Jumat, 28 Desember 2018

DOWNLOAD LENGKAP PTK PENJASKES SMP KELAS 8 MATERI LOMPAT TINGGI DOC

DOWNLOAD LENGKAP PTK PENJASKES SMP KELAS 8 MATERI LOMPAT TINGGI DOC-Siswa dalam melakukan aktivitas belajar memerlukan dorongan tertentu agar siswa tersebut memiliki ketertarikan dan keaktifan ketika belajar penjasorkes. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan pembelajaran dengan metode barmain di lingkungan pantai. Metode pembelajaran ini bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa, dan siswa secara penuh terlibat aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dalam pembelajaran penjasorkes pokok bahasan lompat tinggi peneliti menerapkan metode bermain di lingkungan pantai. Tujuan dari penerapan model metode bermain di lingkungan pantai adalah siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mendorong siswa agar lebih kreatif, menumbuhkan kepercayaan diri dalam belajar.Contoh ptk penjaskes smp kelas 8 doc


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri ................ dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 43 siswa. Peneliti bertindak sebagai observer. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, tes dan angket. Untuk analisis data kualitatif digunakan lembar observasi aktivitas siswa dan angket digunakan untuk mengetahui respon siswa, sedangkan untuk data kuantitatif menggunakan tes, guna mengetahui hasil belajar siswa. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini terdapat 2 siklus dengan materi pokok bahasan yang sama, dimana tiap siklusnya terdiri dari 4 tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Hasil belajar siswa menunjukan peningkatan yang cukup baik dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa tiap siklus. Rata-rata hasil belajar siswa siklus I sebesar 7,80 dan siklus II sebesar 8. Hal ini diperkuat lagi dengan obeservasi siswa yang mengalami peningkatan keaktifan siswa secara signifikans dan respon siswa terhadap penerapan metode bermain di lingkungan pantai dengan presentasi siklus 1 64,86% dan siklus 2 92,43%
Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang baik, hasil observasi siswa mengalami peningkatan keaktifan siswa yang mendukung proses pembelajaran dan respon siswa terhadap metode bermain di lingkungan pantai sangat baik. Bagi siswa hendaknya bekerja sama dalam belajar supaya ada peningkatan hasil belajar siswa yang lebih signifikans dan guru selalu mencari inovasi pembelajaran yang lebih efektif lagi sehingga proses pembelajaran tidak monoton.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel PENJASKES SMP yang diberi judul “Upaya Meningkatkan Pembelajaran Lompat Tinggi Menggunakan Metode Bermain Di Lingkungan Pantai Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri .........Tahun Pelajaran 20../20.. ". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK PENJASKES SMP KELAS VIII lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 089 SMP ).

A.CONTOH PTK PENJASKES SMP KELAS 8 DOC

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. Objek dasar teori Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ialah gerak manusia.Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di sekolah dasar terfokus pada pengembangan aspek nilai-nilai dalam pertumbuhan, perkembangan, dan sikap perilaku anak didik, serta peningkatann keterampilan gerak dasar manusia.Contoh ptk penjaskes smp kelas 8 doc
Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot–otot besar hingga pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan–gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagaia bagaian integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuromuskular, intelektual dan social (H. Abdul Kadir Ateng, 1992:4).

Penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah dasar selama ini berorentasi pada pengajaran cabang –cabang olahraga yang sifatnya mengarah pada penguasaan teknik secara detail dari cabang olahraga yang diajarkan. Tuntutan yang demikian selalu mempengaruhi persepsi dan pola pikir guru pendidikan jasmani. Kenyataan ini dapat di lihat dilapangan. Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah dasar belum dikelola sebagaimana mestinya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik , baik dari segi kognitif. Afektif, motorik, maupun fisik.
Tujuan pembelajaran Penjasorkes akan terwujud apabila pelajaran pendidikan jasmani diajarkan dengan menggunakan metode, model dan pendekatan yang sesuai dengan kondisi sekolah yang bersangkutan. Akan tetapi yang menjadi masalah adalah keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran yang dimiliki sekolah yang masih belum terpenuhi, baik secara kuantitas maupun kualitasnya, sehingga akan menjadi kendala terhadap keberhasilan proses pembelajaran penjasorkes itu sendiri.Contoh ptk penjaskes smp kelas 8 doc

