DOWNLOAD PTS SMA MENGGUNAKAN MODEL BMD DOC-Dari analisis diperoleh Pembelajaran dengan menggunakan model BMD memiliki dampak positif dalam meningkatkan Kinerja Guru bidang studi ilmu sains di SMANegeri ______ Kecamatan _________ Kabupaten __________ Propinsi ___________ Pada Semester _____ Tahun Pelajaran ____/_____. yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus. Serta Penerapan metode pembelajaran BMD mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri ______ Kecamatan _________ Kabupaten __________ Propinsi ___________ Pada Semester ganjil Tahun Pelajaran ____/_____. yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa, rata-rata jawaban menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.Untuk melaksanakan metode pembelajaran yang selalu inovatif seperti konsepsi pembelajaran BMD guna meningkatkan kinerja guru dalam mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
Laporan penelitian tindakan sekolah ini membahas mapel matematika yang diberi judul “TINDAKAN APLIKATIF SUPERVISI KEPENDIDIKAN DI SMAN......TERHADAP PENGARAHAN AKADEMIK PEMBELAJARAN MODEL BERFIKIR, MENULIS DAN BERDISKUSI TAHUN 20../20..”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.
PTS ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file secara lengkap dalam bentuk word dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTS dapat (SMS/WA/TM ke 081-7283-4988 dengan Format PESAN PTS 019 SMA ).
A.CONTOH LENGKAP PTS SMA TERBARU DOC
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Krusialitas masalah masa depan, arah dan tujuan pendidikan Indonesia yang harus di hadapai adalah kendala rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, penyediaan dan perbaikan sarana/prasarana pendidikan, serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang merata. Sebagaian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu yang cukup menggembirakan, namun Sebagian lainnya masih memprihatinkan. Dari berbagai pengamatan dan analisis, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara merata. PTS SMA lengkap terbaru doc
Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan educational production function yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat produksi yang apabila dipilih semua input (masukan) yang diperlukan dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini akan menghasilkan output yang dikehendaki. Dalam kenyataan, mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi, mengapa? Karena selama ini dalam menerapkan pendekatan education production function terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan pada proses pendidikan. Padahal, proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan.download contoh pts ptk sd smp sma
Kedua, penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik, sehingga sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi, yang kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Dengan demikian sekolah kehilangan kemandirian, motivasi, dan inisiatif untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional.
Ketiga, peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi masyarakat pada umumnya selama ini lebih banyak bersifat dukungan dana, bukan pada proses pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas). Berkaitan dengan akunfabilitas, sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada masyarakat, khususnya orang tua siswa, sebagai salah satu pihak utama yang berkepentingan dengan pendidikan.
Di sisi lain, pelaksanaan pengajaran di sekolah perlu menjadikan preoritas penting pembinaan pendidikan terutama oleh supervisor pendidikan terutama aspek konsepsi pembelajaran yang bervariatif akan bermuara pada target peningkatan kualitas guru di samping hasil prestai belajar siswa itu sendiri.
Saat ini pengetahuan dan tehnologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Manusia dengan segala persoalan dan kegiatannya secara dinamis dituntut untuk mampu beradaptasi dan memecahkan segala persoalan yang sudah dihadapi saat ini, tentu dalam memecahkan segala persoalan dibutuhkan kecerdasan, kreatifitas dan kearifan agar dalam menyelesaikan masalah tidak menimbulkan masalah yang lebih sulit.download contoh pts ptk sd smp sma
Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena pendidikan merupakan salah satu wadah untuk mengalirkan generasi yang berkualitas dan mandiri, oleh karena itu pendidikan juga dituntut memiliki kualitas yang baik.
Perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus tetap diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan semakin termotivasi dalam belajar, daya kreatifitasnya akan semakin meningkat, semakin positif sikapnya, semakin bertambah jenis pengetahuan dan ketrampilan yang dikuasai serta semakin mantap pemahaman terhadap materi yang dipelajari.
Sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan secara nasional, telah dilakukan pengkajian ulang terhadap kurikulum. Sehingga terjadi penyempurnaan kurikulum dari waktu ke waktu. Salah satunya dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar ilmiah.
Ilmu Pengetahuan Alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Sehingga pengetahuan sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, atau konsep-konsep saja merupakan suatu proses penemuan.
