Senin, 25 Februari 2019

CONTOH LENGKAP PTK BK SMP KELAS IX TERBARU DOC

CONTOH LENGKAP PTK BK SMP KELAS IX TERBARU DOC-Perlaku Asertif menjadi suatu masalah bagi para remaja khususnya siswa SMA, hal ini dapat diketahui adanya sikap tidak dapat menolak sesuatu walaupun tidak sesuai dengan dirinya yang dapat menjerumuskan pada pemakaian obat-obatan terlarang maupun penyampaian pendapat yang menyinggung teman sehingga memicu terjadinya perkelahian.contoh ptk bk smp doc


Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen yang dilakukan pada siswa kelas IX.4 SMPN 2 ............. yang memiliki perilaku asertif rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui spesifikasi peningkatan perilaku asertif melalui layanan bimbingan kelompok SMPN 2 ........... subjek dalam penelitian ini adalah 12 siswa yang dibagi dalam dua kelompok, yaitu 6 siswa dalam kelompok eksperimen atau kelompok yang mendapatkan perlakuan dan 6 siswa kelompok komtrol atau kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan. 

Teknik pengumpulan data menggunakan alat ukur berupa angket perilaku asertif alberti dan emmons yang dimodifikasi dari Siampa (2011). Kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan dengan layanan bimbingan kelompok semala 8 kali sesi. Sedangkan untuk kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan. Analisis data untuk melihat peningkatan perilaku asertif dua kelompok digunakan Two Independent Sample Test (Mann-Whitney Ttest) yang diolah menggunakan program SPSS Windws versi 11.5. Hasil analisis diperoleh hasil P= Asymp Sig 0,005 < 0,050. sehingga ada peningkatan yang signifikan perilaku asertif antara kelompok eksperimen dan eksperimen kontrol, setelah kelompok eksperimen diberi layanan bimbingan kelompok. 

Berdasarkan rata-rata mean sebelum dan sesudah eksperimen ternyata ditemukan adanya peningkatan yang signifikan pada perilaku asertif siswa melalui layanan bimbingan kelompok di SMPN 2 ............ terbukti dari mean sebelum eksperimen 6,00 dan setelah eksperimen menjadi 9,42. Berdasarkan hasil analisa data tersebut, maka tujuan penelitian ini dinyatakan tercapai. Sehingga hal itu menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan perilaku asertif.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel BIMBINGAN KONSELING  SMP yang diberi judul “ Meningkatkan Perilaku Asertif Kelas Ix.Smp Negeri .. Kabupaten .....Melalui Layanan Bimbingan Kelompok". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK BK SMP KELAS IX lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 101 SMP ).

A.Download Contoh Judul dan Laporan PTK BK SMP

BAB 1
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pergaulan maupun dalam proses belajar saat ini, siswa dituntut untuk dapat aktif dalam mengemukakan pendapat, saran dan keinginan yang dimilikinya secara langsung, jujur dan terbuka. Untuk mengatasi masalah dalam mengemukakan pendapat tersebut, siswa dituntut untuk mengembangkan perilaku asertif secara efektif dalam interaksi sosial di dalam lingkungannya, terutama dalam interaksi sosialnya dengan teman sebayanya.
Menurut Gunarsa (1992) menyatakan bahwa perilaku asertif adalah perilaku antara pribadi (interpersonal behaviour) yang melibakan aspek kejujuran, keterbukaan, pikiran dan perasaan. Perilaku asertif ini ditandai dengan adanya kesesuaian sosial dan seseorang yang mampu berperilaku asertif akan mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan orang lain.

Sedangkan menurut Alberti dan Emmons (dalam Siampa, 2011) perilaku asertif adalah sebuah kemampuan untuk mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia, yang memungkinkan individu-individu untuk bertindak menurut kepentingan individu sendiri, untuk membela diri sendiri tanpa kecemasan yang tidak semestinya, untuk mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman, untuk menerapkan hak-hak pribadi individu tanpa menyangkal hak-hak orang lain. Dalam hal ini yang dimaksud adalah keberanian dalam mengungkapkan perasaan dengan jujur, terbuka dan apa adanya dan berani mengatakan tidak pada orang lain jika tidak sesuai dengan keinginan diri tanpa menyakiti orang lain.

