CONTOH PTK MATEMATIKA SD KELAS V TERBARU DOC-Tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui
metode problem solving berbantu media video kelas 5 SD Negeri … Kecamatan …
Kabupaten … Semester II tahun pelajaran 2014/2015. Latar belakang penelitian
ini adalah (1) hasil belajar matematika siswa kelas 5 rendah, (2) proses
belajar mengajar masih teacherd center sehingga belum mengembangkan
keterampilan berpikir siswa, (3) proses belajar mengajar belum menggunakan
media pembelajaran. Untuk memecahkan permasalahan tersebut maka peneliti
menerapkan metode problem solving berbantuan media video.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Model PTK yang digunakan adalah model siklus dari Arikunto dengan
menggunakan 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yakni (1)
perencanaan,(2) pelaksanaan, (3) pengamatan/ observasi, dan (4) refleksi.
Variabel penelitian ini adalah metode problem solving berbantuan media video
dan hasil belajar matematika. subyek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri
… Kecamatan … Kabupaten … sebanyak 35 siswa. Teknik pengumpulan data dengan teknik
tes (ter formatif) dan non tes (observasi). Teknik analisis yang digunakan
adalah deskriptif komparatif yaitu perbandingan antar siklus. ptk sd
kelas 5 doc
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode
problem solving berbantuan media video dapat meningkatkan hasil belajar
matematika yaitu ditunjukkan dari ketuntasan 43,24% meningkat pada siklus I
menjadi 58,33% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 89,18%. Proses
pembelajaran lebih menyenangkan, siswa menjadi aktif dan lebih antusias selama
pembelajaran.
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas
MATEMATIKA SD yang diberi judul “PENINGKATAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG MELALUI METODE PROBLEM SOLVING
BERBANTUAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI … KECAMATAN … KABUPATEN …
SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ” . Disini akan di bahas lengkap.
PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja
kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang
menginginkan FILE PTK MATEMATIKA SD KELAS V lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari
BAB 1 – BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 081-7283-4988 dengan Format PESAN PTK
015 SD).
A.CONTOH LENGKAP PTK MATEMATIKA KELAS 5
SD WORD
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu yang sangat penting untuk
dipelajari karena setiap hari manusia selalu menggunakan ilmu matematika untuk
kehidupan sehari-hari. Misalnya saja ketika akan memenuhi kebutuhan hidup
seseorang selalu menggunakan ilmu matematika. Karena alasan itulah mengapa
matematika penting dipelajari oleh siswa khususnya siswa SD. Dalam standar isi
pun diungkapkan bahwa matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin
dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan
kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan
hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Proses belajar mengajar pada umunya jarang menggunakan
media pembelajaran. Proses belajar mengajar yang demikian akan membuat siswa
menjadi jenuh. Download ptk sd kelas 5 lengkap Penyampaian
materi secara konvensional misalnya ceramah akan membuat siswa jenuh sebagai
akibatnya hasil belajar akan semakin menurun. Dalam hal ini media pembelajaran
sangat penting, media pembelajaran sebagai salah satu sumber yang dapat
menyalurkan pesan dapat membantu mengatasi hal tersebut. Penggunaan media
pembelajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran adalah berkenaan
dengan tarad berpifikir siswa.
Salah satunya media pembelajaran adalah video. Media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar digunakan dengan tujan membantu guru
agar proses belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Proses berfikir siswa
pada masa sekolah dasar memungkinkan dapat mengatasi msalah-masalah yang sangat
beraneka ragam secara lebih efektif tetapi masih belum dapat berfungsi secara
efisien dalam bidang abstrak. Dalam hal ini media pemebelajaran sangat penting
sebab dengan adanya media pembelajaran ini bahan dapat dengan mudah dipahami
oleh siswa.
Salah satu metode pembelajaran dari beberapa macam
metode pembelajaran yang ada yaitu metode pembelajaran problem solving. Metode
pembelajaran problem solving adalah penggunaan metode dalam kegiatan
pembelajaran dengan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalh
pribadi atau perorangan maupun masah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau
secara bersama-sama. Metode pembelajaran ini bertujuan agar peserta didik
belajar tentang befikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah.
SD Negeri … Kecamatan … Kabupaten … merupakan sekolah
dasar yang letaknya di pedesaan. Jumlah siswa adalah 204 anak, terbagi menjadi
siswa 6 kelas. Karakteristik siswa di SD Negeri … Kecamatan … Kabupaten …
umunnya berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial ekonomi yang sama
yakni buruh dan petani. Kondisi masyarakat buruh yang demikian memiliki
pengaruh besar terhadap aktifitas belajar siswa, banyak dari orang tua yang
tidak memiliki banyak waktu untuk memperhatikan dan menemani anak belajar.
Para orang tua beranggapan bahwa belajar merupakan
tanggung jawab pihak sekolah. Anggapan yang seperti ini menyebabkan anak kurang
perhatian dari orang tua sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
menjadi rendah. Siswa cenderung memanfaatkan waktu dengan bermain, sehingga hal
ini juga menjadi pencerminan kebiasaan siswa di kelas. Kondisi demikian
ternyata juga berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa. Ketika guru
mengadakan evaluasi pada pelajaran matematika di kelas 5 semester 2 tahun
pelajaran 2014/2015. Dari 37 siswa yang mengikuti evaluasi, terdapat 21 atau
56,75% yang memperoleh nilai dibawah KKM (60) dengan rata-rata nilai 55,8.
