Sabtu, 19 Mei 2018

PROPOSAL PTK IPS EKONOMI SMP DOC

PROPOSAL PTK IPS EKONOMI SMP DOC-“Efektivitas Penggunaan Media Permainan Kartu Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Pada Materi Pajak dan Keseimbangan Harga Pasar (Penelitian Tindakan Kelas di KelasIX.]Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan media permainan kartu dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS siswa.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Oktober 2016 yang bertempat di Kelas 9.3 SMPN………. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach) dengan sampel berjumlah 42 siswa Kelas 9.3 SMPN ………………instrumen yang digunakan berupa RPP, lembar observasi, lembar wawancara dan tes hasil belajar IPS pada materi Ekonomi yakni Pajak dan Keseimbangan Harga Pasar, berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal. Pada penelitian ini dilakukan 2 siklus, setiap 1 siklus terdiri dari 3 kali pertemuan.
Hasil penelitian diperoleh bahwa aktivitas belajar siswa mengalami perubahan yang signifikan dan rata-rata N-Gain pada siklus I 0,54 dan meningkat menjadi 0,77 pada siklus II. Berdasarkan hasil tersebut dapat dibuktikan bahwa penggunaan media permainan kartu efektif dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada materi Ekonomi yakni Pajak dan Keseimbangan Harga Pasar.
 Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas Mapel IPS EKONOMI yang diberi judul “ Efektivitas Penggunaan Media Permainan KartuDalam Meningkatkan Hasil Belajar Ips TerpaduSiswa Pada Materi Ekonomi ………...”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.
PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan file PTK IPS EKONOMI KELAS IX SMP lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DIEDIT dari BAB 1 – BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS ke 08172834988 dengan Format PESAN PTK 004 SMP).

