Jumat, 11 Januari 2019

CONTOH LENGKAP PTK TIK SMP KELAS VIII TERBARU DOC

CONTOH LENGKAP PTK TIK SMP KELAS VIII TERBARU DOC-Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Pengajaran yang dikatakan berhasil baik, itu didasarkan pada pengakuan bahwa belajar merupakan proses yang bermakna, bukan hanya sekedar pengulangan rutinitas. Menurut penelitian psikologis mengungkapkan adanya belajar penuh makna yang berisi bahwa hasil belajar yang dicapai itu selalu memunculkan pemahaman atau pengertian atau menimbulkan reaksi atau jawaban yang dapat dipahami dan diterima oleh akal. Poin berikutnya menyebutkan hasil belajar itu tidak terikat pada situasi di tempat mencapai, tetapi dapat juga digunakan dalam situasi lain (Sardiman, 2003:50).contoh ptk tik smp kelas 8 doc

Berdasarkan pengamatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di sekolah SMPN 1 Bone-Bone masih dirasa belum maksimal, baik dari segi kognitif maupun segi psikomotor. Masalah yang dihadapi adalah sampai tingkat mana hasil belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal ini Syaiful Bahri (2002) mengungkapkan bahwa keberhasilan proses mengajar dibagi atas beberapa tingkatan. Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut : Pertama, tingkat maksimal/Istimewa, Kedua, baik sekali/optimal, Ketiga, baik/minimal, Keempat, kurang.

Sekolah yang dipilih untuk penelitian adalah SMPN 1 ........... karena beberapa hal, diantaranya karena sekolah tersebut sudah cukup terdengar bagus baik dari segi kurikulum, sumber daya manusia (guru ataupun siswa) dan kelengkapan laboratorium terutama komputer. Setelah melakukan observasi di lapangan dan pengalaman mengajar TIK di SMPN 1 ...., ketika pembelajaran berlangsung ternyata beberapa kendala yang dialami guru diantaranya fasilitas untuk melakukan praktek kurang memadai, seperti masih kurangnya komputer yang bisa dipakai sehingga tidak semua siswa dapat mempraktekkan secara langsung apa yang telah didemonstrasikan oleh gurunya.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel TIK SMP yang diberi judul “Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Di Smpn 1 ....... Kabupaten .... Tahun Pelajaran 20..-20.. ". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK TIK KELAS VIII lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 093 SMP ).

A.DOWNLOAD PTK TIK SMP TERBARU DOC

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Sekolah yang dipilih untuk penelitian adalah SMPN 1 .. karena beberapa hal, diantaranya karena sekolah tersebut sudah cukup terdengar bagus baik dari segi kurikulum, sumber daya manusia (guru ataupun siswa) dan kelengkapan laboratorium terutama komputer. Setelah melakukan observasi di lapangan dan pengalaman mengajar TIK di SMPN 1 ............., ketika pembelajaran berlangsung ternyata beberapa kendala yang dialami guru diantaranya fasilitas untuk melakukan praktek kurang memadai, seperti masih kurangnya komputer yang bisa dipakai sehingga tidak semua siswa dapat mempraktekkan secara langsung apa yang telah didemonstrasikan oleh gurunya, sehingga strategi yang dipakai oleh guru yaitu membagi anak menjadi dua gelombang, dimana gelombang pertama menggunakan 1 jam pelajaran dan gelombang kedua menggunakan waktu satu jam berikutnya.
Dengan demikian timbul masalah baru yaitu guru harus menyampaikan materi dan praktek dalam satu jam pelajaran, dengan kata lain banyaknya materi yang harus disampaikan terhadap siswa tidak sebanding dengan tersedianya waktu yang digunakan. ptk tik smp kelas 9 lengkap

