DOWNLOAD PTK MATEMATIKA SMP KELAS IX DOC-Penelitian PTK ini dilakukan karena adanya permasalahan di kelas 9 SMP sebab rendahnya komunikasi matematika peserta didik pada pembelajaran matematika khususnya pada materi perbandingan bertingkat. Contoh PTK matematika ini dikarenakan sulitnya peserta didik dalam melakukan operasi pada bilangan perbandingan bertingkat dan banyaknya peserta didik yang salah dalam menerjemahkan soal download ptk kelas ix pada materi pokok tersebut.Berdasarkan PTK matematika lengkap word pengamatan juga diperoleh fakta bahwa nilai peserta didik pada tahun sebelumnya masih tergolong rendah hal ini dikarenakan kurangnya komunikasi peserta didik pada saat pembelajaran matematika. Guru kelas IX SMP mengajar dengan metode yang monoton sehingga proses komunikasi dalam pembelajaran berjalan searah. Hal ini yang membuat komunikasi matematika peserta didik tidak terbangun. Diharapkan pembelajaran PTK dengan model problem posing akan meningkatkan komunikasi matematika peserta didik pada materi perbandingan bertingkat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Implementasi model pembelajaran problem posing pada materi pokok perbandingan bertingkat kelas IX semester I SMP tahun pelajaran 2016/2017. 2) Apakah penerapan model pembelajaran problem posing pada materi pokok perbandingan bertingkat dapat meningkatkan komunikasi matematika peserta didik kelas IX-F semester gasal SMP Negeri … tahun pelajaran 2016/2017. Download ptk matematika smp kelas 9 doc
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil subjek penelitian peserta didik kelas 9 SMP tahun pelajaran 2016/2017 sejumlah 34 peserta didik. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sedangkan teknik pengambilan data ada 4 metode yaitu dokumentasi, wawancara, tes, dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan komunikasi matematika peserta didik melalui model pembelajaran problem posing. Hal ini terbukti adanya peningkatan pada pra siklus sebesar 35% dan siklus I sebesar 48,1% menjadi 70,4% pada siklus II. Selain itu peningkatan komunikasi matematika peserta didik juga mempengaruhi pada peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IX SMP Negeri … dari nilai rata-rata pra siklus 50 dengan ketuntasan klasikal 41,7% menjadi 61 dengan ketuntasan klasikal 46,7% pada siklus I dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu dengan rata-rata 78,5 dengan ketuntasan klasikalnya mencapai 83,3%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran matematika melalui model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan komunikasi matematika peserta didik kelas IX SMP khususnya pada materi perbandingan bertingkat.
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas Mapel MATEMATIKA yang diberi judul “MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI POKOK PERBANDINGAN BERTINGKAT KELAS IX-F SEMESTER GASAL SMP NEGERI ………… TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap
.
PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK MATEMATIKA Kelas IX lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 – BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 08172834988 dengan Format PESAN PTK 008 SMP).
A.DOWNLOAD PTK MATEMATIKA SMP KELAS IX
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Contoh ptk matematika smp doc pembelajaran yang efektif ditandai dengan adanya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran hasil belajar dapat dilihat secara langsung. Oleh sebab itu, agar dapat dikontrol dan berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran di kelas, maka program pembelajaran tersebut harus dirancang oleh guru dengan memperhatikan berbagai prinsip yang telah terbukti keunggulannya secara empirik.
Menurut pengalaman beberapa guru matematika SMP komunikasi matematika yakni suatu kemampuan peserta didik dalam menyampaikan sesuatu berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah yang dimiliki oleh peserta didik yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, yang dimiliki peserta didik kelas IX-F masih rendah. Banyak peserta didik yang masih kesulitan dalam memahami konsep-konsep dan menyampaikan ide-ide yang dimiliki dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi pokok perbandingan bertingkat.
Hal ini ditandai dengan banyaknya peserta didik yang masih salah dalam melakukan operasi bilangan perbandingan bertingkat dan menerjemahkan soal-soal dari materi pokok tersebut, sehingga juga berpengaruh pada minimnya hasil belajar peserta didik.