Sisanya 16 siswa atau 43,24% yang tuntas mencapai KKM (60).
1.2 Permasalahan Penelitian
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru
mata pelajaran matematika di SD Negeri … Kecamatan … Kabupaten … di kelas 5,
ada beberapa masalah yang terjadi selama pembelajaran matematika tersebut
antara lain:
1. Hasil belajar siswa menunjukkan 56,75% dari 16
siswa di SD Negeri … Kecamatan … Kabupaten … belum mencapai KKM (=60) yang
ditetapkan hal ini berhubungan dengan tidak adanya semangat siswa untu secara
aktif ikut serta terlibat dalam pembelaj ran.
2. Dari 37 siswa yang mengikuti pembelajaran, hanya
terdapat 6 siswa yang terlihat antusias dan aktif (berani bertanya, mampu
menjawab pertanyaan guru, berpendapat bahwa mereka senang dengan pelajaran
matematika) dalam pembelajaran.
3. Pembelajaran masih teacher centered karena guru
hanya menggunakan metode ceramah sehingga siswa belum dapat mengembangkan
keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi).
1.3 Cara Pemecahan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan penelitian
di atas, maka pemecahan masalah dapat mengidentifikasi sebagai berikut: hasil
belajar matematika 56,75% siswa belum mencapai KKM. Metode yang dipakai selama
ini memakai metode ceramah, jadi hanya guru yang aktif sedangkan siswa pasif.
Selama pembelajaran siswa merasa bosan dan mengantuk, tidak antusias dan tidak
semangat. Lebih dari setengah jumlah siswa lebih asik bermain sendiri,
berbicara dengan teman, dan malas bahkan meletakkan kepala di atas meja.
Sebagai bentuk perbaikan pembelajaran maka peneliti
melakukan penelitian dengan menerapkan metode problem solving berbantu media
video. Metode problem solving berbantu media video merupakan metode
pembelajaran yang membangkitkan kreatifitas dan membangun pola pikir siswa.
Tidak hanya itu, metode ini juga melibatkan siswa berkerja secara kolaborasi
untuk mencapai pemecahan masalah. Metode problem solving sangat tepat digunakan
dalam mengembangkan proses pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
mengembangkan pola pikir. Apalagi jika metode problem solving ini berbantu
media video dalam penerapanya pada pembelajaran matematika di kelas 5. Media video
memiliki manfaat, salah satunya membantu siswa dalam proses pemecahan masalah.
Lebih dari setengah siswa SD Negeri … Kecamatan … Kabupaten … semester 2 tahun
pelajaran 2014/2015 mengatakan bahawa pelajaran matematika itu membosankan.
Maka dengan diterapkanya metode problem solving yang
berbantu media video dapat membantu siswa dalam pemecahan masalah. Siswa yang
mulanya pasif dalam pelajaran matematika akan berubah menjadi aktif dan kreatif
ketika pelajaran matematika karena suasana pembelajaran menjadi menyenangkan
dan tidak membosankan. Contoh ptk sd kelas 5 pdf
Metode problem solving berbantu media video ini
diterapkan dengan cara membentuk siswa menjadi kelompok. Selanjutnya guru
memberikan masalah kepada siswa dan menjelaskan prosedur kerjanya. Dalam proses
pemecahan masalah guru memberi motivasi dan bimbingan kepada masing-masing
kelompok, apabila ada kelompok yang sulit dalam proses pemecahan masalah tugas
guru adalah membimbing kelompok agar dapat memecahkan permasalah yang
diberikan. Setelah proses pemecahan masalah masing-masing perwakilan kelompok
melaporkan hasil pemecahan masalahnya, sedangkan kelompok yang lain
memperhatikan presentasi dan memberikan pertanyaan apabila ada penjelasan yang
kurang jelas. Metode problem solving sesuai dengan karakteristik siswa kelas 5
yang suka membentuk kelompok dan bekerjasama.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas
cara pemecahan masalah dalam pelajaran matematika melalui penerapan metode
pembelajaran problem solving berbantu media video. Melalui penerapanya metode
tersebut siswa dapat lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran, karena siswa
berkelompok sambil mengembangkan pola pikir yang dimilikinya. Hal tersebut pada
akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.
Beberapa hal yang dibatasi dalam Penelitian Tindakan
Kelas ini adalah sebagai berikut:
a. Penelitian tindakan kelas ini dibatasi hanya pada
pelajaran matematika kelas 5 dengan pokok bahasan mengidentifikasi sifat-sifat
bangun datar dan sifat-sifat bangun ruang.
b. Siswa kelas 5 SD Negeri … Kecamatan … Kabupaten …,
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa yang berada di kelas 5 SD
Negeri … Kecamatan … Kabupaten … pada tahun pelajaran 2014/2015.
c. Penelitian bermaksud melakukan penelitian pada mata
pelajaran matematika menggunakan metode problem solving berbantu media video.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka
rumusan maslah tersebut dapat dirinci sebagia berikut:
1. Apakah penerapan metode pembelajaran Problem
solving berbantuan media Video dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pelajaran matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri … Kecamatan … Kabupaten …
semester 2 tahun pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran Problem
Solving berbantuan media video dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pelajaran matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri … Kecamatan … Kabupaten …
semester 2 tahun pelajaran 2014/2015?
1.5Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusann masalah di atas, maka dirumuskan
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan hasil belajar matematika melalui
metode pembelajaran Problem Solving berbantu media video pada siswa kelas 5 SD
Negeri … Kecamatan … Kabupaten … semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.