Padahal, untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang aktif dan efektik maka kehadiran dan kelengkapan fasilitas sekolah menjadi suatu keharusan. Penyediaan alat bantu pelajaran dan laboratorium yang memadai harus disertai pula dengan pengelolaan yang baik dan pendayagunaan yang optimal. Keberadaan alat bantu pelajaran yang lengkap dan laboratorium dibutuhkan karena untuk dipakai dalam pembelajaran dan kehadirannya adalah perlu bahkan mutlak untuk mata pelajaran TIK.
Strategi lain yang dipakai guru TIK selain strategi di atas yaitu anak belajar bersamaan satu kelas di waktu dan tempat (lab) yang sama. Dengan begitu waktu yang dimiliki oleh guru lebih leluasa dan materi yang harus disampaikan akan terpenuhi. Akan tetapi, kendala yang muncul adalah tidak semua anak dapat mengoperasikan komputer secara langsung karena keterbatasan fasilitas jadi satu komputer kadang harus dipakai oleh 2-3 orang. 

Dengan begitu, tidak heran jika sebagian anak tidak mengerti apa yang disampaikan oleh gurunya karena mereka tidak mengalami sendiri. Padahal sudah menjadi pengetahuan umum dalam proses belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami jadi tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain dengan kata lain anak belajar dari pengalaman sendiri.PTK TIK smp kelas 8 doc
Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung (Dimyati, 2002:45). Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi mereka harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Selain itu, melalui proses belajar yang mengalami sendiri, menemukan sendiri, diharapkan lebih menumbuhkah minat untuk belajar, khususnya belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Selain itu salah satu ciri atau prinsip dalam belajar yang dikemukakan oleh Paul suparno menyebutkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya (Sardiman, 2003:37).

Permasalahan lain yang ditemukan adalah pada saat ujian praktek (psikomotor), masih terdapat siswa yang kebingungan dengan tes yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa membutuhkan latihan yang terbimbing .
Edi Suardi dalam buku Sardiman (2003) menyebutkan salah satu ciri dalam interaksi belajar-mengajar, yaitu guru berperan sebagai pembimbing dimana ketika proses belajar terutama praktek seorang guru selain menjadi pendidik berarti sekaligus menjadi pembimbing. Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik dalam perkembangannya dengan jalan memberikan arahan dan lingkungan yang sesuai dengan tujuan pendidikan dalam hal ini tujuan dari materi yang disampaikan, lebih bagus lagi jika guru yang dilibatkan lebih dari satu sehingga siswa yang merasa kesulitan bisa langsung ditangani oleh guru tersebut jadi yang jelas dalam proses pendidikan kegiatan mendidik, mengajar dan bimbingan sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, guru harus mengingat bahwa tidak ada pembelajaran paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas atau media yang tersedia dan kondisi guru itu sendiri.
Terkait dengan permasalahan diatas, dan berdasarkan pada prinsip¬prinsip belajar (Dimyati, 2002:42) yang menjelaskan bahwa belajar berkaitan dengan(1) Perhatian dan Motivasi, (2) Keaktifan, (3) Keterlibatan Langsung/berpengalaman, (4) pengulangan, (5) tantangan, (6)balikan dan penguatan, serta (7) perbedaan individual. Model Explicit Instruction menjadi alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan karena secara garis besar dalam model ini terdapat beberapa langkah yang sesuai dengan prinsip belajar diatas, bahkan hampir terpenuhi..PTK TIK smp kelas 8 doc

Pada model ini terdapat lima langkah yaitu fase persiapan (Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa), mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan prosedural, membimbing pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan memberikan umpanbalik, memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
Selain itu model pembelajaran ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demi langkah bertahap, lebih menekankan pada interaksi dan kemampuan melakukan percobaan dalam pembelajaran. Pada Explicit Instruction terdapat tahap pelatihan terbimbing yang sesuai untuk mengatasi permasalahan diatas, selain itu EI mempunyai kelebihan relatif banyak materi yang bisa tersampaikan dan semua siswa dapat terlibat/aktif dalam pembelajaran dan model ini akan mudah diikuti terutama pada mata pelajaran TIK .

