Sabtu, 09 Maret 2019

DOWNLOAD PTS KEPALA SD LENGKAP TERBARU DOC

DOWNLOAD PTS KEPALA SD LENGKAP TERBARU DOC-Guru (tenaga pendidik) yang efektif adalah mereka yang berhasil membawa peserta didik mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam pendidikan.Di dalam dunia pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar yang menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berfikir aktif, kreatif dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya.


Maka dari itu, guru sebagai pemegang jabatan pendidik dituntut untuk memiliki kemampuan atau kompetensi dalam menjalankan tugas dan tanggung-jawabnya. Selain itu juga, seorang guru perlu menguasai bahan pelajaran dan menguasai cara¬cara mengajar serta memiliki kepribadian yang kokoh sebagai dasar kompetensi. Jika gurutidak memiliki kepribadian, tidak menguasai bahan pelajaran serta tidak pula mengetahui cara¬cara mengajar, maka guru akan mengalami kegagalan dalam menunaikan tugas dan tanggung jawabnya.

Dan peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikanformal. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampumenyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik- baiknya, dalam kerangkapembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategisdalam pembangunan bidang pendidikan, dan ol eh karena itu perlu ada pengembangan guru sebagai profesi yang bermartabat.

Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Gurudan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsiuntuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinyadengan baik, guruwajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu di antaranyaadalah kompetensi.

Laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini  diberi judul “PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MELALUI PROGRAM MICRO TEACHING DI SEKOLAH DASAR SDN ..... KECAMATAN ......KABUPATEN .......". Disini akan di bahas lengkap.

PTS ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)  lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB V untuk bahan referensi penyusunan laporan PTS dapat (SMS/WA/TM  ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTS 015).

A.CONTOH PTS UNTUK KEPALA SD BERPRESTASI PDF


BAB.I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategisdalam pembangunan bidang pendidikan, dan ol eh karena itu perlu ada pengembangan guru sebagai profesi yang bermartabat.
Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Gurudan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsiuntuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinyadengan baik, guruwajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu di antaranyaadalah kompetensi.
Oleh karena itu, kompetensi m utlak dimiliki guru sebagai kemampuan, kecakapan atau keterampilan dalam mengelola kegiatan pendidikan. Dengan demikian, kompetensi guru berarti pemilikan pengetahuan keguruan dan pemilikan keterampilan serta kemampuan sebagai guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik .Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, bahwa “Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.

Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal 1 disebutkan bahwa, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Menurut Jejen Musfah dalam bukunya yang berjudul peningkatan kompetensi guru melalui pelatihanmenyebutkan bahwa kompetensi, adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan ketrampilan yang harus dimiliki guruuntuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian¬bagian yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu.

Sementara menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh ke dalam empat kompetensi, yaitu:
1. Kompetensi pedagogikkemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik.
2. Kompetensi kepribadiankemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arifdan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
3. Kompetensi sosialkemampuan guru untuk berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, wali siswa dan masyarakat.
4. Kompetensi profesionalkemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam.
Dalam hal ini yang menjadi sasaran untuk menunjang mutu pendidikan adalah guru maka kompetensi profesional yang harus ditingkatkan tidak saja mencakup pengetahuan dan ketrampilan saja, tetapi yang diharapkan adalah kemauan diri untuk melakukan peningkatan yang menunjang kelayakan kompetensinya.

Kompetensi pro fesional guru adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dalam menjalankan tugas keprofesionalan. Kinerja pendidik dan tenaga kependidikan khusunya guru, selain ditentukan oleh kualifikasi akademik dan juga kompetensi juga ditentukan oleh kesejahteraan, karena kesejahteraan yang memadai akan memberi motivasi kepada guru agar melakukan tugas profesionalnya secara sungguh¬sungguh.
Walaupun pada dasarnya guru telah memiliki kompetensi profesional yang sifatnya kognitif, afektif, dan unjuk kerja sehingga guru mampu melaksanakan tugas¬tugas kependidikan. Kemampuan yang dicapai melalui sejumlah pengalaman belajar yang sesuai memang telah memberikan dasar kesiapan bagi seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru.