Untuk mengatasi hal tersebut, penulis mengambil langkah yaitu dengan memperbaharui model pembelajaran. Model pembelajaran yang akan diuji cobakan adalah model pembelajaran problem posing (pengajuan soal/masalah).
Download ptk matematika kelas 9 pdf Model pembelajaran problem posing adalah suatu model pembelajaran yang mewajibkan peserta didik untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri. Bentuk lain dari problem posing, yaitu pemecahan masalah dengan melalui elaborasi yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana sehingga lebih mudah untuk dipahami. Sehingga pada prinsinya problem posing ditunjukkan dengan adanya pola pembelajaran yang menyisipi pengetahuan agama islam serta pengajuan masalah dari peserta didik terkait pembelajaran matematika yang memiliki nilai-nilai keislaman. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mengukur dan meningkatkan kemampuann komunikasi matematika peserta didik.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman tentang penafsiran dari judul diatas, maka penulis menjelaskan istilah-istilah pokok yang terkandung dalam judul skripsi sebagai berikut:
1. Komunikasi Matematika
Komunikasi matematika merupakan kesanggupan/kecakapan seorang siswa untuk dapat menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikan apa yang ada dalam soal. Kemampuan komunikasi matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematika peserta didik yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran dan non tes dengan cara observasi.
Jadi meningkatkan komunikasi matematika peserta didik berarti meningkatnya kemampuan peserta didik dalam menyatakan dan menafsirkan ide/gagasan matematik baik secara lisan maupun tulisan.
2. Model Pembelajaran Problem Posing
Menurut Trianto, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain.
Problem posing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut yang dimaksud disini adalah pola pengajaran yang dilakukan dengan pemberian nilai-nilai keislaman pada setiap pembelajaran baik berupa materi maupun pada contoh soal. Selain itu nuansa Islami akan terlihat pada metode pembelajaran yang dilaksanakan.
Berdasarkan uraian diatas, maka arti keseluruhan dari meningkatkan komunikasi matematika melalui model pembelajaran problem posing adalah suatu penelitian dengan penerapan model pembelajaran problem posing yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika peserta didik pada materi pokok perbandingan bertingkat kelas IX di SMP tahun pelajaran 2016/2017.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain:
1. Bagaimana implementasi model pembelajaran problem posing pada materi pokok perbandingan bertingkat kelas IX tahun pelajaran 2016/2017?
2. Apakah model pembelajaran problem posing pada materi pokok perbandingan bertingkat dapat meningkatkan komunikasi matematika peserta didik kelas IX tahun pelajaran 2016/2017?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Implementasi model pembelajaran problem posing pada materi pokok perbandingan bertingkat kelas IX-F semester gasal SMP Negeri … tahun pelajaran 2016/2017.
2. Penerapan model pembelajaran problem posing pada materi pokok perbandingan bertingkat dalam meningkatkan komunikasi matematika peserta didik kelas IX-F semester gasal SMP tahun pelajaran 2016/2017.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Bagi Guru
a. Memberikan gambaran bagaimana cara mengajarkan materi perbandingan bertingkat dengan menggunakan model pembelajaran problem posing.
b. Memberikan inspirasi dan motivasi untuk menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam setiap proses pembelajaran.
2. Bagi Peserta Didik
a. Menumbuhkan kemampuan mengeluarkan ide dan kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam memecahkan suatu masalah.
b. Menumbuhkan hubungan antar pribadi di antara peserta didik yang berasal dari latar belakang berbeda.
c. Melatih peserta didik untuk lebih berani mengungkapkan ide dan mengajukan pertanyaan.
3. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan komunikasi matematika dan hasil belajar peserta didik khususnya dalam mata pelajaran matematika.
b. Dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik, dapat menjadi acuan bagi sekolah dalam menentukan arah kebijakan untuk kemajuan sekolah.
c. Sekolah menjadi objek dalam penelitian tindakan kelas (PTK) akan memperoleh hasil pengembangan ilmu.
