2) Penguasaan pola-pola perilaku kognitif (pengamatan) proses berfikir, mengingat atau mengenai kembali, perilaku afektif (sikap-sikap apresiasi, penghayatan, dan sebagainya), prilaku psikomotorik (keterampilan¬keterampilan psikomotorik) termasuk yang bersifat ekpresif; 3) Perubahan dalam sifat-sifat kepribadian yang baik.
b. Aspek-aspek hasil belajar
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotor (kemampuan atau keterampilan bertindak ataupun berperilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus tampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut, harus dipandang sebagai hasil belajar siswa dari proses pembelajaran. Hasil belajar tersebut nampak dalam perubahan tingkah laku, secara teknik dirumuskan dalam sebuah pernyataan verbal melalui tujuan pengajaran (tujuan instruksional). Dengan perkataan lain rumusan tujuan pengajaran berisikan hasil belajar yang diharapkan dikuasai siswa yang mencakup ketiga aspek tersebut.
Berikut ini dikemukakan unsur- unsur yang terdapat dalam ketiga aspek hasil belajar tersebut.
1. Aspek hasil belajar bidang kognitif
Aspek hasil belajar bidang kognitif meliputi pengetahuan hafalan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (application), analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Aspek hasil belajar bidang afektif
Aspek hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti atensi atau perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan lain-lain.
Ada beberapa tingkatan aspek afektif sebagai tujuan dan aspek hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkatan yang kompleks yaitu:
a) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah, situasi, gejala.
b) Responding atau jawaban. Yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
c) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gej ala atau stimulus tadi.
d) Organisasi, yakni pengembangan nilai sebagai suatu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai yang telah dimilikinya.
e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
3. Aspek hasil belajar bidang psikomotor
Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu (seseorang). Ada 6 tingkatan keterampilan yakni:
a) Gerakan refleks ( ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar)
b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
c) Kemampuan perseptual termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain.
d) Dan kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, ketepatan.
e) Gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada ketrampilan yang kompleks.
f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non diskursif (hubungan tanpa bahasa, melainkan melalui gerakan).
C.PTK KURIKULUM 2013 METODE TERBARU SMA KELAS X
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan di SMAN ................., yang beralamat di jalan raya ........... Kecamatan ........... dan pelaksanaan penelitian di mulai pada tanggal ..................
B. SUBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa SMAN ................. Kelas X IPA.1 dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang, yang terdiri dari 7 putra dan 13 putri.
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering di sebut Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.2 Karakteristik penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1. An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru akan kinerjanya).
2. Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian).
3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.
4. Tujuannya memperbaiki pembelajaran.
Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Di samping itu PTK juga bertujuan untuk:
a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran di kelas.
b. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran di kelas, khususnya layanan kepada peserta didik.
c. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan tindakan dalam pembelajaran yang direncanakan di kelas.
d. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan pengkajian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Adapun manfaat penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran adalah :
a. Untuk mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran.
b. Merupakan upaya mengembangkan kurikulum di tingkat kelas.
c. Untuk meningkatkan profesionalisme guru, melalui upaya penelitian
yang dilakukan.
Penelitian ini merupakan kolaborasi, dimana guru bertugas melakukan tindakan dan peneliti melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas diperlukan lebih dari satu siklus atau minimal dua siklus. Karena siklus-siklus dalam PTK saling terkait dan berkelanjutan. Masing-masing siklus mencakup empat tahap kegiatan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Tahap-tahap yang ditempuh pada setiap siklus ditunjukkan oleh gambar 3.2 dan dapat dijelaskan sebagai berikut:contoh ptk fisika sma doc
1) Siklus I
Pendekatan keterampilan proses diterapkan pertama kali pada pembelajaran mengenai konsep redoks yang meliputi: konsep pengikatan oksigen, pengikatan elektron, dan konsep bilangan oksidasi pada siklus I. Siklus ini dilaksanakan selama 4 jam pelajaran atau 2 kali pertemuan termasuk di dalamnya pelaksanaan test hasil belajar untuk pokok bahasan Konsep oksidasi dan reduksi dan Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion. Berikut ini adalah penjelasan mengenai kegiatan pada tahap perencanaan, perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi pada siklus I:
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut:ptk sma kelas x doc
1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah dan analisis masalah pembelajaran kimia di SMAN 1 ................ melalui wawancara dengan guru kimia, menganalisis hasil belajar siswa.
2. Berkolaborasi dengan guru untuk menentukan tindakan perbaikan atas permasalahan yang teridentifikasi yaitu dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan praktikum sebagai solusi pemecahan, membuat skenario pembelajaran yang meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pendekatan ketrampilan proses di dalamnya.
