Jumat, 22 Februari 2019

CONTOH LENGKAP PTK BK SMP TERBARU DOC

CONTOH LENGKAP PTK BK SMP TERBARU DOC-Penelitian ini dilaksanakan karena terdapat siswa yang memiliki self eficacy yang rendah dan sangat rendah di kelas IX.3 SMP negeri 2 .......... Hal ini ditunjukkan dengan siswa yang kurang yakin akan kemampuan diri yang dimiliki. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian one group pre-rest and post test design. Subjek penelitian adalah dari 40 siswa terdapat 12 siswa yang memiliki self efficacy sangat rendah dan rendah yang dibagi dalam dua kelompok secara random yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan setiap kelompok terdiri 6 siswa. PTK BK smp terbaru doc


Tujuan penelitian ini adalah untuk meningaktkan self efficacy melalui pemberian layanan konseling kelompok realita pada siswa kelas IX.3 SMP Negeri 2 ....... Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala self eficacy Bandura, yang terdiri 37 item. Teknik analisis data yang digunakan adalah Mann Whitney dengan menggunakan program SPSS for windows release 16.0. Hasil kedua kelompok diuji homogenitas menghasilkan p=0.748 (p≥0.050) artinya ada perbedaan yang signifikan sehingga penelitian dapat dilanjurkan. Peningkatan tersebut terlihat dari perbedaan hasil post test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu p=0.008 (p≥0.050), dengan selisih mean rank 6,00. Disimpulkan layanan konseling kelompok realita dapat meningkatkan self efficacy siswa kelas IX.3 SMP negeri 2 ...........

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel BIMBINGAN KONSELING  SMP yang diberi judul “Meningkatkan Self Eficacy Melalui Konseling Kelompok Realita Pada Siswa Kelas Ix.3  Smp Negeri .....Tahun Pelajaran 20../20.. ". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK BK SMP KELAS IX lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 100 SMP ).

A.DOWNLOAD PTK BK SMP LENGKAP DAN TERBARU

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Tujuan pendidikan menurut UU no. 20 tahun 2003 adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. Fungsi dan tujan tersebut menunjukkan karakter pribadi peserta didik yang diharapkan terbentuk melalui pendidikan. Pendidikan terdiri dari beberapa jenjang yaitu SD, SMP, SMA/SMK serta Perguruan Tinggi. Siswa SMP merupakan termasuk kategori remaja. Pada usia siswa SMP, anak berada pada masa remaj a/adolescence atau pubertas.contoh ptk bimbingan konseling smp kelas 9

Menurut Bandura (1997) self eficacy adalah keyakinan seorang individu mengenai kemampuannya dalam mengorganisasi dan menyelesaikan suatu tugas yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Efikasi diri yakni keyakinan bahwa seseorang mampu menguasai situasi dan mendapatkan hasil positif. Bandura (Santrock, 2007) menyatakan bahwa self eficacy berpengaruh besar terhadap perilaku. Misalnya, siswa yang memiliki self eficacy rendah mungkin tidak mau berusaha belajar untuk mengerjakan ujian karena tidak percaya bahwa belajar akan bisa membantunya mengerjakan soal.

Bandura (1997) mengemukakan ada beberapa dimensi dari self eficacy, yaitu magnitude, generality, dan strength. Magnitude, berkaitan dengan tingkat kesulitan suatu tugas yang dilakukan. Generality, berkaitan dengan bidang tugas, seberapa luas individu mempunyai keyakinan dalam melaksanakan tugas-tugas. Strength, berkaitan dengan kuat lemahnya keyakinan seorang individu.
Bandura (1997) self eficacy dapat diperoleh, diubah, ditingkatkan atau diturunkan, melalui salah satu atau kombinasi empat sumber, yakni pengalaman menguasai sesuatu prestasi (performance accomplishment), pengalaman orang lain (vicarious experiences), persuasi sosial (social persuation) dan pembangkitan emosi (emotional/physiological states). Pengalaman performansi adalah prestasi yang pernah dicapai pada masa yang telah lalu. Pengalaman vikarius diperoleh melalui model sosial. Persuasi sosial adalah rasa percaya kepada pemberi persuasi, dan sifat realistik dari apa yang dipersuasikan.ptk bk smp pdf

Self eficacy dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Efikasi diri adalah penilaian diri berupa keyakinan subyektif individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas, mengatasi masalah, dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan/hasil tertentu. Bandura (1997) menggambarkan "self eficacy sebagai kepercayaan terhadap diri sendiri dalam melakukan suatu tindakan untuk menghadapi suatu situasi sehingga dapat diperoleh hasil seperti yang diharapkan". Dengan demikian self eficacy menunjuk pada keyakinan individu bahwa dirinya dapat melakukan tugas atau tindakan yang dikehendaki dalam situasi tertentu dengan berhasil.

