Senin, 21 Mei 2018

CONTOH LENGKAP PTK FISIKA SMA TERBARU DOC

CONTOH LENGKAP PTK FISIKA SMA TERBARU DOC-Penelitian ini berangkat dari latar belakang perlunya dilakukan pembaharuan dalam peningkatan kreativitas mengajar guru dalam pengelolaan proses pembelajaran fisika di sekolah menengah atas (SMA) atau madrasah aliyah (MA) sebagai respon semakin melemahnya kualitas belajar siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, materi pembelajaran tidak kontekstual dan kinerja siswa rendah, baik pada proses maupun produk belajarnya. Sebagian guru masih melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran secara tradisional.contoh ptk fisika sma doc

Permasalahan dalam penelitian ini apakah melalui Penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika pada materi pokok gelombang elektromagnetik? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika pada materi pokok gelombang elektromagnetik dapat ditingkatkan.

Kemudian dalam proses pembelajaran dilakukan dengan melalui lima komponen utama dalam TGT yaitu: penyajian kelas, kelompok (Teams), permainan (Game), turnamen, penghargaan kelompok (teams recognize).Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Tiap siklus nya terdiri dari empat tahapan PTK, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X-MIA2 SMA Negeri 1 ………..

Hasil penelitian dari siklus I ke siklus II, menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar serta aktivitas siswa. Motivasi siswa meningkat dari 65,18% pada siklus I menjadi 79,63% pada siklus II. Sementara itu, hasil ketuntasan hasil belajar kognitif siswa pada siklus I mencapai 91,42% (27 siswa), siklus II mencapai 100% (30 siswa).contoh ptk fisika sma doc

Hasil ketuntasan aktivitas afektif siswa pada siklus I adalah 80,00% (24 siswa),menjadi 100% (30 siswa)pada siklus II. Hasil ketuntasan Aktivitas psikomotorik siswa pada siklus I adalah 82,85% (25 siswa), menjadi 100% (30 siswa) pada siklus II.

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa baik ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT layak dikembangkan sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran fisika.

Kata kunci : Motivasi belajar, hasil belajar, dan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament )

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas Mapel Kimia yang diberi judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X Sma Negeri I ……….. Untuk Materi Pokok Gelombang Elektromagnetik”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK KIMIA Kelas X lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 – BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 081-7283-4988 dengan Format PESAN PTK 004 SMA).

A.CONTOH LENGKAP PTK IPA FISIKA SMA KELAS X – DOWNLOAD …

BAB I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang materi atau zat yang meliputi sifat fisis, komposisi, perubahan, dan energi yang dihasilkannya. Oleh karena itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat saat ini tidak lepas dari ilmu fisika sebagai salah satu ilmu dasar. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi saat ini, seperti telepon selular dan satelit tidak lepas dari aplikasi dari pembelajaran fisika pada materi pokok gelombang elektromagnetik.proposal ptk fisika document

Perkembangan teknologi yang pesat ini, hendaknya selaras dengan peningkatan mutu sumber daya manusia agar arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menuju sasaran yang tepat. Karenanya seorang guru perlu memperhatikan secara seksama peningkatan mutu sumber daya manusia, khususnya dalam melihat permasalahan¬permasalahan dan perkembangan di dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi awal dan data yang diperoleh dari guru pengampu mata pelajaran fisika kelas X SMA Negeri I ……….., diperoleh informasi bahwa motivasi dan hasil belajar fisika peserta didik di SMA Negeri I ……….. pada tahun 2015 khususnya di kelas X-MIA2 masih rendah. Hal ini ditandai oleh minat belajar yang rendah, dan kemampuan dalam proses menghitung rendah, kemampuan menganalisis soal rendah yang berdampak pada tidak tercapainya ketuntasan belajar mengajar. Secara umum aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran fisika masih di bawah rata-rata, seperti pada materi pokok gelombang elektromagnetik. Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor siswa dan faktor guru.ptk fisika sma 2013

Dari faktor peserta didik sendiri, hal ini dimungkinkan karena kurangnya minat dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu juga, disebabkan oleh anggapan peserta didik yang menganggap bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dan tidak mengasyikkan. Dari faktor guru sendiri, hal ini dimungkinkan karena guru dalam mengajar menggunakan metode pembelajaran yang kurang variatif dan menarik sehingga membuat peserta didik merasa bosan.