Pengetahuan sains diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan pengajaran ilmu sains perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Di tingkat sekollah dasar, ini diharapkan ada penekanan pembelajaran saling korelatif antara Lingkungan Tehnologi dan Masyarakat secara terpadu dan yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep pengetahuan sains dan Kompetensi kerja ilmiah secara bijaksana.
Tujuan kurikulum sebagaimana di atas harus dapat dilaksanakan dalam pembelajaran ilmu sains, sehingga perlu diterapkan dengan inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan kreatifitas mengajar bagi guru dan model pembelajaran yang tidak membosankan sehingga pembelajaran lebih menyenangkan.laporan pts kepala sekolah sd lengkap
Rendahnya kreatifitas peserta didik dalam proses belajar mengajar dapat mengakibatkan proses belajar menjadi kurang optimal sehingga materi yang disajikan menjadi tidak tuntas. Maka kewajiban penulis selaku Pengawas Sekolah SMA di Kecamatan ______ Kabupaten _____ guna mengatasi hal tersebut di atas, maka diberikan konsepsi model pembelajaran yang bersifat innovative educate.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat di identifikasikan masalah dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut :
1. Rendahnya mutu mengajar sebagaian guru di SMANegeri ______ Kecamatan _________ Kabupaten __________ Propinsi ___________ Pada Semester ganjil Tahun Pelajaran ____/_____.
2. Rendahnya kreatifitas guru dalam menggunakan model pembelajaran SMA Negeri ______ Kecamatan _________ Kabupaten __________ Propinsi ___________ Pada Semester ganjil Tahun Pelajaran ____/_____.. dalam aktivitas KBM.
3. Rendahnya kemampuan berfikir kritis sebagain guru di SMA Negeri ______ Kecamatan _________ Kabupaten __________ Propinsi ___________ Pada Semester ______ Tahun Pelajaran ____/_____..
C. Perumusan Dan Pemecahan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Perumusan Masalah :
1) Bagaimana meningkatkan kreatifitas mengajar guru melalui konsepsi model pembelajaran Berfikir, Menulis, Berdiskusi pada pengajaran ilmu sains di SMA Negeri ______ Kecamatan _________ Kabupaten __________ Propinsi ___________ Pada Semester _____ Tahun Pelajaran ____/_____.?
B.PROPOSAL PTS UNTUK SMA METODE BMD
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Kreativitas
Rendahnya kreatifitas guru akan mempengaruhi prestasi akademik maupun non akademik, dan sebaliknya tinggi rendahnya kreatifitas guru akan mendorong kemaun dan pengembangan diri sehingga seseorang siswa akan menghasilkan sesuatu yang baru. Berikut ini akan dijelaskan beberapa pengertian. Menurut Semiawan, dkk (1987) kreativitas sebagai proses merupakan hal yang lebih esensial dan perlu ditanamkan pada individu sejak dini dengan cara menyibukan diri secara kreatif. Misalnya dalam proses bermain, dengan adanya gagasan atau unsur-unsur pikiran. Akan menjadi keasyikan yang menyenangkan dan penuh tantangan bagi guru yang kreatif. Dengan kata lain, kreativitas dalam hal ini merupakan proses berfikir yang mengarah pada suatu usaha untuk menemukan hubungan-hubungan baru mendapatkan jawaban, metode atau cara baru dalam memecahakan masalah.
Ditinjau dari segi product, kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, yang pada umumnya bersifat original atau unik. Secara lebih rinci Munandar (1992), menjelaskan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data informasi atau unsur-unsur yang ada sehingga menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah dengan menekankan pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban. Kreativitas yang dimaksud adalah berfikir kreatif atau divergen.contoh pts kepala sekolah sd pdf
Dimensi press (tekanan/dorongan) adalah kondisi yang dapat mendorong atau menghambat seseorang untuk bertindak kreatif. Dorongan atau hambatan tersebut dapat berasal dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat, maupun dari dalam diri individu itu sendiri. Jika kedua kondisi ini menggantungkan atau menunjang, yakni adanya keinginan dari seseorang (individu) untuk melibatkan memungkinkan individu tersebut untuk bertindak secara kreatif.
Definisi lain mengenai kreatifitas diungkapkan oleh Amien (1980) yang mengatakan bahwa kreatifitas merupakan pola berfikir atau ide yang sepontan atau imajinasi yang mencirikan hasil artistik, penemuan-penemuan ilmiah dan penciptaan-penciptaan secara mekanis. Lebih lanjut Amien menjelaskan bahwa kreatifitas meliputi hasil sesuatu yang baru atau sama sekali baru bagi dunia ilmiah atau relatif baru bagi individunya.
