CONTOH LENGKAP PTS MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH [MBS] DOC-Diberlakukannya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah, sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan. Kebijakan yang semula dikendalikan oleh pemerintah pusat (sentralistik) diserahkan sepenuhnya kepada daerah (desentralistik).Dalam konteks otonomi daerah, saat ini sedang dikembangkan implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), sehingga sekolah mempunyai kemandirian untuk dapat mengoptimalkan seluruh komponen/warga sekolah. Dimana seluruh warga sekolah dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola sekolah dan meningkatkan mutu pendidikan. Oleh sebab itu, semua pihak yang terlibat perlu memahami benar pengertian MBS, manfaat, masalah-masalah dalam implementasinya, dan yang terpenting adalah pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Download Pts sd lengkap doc
Berangkat dari latar belakang inilah penulis kemudian ingin membahasnya dalam Karya Tulis Ilmiah dan mengambil judul Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SD Negeri .................
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), serta faktor pendukung dan penghambat implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Negeri .................
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang dipakai adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SD Negeri ................, yang meliputi manajemen kurikulum dan pengajaran, tenaga pendidikan, hubungan sekolah dengan masyarakat, serta layanan khusus telah berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Namun bukan berarti Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SD Negeri ................ ini tanpa adanya hambatan. Masih ada beberapa hambatan seperti kurangnya partisipasi orang tua siswa dalam pengembangan sekolah, masih adanya pengaruh dari pusat (Diknas) dalam pengambilan keputusan sekolah, serta terbatasnya pengetahuan tentang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), sehingga dalam penerapannya cenderung apa adanya dan kurang kreatif.PTS SD Kepala lengkap doc
Melihat masih adanya beberapa hambatan dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Negeri ................, maka penulis sarankan agar pihak sekolah dapat mensosialisasikan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) kepada semua komponen yang ada di SD Negeri ................, memanfaatkan faktor-faktor pendukung secara optimal dan meminimalisir faktor-faktor penghambat yang ada, serta perlu adanya peningkatan kerjasama kepada semua pihak.
Laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini diberi judul “IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DI SD NEGERI ................". Disini akan di bahas lengkap.
PTS ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTS dapat (WA, SMS,TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTS 012).
A.DOWNLOAD PTS SD MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Nomor 22 dan 25 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang berlaku mulai tahun 2001, berusaha menyerahkan sebagian berkas wewenang kepada daerah propinsi dan kabupaten/kota secara luas, termasuk dalam bidang pendidikan. Dalam konteks pendidikan, pemerintah kabupaten kota memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan, melaksanakan, dan mengendalikan program dan kegiatan pendidikan dalam kerangka kebijakan nasional. Sedangkan pemerintah pusat bertangung jawab dalam pengembangan kebijakan dan rencana strategis, pengawasan kualitas, dan koordinasi perencanaan, program pendidikan pada tingkat nasional. Melakukan kebijakan tersebut, diharapkan tumbuhnya prakarsa, partisipasi, inovasi, dan kreatifitas dari bawah, baik dari peserta didik, guru, sekolah/madrasah maupun masyarakat di daerah, dan layanan di bidang pendidikan diharapkan dapat lebih memenuhi kebutuhan, lebih cepat, efisien dan efektif, serta diharapkan munculnya berbagai variasi model pengembangan pendidikan di sekolah-sekolah/madrasah, selaras dengan kondisi dan konteks daerah-daerah yang ada di nusantara.
Namun pada kenyataannya, penerapan kebijakan tersebut tidaklah semudah yang dibayangkan, apalagi mereka sudah begitu lama terbiasa dengan sikap ketergantungan terhadap birokrasi, dan dikendalikan berbagai peraturan yang ditentukan dari atas, misalnya dalam hal manajemen pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana, buku-buku pelajaran, pembiayaan, dan sumber-sumber lainnya. Karena itu reformasi kebijakan tersebut menuntut adanya perubahan sikap dan perilaku dari pihak terkait guna mendukung tumbuhnya prakarsa, inovasi, dan kreatifitas dalam pengembangan madrasah.
Dalam konteks otonomi daerah, saat ini sedang dikembangkan Manajemen Berbasis Sekolah, yakni pengkoordinasian dan penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah yang melibatkan semua kelompok yang terkait dengan masalah (stakeholders) secara langsung dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Karena masalah otonomi daerah sedang menjadi trend dalam berbagai bidang kehidupan di negeri ini, dan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan berkembangnya peraturan baru, maka formula baru pengelolaan pendidikan itu merupakan suatu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, efisiensi, dan pemerataan.