4. Bagi Peneliti
a. Mendapat pengalaman langsung melaksanakan model pembelajaran problem posing untuk mata pelajaran matematika di SMP .
b. Sebagai bekal peneliti sebagai guru matematika yang profesional agar selalu siap melaksanakan tugas di lapangan.
B.CONTOH JUDUL PTK MATEMATIKA SMP KELAS IX LENGKAP TERBARU
BAB II.LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Matematika
a. Pengertian pembelajaran
Judul ptk matematika smp pdf. Menurut Amin Suyitno, pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik.1 Pengertian ini mengisyaratkan bahwa pembelajaran merupakan proses yang sengaja direncanakan dan dirancang sedemikian rupa dalam rangka memberikan bantuan bagi terjadinya proses belajar. Komponen yang harus ada demi terciptanya sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar adalah tujuan, materi/bahan ajar, metode dan media, evaluasi, didik/peserta didik, dan adanya pendidik/guru.
b. Faktor- faktor yang mempengaruhi pembelajaran
Hasil belajar akan dipengaruhi oleh banyak faktor, secara garis besar faktor yang mempengaruhi pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern.
1) Faktor intern
Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor intern dikelompokkan menjadi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
a) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b) Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan yaitu kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani seperti lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani seperti adanya kelesuan dan kebosanan.
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
a) Faktor keluarga
Peserta didik akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi terkait dengan keberadaan peserta didik dengan masyarakat.
c. Pembelajaran Matematika
Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow ”Learning is acquisitation of habits, knowledge, and attitude it involves new ways of doing things, and it operates in an individual’s attempts to over come obstacles or to udjust to new situations” 3 artinya belajar adalah hasil yang dicapai dari kebiasaan, pengetahuan, sikap. Ini mencakup cara baru dalam melakukan sesuatu dan mengoperasikannya atau menguasahakannya didalam usaha seseorang untuk mengatasi hambatan atau menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru.
Pembelajaran matematika berdasarkan pada definisi pembelajaran yang dikemukakan Suyitno adalah proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dengan mengajarkan matematika kepada peserta didik yang di dalamnya terkandung upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik serta antara peserta didik dengan peserta didik lainnya dalam mempelajari matematika.
d. Teori Pembelajaran Matematika
Teori yang mendukung tujuan pembelajaran matematika diatas adalah teori Ausubel, teori Jean Piaget dan teori Vygotsky, yang mengkaji tentang karakteristik pelaksanaan pembelajaran matematika, yaitu:
1) Teori Ausubel
Inti teori ini adalah mengemukakan pentingnya pembelajaran bermakna. Teori ini mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru.5 Hal ini menunjukkan bahwa belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang
Mengemukakan belajar bermakna dalam mengajar matematika sangat penting karena dengan kebermaknaan itu pembelajaran akan lebih menarik, lebih bermanfaat dan lebih menantang. penelitian tindakan kelas matematika smp doc Dengan demikian konsep dan prosedur matematika akan lebih mudah dipahami dan lebih tahan lama diingat oleh peserta didik.
Relevansinya dalam penelitian ini terdapat pada pemberian materi perbandingan bertingkat yang sangat berkaitan dengan materi sebelumnya.
Sebelum peserta didik diberi materi perbandingan bertingkat terlebih dahulu diberikan apersepsi terhadap materi bilangan bulat. Selanjutnya pada pembelajaran operasi bilangan perbandingan bertingkat juga harus diberikan secara bertahap sehingga komunikasi matematika peserta didik terbangun secara terstruktur.
2) Teori Jean Piaget
Teori Jean Piaget memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun system makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan sangat penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Dan interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran lebih logis. Relevansinya dalam penelitian ini muncul pada pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan dengan adanya komunikasi dan interaksi dalam belajar kelompok. Peserta didik yang pandai bisa mengajari peserta didik yang kurang pandai sehingga kemampuan para peserta didik bisa merata.