Model ini telah diuji cobakan sebelumnya oleh Aam Niamilah pada tahun 2005 pada mata pelajaran Fisika di tingkat SMP. Niamilah menyebutkan dalam skripsinya bahwa secara umum model EI dapat meningkatkan hasil belajar, aktivitas dan respon siswa pada pembelajaran untuk sekolah menengah pertama.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka penulis mengambil judul “Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMPN 1 ...”. Pemilihan judul tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa pembelajaran Explicit Instruction dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran TIK.

B. Rumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah yang akan diteliti pada penelitian kali ini sebagai berikut :
1) Apakah terdapat perbedaan kemampuan awal siswa dalam pembelajaran TIK sebelum diterapkannya model pembelajaran Explicit Instruction pada kelas eksperimen dengan kelompok kontrol yang menggunakan model konvensional?.PTK TIK smp kelas 8 doc
2) Apakah kemampuan akhir siswa dalam pembelajaran TIK setelah diterapkannya model Explicit Instruction pada kelompok eksperimen berbeda dengan kelompok kontrol?
3) Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaranTIK setelah diterapkannya model pembelajaran Explicit Instruction?

C. Batasan Masalah
Agar permasalahan lebih jelas dan tidak meluas, penulis membatasi pada hal-hal yang berkaitan dengan masalah diatas yaitu:
1. Komponen hasil belajar yang akan diamati, yaitu ranah kognitif yang dimaksud pada penelitian ini adalah C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman) dan C3 (aplikasi) . Soal-soal tes, yaitu soal pilihan ganda yang tiap butir soalnya memuat kedua aspek kemampuan yang memuat domain hingga C3 (Aplikasi).
2. Materi pelajaran dalam penelitian adalah materi pelajaran yang disesuaikan dengan KTSP untuk siswa SMP kelas VIII pada semester I.
3. Dalam proses pembelajaran akan menggunakan model Explicit Instruction yang dikemukakan oleh Rosenshine dan Stevens yang terdiri dari 5 fase.

D. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah implementasi model pembelajaran Explicit Instruction (EI) dan variabel terikatnya yaitu meningkatkan hasil belajar siswa.

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan oleh penulis, maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan pendapat. Sedangkan secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kemampuan awal siswa dalam pembelajaran TIK sebelum diterapkannya model pembelajaran Explicit Instruction pada kelas eksperimen dan kelompok kontrol yang menggunakan model konvensional.
2. Mengetahui kemampuan akhir siswa dalam pembelajaran TIK setelah diterapkannya model pembelajaran Explicit Instruction pada kelas eksperimen dan kelompok kontrol yang menggunakan model konvensional.
3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction.

F. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H0 = Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang  menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction dengan model pembelajaran konvensional.
H1= Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan  model pembelajaran Explicit Instruction dengan model pembelajaran konvensional.

G. Manfaat Penelitian contoh ptk tik smp terbaru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya :
1. Manfaat bagi Guru
Sebagai sumbangan wawasan terhadap penerapan model pembalajaran yang diharapkan dapat memberikan alternatif sebagai variasi dalam mengajar pada pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dapat diterapkan di kelas sesuai dengan kondisi sekolah.

2. Manfaat bagi siswa
Dapat merasakan gaya belajar yang baru dalam pembelajaran TIK dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat memotivasi siswa untuk lebih tertarik dengan pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi .
3. Manfaat bagi peneliti sendiri
Dengan peneltian ini diharapkan pengetahuan peneliti bertambah dalam berbagai hal khususnya mengenai penerapan model Explicit Instruction dalam pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi .
4. Manfaat bagi sekolah
 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil kebijakan guna perbaikan kualitas pendidikan di masa mendatang.
5. Manfaat bagi penelitian selanjutnya
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan salah satu bahan kajian bagi peneliti selanjutnya untuk untuk melakukan penelitian model Explicit Instruction dalam pembelajaran.