2. Mengetahui bagaimana penerapan metode pembelajaran
matematika menggunakanmetode Problem Solving berbantu media video dalam
meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri … Kecamatan
… Kabupaten … semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pembelajaran matematika baik secara yeoritis maupun praktis:
1.6.1 Secara Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan
atau referensi dalam rangka meningkatkan minat belajar dan hasil belajar
matematika melalui metode pembelajaran problem solving berbantu media video. ptk
sd kelas 5 pdf
1.6.2 Secara Praktis
a. Siswa
Sebagai acuan belajar yang tepat agar hasil belajar
matematika dapat meningkat.
b. Guru
Mengembangkan keterampilan melalui metode pembelajaran
problem solving berbantu media video terhadap peningkatan hasil belajar
matematika.
c. Bagi Sekolah
Menambah wawasan terhadap kinerja guru supaya kualitas
pembelajaran matematika meningkat.
B. LAPORAN PROPOSAL PTK SD TERBARU WORD
LENGKAP
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.1 Hakikat Matematika dan Pembelajaran Matematika
Berikut ini dikemukakan definisi karakteristik, tujuan
dan pembelajaran matematika.Matematika adalah suatu ilmu yang timbul karena
adanya fikiran¬fikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan
penalaran, matemtika terdiri dari 4 wawasan luas yaitu : aritmatika, aljabar,
geometri, dan analisis.
Menurut Ibrahim (2012) matematika merupakan ilmu
universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting
dalam berbagai disiplin dan memajukan daya piker manusia. Menurutnya matematika
perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar. Tujuan
dari pemberian materi tersebut adalah untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat
memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Dlihat dari penjelasan di atas, matematika perlu diperlukan
kepada semua siswa mulai dari sekolah untuk membekali siswa dengan berpikir
logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan kerjasama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahann hidup pada keaadaan yang
selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Download ptk sd kelas 5 doc
Untuk mencapai tujuan tersebut, keberhasilan siswa
dalam belajar dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru. Oleh
karena itu, seorang guru dituntut memiliki kemampuan menguasai materi yang akan
diajarkannya. Guru diharapkan mampu merangsang siswa untuk dapat berpikir aktif
dan kreatif dalam mengorganisasikan pengetahuan yang diterimanya.
Pembelajaran merupakan suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam
kondisi – kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
Sedangkan pembelajaran matematika pada hakikatnya adalah proses yang sengaja
dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan memungkinkan
seseorang (siswa) melaksanakan kegiatan belajar matematika, dan proses tersebut
berpusat pada guru mengajar matematika.
Pembelajaran matematika seharusnya mampu menanamkan
konsep matematika secara jelas, tepat dan akurat kepada siswa sesuai dengan
jenjang kelasnya. Guru dapat menggunakan media atau metode pembelajaran yang
tepat sebagai alat bantu untuk menanamkan atau memperjelas konsep terutama
dalam menyampaikan konsep – konsep abstrak dan belum dikenal siswa. Depdiknas
(2007:10) juga menyebutkan “ruang lingkup pembelajaran matematika di SD
meliputi aspek – aspek berupa bilangan, geometri dan pengukuran, dan pengolahan
data”.
2.1.2 Pembelajaran Matematika Problem Solving dengan Video
Metode adalah cara, yang didalam fungsinya merupakan
alat untuk mencapai suatu tujuan. Makin baik metode itu, makin efektif pula
pencapaian tujuan. Metode problem solving berasal dari Jhon Dewey, maksud utama
metode ini adalah memberikan latihan kepada siswa dalam berpikir. Metode ini
dapat menghindarkan dalam pembuatan kesimpulan yang tergesa-gesa. Proses
menimbang-nimbang berbagai kemungkinan pemecahan dan menangguhkan
pengambilan keputusan sampai keputusan sampai terdapat
bukti-bukti yang cukup akan menjadi dasar dalam penerapan metode ini.
Metode Problem Solving atau sautu metode dalam
pendidikan dan pengajaran dengan sejalan melatih siswa untuk menghadapi
masalah-masalah dari yang paling sederhana sampai kepada masalah yang paling
rumit. Di dalam Problem Solving, peserta didik belajar sendiri untuk
mengidentifikasi penyebab masalah dan alternatif untuk memecahkan masalahnya
(Endang, 2011).
Berdasarkan beberapa definisi yang telah diuraikan,
penulis menyimpulkan Pembelajaran Matematika problem solving adalah
pembelajaran merupakan proses suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan
masalah di dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. Selain itu siswa
dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan lebih efektif, siswa juga dapat
mengalaminya sendiri bukan hanya menunggu materi dan informasi dari guru,
tetapi berdasarkan pada usahanya sendiri untuk menemukan pengetahuan dan
keterampilan yang baru dan kemudian mengintegrasikanya dengan pengetahuan dan
keterampilan yang sudah dimiliki sebelumnya.
Ibrahim dan Nur (dalam Rusman: 2010) dan ismail
mengemukakan langkah pembelajaran problem solving sebagia berikut:
Tabel 1
Langkah-langkah Pembelaj aran Problem Solving
Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan metode
problem solving (dalam Hamruni: 2012). John Dewey seorang ahli pendidikan
berkebangsaan Amerika menjelaskan enam langkah dalam pembelajaran problem
solving atau pemecahan masalah yaitu :
a. Mengemukakan persoalan atau masalah. Guru
menghadapkan masalah yang akan dipecahkan kepada siswa.
b. Memperjelas persoalan atau masalah. Masalah
tersebut dirumuskan oleh guru bersama siswa.
c. Siswa bersama guru mencari kemungkinan-kemungkinan
yang akan dilaksanakan dalam pemecahan persoalan.
d. Mencobakan kemungkinan yang dianggap menguntungkan.