Penulis melaksanakan pra penelitian tentang self eficacy siswa dengan membagikan skala self eficacy kepada 40 siswa di SMP Negeri 2 .........., hasilnya seperti tertera pada tabel 1.1 dibawah ini:
Tabel 1.1 Tabel hasil skala self eficacy siswa SMP Negeri 2 Cibitung Bekasi 
kelas IX.3 (N=23)
Interval Kategori Frekuensi Presentase
37-58 Sangat rendah 2 5 %
59-80 Rendah 10 25 %
81-102 Sedang 8 20 %
103-124 Tinggi 16 40 %
125-148 Sangat tinggi 4 10 %
Jumlah 40 100 %

Dari tabel 1.1 sebagian besar siswa mempunyai self eficacy pada kategori rendah= 3 9,00 %. Maka perlu dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan self eficacy siswa. Salah satu usaha yang dapat dilaksanakan adalah memberi layanan konseling kepada siswa dalam bentuk konseling kelompok dengan pendekatan realita. Jadi perlu dilakukan layanan konseling kelompok realita untuk meningkatkan self eficacy siswa kelas IX.3 SMP Negeri 2 ...........
Upaya meningkatkan self eficacy siswa terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan diantaranya yaitu memberikan reward untuk performance siswa, memberikan support atau dukungan pada siswa. Dukungan yang positif akan membuat siswa tersebut mempunyai pikiran yang positif pula. Karakteristik tertentu dari model juga dapat meningkatkan self eficacy siswa dengan melalui layanan konseling baik konseling kelompok maupun konseling individual.

Pendekatan realita memandang manusia pada hakikatnya seseorang memiliki kebutuhan dasar dan dalam kehidupan mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. "kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan bahwa kita berguna bagi orang, diri sendiri maupun orang lain" (Corey, 2009). Konseling kelompok dengan pendekatan realita mengarah pada pembentukan dan perubahan perilaku ke arah yang nyata dan dapat diwujudkan dalam perilaku, akan membantu individu dalam mengatasi masalah yang muncul pada dirinya, termasuk rendahnya self eficacy siswa.

Self eficacy siswa rendah/kurang dapat menyebabkan kegagalan siswa dalam mencapai tujuan belajar. Dengan konseling kelompok realita, klien diharapkan dapat mengembangkan rencana yang nyata untuk mencapai tujuannya. Rencana yang disusun siswa harus realistis dan dapat diwujudkan yaitu dengan menanamkan nilai tanggungjawab pada diri sendiri. Siswa dapat menilai atas keyakinan mereka dalam menggunakan kemampuan dan sumber mereka untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. 

Self eficacy yang tinggi pada siswa akan menghasilkan pada pemilihan perilaku (keputusan dibuat berdasarkan self eficacy yang dirasakan seseorang terhadap pemilihan, usaha memotivasi (orang mencoba lebih keras dalam berusaha melakukan tugasnya bagi individu yang memiliki self eficacy yang tinggi daripada mereka yang memiliki self eficacy yang rendah).
Apabila self eficacy rendah dapat ditingkatkaan melalui konseling kelompok realita. Dengan adanya penemuan siswa SMP Negeri 2 ............yang mempunyai self eficacy pada kategori rendah perlu mendapat pertolongan, maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul:
Meningkatkan Self Eficacy melalui Konseling Kelompok Realita pada siswa kelas IX.3 SMP Negeri 2 ....................
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah konseling kelompok realita dapat meningkatkan secara signifikan self eficacy siswa kelas IX.3 SMP Negeri 2 ...........?

