Senin, 21 Mei 2018

CONTOH LENGKAP PTK BK SMA DOC-

CONTOH  LENGKAP PTK BK SMA DOC- Keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Hal ini dikarenakan kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan guru serta pendidik lainnya. Apa yang hendaknya dicapai dan dikuasai siswa (tujuan belajar), bahan apa yang harus dipelajari (bahan ajar), bagaimana cara siswa mempelajarinya (metode pembelajaran), serta bagaimana cara mengetahui kemajuan belajar siswa (evaluasi), telah direncanakan dengan seksama dalam kurikulum sekolah (Nana Syaodih, 2004 : 177).
Kenyataannya, kegiatan belajar di sekolah tidak selalu sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Masih ada siswa yang menunjukkan tidak dapat mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan. Beberapa diantaranya adalah berkenaan dengan motivasi belajar rendah. Padahal, motivasi merupakan jantungnya proses belajar yang pada akhirnya akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Motivasi bukan saja menggerakkan prilaku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat perilaku. Siswa yang termotivasi dalam belajar menunjukkan minat, kegairahan dan ketekunan yang tinggi dalam belajar.
Keadaan saat ini yang memprihatinkan adalah kondisi-kondisi yang menggambarkan motivasi belajar rendah terabaikan oleh guru , sehingga membuat siswa tetap berada pada kondisi yang sama serta tidak dapat teroptimalkan kemampuan belajarnya. Jika hal ini terus dibiarkan, maka akan terjadi sebuah stagnasi belajar yang berujung pada kejenuhan, tidak kreatif, bahkan penurunan kualitas hasil belajar.
Motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar, sebab individu yang tidak mempunyai motivasi belajar yang cukup, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, apa yang siswa lihat sudah tentu membangkitkan minatnya sejauh apa yang siswa lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingan pemenuhan kebutuhannya sendiri.
Motivasi menurut Donald (dalam Hardjo & Badjuri, 2002) merupakan dorongan tenaga dari dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Motif inilah yang mendorong siswa untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dengan suatu keunggulan dalam prestasi belajarnya.
Motivasi berprestasi menurut McClellend (Sobur, 2003: 204) adalah motif yang mengarahkan prilaku seseorang dengan titik berat bagaimana prestasi belajar tersebut, dengan motivasi belajar yang tinggi siswa dapat mendapatkan prestasi yang baik dalam belajarnya.Maslow mengatakan bahwa perilaku manusia dikembangkan dan yang memotivasi perilaku seseorang.
 Maslow membagi kebutuhan menjadi lima kategori sebagai berikut : (1) kebutuhan fisiologi (2) kebutuhan rasa aman (3) kebutuhan persaudaraan dan kasih sayang (4) kebutuhan harga diri (5) kebutuhan aktualisasi diri (termasuk di dalamnya kebutuhan intelektual dan kebutuhan artistik). Kebutuhan-kebutuhan dasar ini tersusun secara hierarkis pemenuhannya dari kebutuhan yang paling rendah terlebih dahulu, setelah itu baru menyusul kebutuhan yang lebih tinggi (Syaodih, 2004: 68). Kebutuhan aktualisasi diri disebut sebagai being needs/growth needs.
Orang akan selalu mencari jalan untuk pemenuhan selanjutnya, sebagai contoh bila seseorang telah mencapai suatu prestasi tertentu dalam usahanya memenuhi kebutuhan intelektualnya, maka ia akan semakin berusaha untuk meraih lebih banyak pengetahuan lain.Siswa belajar secara tidak langsung didorong oleh motif fisiologis, pengamanan atau persaudaraan dan kasih sayang, tetapi secara langsung didorong oleh harga diri dan keinginan mengaktualisasikan segala kemampuannya.
Dengan demikian perbuatan belajar sesungguhnya didorong oleh motif-motif tahap tinggi. Memang bagi siswa yang berhasil dalam belajar dalam arti sesungguhnya, yaitu mampu mengaktualisasikan semua potensinya. Jika siswa tidak terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya maka tidak akan timbul kebutuhan akan motif aktualisasi diri dalam hal ini pencapaian prestasi dalam belajar.
Banyak hal yang menyebabkan siswa mempunyai dorongan untuk berprestasi dalam bidang akademik. Faktor yang amat penting dalam mendorong terciptanya prestasi adalah motivasi belajar . Dalam bidang pendidikan motivasi belajar siswa merupakan hal yang seringkali dibahas. Setiap siswa mempunyai motivasi belajar yang berbeda.
Sebagai contoh dalam suatu kelas seorang guru memberikan tugas pada siswa-siswanya untuk melakukan suatu eksperimen kimia, setelah guru selesai memberikan instruksi tentang prosedur pelaksanaan eksperimen tersebut, beberapa siswa mulai mengangkat tangannya untuk bertanya, sebagian lain hanya pasif menunggu jawaban dari guru, sedang sisanya seperti sedang berada di dunia lain acuh tak acuh terhadap penjelasan guru. Hal ini menggambarkan tidak semua siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Sering kali siswa memiliki motivasi belajar yang rendah, mereka memuja sebuah hasil tanpa mengenal proses.