Misalnya guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan pendekatan tradisional atau mekanistik, yaitu seorang guru secara aktif mengajarkan materi pembelajaran, kemudian memberikan contoh dan latihan, di sisi lain peserta didik berfungsi sebagai mesin, mereka hanya mendengar, mencatat, dan mengerjakan latihan yang diberikan guru. Di sini pembelajaran bersifat berpusat pada guru (teacher centered). Dari contoh ini guru masih menggunakan komunikasi satu arah, di mana guru aktif dan peserta didik pasif.

Seorang guru hanya mengajar dan siswa memperhatikan, mencatat dan mengerjakan latihan lalu dilanjutkan dengan pemberian ulangan. Pembelajaran seperti ini berdampak pada situasi kelas menjadi pasif, pembelajaran membosankan dan pembelajaran menjadi tidak bermakna karena peserta didik tidak terbawa dalam pengalaman pembelajarannya. Pada akhirnya motivasi dan hasil belajar peserta didik menjadi turun.Pembelajaran fisika akan mengena dan menyenangkan pada peserta didik, bila situasi peserta didik diperhatikan.PTK fisik sma lengkap doc

Oleh karena itu guru hendaknya berusaha mengerti keadaan peserta didik. Beberapa situasi peserta didik yang harus diketahui seperti konsepsi awal peserta didik, pemikiran peserta didik, konsep yang telah dimiliki, tingkah laku, perkembangan kognitif, mode, dan situasi psikologis peserta didik. Guru perlu mengerti bagaimana peserta didik menanggapi pembelajarannya, apakah mereka senang, bosan, malas, dan lain-lain. Dengan mengerti keadaan peserta didik, guru akan dapat membantu pembelajaran secara lebih kontekstual, sesuai dengan situasi peserta didik.Salah satu prinsip dalam melaksanakan pendidikan adalah peserta didik secara aktif mengambil bagian dalam kegiatan pendidikan yang dilaksanakan.ptk fisika sma lengkap

Untuk dapat terlaksananya suatu kegiatan pendidikan harus ada dorongan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Dengan kata lain untuk dapat melakukan sesuatu harus ada motivasi. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar peserta didik. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil. Begitu juga keadaannya dalam proses mengajar atau pendidikan, peserta didik harus mempunyai motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar atau pendidikan yang sedang berlangsung.

Dengan mempunyai motivasi yang kuat, peserta didik akan menunjukkan minatnya, aktivitasnya dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar atau pendidikan yang sedang dilaksanakan.Pendidikan seringkali menggunakan penguatan, guna memberikan motivasi kepada anak didik untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Penguatan sendiri adalah hal-hal yang disediakan oleh lingkungan dalam hal ini pendidik dengan maksud untuk merangsang peserta didik agar belajar lebih keras dan lebih baik. Penguatan itu akan bermanfaat apabila mengandung tujuan yang akan bermanfaat sebagai kepuasan untuk kebutuhan psikologi anak didik, karena penguatan dapat untuk memuaskan seseorang.PTK fisik sma lengkap doc

Oleh karena seorang pendidik harus kreatif dan imaginatif menyediakan penguatan tersebut. Rendahnya motivasi dan hasil belajar peserta didik serta layanan pendidikan yang belum mengoptimalkan kemampuan peserta didik merupakan tantangan yang perlu dihadapi dan dijawab oleh guru.Oleh karena itu berdasarkan permasalahan tersebut peneliti merasa tertantang untuk mencari alternatif model pembelajaran yang melibatkan siswa secara keseluruhan dan dapat menimbulkan motivasi mereka dalam belajar fisika khususnya pada materi gelombang elektomagnetik.