Untuk merealisasikan Manajemen Berbasis Sekolah, maka perlu didukung oleh pengembangan masyarakat di sekolah tersebut. Sebagaimana dikemukakan bahwa masyarakat sekolah mengandung arti semua warga sekolah yang selalu berusaha:(1) mengejar dan mengembangkan kepandaian atau keahlian secara terus menerus sesuai dengan bidang/tugasnya; (2) komitmen terhadap kualitas; (3) memiliki dan mengembangkan rasa tanggung jawab moral, sosial, intelaktual, dan spiritual; serta (4) memiliki dan mengembangkan rasa kesejawatan atau team work yang cerdas, dinamis, dan kompak.
Tujuan utama penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah meningkatkan efisiensi pengelolaan serta mutu dan relevansi pendidikan di sekolah. Sekolah merupakan unit utama yang harus memecahkan permasalahannya melalui sejumlah keputusan yang dibuat “sedekat” mungkin dengan kebutuhan sekolah. Untuk itu, sekolah harus memiliki kewenangan (otonomi), tidak saja dalam pengambilan keputusan, akan tetapi justru dalam mengatur dan mengurus kepentingan sekolah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan payung kebijakan makro pendidikan nasional. contoh pts sd terbaru doc
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah upaya serius yang rumit, yang memunculkan berbagai isu kebijakan dan melibatkan banyak lini kewenangan dan pengambilan keputusan serta tanggung jawab dana akuntabilitas atas konsekwensi keputusan yang diambil. Oleh sebab itu, semua pihak yang terlibat perlu memahami benar pengertian MBS, manfaat, masalah-masalah dalam penerapannya, dan yang terpenting adalah pengaruhnya terhadap prestasi belajar murid.
Para pendukung Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berpendapat bahwa prestasi belajar murid-murid lebih mungkin meningkat jika manajemen pendidikan dipusatkan di sekolah dibandingkan pada tingkat daerah.
Para kepala sekolah cenderung lebih peka dan sangat mengetahui kebutuhan murid dan sekolahnya dibandingkan para birokrat di tingkat pusat daerah. Lebih lanjut dinyatakan bahwa reformasi pendidikan yang bagus sekalipun tidak akan berhasil jika para guru yang harus menerapkannya tidak berperan serta merencanakannya.
SD Negeri ................ yang terletak di jalan Sunan Ampel II ................ merupakan salah satu sekolah dasar yang telah mengembangkan pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah. SD Negeri ................ juga berkeinginan untuk dapat memacu dan mendukung proses dilakukannya terobosan-terobosan yang pasti akan diperlukan dengan semakin besarnya kemungkinan direalisasikannya otonomi pendidikan.
Dengan pengaturan manajemen sekolah yang semakin baik, SD Negeri ................ berusaha merealisasikan implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang diharapkan dapat memacu kreatifitas guru yang kemudian berimbas kepada peningkatan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI ................”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Negeri ................
2. Apa faktor pendukung dan penghambat implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Negeri ................
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Negeri ................
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Negeri ................
D. Kegunaan Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna :
1. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi SD Negeri ................ dalam meningkatkan mutu pendidikan.
2. Sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian yang memiliki fokus yang sama.
E. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis maksudkan adalah penelitian deskriptif kualitatif (analisa isi). Adapun yang menjadi obyek penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah SD Negeri ................, jalan Sunan Ampel II .................
b. Penentuan lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di sebuah lembaga pendidikan milik Negara yaitu SD Negeri ................ yang terletak di jalan Sunan Ampel II .................
c. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah seluruh komponen yang ada di SD Negeri .................
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Adapun sampel dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, orang tua siswa, dan dewan sekolah. Dengan perincian sebagai berikut:
a. Kepala sekolah, yaitu untuk memperoleh keterangan mengenai usaha-usahanya dalam mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SD Negeri .................
b. Wakil kepala sekolah, yaitu untuk memperoleh keterangan tentang upaya-upaya yang dilakukan dalam mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan peningkatan prestasi belajar siswa.
c. Guru-guru, yaitu untuk memperoleh keterangan sebagai pelaksana langsung dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SD Negeri .................
d. Orang tua siswa, yaitu untuk memperoleh keterangan sejauh mana partisipasinya dan hal-hal yang berkaitan dengan program sekolah maupun kontrol belajar anak.