Mereka menginginkan nilai yang bagus namun mereka tidak peduli proses yang seharusnya mereka jalani, bahwa untuk dapat memperoleh nilai yang bagus mereka harus belajar terlebih dahulu.Terlihat dari salah satu studi pendahuluan yang dilakukan oleh guru BK sekolah setempat (2009) yaitu melihat rendahnya motivasi belajar siswa SMA ……… dapat dilihat dari hasil identifikasi melalui beberapa komponen, diantaranya perhatian siswa terhadapa ajaran sebesar 27,86%, keinginan menyelesaikan tugas dan masalah sebesar 20,36%, ketekunan dan keuletan siswa dalam belajar sebesar 23,71%, serta pandangan siswa tentang keterkaitan materi dengan keinginan dan kehidupan sehari-hari sebesar 25,45%, dan yang terakhir keinginan siswa belajar di rumah sebesar 17,81%.
Dari studi pendahuluan yang dilaksanakanan di SMA ………, ternyata dapat diidentifikasi adanya permasalahan belajar yang muncul yaitu rendahnya motivasi belajar siswa, hal ini terlihat dari prilaku siswa yang menampakkan keengganan masuk sekolah, kurangnya perhatian terhadap pelajaran, kurangnya ketekunan dan keuletan siswa dalam belajar, serta siswa cepat bosan dan rendahnya minat pada kegiatan belajar. Hasil wawancara dengan guru BK setempat dan observasi, siswa di SMA ……… khususnya kelas X merasa kurang semangat belajar, hal ini berdampak pada kegiatan belajar siswa, mereka jarang mengerjakan tugas, dan nilai hampir semua mata ajarannya pun turun drastis dari semester sebelumnya.
Motivasi belajar merupakan hal yang begitu penting dalam menumbuhkan gairah belajar, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Seorang siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi bisa gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat.
Motivasi belajar sangat mempengaruhi intensitas kegiatan belajar, tetapi motivasi belajar juga dipengaruhi oleh tujuan yang ingin dicapai, yaitu prestasi belajar. Makin tinggi dan berarti tujuan belajar, akan semakin tinggi pula motivasi belajarnya akan semakin kuat pula kegiatan belajarnya.
Proses motivasi belajar meilputi tiga langkah , yaitu: (1) Adanya suatu kondisi yang terbentuk dari tenaga-tenaga pendorong belajar (desakan, motif, kebutuhan dan keinginan belajar) yang menimbulkan suatu ketegangan atau tension (2) Berlangsungnya kegiatan atau perilaku belajar yang diarahkan pada pencapaian tujuan belajar yang akan mengendurkan atau menghilangkan ketegangan (3) Pencapaian tujuan belajar dan berkurangnya atau hilangnya ketegangan.
Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah jika tidak ditangani maka akan terjadi sebuah stagnasi belajar yang berujung pada kejenuhan, tidak kreatif, bahkan penurunan kualitas belajar. Hal ini terbukti dari belasan studi , Ecless, et al. (1993) dalam disertasi Mohammad Hattip (1997 : 2) menyimpulkan bahwa kebanyakan remaja mengalami masalah sebagai berikut : (1) kurang minat bersekolah; (2) lemahnya motivasi konsep diri akademik; (3) dan persepsi dirinya; (4) gampang menurun rasa percayadirinya setelah mengalami kegagalan ; (5) merespon kegagalan dengan helplesness ; (6) gampang membolos.
Penelitian yang dilakukan oleh Herpratiwi pada tahun 2004, bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah sebesar 24,45% dan kemauan siswa dalam bertanya tentang materi yang belum dipahami sebesar 28,63%. Dari hasil penelitian tersebut dikarenkan adanya faktor yang mempengaruhi dapat berupa adanya persepsi siswa yang salah terhadap suatu mata ajaran tertentu, misalnya belajar fisika itu tidak menyenangkan, dan sulit dipahami. Sehingga siswa merasa enggan dan motivasi untuk belajar mata ajaran fisika menjadi rendah.
Faktor yang berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar dapat berasal dari luar, seperti dari guru yang kurang dapat menjelaskan materi ajaran dengan baik, misalnya terlalu cepat dalam menyampaikan materi, padahal materi tersebut belum dipahami siswa, atau pemberian tugas yang tidak disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki siswa, bahkan ada sebagian guru yang malas masuk kelas.
Rendahnya motivasi belajar merupakan masalah yang dianggap klasik sebagai gej ala masalah belajar, namun merupakan sesuatu yang penting untuk ditangani bersama. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan untuk mengatasi masalah rendahnya motivasi belajar .
Salah satu tugas yang menjadi tanggung jawab layanan bimbingan konseling adalah memajukan, merangsang, dan membimbing proses belajar siswa. Segala usaha yang menuju kearah itu harus direncanakan dan dilaksanakan dengan baik. Dengan demikian, memotivasi siswa merupakan salah satu langkah awal yang harus diberikan dalam pelayanan bimbingan dan konseling khususnya bimbingan belajar.
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas Mapel Bimbingan Konseling yang diberi judulEfektivitas Quantum Learning Sebagai Salah Satu Metode Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Sma Tahun Ajaran 2010-2011”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.
PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK BK Kelas X lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 – BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 08172834988 dengan Format PESAN PTK 002 SMA).

