DOWNLOAD CONTOH PTK IPS SD LENGAP DOC-Latar belakang permasalahan penelitian ini dirumuskan yaitu 1) Bagaimana hasil belajar siswa sebelum diajarkan dengan metode listening group berbantuan video pembelajaran dalam pembelajaran IPS. 2) Bagaimana hasil belajar siswa setelah diajarkan dengan metode listening group berbantuan video pembelajaran dalam pembelajaran IPS. 3) Apakah metode pembelajaran listening group efektif meningkatkan hasil belajar IPS. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Sebelum menerapkan model listening group berbantuan media video pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak mendapat respon baik dari siswa dan ketuntasan belajar siswa tidak tercapai. 2) Setelah menerapkan model listening group berbantuan media video pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mendapat respon baik dari siswa dan ketuntasan belajar siswa mencapai nilai katagori sangat baik. 3) Teknik mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan model listening group berbantuan media video efektif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Melalui teknik ini, berbagai perubahan sikap positif juga diperoleh siswa. Para siswa lebih antusias, aktif, kreatif, serius, kooperatif, toleran, percaya diri, termotivasi, dan tertantang untuk menghasilkan karya terbaiknya. Model listening group berbantuan media video juga dapat membuat pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, tidak membosankan dan yang lebih penting bermakna. Jadi mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) lebih bermakna dapat diwujudkan. ptk ips sd doc
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel IPS SD KLS III yang diberi judul “EFEKTIVITAS METODE LISTENING GROUP DENGAN VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS III-A SDN ..........TAHUN PELAJARAN 20../20..”, untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kenaikan tingkat dari IV a ke IV b. Disini akan di bahas lengkap.
PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan filePTK IPS lengkap dalam bentuk word dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 081-7283-4988 dengan Format PESAN PTK 70 SD ).
A,CONTOH PTK IPS SD KURIKULUM 2013 TERBARU DOC
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan akan tercapai jika siswa melibatkan dirinya secara aktif dalam kegiatan belajar baik fisik, mental maupun emosional. Sehubungan dengan hal tersebut negara Indonesia menciptakan suatu sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan Nasional adalah usaha secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan poses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual, keagamaan, pengendalian diri, kebiasaan, kecerdasan dan ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 UU No. 2 tahun 2003).
Di era masyarakat yang mendunia seperti saat ini siswa telah mengalami banyak perubahan. Siswa tidak lagi dianggap sebagai sosok pasif yang menerima segala informasi dari guru atau pendidik, karena mereka selangkah lebih maju untuk mampu mengeskplorasi dan memahami segala informasi yang mendukung pembelajarannya. Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diharapkan dapat menumbuhkan wawasan peserta didik untuk belajar dan sadar akan pengetahuan sosial bagi kehidupan sehari-hari sebagai individu maupun bangsa.download ptk ips sd k13
Keberhasilan siswa dalam belajar tidak hanya dapat dilihat dari hasil belajar siswa tersebut, namun siswa diharapkan dapat belajar dari proses belajarnya. Hasil belajar siswa yang baik akan memberikan dorongan dan semangat bagi siswa. Melalui belajar aktif proses belajar mengajar lebih bermakna karena siswa dituntut untuk terlibat secara fisik dan emosional. Guru juga harus mampu mengembangkan pembelajaran sehingga dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap ketercapainya tujuan pembelajaran. Pemilihan model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan potensi peserta didik merupakan kemampuan dan ketrampilan yang harus dikuasai oleh guru.
Ketepatan guru dalam menggunakan model pembelajaran akan mendapatkan hasil yang maksimal. Inovasi dalam pembelajaran perlu dilakukan agar dalam kegiatan belajar mengajar siswa tidak mengalami kebosanan ketika pelajaran sedang berlangsung sehingga siswa dapat mencerna materi yang diberikan oleh guru dengan optimal. Inovasi diharapkan mampu memberikan motivasi atau semangat pada siswa dalam mengikuti Pembelajaran IPS. Tujuan akhirnya adalah meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Namun dalam kenyataannya guru kurang mampu melakukan inovasi dalam menggunakan metode yang lain untuk pembelajaran.