e. Komite sekolah, yaitu untuk memperoleh keterangan sejauh mana perannya sebagai wakil dari orang tua dan patner sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Metode observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomen-fenomen yang diselidiki, dalam arti yang luas observasi tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sedangkan menurut Mardalis, observasi atau pengamatan merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data secara langsung dan sistematis terhadap obyek yang diteliti. Dalam hal ini penulis menggunakan metode observasi, untuk memperoleh data lengkap mengenai kondisi umum, lingkungan sekolah, kegiatan proses belajar mengajar di SD Negeri ................, keadaan dan fasilitas pendidikan, kondisi belajar siswa, serta tenaga edukatif dalam melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah, dan lain sebagainya.
b. Metode wawancara
Metode wawancara atau interview adalah suatu metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data melalui dialog (tanya jawab) secara lisan baik langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini Sutrisno Hadi mengatakan interview sebagai suatu proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu menghadap orang lain dan mendengarkan dengan sendiri suaranya. tampaknya merupakan alat pengumpul data (informasi) yang langsung tentang beberapa jenis data sosial, baik yang terpadu maupun manifes.
B.CONTOH TERBARU PTS KEPALA SD LENGKAP DOC
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
1. Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Pada abad 21 ini masalah yang dihadapi dunia pendidikan semakin kompleks dan bersifat mendasar. Lajunya arus perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diikuti oleh industrialisasi yang tak terkendali telah menyebabkan transformasi sosial dan lajunya ilmu pengetahuan dan teknologi justru lebih banyak meresahkan masyarakat. Oleh karena itu pendidikan adalah merupakan jawaban atas semua permasalahan tersebut. Madrasah sebagai suatu lembaga pendidikan mempunyai kewajiban dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan membutuhkan waktu yang panjang, serangkaian proses yang teratur dan sistematis, karena terkait dengan berbagai aspek kehidupan bangsa. Kualitas pendidikan tersebut perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman, misalnya tuntutan otonomi pendidikan, kebutuhan masyarakat dan perlu sesuai dengan jiwa otonomi daerah dalam mengelola sumber daya manusia di masa depan. contoh pts sd terbaru doc
Maka dari itulah lembaga-lembaga pendidikan dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan di lembaganya masing-masing. Penerapan manajemen dalam pendidikan sangat penting karena pendidikan itu merupakan salah satu dinamisator pembangunan itu sendiri. Sehingga dapat dikatakan manajemen pendidikan merupakan sub sistem dari sistem manajemen pembangunan nasional. Melihat prospek manajemen pendidikan yang semakin urgen dewasa ini, maka perlu dibahas tentang pengertian manajemen pendidikan.
Secara etimologis, kata manajemen merupakan terjemahan dari management (bahasa inggris). Kata management sendiri berasal dari kata manage atau managiare yang berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Dalam pengertian manajemen, terkandung dua kegiatan yaitu kegiatan pikir (mind) dan kegiatan tingkah laku (action).
Sedangkan menurut Made Pidarta dalam bukunya Manajemen Pendidikan Indonesia, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Pandangan yang lebih umum tentang pengertian manajemen menurut Jhonson adalah proses mengintegrasikan yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk menyelesaikan suatu tujuan. Maksud daripada sumber-sumber diatas adalah semua yang mencakup orang, alat, media, bahan, uang dan sarana yang akan diarahkan dan dikoordinasikan agar terpusat dalam rangka penyelesaian tujuan.
Menurut pendapat lain manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Singkatnya manajemen berarti proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan atau pengendalian.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang manajemen diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa manajemen adalah suatu cara pencapaian tujuan dengan jalan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien, agar tujuan itu dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan dan manajemen berbasis sekolah sebenarnya merupakan trend internasional, dan untuk Indonesia merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan sumber daya manusia yang belakangan ini dirisaukan karena dari hasil survey yang dilakukan UNDP, Indonesia berada diperingkat ke-77, cukup jauh di bawah Filipina (66) dan lebih jauh lagi di bawah Malaysia (56). Untuk mencapai tujuan itu, masih banyak yang dilakukan bangsa Indonesia agar disentralisasi pengeloalaan pendidikan tidak diartikan sebagai otonomi pendidikan di daerah yang belakangan ini disinyalir mulai muncul dan menjadi gelagat baru sentraliasi di daerah.
Secara leksikal, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berasal dari tiga kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar, serta tempat menerima dan memberikan pelajaran. Berdasarkan makna leksikal tersebut maka MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau pembelajaran.
Condoli memandang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai alat untuk “menekan” sekolah mengambil tanggung jawab apa yang terjadi terhadap anak didiknya. Dengan kata lain, sekolah mempunyai kewenangan untuk mengembangkan program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak didik di sekolah tersebut.