Guru
menetapkan cara pemechan masalah yang dianggap paling
tepat.
e. Penilaian cara yang ditempuh dinilai, apakah dapat
mendatangkan
hasil yang diaharapkan atau tidak.
Berdasarkan ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa dalam penerapan pemebelajaran problem solving dengan menggunakan
langkah-langkah yang dimodifikasi sebagai berikut:
a. Menyadari Masalah
Implementasi dari pembelajaran berbasis masalah harus
dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahap ini
guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan yang dirasakan oleh
manusia atau lingkungan social. Contoh ptk kelas 5 sd Kemampuan
yang harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan
atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada.
b. Merumuskan Masalah
Bahan pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari
dari kesenjangan. Selanjutnya fokuskan pada masalah apa yang pantas untuk
dikaji. Rumusan masalah sangat penting sebab selanjutnya akan berhubungan
dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang maslah yang berkaitan dengan
data-data apa yang harus dikumpulkan untuk menyelesaikannya.
c. Mengumpulkan Data
Sebagai proses berpikir empiris keberadaan data dalam
proses berpikir ilmiah merupakan hal yang sangat penting. Sebab menentukan cara
penyelesaian masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan
data yang ada.
d. Menguji Hipotesis
Berdasarkan data yang dikumpulkan akhirnya siswa
menentukan penyelesaian mana yang diterima dan mana yang ditolak, kemampuan
yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah kecakapan menelaah data dan
sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji.
e. Menentukan Penyelesaian
Menentukan penyelesaian merupakan akhir dari proses
ini. Kemampuan yang diharapkan dari tahap ini adalah kecakapan memilih
alternative penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat
memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternative
yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap
pilihan.
Dari beberapa pendapat para ahli yang menemukan
langkah-langkah dalam problem solving. Dapat diambil kesimpulan bahwa pada
dasarnya langkah¬langkah dalam problem solving adalah sebagai berkiut:
a. Orientasi
b. Mengidentifikasi masalah
c. Mencari alternatif pendekatan untuk memecahkan
masalah itu
d. Memilih alternatif pendekatan pemecahan masalah
e. Mencapai kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006), video
diartikan sebagai rekaman gambar hidup atau program televisi lewat tayangan
televisi. Atau, dengan kata lain video merupakan tanyangan gambar bergerak yang
disertai dengan suara. Video termasuk dalam kategori bahan ajar audiovisual
ataupun bahan ajar pandang dengar. Bahan ajar audio visual merupakan bahan ajar
yang mengkombinasikan dua materi, yaitu visual dan materi auditif. Adapun
kelebihan dari media video menurut Anderson (dalam Andi Prastowo: 2012) adalah
sebagai berikut:
a. Dengan video (disertai suara atau tidak) kita dapat
menunjukan kembali gerakan tertentu.
b. Dengan video, penampilan peserta didik dapat
dilihat kembali untuk dikritik atau dievaluasi.
c. Dengan menggunakan efek tertentu, dapat memperkokoh
proses belajara maupun nilai hiburan dari penyajian tersebut.
d. Dengan video, kita akan mendapatkan isi dan susunan
yang masih utuh dari materi pelajaran.
e. Dengan video, informasi dapat disajikan secara
serentak pada waktu yang sama di lokasi (kelas) yang berbeda dan dengan jumlah
penonton yang tidak terbatas.
f. Pembelajaran dengan video merupakan suatu kegiatan
yang mandiri.
Keberhasilan pembelajaran matematika problem solving
berbantu media video yang akan digunakan dalam penelitian ini diukur dengan
teknik observasi dan instrumen lembar observasi guru. Observasi atau pengamatan
sebagai alat penelitian yang digunakan untuk memngukur tingkah laku individu
atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati. Selain itu observasi
dapat digunakan untuk mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya
tingkah laku guru dalam mengajar, dan penggunaan alat peraga pada waktu
mengajar (Sudjana 2012:84).
2.1.3 Hasil Belajar Matematika
Untuk mengetahui keberhasilan seseorang dalam belajar
maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui hasil belajar
yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Sudjana
(1990) hasil belajar adalah “kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya”. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan
informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan –
tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut
guru dapat menyusun dan membina kegiatan – kegiatan siswa lebih lanjut, baik
untuk keseluruhan kelas maupun individu. Agus Suprijono (2009) menyebutkan
“hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Gagne (dalam Purwanto2009) menyatakan
“hasil belajar berupa: Informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi
kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. Sementara” Bloom mengungkapkan tiga
tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan
merupakan hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik.
2.1.4 Hubungan Pembelajaran Matematika Problem solving
dengan Hasil Belaj ar Matematika
Pembelajaran yang diterapkan guru merupakan faktor
utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa, terutama pembelajaran matematika
di tingkat Sekolah Dasar (SD). Hal ini dikarenakan objek yang dipelajari dalam
matematika bersifat abstrak, sementara daya pikir siswa SD pada umumnya masih
bersifat konkret. Pada usia siswa Sekolah Dasar belum berkembang secara optimal
kemampuan abstraksinya. Pembelajaran problem solving sangat tepat apabila
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar pada
tingkat Sekolah Dasar. contoh ptk kelas 5 sd
Pembelajaran matematika problem solving merupakan
pelajaran yang tidak mengharapkan siswa siswa hanya sekedar mendengarkan,
mencatat, kemudian menghafalkan materi pelajaran, akan tetapi melalui
pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan
mengolah data dan akhirnya menyimpulkan. Kemudian aktivitas pembelajaran
diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Pembelajaran ini juga menekankan
berpikir secara ilmiah dan menggali keterampilan siswa sehingga siswa aktif
belajar matematika.