2. Model Pembelajaran Problem Posing
a. Tinjauan Umum Model Pembelajaran Problem Posing
Model pembelajaran pengajuan soal (Problem Posing) dikembangkan oleh Lyn. D. English tahun 1997. Pada prinsipnya model pembelajaran problem posing adalah suatu model pembelajaran yang mewajibkan peserta didik untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara mandiri.
Menurut Brown dan Walter dalam Kadir pada tahun 1989 untuk pertama kalinya istilah problem posing diakui secara resmi oleh National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) sebagai bagian dari national program for re-direction of mathematics education (reformasi pendidikan matematika). Selanjutnya istilah ini dipopulerkan dalam berbagai media seperti buku teks, jurnal serta menjadi saran yang konstruktif dan mutakhir dalam pembelajaran matematika.
Problem posing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut. Dalam pembelajaran matematika, problem posing (pengajuan soal) menempati posisi yang strategis. Siswa harus menguasai materi dan urutan penyelesaian soa secara mendetil. Hal tersebut akan dicapai jika siswa memperkaya khazanah pengetahuannya tak hanya dari guru melainkan perlu belajar secara mandiri. Download ptk matematika smp kelas 9 doc
Dari beberapa pengertian di atas, model pembelajaran problem posing merupakan suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran melalui pembentukan soal atau pengajuan soal melalui kegiatan kognitif untuk melatih peserta didik berfikir matematika dengan cara membuat soal tidak jauh beda dengan soal yang diberikan oleh guru ataupun dari situasi dan pengalaman peserta didik itu sendiri.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Pengajuan Soal (Problem Posing)
Model pembelajaran problem posing memiliki karakteristik yang lebih khusus yaitu keterlibatan peserta didik secara intelektual dan emosional, sehingga peserta didik terlatih belajar secara mandiri, aktif, dan kreatif. Disamping itu peserta didik juga dilatih untuk menemukan dan menyajikan sesuatu yang baru yang terkait dengan nilai-nilai yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari melalui pembelajaran problem posing. Hal itu akan menjadikan suasana belajar matematika terasa lebih.
3. Komunikasi Matematika
Komunikasi pada dasarnya suatu konsep yang multimakna. Makna komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan bedasarkan; pertama, sebagai proses sosial, kedua, sebagai peristiwa, ketiga, sebagai ilmu dan ke empat sebagai kiat atau keterampilan. Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu pesan dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk memberitahu, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Di dalam berkomunikasi tersebut harus dipikirkan bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan seseorang itu dapat dipahami oleh orang lain.
Di dalam proses pembelajaran matematika di kelas, komunikasi gagasan matematika bisa berlangsung antara guru dengan siswa, antara buku dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Setiap kali mengkomunikasikan gagasan-gagasan matematika, harus menyajikan gagasan tersebut dengan suatu cara tertentu. Ini merupakan hal yang sangat penting, sebab bila tidak demikian, komunikasi tersebut tidak akan berlangsung efektif. Gagasan tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan orang yang diajak berkomunikasi dan harus mampu menyesuaikan dengan sistem representasi yang digunakan. Tanpa itu, komunikasi hanya akan berlangsung dari satu arah dan tidak mencapai sasaran.
Kemampuan komunikasi matematika siswa dapat dilihat dari kemampuan berikut :
a. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika.
b. Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematik, secara lisan dan tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar.
c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.
d. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.
e. Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis.
f. Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan
generalisasi.
g. Menjelaskan dan membuat pertanyaan matematika yang telah dipelajari.
Sedangkan indikator komunikasi matematika menurut National Council of Teacher of Mathematics (NCTM, 1989 : 214) antara lain:
a. Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual.
b. Kemampuan memahami, menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk visual lainnya.
c. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan-hubungan dengan model-model situasi.