Adapun sepuluh macam kompetensi pro fesional yang harus dimiliki guru, yaitu: (1) menguasai bahan, (2) mengelola program belajar -mengajar, (3) mengelola kelas, (4) menggunakan media/sumber, (5) menguasai landasan landasan kependidikan, (6) mengelola interaksi belajar -mengajar, (7) menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, (8) mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, (9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, (10) menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
Selain dari sepuluh kompetensi yang harus dimiliki guru tersebut, juga dijelaskan tentang peranan guru yang berkaitan dengan kompetensi guru, diantaranya (a) Guru melaksanakan diagnosis terhadap perilaku awal siswa, (b) gurumenyiapkan perangkat pembelajaran (RPP), (c) gurumelaksanakan proses, pembelajaran, (d) guru sebagai pelaksana administrasi sekolah, (e) guru sebagai komunikator, (f) guru sebagai pengelola kelas, (g) guru sebagai pengembang kurikulum.

Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia departement of education telah mengembangkan teacher performance assessmentinstrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian ini menyoroti tiga aspek utama kemampuan guru, yaitu (1) rencana pelaksanaan pembelajaran (teching plans and material) (2) prosedur pembelajaran (calssroom procedure), dan hubungan antarpribadi (interpersonal skill), dan (3) penilaian pembelajaran.
Di samping itu, sering kali beberapa aspek kemampuan diperoleh melalui usaha sendiri atau pengalaman ketika telah menjadi guru, dan acap kali beberapa aspek kompetensi baru bisa dipahami dan dapat dilaksanakan setelah melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan atau kegiatan pengembangan lainnya. Oleh karena itu, upaya pengembangan diri guru secara berkesinambungan menjadi amat penting dan menjadi kebutuhan untuk menuju ke arah pelaksanaan tugas dan tanggung jawab keguruan secara profesional.

Pada lembaga pendidikan saat ini, cara yang populer untuk pengembangan kemampuan profesional guruadalah dengan melakukan penataran (in service training) baik dalam rangka penyegaran (refreshing) maupun peningkatan kemampuan (up-grading). Cara lain baik dilakukan sendiri¬sendiri (informal) atau bersama¬sama, seperti : on the job training, workshop, seminar, diskusi panel, rapat¬rapat, simposium, konferensi, lesson study, micro teaching, supervisi pendidikan dan sebagainya.

Pada saat ini wacana tentang sertifikasi guru dan berbagai persoalan yang terkait dengannya ramai dibicarakan bukan hanya di kalangan guru itu sendiri tetapi juga di kalangan masyarakat luas. Penerbitan Undang¬undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menuntut kualifikasi guru minimal berpendidikan D4/S 1. Hal ini membuat para guru yang belum memenuhi persyaratan sebagaimana yang dituntut oleh undang¬undang itu mulai berlomba mencari gelar sarjana. Bagi kebanyakan guru, keinginan untuk dapat mengikuti sertifikasi menjadi semacam obsesi. Seperti diketahui bahwa sampai awal 2008 tidak satu pun guru di Indonesia yang memegang sertifikat pendidik. Padahal terdapat sekitar 2,7 juta gurudi indonesia. mereka membayangkan jika lulus dan mendapat sertifikat pendidik, selainmenerima tunjangan fungsional, mereka pun dijanjikan menerima tunjangan pro fesi yang besarnya satu kali gaji pokok. Jadi seringkali terjadi para guru lebih membayangkan konsekuensi finansial dari sertifikasi daripada idealisme yang ada di balik program sertifikasi itu sendiri. Di samping itu, banyak juga yang mengkhawatirkan bahwa ’kesempatan’itu akan digunakan oleh LPTK (Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan), melakukan sertifikasi masal dengan pendekatan proyek.