A.DOWNLOAD CONTOH PTK BK BIMBINGAN KONSELING SMA DOC ..

BAB I
PENDAHULUAN

 1.Latar Belakang Masalah
Layanan Bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari pendidikan berfungsi untuk membantu setiap individu mencapai perkembangan yang sehat di dalam lingkungannya. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu pelayanan pendidikan di sekolah yang lebih menekankan pada aspek perilaku siswa, termasuk belajar pun menjadi ragam bimbingan yang dapat diberikan oleh konselor di sekolah dalam membantu siswanya untuk berkembang.
Yusuf dan Nurihsan (2006: 10) menjelaskan bahwa bimbingan yang diberikan dalam bentuk bimbingan akademik atau belajar yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu (siswa) dalam menghadapi dan memecahkan masalah¬masalah akademik.contoh proposal penelitian tindakan bimbingan konseling
Yang tergolong masalah-masalah akademik yaitu: pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan, cara belajar efektif penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain.
Namun tidaklah mudah dilakukan karena memotivasi siswa tidak hanya sekedar menggerakkan siswa agar aktif dalam belajar sebatas dalam konteks persekolahan, tetapi juga mengarahkan serta menjadikan siswa terdorong untuk belajar terus-menerus sepanjang hayat (life long leraning).
Oleh karena itu, program bimbingan belajar yang terarah dan terencana sangat diperlukan untuk menghasilkan siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi agar siswa siap menyongsong perubahan dalam kehidupan.Quantum learning merupakan salah satu metode bimbingan belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
Beberapa teknik yang terdapat di dalamnya merupakan teknik untuk meningkatkan motivasi belajar serta meningkatkan kemampuan dan keyakinan diri. Dalam rangka pengembangan keterampilan belajar siswa, metode Quantum Learning dipandang efektif untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan salah satu prinsipnya yang menyatakan sugestology, yaitu sugesti dapat dan pasti mempengaruhi prestasi belajar siswa.ptk bk smp kelas 7
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, perlu dilakukan bimbingan dengan metode Quantum learning sebagai teknik bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA ……… Tahun Ajaran 2010-2011.