Bertolak dari karakteristik masalah dan akar masalah yang perlu diatasi tampaknya penetapan model pembelajaran yang berfokus pada pengembangan pemahaman konsep, pengembangan interaksi kelompok dengan kerjasama, dan latihan memecahkan masalah merupakan pilihan yang terbaik. Model pembelajaran yang memenuhi kriteria ini adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang dipadukan dengan permainan secara berkelompok.

Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena kooperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) secara positif mengandung unsur model kompetisi yang dapat menimbulkan rasa cemas yang justru bisa memotivasi siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar mereka. Sedikit rasa cemas memang mempunyai korelasi positif dengan motivasi belajar.Berdasarkan permasalahan di atas maka dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS X-MIA2 SMA NEGERI I ……….. UNTUK MATERI POKOK GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK.” (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa SMA Negeri 1 ……….., Tahun Ajaran 2014/2015).
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:1. Rendahnya motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar pada pembelajaran fisika materi pokok gelombang elektromagnetik karena seringnya guru mengajar secara konvensional.2. Nilai tes formatif yang masih di bawah standar ketuntasan minimal SMA Negeri 1 ……….. yakni 60.
C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas peneliti membatasi sasaran penelitian pada peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 ……….. kelas X-MIA2 semester genap pada materi pokok gelombang elektromagnetik tahun ajaran 2014/2015.Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul sebagai berikut:

1. Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. ptk fisika sma kurikulum 2013 Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para peserta didik berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota lain yang bekerja.

2. Motivasi belajar adalah dorongan yang menyebabkan terjadi suatu perbuatan atau tindakan tertentu. Perbuatan belajar terjadi karena adanya motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan belajar. Dorongan itu dapat timbul dari dalam diri subyek yang belajar yang bersumber dari kebutuhan tertentu yang ingin mendapat pemuasan atau dorongan yang timbul karena rangsangan dari luar sehingga subyek melakukan perbuatan belajar.

3. Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai siswa melalui proses belajar yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan dan ketrampilan yang berguna bagi siswa dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan men ggun akan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan.

Hasil belajar adalah kemampuan¬kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah men erima pengalaman belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum.

4. Peserta didik merupakan istilah yang sama dengan sebutan siswa pada kurikulum lama. Peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subjek dari pembelajaran di suatu lembaga pendidikan dalam hal ini yakni SMA Negeri I …………5. Materi pokok gelombang elektromagnetik merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran fisika kelas X-MIA2 semester genap Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).6. SMA Negeri I ……….. merupakan sekolah negeri setara SMA berlatar belakang Agama Islam yang bertempat di Jl. Blang Ajun No. 3 ……….. Kabupaten …………

D. Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada materi pokok gelombang elektromagnetik pada siswa kelas X SMA Negeri I ………..?

2. Apakah pembelajaran fisika materi pokok gelombang elektromagnetik dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika?

E. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa

a. Memberikan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi siswa dan menghilangkan kejenuhan dalam proses pembelajaran fisika.

b. Meningkatkan semangat atau motivasi belajar siswa pada pembelajaran fisika sehingga siswa mampu secara mandiri menghadapi masalah dan memecahkannya.

c. Meningkatkan hasil belajar fisika khususnya pada materi pokok gelombang elektromagnetik.

2. Bagi guru

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan contoh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada guru dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

b. Menjadi acuan guru lain dalam melaksanakan pembelajaran fisika.

3. Bagi sekolah

Diperolehnya ketepatan implementasi pembelajaran sesuai dengan tuntutan KTSP sehingga sekolah dapat bertanggung jawab terhadap mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orang tua, dan masyarakat pada umumnya, sehingga dengan penelitian ini sekolah akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran KTSP.