Sedangkan pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menurut E. Mulyasa adalah pemberian otonomi luas pada tingkat sekolah agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap dengan kebutuhan setempat.
Dalam konteks manajemen menurut MBS, berbeda dari manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah pusat. Sebaliknya, manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber daya yang ada di sekolah itu sendiri. Dengan demikian, akan terjadi perubahan paradigma manajemen sekolah, yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu sendiri.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberikan kekuasaan yang luas hingga tingkat sekolah secara langsung. Dengan adanya kekuasaan pada tingkat lokal sekolah maka keputusan manajemen terletak pada stakeholder lokal, dengan demikian mereka diberdayakan untuk melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kinerja sekolah. Dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) terjadi proses pengambilan keputusan kolektif ini dapat meningkatkan efektifitas pengejaran dan meningkatkan kepuasan guru. contoh pts sd terbaru doc
Walaupun Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberikan kekuasaan penuh kepada sekolah secara individual, dalam proses pengambilan keputusan sekolah tidak boleh berada di satu tangan saja. Ketika Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) belum ditetapkan, proses pengambilan keputusan sekolah seringkali dilakukan sendiri oleh pihak sekolah secara internal yang dipimpin langsung oleh kepala sekolah. Namun, dalam kerangka Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) proses pengambilan keputusan mengikutkan partisipasi dari berbagai pihak baik internal, eksternal, maupun jajaran birokrasi sebagai pendukung. Dalam pengambilan keputusan harus dilakukan secara kolektif diantara stakeholder sekolah.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah bentuk alternatif sekolah sebagai hasil dari desentralisasi pendidikan. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada prinsipnya bertumpu pada sekolah dan masyarakat serta jauh dari birokrasi yang sentralistik. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berpotensi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, pemerataan, efisiensi, serta manajemen yang bertumpu pada tingkat sekolah. MBS dimaksudkan otonomi sekolah, menentukan sendiri apa yang perlu diajarkan, dan mengelola sumber daya yang ada untuk berinovasi. MBS juga memiliki potensi yang besar untuk menciptakan kepala sekolah, guru, administrator yang professional. Dengan demikian, sekolah akan bersifat responsif terhadap kebutuhan masing-masing siswa dan masyarakat sekolah. Prestasi belajar siswa dapat dioptimalkan melalui partisipasi langsung orang tua dan masyarakat.
2. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Menurut Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, tujuan MBS dengan model MPMBS adalah pertama meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. Kedua, meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama. Ketiga, meningkatkan tanggung jawab kepala sekolah kepada sekolahnya. Keempat, meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai. Selain itu, MBS memiliki potensi untuk meningkatkan prestasi siswa dikarenakan adanya peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya dan personel, peningkatan profesionalisme guru, penerapan reformasi kurikulum serta meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pendidikan.
Sedangkan E. Mulyasa menyebutkan tujuan utama MBS adalah meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya yang ada, partisipasi masyarakat, dan penyederhanaan birokrasi. Peningkatan mutu diperoleh melalui partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan profesionalisme guru, adanya hadiah dan hukuman sebagai kontrol, serta hal lain yang dapat menumbuhkembangkan suasana yang kondusif. Pemerataan pendidikan nampak pada tumbuhnya partisipasi masyarakat terutama yang mampu dan peduli, sementara yang kurang mampu akan menjadi tanggung jawab pemerintah.
Dari uraian diatas, terlihat bahwa Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) bertujuan untuk membuat sekolah dapat lebih mandiri dalam memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi), fleksibilitas yang lebih besar terhadap sekolah dalam mengelola sumber daya dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan.
3. Prinsip-Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Teori yang digunakan MBS untuk mengelola sekolah didasarkan pada empat prinsip yaitu:
a. Prinsip Ekuifinalitas (Principal of Equifinality)
Prinsip ini didasarkan pada teori manajemen modern yang berasumsi bahwa terdapat beberapa cara yang berbeda-beda untuk mencapai suatu tujuan. MBS menekankan fleksibilitas sehingga sekolah harus dikelola oleh warga sekolah menurut kondisi mereka masing-masing. Karena kompleknya pekerjaan sekolah saat ini dan adanya perbedaan yang besar antara sekolah yang satu dengan yang lain, misalnya perbedaan tingkat akademik siswa dan situasi komunitasnya, sekolah tak dapat dijalankan dengan struktur yang standar di seluruh kota, provinsi, apalagi negara. Sekolah harus mampu memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya dengan cara yang paling tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisinya. Walaupun sekolah yang berbeda memiliki masalah yang sama, cara penanganannya akan berlainan antara sekolah yang satu dengan yang lain.