B.CONTOH PTK BK KELAS 9 SMP PDF

BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 Self Efficacy
2.1.1 Pengertian Self Efficacy
Self eficacy adalah keyakinan diri individu tentang kemampuannya dan juga hasil yang akan individu peroleh dari kerja kerasnya yang mempengaruhi cara individu berperilaku (Bandura, 1997). Dalam teori sosial kognitif, Bandura (1986) menyatakan bahwa Self eficacy membantu seseorang dalam menentukan pilihan, usaha individu untuk maju, kegigihan dan ketekunan yang individu tunjukkan dalam menghadapi kesulitan dan derajat kecemasan atau ketenangan yang individu alami saat mempertahankan tugas-tugas kehidupannya. Dalam Bandura (1997) menambahkan bahwa Self eficacy merupakan keyakinan individu bahwa ia dapat menguasai situasi dan memperoleh hasil yang positif.download ptk bk smp kurikulum 2013

Self eficacy sebagai keyakinan seseorang tentang kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan. Bahwa keyakinan atas efikasi seseorang adalah landasan dari manusia. Manusia yang yakin bahwa dirinya dapat melakukan sesuatu yang mempunyai potensi untuk dapat mengubah kejadian di lingkungannya, akan lebih mungkin untuk bertindak dan lebih mungkin untuk menjadi sukses daripada manusia yang mempunyai tingkat self eficacy yang rendah. (Bandura, 1997).

Self eficacy yang tinggi dan rendah berkombinasi dengan lingkungan yang responsif untuk menghasilkan empat variabel prediktif yaitu: (a) Ketika efikasi diri yang tinggi dan lingkungan responsif, hasil yang bisa diperkirakan adalah kesuksesan. (b) Saat efikasi diri rendah berkombinasi dengan lingkungan yang responsif, manusia mungkin akan merasa depresi karena mengamati bahwa orang lain dapat berhasil melakukan suatu tugas yang terlalu sulit untuknya. (c) Saat seseorang dengan efikasi diri yang tinggi menemui situasi lingkungan yang tidak responsif, individu dapat meningkatkan usahanya untuk mengubah lingkungan. Individu dapat melakukan protes-protes, kegiatan aktivis sosial, atau bahkan kekuatan untuk memulai perubahan; namun saat semua usaha tersebut gagal,individu akan menyerah malakukan hal tersebut dan mencari lingkungan baru yang lebih responsif. (d) Terakhir, saat efikasi diri rendah dikombinasikan dengan lingkungan yang tidak responsif, individu akan merasa apatis, segan, dan tidak berdaya (Bandura, 1997).

2.1.2 Sumber Self Efficacy
Efikasi diri dapat diperoleh, dipelajari, dan dikembangkan dari empat sumber informasi yaitu a) Enactive attainment and performance accomplishment (pengalaman keberhasilan dan pencapaian prestasi), b) Vicarious experience (pengalaman orang lain), c) Verbal persuasion (persuasi verbal), d) Physiological state and emotional arousal (keadaan fisiologis dan psikologis). Di mana pada dasarnya keempat hal tersebut adalah stimulasi atau kejadian yang dapat memberikan inspirasi atau pembangkit positif (positive arousal) untuk berusaha menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapi.Hal ini mengacu pada konsep pemahaman bahwa pembangkitan positif dapat meningkatkan perasaan atas efikasi diri (Bandura, dalam Lazarus et.al., 1980).

Adapun sumber-sumber efikasi diri tersebut, yaitu:
Pertama, Enactive attainment and performance accomplishment (pengalaman keberhasilan dan pencapaian prestasi) yaitu sumber harapan efikasi diri yang penting, karena berdasar pengalaman individu secara langsung. Siswa yang pernah memperoleh suatu prestasi, akan terdorong meningkatkan keyakinan dan penilaian terhadap efikasi dirinya, pengalaman keberhasilan siswa ini meningkatkan ketekunan dan kegigihan dalam berusaha mengatasi kesulitan, sehingga dapat mengurangi kegagalan.ptk smp lengkap doc