Perilaku asertif sangat penting untuk dimiliki oleh siswa agar ia mampu untuk berinteraksi dengan baik dalam lingkungannya.
Sedangkan menurut Plt. Kepala BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan Soedbyo Alimoeso berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2010 tentang seks bebas dikalangan remaja angkanya cenderung naik yaitu sebesar 21% remaja terutama di perkotaan yang diduga melakukan seks bebas, tidak jauh berbeda dengan pengguna narkoba pada remaja di taksir 14.000 remaja dari 70 juta remaja, belum lagi perkelahian antar pelajar yang saat ini semakin mengkhawatirkan. Kondisi diatas terjadi disebabkan oleh beberapa hal, seperti lingkungan pergaulan yang negatif, kurangnya perhatian dari orang tua dan masih banyak lagi faktor lainnya termasuk berkaitan dengan kemampuan remaja untuk bersikap asertif.

Terdapat berbagai macam masalah di dalam kehidupan yang harus diselesaikan bersama-sama, dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan perilaku asertif tidak harus diselesaikan sendiri melainkan diselesaikan secara berkelompok. Hal itu berarti penyelesaian masalah tersebut dapat diselesaikan dengan berbagai macam cara. Oleh karena itu dalam bimbingan tidak hanya terdapat bimbingan secara individual tetapi juga terdapat bentuk bimbingan yang lain yaitu bimbingan kelompok. Dalam hal ini upaya meningkatkan perilaku asertif dapat dilakukan melalui layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu layanan bimbingan yang dilaksanakan secara kelompok untuk membahas permasalahan tertentu agar individu dapat berkembang secara optimal.

Layanan bimbingan kelompok di sekolah merupakan bagian program layanan bimbingan konseling yang tergolong ke dalam komponen pelayanan dasar, pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli dalam hal ini siswa. Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangya masalah atau kesulitan pada diri konseli (Nurihsan,2005). Layanan bimbingan kelompok yang diberikan adalah berupa penyampaian informasi yang tepat mengenai masalah pengembangan keterampilan dan kemampuan dalam berbagai bidang yaitu bidang pendidikan pekerjaan, pemahaman pribadi, penysuaian diri, dan masalah antar pribadi.download ptk bk smp kelas 9

Informasi tersebut dierian terutama dengan tujuan memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri individu dan pemahan terhadap orang lain. Layanan bimbingan kelompok tidak hanya berupa pemberian informasi tetapi menyajkan informasi dan kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dengan kebutuhan individu dan dapat membantu pemecahan masalah serta tercapainya tujuan yang telah dirumuskan. Perubahan sikap pada anggota kelompok merupakan tujuan yang tidak langsung dari layanan bimbingan kelompok (Romlah, 2001).

Dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan perilaku asertif , maka diharapkan siswa dapat memperoleh manfaat dari layanan bimbingan kelompok tersebut, sehingga tingkat asertifnya juga meningkat. Menurut Sukardi (2008) apabila manfaat dari layanan bimbingan kelompok dapat ditumbuhkembangkan , maka layanan bimbingan kelompok akan sangat efektif bukan saja bagi perkembangan pribadi siswa tetapi juga bagi kemaslahatan lingkungan dan masyarakat.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ichda Satria Figraha (2012) dengan judul Upaya Peningkatan Sikap Asertif Melalui Sosiodrama pada Siswa Kelas IX.4.1 Administrasi Perkantoran SMK Sudirman 1 Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012, menunjukkan adanya peningkatan perilaku asertif setelah dilakukan layanan bimbingan kelompok yang berupa teknik sosiodrama. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan asertif. Pra tindakan yang dilakukan dengan menyebar angket diperoleh hasil bahwa sikap asertif siswa masih rendah dengan rata-rata kelas mencapai 49%. Pada siklus pertama yang terdiri dari tiga tindakan tingkat persentase siswa meningkat menjadi 72,51%. Siklus kedua dilakukan peneliti dikarenakan hasil post test pertama belum mencapai pada kriteria keberhasilan yang peneliti harapkan. Siklus kedua yang juga terdiri dari tindakan mampu meningkat persentase siswa yang semula 72,5% menjadi 77,3% atau sudah masuk pada persentase baik. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa adanya perubahan sikap dari siswa yang semula kurang asertif lambat laun sudah menunjukkan asertif. jurnal ptk bk smp
Sedangkan penelitian Tri Astutik (2005) dengan judul efektifitas layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan keterbukaan diri siswa kelas II SMP Negeri 11 Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006 menunjukkan siswa sebelum mendapat layanan bimbingan kelompok memiliki skor rata-rata 2,28 setelah mendapat layanan bimbingan kelompok memiliki skor rata-rata 3,25, sehingga dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok efektif.