b. Prinsip Desentralisasi (Principal of Decentralization)
Desentralisasi adalah gejala yang penting dalam reformasi manajemen sekolah modern. Prinsip desentralisasi ini konsisten dengan prinsip ekuifinalitas. Prinsip desentralisasi dilandasi oleh teori dasar bahwa pengelolaan sekolah dan aktifitas pengajaran tak dapat dielakkan dari kesulitan dan permasalahan. Pendidikan adalah masalah yang rumit dan kompleks sehingga memerlukan desentralisasi dalam pelaksanaannya.download pts sd lengkap terbaru
Oleh karena itu, sekolah harus diberi kekuasaan dan tanggung jawab untuk memecahkan masalahnya secara efektif dan secepat mungkin ketika masalah itu muncul. Dengan kata lain, tujuan prinsip desentralisasi adalah efisiensi dalam pemecahan masalah, bukan menghindari masalah. Oleh karena itu MBS harus mampu menemukan masalah, memecahkannya tepat waktu dan memberi sumbangan yang lebih besar terhadap efektivitas aktivitas pengajaran dan pembelajaran. Tanpa adanya desentralisasi kewenangan kepada sekolah itu sendiri maka sekolah tidak dapat memecahkan masalahnya secara cepat, tepat, dan efisiensi.
c. Prinsip Sistem Pengelolaan Mandiri (Principal of Self Managing System)
Prinsip ini terkait dengan prinsip sebelumnya, yaitu prinsip ekuifinalitas dan prinsip desentralisasi. Ketika sekolah menghadapi permasalahan maka harus diselesaikan dengan caranya sendiri. Sekolah dapat menyelesaikan masalahnya bila telah terjadi pelimpahan wewenang dari birokrasi diatasnya ke tingkat sekolah. Dengan adanya kewenangan di tingkat sekolah itulah maka sekolah dapat melakukan sistem pengelolaan mandiri.
d. Prinsip Inisiatif Manusia (Principal of Human Initiative)
Prinsip ini mengakui bahwa manusia bukanlah sumber daya yang statis, melainkan dinamis. Oleh karena itu, potensi sumber daya manusia harus selalu digali, ditemukan, dan kemudian dikembangkan. Sekolah dan lembaga pendidikan yang lebih luas tidak dapat lagi menggunakan istilah staffing yang konotasinya hanya mengelola manusia sebagai barang yang statis. Lembaga pendidikan harus menggunakan pendekatan human recources development yang memiliki konotasi dinamis dan menganggap serta memperlakukan manusia di sekolah sebagai aset yang amat penting dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan.
4. Komponen-Komponen Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Manajemen sekolah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang hampir sama dengan manajemen pendidikan. Ruang lingkup dan bidang kajian manajemen sekolah juga merupakan ruang linkup dan bidang kajian manajemen pendidikan. Namun demikian, manajemen pendidikan mempunyai jangkauan yang lebih luas daripada manajemen sekolah. Dengan perkataan lain, manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan, atau penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai salah satu komponen dari sistem pendidikan yang berlaku. Manajemen sekolah terbatas pada salah satu sekolah saja, sedangkan manajemen pendidikan meliputi seluruh komponen sistem pendidikan, bahkan bisa menjangkau sistem yang lebih luas dan besar (suprasistem) secara regional, nasional, bahkan internasional.
C.PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH OLEH KEPALA SD MATERI MBS WORD
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Latar Belakang Obyek Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Negeri ................
Berdirinya SD Negeri ................ dilatar belakangi oleh munculnya problem sosial yang ada di wilayah ................. SD Negeri ................ berdiri pada tahun 1983/1984, akan tetapi permulaannya menempati lokasi SDN Sumbersari VII selama satu tahun. Kemudian pada tahun ajaran 1984/1985 pindah kelokasi SDS jalan Veteran juga selama 1 tahun. Dan terakhir pada tahun 1985/1986 pindah kelokasi gedung baru jalan Sunan Ampel II ................ sampai saat ini. Selama dua tahun ajaran yakni pada tahun 1984/1985 dan 1985/1986 SD Negeri ................ masih dibawah pengelolaan SD Negeri 1 ................ dan mulai tahun 1986/1987 sudah mampu berdiri sendiri lepas dari SD Negeri 1 ................. SD Negeri ................ bertempat di Jl. Sunan Ampel II Dinoyo .................