Program sertifikasi itulah menjadi landasan peningkatan profesional guru, selain mempertimbangkan kulitas pemahaman dan pengajaran guru program ini juga memberikan peningkatan kualitas secara finansial, jadi ada asumsi yang berkembang bahwa peningkatan profesional guru berbanding lurus dengan peningkatan finansial guru itu sendiri.
Peningkatan pro fesional guru mendorong agar seorang guru lebih inovatif dalam menyampaikan pembelajarannya, baik itu dalam hal penyampaian materi, penggunaan metode, sampai pada penguasaan media pembelajaran, hal ini ditujukan dalam rangka agar peserta didik dapat menyerap materi yang disampaikan oleh gurusecara optimal. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh dunia pendidikan dimana alat tekhnologi semakin canggih, arus informasi semakin deras, dan gurudituntut untuk dapat mengemban amanatnya sebagai wadah filter informasi dan pengetahuan global.

B.DOWNLOAD FILE PTS KEPALA SD TERBARU DOC


BAB II
KAJIAN TEORI



A. Tinjauan Umum Tentang Kompetensi Profesional Guru
1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru
Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal 1 disebutkan bahwa, kompetensi adalah seperan gkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Menurut Jejen Musfah dalam bukunya yang berjudul peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, menyebutkan bahawa kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan ketrampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, bahwa “Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian¬bagian yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu.
Menurut Mulyasa dalam bukunya yang berjudul standar kompetensi dan sertifikasi guru, menjelaskan bahwa kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kafah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalitas.

Kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban¬kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Guru sebagai orang yang perilakunya menjadi panutan siswa dan masyarakat, pada umumnya harus dapat mengimplementasikan tujuan¬tujuan pendidikan yang akan dicapai baik daritataran tujuan nasional maupun tujuan sekolah. Dan untuk memenuhi tujuan tersebut guru harus memiliki kecakapan dan kemampuan tentang pendidikan dan psikologi perkembangan siswa, sehingga strategi pembelajaran akan diterapkan berdasarkan situasi dan kondisi yang ada di lingkungannya.

Menurut Sudjana dalam bukunya yang berjudul dasar¬dasar proses belajar mengajar, membagi kompetensi gurudalam tiga bagian, yaitu bidang kognitif, sikap, dan perilaku. Ketiga kompetensi ini tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian atau kecakapan yang memenuhi mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Adapun pengertian profesional menurut uzer usman didalam bukunya Rusman yang berjudul Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, menjelaskan bahwa suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum.

Dalam UU guru dan dosen, pasal 1 disebutkan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar memerlukan pendidikan profesi.
Sementara itu guru yang profesional adalahorang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai gurudengan kemampuan maksimal. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pengertian guruyang profesional adalahorang yang terdidik dan terlartih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang luas dibidangnya.

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Kompetensi profesional guru adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi(a) konsep, struktur, dan metode keilmuan dengan materi ajar, (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, (c) hubungan konsep antarmata pelajaran terkait, (d) penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari¬hari, (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.
Kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetensi profesional guru sebagaimana dikemukakan oleh Piet A. Sahartian dan Ida Aleida adalah sebagai berikut: ”Kompetensi profesional guru yaitu kemampuan penguasaan akademik (mata pelajaran yang diajarkan) dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus sehingga guru itu memiliki wibawa akademis” .

Jadi Kompetensi pro fesional guru adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam menjalankan tugas keprofesionalan. Kinerja pendidik dan tenaga kependidikan khususnya guru, selain ditentukan oleh kualifikasi akademik dan juga kompetesi juga ditentukan oleh kesejahteraan, karena kesejahteraan yang memadai akan memberikan motivasi kepada guruagar malukukan tugas profesionalnya secara sungguh¬sungguh. Walaupun pada dasarnya gurutelah cukup memiliki kompetensi pro fesional yang sifatnya kognitif, afektif, dan unjuk kerja sehingga guru mampu melaksanakan tugas- tugas kependidikan. Kemampuan yang dicapai melalui sejumlah pengalaman belajar yang sesuai memang telah memberikan dasar kesiapan bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru.
2. Ruang lingkup kompetensi profesional
Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru, secara umum dapat diidentifikasikan dan disajikan tentang ruang lingkup kompetensi profesional guru sebagai berikut:
a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis dan sebagainya
b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik
c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang study yang menjadi tanggung jawabnya
d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi
e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan
f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran
g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik

C.PROPOSAL PTS UNTUK KENAIKAN PANGAKAT KEPALA SD


BAB III
METODE PENELITIAN



A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode merupakan suatu prosedur tata cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah¬langkah sistematis. Ilmu yang mempelajari tentang metode ilmiah disebut dengan metodologi. Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajariperaturan¬peraturan dalam metodetersebut. Jadi metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari peraturan¬peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah.

Penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor¬faktor dan prinsip- prinsip dengan sabar, hati¬hati dan sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran.
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, metode ini dapat diartikan sebagai pro sedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta¬fakta yang tampak atau bagaimana adanya.
a. Pendekatan penelitian
Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim, penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendepenelitiankan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.
Dalam hal ini peneliti mendepenelitiankan segala hal yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi pro fesional guru melalui program micro teaching di SDN ............
b. Jenis penelitian
Sedangkan jenis penelitian yang dipergunakan dalam adalah penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkap gejala  holistic konstekstual melalui pengumpulan data dari latar belakang alami dengan memanfaatkan diripeneliti sebagai instrumen kunci.

Peneliti menggunakan pendekatan ini karena melalui metode tersebut lebih tepat untuk mengidentifikasikan peningkatan kompetensi profesional guru melalui micro teaching di SDN ............ Data yang dikumpulkan disini berupa kata- kata, gambar, perilaku. kemudian hasil penelitian tersebut penulis ungkapkan dalam kalimat.
Ada beberapa alasan lagi mengapa penelitian kualitatif yang digunakan oleh penulis, yaitu :
1) Peneliti akan mendapatkan informasi hasil data secara utuh, sebab sumber data yang diharapkan berasal dari seluruh sumber yang berkaitan dengan sasaran penelitian.
2) Karena yang diteliti bukanlah pengaruh adanya micro teaching, tapi pada pendekatan atau metode yang dilakukannya, maka pendekatan penelitian yang paling tepat untuk mendapatkan hasil data secara valid adalah kualitatif.
Selain itu, karena data yang dibutuhkan bukan hanya bersifat oral (wawancara) tetapi juga berupa dokumen tertulis ataupun sumber¬sumber non-oral lainnya, yang membutuhkan interpretasi untuk menganalisanya, maka penelitian kualitatiflah yang tepat untuk dipergunakan.

B. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah subyek dari mana informasi diperoleh. Dalam penelitian ini ada beberapa informan, antara lain:
1. Kepala sekolah. Informasi yang diperoleh darikepala sekolah adalah:
a. Tentang kompetensi profesional guru
b. Tentang awal mula berdirinya program micro teaching
c. Hasilpeningkatan kompetensi profesioanal guru melalui program micro teaching
2. Ketua program (waka kurikulum).Informasi yang diperoleh dari waka kurikulum antara lain:
a. Tentang kompetensi profesional guru
b. Tentang bentuk peningkatan kompetensi professional guru
c. Tentang proses pelaksanaan program micro teaching
d. Tentang teknik¬teknik yang digunakan dalam program micro taching
e. Hasil peningkatan kompetensi profesional gurumelalui program micro teaching
3. Guru. Informasi yang diperoleh antara lain:
a. Bagaimana kompetensi profesional guru
b. Hasil adanya program micro teaching.
c. Hasil peningkatan kompetensi profesional guru melalui program micro teaching
4. Siswa. Informasi yang diperoleh antara lain:.
a. Tingkah laku guru di dalam kelas.
b. Proses belajar mengajar di kelas.
c. Dampak adanya program micro teaching
5. Stekholder. Informasi yang diperoleh antara lain:
a. Perilaku guru di luar sekolah.
b. Hubungan gurudengan warga di luar sekolah 
c. Dampak adanya micro teaching di sekolah.