Melalui penelitian tindakan kelas di SD Negeri ........ pada Semester ganjil Tahun pelajaran 2016/2017, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang berlangsung cenderung didominasi oleh Guru. Guru sering menggunakan metode ceramah. Situasi ini membuat peserta didik bersifat pasif karena hanya mendengarkan ceramah di dalam kelas. Siswa dalam pembelajaran kurang interaktif atau pasif dalam menerima pelajaran dan partisipasi siswa dalam pembelajaran relatif kurang. Hasil belajar yang diperoleh siswa juga rendah. Siswa cenderung kurang bersemangat dan kadang merasa bosan sehingga mereka memilih beraktifitas sendiri yang justru tidak berhubungan dengan pelajaran. Oleh karena itu, peran guru dalam pembelajaran memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan. Guru juga jarang mempergunakan media sehingga ketertarikan peserta didik juga sedikit pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Peserta didik tidak memperoleh pembelajaran yang bermakna sehingga ketika Rata-rata nilai ujian semester ganjil sebelumnya memperoleh rata-rata 2,86 dengan ketuntasan 79%.
Mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu model pembelajaran yang menarik, mampu mengaktifkan siswa dimana siswa dapat bertanya, mengemukakan pendapat dan mendengarkan pendapat dalam pembelajaran. Salah satunya adalah melalui model pembelajaran listening group berbantuan video pembelajaran. Model ini merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang mampu mengaktifkan siswa dalam kelompok-kelompok.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk mengajukan penelitian dengan judul “Efektifitas Metode Listening Group dengan Video Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas III-A SDN .......... Tahun Pelajaran 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu:
1. Bagaimana hasil belajar siswa setelah diajarkan dengan metode listening group berbantuan video pembelajaran dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ?
2. Apakah metode pembelajaran listening group efektif meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan metode pembelajaran listening group berbantuan video pembelajaran pada siswa Kelas III-A SD Negeri Sukatani. Lebih jelasnya adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diajarkan dengan metode listening group berbantuan video pembelajaran dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ?
2. Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran listening group efektif meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)?
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoretis
a. Untuk memberikan kajian ilmiah mengenai efektifitass penggunaan metode listening group berbantuan video pembelajaran di Kelas III-A SD Negeri ....
B.DOWNLOAD PTK IPS SD KELAS 3 LENGKAP
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang bernaung dalam teori kontruktivisme. Pembelajaran kooperatif muncuk dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya, siswa secara rutin bekerja dalam kelomopok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. (Trianto, 2007:41).
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan kelompok-kelompok belajar. Seorang ahli dinamika kelompok bernama Shaw memberi pengertian kelompok “as two or more people who interact with and influence one another”. Menurut Shaw satu ciri yang dimiliki kelompok adalah saling berinteraksi dan saling memperngaruhi antara satu dengan yang lain. (Suprijono, 2011:54).
Cara belajar kooperatif jarang sekali menggantikan pengajaran yang diberikan oleh guru, tetapi lebih sering menggantikan pengaturan tempat duduk yang individual, cara belajar individual dan dorongan individual. Apabila diatur dengan baik, siswa-siswa dalam kelompok kooperatif akan belajar satu sama lain untuk memastikan bahwa tiap orang dalam kelompok telah menguasai konsep-konsep yang dipikirkan. (Slavin, 2010:4) contoh ptk sd lengkap doc
Groupness menunjukan bahwa kelompok merupakan satu kesatuan. Kelompok bukanlah semata-mata kumpulan orang yang saling berdekatan. Kelompok adalah kesatuan bulat diantara anggotanya. Pembelajaran kooperatif tidak sekedar belajar kelompok. Ada unsur-unsur dari pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaan kelompok yang dilakukan dengan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur startegi pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif.
Startegi pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan : 1) memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat seperti, fakta, ketrampilan, nilai, konsep dan bagaimana hidup serasi dengan sesama; 2) pengetahuan, nilai dan ketrampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. (Suprijono, 2010:58).
Interaksi atau aktivitas yang timbul dalam pembelajaran kooperatif mampu mengarahkan belajar aktif di dalam kelas. Belajar aktif membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan sekaligus. Pada saaat kegiatan belajar aktif itu siswa melakukan sebagaian besar pekerjaan belajar. Menurut Siberman (2009:2) cara belajar dengan cara mendengarkan dan melihat akan ingat sedikit, dengan cara mendengarkan, melihat, dan mendiskusikan dengan siswa lain akan paham, dengan cara mendengar, melihat, mendiskusikan, dan melakukan akan memeproleh pengetahuan dan ketrampilan, dan cara untuk menguasai pelajaran yang terbagus adalah dengan mengajarkan. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif.
Dengan belajar aktif ini, peserta didik di ajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat maksimal (Zaini dkk, 2008:16).
Belajar aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk melupakan apa yang telah diberikan. Belajar aktif adalah satu cara untuk mengikat suatu informasi yang baru kemudian menyimpannya ke otak.