1.PTK IPS EKONOMI SMP KELAS VIII LENGKAP – DOWNLOAD …

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Nasional dalam pendidikan berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang maju dan berdaya guna. Peran dunia pendidikan senantiasa harus dinamis dan tanggap dalam menghadapi dan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi pada bangsa Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tidak hanya dilakukan dengan pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saja tetapi juga dapat memanfaatkan IPTEK tersebut dalam dunia pendidikan.
Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat tidak akan bermanfaat bila tidak diimbangi dengan kehidupan beragama dan penanaman nilai-nilai luhur di dalam masyarakat. Oleh karena itu, penyesuaian dan perubahan nilai-nilai luhur tersebut meminta usaha pendidikan yang tidak mudah.ptk ips terpadu smp kelas 8 doc
Menurut Qomari Anwar “Nilai-nilai norma yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan budaya Indonesia hendaknya terus dikaji dan ditanamkan pada generasi yang akan datang.” Hal ini sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pada bab II pasal 3 tentang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan yaitu, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.contoh proposal ptk ips smp download
Undang-undang tersebut menjadikan pemerintah Indonesia memiliki tanggung jawab mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa serta berilmu pengetahuan. Sebagai upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, pemerintah menyelenggarakan pendidikan di sekolah-sekolah mulai dari Taman Kanak-kanak (TK), sampai Perguruan Tinggi . Siswa di sekolah diberikan berbagai macam pelajaran seperti Bahasa Indonesia, PKN, Matematik, IPA, dan IPS.
Mata pelajaran IPS Terpadu pada kelas 9 yang berisikan beragam materi. Hal ini tidak menutup kemungkinan akan adanya kesulitan bagi mereka untuk mengikuti pembelajarannya.
Menurut Supriono “Untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan yang diamanatkan dalam Undang-undang tersebut diatas, komponen pendidikan yang meliputi motivasi belajar, materi, proses, dan tujuan pembelajaran harus saling terkait dan mempengaruhi”
Dalam proses belajar mengajar, guru berusaha untuk mentransfer pesan kepada siswa. Namun untuk menghasilkan perubahan perilaku sebagaimana diharapkan dalam proses pembelajaran tidaklah mudah. Karena untuk mendapatkan pemahaman yang sama antara guru dengan siswa tentang makna pesan yang disampaikan bukanlah suatu hal yang mudah. Oleh karena itu, guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan perlu memilih strategi pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pada kenyataannya pembelajaran yang diterapkan oleh pembelajar pada saat ini sebagian besar masih berpusat pada guru. Siswa hanya dijadikan objek didik, sehingga aktivitas siswa tidak optimal. Oleh karena itu, diperlukan adanya strategi pembelajaran IPS yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Dengan kata lain siswa harus dijadikan subjek belajar, bukan sebagai objek belajar.download ptk ips smp doc
Menurut Syafruddin Wahid ”Guru harus memiliki berbagai kemampuan yang berhubungan dengan pengajaran. Kemampuan tersebut antara lain, menguasai bahan ajar, menggunakan metode, menggunakan dan memilih media pengajaran, dan kemampuan menerapkan komunikasi antar pribadi”. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an surat An­nisa: 63,
 “… dan katakanlah kepada mereka dengan perkataam yang berbekas pada jiwa mereka.”
Adapun kaitan antara ayat di atas dengan proses pembelajaran adalah seorang guru dituntut menyampaikan suatu bahan pelajaran secara jelas kepada siswa. Jelas dalam arti apa yang dimaksud oleh guru sama dengan yang ditangkap oleh siswa sehingga pelajaran tersebut berbekas dalam diri siswa sampai pada akhirnya siswa dapat memahami bahan pelajaran tersebut. Untuk dapat memberikan pelajaran yang membekas dalam diri siswa selain dalam hal materi pelajaran, seorang guru sebaiknya juga harus mengaitkan materi pelajaran dengan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat lebih memahami materi pelajaran dengan mudah. Oleh karena itu, nilai-nilai dalam pembelajaran perlu diberikan kepada siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengintegrasikan nilai dalam pembelajaran.
Proses pembelajaran yang terjadi selama ini di sekolah dinilai monoton karena kurang adanya penggunaan metode dan media pembelajaran. Komunikasi selama pembelajaran berlangsung satu arah, sehingga interaksi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa sangat minim.ptk ips terpadu smp kelas 7 doc
Sebagian siswa cenderung menganggap mata pelajaran IPS Terpadu sulit dimengerti, atau penyampaian materi yang terlalu kaku sehingga siswa sulit untuk mencerna pelajaran yang diberikan.
Kesulitan yang dialami siswa dalam proses belajar mengajar dapat terjadi jika otak menerima ancaman atau tekanan sehingga mengakibatkan kapasitas saraf berfikir rasional mengecil yang mengakibatkan otak tidak dapat mangakses keterampilan berpikir yang tinggi. Oleh karena itu, agar dapat tercipta suasana yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran, kuncinya adalah membangun ikatan emosional antara guru dengan murid, yaitu dengan menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan, dan menyingkirkan segala ancaman dari suasana belajar.