C. Metode Pengumpulan Data.
Untuk memperoleh data penelitian, peneliti di sini menggunakan beberapa metode pengumpulan data diantaranya yaitu:
1. Observasi
Observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami,mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena- fenomena sosial (prilaku, kejadian¬kejadian, keadaan, benda dan simbol¬simbol tertentu) selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam, memotret, fenomena tersebut, penemuan data analisis.
Dengan menggunakan metode tersebut, maka nantinya dapat membantu terhadap pelaksanaan penelitian dalam memperoleh data-data yang bersifat fisik. Observasi ini peneliti lakukan untuk mencari data mengenai kompetensi profesional guru di SDN Jaya Sakti 01, proses pelaksanaan micro teaching, cara meningkatkan kompetensi profesional guru, sejauhmana keefektifan micro teaching, perilaku guru ketika proses micro teaching dan proses belajar-mengajar di kelas, respon guru ketika mengikuti proses micro teaching, dan keberhasilan micro teaching.

2. Interview
Metode interview disebut juga dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Dalam hal ini peneliti menggunakan interview terstruktur.
Dalam hal ini peneliti akan mengadakan wawancara kepada informan yakni kepada kepala sekolah dan waka kurikulum selaku penanggung jawab program micro teaching untuk mengetahui tentang kompetensi pro fesional guru, cara guru mengajar dan bagaimana guru berinteraksi di lingkungan sekolah, dan juga untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan micro teaching dalam membantu meningkatkan kompetensi profesional guru. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara kepada pihak¬pihak terkait seperti siswa, masyarakat sekitar maupun kepala yayasan untuk mengetahui tentang kompetensi profesional guru, kebiasaan guru di sekolah, pola interaksi guru di kelas,hubungan guru dengan siswa saat proses belajar- mengajar.

D.PTS KEPALA SD TERBARU LENGKAP WORD

DAFTAR PUSTAKA


Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005) Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka cipta, 2004)
Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan Kretivitas Anak (Jakarta timur: Pustaka AL¬Kautsar, 2005)
Burhanuddin, Analisis Administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1994)
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: rineka cipta, 1999) Djumberansyah, Perencanaan Pendidikan, (Surabaya: Karya Abditama, 1995) Dokumen Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 20 surabaya.
GBHNTahun 1999–2000, (Surabaya: Apollo, 1999)
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gadjah Mada University 1987)
Hamzah.B. uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006)
Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 2003) http//metode-edutainment.html
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2010)
Imam Musbikin, Mendidik Anak Kreatif Ala Eistein (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2006)
Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta: Rajawali, 1991)
Joko Susilo, Gaya belajar Menjadikan Makin Pintar, (Yogyakarta: PINUS, 2006)
Lexy J Meoloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2009)
M. Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung : Remaja RosdaKarya, 1991)
Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004)
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999)
Mardalis, Metodologi Penelitian (Jakarta, Bumi Aksara 1995)
Mas’ulah, Implementasi Model Pembelajaran Edutainment Dalam Pengembangan Kreativitas Belajar Pada Bidang Studi PAI di Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya, skripsi, (Surabaya: perpustakaan Iain Sunan Ampel, 2007)
Mayke S, Tedjasaputra, Bermain, Mainan, Dan Permainan : Untuk Pendidikan Usia Dini (Jakarta: Grasindo, 2001)
Melvin L. Silbermen , Active Learning, (Bandung: Nusa Media, 2006)
Nurdin Matry, Implementasi Dasar-Dasar Manajemen Sekolah Dalam Era Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Aksara Madani,2008)
Observasi Lokasi sekolah Kreatif SDM 20 tgl.20 Mei 2011, berdasarkan pada peta brosur Sekolah
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997) Selayang Pandang Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 20 Surabaya 2005
Slamet Suyanto, Dasar- Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta : Hikayat publishing, 2005)
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas Dan Mahasiswa, (Jakarta : raja grafindo persada, 1996)
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis ( Jakarta: Bina Aksara ,1993)
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: PP UGM 1991)
Sutrisno, Revolusi Pendidikan di Indonesia : Membedah Metode dan Teknik Pendidikan Berbasis Kompetensi (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2005)
Syafrudin nurdin, Model Pembelajarn Yang Memperhatikan Ke Beragaman Individu Siswa Dalam KBK , (Jakarta, :PT. ciputat press,2005)

Terima kasih telas bersedia berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas tentang PTS Kepala Sekolah SD ,semoga bermanfaat.