2.2Kerangka Pikir
Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas 5 SD
Negeri … Kecamatan … Kabupaten … merupakan pembelajaran yang berpusat pada
guru. Guru mendominasi seluruh waktu pembelajaran dengan menyampaikan materi
pelajaran matematika melalui ceramah dan memberikan tugas kepada siswa. Respon
siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan guru adalah hanya diam saja,
mendengarkan, bermain sendiri, dan mengantuk. Selain itu guru dalam memberikan
materi pelajaran tidak menghubungkan dengan masalah – masalah nyata yang dekat
dengan kehidupan siswa, sehingga siswa kurang memperoleh pengalaman, cenderung
pasif dan tanpa ada kegiatan yang melibatkan secara langsung. Hal tersebut juga
menyebabkan siswa kurang tertarik atau minat belajar siswa pada mata pelajaran
matematika rendah. Kurangnya minat belajar dan penguasaan siswa akan mata
pelajaran matematika membuat banyak siswa belum mencapai nilai KKM akibatnya
hasil belajar matematika rendah. Padahal kegiatan pembelajaran akan efektif
apabila siswa aktif berpartisipasi atau melibatkan diri secara langsung dalam
proses pembelajaran. Siswa diharapkan dapat membangun pengetahuan sendiri atau
memahami sendiri konsep yang telah diajarkan yaitu dengan mengalami secara
langsung.
Untuk mengatasi kondisi pembelajaran tersebut,
peneliti akan menerapkan pembelajaran yang tepat yaitu Pembelajaran Problem
Solving. Pembelajaran problem solving merupakan pembelajaran yang berbasis
pemecahan masalah dalam belajar matematika, sebagai ganti dari pengenalan
konsep yang bersifat abstrak. Dengan demikian, proses pengembangan konsep –
konsep dan ide – ide dari matematika bermula dari dunia nyata. Dunia nyata
bukan berarti konkret secara fisik dan kasat mata, tetapi dapat dibayangkan
oleh siswa. Pembelajaran ini lebih memusatkan kegiatan belajar pada siswa.
Sehingga siswa lebih aktif membangun sendiri pengetahuan yang akan
diperolehnya.
Pembelajaran Problem Solving ini dapat diterapkan
dengan beberapa tahapan yaitu memberikan masalah kepada siswa. Siswa diminta
untuk memahami dan menyelesaikan permasalahan tersebut. Siswa mengalami
kesulitan dalam pemecahan masalah akan dibimbing oleh guru. Siswa secara
kelompok memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru. Jika dalam proses
pemecahan masalah ada kelompok yang mengalami kesulitan, guru memberikan bimbingan
dalam pemecahan masalah. Setelah didapatkan solusi pemecahan masalah, wakil
dari kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok . Siswa dalam kelompok lain
mengemukakan pendapat atau tanggapannya tentang berbagai penyelesaian yang
disajikan temannya.
Guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk membuat
kesepakatan kelas tentang penyelesaian mana yang dianggap paling tepat. Siswa
bersama guru menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan. Kemudian siswa
diberikan tes formatif sebagai penilaian hasil belajar.
Pembelajaran problem solving dilaksanakan dalam
beberapa siklus sampai mencapai keberhasilan hasil belajar matematika. Dalam
pembelajaran problem solving ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif
membangun pengetahuannya sendiri melalui kerjasama dan saling ketergantungan
satu sama lain. Sehingga siswa menjadi aktif, senang, tertarik, dan antusias
terhadap kegiatan belajar yang dapat menumbuhkan keaktifan dan kekreatifan
siswa akan berdampak pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.
Dengan demikian, maka peneliti melakukan penelitian melalui Pembelajaran
Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa.
2.3 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukakan,
maka hipotesis tindakan sebagai jawaban sementara dalam penelitian ini adalah
1. Penerapan Pembelajaran Problem Solving dapat
meningkatkan minat hasil belajar Matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri …
Kecamatan … Kabupaten … Kabupaten semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.
2. Penerapan Pembelajan Problem Solving dalam
meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri … Kecamatan
… Kabupaten … semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 dengan beberapa tahapan
sebagai berikut :
a. Mengemukakan persoalan atau masalah.
b.Guru menghadapkan masalah yang akan dipecahkan
kepada siswa.
c. Memperjelas persoalan atau masalah.
d. Masalah tersebut dirumuskan oleh guru bersama
siswa.
Siswa bersama guru mencari kemungkinan-kemungkinan
yang akan dilaksanakan dalam pemecahan persoalan.
Mencobakan kemungkinan yang dianggap menguntungkan.
Guru menetapkan cara pemechan masalah yang dianggap paling tepat. Download
ptk sd kelas 5 doc
e. Penilaian cara yang ditempuh dinilai, apakah dapat
mendatangkan hasil yang diaharapkan atau tidak.