Adapun aspek-aspek komunikasi matematika dalam pembelajaran harus dapat membantu peserta didik mengkomunikasikan ide matematika melalui lima aspek komunikasi yaitu representing (representasi), listening
(mendengar), reading (membaca), discussing (diskusi) dan writing (menulis)
Jadi komunikasi matematika merupakan suatu kemampuan peserta didik dalam menyampaikan gagasan atau ide terkait matematika dari suatu konsep tertentu menjadi gagasan yang lebih mudah dan sederhana. Hal ini bisa terlihat bagaimana peserta didik menghubungkan benda atau kejadian nyata dalam bahasa matematika. Contoh ptk matematika smp doc Selain itu juga bisa terlihat dari kemampuan peserta didik dalam menerapkan atau menguraikan rumus tertentu menjadi bagian yang lebih sederhana.
4. Perbandingan Bertingkat
1. Pengertian perbandingan bertingkat
Perbandingan bertingkat dalam kehidupan nyata digunakan dalam berbelanja. Contoh memberi barang dengan diskon yang berulang yaitu misalnya membeli suatu barang dengan diskon 50% dan jika membeli lebih dari 3 barang maka mendapat diskon tambaha 30%.
Perbandingan bertingkat adalah membandingkan dua hal pasti akan mendapatkan hasil yang satu lebih tinggi, lebih besar, lebih cepat, atau lebih dari yang lain. Perbandingan bertingkat artinya perbandingan dengan tingkatan yang jumlahnya bisa lebih dari 2.
b. Perbandingan bertingkat berhubungan dengan persentasi
Perbandingan bertingkat selalu berhubungan dengan penyelesaian secara persentasi dimana untuk menjawab soal-soal dikehidupan sehari-hari.
B. Kerangka Berfikir
Belajar adalah proses bagi peserta didik dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri. Maka kegiatan pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan proses belajarnya secara mudah, lancar dan termotivasi. Oleh karena itu, suasana belajar yang diciptakan guru seharusnya melibatkan peserta didik secara aktif misalnya mengamati, meneliti, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan dan memberi contoh.
Selain itu, pemilihan model dan metode yang tepat serta peran aktif peserta didik dalam pembelajaran akan lebih membantu peserta didik dalam memahami materi. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran sehingga dapat mewujudkan proses pembelajaran yang lebih efektif.
Selain hal diatas, pemilihan model ini dirasa sangat tepat karena melihat kelebihan-kelebihan model pembelajaran tersebut dan faktor-faktor yang ada dalam sekolah yang akan dilakukan penelitian yakni:
1. Setiap peserta didik menjadi siap semua, karena telah belajar di rumah terlebih dahulu.
2. Peserta didik tidak hanya menerima materi dari guru, tetapi peserta didik berusaha juga menyampaikan ide-idenya sesuai dengan materi yang disampaikan yakni perbandingan bertingkat.
3. Dapat melakukan diskusi dan bekerjasama dengan kelompoknya secara sungguh-sungguh.
4. Peserta didik yang pandai dapat mengajari peserta didik yang kurang pandai.
5. Peserta didik akan lebih mengingat materi yang disampaikan karena mereka dituntut untuk mengajukan permasalahan atau soal.
Pemilihan model pembelajaran ini dirasa juga sesuai dengan teori belajarnya Jean Piaget yang berpendapat bahwa perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun system makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Selain itu pemilihan model pembelajaran ini juga sesuai teori belajar yang dikemukakan oleh Comb. Teori ini mengemukakan apa bila ingin merubah perilaku seseorang maka harus membuka keyakinan atau pandangannya. Secara umum ahli humanisme mengemukakan bahwa belajar diperlukan dua hal yaitu pemerolehan informasi baru dan personalisasi informasi tersebut pada individu.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan masalah dan kajian pustaka diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Penerapan model pembelajaran problem posing pada materi pokok perbandingan bertingkat dapat meningkatkan komunikasi matematika peserta didik kelas IX-F semester gasal SMP Negeri … tahun pelajaran 2016/2017”.