B.PENELITIAN TINDAKAN KELAS TIK SMP KURIKULUM 2013 PDF

BAB II
LANDASAN TEORI


A. Belajar
Belajar merupakan proses yang kontinu, dan harus dipandang sebagai perkembangan pengalaman yang senantiasa memberi pemahaman dan pengertian yang lebih dalam dan luas. Konsepsi kesiapan (readiness) bukan hanya memusatkan perhatian kepada usaha sebelum anak dapat mempelajari sesuatu, akan tetapi apa yang terjadi sewaktu dan sesudah saat itu tidak kurang pentingnya (S. Nasution ,1995 : 91). Sedangkan menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar. Komponen tersebut dilukiskan dalam bagan berikut:

Dari bagan diatas dapat disimpulkan berikut : belajar merupakan interaksi antara keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan stimulus dari lingkungan. Dari hasil kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Dimana hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap dan siasat kognitif.
Dalam pengertian lain belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. ptk tik smp pdf

Pengalaman diperoleh berkat interaksi antara individu dengan lingkungan. Wiliam Button, menyatakan bahwa : “ Pengalaman adalah sebagai sumber pengetahuan dan keterampilan, bersifat pendidikan, yang merupakan satu kesatuan di sekitar tujuan murid, pen galaman pendidikan bersifat kontinu dan interaktif” (Oemar Hamalik, 2003: 29). Dengan kata lain belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Selain itu belajar juga bukan suatu tujuan akan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa belajar merupakan langkah-langkah atau pro sedur yang ditempuh.

Gagne berpendapat bahwa dalam belajar terdiri dari tiga tahap yang meliputi sembilan fase. Tahapan itu sebagai berikut :
(i) persiapan untuk belajar, pada tahap ini dilakukan tindakan mengarahkan perhatian,pengharapan dan mendapatkan kembali informasi. (ii) pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi), tahap ini digunakan untuk persepsi selektif, pembangkitan kembali dan respons, serta penguatan. (iii) alih belajar, pada tahap ini meliputi pengisyaratan untuk membangkitkan, dan memberlakukan secara umum. (Dimyati, 2002:14)

Suatu aktivitas belajar menghasilkan hal yg berbeda bagi tiap-tiap individu. Aktivitas belajar bukan hanya ditentukan oleh bakat dan minat tetapi juga dipengaruhi oleh metode dan cara belajar yang baik. Dalam rangka pembelajaran maka guru dapat menyusun acara pembelajaran yang cocok dengan tahap dan fase-fase belajar. Dalam hal ini model pembelajaran EI hampir mempunyai kesamaan dalam fase-fase yang dialami seperti yang disampaikan oleh Gagne tentang belajar.

B. Hasil Belajar
Secara garis besar dalam mengajar guru melalui tiga tahap, yaitu tahap sebelum pengajaran, tahap mengajar, dan tahap sesudah mengajar. Dalam setiap tahap terdiri dari beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru. Ketiga tahap tersebut bisa dikatakan sebagai proses belajar, dan tujuan akhir dari ketiga tahap tersebut yaitu bisa dilihat dari tahapan sesudah mengajar, yaitu pada hasil belajar siswa dengan harapan terjadi perubahan pada tiga ranah siswa yaitu perubahan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor sebagaimana yang dikatakan Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Di bawah ini Nana Sujana (1987 : 50) dalam buku Tabrani (1990 : 30) mengemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga aspek hasil belajar tersebut sebagai berikut :
1) Hasil belajar bidang kognitif terdiri dari berbagai bidang yaitu : Pengetahuan hafalan, Pemahaman, Penerapan, Analisis, Sintesis dan Evaluasi.
2) Hasil Belajar Bidang Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan sesama siswa serta kebiasaan belajar.

3) Hasil belajar Bidang Psikomotor
Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu yang terdiri dari enam tingkatan : gerakan refleks, keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, kemampuan bidang fisik, gerakan-gerakan skill, gerakan ekspresif.
Dari ketiga aspek hasil belajar diatas, tidak dapat dipungkiri bahwa pada mulanya tugas guru adalah menggali hasil belajar tersebut. Dalam hal ini, menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses mengingat bahan ajar yang telah diterima sebelumnya. 