C.PTK MATEMATIKA KELAS 5 DENGAN MATERI
BANGUN DAN RUANG WORD
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
untuk mata pelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas 5 SDN 087 Katokkoan
Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 5 sebanyak 35 siswa
terdiri dari 15 perempuan dan 20 laki-laki. Sekolah Dasar Negeri 087 Katokkoan
berada di daerah pedesaan dan umumnya berasal dari keluarga dengan latar
belakang sosial ekonomi yang sama yakni buruh dan petani. Kondisi masyarakat
buruh yang demikian memiliki pengaruh besar terhadap aktivitas belajar siswa.
Banyak orang tua yang tidak memiliki banyak waktu untuk memperhatikan dan
menemani anak belajar. Mereka juga beranggapan bahwa belajar merupakan tanggung
jawab pihak sekolah. Anggapan yang seperti ini menyebabkan anak kurang
perhatian dari orang tua sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
menjadi rendah. Siswa cenderung memanfaatkan waktu dengan bermain, sehingga hal
ini juga menjadi pencerminan kebiasaan siswa di kelas.
3.2Variabel yang Diteliti
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.
Variabel-variablel tersebut antara lain:
a. Variabel bebas/independen yaitu metode pembelajaran
problem solving berbantu media video.
b. Variabel terikat/dependen yaitu hasil belajar siswa
pada mata pelajaran matematika.
3.3 Rencana Tindakan
3.3.1 Penelitian Tindakan Kelas
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan
kelas yang merupakan perbaikan proses pembelajaran secara terus menerus yang
dilaksanakan secara berkesinambungan dimana setiap siklus mencerminkan
peningkatan atau perbaikan. Siklus sebelumnya merupakan patokan untuk siklus
selanjutnya sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal. Download ptk
sd kelas 5 lengkap
Berdasarkan model penelitan maka pelaksanaanya yang
dilakukan setiap siklus, untuk siklus II dan selanjutnya dilihat dari hasil
refleksi siklus sebelumnya. Tahapan tersebut antara lain: (1) Perencanaan, (2)
Pelaksanaan, (3) Pengamatan/ observasi, dan (4) Refleksi. Berikut ini gambaran
pelaksaan penelitian ini dapat dilihat sekemanya pada gambar 3.1.
Gambar 3.1
Tahap-tahap penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2009:
16)
3.3.2 Siklus 1
3.3.2.1 Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan perlu adanya perencanaan yang
matang agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dan
hasil belajar siswa dapat meningkat. Langkah-langkah dalam perencanaan yang
diperlukan adalah: (1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, (2)
menyiapkan media pembelajaran berupa video, (3) membuat dan merancang lembar
obserasi, (4) membuat soal-soal evaluasi untuk siklus 1.
3.3.2.2.Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I akan
dilakukan 33 kali pertrmuan dengan menggunakan metode pembelajaran problem
solving berbantu media video dan 1 kali evaluasi pada pertemuan ketiga. Setiap
proses pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegitan akhir
yang dirangkum secara umum sebagai berikut:
1. Kegiatan awal:
a. Menyiapkan kelas dan peralatan mengajar.
b. Memberi motivasi dengan menjelaskan penting
pembelajaran yang dilakukan.
c. Melakukan apersepsi dengan mengajukan pernyataan
terkait pelajaran yang akan dilaksanakan.
d. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan inti:
a. Memberikan masalah yang akan dipecahakan oleh
siswa.
b. Membagi siswa ke dalam kelompok.
c. Menjelaskan mengenai prosedur dan kegiatan apa yang
akan dilakukan para siswa.
d. Menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru
secara berkelompok.
e. Mempresentasikan hasil kerja kelompok didepan
kelas.
f. Memeberikan penghargaan terhadap siswa.
g. Menyipulkan materi pelajaran yang
telah dipelajari bersama dengan siswa.
3. Kegiatan akhir:
a. Membuat kesipulan tentang pelajaran yang telah
dipelajari hari ini.
b. Membenarkan kesalahan pemahaman siswa terhadap
pelajaran yang telah dipelajari.
c. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut.
3.3.2.3 Pengamatan
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan
proses pembelajaran guru lain yang bertindak sebagai obsever melakukan
observasi pelaksanaan siklus I yang dilakuak oleh guru kelas mengenai aktifitas
guru dalam pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran problem solving.
3.3.2.4 Refleksi
Berdasarkan hasil dari observasi, kemudian dilakukan
refleksi dan evaluasi kegiatan pelaksanaan tindakan mengenai hal-hal yang belum
dan hal-hal yang sudah dicapai dalam pembelajaran. Kemudian dari hasik refleksi
dan hasil evaluasi digunakan sebagai acuan untuk perbaikan siklus yang
berikutnya.
3.3.3 Siklus II
3.3.3.1 Perncanaan Tindakan
Proses tindakan siklus 2 merupakan kelanjutan dari
siklus 1. Proses tindakan siklus 2 dilaksanakan dengan memperhatikan hasil
refleksi siklus 1. Contoh ptk sd kelas 5 pdf Berdasarkan
refleksi siklus 1 telah dijabarkan kekurangan-kekurangan yang memerlukan
perbaikan delam pembelajaran, untuk itu dilaksanakan siklus 2. Pelaksanaan
siklus 2 melalui tahap yang sama dengan siklus 1 meliputi: (1) menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran, (2) menyiapkan media pembelajaran berupa video, (3)
membuat dan merancang lembar obserasi, (4) membuat soal-soal evaluasi untuk
siklus 2.