Salah satu materi dalam IPS Terpadu yang dapat diintergensi dengan nilai adalah materi Ekonomi. Materi Ekonomi bersifat pemahaman dan rumus, sehingga diharapkan siswa akan lebih mudah untuk memahaminya. Pembelajaran IPS Terpadu cenderung kurang efektif jika hanya menggunakan metode ceramah atau latihan soal biasa saja. Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha untuk dapat mengatasi kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu cara agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif adalah dengan menggunakan media pembelajaran.
Menurut Ken Freed “Media pembelajaran merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk meminimalisir kesulitan siswa dalam pembelajaran. Selain itu, media dapat digunakan sebagai salah satu strategi efektif lainnya untuk menanamkan dengan jelas tentang pesan atau materi yang diberikan guru secara interaktif”. Media pembelajaran yang digunakan harus bersifat komunikatif, mudah digunakan, dan membangkitkan minat siswa dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu Sumiati Asra “Pada dasarnya media pembelajaran sangat diperlukan dalam upaya mengaktifkan kegiatan belajar siswa. Namun, bukan berarti media pembelajaran yang digunakan harus selalu bersifat canggih dan pengadaannya memerlukan pendanaan yang cukup besar. ”
Salah satu media pembelajaran yang tidak memerlukan pendanaan yang besar namun bersifat menyenangkan serta mendidik adalah dengan menggunakan media berupa kartu. Penggunaan media kartu IPS dalam penelitian ini diharapkan dapat berpengaruh positif dalam pembelajaran IPS Terpadu sehingga membuat kegiatan belajar menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Kartu IPS merupakan salah satu alternatif media pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran IPS Terpadu.
Dalam pembelajaran menggunakan media kartu IPS menuntut guru relatif berbeda dari pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran ini, peran guru sebagai fasilitator, siswa harus lebih aktif, kreatif, dan mampu bekerjasama dengan teman-temannya. Penggunaan media berbentuk kartu ini digunakan agar siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami materi IPS Terpadu.
Menurut Michael Sciven “Salah satu alasan menggunakan media kartu sebagai bantuan mengajar dalam hal ini adalah agar siswa dapat belajar untuk mentransfer metode sains atau kemampuan inkuiri secara keseluruhan pada pengalaman belajar di sekolah.” Berbagai studi menunjukkan bahwa siswa lebih banyak belajar jika pelajarannya dapat memotivasi siswa, menyenangkan, dan ramah serta siswa mempunyai suara dalam pembuatan keputusan. Hal ini dapat meningkatkan hubungan dan kepercayaan dalam pengajaran. Sehingga diharapkan dengan adanya keinginan dan keaktifan siswa untuk menerima pelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar yang kemudian akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar.ptk ips smp kelas 8 doc
Media permainan merupakan satu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa dalam memahami teori secara mendalam melalui pengalaman-pengalaman belajar. Bahkan dengan permainan dapat meningkatkan aktifitas, minat dan motivasi siswa dalam belajar. Hal ini senada dengan pendapat Abdul Kadir yang mengatakan, permainan menjadi salah satu alternatif, selain untuk menanamkan pengetahuan kepada siswa dengan menarik dan berbekas, juga berfungsi untuk merangsang minat dan perhatian siswa. Menurut Abdul Kadir, “media permainan juga mampu merangsang daya pikir inovatif, kreatif, dan kritis siswa sehingga mereka mampu memahami pesan yang diberikan. Respon­respon positif yang timbul secara komunikatif merupakan hasil dari permainan yang dirancang dan diatur secara menarik dan sistematis”.ptk ips terpadu smp kelas 7 doc
Melihat pentingnya penggunaan media untuk menumbuhkan motivasi, minat, dan aktifitas siswa dalam belajar, serta dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ekonomi, maka peeliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN KARTU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA PADA MATERI EKONOMI”
  1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang timbul dilihat dari berbagai aspek, diantaranya:
1.
2.
3.
4.
Mata pelajaran IPS sulit dimengerti oleh siswa
Proses belajar mengajar yang masih monoton.
Kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Belum adanya pengintegrasian nilai-nilai dalam pembelajaran. 
Kurangnya penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.
  1. Pembatasan Masalah
Dalam hal ini, peneliti membatasi masalah pada kurangnya penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar yang diterapkan pada pembelajaran IPS Terpadu pada materi Ekonomi. Hasil belajar yang diteliti adalah pada aspek kognitif siswa.
  1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis membuat suatu rumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah efektivitas penggunaan media permainan kartu terhadap hasil belajar siswa pada materi Ekonomi?”
  1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan media permainan kartu dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS terpadu siswa pada materi Ekonomi.
  1. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
  1. Memberi masukan kepada pihak-pihak terkait tentang pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa.
  2. Sebagai bahan perbandingan bagi guru dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat pada materi Ekonomi.
  3. Sebagai bahan acuan bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan efektif dengan menggunakan variasi media, sehingga materi yang disampaikanm dapat dipahami oleh siswa dengan mudah.
  4. Memberi masukan bagi tenaga pengajar sebagai acuan untuk digunakan dalam penelitian selanjutnya.