B.PTK BK MENGATASI MASALAH HUBUNGAN SOSIAL SISWA

2.Identifikasi dan Rumusan Masalah

Masa remaja dikenal dengan periode peralihan. Peralihan ini tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari suatu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang. Hal ini juga akan mempengaruhi pola perilaku dan sikap baru.ptk bk sma 2014
Sama halnya dengan belajar. Belajar merupakan proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman. Suatu keniscayaan bagi setiap individu mengalami proses belajar akan mengalami perubahan perilaku. Sudah barang tentu setiap perubahan yang diharapkan dalam belajar adalah bersifat normatif. Berbagai faktor turut mempengaruhi belajar, diantaranya adalah motivasi belajar.
Motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang mengerakan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang menggerakkan aktifitas siswa kepada tujuan belajar. Thomas L Good dan Jere B. Bropy dalam Prayitno (1989 : 8) mendefinisikan motivasi sebagai penggerak, pengarah, dan memperkuat perilaku. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakaukan aktivitas belajar.ptk bk DOC
Motivasi merupakan jantungnya proses belajar yang pada akhirnya akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Motivasi bukan saja menggerakkan perilaku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat perilaku. Siswa yang termotivasi dalam belajar menunjukkan minat, kegairahan dan ketekunan yang tinggi dalam belajar. Jika hal ini terus dibiarkan kondisi peserta didk tidak akan teroptimalkan kemampuan belajarnya maka akan terjadi sebuah satgnasi belajar yang berujung kepada kejenuhan, tidak kreatif, bahkan penurunan terhadap prestasi belajar siswa.
Fokus dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat motivasi belajar dan bagaimana meningkatkan motivasi belajar dan membimbing proses belajar siswa .Tujuan utamanya agar siswa mampu meningkatkan motivasi belajar untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal melalui layanan bimbingan konseling dengan metode Quantum Learning. Metode Quantum Learning dipandang efektif untuk digunakan sebagai layanan bimbingan belajar yang dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa SMA, artinya, jika siswa memiliki motivasi rendah dalam belajarnya maka dipandang sebagai persoalan yang harus segera ditangani dengan Quantum Learning sebagai metode bimbingan belajar.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, pertanyaan umum yang menjadi acuan perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: bagaimana gambaran motivasi belajar siswa dan bagaimana efektivitas Quantum Learning sebagai salah satu metode bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA ……… Tahun ajaran 2010-2011?
Berdasarkan rumusan masalah, maka diturunkan menjadi tiga pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa kelas X SMA ……… tahun ajaran 2010-2011?
2Bagaimana pelaksanaan metode Quantum Learning terhadap siswa kelas X SMA ……… tahun ajaran 2010-2011 ?
3.Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa kelas X SMA ……… setelah diberi layanan bimbingan belajar dengan metode Quantum Learning
3.Tujuan Penelitiian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan rumusan pengembangan program untuk meningkatkan motivasi belajar, yang secara khusus dapat dirinci sebagai ;
  1. Memperoleh gambaran motivasi belajar siswa kelas X SMA ……… tahun ajaran 2010-2011.
  2. Memperoleh tentang pelaksanaan metode Quantum Learning terhadap siswa kelas X SMA ……… tahun ajaran 2010-2011.
  3. Memperoleh gambaran motivasi belajar siswa kelas X SMA ……… setelah diberi bimbingan belajar dengan metode Quantum Learning.
  4. Batasan Masalah
  5. Batasan Konseptual
  6. Motivasi
Motivasi didefinisikan secara berbeda-beda oleh para pakar berdasarkan sudut pandang masing-masing. Perbedaan dalam sudut pandang ini menghasilkan berbagai definisi motivasi dengan penekanan yang berbeda-beda.
Rochman Natawidjaya (1987:78) menyatakan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau perilaku, yang mengatur perilaku atau perbuatan untuk memuaskan kebutuhan atau menjadi tujuan.
Oemar Hamalik (2005:106), menyatakan motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Akhmad Sudrajat, menyatakan motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melakssiswaan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
  1. Belajar
Moh. Surya (1992) , menyatakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.kumpulan ptk bk lengkap
Witherington (Syaodih, 2005:155) berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.
Gagne, (Alex Sobur, 2003:22 1) menyatakan bahwa belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa hingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum dia mengalami situasi itu ke waktu sesudah dia mengalami situasi tadi.
Quantum Learning
Kegiatan belajar bukan tidak mungkin terjadi stagnasi pada siswa sehingga terjadi penurunan motivasi yang di tandai dengan rasa bosan, malas, tidak mengerjakan tugas, tidak masuk sekolah dan sebagiannya.
Upaya untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan sebuah metode pembelajaran yang efektif guna meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Salah satu metode yang digunakan adalah metode Quantum Learning.
Quantum learning merupakan metode dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang terdapat di dalamnya merupakan teknik untuk mengembangkan keterampilan belajar serta meningkatkan kemampuan, keyakinan diri, dan motivasi belajar.ptk bk sma doc
Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi (DePorter dan Hernacki, 2006). Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dengan guru.Metode Quantum Learning dipandang efektif sebagai bimbingan belajar guna peningkatan motivasi belajar siswa.

C.DOWNLOAD LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS BK .