Oleh karena itu pengembangan model pembelajaran dapat dijadikan alternatif dalam mengoptimalkan pembelajaran Penjasorkes di sekolah dan mutlak diperlukan untuk membuat proses pembelajaran dapat dilaksakan sebaik-baiknya. Pembelajaran lompat tinggi merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, sportivitas dan spiritual), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang, juga dapat berpengaruh pada prestasi di negeri ini.
Sekolah SMP Negeri 3 .............., merupakan salah satu sekolah di Kabupaten Bekasi yang mengajarkan lompat tinggi. Akan tetapi proses pembelajarannya belum dapat dilakukan secara maksimal karena kelas VIII belum dapat melewati mistar menggunakan gaya guling denagan baik. Dari jumlah seluruh siswa yaitu 43 siswa yang terdiri dari 19 laki-laki dan 22 perempuan, masih ada beberapa siswa yang belum berhasil dengan sempurna melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya guling. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran Penjaskes pada materi lompat tinggi gaya gulingbelum maksimal.PTK penjaskes smp terbaru doc

Kesulitan yang dialami siswa dalam melakukan lompat tinggi adalah saat melakukan gerak mengambil ancang-ancang melompat. Ragu dalam mengambil ancang-ancang membuat hasil langkahan kakiuntuk melewati mistar tidak dilakukan dengan maksimal. Langkahan kaki terlalu rapat antar kaki yang melangkah lebih dulu dengan mistar sehingga tersentuh mistar. Ada lagi yang telah melangkah dengan benar tapi saat kaki kedua melangkah badan tidak di angkat sehingga mengenai mistar dan jatuh. Beberapa siswa masih mengalami kesulitan perempuan dalam mencoba melewati mistar lompat tinggi. Oleh sebab itu, dalam upaya meningkatkan ketuntasan belajar, dapat peneliti melakukan metode yaitu melakukan pembelajaran lompat tinggi dengan meggunakan metode bermain di lingkuangan pantai mempraktekan teknik lompat tinggi dari awal sampai akhir untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat tinggi.

Atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakankelas (Classroom Action Research) dengan judul : Upaya meningkatkan pembelajaran lompat tinggi dengan menggunakan metode bermain dilingkungan pantai pada siswa kelas VIII SMP Negeri ................Tahun Pelajaran 2016/2017
Penelitian dilaksanakan di Sekolah SMP Negeri .................di karenakan peneliti sekaligus sebagai guru di sekolah tersebut dan pada saat peneliti menemukan permasalahan bahwa pada saat proses pembelajaran lompat tinggi gaya guling siswa kurang semangat mengikuti lompat tinggi disebabkan oleh rasa takutnya anak untuk melewati mistar.PTK smp lengkap doc

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan :
Apakah pembelajaran lompat tinggi dengan menggunakan metode bermain di lingkungan pantai pada kelas VIII SMP Negeri 3 ............ dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran lompat tinggi dengan mengunakan metode bermain di lingkungan pantai pada kelas VIII SMP Negeri .............. Tahun Pelajaran 2016/2017

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Siswa
Hasil belajar siswa akan meningkat, siswa semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena model pembelajaran yang baru, menyenangan dan bervariasi, sehingga siswa termotivasi mengikuti pembelajaran terebut.
1.4.2 Bagi Guru
Guru dapat meningkatkan kemampuan dalam menciptakan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif guna meningkatkan mutu pendidikan.
1.4.3 Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini sebagai masukan guna peningkatan pembelajaran pendidikan jasmani dan peningkatan kualitas sekolah.