Dalam pemberian bahan ajar baru, siswa akan memperkuat ingatannya tentang materi yang telah lalu dengan mempelajari kembali, atau mengkaitkannya dengan materi sebelumnya, yang kemudian dilanjutkan dengan unjuk hasil belajar. Unjuk hasil belajar atau kemamuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar. Siswa menunjukkan bahwa ia mampu menyelesaikan tugas-tugas belajar atau memperlihatkan hasil belajar.
Dari pengalaman sehari-hari di sekolah diketahui bahwa ada sebagian siswa tidak mampu berprestasi dengan baik. Kemampuan berprestasi tersebut dipengaruhi oleh pro ses-proses penerimaan, pengaktifan, pra-pengolahan, pengolahan, penyimpanan serta pemanggilan untuk membangkitkan pesan dan pengalaman. Bila proses tersebut tidak baik, maka siswa akan memperoleh hasil belajar yang rendah atau dapat juga disebut gagal berprestasi.

Menurut Sri Rahayu Haditono, di Indonesia ditemukan banyak siswa memperoleh angka hasil belajar yang rendah. Hal itu disebabkan oleh faktor¬faktor seperti (i) kurangnya fasilitas belajar di sekolah dan rumah diberbagai pelosok, (ii) siswa makin dihadapkan oleh berbagai pilihan dan mereka merasa ragu dan takut gagal, (iii) kurangnya dorongan mental dari orang tua karena orang tua tidak memahami apa yang dipelajari oleh anaknya di sekolah, dan (iv) keadaan gizi yang rendah, sehingga siswa tidak mampu belajar dengan lebih baik, serta (v) gabungan dari faktor-faktor tersebut, mempengaruhi berbagai hambatan belajar (Dimyati, 2002:246).

C.CONTOH PTK TIK SMP LENGKAP TERBARU DOC

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A. Metode Pengembangan Model Pembelajaran
Pembelajaran TIK atau komputer akan lebih mudah dan cepat dimengerti oleh peserta didik jika disampaikan dengan media karena objek yang abstrak menjadi nyata secara visual. Dalam penerapan model EI pada pembelajaran TIK menggunakan media belajar sebagai alat bantu.
Media yang digunakan yaitu komputer dan LCD Proyektor, selain akan lebih mudah menyampaikan materi alasan lain menggunakan kedua media tersebut karena banyaknya jumlah siswa yang mengikuti pelajaran. 

Materi yang ditampilkan dengan menggabungkan Macromedia Director MX dan Swis MX . Karena karakteristik siswa masih anak-anak menginjak remaja jadi media didesain dengan warna-warna menarik, suara yang tidak terlalu berlebihan, gambar dan sedikit animasi yang diharapkan dapat menambah motivasi dan menarik perhatian peserta didik untuk belajar.
Materi yang ditampilkan hanya poin-poin penting saja dan lebih menitik beratkan pada pembahasan soal pada lembar kerja siswa karena dikhawatirkan media tersebut mengambil peranan terlalu besar terhadap pengaruh hasil belajar dibandingkan dengan model pembelajaran yang akan diterapkan

B. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan melakukan percobaan, maka pendekatan penelitian yang digunakan mengacu pada strategi penelitian eksperimental. Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah Pretest – Posttest Control Group Design . Dalam desain ini terdapat dua kelompok, yang pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok Eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Kemudian diberi pretes untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. 

Langkah-langkah penelitian dengan menggunakan desain ini adalah :
1) Menentukan sampel dari populasi.
2) Menentukan kelompok eksperimen dan kontrol dari sampel secara acak.
3) Diberikan pretes (O1 atau O3) pada kedua kelompok untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan.
4) Dipertahankan semua kondisi untuk kedua kelompok agar tetap sama, kecuai perlakuan (X) pada kelompok eksperimen.
5) Diberikan postes (O2 atau O4) pada kedua kelompok untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah proses belajar mengajar siswa.
6) Dilakukan uji statistik untuk mengetahui kemampuan akhir siswa dan pengaruh model pembelajaran explicit Instruction terhadap hasil belajar siswa.