2. Visi dan Misi
Visi adalah gambaran sekolah yang digunakan dimasa depan secara utuh, sedangkan misi adalah tindakan untuk mewujudkan visi, antara visi dan misi merupakan dua hal yang saling berkaitan, adapun visi dan misi SD Negeri ................ yaitu:
a. Visi Sekolah
“UNGGUL DALAM ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI BERDASARKAN BUDAYA BANGSA”
b. Misi Sekolah
1. Menumbuhkan penghayatan pengamalan terhadap ajaran agama dan budi pekerti.
2. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif agar mencapai prestasi yang optimal.
3. Menerapkan disiplin kedalam kegiatan sehari-hari sehingga tercipta suasana kondusif.
4. menyediakan wadah penyaluran bakat dan minat siswa dalam bidang seni dan olah raga.
5. Menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dan kegiatan ekstra kurikuler.
3. Organisasi SD Negeri ................
SD Negeri ................ dipimpin oleh seorang kepala sekolah, dan dibantu empat orang wakil kepala sekolah yang membidangi empat urusan yang memerlukan penanganan secara terarah dan terpadu di sekolah. Kepala sekolah dijabat oleh Drs. Muhammad Nurfakih, M.Ag. selanjutnya empat orang wakil kepala sekolah yang membidangi empat urusan, masing-masing wakil kepala bagian sarana prasarana dijabat oleh H. Nursalim, S.Pd. wakil kepala bagian kurikulum dijabat oleh Tjatur Yuliastutik S.Pd. wakil kepala bagian kesiswaan dijabat oleh Siti Fatimah S.PdI. wakil kepala bagian humas dijabat oleh Dra. Mufidah.download pts sd lengkap terbaru
Masing-masing bagian dari organisasi sekolah tersebut mempunyai tugas dan tanggung jawab. Adapun tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengembangkan dan memajukan SD Negeri ................, antara lain: Kepala sekolah sebagai edukator bertugas meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar serta meningkatkan prestasi siswa.
Kepala sekolah sebagai manajer bertugas memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, dan mengoordinasikan (planning, organizing, actuating, dan controlling). Kepala sekolah sebagai administrator memiliki dua tugas utama. Pertama, sebagai pengendali struktur organisasi, yaitu mengendalikan bagaimana cara pelaporan, dengan siapa tugas tersebut harus dikerjakan dan dengan siapa berinteraksi dalam mengerjakan tugas tersebut. Kedua, melaksanakan administrasi subtantif yang mencakup administrasi kurikulum, kesiswaan, keuangan, sarana prasarana, hubungan dengan masyarakat, dan administrasi umum.
Kepala sekolah sebagai supervisor berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para guru dan tenaga kependidikan serta administrator lainnya. Dalam hal ini kepala sekolah bertugas menyelenggarakan supervisi mengenai bidang: proses kegiatan bimbingan dan konseling, kegiatan ekstra kurikuler, kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait, sarana dan prasarana, serta OSIS.download pts sd lengkap terbaru
Usaha-usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas output siswa SDN ................ adalah pengoptimalan kerja dalam bidang kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, humas, keuangan, bimbingan konseling (BK), wali kelas, dan guru:
a. Kurikulum
Wakil kepala sekolah urusan kurikulum dijabat oleh Tjatur Yuliastutik S.Pd. yang bertugas dan bertanggung jawab membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Menyusun program pengajaran,
b. Menyusun pembagian tugas guru,
c. Menyusun jadwal pelajaran,
d. Menyusun jadwal evaluasi pelajaran,
e. Menyusun pelaksanaan ujian sekolah/ujian nasional,
f. Menerapkan kriteria persyaratan naik/tidak naik kelas,
g. Menerapkan jadwal penerimaan buku laporan pendidikan (raport) dan penerimaan SKHU dan STTB,
h. Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan satuan pelajaran,
i. Menyediakan buku kemajuan kelas.