1.5 Pemecahan Masalah
Sebagaimana diuraikan pada permasalahan di atas, maka pemecahan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut, menggunakan metode bermain di lingkuan pantai pada kelas VIII SMP Negeri 3 ..................Tahun Pelajaran 2016/2017

B.DOWNLOAD PTK PENJASKES MATERI LOMPAT TINGGI KELAS 8 SMP

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penjasorkes
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak.
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan sebagaimana dijelaskan dalam kurikulum sekolah dasar mengandung pengertian sebagai berikut : Pendidikan Olahraga dan Kesehatan adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan jasmani dan rohani serta kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya, agar tumbuh dan berkembang jasmani dan rohani serta kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya agar tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga mampu melaksanakan tugas bagi dirinya dan pengembangan bangsa (Subagiyo, 2008:114).

Berdasarkan pengertian tentang Pendidikan Olahraga dan Kesehatan seperti telah dikutip di atas maka timbul istilah-istilah sebagai berikut :
1) Istilah Olahraga sudah tersebar luas di masyarakat. Dalam surat-surat kabar, setiap hari di radio selalu ada ulasan khusus tentang olahraga, bahkan ada majalah khusus olahraga, dan setiap hari pula TV menayangkan berita olahraga. Istilah-istilah yang diartikan sama dengan istilah olahraga ini cukup banyak dan bermacam-macam. Istilah lain yang sering kita kenal adalah gerak badan, latihan jasmani, pendidikan jasmani dan lain-lain.Download contoh ptk penjaskes kurikulum 2013

2) Istilah gerak badan dijumpai di sekolah-sekolah di zaman Indonesia belum merdeka. Istilah gerak badan terdapat di dalam jadwal sekolah-sekolah sebagai salah satu mata pelajaran. Maka palajaran gerak badan dimaksudkan untuk memberikan imbangan terhadap diri murid yang selalu berdiam diri selama berada di dalam kelas dituntut agar murid duduk secara teratur, diam di bangku masing-masing, lengan diletakkan di atas meja, meja/bangku (sedeku), sikap badan tegak, anak harus diam mendengarkan guru. Untuk mengimbangi situasi-situasi belajar tersebut maka dipandang perlu adanya pelajaran gerak badan.

3) Badan mempunyai arti yang sama (sinonim) dengan jasmani. Tampaknya dalam kalangan pendidikan khususnya lebih suka menggunakan istilah jasmani dari pada badan.
Pendidikan jasmani yang dalam bahasa Inggris disebut Pysical Education telah banyak sekali ahli yang memberikan uraian dan rumusannya. Pada umumnya para ahli mengutarakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagianmutlak dari seluruh lingkup usaha pendidikan. Pendidikan jasmani bukanlah lawan dari pendidikan rohani tetapi pendidikan jasmani adalah usaha pendidikan yang menggunakan jasmani sebagai titik pangkal usahanya (Subagiyo, 2008:1. 16).

2.2 Ruang Lingkup Penjasorkes
Untuk lebih memperluas wawasan mengenai istilah olahraga dan pendidikan jasmani kiranya perlu diperkenalkan dengan beberapa rumusan yang menjadi ruang lingkup sebagai berikut :
1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.
2) Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya
3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya

5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.
6) Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.PTK kurtilas smp lengkap
7) Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek. (http://daniar-penjaskes.blogspot.com/?zx=1 4ea774 1 c8ff88a2)

2.3 Pengertian Atletik
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, noeromuskuler, intelektual, dan emosional melalui aktivitas fisik.Secara eksplisit istilah pendidikan jasmani dibedakan dengan olahraga.Dalam arti sempit olahraga dapat diartikan sebagai segala kegiatan atau usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina kekuatan-kekuatan jasmaniah maupun rohaniah pada setiap manusia.