C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas (Sudjana, 2005:6 ). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN ............. yang terdiri atas delapan kelas. pemilihan sekolah didasarkan pada tersedianya fasilitas laboratorium komputer, selain itu sekolah ini telah menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada semua tingkatan kelas, termasuk kelas delapan.download ptk tik smp lengkap
Sedangkan sampel penelitian merupakan sebagian dari keseluruhan subjek penelitian yang dianggap mewakili populasi secara representative. Dalam penelitian ini sampel diambil secara acak sebanyak dua kelas dengan menggunakan teknik sampling sederhanadari delapan kelas yang ada, sampel yang terpilih adalah kelas VIII-F sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-G sebagai kelas kontrol.

1. Teknik Pengambilan Data
Data yang akan dijadikan bahan penelitian ini adalah berupa hasil yang diperoleh dari instrumen penelitian yang digunakan. Data yang akan diperoleh pada penelitian ini berupa nilai pretes dan postes. Selain itu data juga diperoleh dari lembar observasi yang di berikan pada siswa dan observer.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis instrumen. Instrumen – instrumen tersebut adalah sebagai berikut : 
a. Tes
Teknik tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Penyusunan instrumen untuk tes ini berdasarkan indikator hasil belajar yang hendak dicapai pada satu seri pembelajaran. Tes ini di buat dalam bentuk soal pilihan ganda yang terdiri dari 20 soal. Seluruh instrumen ini dirancang dalam bentuk soal yang memuat ranah kognitif pada aspek hapalan, pemahaman dan aplikasi (taksonomi Bloom). Tes ini di berikan 2 kali, yaitu pada saat pretes (sebelum pembelajaran berlangsung) dan pada saat postes (setelah pembelajaran berlangsung) sehingga dapat diketahui peningkatan kemampuan kognitif yang dialami oleh siswa. Tes yang digunakan untuk pretes dan postes merupakan tes yang berbeda.
Agar data yang diperoleh akurat maka terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen penelitian tersebut. Tujuannya adalah untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Berikut adalah data hasil uji coba instrumen dari 24 orang siswa .
Sebelum instrumen tes tersebut digunakan, terlebih dahulu instrumen tersebut diujicobakan kepada siswa kelas lain, hal ini dimaksudkan untuk melihat validitas soal, reliabilitas soal, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.

b. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini ditujukan sebagai alat yang berfungsi untuk mengamati secara langsung aktivitas guru dan kinerja siswa selama proses pembelajaran dengan model Explicit Instruction berlangsung, sejak awal kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
Pada observasi aktivitas guru, instrumen yang digunakan adalah berbentuk kolom yang memuat kolom ya atau tidak, dimana observer hanya memberikan tanda ceklist pada kolom yang sesuai dengan aktivitas guru yang diobservasi mengenai keterlaksanaan model pembelajaran EI yang diterapkan dan memuat saran-saran observer atau kekurangan-kekurangan aktivitas guru selama proses pembelajaran.

Observasi kinerja siswa berfungsi untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran TIK dengan penerapan model Explicit Instruction apakah sudah terlaksana dengan baik atau tidak sama sekali. Instrumen ini berbentuk Skala Guttman, dimana observer hanya memberikan tanda ceklist pada kolom sesuai dengan aktivitas siswa yang diobservasi.
Dari observasi diharapkan akan diperoleh informasi tentang pembelajaran tersebut secara rinci, baik tentang aktivitas guru, aktivitas siswa, maupun interaksi antara guru dengan siswa, guna mengetahui situasi dan kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung.
Penyusunan lembar observasi dalam penelitian ini dikembangkan dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.contoh ptk tik kurikulum 2013 doc