BAB II

QUANTUM LEARNING SEBAGAI METODE BIMBINGAN BELAJARUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

A. Bimbingan di SMA1. Karakteristik Siswa SMAa. Karakteristik Siswa SMAHurlock (1980:2) mengartikan perkembangan sebagai serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan dan belajar” (F.J. Monks, dkk dalam Desmita, 2005: 4).Siswa Sekolah Menengah Pertama tergolong kedalam usia remaja awal.
Pada masa ini siswa memiliki beberapa karakteristik dalam perkembangannya. Karakteristik tersebut secara umum akan diuraikan sebagai berikut.
1. FisikPada masa remaja, perubahan yang paling menonjol pada diri remaja adalah perubahan fisik yang sedang dialaminya. Menurut Hurlock (1994 : 210), pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan proses kematangan seksual. Beberapa kelenjar yang mengatur fungsi seksualitas pada masa ini telah mulai matang dan berfungsi. Disamping itu tanda-tanda seksualitas sekunder juga mulai nampak pada diri remaja.
2. EmosiPada umumnya remaja bersifat emosional.Emosinya berubah menjadi labil. Menurut Hurlock (1994 : 212) pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari bermacam pengaruh, seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan teman-teman sebaya serta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Masa remaja identik dengan lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif.
3. SosialPada masa remaja, siswa memasuki status sosial yang baru. Pada masa remaja, siswa cenderung untuk menggabungkan diri dalam kelompok teman sebaya.Hurlock mengemukakan (1994 : 212) kelompok sosial yang baru ini merupakan tempat yang aman bagi remaja. Pengaruh kelompok ini bagi kehidupan siswa sangat kuat, bahkan seringkali melebihi pengaruh keluarga.
4. MoralPada masa remaja terjadi perubahan dari konsep moral khusus menjadi prinsip moral umum pada remaja. Kohlberg (Hurlock, 1994 : 212) mengungkapkan bahwa pada masa ini seorang remaja sudah dapat diharapkan untuk mempunyai nilai-nilai moral yang dapat melandasi tingkah laku moralnya. Walaupun demikian, pada masa remaja, siswa juga mengalami kegoyahan tingkah laku moral. Hal ini dapat dikatakan wajar, sejauh kegoyahan ini tidak terlalumenyimpang dari moralitas yang berlaku, tidak merugikan masyarakat serta tidak berkelanjutan setelah masa remaja berakhir.
5. KognitifMenurut Jean Piaget (Santrock, 2003 : 105), perkembangan kognitif remaja telah beralih dari masa operasional konkrit ke masa operasional formal. Pada masa operasional konkrit, seseorang mampu berpikir sistematis terhadap hal¬hal atau obyek-obyek yang bersifat konkrit, sedang pada masa operasional formal remaja sudah mampu berpikir secara sistematis terhadap hal-hal yang bersifat abstrak dan hipotetis dan dapat berpikir secara kritis.
Pada tahap ini, menurut Piaget (Santrock, 2003 : 105) interkasinya dengan lingkungan sudah amat luas menjangkau banyak teman sebaya bahkan berusaha untuk dapat berinterkasi dengan orang dewasa. Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif siswa, karena kreativitas merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Perkembangan kreativitas remaja berada pada posisi seiring dengan tahapan operasional formal.
Dengan kata lain, perkembangan kreativitas menurut Piaget (Asrori, 2004 : 48) sedang berada pada tahap yang sangat potensial untuk berkembang.b. Tugas Perkembangan Siswa SMAMenurut Havighurst (Hurlock, 1994 : 54) tugas perkembangan adalah tugas yang muncul sekitar satu periode tertentu dari kehidupan siswa. Apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan, akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya. Tetapi apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Menurut Havighurst (Hurlock, 1994 : 54) terdapat sejumlah tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh remaja, yaitu:
1) Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baikpria maupun wanita.
2) Mencapai peran sosial pria dan wanita.
3) Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
4) Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
5) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasalainnya.
6) Mempersiapkan karir ekonomi.
7) Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
8) Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku.
B. Karakteristik Bimbingan di SMA
a. Pengertian Bimbingan di SekolahShertzer dan Stone (Yusuf, 2006 : 16) mengartikan bimbingan sebagai proses bantuan kepada siswa agar mampu memahami diri dan lingkungannya. Surya (1996 : 19) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberianbantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada siswa agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya.
Nurihsan (2005 : 8) mengartikan bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya siswa dapat memahami dirinya sehingga sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya.Kartadinata (Yusuf, 2006 : 16) mengartikan bimbingan sebagai proses membantu siswa untuk mencapai perkembangan secara optimal.
Lebih lanjut Natawijaya (Yusuf, 2006 : 17) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada siswa yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya siswa dapat memahami dirinya, sehingga sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya.
Dengan demikian siswa akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu siswa mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai mahluk sosial.b. Tujuan Bimbingan di SMANurihsan (2005 : 9) mengungkapkan bahwa tujuan pemberian layanan bimbingan adalah membantu siswa dalam mencapai kebahagiaan hidup sebagai mahluk Tuhan, mencapai kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat, dapat hidup bersama dengan individu lain dan tercapainya keseimbangan antara cita-cita dengan kemampuan yang dimilikinya.
Ditinjau dari pihak siswa, tujuan bimbingan (Nurihsan, 2005 : 9) adalah agar siswa dapat:
1) Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin, sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga berguna dalam kehidupannya.
2) Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri melalui berbagaidiskusi dengan teman sebaya maupun sumber yang dapat dipercaya.
3) Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputilingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial ekonomi dan kebudayaan.
4) Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya,dengan upaya membuka diri untuk berkonsultasi.
5) Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.
6) Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak luar untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan.
c. Fungsi Bimbingan di SMA
Pada dasarnya bimbingan dan konseling dilakukan dalam bentuk upaya pemahaman, pencegahan, pemeliharaan dan penyembuhan. Setiap bentuk upaya tersebut mengacu kepada empat fungsi bimbingan sebagai berikut.
1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan siswa.
2. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang membantu siswa untuk memilih jurusan sekolah, jenis sekolah dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat dan ciri kepribadian lainnya. Kegiatan dalam fungsi penyaluran ini meliputi bantuan untuk memantapkan kegiatan belajar di SMA.
3. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang membantu petugas sekolah, khususnya guru untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap minat, kemampuan dan kebutuhan siswa. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai peran siswa, guru pembimbing dapat membantu guru mata pelajaran untuk memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam mengelola dan memilih materi pelajaran maupun dalam mengadaptasikan bahan pelajaran pada kecepatan dan kemampuan siswa.
4. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang membantu siswa memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalah.
d. Prinsip-Prinsip Bimbingan di SMA
Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai landasan untuk melaksanakan bimbingan dan konseling di SMA. Nurihsan (2005 : 11) mengemukakan prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.contoh ptk sma
1. Bimbingan dan konseling berhubungan dengan sikap dan perilaku siswa terbentuk dari segala aspek kerpibadian yang unik dan rumit.
2. Perlu dikenal dan dipahami perbedaan siswa yang akan dibimbing agar dalam memberikan bimbingan dapat diberikan bimbingan yang tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh siswa.
3. Bimbingan merupakan suatu proses membantu siswa untuk dapat membantu dirinya sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
4. Bimbingan hendaknya bertitik tolak pada siswa yang dibimbing.
5. Masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh guru pembimbing di SMA, harusdiserahkan pada individu atau lembaga yang mampu dan berwenang untukmemecahkannya.download ptk bk smp
6. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh siswa.
7. Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan siswa
8. Program bimbingan di SMA harus sesuai dengan program di SMA yangbersangkutan.
9. Program bimbingan harus selalu diadakan penilaian berkala untuk mengetahui sampai dimana hasil yang telah dicapai dan mengetahui apakah pelaksanaan program itu sesuai dengan apa yang telah direncanakan semula.
10. Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan dapat menggunakan sumber¬sumber yang relevan yang berada di luar SMA.
E. Jenis Layanan Bimbingan di SMA
Layanan bimbingan di sekolah menengah pertama lebih menekankan pada kesadaran dan pemaknaan guru atas bimbingan dan konseling, pengembangan diri siswa serta bimbingan dan konseling harus didasarkan pada kebutuhan siswa dan kondisi objektif sekolah agar diperoleh hasil yang relevan dengan kebutuhan siswa.Nurihsan (2006 : 26) mengungkapkan struktur program bimbingan perkembangan yang komprehensif terdiri atas komponen layanan dasar bimbingan, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan layanan dukungan sistem.
1)Layanan Dasar BimbinganLayanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan normal, memiliki mental yang sehat dan memperoleh keterampilan dasar. Dengan kata lain, layanan dasar bimbingan membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya. Materi yang diberikan berkaitan erat dengan upaya membantu siswa dalam mencapai tugas perkembangan.
2) Layanan ResponsifLayanan responsif bertujuan untuk membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu siswa yang mengalami hambatan atau kegagalan dalam mencapai tugas perkembangnnya. Tujuan layanan ini juga dapat dikemukakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu.ptk bk DOC
Masalah dan kebutuhan siswa berkaitan dengan keinginan untuk memahami tentang suatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan dirinya yang positif. Untuk memahami kebutuhan dan masalah siswa dapat ditempuh dengan cara menganalisis data siswa, baik yang bersumber dari inventori tugas-tugas perkembangan, angket siswa, wawancara, observasi, sosiometri, daftar hadir siswa, psikotes dan daftar masalah siswa.
3) Layanan Perencanaan IndividualLayanan perencanaan individual bertujuan untuk membantu siswa agar memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, mampu merumuskan tujuan, perencanaan atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya dan dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan dan rencana yang telah dirumuskannya. Meskipun perencanaan individual ditujukan untuk membantu semua siswa, layanan yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing siswa.
Melalui perencanaan individual siswa dapat:
a) Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan, merencanakan karir dan mengembangkan kemampuan sosial pribadi yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya.
b) Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian tujuan pribadi.
c) Mengukur tingkat pencapaian tujuan.
d) Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.