2. Metode Pembelajaran Listening Group dengan Video Pembelajaran
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. (Sanjaya, 2006:145).
Salah satu metode dalam model pembelajaran kooperatif adalah metode listening group. Di dalam metode ini listening group peserta didik dibantu agar tetap terfokus dan siap siaga selama pelajaran diberikan. listening group menciptakan kelompok-kelompok kecil bertanggung jawab menjelaskan materi pelajaran (Silberman, 2009:106). Menurut Bruner dengan menempatkan peserta didik dalam kelompok dan memberinya tugas dimana mereka saling tergantung satu dengan yang lain untuk menyelesaikan pekerjaan adalah cara yang mengagumkan untuk memberi kemampuan pada keperluan siswa dalam masyarakat. “Dimana keterlibatan diperlukan, resiprocity diperlukan bagi kelompok untuk mencapai tujuan, kemudian terdapat proses yang menyebabkan individu terlibat dalam belajar, mengantarkannya pada kemampuan yang diperlukan dalam menyusun kelompok” (Bruner, 1986 dalam Silberman, 2007:9). Menurut Jerome Bruner, Reciprocity adalah suatu kebutuhan manusia yang dalam untuk merespon yang lain dan secara bersama-sama dengan mereka terlibat dalam mencapai tujuan.
Dengan memberi tugas yang berbeda-beda pada peserta didik secara bervariasi akan mempercepat mereka buka hanya belajar bersama, tetapi juga saling mengajar satu dengan yang lainnya. Langkah-langka menggunakan metode listening group adalah sebagai berikut:
a) Bagilah peserta didik menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok mendapat salah satu dari tugas-tugas berikut:
1) Kelompok I (Penanya) bertugas membuat pertanyaan berkaitan dengan materi.
2) Kelompok II (Pro) bertugas mencari jawaban atau ide yang disetujui/ perspektif tertentu beserta alasanya.
3) Kelompok III (Kontra) bertugas mencari jawaban atau ide yang tidak disetujui / perspektif yang berbeda dengan kelompok II.
4) Kelompok IV (Review) bertugas
C.PROPOSAL PTK SD KURIKULUM 2013 DOC
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini bersifat kolaboratoris yang didasarkan pada permasalahan yang muncul dalam kegiatan apresiasi mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) . Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian refleksi dari kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka terhadap praktik-praktik itu dan situasi tempat dilakukannnya praktik-praktik tersebut (Kemnis & Taggart, 2006:9). Penelitian akan dilaksanakan dalam dua siklus sebanyak empat putaran.
B. Waktu dan Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari tanggal 01 september sampai 30 Nopember 2016 dan prosedur penelitian adalah menurut Kemmis dan Taggart (1994:16) mengatakan bahwa, “Penelitian tindakan kelas mengenal empat langkah penting yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi”. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilaksanakan dalam bentuk siklus. Dalam penelitian ini akan dilakukan tiga siklus. Gambaran umum penelitiannya adalah sebagai berikut.
Siswa berkelompok mempresentasikan hasil kerjanya dengan cara mendemontrasikan hasil mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di depan kelas dengan media video. Lembar pengamatan
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas III-A SD Negeri Sukatani. Yang seluruhnya 24 siswa dan guru IPS. Objek dari penelitian ini adalah hasil belajar IPS siswa pada siswa Kelas III-A SD Negeri Sukatani Semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pegumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, catatan lapangan, penugasan, dan dokumentasi.
1. Pedoman pengamatan digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi pada saat dilakukan tindakan.
2. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi pada saat dilakukan tindakan.
3. Penugasan digunakan untuk mengukur kemampuan apresiasi mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).ptk sd pdf doc
4. Dokumentasi diambil selama penelitian berlangsung, sekaligus sebagai dokumentasi peneliti.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah lembar pengamatan, lembar penugasan apresiasi, lembar tes, lembar catatan lapangan dan hasil dokumentasi kegiatan pembelajaran yang berbentuk foto-foto.
D.KUMPULAN JUDUL PTK IPS SD KELAS 3
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta. Arruzz Media.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran.Yogyakarta : Gava Media.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran: Berorientasis Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Siberman, Mel. 2007. Active Learning: 101Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitiaan Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supriyono, Agus. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning. Teori, Riset, dan Praktik: London: Allymand Bacon.
Trianto. 2007. Metode-metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Zaini, Hisyam. Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2008. Strategi Pembelajar Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madan
Terima kasih telah berkunjung di blog kami yang membahas PTK IPS SD.Semoga PTK ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.