2. Prosedur dan Alur Penelitian
Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka prosedur penelitian menempuh langkah-langkah yang terdiri dari tiga tahapan utama. Ketiga tahapan tersebut yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan di kelas dan tahap pengolahan data hasil penelitian. Proses penelitian ini secara garis besar sebagai berikut ;
a. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian dilakukan melalui tahapan yang mendukung proses penelitian, yaitu mempersiapkan instrumen penelitian berupa penyusunan kisi-kisi instrumen, penyusunan instrumen (soal tes kemampuan dan format observasi penilaian kinerja) dan memvaliditasinya. Sebelum instrumen digunakan, dilakukan uji coba instrumen terlebih dahulu untuk menguji kelayakan instrumen dengan analisis yang dilakukan meliputi uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya. Terakhir melakukan revisi terhadap instrumen penelitian sebelum memperbanyak sesuai kebutuhan.

b. Pelaksanaan Penelitian
Tahap kedua penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran TIK menggunakan model pembelajaran Explicit Instruction dan yang bertindak sebagai pengajar yaitu peneliti sendiri. Penelitian ini dilaksanakan dengan urutan-urutan sebagai berikut :
1) Memilih sampel secara acak menurut kelas
2) Pemberian pretes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal dari masing-masing kelas.
3) Melaksanakan kegiatan belajar seungguhnya. Untuk kelas eksperimen pembelajaran TIK menggunakan model Explicit Instruction dan untuk kelas kontrol menggunakan metode biasa.
4) Pada kelas eksperimen, peneliti menyertakan observer pada setiap pertemuan pembelajaran yang bertujuan untuk menilai apakah proses pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam penelitian ini, yang bertindak sebagai observer adalah rekan mahasiswa peneliti.

5) Setelah berakhirnya proses pembelajaran, kelas-kelas penelitian di beri tes akhir (postes). Tujuannya untuk mengetahui perbedaan hasil belajar TIK dari setiap kelas penelitian setelah diberi perlakuan yang berbeda.
c. Pengolahan Data Hasil Penelitian
Setelah data hasil penelitian diperoleh, maka langkah selanjutnya serta dengan tujuan untuk menjawab seluruh rumusan masalah memperoleh kesimpulan akhir yang didapat berdasarkan penelitian yang dilakukan.

3. Teknik Analisis Instrumen penelitian
Teknik analisis tes dilakukan untuk mengetahui kelayakan perangkat tes prestasi belajar dalam pengambilan data. Analisis yang dilakukan meliputi :
(a). Validitas Butir Soal
Validitas alat ukur menunjuk kepada ketepatan antara objek yang diukur dengan alat ukur, dengan tujuan pengukuran. Sebuah soal dapat dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada butir soal menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Sebuah butir soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada butir soal memiliki kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus korelasi . makin tinggi koefisien krelasinya makin tinggi pula validitas evaluasi (tes) yang diukur.

Dalam perhitungan koefisien validitas ini digunakan program Ms excel. Berdasarkan uji coba yang dilakukan, validitas setiap butir soal instrumen tes adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Validitas Instrumen Penelitian Pretes
No Koefisien
Validitas Interpretasi Keterangan
1. 0,80 Tinggi/Baik Digunakan
2. 0,24 Rendah/Kurang Diganti
3. 0,74 Tinggi/Baik Digunakan
4. 0,60 Sedang/Cukup Digunakan
5. 0,57 Sedang/Cukup Digunakan
6. 0,44 Sedang/Cukup Digunakan
7. 0,64 Sedang/Cukup Digunakan
8. 0,77 Tinggi/Baik Digunakan
9. 0,56 Sedang/Cukup Digunakan
10. 0,79 Tinggi/Baik Digunakan
11. 0,73 Tinggi/Baik Digunakan
12. 0,89 Tinggi/Baik Digunakan
13. 0,74 Tinggi/Baik Digunakan
14. 0,81 Tinggi/Baik Digunakan
15. 0,66 Sedang/Cukup Digunakan
16. 0,39 Rendah/Kurang Digunakan
17. 0,80 Tinggi/Baik Digunakan
18. 0,68 Sedang/Cukup Digunakan
19. 0,41 Sedang/Cukup Digunakan
20. 0,74 Tinggi/Baik Digunakan