Untuk penelitian awal peneliti menggunakan angket perilaku asertif berdasarkan teori dari Alberti dan Emmons yang dimodifikasi dari Siampa untuk mengetahui tingkat perilaku asertif. Dari pra penelitian diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1.1. Hasil dari skala perilaku asertif pada siswa kelas IX.4 SMPN 2 Cibitung
Tabel 1.1 Kategori Perilaku Asertif (Pra Penelitian)
Skore Kategori Frekuensi %
131-137 Sangat tinggi 3 8
124-130 Tinggi 11 28
117-123 Sedang 13 33
110-116 Rendah 12 31
“Meningkatkan Perilaku Asertif pada Siswa Kelas IX.4 SMPN 2 .......... melalui Layanan Bimbingan Kelompok”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang peneliti paparkan di atas maka permasalahan peneliti yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah: “Apakah layanan bimbingan kelompok secara signifikan dapat meningkatkan perilaku asertif siswa kelas IX.4 SMPN 2 .......?”
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui layanan bimbingan kelompok secara signifikan dapat meningkatkan perilaku asertif siswa kelas IX.4 SMPN 2 .........
.
1.4. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat, baik itu dunia pendidikan maupun pada bimbingan dan konseling, yaitu:
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Diharapkan dapat berguna bagi guru bimbingan dan konseling dalam pemberian layanan bimbingan kelompok yang berhubungan dengan perilaku asertif.
b. Diharapkan dapat berguna bagi siswa dalam berperilaku yang asertif.
1.4.2 Manfaat Praktis
a.Memberikan informasi kepada masyarakat pada khususnya orang tua beserta guru matapelajaran.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak sekolah yang bersangkutan agar senantiasa memberikan dukungan kepada siswa siswinya dalam mewujudkan perilaku asertif.

1.5. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan PTK ini dibagi menjadi dalam lima bab. Adapun susunan yang akan disajikan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah dan pokok bahasan, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan PTK.
BAB II Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini membahas berupa kisi-kisi, teori-teori dan masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu mengenai perilaku asertif dan konsep diri dan hipotesis penelitian.proposal ptk bk smp pdf

BAB III Metode Penelitian
Dalam bab ini berisi tentang identifikasi variabel penelitian, definisi perasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis instrumen serta metode analisis data.
BAB IV Laporan Penelitian
Dalam bab ini mencakup masalah yang berkaitan dengan deskripsi lingkungan penelitian, persiapan penelitian, hasil analisis data serta pembahasan. BAB V Penutup
Dalam bab ini mencakup hasil penelitian, kesimpulan dan saran.

B.CONTOH PTK BK SMP KURIKULUM 2013 TERBARU DOC

BAB II

LANDASAN TEORI


2.1 Perilaku Asertif
2.1.1. Pengertian Perilaku Asertif
Menurut Smith (dalam Rakos, 1991) menyatakan bahwa perilaku asertif merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran dan emosi yang dilandasi rasa tanggung jawab atas segala hasil serta akibat tersebut bagi individu itu sendiri.
Gunarsa (1992) menyatakan bahwa perilaku asertif adalah perilaku antar pribadi (interpersonal behaviour) yang melibatkan aspek kejujuran, keterbukaan pikiran dan perasaan. Perilaku asertif ini ditandai dengan adanya kesesuaian sosial dan seseorang yang mampu berperilaku asertif akan mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan orang lain. Selain itu, kemampuan dalam perilaku asertif menunjukkan adanya kemampuan untuk menyelesaikan diri dalam hubungan antar pribadi.