 2.CONTOH LENGKAP PTK IPS EKONOMI SMP KELAS 7 – DOWNLOAD …


BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN

  1. Acuan Teori Area dan Fokus Yang Diteliti
  2. Belajar
Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting/vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, adalah penting sekali bagi tiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa.
Menurut James O. Whitaker, belajar dapat didefenisikan:
sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Pendapat lain, bahwa belajar adalah sama saja dengan latihan sehingga hasil belajar akan nampak dalam keterampilan-keterampilan tertentu. Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pen gal aman.(learning is defined as the modification or strethening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.contoh proposal ptk ips smp kurikulum 2013
Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lain tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis, dan seterusnya. Ada pula tafsiran lain tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Lester D. Crow dan Alice Crow mendefeniskan :
Belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap. Upaya yang dilakukan oleh seorang yang belajar untuk memperoleh berbagai kebiasaan, ilmu dan sikap diatas dilakukan dengan cara tertentu, sehingga hambatan yang ditemukan dalam proses belajar dapat diatasi. Sehingga menimbulkan suatu perubahan dalam dirinya dalam mereaksi terhadap situasi belajar yang dialaminya.
Dalam konteks psikologi pembelajaran pengertian tentang belajar, sangat beragam. Beragamnya pengertian belajar dipengaruhi oleh teori yang melandasi rumusan belajar itu sendiri. Banyak orang beranggapan bahwa belajar semata-mata mengumpulkan atau menghapal fakta-fakta yang terjadi dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Anggapan seperti itu mungkin tidak sepenuhya keliru, karena prakteknya banyak orang yang belajar dengan menghapal. Padahal, menghapal hanya salah satu bagian dari beberapa cara belajar.proposal ptk ips smp terbaru
Menurut Surya, belajar dapat didefenisikan:
Belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Belajar juga berarti suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Menurut Hamalik belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku, misal pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap. Hilgard dan Brower, menyatakan bahwa belajar adalah sebagai perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktik dan pengalaman.
Secara psikologi belajar didefenisikan “suatu aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai serta sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.” Dalam hal ini, belajar berarti sesuatu yang dilakukan seseorang untuk dapat merubah dirinya menjadi yang lebih baik.
Menurut Nasution, belajar dapat didefenisikan: Belajar itu merupakan suatu perkembangan, proses perkembangan itu melalui tiga fase, yaitu fase acquisition (kemampuan) dimana seorang mengumpulkan pengetahuan, kemudian fase specialization (spesialisasi), dimana seseorang memusatkan perhatiannya kepada bidang tertentu, dan akhirnya fase integration (penyatuan) dimana seseorang menaruh minat untuk gaya belajar yang selama ini kurang digunakannya, dan dengan demikian memperoleh minat dan tujuan hidup baru.
Nasution mengatakan bahwa, belajar sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Hal senada yang diungkapkan oleh Slameto yang mengatakan bahwa “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Dalam pengertian ini perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala aspek pribadi seseorang.
Belajar juga diungkapkan oleh Martinis Yamin yang mengatakan bahwa “belajar sebagai suatu proses dimana organisme berubah perilakunya diakibatkan pengalaman.” Demikian juga Harold Spear mendefenisikan “belajar terdiri dari pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru”8. Belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam perilaku seseorang. Defenisi belajar tersebut mengandung pengertian, bahwa belajar adalah perubahan perilaku seseorang yang relatif menetap akibat pengalaman yang didapat melalui pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru. Proses belajar sebaiknya didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa sehingga ia dapat mengikutinya dengan baik.
Burton yang dikutip oleh Uzer Usman menyatakan, “learning is a change in the due to instruction of that individual and his environment. ” Dalam pengertian ini terdapat kata change atau perubahan yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku baik aspek pengetahuannya, keterampilannya maupun aspek sikapnya, belajar adalah suatu aktivitas yang direncanakan untuk meningkatkan kemampuan serta memperoleh ketrampilan dan pengetahuan baru, untuk tumbuh dan mendewasakan seseorang sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan tantangan.
Ali Imron mengatakan ada sejumlah ciri-ciri belajar yang dapat dibedakan dengan kegiatan lain selain belajar, yaitu: “(1) Belajar adalah suatu proses yang disengaja dan secara sadar; (2) Belajar merupakan suatu aktivitas yang dirancang; (3) hasil belajar relatif menetap dan tidak berubah-ubah”.
Dalam penelitian ini belajar dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan itu pada pokoknya membedakan antara keadaan sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan belajar.