3. Menyiapkan lembar observasi keterampilan proses siswa untuk mengamati kegiatan siswa pada saat pembelajaran.
4. Menyiapkan lembar observasi untuk penilaian afektif dan psikomotorik siswa.
5. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) sebagai petunjuk dan penuntun pelaksanaan kegiatan praktikum lembar kerja siswa
dan mengecek alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan.
6. Pengelompokan siswa menjadi 4 kelompok, dengan anggota per kelompok 5 orang siswa.
7. Menyusun alat evaluasi berupa soal uraian untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan keterampilan proses dalam prose pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini adalah melakukan kegiatan pembelajaran kimia dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses pada materi pokok reaksi oksidasi reduksi dengan langkah-langkah yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh peneliti dan guru kimia.
c. Observasi
Pada tahap ini, observer/pengamat melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang terjadi pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses untuk mengetahui kemampuan afektif dan psikomotorik siswa serta keterampilan proses siswa dengan menggunakan lembar observasi. Aspek afektif meliputi: bekerjasama dalam kelompok, kejujuran, memperhatikan pelajaran, kedisiplinan dan menghargai pendapat orang lain. Aspek psikomotorik meliputi; menyiapkan alat dan bahan, merangkai alat, melakukan percobaan, merapikan kembali alat dan bahan dan mengkomunikasikan data hasil percobaan. Sedangkan pada keterampilan proses yang dikembangkan meliputi: observasi, membuat hipotesis, merencanakan penelitian (eksperimen), menginterpretasikan data, membuat kesimpulan, memprediksi, menerapkan konsep dan mengkomunikasikan.
d. Analisis dan Refleksi
Setelah pelaksanaan tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dilakukan analisis tes hasil belajar siswa untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kimia pada siswa. Hasil analisis tes yang diperoleh serta kendala-kendala yang ditemui selama pelaksanaan tindakan serta catatan-catatan digunakan sebagai bahan refleksi untuk dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti. Hasil refleksi kegiatan digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilam proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Segala kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I merupakan acuan untuk merencanakan pembelajaran siklus berikutnya. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi
2) Siklus II
Siklus ini dilaksanakan selama 4 jam pelajaran dengan materi Tata nama menurut IUPAC dan Aplikasi redoks dalam kehidupan sehari-hari. Serupa dengan siklus I, siklus II terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan setiap tahap pada siklus ini sama dengan pelaksanaan setiap tahap siklus pada siklus I. Letak perbedaannya hanya pada materi yang diajarkan.
D.CONTOH LENGKAP PTK FISIKA SMA METODE REDOKS
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2002
Akib, Zaenal, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV Yrama Widya, 2008, Cetakan pertama
Ali, Muhammad, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo offset, 2004, Cet. XII
, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1995
Arikunto,Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, Cet. 7
, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Yogyakarta : Rineka Cipta, 2002
Ariyanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Rangka KBK Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Pada Pembelajaran Optika Geometri Pada Siswa Kelas X IPA.1 SMA Negeri 1 Cepu Tahun Ajaran 2005/2006, ...........: Perpustakaan UNNES, 2006
Baharuddin dan Esa Nurwahyuni, Teori Belajar dan pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014, Cet 2
Budiningsih, Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, Cet. 1
Chang, Raymond, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Jilid 2, Jakarta: Erlangga, 2005, Edisi Ketiga
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Jakarta: CV. Darus Sunnah, 2007, Edisi Tahun 2002
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2014, Cet. 4
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, Edisi 2
, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, Cet. 2
Dwi Lestari, Indri, Pendekatan Keterampilan Proses dalam Kegiatan Praktikum Berbasis Inkuiri Sub Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya sebagai Upaya
Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Kelas VIII SMP 3 Mojosongo tahun 2006/2007, ...........: Perpustakaan UNNES, 2007
Hadi, Amirul dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet. 8
Justiana, Sandri dan Muhtaridi, Chemistry 1 For Senior High School Year X, Jakarta: Yudhistira, 2014, Cet. 1
Makmun, Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002
Mudhofir, Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986
Mulyasa, E, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik dan Implementasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005
, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, Cet ke 7
Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999 Pratana, Crys Fajar, dkk, Kimia Dasar 2, Yogyakarta: Jica, 2003, Edisi Revisi
Pratisa, Artisa (4401406520), Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Pokok Reaksi Oksidasi Reduksi Siswa Kelas X IPA.1 SMA Negeri 1 Cepu Tahun Ajaran 2014/2015, ...........: Perpustakaan UNNES, 2015.
Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000, Cet. 9
, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA terpadu, Jakarta Pusat: Depdiknas
Semiawan, Conny, Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, Cet. 4
Sofyatiningrum,Ety, dkk, Sains Kimia 1 SMA/MA, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, Cet. 1
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar dan Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2008
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004
Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas CONTOH PTK KIMIA SMA TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi
vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk
halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda
sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas
bantuannya.