Dalam dunia olahraga, dikenal banyak sekali cabang olahraga, antara lain adalah atletik, permainan, senam dan beladiri. Dari keempat cabang olahraga tersebut, atletik mempunyai peranan penting, karena gerakan-gerakannyamerupakan gerakan dasar bagi cabang olahraga lainnya. Atletik menurut Aip Syarifuddin (1992 :2) berasal dari bahasa Yunani, yaitu Athlon yang artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan atau perjuangan, sedangkan orang yang melakukannya dinamakan Athleta (Atlet). Dengan demikian dapatlah dikemukakan, bahwa atletik adalah salah satu cabang yang dipertandingkan atau diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar.
Atletik merupakan dasar untuk melakukan bentuk-bentuk gerakanyang terdapat didalam cabang olahraga yang lainnya. Dengan mengikuti kegiatanlatihan atletik, akan dapat diperoleh berbagai pengalaman yang sangat berguna dan bermanfaat bagi kehidupan, karena didalam melakukan kegiatan atletik akan dilatih kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, ketepatan, daya tekan, koordinasi gerak, keuletan, kedisiplinan dan percaya diri serta bertanggung jawab (Aip Syarifuddin dan Muhadi, 1992/1993 : 60).

Dalam cabang olahraga atletik ada empat nomor lompat yaitu nomor lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi dan lompat tinggi galah. Lompat tinggi merupakan salah satu nomor atletik yang wajib diajarkan di SD, SMP dan SMA. Dalam penelitian ini atletik yang akan dibahas adalah nomor lompat tinggi.

2.4 Lompat tinggi gaya guling.
Lompat tinggi gaya straddle atau guling perut merupakan salah satu gaya yang sampai saat ini masih digunakan dan diajarkan di sekolah-sekolah, walaupun popularitasnya mulai menurun sejak munculnya gaya flot. Gaya guling perut (belly roll) atau kangkang (straddle) mulai diperkenalkan pada tahun 1930, yaitu sejak Jim Steawrt dari Amerika memakai gaya ini dalam suatu perlombaan. Namun, saat itu belum diakui sebagai gaya yang sah karena saat melewati mistar, posisi kepala lebih rendah dari pinggul (tidak sesuai peraturan). Pada tahun 1934 gaya ini mulai tersebar ke berbagai negara dan sudah diakui sebagai gaya yang sah.contoh ptk smp kelas 8 doc

Rangkaian gerakan lompat tinggi terdiri dari 4 unsur teknik dasar yang harus dikuasai, yaitu awalan, tolakan, sikap badan di atas mistar dan pendaratan. 2.4.1 Gerakan Dasar Lompat Tinggi Gaya Guling
2.4.1.1 Awalan
Bila bertumpu dengan kaki kiri, awalan dari samping kiri, begitu sebaliknya.
Sudut awalan dengan matras kurang lebih 35 - 40 derajat.
Pada tiga langkah terakhir harus panjang dan cepat.

2.4.1.2 Tolakan
Tolakan merupakan gerak perpindahan dari kecepatan horizontal kearah vertikal, yang perlu diperhatikan pada tolakan antara lain:
- Menolak dengan kaki yang terdekat dengan mistar.
- Sikap badan sedikit condong ke belakang.
- Kedua tangan diayun ke aatas untuk membantu mengangkat titik berat beban.

2.4.1.3  Sikap Badan Saat di Atas Mistar
Pada saat mencapai titik tertinggi, putar badan ke kiri, perut dan dada menghadap ke bawah (mistar) dan kaki tumpu segera ditarik dalam sikap kangkang. Dengan kata lain sikap badan di atas mistar telungkup.
2.4.1.4. Pendaratan
Mendarat merupakan akhir dari gerakan melompat.Untuk menghindari terjadinya cidera, maka pelompat harus dapat mendarat sebaik mungkin. Teknik mendarat dapat dilakukan dengan dua cara:Jika tempat pendaratan berupa pasir, maka pendaratan dilakukan dengan kaki kanan (kaki ayun) terlebih dahulu dan dibantu dengan kedua tangan. Jika tempat pendaratan berupa busa/matras, maka pendaratan menggunakan bahu terlebih dahulu atau langsung jatuh pada punggung.

2.5 Karakteristik anak.
Sesuai dengan karakteristik siswa SMP, usia 12 – 16 tahun kebanyakan dari mereka cenderung masih suka bermain. Untuk itu guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang efektif, disamping harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada masa usia tersebut seluruh aspek perkembangan manusia baik itu kognitif, psikomotorik dan afektif mengalami perubahan. Perubahan yang paling mencolok adalah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikologis.
Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang ada dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Untuk itu perlu adanya pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran. (http://www.sarjanaku.com/2011 /09/ptk-penjasorkes-smp-kelas-8.html.)