Hasil belajar adalah indikasi yang menunjukkan upaya penguasaan pengetahuan (kognitif) siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru melalui kegiatan kokurikuler (pekerjaan rumah) dan tes ulangan. Hasil belajar nilai akhir dari seorang siswa yang diukur melalui teknik evaluasi, memenuhi aspek evaluasi dan dapa digunakan sebagai petunjuk seberapa jauh materi pelajaran telah dikuasai siswa.
Selanjutnya menurut Veithzal Rivai, hasil belajar adalah:Proses penentuan tingkat kecakapan penguasaan belajar seseorang dengan cara membandingkan dengan norma tertentu dalam sistem penilaian yang disepakati. Rivai juga mengatakan, hasil belajar dapat dikaitkan dengan terjadinya perubahan kepandaian kecakapan atau kemampuan seseorang dimana proses kepandaian itu terjadi tahap demi tahap. Jika seseorang mengalami perubahan baik dari segi kepandaian, kecakapan atau kemampuannya kepada arah yang lebih baik dari sebelumnya, maka orang tersebut telah mendapatkan hasil belajar
  1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:
  1. Faktor internal yang meliputi dua aspek , yaitu; aspek fisiologis dan aspek psikologis, yang terdiri dari lima faktor, yaitu:
  • Intelegensi siswa
  • Sikap siswa
  • Bakat siswa
  • Minat siswa
  • Motivasi siswa
  1. Faktor eksternal yang terdiri atas dua macam, yaitu:
  • Lingkungan sosial
  • Lingkungan non sosial (sarana dan prasarana), termasuk
didalamnya media pembelajaran.
  1. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
Faktor-faktor tersebut di atas sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena dalam proses pembelajaran siswalah yang menentukan terjadi atau tidaknya suatu proses belajar. Untuk belajar siswa menghadapi masalah-masalah baik internal maupun eksternal. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalah tersebut, maka siswa tidak dapat belajar dengan baik. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang dimaksud adalah faktor lingkungan nonsosial yang meliputi sarana dan prasarana serta faktor pendekatan belajar. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan strategi penggunaan media permainan kartu dengan metode diskusi kelompok.
Hasil belajar tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar siswa di sekolah. Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor dari dalam siswa (internal), dan faktor dari luar siswa atau faktor lingkungan (eksternal). Tinjauan kedua faktor tersebut adalah:
1) Faktor dari dalam siswa (internal)
  1. Faktor fisiologis terdiri dari tonus jasmani seperti nutrisi harus cukup, karena kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas lelah dan sebagainya. Selain beberapa penyakit kronis juga sangat mengganggu hasil belajar siswa, demikian pula kondisi fungsi panca indera terutama mata dan telinga.
  2. Faktor psikologis terdiri dari adanya kebutuhan fisik, rasa aman, bebas dari kekhawatiran, adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain, kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari masyarakat.
2) Faktor dari luar siswa atau faktor lingkungan (eksternal)
  1. Faktor non sosial terdiri dari keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, atau siang, ataupun malam), tempat (letaknya, pergedungannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis-menulis, buku-buku dan alat peraga).
  2. Faktor sosial diantara faktor manusia (sesama manusia), baik itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir.
Berdasarkan uraian di atas, Clark mengatakan bahwa “hasil belajar yang diperoleh siswa 70% dipengaruhi kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.” Sungguhpun demikian, hasil yang dapat diraih siswa juga tergantung dari lingkungan, salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah kualitas pengajaran. Hal senada dengan apa yang dikatakan Carrol, bahwa ada lima faktor yang dapat mempengaruh hasil belajar siswa yaitu: 1) bakat pelajar, 2) waktu yang tersedia untuk belajar, 3) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, 4) kualitas pengajaran, dan 5) kemampuan individu.
  1. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
  2. Pengertian IPS
Pendidikan IPS adalah “penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.”
IPS merupakan padanan dari Sosial Studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kal digunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga Sosial Studies yang mengembangkan kurikulum di AS ( Marsh, 1980; Martorella, 1976). Kurikulum Pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan (1990), merupakan difusi dari berbagai disiplin ilmu.contoh proposal ptk ips terpadu tingkat smp
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah. Dimana sasaran utamanya adalah pengembangan teoritis, seperti yang menjadi penekaan pada socian science. Bedasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa IPS adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.
  1. Ruang Lingkup IPS
IPS bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi terdir dari beberapa disiplin ilmu, yaitu sejarah, geografi, ekonomi sosiologi, antropologi dan tata Negara.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS (Terpadu) meliputi beberapa aspek-aspek sebagai berikut:
1) manusia, tempat dan lingkungan.
  • waktu, keberlanjutan dan perubahan.
  • sistem sosial dan budaya.
  • perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya, IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan kebudayaan-kebudayaan jiwanya pemanfaatan sumber daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan, pemerintahan dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan yang menjadi ruang lingkup IPS adalah manusia pada konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.PROPOSAL PTK IPS EKONOMI SMP DOC
Mengingat manusia dalam konteks sosial itu demikian luasnya maka dalam pembelajaran IPS ditiap jenjang pendidikan harus melakukan bembatasan-pembatasan sesuai dengan kemampuan pada tingkat masing-masing. Pembelajaran IPS bukan hanya sekedar menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan para siswa melainkan lebih jauh kebutuhannya sendiri dan sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarkat. Oleh karena itu, pembelajaran IPS harus pula menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat.