Lazarus (dalam Rakos,1991) adalah tokoh yang pertama sekali mendefinisikan perilaku asertif, yang mengatakan bahwa perilaku asertif adalah cara individu dalam memberikan respon dalam situasi sosial, yang berarti sebagai kemampuan individu untuk mengatakan tidak, kemampuan untuk menanyakan dan meminta sesuatu, kemampuan untuk mengungkapkan perasaan positif ataupun negatif, serta kemampuan untuk mengawali kemudian melanjutkan serta mengakhiri percakapan.
Master dan Rim (dalam Rakos, 1991) mengatakan bahwa perilaku asertif merupakan perilaku interpersonal antar pribadi yang melibatkan kejujuran dengan pernyataan relatif dan pikiran dan perasaan secara tepat dalam situasi sosial dimana perasaan dan pikiran orang lain ikut dipertimbangkan. Kesemua definisi ini menitikberatkan pada ungkapan emosi sebagai faktor utama dalam perilaku asertif.proposal ptk bk smp pdf

Corey (2007) mengatakan bahwa perilaku asertif adalah ekspresi langsung, jujur, dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan atau hak-hak seseorang tanpa kecemasan yang beralasan.
Sedangkan menurut Alberti dan Emmons (dalam Siampa, 2011) perilaku asertif adalah sebuah kemampuan untuk mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia, yang memungkinkan individu-individu untuk bertindak menurut kepentingan individu sendiri, untuk membela diri sendiri tanpa kecemasan yang tidak semestinya, untuk mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman, untuk menerapkan hak-hak pribadi individu tanpa menyangkal hak-hak orang lain.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif adalah perilaku antar pribadi yang menyangkut ekspresi yang tepat, jujur, terbuka, mempunyai sikap yang tegas, positif dan mampu bersikap netral serta dapat mengutarakan akan sesuatu objektif tanpa menyinggung perasaan orang lain. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori dari Alberti dan Emmons.

2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Asertif
Rakos (1991) mengungkapkan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku asertif. Menururt Rakos, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku asertif adalah pola asuh orang tua, jenis kelamin dan kebudayaan.

1. Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua yang demokratis dan memberikan kebebasan untuk mengekspresikan diri akan menciptakan perilaku aserti, sebab pola asuh yang demokratis akan membuat anak memiliki rasa percaya diri.
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin, bahwa pria lebih asertif dibandingkan dengan wanita karena
adanya tuntutan masyarakat yang menjadikan pria lebih agresif, mandiri dan kompetitf. Sedangkan pada wanita umumnya lebih pasif dan tergantung.
3. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap terbentuknya sikap asertif. Sebab perilaku asertif tidak dibawa sejak lahir, sesuatu yang dipelajari.

2.1.3. Ciri-Ciri Perilaku Asertif
Menurut Alberti dan Emmons (dalam Siampa, 2011) orang yang memiliki ciri perilaku asertif antara lain merasa bebas untuk mengungkapkan dirinya, dapat berkomunikasi dengan bermacam-macam orang secara terbuka, langsung dan tepat, memiliki orientasi yang aktif terhadap kehidupan, bertindak dalam cara yang dihargainya dalam situasi menekan dan menghasilkan tingkah laku interpersonal yang efektif.

Sedangkan menurut Corey (2007), individu yang berperilaku asertif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Individu tersebut mampu mengungkapkan kemarahan dan perasaan tersinggung dengan tidak menyakiti orang lain.
2. Tidak menunjukkan kesopanan yang berlebihan dan tidak mendorong orang lain untuk mendahuluinya.
3. Tidak mengalami kesulitan untuk mengakan kata “tidak” ketika ia merasa tidak setuju terhadap suatu hal tanpa merasa takut untuk menolak.
4. Tidak mengalami kesulitan untuk mengungkapkan afeksi dan respon-respon lain.
5. Merasa punya hak untuk memiliki perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran sendiri tanpa merasa tertekan dengan perasaan dan pikiran dari orang lain.