2.6 Karakteristik SMP Negeri .........
Sekolah SMP Negeri .................. merupakan salah satu sekolah di .............. yang tempatnya di daerah pantura pesisisr utara Jawa, jarak dari laut ke sekolah kurang lebih 200 meter. Akan tetapi proses pembelajarannya belum dapat dilakukan secara maksimal karena kelas VIII  belum dapat melewati mistar menggunakan gaya guling dengan baik. Dari jumlah seluruh siswa yaitu 43 siswa yang terdiri dari 19 laki-¬laki dan 22 perempuan, masih ada beberapa siswa yang belum berhasil dengan sempurna melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya guling sehingga kami memberikan pembelajaran lompat tinggi dengan menggunakan metode bermain dilingkungan pantai karena anak – anak SMP Negeri 3 ...........setiap hari bermain di pantai jadi kami melaksanakan pembelajaran dipantai untuk mengurangi rasa takut anak saat melakukan lompat tinggi.

2.7 Hakikat Alat Bantu
2.7.1 Alat Bantu
Alat bantu belajar merupakan alat yang dapat membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu Pembelajaran adalah suatu bentuk alat atau benda untuk membantu terciptanya suasana belajar menjadi mudah dan menyenangkan. Dengan alat bantu diharapkan siswa lebih mudah mempelajari materi yang disampaikan guru. Apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan alat-alat yang menarik dan tidak berbahaya maka siswa akan merasa senang dan pembelajaran digunakan adalah gundukan pasir sebagai rangsangan tinggi dan jarak merupakan bentuk pembelajaran lompat tinggi yang bertujuan untuk merangsang siswa agar mampu melompat dengan setinggi-tingginya.

2.7.2 Tinjauan Tentang Pasir
Pasir yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir pantai yang memiliki tekstur lembut dan tidak keras sehingga anak tidak berbahaya untuk pembelajaran pada latihan lari dan lompat. Cara bermain dipanatai dengan alat bantu gundukan pasir
1) Jalan dan Lari diatas pasir Melewati gundukan pasir dibariskan 3 atau 4 berbanjar guru menyiapkan gundukan pasir 3 atau 4 baris, masing-masing baris ada empat pasir. Anak berjalan ke depan melewati pasir, tumpuan dua kaki dua kaki secara bergantian. Kemudian dilanjutkan dengan berlari melompati pasir dengan tumpuan kaki terkuat.
2) Gundukan dibuat berjajar, Siswa dibariskan menjadi tiga atau empat kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari sepuluh siswa caranya anak bergantiaan melompati gundukan pasir dengan awalan dari sebelah kiri, tumpuan kaki kiri, kaki kanan diayunkan di atas pasir diikuti kaki kiri. Mulanya pasir ketingginya rendah, kemudian ketinggian gundukan di tambah lagi.

C.PTK PENJASKES SMP KURIKULUM 2013 TERBARU DOC

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Subyek Penelitian
Subjek penelitian adalah peneliti sebagai observer dan guru mata pelajaran penjasorkes kelas VIII sedangkan objeknya adalah siswa SMP Negeri.......... kelas VIII yang berjumlah 43 orang siswa dengan komposisi putra 20 orang dan putri 23 orang. PTK Penjas smp kelas 8 doc

3.2 Objek Penelitian
Objek Penelitian adalah Siswa SMP Negeri .................

3.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester 2 kelas VIII SMP Negeri ........ tahun ajaran 2016/2017 yaitu pada bulan Desember 2016 sampai Maret tahun 2017.

3.4 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan pantai dan lapangan SMP Negeri .............yang merupakan tempat kerja peneliti sebagai pendidik / guru Penjaskes.