C.CONTOH PTK MATEMATIKA SMP DOC
BAB III .METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan Classroom Action Research (CAR). Kegiatan penelitian inni bertujuan untuk melakukan suatu pendekatan terhadap proses pendidikan dan menganggapnya sebagai suatu kesatuan pelatihan yang memandang seorang guru sebagai hakim terbaik terhadap keseluruhan pengalaman pembelajaran ptk matematika kelas 9 terbaru Dalam penelitian tindakan kelas ini dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kolaboratif, yaitu guru bersama peneliti berkolaborasi dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik SMP Sedangkan data yang diambil dalam penelitian ini adalah data kuantitatif (nilai tes hasil belajar) dan data kualitatif (lembar observasi peserta didik dan observasi guru)
B. Materi Penelitian
Materi pada penelitian ini adalah materi perbandingan bertingkat kelas IX-F semester gasal. Berikut ini adalah ruang lingkup materi perbandingan bertingkat yang terangkum dalam SK, KD dan Indikator berikut:
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IX Tahun Pelajaran 2016-2017.
2. Waktu penelitian
Untuk waktu penelitian adalah bulan Oktober dari tanggal … sampai tanggal … Oktober 2016. Untuk lebih jelasnya ada pada jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 1
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
D.DOWNLOAD PTK MATEMATIKA SMP LENGKAP WORD
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineke Cipta, 2006, Cet. 13.
Aunurrohman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta. 2009 Budiningsih, Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 1999, Cet.I.
Djamarah,Syaiful Bahri, Guru Dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, Jakarta: Rineka Cipta, 2005, Cet. III.
E.Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015 , Cet. III.
Iskandar, Kasir, Matematika Dasar, Jakarta: Erlangga. 1987
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Indeks, 2015, Cet. II.
Masykur, Moch. dan Abdul Halim Fathoni ,Mathematical Intelegent, cara cerdas melatih otak dan menanggulangi kesulitan belajar, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008, Cet.II.
Mufidah, Hana, Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing dengan Memanfaatkan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (Skripsi) Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. 2009.
Mustaqim. Psikologi Pendidikan, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo 2009.
Naim, Ngainun, Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.
Nugroho, Ervan Adi, Pengaruh Multimedia (CD Pembelajaran dan Lembar Kegiatan Peserta Didik) untuk Meningkatan Hasil Belajar Matematika
Materi Pokok Dimensi Tiga pada Peserta Didik Kelas X SMA 1 Boja Tahun Pelajaran 2008/2009 (Skripsi), Semarang: UNNES, 2009.
Nurratri, Widya, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI. MTs Filial Al Iman Adiwerna Tegal Pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Within solution Posing Dalam Kelompok Kecil, Semarang: UNNES, 2006.
Saminanto, Ayo Praktik PTK , Semarang: Rasail, 2015.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005.
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas (Buku Panduan Wajib Bagi Para Pendidik), Jogjakarta: Diva Press, 2015, Cet. I.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)), Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, Cet. II.
Hamzah, Hakikat Anak Menurut Pandangan Teori Belajar Konstruktivisme, http://mimilers.blo gs pot.com/20 1 0/03/teori-belajar-konstruktivistik.html diakses pada 30 Oktober 2016, jam 10.00 WIB
Herdian, Model Pembelajaran Problem Posing. http://herdy07.wordpress.com /2009/04/1 9/model-pembelajaran-problem-posing/ diakses pada 5 September 2016 jam 21.30 WIB
Kartini, Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Melalui Strategi
Think, Talk, Write (TTW). http://kartiniokey.blogspot.com/2015/05/
meningkatkan-kemampuan-komunikasi. html. di akses 5 Septembe 2016.
jam 21.30 WIB
Muhfida, Pengertian Pendekatan Problem Posing. http://muhfida.com/ pengertian – pendekatan -problem-posing/ diakses pada 5 September 2016 jam 21.30 WIB
http://www.sekolahdasar.net/2016 /08/model-pembelajaran-problem-possing.html diakses pada 5 September 2016 jam 21.30 WIB
Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas CONTOH PROPOSAL PTK MATEMATIKA SMP DOC ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.