Berdasarkan ciri-ciri diatas dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki sifat asertif adalah orang yang mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaan, pikiran dan hak-hak pribadinya tanpa menyinggung perasaan orang lain atau menyakiti orang lain.ptk bk kurikulum 2013

2.1.4. Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Perilaku Asertif
Alberti dan Emmons (dalam Siampa,201 1) menyebutkan ada sepuluh pokok kunci yang merupakan aspek-aspek yang harus ada pada setiap perilaku asertif yang dimunculkan oleh seseorang antara lain sebagai berikut:
1. Pengungkapan diri yang baik kepada orang lain. Dalam hal ini yang dimaksud adalah mampu untuk mengkomunikasikan apa yang dirasakan, diinginkan dan dipikirkan kepada orang lain.
2. Menghormati orang lain dan tidak mengganggu hak orang lain, dalam hal ini yang dimaksud adalah dalam bersikap dengan orang lain.
3. Mampu secara jujur dan terbuka menyatakan kebutuhan, perasaan dan pikiran dengan apa adanya, dalam hal ini yang dimaksud adalah dalam berkomunikasi dengan orang lain.
4. Langsung, yang berarti mengekspresikan diri tanpa berbelit-belit dan dapat terfokus dengan benar berkomunikasi maupun bertindak.
5. Tidak membeda-bedakan orang dan menguntungkan semua pihak.
6. Verbal, termasuk isi pesan (perasaan, hak-hak, fakta, pendapat-pendapat, permintaan-permintaan dan batasan-batasan). Dalam hal ini yang dimaksud adalah dalam berkomunikasi.
7. Nonverbal, termasuk gaya dan pesan (kontak mata,suara, postur, ekspresi muka, gesture, jarak, waktu, kelancaran dan mendengarkan).Dalam hal ini yang dimaksud adalah berupa tindakan atau sikap terhapad orang lain.

8. Bukan suatu yang universal,
9. Bertanggung jawab secara sosial terhadap pikiran, perasaan dan perilakunya.
10. Perilaku asertif merupakan suatu hal yang dipelajari bukan suatu hal yang dibawa sejak lahir.

2.1.5. Kemampuan Asertif
Menurut Stain & Howard kemampuan asertif meliputi tiga komponen dasar, yakni:
1. Kemampuan mengungkapkan perasaan misalnya untuk mengungkapkan perasaan marah, hangat, dan seksual.
2. Kemampuan mengungkapkan keyakinan dan pemikiran secara terbuka dalam berkomunikasi dalam hal ini mampu menyuarakan pendapat, menyatakan ketidaksetujuan dan bersikap tegas, meskipun secara emosional sulit melakukan ini dan bahkan sekalipun tidak mungkin harus mengorbankan sesuatu).

3. Kemampuan untuk mempertahankan hak-hak pribadi dalam hal ini tidak membiarkan orang lain mengganggu dan memanfaatkan kita.
Dari ketiga komponen dasar tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki kemampuan perilaku asertif, orang yang mampu mengungkapkan perasaan, mampu mengungkapkan pikiran dan mampu mempertahankan hak-hak pribadinya.

2.1.6. Kategori Perilaku Asertif
Menurut Gunarsa (1992) perilaku asertif dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
1. Asertif penolakan, yaitu ditandai oleh ucapan untuk memperhalus seperti kata-kata maaf.
2. Asertif pujian, yaitu ditandai oleh kemampuan untuk mengekspresikan perasaan positif seperti menyukai, menghargai, mencintai, memuji dan bersyukur.
3. Asertif permintaan, yaitu terjadi apabila individu meminta orang lain dalam mencapai tujuan individu itu sendiri tanpa tekanan atau paksaan.
Dari ketiga kategori tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki perilaku asertif juga memiliki ketiga kategori tersebut, dapat menolak sesuatu hal dengan cara yang halus, dapat memuji maupun dapat meminta suatu hal tanpa ada paksaan.ptk bk kurikulum 2013

2.2 Bimbingan Kelompok
2.2.1 Pengertian Bimbingan
Menurut Romlah (2001) bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis yang dilakukan oleh seorang ahli telah mendapatkan latihan khusus untuk itu dan dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya dan lingkungannya, dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan mengembangkan dirinya serta optimal untuk kesejahteran dirinya dan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan menurut Kartono (1985) bimbingan merupakan pertolongan yang diberikan oleh seseorang yang telah dipersiapkan (dengan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan-ketrampilan tertentu yang diperlukan dalam menolong) kepada orang lain yang memerlukan pertolongan bimbingan dalam rangka menemukan pribadi yang dimaksud agar individu mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, serta menerima secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan pertolongan yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus kepada orang lain yang memerlukan pertolongan bimbingnan dalam rangka menemukan pribadinya.
Menurut Winkel & Sri Hastuti (2004) bentuk – bentuk bimbingan terbagi menjadi dua yaitu bimbingan individu dan bimbingan kelompok dan ada tiga ragam bimbingan yaitu bimbingan karier, bimbingan akademik dan bimbingan pribadi sosial.