3.5. Insrument Pengumpulan Data
3.5.1. Metode Tes
Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau objek. (Ismaryati 2008 : 1).
Metode tes ini digunakan untuk mengambil data tentang hasil belajar siswa setelah mengalami pembelajaran (tes praktek lompat tinggi dengan meneggunakan metode bermain dilingkungan pantai).

3.5.2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah sekumpulan catatan, penyimpanan dan desiminasi dari catatan informasi dalam sistem terintegrasi untuk penggunaan yang efisien dan mudah diterima. Dokumentasi merupakan persiapan dan catatan komunikasi, mendorong untuk membuktikan suatu informasi dan kejadian (Muslihatun, Mufdlilah dan Setiyawati, 2009:3).
Metode dokumentasi diperlukan untuk mendapatkan data berupa nama siswa, jumlah siswa kelas VIII serta foto dan video kegiatan pembelajan lompat tingi dengan menggunakan metode bermain dilingkungan pantai di SMP Negeri............. Tahun Pelajaran 2016/2017. 

3.5.3. Metode Observasi
Pengamatan adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Mula-mula rangsangan dari luar mengenai indra, dan terjadi pengindraan, kemudian apabila rangsangan tersebut menarik perhatian maka dilanjutkan dengan adanya pengamatan (Notoatmojo, 2002 : 131).
Melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi tentang aktifitas dan kerjasama siswa dalam melakukan pembelajaran lompat jauh menggunakan media bedeng persawahan.
Instrumen dalam bentuk kuesioner untuk siswa digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa baik secara kognitif, psikomotor maupun afektif. Aspek yang digunakan dalam kuesioner meliputi aspek psikomotorik, afektif, dan kognitif. Berikut instrumen aspek psikomotor, afektif dan kognitif:
3.5.4. Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006: 151).

3.6 Analisis Data
Analisa data adalah kegiatan untuk memaparkan data, sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran atau ketidak benaran dari suatu hipotesis. Batasan ini diungkapkan bahwa analisis data adalah sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide (Riko wijaya, Juni 2016).
Adapun prosedur analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis diskriptif persentase. Data yang terkumpul ditabulasikan dengan memasukkan ke dalam rumus deskriptif persentase. PTK Penjas smp kelas 8 doc


3.7. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Aqib, 2006:12)
Menurut Arikunto (2006:3) Tindakan diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Jika kita lihat dari pengertian tersebut, penelitian tindakan kelas sangat baik untuk kita terapkan dalam dunia pendidikan. Ini terlihat dari pencermatan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa yang tidak lepas pengawasan seorang guru. Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas dengan bagan yang berbeda, namun menurut Kurt Lewin (Aqib, 2009:2 1) terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat langkah tersebut dikenal dengan modelkurt lewin dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 3.1 Model kurt lewin ( Aqib, 2009:21)
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut
Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 2. Sumber Arikunto (2008:16)
Tahap pertama yaitu menyusun rancangan tindakan (perencanaan), yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan, Selanjutnya Tahap kedua Pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan didalam kancah, mengenakan tindakan dikelas, Tahap ketiga Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat dan Tahap keempat Refleksi, atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembaliapa yang sudah terjadi. PTK Penjas smp kelas 8 doc

3.7.1. Definisi Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas dalam bahasa inggris nya adalah Classroom Action Research. Terdapat tiga kata yang terbentuk dalam PTK yaitu penelitian, tindakan dan kelas dimana ketiga kata tersebut mempunyai pengertian tersendiri yaitu:
1) Penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan atau metodologi tertentu untuk memperoleh informasi.
2) Tindakan merupakan suatu gerak yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
3) Kelas merupakan sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Dari ketiga pengertian diatas PTK dapat disimpulkan sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas (Aqib, 2009:13).
Pengertian penelitian tindakan kelas juga senada dengan Arikunto (2008:3) yang menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan menurut Wiriaatmadja (2009:13) penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompik guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. PTK Penjas smp kelas 8 doc