B. DOWNLOAD CONTOH PTK FISIKA SMA LENGKAP FORMAT DOC

BAB II. LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan segala sesuatu yang diperkirakan dan dikerjakan. Belajar memegang peran penting dalam perkembangan kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan prestasi manusia sehingga seseorang harus mampu memahami bahwa aktifitas belajar itu memegang peran penting dalam proses psikologis.Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, baik itu mengarah kepada yang lebih baik atau pun yang kurang baik, dan direncanakan ataupun tidak.

Hal lain yang juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Dengan perilaku itu mengandung pengertian yang luas.

Hal ini mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya. Para ahli telah menjelaskan pengertian belajar dengan mengemukakan rumusan atau definisi menurut sudut pandang masing¬masing, baik bentuk rumusan maupun aspek-aspek yang ditekankan dalam belajar. Namun perlu diketahui bahwa di samping perbedaan terdapat pula persamaan di antaranya belajar adalah hal yang menyenangkan.Menurut Arno F. Witting mengartikan belajar dengan : “Learning can be defined as any relatively permanent change in an organisms behavioral repertoire that occurs as a result of experience “.

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang menyerupai proses pertumbuhan di mana semua itu melalui penyesuaian terhadap situasi melalui rangsangan.Menurut Ernest R. Hilgard sebagaimana dikutip Abd. Rachman Abror dijelaskan bahwa belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perbuatan yang ditimbulkan oleh lainnya.Menurut Pidarta sebagaimana dikutip Bambang Warsita, belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain.

Menurut Gagne sebagaimana dikutip Nana Sudjana, belajar dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil. Dari segi proses ada delapan tipe perbuatan belajar, yakni:

1) Belajar signal, bentuk belajar ini paling sederhana yaitu memberikan reaksi terhadap rangsangan.

2) Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan, yaitu belajar memberikan reaksi yang berulang-ulang manakala terjadi reinforcement atau penguatan.

3) Belajar membentuk rangkaian, yaitu belajar menghubung-hubungkan gejala/faktor yang satu dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan (rangkaian) yang berarti.

4) Belajar asosiasi verbal, yaitu memberikan reaksi dalam bentuk kata¬kata, bahasa, terhadap perangsang yang diterimanya.

5) Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), hlm. Belajar membedakan hal yang majemuk, yaitu memberikan reaksi yang berbeda terhadap perangsang yang diterimanya.

6) Belajar konsep yaitu menempatkan objek menjadi satu klasifikasi tertentu.

7) Belajar kaidah atau belajar prinsip, yaitu menghubung-hubungkan beberapa konsep.

8) Belajar memecahkan masalah, yaitu menggabungkan beberapa kaidah atau prinsip.

Kedelapan tipe di atas disusun mulai dari yang sederhana hingga kompleks. Dengan kata lain mempunyai hubungan hirarki. Belajar ditinjau dari proses, seperti dikemukakan di atas memberi petunjuk bagaimana perbuatan belajar itu dilakukan, atau bagaimana terjadinya perbuatan belajar.Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan adanya interaksi dengan lingkungan.

Lingkungan yang dimaksud amat luas, bukan semata-mata berupa buku pelajaran, melainkan juga dari sekolah, antar individu, orang tua, masyarakat, alam, kebudayaan, dan sebagainya. Seorang dikatakan telah menjadi tahu, dari tidak berkompeten dan tidak berkapabilitas menjadi berkompeten dan berkapabilitas, dan dari cara sikapnya memandang suatu masalah yang berbeda yang mengalami peningkatan kualitas dari cara sebelum dia belajar.Belajar yang dimaksud di sini tak hanya mencakup aspek intelektual, melainkan melibatkan seluruh kepribadian si pembelajar.

Seluruh aspek yang menunjang terbentuknya kepribadian terlihat dalam kegiatan belajar, atau lebih tepatnya ikut dibelajarkan. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku seseorang setelah mengalami peristiwa belajar. Pada hakekatnya, perubahan tingkah laku juga perubahan kepribadian pada diri si pembelajar. Tingkah laku itu dapat meliputi pengetahuan, sikap, ketrampilan, kemampuan, kebiasaan kebiasaan, perasaan, penanggapan terhadap sesuatu, hubungan atau interaksi sosial, dan sebagainya.