2.2.2 Pengertian Kelompok
Menurut Webster (dalam Romlah, 2001) kelompok adalah dua atau lebih benda atau orang yang membentuk suatu pola; suatu kesatuan orang – orang atau benda-benda yang membentuk suatu unit yang terpisah, suatu himpunan, suatu persatuan, suatu kumpulan objek yang mempunyai hubungan, kesamaan atau sifat-sifat yang sama.

C.DOWNLOAD MATERI PTK BK SMP LENGKAP

BAB III
METODE PENELITIAN


3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk m em beri hubungan sebab akibat (hubungan kausalitas) antara dua faktor yang sengaja ditim bulkan oleh peneliti dengan mengelim inir / m engurangi faktor-faktor lain yang dapat m engganggu (A rikunto,2003).

Dalam eksperimen ini dibentuk dua kelompok. Kelompok pertama disebut “kelompok eksperimen”, yaitu kelompok yang akan diberi teknik lati han asertif. Kelompok kedua disebut “kelompok kontrol” yaitu kelompok yang tidak diberi teknik latihan asertif. Kelompok kontrol berfungsi sebagai pem banding untuk m engetahui perbedaan yang m ungkin tam pak antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. D alam eksperimen ini kedua kelompok diberikan tes aw al (pre test) sebelum dilakukan layanan bim bingan kelompok, dan tes akhir (post test) sesudah dilakukan layanan bim bingan kelompok.contoh abstrak ptk bk
Pelaksanaan eksperimen dalam penelitian ini digam barkan sebagai berikut:

3.2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh inform asi tentang hal tersebut, kem udian ditarik kesim pulannya.
Identifikasi variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen). Variabel bebas (variabel independen) diartikan sebagai variabel yang m enjadi penyebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) dan variabel terikat (variabel dependen) diartikan sebagai variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 201 2). 

D alam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen), maka yang m enjadi variabel bebas dan terikat adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas (variabel independen) : L ayanan bimbingan kelompok
2. Variabel terikat (variabel dependen) : Perilaku asertif
3.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional digunakan untuk m enghindari kesalahpaham an atau perbedaan persepsi mengenai data yang akan dikumpulkan dan untuk menghindari kesesatan dalam mengartikan data.

 Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. L ayanan bim bingan kelompok  contoh abstrak ptk bk
Layanan bimbingan kelompok adalah kegiatan layanan pemberian informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu siswa menyusun rencana dan keputusan yang tepat.
2. Perilaku A sertif
Perilaku asertif adalah perilaku antar pribadi yang menyangkut ekspresi yang tepat, jujur, terbuka, mempunyai sikap yang tegas, positif dan mampu bersikap netral serta dapat mengutarakan akan sesuatu objektif tanpa menyinggung perasaan orang lain.

3.4. Subyek Penelitian
Subyek yang diambil dalam penelitian ini adalah 12 siswa kelas IX.4 SMPN 2 ............ Subjek diambil melalui hasil data dari penyebaran skala perilaku asertif dan diketahui siswa yang memiliki perilaku asertif rendah dan sangat rendah berjumlah 12 siswa yang terdiri dari 6 siswa sebagai kelompok kontrol dan 6 siswa sebagai kelompok eksperimen.

3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengum pulan data akan dipergunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah menggunakan Skala Likert, yang terdiri dari item yang bersifat favourable dan unfavourable. Setiap item diberikan em pat alternatif jaw aban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (T S), sangat tidak sesuai (STS) dengan penilaian sebagai berikut:
Tabel 3.1. Cara Penilaian Skala
Pernyataan Skor item favourabel Skor iten unfavourable
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

Adapun alasan menggunakan metode skala adalah stimulusnya berupa pertanyaan dan pernyataan (item-item) yang tidak langsung mengungkapkan atribut yang akan diukur, melainkan dengan mengungkapkan indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan dan respon subyek juga tidak diklarifikasikan sebagai jawaban benar atau salah karena semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh – sungguh (A zw ar, 2008).