Dari beberapa pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti atau guru yang melakukan tindakan yang sengaja dimunculkan dalam suatu kelas. 3.7.2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Manurut Aqib (2009:16) penelitian tindakan kelas mempunyai beberapa karakteristik yaitu:
1) Dihadapi pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional
2) Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya
3) Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
4) Berttujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional
5) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
3.7.3. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Hopkins dalam Aqib (2009:17), ada 6 prinsip dalam PTK yaitu:
1) Pekerjaan utama guru adalah mengajar dan apapun metode PTK yang diterapkan seyogyanya tidak mengganggu Komitmen sebagai pengajar.
2) Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran.
3) Metode yang digunakan harus reliabel,sehingga memugkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakanya.
4) Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang merisaukan dan bertolak dari tanggung jawab profesional.
5) Dalam menyelanggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaanya.
6) Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan class room excerding perspective,dalam arti permasalahan tidak terlihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu, melainkan perspektif misi sekolah secara keseluruhan.

3.7.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Aqib (2009:18) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran dikelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan mengingat tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Sedangkan manfaat yang dapat dipetik dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas yaitu adanya inovasi pembelajaran, dapat mengembangkan kurikulum ditingkat sekoah dan tinkat kelas serta dapat meningkatkan profesionalisme guru.
Sedangkan menurut mulyasa (2008:155) mengatakan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: (1) Memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran dikelas. (2) Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran di kelas khususnya layanan kepada peserta didik. (3) memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan tindakan dalam pembelajaranyang direncanakan dikelas serta pengkajian terhadap
kegiatan pembelajaran yang dilakukanya.

3.7.5. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Mulyasa (2008:156) ada beberapa langkah umum yang harus diperhatikan guru dalam mengembangkan rancangan penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
1) Identifikasi masalah
2) Analisa masalah dan menentukan beberapa faktor penyebab
3) Merumuskan ide-ide sementara tentang berbagai faktor penting yang berkaitan dengan masalah
4) Mengumpulkan dan menafsirkan data untuk mengembagkan alternatif tindakan
5) Merumuskan tindakan
6) Menilai hasil tindakan.
Dengan demikian terdapat beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Secara umum langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ada beberapa siklus dan masing-masing siklus mempunyai beberapa tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Siklus yang digunakan dalam penelitain ini ada dua siklus yaitu:

Rancangan Siklus I
1. Perencanaan yang dilakukan meliputi :
1) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu pembelajaran lompat tinggi dengan metode bermain di lingkungan pantai
3) Menyusun Instrumen yang akan digunakan pada siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penilaian dalam modifikasi pembelajaran lompat tingi.
4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan.
Pada tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan
proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Guru Menjelaskan kegiatan pembelajaran lompat tinggi dengan metode bermain dilingkungan pantai
2) Siswa melaksanakan pemanasan sebelum mulai ke materi dengan permainan.
3) Siswa melakukan lompat tingi dengan metode bermain dilingkungsn pantai
Konsep penelitian lompat tinggi gaya guling menggunakan metode bermain dilingkungan pantai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan lompat tinggi
1) Siswa yang berada dibarisan paling depan melompati gundukan pasir dengan awalan dengan tumpuan satu kaki dan mendarat satu kaki. PTK Penjas smp kelas 8 doc
2) Setelah sampai siswa berdiri disamping gundukan pasir dan bersiap-siap lari dan lompat setelah di tepok bahunya oleh pelari berikutnya. Begitu seterusnya sampai selesai dan diulang kembali sampai selesai.

Gambar 3. Siswa melakukan lompat tinggi dengan media gundukan pasir.
2. Melakukan lompat tinggi dengan media gundukan pasir pantai awalan lari.
1) Siswa yang berada dibarisan paling depan melompat dari gundukan pasir dan kardus A untuk melewati gundukan pasir dengan awalan 2 atau 3 langkah dengan tumpuan satu kaki dan mendarat satu kaki yang terkuat B, C, D, dan E secara serentak mengikuti dengan aba-aba peluit.
2) Setelah sampai siswa berdiri di samping gundukan pasir dan bersiap-siap lari setelah ditepok bahunya oleh pelari berikutnya. Demikian juga dengan barisan kedua dan setelah lari dan lompati gundukan pasir menepok temanya sampai selesai. Begitu seterusnya sampai barisan habis dan diulang kembali