Sesuai dengan program tahunan sekolah tugas bidang kurikulum adalah: menyusun program tahunan pengajaran dan kelender pendidikan untuk kelancaran pelaksanaan kurikulum, menyusun pembagian kelas VII, VIII, dan III, membagi tugas mengajar untuk kelancaran pelaksanaan kurikulum, menyusun jadwal pelajaran untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM), menyusun perangkat KBM untuk kelancaran tugas guru dan wali kelas, melaksanakan KBM dan peningkatan kinerja guru dalam KBM, merencanakan evaluasi untuk mendapatkan: ulangan harian, ulangan blok untuk kelas VII dan VIII, ulangan semester untuk kelas III, merencanakan ujian Nasional, menerapkan kegiatan ekstra kurikuler:
merencanakan kegiatan ekstra kurikuler wajib, merencanakan kegiatan ekstra kurikuler pilihan untuk memperoleh siswa yang berbakat dan berprestasi, merencanakan kegiatan ekstra kurikuler khusus SD plus, melaksanakan supervisi akademik untuk perbaikan pengajaran, merencanakan pelaksanaan tambahan pelajaran untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan Bahasa Inggris, agar memperoleh NUN (Nilai Ujian Nasional) yang lebih baik, menyiapkan laporan nilai untuk memperoleh nilai pertengahan semester ke wali siswa, merencanakan pengolahan nilai untuk memperoleh nilai semester gasal/genap, merencanakan pembagian raport untuk melaporkan hasil atau prestasi yang diperoleh siswa dalam pengajaran semester gasal/genap, merencanakan tugas MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), merencanakan pengiriman 10 siswa terbaik untuk mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah dalam upaya peningkatan NUN, merencanakan kerjasama dengan lembaga bimbingan belajar guna meningkatkan NUN, menyiapkan nominasi calon peserta ujian Nasional (UN) sebagai calon peserta UN.download pts sd lengkap terbaru
b. Kesiswaan
Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan dijabat oleh Siti Fatimah S.PdI. yang bertugas dan bertanggung jawab membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Menyusun program pembinaan kesiswaan/OSIS,
b. Melaksanakan bimbingan, pengarahan, dan pengendalian kegiatan siswa/OSIS dalam rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah,
c. Membina dan melaksanakan koordinasi pelaksanaan 7K,
d. memberikan pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS,
e. Melakukan pembinaan pengurus OSIS dalam berorganisasi,
f. Menyusun program dan jadwal pembinaan secara berkala dan insidental,
g. Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan calon siswa penerima beasiswa,
h. Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan di luar sekolah,
i. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala,
j. Mengatur mutasi siswa.
Sesuai dengan program tahunan sekolah tugas bidang kesiswaan adalah: penerimaan siswa baru tahun pelajaran 2005/2006, penetapan formasi kelas agar jumlah siswa dapat didistribusikan merata antara jumlah putra dan putri, merencanakakn MOS agar siswa dapat mengenal lingkungan sekolah, mengisi buku induk dan klaper untuk memenuhi tertib administrasi dan siswa baru, memproses mutasi siswa untuk mendapatkan kepastian jumlah siswa tiap kelas I dan III, mengadakan pembinaan OSIS dan ekstra kurikuler meliputi: mengadakan pembinaan terhadap Tuhan YME, mengadakan dan mengembangkan kegiatan ekstra agama, mengadakan kegiatan pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara, mengadakan ekstra Karya Ilmiah Remaja (KIR), mengadakan kegiatan pembinaan pendidikan pendahuluan belajar negara, mengadakan kegiatan ekstra kurikuler kepramukaan khusus kelas VII yang diharapkan untuk mengembangkan bakat kreatifitas dan semangat berjuang, mengadakan kegiatan pembinaan kepribadian dan berbudi luhur, mengadakan pembinaan berorganisasi pendidikan politik dan kepemimpinan, mengadakan pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan, mengadakan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi, mengadakan pembinaan ekstra PMR dan olahraga, mengadakan kegiatan pembinaan persepsi, apresiasi, dan kreasi seni, mengadakan bakat ekstra tari dan modeling, mengembangkan bakat siswa dalam berpidato berbagai bahasa.
c. Sarana dan prasarana
Wakil kepala sekolah urusan sarana prasarana dijabat oleh H. Nursalim S.Pd. yang bertugas dan bertanggung jawab membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana sekolah,
b. Mengadministrasikan pendayagunaan sarana dan prasarana,
c. Pengelolaan pembiayaan alat-alat pengajaran,
d. Menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana dan prasarana secara berkala.
Sesuai dengan program tahunan sekolah tugas bidang sarana prasarana adalah: menginventarisasi gedung, halaman sekolah, ruang, dan kelas agar terdata dengan baik, merencanakan, mengembangkan, memelihara gedung dan meubel sekolah untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, pengadaan door lop untuk mendukung kelancaran KBM, merehabilitasi tiga kelas untuk Boarding School, merehabilitasi ruang Drum Band.