Kedua, Vicarious experience (pengalaman orang lain) yaitu mengamati perilaku dan pengalaman orang lain sebagai proses belajar individu. Melalui model ini efikasi diri siswa dapat meningkat, terutama jika siswa merasa memiliki kemampuan yang setara atau bahkan merasa lebih baik dari pada orang yang dijadikan subjek belajarnya. Siswa mempunyai kecenderungan merasa mampu melakukan hal yang sama. Peningkatan efikasi diri siswa ini dapat meningkatkan motivasi untuk mencapai suatu prestasi. Peningkatan efikasi diri ini akan menjadi efektif jika subjek yang menjadi model tersebut mempunyai banyak kesamaan karakteristik antara siswa dengan model, kesamaan tingkat kesulitan tugas, kesamaan situasi dan kondisi, serta keanekaragaman yang dicapai oleh model.
Ketiga, Verbal persuasion (persuasi verbal) yaitu siswa mendapat bujukan atau sugesti untuk percaya bahwa siswa dapat mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapinya. 

Persuasi verbal ini dapat mengarahkan siswa untuk berusaha lebih gigih untuk mencapai tujuan dan kesuksesan.Akan tetapi efikasi diri yang tumbuh dengan sumber-sumber efikasi diri ini biasanya tidak bertahan lama, apalagi jika kemudian siswa mengalami peristiwa traumatis yang tidak menyenangkan.
Keempat, Physiological state and emotional arousal (keadaan fisiologis dan psikologis).Situasi yang menekan kondisi emosional dapat mempengaruhi efikasi diri. Gejolak emosi, goncangan, kegelisahan yang mendalam dan keadaan fisiologis yang lemah yang dialami individu akan dirasakan sebagai suatu isyarat akan terjadi peristiwa yang tidak diinginkan, maka situasi yang menekan dan mengancam akan cenderung dihindari.

Empat hal tersebut dapat menjadi sumber bagi tumbuh dan berkembangnya efikasi diri individu. Dengan kata lain, efikasi diri dapat diupayakan untuk ditingkatkan dengan manipulasi melalui empat sumber yang diuraikan di depan.

2.1.3 Aspek Self Efficacy
Menurut Bandura (1997) aspek self eficacy adalah sebagai berikut : 
1. Outcome expectancy
Harapan terhadap kemungkinan hasil dari suatu perilaku, yaitu suatu perkiraan bahwa perilaku atau tindakan tertentu akan menyebabkan akibat tertentu yg bersifat khusus.

2. Eficacy expectancy
Harapan akan dapat membentuk perilaku secara tepat. Suatu keyakinan bahwa seseorang akan berhasil dalam bertindak sesuai dengan hasil yang diharapkan. Aspek ini menunjukkan bahwa harapan orang berkaitan dengan kesanggupan melakukan suatu perilaku yang dikehendaki. Eficacy expectancy tergantung pada situasi beberapa informasi berupa persepsi dan hasil suatu tindakan yg didapatkan melalui/menjalani kehidupan, modelling, peristiwa verbal dan keadaan emosi yg mengancam.

3. Outcome Value
Nilai yg mempunyai makna dari konsekuensi-konsekuensi yang terjadi bila suatu perilaku dilakukan dan orang harus mempunyai Outcome value yg tinggi untuk mendukung eficacy expectancy dan outcome expectancy yg dimiliki.

2.1.4 Tingkat self eficacy
Secara garis besar, self eficacy terbagi atas self eficacy tinggi dan self eficacy rendah. Dalam mengerjakan suatu tugas, individu yang memiliki self eficacy yang tinggi akan memilih terlibat secara langsung, sementara individu yang memiliki self eficacy yang rendah cenderung menghindari tugas tersebut.

Individu yang memiliki self eficacy tinggi cenderung mengerjakan suatu tugas tertentu, sekalipun tugas-tugas tersebut merupakan tugas yang menantang. Individu tidak memandang tugas sebagai suatu ancaman yang harus mereka hindari. Selain itu individu mengembangkan minat intrinsik dan keminatan yang mendalam terhadap suatu aktivitas, mengembangkan tujuan dan berkomitmen
dalam mencapai tujuan tersebut. Individu juga meningkatkan usaha individu dalam mencegah kegagalan yang mungkin timbul. Individu yang gagal dalam melaksanakan sesuatu, biasanya cepat mendapatkan kembali self eficacynya setelah mengalami kegagalan tersebut (Bandura, 1997).