D.PTK BP BK UNTUK ANDA: Download Gratis PTK BK SMP / SMA …

BAB III  METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan dan analisis data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik mengenai motivasi belajar secara nyata dalam bentuk angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya.Metode penelitian yang digunakan yaitu pra eksperimen, dengan desain Pretest-Postest One Group Design. Dalam desain penelitian pra eksperimen, tidak ada kelompok pengontrol atau pembanding, adanya pemberian tes awal sebelum diberi perlakuan dan tes akhir setelah diberi perlakuan pada kelompok yang sama.
B. Definisi Operasional Variabel
1. Motivasi
Motivasi adalah motif yang dibangkitkan dan adanya usaha untuk memenuhinya sehingga menghasilkan suatu perbuatan tertentu yang bersifat dinamis, aktif dan terarah.
2. Belajar
Belajar merupakan perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
3. Motivasi Belajar
Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah motivasi siswa untuk melakukan perubahan ke arah yang positif dengan menunjukan perilaku dan minat mereka untuk belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai prestasi yang diinginkan serta ulet dan mempunyai kemampuan bertahan yang tinggi dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah yang harus dipecahkannya, menyukai tugas-tugas yang memiliki taraf kesulitan yang tinggi serta memiliki pandangan yang mengarah ke masa depan agar dapat meningkatkan kualitas hidupnya di masa depan yang berguna bagi dirinya maupun bagi orang lain serta yang.
Motivasi belajar siswa dalam meraih suatu prestasi dapat dilihat dari empat aspek.
a. Aspek Usaha Meraih Keberhasilan atau Tujuan (MK), yaitu aspek yang menunjukkan bagaimana pandangan siswa terhadap usaha yang harus dilakukannya untuk meraih keberhasilan atau tujuan yang diinginkannya. Aspek tersebut diungkapkan melalui indikator-indikator: indikator tingkatan aspirasi, frekuensi, devosi serta ketabahan, keuletan, dan kemampuan.
b. Aspek Menyelesaikan Tugas-tugas (MT), yaitu aspek yang menunjukkan sejauhmana siswa memandang bahwa menyelesaikan tugas-tugas sekolah adalah sesuai dengan fungsinya sebagai siswa. Aspek ini diungkapkan melalui indikator durasi.
c. Aspek Usaha Memenuhi Standar Keunggulan (MS); yaitu aspek yang menunjukan bagaimana pandangan siswa bahwa usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan sesuatu yang berharga adalah merupakan upaya dalam memenuhi standar keunggulan. Aspek ketiga ini diungkapkan melalui indikator persistensinya
.d. Aspek Kemampuan Memecahkan Masalah (KM), yaitu aspek yang menunjukkan pandangan siswa terhadap kemampuannya dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Aspek ini Diungkapkan melalui indikator tingkatan kualifikasi prestasi dan arah sikapnya terhadap sasaran.Motivasi belajar dapat disimpulkan sebagai kesanggupan untuk melakukan perubahan yang positif karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai tujuan.
4. Quantum Learning
Quantum Learning merupakan sebuah metode pembelajaran yang efektif yang memadukan antara sugestologi dan teknik pemercepatan belajar untuk membantu efisiensi proses belajar mengajar sehingga belajar terasa menyenangkan.Metode Quantum Learning yang dimaksud dalam penelitian ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam mengembangkan sejumlah area keterampilan belajar sebagai daya dukung terhadap peningkatan prestasi belajar.
Adapun area keterampilan belajar meliputi: evaluasi cara belajar, menumbuhkanminat untuk belajar, mempertahankan motivasi melalui perayaan keberhasilan, menata lingkungan belajar, menyikapi kegagalan, mengoptimalkan gaya belajar, kecepatan membaca dan memahami isi bacaan, menulis, mengingat serta berfikir logis dan kreatif.
Metode pembelajaran yang terdapat di dalam metode Quantum Learning : yaitu; belajar kembali tentang belajar (learning how to learn), kekuatan ambak (Apa Manfaat bagiKu), rayakan keberhasilan, menata pentas : lingkungan belajar yang tepat, memupuk sikap juara : apa yang akan dilakukan, menemukan gaya belajar, melaju dengan kekuatan membaca, teknik mencatat tingkat tinggi, menulis dengan penuh percaya diri, upaya untuk meningkatkan keajaiban memori (perbedaan memori dan daya ingat), berpikir logis dan berpikir kreatif.ptk doc bk sma lengkap
C. Populasi dan Sampel
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Teknik sampling yang diambil ialah teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan keperluan penelitian. Artinya setiap unit/indvidu yang diambil dari sampel yang dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangan tertentu.Penelitian dilaksanakan di SMA ………. yang beralamat di Jalan ………. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas XI SMA ………. tahun ajaran 2010/2011.
Siswa kelas XI dipilih karena pada tingkatan kelas tersebut, siswa sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah, sehingga dapat berpengaruh pada kegiatan belajarnya.Pengambilan jumlah sampel didasarkan pada pendapat Arikunto (1993:120) yang menyatakan bahwa: “apabila populasinya kurang dari 100 orang, maka seluruhnya dijadikan sampel sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
D. Pengembangan Alat Pengumpul DataInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan Definisi Operasional Variabel (DOV), kemudian menyusun kisi-kisi dan akhirnya dilakukan judgment kepada ahli (dosen) yang kompeten. Setelah instrumen di judge kemudian dilakukan uji coba (instrumen pengungkap motivasi belajar.).
Alat ukur motivasi yang digunakan berupa kuesioner yang mengukur motivasi belajar dengan menggunakan pendekatan metode Quantum Learning.Berdasarkan aspek-aspek tersebut dibuat indikator-indikator yang menggambarkan masing-masing karakteristik yang ada. Untuk mengukur bagaimana motivasi belajar siswa. Responden diminta untuk memilih pilihan yang sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, dan tidak sesuai untuk setiap pernyataan berupa item positif maka untuk pilihan sangat sesuai memiliki nilai 3, pilihan sesuai memiliki nilai 2, pilihan kurang sesuai memiliki nilai 1, pilihan tidak sesuai memiliki nilai 0.
Demikian juga berlaku sebaliknya apabila responden memilih bentuk pernyataan berupa item negatif maka untuk pilihan sangat sesuai memiliki nilai 0, pilihan sesuai memiliki nilai 1, pilihan kurang sesuai memiliki nilai 2, pilihan tidak sesuai memiliki nilai 3.Keterangan lebih lengkap tentang alternatif jawaban dan pemberian skor adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1

Kriteria Penyekoran Instrumen

Alternatif JawabanNilaiItem
PositifNegatif
Sangat sesuai30
Sesuai21
Kurang sesuai12
Tidak sesuai03