Sedangkan belajar yang berkenaan dengan hasil, dalam pengertian ini banyak hubungannya dengan tujuan pengajaran, Gagne sebagaimana dikutip oleh Nana Sudjana mengemukakan ada lima jenis atau lima tipe, yakni:

1) Belajar kemahiran intelektual (kognitif)Dalam tipe ini termasuk belajar diskriminasi, belajar konsep, dan belajar kaidah. Belajar diskriminasi yakni kesanggupan membedakan beberapa obyek berdasarkan ciri-ciri tertentu. Belajar konsep yakni kesanggupan menempatkan obyek yang mempunyai ciri yang sama menjadi satu kelompok (klasifikasi) tertentu. Konsep diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan dan banyak terjadi dalam realitas kehidupan.

2) Belajar informasi verbalPada umumnya belajar berlangsung melalui informasi verbal, apalagi belajar di sekolah, seperti membaca, mengarang, bercerita, mendengarkan uraian guru, kesanggupan menyatakan pendapat dalam bahas lisan/tulisan, berkomunikasi, kesanggupan memberi arti dari setiap kata/ kalimat dan lain-lain.

3) Belajar mengatur kegiatan intelektualKalau dalam belajar kemahiran intelektual ditekankan kepada belajar diskriminasi, belajar konsep, dan kaidah, maka dalam belajar mengatur kegiatan intelektual, yang ditekankan ialah kesanggupan memecahkan masalah melalui konsep dan kaidah yang telah dimilikinya.doanload ptk sma lengkap

4) Belajar sikapSikap merupakan kesiapan dan kesediaan seseorang untuk menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap terhadap obyek itu, apakah berarti atau tidak bagi dirinya itulah sebabnya sikap berhubungan dengan pengetahuan, dari perasaan seseorang terhadap obyek.

5) Belajar ketrampilan motorikBelajar ketrampilan motorik banyak berhubungan dengan kesanggupan menggunakan gerakan anggota badan, sehingga memiliki rangkaian urutan gerakan yang teratur, luwes, tepat, cermat dan lancar.

2. Hakikat Pembelajaran Fisikaa.

Pengertian FisikaTerdapat beberapa definisi tentang fisika. Definisi-definisi tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Menurut Brockhaus, fisika adalah pelajaran tentang kejadian di alam, yang memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran yang didapati, penyajian secara matematis, dan berdasarkan peraturan-peraturan umum.

2) Menurut Brandt/Dahmen, fisika adalah suatu uraian terutup tentang semua kejadian fisikalis yang berdasarkan beberapa hukum dasar.

3) Menurut Gertsen, fisika adalah suatu teori yang menerangkan gejala-gejala alam sesederhana-sederhananya dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-kenyataannya.

4) Menurut Weizsacher, fisika adalah teori peramalan alternatif¬alternatif yang secara empiris (dengan percobaan) dapat dibeda¬bedakan

5) Fisika adalah bagian dari IPA (Sains yang mempelajari tentang zat dan energi. Ada pula yang mengatakan bahwa fisika adalah cabang IPA yang menyangkut gej ala alam yang dinyatakan dalam zat dan energi. ptk fisika sma lengkap

Jadi, fisika dapatlah disebut ilmu tentang zat dan energi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang zat dan energi. Jadi fisika dapatlah disebut ilmu tentang zat dan energi.Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta dapat mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap percaya diri.

Fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di SMA dan MA adalah sebagai sarana untuk:

1) Menyadari keindahan dan keteraturan alam atau meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa.

2) Menumpuk sikap ilmiah yang mencakup:a) Jujur dan obyektif terhadap datab) Terbuka dalam menerima pendapat berdasarkan bukti-bukti tertentuc) Ulet dan tidak cepat putus asad) Kritis terhadap pernyataan ilmiah yaitu tidak mudah percaya tanpa ada dukungan hasil observasi empiris.e) Dapat bekerjasama dengan orang lain.contoh ptk fisika sma doc

3) Memberi pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, menyusun laporan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.