Semua barang yang diinventarisir meliputi: 26 ruang belajar, 1 ruang kantor, 1 ruang, 1 kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang computer, 1 ruang tamu, 1 ruang koperasi, 1 dapur guru, 1 kamar mandi kepala sekolah, 2 kamar mandi guru, 2 ruang laboraturium IPA, 1 ruang laboratorium komputer, 1 ruang laboratorium bahasa, 1 ruang Audio Visual, 1 ruang keterampilan, 1 ruang keterampilan otomotif, 22 jumlah rombongan belajar, 1 ruang OSIS, 1 ruang koperasi siswa, 1 musholla, 1 ruang UKS, 1 gedung perpustakaan, 3 WC siswa, 1 tempat parkir guru, 1 tempat parkir siswa, 1 gudang olah raga, 1 ruang dewan sekolah, 1 ruang BK, dan 3 gudang.
d. Humas
Wakil kepala sekolah urusan humas dijabat oleh Dra. Mufidah yang bertugas dan bertanggung jawab membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa,
b. membina hubungan antar sekolah,
c. menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala.
Sesuai dengan program tahunan sekolah tugas bidang humas adalah: perencanaan rapat dewan sekolah meliputi: pertemuan ketua dewan sekolah dengan anggota dewan sekolah untuk evaluasi program tahunan sekolah 2004/2005, pertemuan dewan sekolah dengan kepala sekolah, dan guru untuk merealisasikan program RAPBS, merencanakan pertemuan antara dewan sekolah dengan orang tua siswa kelas VII tahun pelajaran 2005/2006 untuk menggalang dana dewan sekolah insidental, penjaringan rencana home visit kepada orang tua siswa kelas VII tahun pelajaran 2005/2006 yang kurang mampu, pembinaan kelas VII, VIII, III meliputi: keputrian bagi anak putri dan budi pekerti bagi anak putra, tentang bahaya narkoba.
Pembiasaan kelas VII dan VIII, peringatan hari besar Nasional dan hari besar agama meliputi: upacara 17 agustus 2005 dan tasyakuran, peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw, peringatan kegiatan upacara Hari Kesaktian Pancasila tahun 2005, peringatan kegiatan upacara hari sumpah pemuda 2005, peringatan bulan suci Ramadhan (mengadakan tarawih, buka bersama bagi guru dan siswa), pembagian zakat fitrah dan pelaksanaan sholat Idul Fitri, perencanaan kegiatan Halal Bi Halal, perencanaan hari Natal, peringatan kegiatan sholat Idul Adha dan pembagian hewan korban, peringatan hari besar Islam (Maulud Nabi Muhammad saw).
e. Keuangan
Menginventarisir sumber dana sekolah untuk pemasukan sekolah, menyusun RAPBS untuk pedoman perencanaan dan pengeluaran yang tepat, melaksanakan anggaran dan membuat pertanggungjawaban keuangan agar pelaksanaan anggaran tertib, menyusun RAPBS untuk pedoman penerimaan dan pengeluaran yang tepat, menyusun tim pembelian barang dan penerimaan barang agar terlaksana dengan baik, melaksanakan dan membuat pertanggungjawaban keuangan agar pelaksanaan anggaran tertib.
D.PTS SD TERBARU UNTUK KEPALA SEKOLAH DOC.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Aziz, Abdul. 2003. Fungsi Administrasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Madrasah Aliyah Darul Uluum Desa Wringinputih Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Skripsi: UIN .................
Djamarah, Saiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Fatah, Nanang. 2004. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Hadi, Sutrisno. 1991. Metodologi Research Jilid I. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Hadiyanto. 2004. Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan Di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasibuan, Malayu S.P. 1989. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Haji Masagung.
Imron, Ali dan Burhanuddin. 2003. Manajemen Pendidikan. ................: Penerbit Universitas Negeri .................
Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Surabaya: Pustaka Pelajar.
Mardalis. 1993. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurkolis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo
Nasution, Noehi. 1994. Materi Pokok Psikologi Pendidikan. Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Pidarta, Made. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto, Ngalim. 1985. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Slamet PH., Manajemen Berbasis Sekolah (http:www.google.com, diakses 10 April 2006).
Sutopo, Hendyat dan Wasty Sumanto. Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remadja Rosdakarya.
Sardiman A.M. 1986. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryosubroto, B. 1983. Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta; Bina Aksara.
Tim Dosen FIP-IKIP ................. 2003. Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan. ................: Usaha Nasional.
Umaedi. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Terima kasih telah berkunjumg di blog kami yang membahas tentang PTS yang berjudul ,IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI ................”