Dengan melihat hasil tersebut maka soal yang digunakan pada pretes valid dan terdapat satu soal yang tidak valid yaitu no 2. Maka untuk soal no 2 diganti. Hasil analisis validitas butir soal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.
Tabel 3.4
Validitas Instrumen Penelitian Postes
No Koefisien
Validitas Keterangan Keterangan
1. 0,46 Sedang/Cukup Digunakan
2. 0,68 Sedang/Cukup Digunakan
3. 0,67 Sedang/Cukup Digunakan
4. 0,63 Sedang/Cukup Digunakan
5. 0,69 Sedang/Cukup Digunakan
6. 0,25 Rendah/Kurang Diganti
7. 0,27 Rendah/Kurang Diganti
8. 0,70 Tinggi/Baik Digunakan
9. 0,41 Sedang/Cukup Digunakan
10. 0,77 Tinggi/Baik Digunakan
11. 0,73 Tinggi/Baik Digunakan
12. 0,61 Sedang/Cukup Digunakan
13. 0,40 Sedang/Cukup Digunakan
14. 0,72 Tinggi/Baik Digunakan
15. 0,61 Sedang/Cukup Digunakan
16. 0,38 Rendah/Kurang Digunakan
17. 0,64 Sedang/Cukup Digunakan
18. 0,61 Sedang/Cukup Digunakan
19. 0,89 Tinggi/Baik Digunakan
20. 0,83 Tinggi/Baik Digunakan

Dari tabel 3.4 terlihat bahwa terdapat 2 soal yang validitas rendah yang kemudian diganti dengan soal baru. Sedangkan hasil perhitungan nilai rata- rata koefisien validitas (rxy) dari tiap butir soal dan termasuk dalam validitas sedang. Kemudian, nilai rata yang diperoleh dari korelasi product moment diuji tingkat signifikansinya (taraf nyata) menggunakan uji t yang memiliki rumus:
Dengan: t = t hitung, n = banyak peserta contoh ptk tik kurikulum 2013 doc


Kriteria pengujian adalah jika thitung ttabel dengan dk = n – 2 dan taraf nyata = 0,05, maka tes tersebut valid secara signifikan. Ternyata nilai t hitung yang diperoleh adalah 4,31. Sedangkan t0,95(22) = t tabel = 1,72 (hasil interpolasi). Ini berarti thitung ttabel , maka instrumen tersebut valid secara signifikan dan hal ini menentukan soal tersebut akan diganti atau malah akan terus digunakan pada penelitian.

D.PTK TEHNOLOGI DAN INFORMASI KOMUNIKASI SMP KELAS 8 DOC

DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Basrowi & Suwandi. (2006). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta
Ermas S, H. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA-FPMIPA.
Gustini, Asri. (2009). Pembelajaran TIK dengan Menggunakan Metode IMPOVE untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VI SMP (Suatu Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VI SMPN 2 Cirebon). Skripsi Jur. Pen. Ilmu Komputer FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan
Kardinasaputra, O. (t.thn). Penelitian Tentang Manfaat Tujuan Pembelajaran Khusus dalam Proses Belajar Mengajar. [Online]. Tersedia di: http 
Manson, Robert D. (1982). Statistical Techniques in Business And Economics. Homewood, Illinois: Richard D. Irwin, inc
Purwanto, N. (2006). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya
Ruseffendi. (1998). Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press
Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suharyanto. (2003). Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar & Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Suherman, Eman. (8 Oktober 2008). Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa. [Online]. Tersedia di: http ://semparuk.web.id/e-dukasi/model-belajar-dan-pembelajaran-berorientasi-kompetensi-siswa/

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK TIK SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.