4) Mengembangkan kemampuan berfikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif. ptk fisika sma kelas xii

5) Menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika serta mempunyai ketrampilan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap percaya diri sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

6) Membentuk sikap positif terhadap fisik dengan menikmati dan menjelaskan berbagai peristiwa alam dan keleluasaan penerapan fisika dalam teknologi.

b. Belajar Fisika

Fisika sebagai cabang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) diorganisasikan sedemikian rupa sehingga dapat dipelajari dan dikembangkan. Sebagai bagian dari IPA, fisika mempelajari gejala¬gejala alam dalam satu kesatuan sistem yang selalu berkembang dan dapat dikembangkan terus-menerus. Kaitannya dalam pendidikan, Max Muller berpendapat bahwa fisika sebagai cabang IPA yang telah terorganisir diharapkan dapat membantu subyek yang mempelajarinya menjadi dewasa dan disiplin fisika.

Oleh sebab itu untuk mempelajari teori-teori dan eksperimen fisika diperlukan kemauan, kekuatan dan usaha.Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar fisika adalah hasil belajar fisika. Perubahan-perubahan yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran fisika adalah perubahan tingkah laku.

Dari hasil belajar yang diperoleh itu maka akan dicapai tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Selain itu dapat diketahui juga seberapa jauh tujuan pembelajaran itu dapat dicapai.Hasil belajar fisika merupakan hasil keseluruhan yang dicerminkan dalam bentuk nilai yang dapat dicapai oleh siswa melalui kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Jika dalam diri peserta didik tersebut terjadi perubahan yang positif dalam ketiga hal tersebut, maka proses belajar dalam diri peserta didik dapat dikatakan baik.


C.  DOWNLOAD CONTOH PTK FISIKA SMA PENINGKATAN PRESTASI …

BAB III .METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 30 Maret sampai 20 April 2015. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan silabus pembelajaran mata pelajaran Fisika kelas X semester genap. Adapun yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 ……….. yang beralamat di Jl Blang Ajun No. 3 …………B. Subyek PenelitianSubyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X-MIA2 SMA Negeri 1 ……….. tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.Tabel 3.1 Daftar kelas X-MIA2 SMA Negeri 1 ……….

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun penjelasan mengenai PTK adalah sebagai berikut:

1. Pengertian PTK

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946.2 Dalam bahasa Inggris Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan arti dari Classroom Action Research (CAR).Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

Bisa juga dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk memperbaiki kondisi nyata di mana praktik pelaksanaan pembelajaran tersebut dilakukan di dalam kelas.

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Fokus PTK terletak pada siswa atau proses belajar mengajar di kelas. Sementara tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan pengembangan profesinya.

Dalam penelitian tindakan kelas terdapat tiga unsur atau konsep, yakni :

a. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.

b. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki suatu masalah dalam proses belajar mengajar.

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

2. Langkah- langkah Pelaksanaan PTK

Yang perlu mendapatkan perhatian dalam kaitannya dengan diterapkannya suatu model penelitian tindakan kelas ialah bahwa terdapat langkah-langkah yang seharusnya diikuti oleh peneliti atau guru, yaitu:

a. Ide awalPada umumnya ide awal yang menyangkut di dalam penelitian tindakan kelas ialah terdapatnya suatu permasalahan yang berlangsung di dalam suatu kelas. Ide awal tersebut di antaranya berupa suatu upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut .

b. Pra survei atau temuan awal Pra survei dimaksudkan untuk mengetahui secara detail kondisi yang terdapat di suatu kelas yang akan diteliti.

c. DiagnosisDiagnosis dilakukan oleh peneliti yang tidak terbiasa mengajar di suatu kelas yang dijadikan sasaran penelitian. Peneliti dari “luar” lingkungan kelas atau sekolah perlu melakukan diagnosis atau dugaan-dugaan sementara mengenai timbulnya suatu permasalahan yang muncul di dalam kelas.