Berdasarkan paparan mengenai beberapa devinisi kreativitas di atas dapat dilihat bahwa kreativitas mengandung arti yang luas dan mempunyai tahapan yang diawali dengan suatu pemikiran atau ide yang kreatif, kemudian melakukan kegiatan kreatif sehingga tercipta hasil yang kreatif. Namun demikian pada intinya terdapat persamaan antara definisi-definisi tersebut yaitu kreatifitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru atau relatif baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
B. Ciri-Ciri Kreativitas
Ciri-ciri atau karakteristik kreativitas pada umumnya dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk menentukan kemampuan kreatif dari seseorang Menurut Guilford (lewat Kuncoro) ciri-ciri kreativitas seseoarang dapat dilihat dari aspek berfikir dan aspek dorongan atau motivasi. Aspek berfikir kreatif ditunjukan oleh sifat-sifat kelancaran (fluency), Kelenturan (flexsibility), Keaslian (originality), dan penguraian (elaboration). Aspek doraongan atau motivasi ditunjukkan oleh sifat-sifat karakter, seperti sikap percaya diri, tidak konvensional, dan aspirasi keindahan.
Kelancaran (fluency), adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan. Ciri-cirinya antara lain meliputi : (1) Word Fluency, yakni kemampuan untuk menghasilkan kata-kata yang terdiri dari huruf-huruf tertentu atau kombinasi dari huruf-huruf. Kelancaran kata (Word Fluency) pertama kali dipublikasikan oleh Thurstone pada tahun 1938. Pendapatan Guilford mengenai kelancaran kata diungkapkan bahwa kemampuan tersebut tidak mudah untuk dilihat, namun merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan kreativitas sehari-hari. (2) Associatianal Fluency, yaitu kemampuan untuk menghasilkan sejumlah kata-kata yang mengandung beberap macam hubungan, dapat berbentuk sebuah ide, pemberian judul atau memberikan arti serupa.
Selain itu dapat juga diartikan sebagai kemampuan berfikir secara analog atau kebaikannya. (3) Expressional Flucncy, adalah kemampuan untuk menyusun kata-kata terorganisasi, seperti dalam bentuk ungkapan-ungkapan atau kalimat-kalimat. Dengan kata lain merupakan kelancaran dalam mengekspresikan pikiran-pikiran, ide-ide atu pemecahan masalah dalam bentuk kata-kata atu kalimat. (4) Ideational Fluency, merupakan kemampuan untuk meghasilkan sejumlah ide-ide dengan cepat yang sesuai dengan kegunaan yang diminta. Beberapa jenis test mengenai ideational fluency, kecepatan lebih penting dari kualitas, ide yang dihasilkan dapat berbentuk simple atau kompleks, dapat berupa pemberian judul baik untuk gambar maupun cerita. Atau dapat pula berupa ungkapan-ungkapan dalam kalimat pendek yang merupakan kesatuan hasil pemikiran, misalnya benda apa saja yang memiliki sifat padat, fleksibel, dan bercorak ? Maka jawabannya dapat berupa kain, daun, barang-barang dari kulit, dan lain sebagainya.
Kelenturan (flexibillity) yaitu kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah. Hal-hal yang termasuk dalam ciri-ciri ini adalah : (1) spontaneous flexibility yakni kemampuan atau kecenderungan untuk menghasilkan bermacam-macam variasi dari ide-ide yang bebas dari hambatan atau keterpaksaan. Spontaneous flexibility dapat dikatakan pula sebagai keluwesan dalam mengadakan pendekatan terhadap masalah. Artinya bila melalui pendekatan yang satu tidak mendapatkn hasil yang diharapkan, maka dengan segera akan menggantikannya dengan cara pendekatan lain. Seseorang yang memiliki kemampuan spontaneous flexibility rendah, akan terlihat kaku dalam memberikan ide atau pendapatannya. Ia akan cenderung untuk bertahan pada satu atau beberapa pemikiran yang sempit saja.
Namun demikian orang tersebut masih mempunyai kemungkinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi meskipun tidak melakukan secara spontan. (2) Adaptive flexibility, merupakan penyesuaian yang fleksibel dalam menghadapi masalah sampai diperoleh hasil pemecahannya. Mengenai hal ini seseorang akan gagal untuk menyelesaikan masalah bila ia tidak mampu untuk bertindak fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan masalah yang sedang dihadapi.