Gej ala-gej ala yang diluar jendela kelas dan di luar halaman sekolah seperti; persampahan, kemacetan lalu lintas, pengangguran dan lain-lain merupakan materi IPS yang dapat merangsang pikiran para siswa. Gejala-gejala tersebut ditinjau dari berbagai dimensi atau segi ekonomi, segi mental, segi sikap, berhubungan antar manusia dan lain-lain. Melalui proses tersebut, guru dan siswa telah memberikan fungsi yang praktis kepada masyarakat sebagai sumber materi IPS Dengan demikian, baik guru maupun murid tidak berhadapan dengan sumber dan materi yang asing bagi mereka, pada diri siswa dapat dibina konsep-konsep IPS yang sesuai dengan kenyataan.
  1. Karakteristik IPS
Karakteristik mata pelajaran IPS SMP/MTs antara lain sebagai berikut:
  • IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.
  • Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.
  • Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
  • Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.
  • Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa karakteristik IPS merupakan gabungan dari berbagai materi yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, IPS juga merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting karena materinya menyangkut dengan kehidupan sehari-hari manusia secara keseluruhan.
  1. Tujuan IPS
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) bertujuan untuk “mengembangkan kemampuan berpikir, sikap, dan nilai siswa sebagai individu maupun sebagai sosial budaya”.
Tujuan utama IPS di tingkat sekolah yaitu untuk mempersiapkan para siswa sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai siswa sebagai individu, anggota masyarakat, makhluk sosial dan budaya, agar nantinya mampu hidup ditengah-tengah masyarakat dengan baik.
  1. Pengertian Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajar aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa.
Defenisi ekonomi, menurut Iskandar Putong, ekonomi atau economic dalam banyak literatur ekonomi disebutkan berasal dari bahasa yunani, yakni kata oikos atau oiku dan nomos yang berarti peraturan rumah tangga. Dengan kata lain pengertian ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan perikehidupan dalam rumah tangga.
Ekonomi yang merupakan bagian dari ilmu sosial berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata oikonomika, kata ini berasal dari oikos dan nomos, oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti terlaksana atau pengaturan, jadi menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Ekonomi mengandung arti tentang “pengetahuan dan penelitian mengenai asas-asas penghasilan, produksi, distribusi, pemasaran dan pemakaian barang serta kekayaan”.
Menurut Sapriya, “ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang bagaimana langkanya sumber-sumber dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan-keinginan manusia yang tidak terbatas”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi adalah suatu ilmu atau seni tentang manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak bervariasi, tidak terbatas dan berkembang dalam sumber daya yang akan melalui pemilihan­pemilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi dan mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran, kemakmuran suatu keadaan di mana manusia dapat memenuhi kebutuhannya baik barang-barang maupun jasa.
  1. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin “medius” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah “perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.” Selain sebagai pengantar pesan, media juga merupakan suatu sarana dalam proses pembelajaran yang dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa. Oemar Hamalik berpendapat bahwa “media pendidikan merupakan alat, metode dan teknik yang dapat mengefektifkan komunikasi dan interaksi dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.”
Menurut Munadi, media pembelajaran merupakan “sumber­sumber belajar selain guru yang disebut penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan/atau diciptakan oleh para guru atau pendidik”.
Banyak batasan yang dikemukakan para ahli tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan di Amerika membatasi media “sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan dan informasi”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala bentuk yang dipergunakan orang untuk proses informasi dalam pembelajaran guna memberikan motivasi dan inovasi pada pembelajaran agar dapat terjadi proses belajar pada siswa secara efektif dan efisien. Dalam hal ini efektif berarti memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar. Sedangkan efisien artinya memiliki daya guna ditinjau dari segi cara penggunaannya, waktu dan tempatnya. Suatu media dikatakan efisien apabila penggunaannya mudah, dalam waktu yang singkat dapat mencapai isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas. Media juga harus bersifat “komunikatif, artinya media tersebut mudah dimengerti maksudnya, dengan kata lain apa yang ditampilkan melalui media tersebut mudah untuk dipahami siswa”.
Penggunaan media secara kreatif dapat memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik dan meningkatkan performance siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jadi media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan menyampaikan informasi dari sumber kepada siswa yang bertujuan untuk merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Media selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh dapat juga dimanfaatkan, untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, serta memberikan penguatan motivasi.
  1. Fungsi Media Pembelajaran
Azhar dalam Hamalik mengemukakan bahwa “pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa”.31 Selain itu, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.