d. PerencanaanDi dalam penentuan perencanaan dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum yaitu perencanaan yang dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait dengan penelitian tindakan kelas. Sedangkan perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh karena itu, dalam perencanaan ulangnya hal-hal yang direncanakan di antaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran hampir sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar mengajar.

e. Implementasi tindakanImplementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya.

f. Pengamatan atau observasiPengamatan atau observasi atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat melakukan pengamatan, pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal-hal yang terjadi di kelas penelitian.

g. Refleksi

Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi ialah upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan cara kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian.

h. Penyusunan laporan

Laporan hasil penelitian tindakan kelas seperti halnya jenis penelitian di lapangan berakhir dan selesai.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Di samping itu PTK juga bertujuan untuk:

a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran di kelas

.b. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran di kelas, khususnya layanan kepada peserta didik.

c. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan tindakan dalam pembelajaran yang direncanakan di kelas.d. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan pengkajian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Adapun manfaat penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran adalah :

a. Untuk mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran.

b. Merupakan upaya mengembangkan kurikulum di tingkat kelas.c. Untuk meningkatkan profesionalisme guru, melalui upaya penelitianyang dilakukan.

4. Rencana dan Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas diperlukan lebih dari satu siklus atau minimal dua siklus. Karena siklus-siklus dalam PTK saling terkait dan berkelanjutan. Masing-masing siklus mencakup empat tahap kegiatan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), deskripsi alur siklus seperti yang terlihat pada gambar berikut: laporan ptk fisika sma doc

D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Kegiatan dalam penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam upaya menumbuhkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika materi pokok gelombang elektromagnetik. Tahapan-tahapan kegiatan dalam penelitian ini disusun dalam dua siklus penelitian, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi partisipatif antara guru mata pelajaran fisika kelas X-MIA2 SMA Negeri 1 ……….. dengan peneliti.

1. Pra siklus

Dalam pra siklus ini peneliti belum memberikan metode yang akan ditawarkan pada guru pelajaran sehingga pengajaran yang di gunakan masih murni belum tercampur oleh peneliti. Model pembelajaran yang dipakai oleh guru kelas adalah model pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan kurang menarik minat peserta didik untuk belajar fisika sehingga proses pembelajaran fisika materi pokok gelombang elektromagnetik pada dua tahun sebelumnya belum memperoleh hasil yang memenuhi KKM, yaitu 60. Perolehan ini perlu ditingkatkan menjadi 60 sesuai KKM. Informasi tersebut diperoleh dari Cut Nelli Anggraini, S. Pd selaku guru di SMA Negeri 1 ……….. pada tanggal 17 Maret 2015.

2. Siklus I

a. Perencanaan

1) Peneliti mengidentifikasi permasalahan dalam pembelajaran yang terdiri dari metode mengajar yang digunakan, motivasi dan hasil belajar siswa.

2) Guru memilih materi pokok yang akan diteliti yaitu materi pokok gelombang elektromagnetik.

3) Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe TGT, yaitu dengan menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

4) Merancang materi yang akan diajarkan kepada siswa berupa modul.

5) Membuat lembar observasi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

6) Membuat lembar observasi pelaksanaan pembelajaran oleh guru di kelas.

7) Membuat soal-soal turnamen, soal tes evaluasi, dan angket siswa.

b. Pelaksanaan

1) Guru membuka pelajaran kemudian mengecek kehadiran siswa.

2) Guru memberikan apersepsi tentang gelombang elektromagnetik dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

3) Guru memberikan penjelasan pada siswa tentang pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe TGT.

4) Guru mengkondisikan siswa menjadi 5 kelompok, di mana tiap kelompok beranggotakan 7 siswa.

5) Guru memberikan materi diskusi pada siklus I ini berupa modul pembelajaran materi pokok gelombang elektromagnetik secara individu dalam kelompok. Dalam kegiatan ini guru memberi bimbingan pada masing-masing individu pada tiap kelompok. Bagi siswa yang sudah memahami materi diminta menjelaskan pada teman lain dalam kelompoknya. Guru memberikan kesempatan kepada anggota kelompok lain untuk menyampaikan ide atau gagasannya.