Kreativitas adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli dan tidak klise. Dapat pula diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang luar biasa jarang ditemui dan unik.pts kenaikan pangkat kepala sekolah
Elaborasi adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terinci yakni merupakan aktivitas untuk merangkai sebuah ide atau jawaban-jawaban simpel agar menjadi lebih mendetail. Elaborasi ini dapat dikembangkan dengan cara memberi informasi tambahan atau melalui komunikasi verbal.
C.DOWNLOAD CONTOH PTS SMA KURIKULUM 2013
BAB III
METODE PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
Penulis akan memberikankan uraian singkat sebelum memaparkan langkah-langkah dalam penelitian tindakan di bab III ini, bahwa metode penelitian tindakan ini adalah menggunakan model penelitian kolaboratif dimana peneliti hanya sebagai konseptor atas pembinaan pembelajaran inovatif sedangkan guru yang mengajar ilmu sains menerapkan konsep model pembelajaran yang diarahkan oleh penulis.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk observer yakni pengawas sebagai pengamat penelitian sementara yang melaksanakan dan penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru bidang studi ilmu pengetahuan alam atau ilmu sains di SMA Negeri ______ Kecamatan _________ Kabupaten __________ Propinsi ___________ Pada Semester _______ Tahun Pelajaran ____/_____. SMA Negeri ______ Kecamatan _________ Kabupaten __________ Propinsi ___________ Pada Semester ganjil Tahun Pelajaran ____/_____.. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru bidang studi ilmu pengetahuan alam atau ilmu sains secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru kelas dan guru bidang studi, kehadiran peneliti sebagai sebatas memberikan konsep dasar pembelajaran inovatif kemudian diterapkan oleh guru bidang studi di SMA Negeri ______ Kecamatan _________ Kabupaten __________ Propinsi ___________ Pada Semester _____ Tahun Pelajaran ____/_____.. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di SMA Negeri ______ Kecamatan _________ Kabupaten __________ Propinsi ___________ Pada Semester ganjil Tahun Pelajaran ____/_____.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan _____ sampai _____________ pada semester ganjil tahun pelajaran ____/_____.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah guru bidang studi ilmu sains di SMA Negeri ______ Kecamatan _________ Kabupaten __________ Propinsi ___________ Pada Semester ____ Tahun Pelajaran ____/_____.
B. Rancangan Penelitian Tindakan
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas atau Sekolah. Adapun tujuan utama dari Penelitian tindakan kelas atau sekolah adalah untuk memperbaiki / meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).pts kenaikan pangkat kepala sekolah
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian penulis menggunakan instrumen yang terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian Kinerja Guru.
2. Rencana Pelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian Kinerja Guru, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
D.PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH SMA TERLENGKAP PDF
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Zainuri, 2018, Kiat Kreatifitas Mengajar Bagi Guru Indonesia, CV. Nur Hidayah, Kalimatan Timur.
Amien, Moh, 2012. Peranan Kreatifitas dalam Pendidikan. Analisis kebudayaan. Jakarta : Depdikbud.
Deporter, B & Hemacki, M. 2003. Quantum Learning, PT. Mizan Pustaka Bandung.
Departemen Pendidikan Nasional, 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi IPA.
Kuntoro, SA. 1992. Nilai-nilai keagamaan dalam mengembangkan kreatifitas anak (suatu tantangan bagi kehidupan modern) cakrawala pendidikan. Yogyakarta : PPM IKIP Yangyakarta.
Mulyana, E. 2015. Implementasi kurikulum 2004. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Meier, D. 2013. The Acceleratied Learning. PT. Mizan Pustaka Bandung
Nur Muhammad, 2015. Pembelajaran Kooperatif. Pusat IPA dan Matematika Sekolah. UNESA Surabaya.
Nur Muhammad, 2005. Guru yang Berhasil dan pengajaran langsung. Depatemen Pendidikan Nasional.
Semiawan, C, Munandar. A.S. dan Munandar, SOU. 1987. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta : Gramedia.
Universitas Negeri Malang, 2010. Kreatifitas Berfikir Menulis dan berdiskusi Sebagai Inovasi Pembelajaran, UM Malang.
Wahid Sholahuddin, Berfikir Logis, Menulis Cekatan, Dialog Ilmiah, Insan Ilmu, Jakarta
Terima kasih telah berkunjung di blog kami yang membahas contoh PTS ini. Semoga PTS ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.