Asnawir mengatakan fungsi media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar adalah “untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi, keterbatasan fisik dalam kelas, sikap pasif siswa serta mempersatukan pengamatan mereka”. Banyak hal-hal yang sangat tidak mungkin dilakukan di dalam kelas, seperti objek yang terlalu besar, bisa digantikan oleh gambar, film bingkai, atau model.
Levie dan Lentz sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad, mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual sebagai berikut:
  1. Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran.
  2. Fungsi afektif, yaitu dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar.
  3. Fungsi kognitif, yaitu bahwa lambang visual/gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi/pesan yang terkandung dalam gambar.
  4. Fungsi kompensatoris, yaitu untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks/disajikan secara verbal.
Dengan penggunaan media pada proses pembelajaran, dapat menambah daya tarik untuk siswa. Dalam hal ini, media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Selain itu, media juga dapat merubah peran guru menjadi lebih positif. Beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi, sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses pembelajaran, misalnya sebagai konsultan atau penasihat siswa
Proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa merupakan dunia komunikasi sendiri. Dalam proses belajar mengajar terjadi pertukaran informasi, ide dan pikiran antara keduanya yang terkadang terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak berjalan efektif dan efisien. Untuk mengatasi kemungkinan diatas dapat digunakan media pendidikan atau pembelajaran dalam proses KBM, agar terjadi keserasian dalam penerimaan informasi.
Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain.
Mudhoffir dalam bukunya yang berjudul prinsip-prinsip pengelolaan pusat sumber belajar (1992) menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan, yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (siswa) dan memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.
Media digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena memilik kemampuan untuk menyajikan peristiwa yang kompleks dan rumi menjadi lebih sistematik dan sederhana, meningkatkan daya tarik, perhatian pembelajaran, dan meningkatkan sistematika pembelajaran Adapun kriteria-kriteria tersebut yaitu :
  1. Tingkat ketertarikan
  2. Keterpahaman
  3. Kredibilitas
  4. Tingkat identifikasi perilaku atau kejadian
  5. Ketepatan pesan yang disampaikan
  6. Daya penuh terhadap pemusatan perhatian
  7. Efektif
Dari uraian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa fungsi media tidak lagi sekedar merupakan alat bantu tetapi sudah merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain seperti ada pembagian tugas antara guru dengan media pembelajaran.
  1. Permainan Kartu Dalam Pembelajaran
Apa yang disebut permainan (games) adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan­aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula. Setiap permainan harus mempunyai empat komponen utama yaitu:
  1. Adanya pemain
  2. Adanya lingkungan dimana para pemain berinteraksi
  3. Adanya aturan-aturan main, dan
  4. Adanya tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Sebagai media pembelajaran, permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif siswa untuk belajar. Permainan mempunyai kemampuan untuk melibatkan siswa dalam proses belajar secara aktif. Permainan adalah suatu yang menyenangkan untuk dilakukan, sesuatu hal yang menghibur, seperti halnya permainan kartu. Media permainan mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:
  1. Permainan adalah suatu yang menyenangkan untuk dilakukan
  2. Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk belajar.
  3. Permainan dapat memberikan umpan balik langsung.
  4. Permainan memungkinkan penerapan konsep-konsep ataupun
peran-peran ke dalam situasi dan peranan sebenarnya di
masyarakat.
  1. Permainan bersifat luwes.
  2. Permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak.
Adapun kelemahan dari media permainan antara lain:
  1. Sifatnya luwes sehingga membuat siswa terlalu asyik bermain sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai.
  2. Efektivitas pembelajaran tergantung materi yang dipilih secara khusus.
  3. Terkadang dibutuhkan biaya yang cukup besar.
  4. Membutuhkan waktu yang cukup lama.
Saat ini permainan kartu semakin beragam, dan beberapa permainan kartu beralih fungsi, tidak hanya sekedar untuk permainan tetapi juga merupakan media dalam pembelajaran. Seperti yang dikatakan oleh seorang pengajar di Instituteof Comunication Studies, University of Leeds yaitu David Guantlett, mengatakan bahwa:
Ia telah membuat sebuah permainan kartu teori yang berisi tentang pemikiran dan teori-teori kebudayaan. Dikatakan David, bahwa permainan kartu teori (kartu pendidikan) yang ia buat, dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. Dengan permainan kartu teori, pemain dapat mempelajari dan memahami ide-ide atau konsep-konsep yang yang terdengar sulit
Media permainan kartu pada penelitian ini adalah satu paket kartu yang disajikan dalam bentuk kartu IPS. Dalam hal ini masing-masing kelompok memasangkan kartu tersebut sesuai dengan pasangannya Untuk menarik perhatian siswa, maka bahan dasar kartu diberi warna Dalam penggunaan media kartu tersebut sekelompok siswa diberikan satu paket kartu IPS.
Peraturan permainan kartu IPS:
  1. Permainan ini merupakan kompetisi antar kelompok
  2. Satu kelompok terdiri dari 4-5 pemain
  3. Masing-masing kelompok mendapatkan satu paket kartu IPS
  4. Masing-masing kelompok berusaha mencari pasangan dari kartunya dengan cara setiap siswa membaca pertanyaan.
  5. Siswa yang memiliki kartu jawaban sesuai dengan pertanyaan dapat meletakkan kartu jawabannya dibawah kartu soal.
  6. Permainan dinyatakan selesai bila telah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dan pemenang dilihat dari kelompok yang menyelesaikan soal-soal dengan benar dan cepat.