6) Guru membimbing siswa dalam mendiskusikan konsep gelombang elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari.ptk fisika sma pdf

7) Guru memberi soal TGT antarkelompok. Tiap kelompok diminta menyelesaikan soal untuk berkompetisi. Dengan cara ini siswa diharapkan akan bersemangat mengerjakan soal yang diberikan.

8) Bagi kelompok yang dapat menyelesaikan lebih dahulu, salah satu wakilnya diminta menyampaikan pekerjaan kelompok di depan kelas kepada seluruh kelompok dengan bimbingan guru. Bagi kelompok yang maju diberikan penghargaan nilai sebagai penguatan dan motivasi.

9) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilaksanakan pada siklus I.

10) Guru melakukan tes formatif dan memberikan angket respon peserta didik terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

D.  PTK FISIKA SMA doc

BAB V. SIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT ) sebagai upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika pada siswa kelas X-MIA2 SMA Negeri 1 ……….. untuk materi pokok gelombang elektromagnetik dilakukan melalui kegiatan menjabarkan kompetensi dasar yang telah ada dalam silabus ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Kemudian dalam proses pembelajaran dilakukan dengan melalui lima komponen utama dalam TGT yaitu: penyajian kelas, kelompok (Teams), permainan (Game), turnamen, penghargaan kelompok (teams recognize).

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada materi pokok gelombang elektromagnetik dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika siswa kelas X-MIA2 SMA Negeri 1 ………..

a. Adapun hasil peningkatan motivasi siswa adalah sebagai berikut :Motivasi belajar Pra Siklus Siklus I Siklus IINilai Rata-rata 20,00 39,11 47,78Kriteria Rendah Sedang TinggiPersentase 33,33% 65,18% 79,63%
b. Adapun peningkatan hasil belajar fisika rata-rata siswa pada materi pokok gelombang elektromagnetik adalah sebagai berikut :Nilai Awal Siklus I Siklus II25,42 76,29 86,86c. Adapun hasil peningkatan pengamatan aspek kognitif, aspek psikomotorik dan aspek afektif siswa adalah sebagai berikut :
Aspek yang diamati Siklus I Siklus IIKognitif 91,42% 100%Afektif 80,00% 100%.Psikomotorik 82,85% 100%.

B. Saran

Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, dengan mendasarkan pada penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan, maka peneliti ingin menberikan saran yang dapat menjadi bahan masukan dalam peningkatan proses dan hasil pembelajaran:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) perlu dilakukan terutama oleh guru karena dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.

2. Guru atau peneliti yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) hendaknya mempersiapkan secara matang materi yang akan disampaikan dan bagaimana mengelola kelas dengan baik sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal.

C. Penutup

Syukur Alhamdulillah dengan rahmat dan hidayah Allah SWT penulis dapat menyelesaikan PTK ini. Penulis menyadari dalam penulisan dan pembahasan PTK ini masih banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran untuk sempurnanya PTK ini.Akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Allah SWT, semoga penelitian yang telah dilakukan dapat bermanfaat dan mendapat ridho-Nya. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2002.

Abror, Abd. Rachman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993.

Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Al-Imam. Al-Bukhori, ………: Thoha Putra, t.th

Ali, Mohammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1995.

Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007.
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2005.

Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yrama Widya, 2006.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2002.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.

Civiliani Widyastuti, Rosa, (4101404082), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Peserta didik Kelas VI di SMP Negeri 37 ………, ………: Perpustakaan UNNES 2008.

Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Fisika, Jakarta: Pusat kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2003.

Dokumen SMA Negeri 1 ……….., tahun ajaran 2007-2008 dan 2008-2009.

Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Dan Implementasi, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008.
Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008
E.Slavin, Robert. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Diterjemahkan

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas CONTOH PROPOSAL PTK KIMIA SMA DOC ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.