C.PROPOSAL PTK UNTUK KENAIKAN PANGKAT GURU SMP 


BAB III
METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu. Penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni semirip mungkin, akan tetapi tidak semua variabel yang relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi (Azwar, 2000)

3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design (dalam Sugiyono, 2010).
Desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design dengan Pre test-Post test Control Design sebagai berikut:
Group Pre-test Treatment Post-test
Eksperimen R1 O1 X O3
Kontrol R2 O2 - O4
Keterangan :
R1 dan R2 = Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara
random dari hasil penyebaran skala self eficacy.
O1 dan O2 = Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang memiliki self eficacy rendah dan sangat rendah.
O3 = Kelompok eksperimen yang diberikan treatment dan post test
O4 = Kelompok kontrol yang diberikan post test tanpa treatment
X = Treatment dengan menggunakan konseling kelompok realita

Dengan menggunakan metode eksperimen, peneliti akan memberikan suatu treatment terhadap subjek eksperimen dan pada hasil akhir akan dibandingkan hasil dari subjek eksperimen dan subjek kontrol untuk memperoleh hasil apakah hipotesis yang diajukan bahwa konseling kelompok realita dapat digunakan untuk meningkatkan self eficacy dapat dibuktikan kebenarannya dengan pengumpulan data.

3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian menurut Arikunto (2010) diartikan sebagai benda, gerak, manusia, tempat data atau variabel penelitian melekat dan dipermasalahkan. Subjek eksperimen adalah siswa kelas IX.3 SMP Negeri 2 ........., dari jumlah 40 siswa terdapat 12 siswa yang memiliki self eficacy dalam kategori rendah dan sangat rendah. Dari subyek tersebut menggunakan purposive sampling dengan membagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol berjumlah 6 siswa dan kelompok eksperimen berjumlah 6 siswa. Kelompok kontrol berfungsi sebagai pembanding untuk mengetahui peningkatan self eficacy kelompok eksperimen setelah diberi layanan konseling kelompok realita.
Alasan penulis mengambil subjek penelitian pada siswa kelas IX.3 SMP Negeri 2 .........karena di kelas IX.3 terdapat beberapa siswa yang memiliki self eficacy rendah dibandingkan kelas lain, terbukti dengan adanya hasil penyebaran skala self eficacy.

3.4 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Varibel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (dalam Sugiyono, 2006). Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (dalam Sugiyono, 2006).
Varibel terikat dalam penelitian ini adalah self eficacy, sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah konseling kelompok realita.
a. Variabel bebas : konseling kelompok realita (X)
b. Variabel terikat : self eficacy (Y)

3.5 Definisi Operasional
1. Self eficacy
Self eficacy adalah keyakinan diri individu tentang kemampuannya dan hasil dari kerja kerasnya yang mempengaruhi individu dalam berperilaku.

2. Konseling Kelompok Realita
Konseling yang dilakukan secara berkelompok yang berguna untuk membantu individu melatih tanggungjawab dalam menyelesaikan suatu permasalahan individu.

3.6 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2006) metode atau teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang menggunakan Survey yaitu dengan menyebarkan skala self eficacy. Teknik pengumpulan data menggunakan skala self eficacy yang dikembangkan oleh Indriastuti (2002) berdasar teori Bandura (1986). Skala self eficacy terdiri 37 item pernyataan. 25 item favorable dan 12 item unfavorable dengan empat kategori jawaban dan skoring yang sesuai dengan pilihan jawaban.proposal ptk bk smp kelas 9

3.6.1 Skala self eficacy
Skoring pada skala self eficacy ini didasarkan pada alternatif pilhan jawaban model skala Likert. Skala ini terdiri dari 4 kategori jawaban sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju, bila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan keadaan diri subjek
S : Setuju, bila pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri subjek
TS : Tidak Setuju, bila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan keadaan diri subj ek
STS : Sangat Tidak Setuju, bila pernyataan ini sangat tidak sesuai dengan keadaan diri subjek
Untuk pernyataan yang mendukung (favorabel) skor yang akan diberikan bergerak merendah dari skor empat sampai dengan satu dalam urutan SS, S, TS, STS. 