Penggunaan Skala Likert sebagai metode pengumpulan data disebabkan karena skala dianggap memiliki data ordinal dan terdiri dari empat alternatif jawaban sehingga memberi peluang bagi responden untuk jawaban item – item favourable dan unfavourable serta item dengan pilihan tengah yang diharapkan dapat mengungkapkan responden subyek dengan sebenar – benarnya. Penggunaanskala Likert dalam pem berian skor dengan alasan skala likert m erupakan skala yang berisi tingkatan jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap statemen atau pernyataan yang dikemukakan melalui opsi jaw aban yang disediakan.contoh penelitian bimbingan konseling

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala perilaku asertif. Skala ini digunakan untuk mengukur perilaku asertif, yang disusun berdasarkan pada aspek-aspek yang dikem ukakan Alberti dan Emmons. Aspek-aspek tersebut antara lain berusaha mencapai tujuan, pengungkapan diri, menghormati dan tidak mengganggu hak orang lain, jujur dan terbuka, langsung, tidak membeda-bedakan orang dan m enguntungkan semua pihak, bertanggung jawab secara sosial, penolakan, menghargai pujian dan menerima kritikan dari orang lain, menyapa dan memberi salam kepada orang lain.

D.PROPOSAL PTK BK SMP LENGKAP TERBARU DOC

DAFTAR PUSTAKA


Aminiarin.2013.Menghormati Hak Orang Lain.
http://aminiarin.blogspot.com/201 3/03/menghormati-hak-orang-lain.html. Diunduh pada 7 Desember 2013 pukul 06.00.
Anastasi, Anne. 2007. Tes Psikologi Ed. Ketujuh. Jakarta: Indeks Prestasi.
Anomali. Lives tolerance. http://www.youtube.com/watch?v=E IYxmO 1IcKs. Diunduh pada 7 Desember pukul 05.06.
………. Workshop Asertif Anak. lsppa. org/news/detail/5/Workshop-Asertifitas-Anak. Diunduh pada 6 Agustus 2013, pukul 06.00.
……….. Bau Kejujuran. http://www.youtube.com/watch?v=KfgQMmP_WRc . Diunduh pada 7 Desember 2013 pukul 11.00
……….. Being Assertive . http://www.youtube.com/watch?v=bmHcO6rRchY. Diunduh pada 7 Desember 2013, pukul 09.00.
…………Menghargai orang lain. http://www.youtube.com/watch?v=WlPRPM8iNbc. Diunduh pada 7 Desember 2013, pukul 11.15.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek Ed. Rev. Ke-5. Jakarta: Rineka Cipta.
Arrozy, Ichda Satria Figraha.2012. Upaya Peningkatan Sikap Asertif Melalui Sosiodrama Pada Siswa Kelas X. 1 Administrasi Perkantoran SMK Sudirman 1 Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.Yogyakarta: Univesitas Negeri Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id/8253/. Diunduh pada 6 Agustus 2013, pukul 09.00.
Azwar, Saifuddin. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
.2006. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
.20 12. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: PT Rineka Cipta.
Gunarsa, Singgih D. 1992. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Kartono. 1985. Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya: Teknik Bimbingan Praktis. Bandung: Rajawali.
LDII Kendari. 2013. Belajar Menghargai orang Lain. Blogspot. Diunduh pada 8 Desember 2013, pukul 10.00.
Mhoel. 2011. Pentingnya Tanggung Jawab Pada Diri. Blogspot. Diunduh pada 7 Desember 2013, pukul 00.15.
Nurihsan, Achmad Juntika. 2005. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama.
Nurmawati, Tri Astutik. 2005. Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Keterbukan Diri Siswa Kelas I SMP Negeri 11 Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006. UNNES: Skripsi. lib.unnes.ac.id/3406/. Diunduh pada 6 Agustus 2013, pukul 08.00.
Prayitno. 1 992.Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK BK SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.