3.3.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelakasanaan tindakan pada siklus 2 akan
dilakukan 2 kali pertemuan dengan menggunakan metode pembelajaran problem
solving berbantu video dan 1 kali evaluasi pada pertrmuan ketiga. Setiap proses
pemebelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir yang
dirangkum secara umun sebagai berikut:
1. Kegiatan awal:
a. Menyiapkan kelas dan peralatan mengajar.
b. Memberi motivasi dengan menjelaskan penting
pembelajaran yang dilakukan.
c. Melakukan apersepsi dengan mengajukan pernyataan
terkait pelajaran yang akan dilaksanakan.
d. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran.
2. Kegiatan inti:
a. Memberikan masalah yang akan dipecahakan oleh
siswa.
b. Membagi siswa ke dalam kelompok.
c. Menjelaskan mengenai prosedur dan kegiatan apa yang
akan dilakukan para siswa.
d. Menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru
secara berkelompok.
e. Mempresentasikan hasil kerja kelompok didepan
kelas.
f. Memeberikan penghargaan terhadap siswa.
g. Menyipulkan materi pelajaran yang telah dipelajari
bersama dengan siswa.
3. Kegiatan akhir:
a. Membuat kesipulan tentang pelajaran yang telah
dipelajari hari ini.
b. Membenarkan kesalahan pemahaman siswa terhadap
pelajaran yang telah dipelajari.
c. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut.
3.3.2.3 Pengamatan
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan
proses pembelajaran guru lain yang bertindak sebagai obsever melakukan
observasi pelaksanaan siklus I yang dilakuak oleh guru kelas mengenai aktifitas
guru dalam pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran problem solving.
3.3.2.4 Refleksi
Berdasarkan hasil dari observasi, kemudian dilakukan
refleksi dan evaluasi kegiatan pelaksanaan tindakan mengenai hal-hal yang belum
dan hal-hal yang sudah dicapai dalam pembelajaran. Kemudian dari hasik refleksi
dan hasil evaluasi digunakan sebagai acuan untuk perbaikan siklus yang
berikutnya.
3.4 Data dan Cara Pengumpulanya
3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
data kualitatif dan kuantitatif. Daata kualitatif yaitu data yang diperoleh
langsung dari hasil observasi melalui tabel observasi dan data kuatitatif
adalah data yang diperoleh langsung dari skor yang diperoleh dari tes formatif.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah teknik tes dan non tes yang terdiri dari:
1. Teknik Tes
Teknik tes dalam penelitian ini meliputi pemberian tes
formatif. Data hasil belajar ini diperoleh dari tes tertulis yang diberikan
kepada siswa. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensia,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes digunakan
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang
dilakukan pada akhir kegiatan dengan memberikan sejumlah soal tes formatif. Tes
dalam penelitian ini adalah tes formatif berbentuk pilihan ganda, digunakan
untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika tentang
mengidentifikasi bangun datar dan bangun ruang dengan menggunakan metode
pembelajaran problem solving berbantuan media video.
2. Teknik Non Tes (Observaasi)
Teknik non tes dalam penelitian ini berupa observasi.
Observasi merupakan metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya
mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.
Observasi digunakan untuk mendapat tentang pengajaran
guru menggunakan metode problem solving dan aktifitas siswa didalam kelas.
Sehingga dapat dilihat pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan
kondisi dan proses yang diharapkan. Pada tahap ini, observer melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan
menggunakan lembar instrumen observasi yang telah dibuat sebelumnya.
3.4.3 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar observasi dan lembar tes. Untuk lembar observasi dilaksanakan pada saat
proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh observer sebagai pengamat
pembelajaran. Lembar tes dilaksanakan setelah pembelajaran dilakukan.
Instrumen penggumpulan data yang digunakan peneliti
dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Kisi-kisi Observasi Guru
Tabel 2
Kisi-kisi Lembar Pengamatan Aktifitas Guru
2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada ak tindakan. Adapun kisi-kisi soal dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3
Kisi-kisi Tes Siklus I
Tabel 4
Kisi-kisi Tes Siklus II
3.5 Indikator Kinerja
1. Indikator Proses
Indikator proses dalam penelitian ini merupakan
Indikator ketercapaian dalam proses pembelajaran kegiatan guru terhadap
penerapan pembelarajaran matematika problem solving. Download ptk sd
kelas 5 doc Pembelajran problem solving ini dapat tercapai jika
berada pada kategori baik. Kategori baik dinyatakan apabila guru melaksanakan
semua langkah-langkah dilakukan dan tidak ada catatan berupa masukan atau
perbaikan dari obsever.
2. Indikator hasil
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah
peningkatan hasil belajar yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan hasil tes
belajar matematika. Dalam pembelajaran diharapkan kenaikan hasil tes belajar
siswa sebanyak 85% dari jumlah seluruh siswa mencapai ketuntasan belajar dengan
KKM = 60.
3.6 Analisis Data
Pada penelitian ini analisis data yang dilakukan
menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif.
a. Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif
siswa pada siklus I dan siklus-siklus berikutnya, dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis deskriptif. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan
Metode Penilaian Acuan Patokan (PAP). Disini PAP yang akan digunakan melalui
system penilaian skala – 100. Skala 100 berangkat dari persentase yang
mengartikan skor prestasi sebagai proporsi penguasaan peserta didik pada suatu
perangkat tes dengan batas minimal angka 0 sampai 100 persen (%). Hasil
penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang
dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai
berikut :
Tabel 5
Kriteria Ketuntasan Pembelajaran
(Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Matematika
Kelas 5 SD Negeri ……….)