Gambar 4. Siswa melakukan lompat tingi gundukan pasir dengan awalan
3. Membuat ketangkasan lompat tinggi menjadi suatu yang menyenangkan bagi siswa dalam bentuk perlombaan. Dengan peraturan perlombaan sebagai berikut:

1) Perlombaan dilakukan berlima
2) Siswa berlari dan melompati gundukan pasir yang berada dipantai antara sebanyak 5 gundukan pasir.
3) Bagi siswa yang jatuh ke gundukan pasir, harus diteruskan kembali sampai selesai. Pemenang adalah siswa yang terlebih dahulu sampai pada parit terakhir.

Gambar 6. Dalam bentuk perlombaan
4) Menarik kesimpulan
5) Penilaian langsung dilaksanakan pada saat proses pembelajaran lompat tinggi dengan metode bermain dilingkungan panati.
6) Melakukan pendinginan
7) Siswa mengisi lembar angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran lompat tinggi dengan metode bermain dilingkungan pantai.

3. Pengamatan
1) Pengamatan dilakukan untuk menilai aktifitas dan kerjasama siswa (aspek afektif dan aspek psikomotorik) melalui lembar observasi yang telah disiapkan
2) Guru mengisi lembar observasi aktifitas dan kerjasama siswa
3) Guru mengamati kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran
4) Menilai hasil evaluasi siklus I
4. Refleksi
1) Guru menganalisis hasil pengamatan
2) Mempelajari analisis indikator pengamatan dan evaluasi
3) Membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan siklus I
4) Membuat perbaikan atau revisi untuk pelaksanaan siklus II berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus I.

Rancangan Siklus II
1. Perencanaan yang dilakukan meliputi :
1) Melakukan revisi modifikasi pembelajaran lompat tinggi pada siklus I
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu modifikasi pembelajaran lompat tinggi
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas (PTK), penilaian dalam pembelajaran lompat tinggi
4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran

2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajarn di lapangan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran lompat tinggi dengan metode pembelajaran bermain lingkungan pantai
2) Siswa melaksanakan pemanasan
3) Siswa melakukan lompat tinggi gaya guling dengan menerapkan menggunakan metode bermain dilingkungan pantai.
4) Menarik kesimpulan
5) Penilaian langsung dilaksanakan pada saat proses pembelajaran lompat tinggi gaya guling menggunakan metode bermain dilingkungan pantai
6) Melakukan pendinginan
7) Siswa mengisi lembar angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran lompat tinggi gaya guling menggunakan metode bermain dilingkungan pantai
3. Pengamatan
1) Pengamatan dilakukan untuk menilai aktifitas dan kerjasama siswa (aspek afektif dan psikomotorik) melalui lembar observasi yang telah disiapkan
2) Guru mengisi lembar observasi aktivitas dan kerjasama siswa
3) Guru mengamati kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran
4) Menilai hasil evaluasi siklus II
4. Refleksi
1) Guru menganalisis hasil pengamatan
2) Mempelajari analisis indicator pengamatan dan evaluasi
3) Membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan siklus II.

D.CONTOH TERBARU PTK PENJASKES SMP KELAS 8 WORD

DAFTAR PUSTAKA

Zainal, Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: CV. Yrama Widya.
Suharsimi, Arikunto dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Adi Mahasatya
Subagiyo. 2008. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta,
Universitas Terbuka.
Nana Syaodih, Sukmadinata. 2004. Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Syafaruddin, dan Irwan Nasution. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta: PT Ciputat Press.
Tulus, Tu’u. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo) .
Tudjai. 2000. Analisis Hasil Belajar Kemampuan Kependidikan, dalam Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 2 No. 1.
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Rochiati, Wiriaatmadja. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya.
http://daniarpenjaskes.blogspot.com/?zx=1 4ea774 1 c8ff88a2)
http://eprints.uny.ac.id/7826/3/BAB%202%20-%20 10601 247062.pdf

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK PENJASKES SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.