Dan sebaliknya, untuk pernyataan yang tidak mendukung (unfovarabel) skor yang diberikan meninggi dari satu sampai empat. Untuk lebih jelas dapat dituangkan sebagai berikut yaitu untuk butir pertanyaan yang favorabel jawaban SS dengan skor 4, jawaban S dengan skor 3, jawaban TS dengan skor 2 dan jawaban STS dengan skor 1. Sedangkan untuk butir pernyataan yang unfovarabel jawaban SS dengan skor 1, jawaban S dengan skor 2, jawaban TS dengan skor 3 dan jawaban STS dengan skor 4.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala model linkert. Skala linkert adalah sebuah skala untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012). 

Adapun aspek-aspek self eficacy adalah :
Tabel 3.1.
Kisi-kisi Skala Self Eficacy
No Aspek Favorable Unfavorable Total
1. Outcome Expectancy 1, 13, 22, 25, 31,
36 4, 10, 16, 19 10
2. Eficacy Expectancy 5, 7, 11, 17, 20,
30, 33, 35, 37 2, 8, 14, 23,
26, 28 15
3 Outcome Value 3, 9, 15, 18, 21,
24, 27, 29, 32,
34 6, 12 12
TOTAL 25 12 37

3.7 Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan pada 21 Maret 2015 di kelas IX.3 SMP Negeri 2 Cibitung dengan menyebarkan skala self eficacy. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas item dan reliabilitas istrumen tersebut dengan tehnik test-pretest.

a. Hasil uji validitas
Kriteria yang digunakan penulis untuk menentukan tingkat validitas instrumen self eficacy siswa menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Azwar (1999) yaitu suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation > 0,25. Dari 37 item pertanyaan semua item menunjukkan corrected to total correlation > 0,25.
Item-item tersebut memiliki koefisien corrected to total correlation terendah 0,3 19 dan tertinggi 0,925. Jadi skala self eficacy dapat digunakan untuk penelitian.

b. Uji reliabilitas
Menurut Suryabrata (2002), Reliabilitas alat ukur menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Terdapat beberapa standar reliabilitas yang dikemukakan George dan Mallery, yaitu:
α > 0.9 : Baik sekali (excellent) 
0.8 < α ≤ 0.9 : Baik (good) 
0.7 < α ≤ 0.8 : Dapat diterima (acceptable) 
0.6 < α ≤ 0.7 : Dipertanyakan (qestionable) 
0.5 < α ≤ 0.6 : Jelek (poor) 
α ≤ 0.5 : Ditolak (nacceptable)
Reliabilitas skala self efficacy diuji menggunakan Statistical Product and Service Solution for Windows (SPSS) versi 16.0. Teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah alpha cronbach. Reliabilitas skala self efficacy sebesar 0,978, masuk dalam kategori reliabilitas baik sekali (ecxellent).

D.DOWNLOAD PTK BK KELAS 9 SMP LENGKAP WORD


DAFTAR PUSTAKA


Afisah. 2012. Meningkatkan Efikasi Diri terhadap pelajaran Bahasa Inggris melalui Konseling Realita pada Siswa SMP Negeri 2 Ungaran.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Syafiruddin. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bandura, Albert. 1997. Self Eficacy (United States of America: W.H. Freeman and Company)
Corey, Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: Rafika Aditama.
Corey, Gerald. 1984. Theory and Practice of Group Counseling (United States of America: A Division of Wadworth,inc)
.1982. Theory and Practice of Group Counseling. Belmont,CA: Brook/Cole
George, Mallery. (1995). SPSS for Windows 2003 step by step: A simple Guide and Reference 11.0 Update. Allyn and Bacon, Boston.
Glasser,William. 1975. Reality Therapy: A New Approach to Psychiatry. New York: Perennial Library.
Hanum,Luttfia. 2013. Meningkatkan Self Eficacy Belajar Siswa yang Rendah Melalui Konseling Kelompok di SMA Negeri 11 Medan.
Rosjidan et.al. 1994. Pendekatan-pendekatan Modern dalam Konseling. FIP Universitas Negeri Malang.
Palmer, Stephen. 2011. Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sugiyono. 2011. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Widiyanti, Ayu. 2013. Keefektifan Teknik Self Instruction untuk Meningkatkan Self Eficacy dalam Belajar Siswa Kelas VII di SMP Negeri 3 Malang.
. 2012. MetodePenelitianKuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK BK SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.