E.DOWNLOAD PTK BIMBINGAN KONSELING (BK) SMP KELAS VIII …

 BAB V .KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan mengenai motivasi belajar siswa, secara umum dapat ditarik kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut.
A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka di bawah ini akan dipaparkan beberapa kesimpulan yang sesuai dengan permasalahan yang dikaji. Berikut hasil penelitian yang dituangkan dalam beberapa kesimpulan :
1. Sebagian besar siswa kelas XI SMA ………………. memilikimotivasi belajar pada tingkatan sedang.
2. Siswa kelas XI SMA ………… berada pada kategori motivasi belajar tinggi. Dengan motivasi belajar yang tinggi tentu saja memiliki motif untuk berprestasi, karena semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki seorang siswa maka makin tinggi motif berprestasinya.
3. Metode Quantum Learning efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari penurunan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan rekomendasi sebagai berikut.
1. Bagi Pihak SekolahPara guru dapat memberikan suatu penghargaan bagi siswa apabila mendapat kesuksesan atau keberhasilan. Hal ini dipandang perlu karenapemberian penghargaan (reward) bagi siswa merupakan bentuk perayaan yang dapat mengajarkan pada siswa mengenai motivasi untuk berbuat lebih baik di masa yang akan datang.
Bagi siswa yang termasuk kategori sangat tinggi dan tinggi, motivasi belajar yang sudah dimiliki dapat dipertahankan untuk mendukung aktivitas belajar sehingga memperkecil kemungkinan untuk bergeser pada kategori motivasi belajar sedang dan rendah.Bagi siswa yang termasuk kategori sedang dan rendah, lebih ditingkatkan lagi dengan cara memahami dan menerapkan kembali metode yang telah diberikan, supaya timbulnya motivasi dan dapat mempermudah dalam melaksanakan aktivitas belajar. Jika meotde ini sudah dikuasai maka akan terjadi pergeseran yang positif berupa motivasi belajar yang tinggi.
2. Bagi Guru Pembimbing
Motivasi belajar merupakan hal yang paling penting dalam proses pembelajaran. Motivasi belajar tidak bersifat tetap, tetapi bersifat fluktuatif, selalu naik dan turun. Salah satu tugas guru pembimbing disekolah adalah menjaga motivasi belajar itu selalu ada pada setiap siswa. Hal ini akan berakibat pada terhambatnya kegiatan belajar. Dengan adanya rancangan program intervensi metode Quantum Learning diharapkan menjadi referensi dalam mengembangkan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa agar supaya dapat meminimalisir terhambatnya kegiatan belajar .ptk doc sma lengkap
3. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Adanya pengembangan lebih lanjut mata kuliah bimbingan belajar bagi para mahasiswa. Dengan adanya pengembangan mata kuliah bimbingan belajar sebagai sarana untuk membantu siswa di sekolah. Salah satunya adalah dengan memasukkan metode Quantum Learning sebagai dasar dalam pengembangan praktikum bimbingan belajar pada setiap jenjang sekolah, yaitu SD, SMP dan SMA.
4. Bagi Peneliti
SelanjutnyaPenelitian ini menghasilkan gambaran mengenai motivasi belajar dankefektivan metode Quantum Learning . Bagi peneliti selanjutnya diharapkan:
a. Dapat meneliti hal yang sama, namun dengan sampel dan jenjang sekolah yang berbeda, seperti SD, SMP, SMK, dan PT untuk memperoleh gambaran yang mungkin berbeda yang akan menambah wawasan bagi para guru bimbingan dan konseling.
b. Dapat mengkaji lebih jauh lagi motivasi belajar yang dapat dihubungkan dengan dimensi-dimensi lainnya seperti sikap dan kebiasaan belajar, kedisiplinan, prestasi belajar, dan sebagainya.ptk doc bimbingan konseling sma
c. Dapat mengukur delapan indikator dari motivasi belajar dengan menggunakan delapan instrumen yang berbeda sehingga diperoleh hasil yang komperhensif.

 F.PTK BK SMA.docx – Documents

 DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.Bahri Djamarah, Syaiful. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
De Porter, Bobbi dan Mike Hernacki. (2006). Quantum Learning: Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Alih Bahasa: Alwiyah Abdurrahman,
Bandung : Mizan Media Utama.
Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Hattip, Muhammad. (1997). Kontribusi Motivasi Belajar Terhadap Sikap dan Kebiasaan Belajar Siswa. Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana IKIP ,
Bandung. Tidak diterbitkan.
Hurlock, Elizabeth. (1994). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Lindzey, Gardner dan Hal, Calvin. (1993). Organismik-Fenomenologis: Alih Bahasa: Supratiknya, Yogyakarta: Kanisius.
Mohammad, Surya. (1992). Psikologi Pendidikan Cetakan Ke 5 (Revisi). Bandung : Jurusan PPB FIP UPI.
Munandar, Utami. (2002). Kreativitas dan Keberbakatan. Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia.
Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas CONTOH PROPOSAL PTK BK SMA DOC ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.