3.DOWNLOAD CONTOH PTK IPS EKONOMI SMP KURIKULUM 2013 …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

  1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas VIII Kelas 9.3 SMPN ………….. pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Penelitian akan dilaksanakan dari bulan Oktober 2016.
  1. Metode dan Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan media permainan kartu, siswa terlibat langsung dan memainkan kartu yang telah disediakan oleh guru. Media permainan kartu ini memicu siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan antusias dan memudahkan siswa dalam memahami konsep dan menyerap ilmu yang diberikan. Dengan demikian diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat. Adapun rancangan siklus dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan 1.
  1. Subjek atau Partisipasi yang Terkait
Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah guru IPS dan siswa kelas VIII Kelas 9.3 SMPN ………. Adapun jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 42 siswa.
  1. Peran Peneliti dalam Penelitian
Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai observer sekaligus guru. Dan berkolaborasi dengan guru IPS sebagai partner, yaitu menyaksikan segala aktifitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media permainan kartu serta mengevaluasi kelebihan dan kekurangan peneliti dalam proses pembelajaran pada materi ekonomi yang menggunakan media permainan kartu.
  1. Tahap Intervensi Tindakan
Prosedur tindakan yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:
  1. Peneliti membuat acuan program pembelajaran dengan media permainan kartu pada materi Ekonomi.
  2. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, guru memberikan tes kemampuan awal (pre test)
  3. Guru memberikan penjelasan mengenai silabus materi yang akan diberikan kepada siswa.
  4. Guru membagi kelas menjadi 8 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-5 siswa.
  5. Guru membagikan media permainan kartu.
  6. Guru menjelaskan aturan main kartu dengan memberikan contoh
  7. Siswa memainkan media permaiana kartu
  8. Siswa mempresentasikan hasil permainan
  9. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi
  10. Tes kemampuan akhir (post test)
  11. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya partisipasi siswa dalam berinteraksi selama proses pembelajaran berlangsung dan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS khususnya pada materi Ekonomi dengan media permainan kartu.

4.CONTOH PROPOSAL PTK IPS EKONOMI SMP dan MTS ~ CONTOH ..

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

  1. Kesimpulan
  2. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan: Pembelajaran dengan menggunakan media permainan kartu berpengaruh positif dalam mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan sikap siswa serta merangsang dan meningkatkan kepedulian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan efektif. Dan sebagian besar siswa menyatakan bahwa belajar dengan menggunakan media permainan kartu lebih menyenangkan dibandingkan dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang lain yaitu dengan menggunakan media ceramah dan penugasan.
  3. Setelah dilakukan pengolahan data dan analisis dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media permainan kartu efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS Terpadu pada materi Ekonomi. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar IPS pada post test siklus I 80,8 1 dengan N-Gain yang diperoleh 0,54 meningkat pada post test pada siklus II menjadi 93,24 dengan N-Gain 0,77. Hasil belajar pada siklus II sudah mencapai kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh sekolah yaitu 60. Dengan demikian penggunaan media permainan kartu meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu khususnya pada materi Ekonomi.

  1. Saran
  2. Kepada pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan pada pengembangan metode pembelajaran dengan menggunakan media permainan kartu sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
  3. Kepada Guru diharapkan:
  4. Guru diharapkan dapat menerapkan metode pembelajaran dengan menggunakan media permainan kartu karena metode pembelajaran ini mampu meningkatkan efektivitas belajar siswa dan menciptakan suasana belajar baru yang menyenangkan dalam belajar IPS, sehingga siswa mampu mencapai prestasi yang optimal.
  5. Guru lebih memotivasi siswa untuk belajar lebih baik dan hasil belajarnyapun akan meningkat.
  6. Guru lebih memperhatikan aktifitas siswa selama proses pembelajaran.
  7. Siswa hendaknya menanamkan rasa senang terhadap pelajaran IPS. Karena hal tersebut akan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran sehingga dapat meningkatkan efektivitas belajar.
  8. Kepada orang tua siswa, hendaknya memberikan dukungan ataupun motivasi terhadap siswa, sehingga harapan guru tercapai dan berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

 Anwar, Qomari. Pendidikan sebagai Karakter Budaya Bangsa, cet. I. Jakarta: UHAMKA Press, 2002.
Arief Sadiman , dkk. Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta : PT Raja Grafindo,2003.
Arsyad, Azhar . “Media Pendidikan”, Jakarta : Gramedia,2004. Asnawir, “Media Pembelajaran”. Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Asra, Sumiati. Metode Pembelajaran, Bandung: CV. Wacana Prima, 2008. Bobbi de Poter, Quantum Teaching, cet. XVI. Bandung: Kaifa, 2005.
David E. Meltzer dalam Turyanto, Efektivitas Penggunaan Media Permainan Kartu Dalam Meningkatkan Hasil Baelajar Kimia Siswa Pada Konsep Tata Nama Senyawa Kimia Sederhana. Skripsi, 2008.
Depdikbud, “Kamus Besar bahasa Indonesia”, Jakarta: Balai Pustaka, 2001.
Drs. Widodo Supriyono, Drs. H. Abu Ahmadi. Psikologi Belajar, Jakarta : Reneka Cipta, 1991.
Etin Solihatin, dan Raharjo, Cooperative Learning (Analisis Model Pembelajaran IPS), Ed. I, cet 3. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Hamalik, Oemar. “Media Pendidikan”, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994. Imran, Ali. “Belajar dan Pembelajaran”, Jakarta: Putaka Jaya, 1996.
Nurdin, Syafruddin. ”Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman I ndividu Siswa dalam KBK”. Jakarta: Ciputat Press, 2005.
Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas CONTOH PROPOSAL PTK IPS  EKONOMI SMP DOC ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.