Adapun penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam
bentuk persentase. Formula presentase ketuntasan hasil belajar klasikal adalah
sebagai berikut:
Rumus 3.1
b. Data kualitatif berupa data hasil observasi guru
selama proses pembelajaran dengan metode pembelajaran problem solving
berbantuan media video menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Data
kualitatif dipaparkan dalam rubrik yang terdiri dari berbagai kategori untuk
memperoleh suatu kesimpulan.
3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui seberapa cermat suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin
diukur. Batasan untuk menentukan validitas instrumen menggunakan pedoman Azwar
yaitu semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya
dianggap memuaskan.
Berdasarkan teori tersebut dikatakan valid jika
memiliki koefisien validitas > 0,30. Validitas angket dan tes dapat dihitung
menggunakan bantuan SPSS for windows version 16.0 dengan cara Analyze – Scale –
Reliability Anaylsis.
Instrumen angket dan Instrumen tes yang nantinya akan
digunakan dalam tes individual dalam pretest dan posttest diujicobakan terlebih
dahulu pada kelas uji coba. Uji coba dilakukan pada bulan Maret 2015 di SDN 087
Katokkoan pada kelas 5. Berikut ini adalah hasil validitas Instrument tes.
Tabel 6
Hasil Validitas Instrument Tes Siklus I
Dari tabel 6 di atas dapat diketahu bahwa dari 30 soal
pilihan ganda yang dapat diujikan 22 soal yang valid, karena memiliki nilai
corrected item-total correlation lebih dari 0,30. Soal yang tidak valid
bernomor 1, 2, 6, 11, 12, 14, 19, 29.
Tabel 7
Hasil Validitas Instrument Tes Siklus II
Dari tabel 7 di atas dapat diketahu bahwa dari 30 soal
pilihan ganda yang dapat diujikan 21 soal yang valid, karena memiliki nilai
corrected item-total correlation lebih dari 0,30. Soal yang tidak valid
bernomor 7, 13, 15, 17, 18, 19, 23, 28, 30.
3.6.3 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui
konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan
tetapkonsisten jika pengukuran tersebut diulang. Salah satu koefisien
reliabilitas yang paling sering digunakan adalah Alpha Cronbach. Reliabilitas
kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas
0,8 adalah baik. Reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan
banyuan SPSS for windows 16.0 yaitu dnegan cara Analyze – Scale – Reliability
Analysis. Berikut ini adalah hasil reliabilitas angket aktivitas belajar dan
instrument tes.
Tabel 8
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Siklus I
Dalam tabel 8 yang terdiri dari 22 soal terdapat
Cronbach’s Alpha (~) sebesar 0,934, maka instrumen dinyatakan reliabel. Contoh
ptk kelas 5 sd
Tabel 9
Hasil Uji Reliabilitas Instrument Tes Siklus II
Dalam tabel 9 soal pilihan ganda yang terdiri dari 21
soal terdapat Cronbach’s Alpha (~) sebesar 0,919, maka instrumen dinyatakan
reliabel.
3.6.2 Uji Tingkat Kesukaran
Berikut ini hasil uji tingkat kesukaran soal yang
diolah dari soal yang telah diberikan pada kelas uji.
Tabel 10
Kriteria Tingkat Kesukaran Siklus I
Tabel 11
Kriteria Tingkat Kesukaran Siklus II
Dari hasil tersebut dapat diketahu bahwa terdapat 3
butir soal termasuk dalam kategori sukar, 15 butir soal termasuk kategori
sedang dan 4 butir soal termasuk dalam kategori mudah pada siklus I dan
terdapat 3 butir soal termasuk dalam kategori sukar, 15 butir soal termasuk
kategori sedang dan 3 butir soal termasuk dalam kategori mudah pada siklus II.
Penentuan kriteria kesukaran sesuai Menentukan taraf kesukaran (TK) digunakan
rumus sebagai berikut:
Rumus 3.2
D.PROPOSAL LENGKAP PTK SD KELAS 5 MATA
PELAJARAN MATEMATIKA
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan bagi anak
berkesulitan belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Amin, Suyitno. 2000 Dasar-dasar dan Proses
Pembelajaran Matematika. Semarang: Pendidikan Matematika FMIPA UNNES
Endang, Poerwanti, dkk. 2011. Model-Model
Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Hamruni, H. 2012. Strategi dan Model-model
Pembelajran Aktif-Menyenangkan. Yogyakarta: Investidaya.
Ibrahim, Dkk. 2012 Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
Surabaya: UNESA¬University Pers)
Ibrahim, Dkk. 2012. Pembelajaran Matematika Teori dan
Aplikasinya. Yogyakata: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga
Mawardi dan Sulasmono, Bambang. (2011) . Kajian
kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan SD. Widya Sari Press: Salatiga
Nuryadi. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Problem
Solving Dengan Menggunakan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Pokok Bahasan Bangun Ruang Pada Siswa Kelas V SD Negeri Godean.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sunan Kalijaga
Permendiknas. 2006. Kriteria Ketuntasan Minimal.
Jakarta: Depdiknas
Permendiknas. 2007. Pembelajaran Matematika. Jakarta:
Depdiknas
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data
dengan SPSS. Yogyakarta:MediaKom.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Membuat Bahan Ajar
Inovovatif. Yogyakarta: Diva pers
Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka
Belajar: Yogyakarta
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: mengembangkan
profesionalisme guru. Jakarta: Rajawali Pers
Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang
membahas CONTOH PTK MATEMATIKA KELAS V SD TERBARU- ini dapat
membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk
memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara
mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan
sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.