Sabtu, 06 Oktober 2018

CONTOH PTK PENJASORKES SMP KELAS VIII MATERI LOMPAT JAUH

CONTOH PTK PENJASORKES SMP KELAS VIII MATERI LOMPAT JAUH-Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (penjasorkes) ditemukan beberapa masalah yang komplek khususnya pada pembelajaran lompat jauh. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut siswa terlihat kurang berminat dalam mengikuti pelajaran dan kurang termotivasi untuk mau dan bisa melakukan teknik gerakan lompat jauh yang benar. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor : (1) Siswa terlihat kurang tertarik pada pelajaran Penjas. (2) Siswa cepat bosan pada saat mengikuti pelajaran Penjas. (3) Guru kurang kreatif menciptakan modifikasi alat-alat untuk pembelajaran Penjas. (4) Guru kesulitan dalam membangkitkan minat dan motivasi siswa.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah penggunaan media bola gantung dalam pembelajaran lompat jauh gaya hang style pada mata pelajaran penjasorkes dapat meningkatkan minat, motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri ............. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat, motivasi dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya Hang Style pada siswa kelas VIII SMP Negeri....... tahun ajaran 2015/2016 melalui media bola gantung.penelitian tindakan kelas penjas doc
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini menggunakan 2 siklus, dimana masing-masing siklus terdiri atas : 1) perencanaan; 2) pelaksanaan tindakan; 3) pengamatan; 4) refleksi. Penelitian yang dilakukan mencakup 3 ranah yaitu ranah psikomotorik, ranah afektif, ranah kognitif. Selain itu dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran selama kegiatan penelitian berlangsung dan membuat angket kuesioner berupa angket minat dan motivasi pembelajaran, untuk mengetahui sejauh mana kepuasan dan ketertarikan siswadalam mengikuti pembelajaran menggunakan media.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar lompat jauh gaya hang style dengan media bola gantung di kelas VIII SMP Negeri ........... berdampak positif hal ini terlihat pada hasil ketuntasan belajar siswa yang melebihi KKM yang telah ditetapkan yaitu 75 mengalami peningkatan yaitu pada siklus I ketuntasan belajar mencapai 73,53 % sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar mencapai 91,18 %..penelitian tindakan kelas penjas doc
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran lompat jauh gaya hang style dengan menggunakan media bola gantung mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran tersebut sehingga mereka menjadi termotivasi dan berminat untuk belajar.

Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel PENJASKES SMP  yang diberi judul “Upaya Meningkatkan Minat, Motivasi Dan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Hang Style Dengan Media Bola Gantung Bagi Siswa Kelas Viii Smp Negeri ........... Tahun 2015/2016 ". Disini akan di bahas lengkap.

PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK PENJASKES SMP KELAS VIII lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 073 SMP ).

A.DOWNLOAD CONTOH PTK PENJASKES SMP KELAS VIII

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang M asalah
Pendidikan Jasmani (Penjas) bertujuan untuk mengembangkan kemampuan organik, neurom oskuler, intelektual dan emosional secara menyeluruh. Sebagai bagian integral dari pendidikan pada umumnya, Pendidikan Jasmani memberikan kontribusi besar bagi pencapaian tujuan-tujuan pendidikan pada umumnya. Penjas memegang peranan penting dalam mengembangkan nilai nilai humanitas yang diorientasikan pada peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Penjas ditingkatkan di sekolah dengan tujuan untuk membantu siswa dalam meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanam an sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai pendekatan jasm ani bagi siswa. Oleh karena itu Penjas dan kesehatan merupakan mata pelajaran wajib dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Ini terbukti bahwa pendidikan jasm ani diberikan pada tiap-tiap sekolah m ulai dari tingkat.penelitian tindakan kelas penjas doc

Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah sampai Perguruan Tinggi. Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasm ani di Indonesia hingga dewasa ini asalah belum efektifnya pengajaran Penjas di sekolah-sekolah. Pengajaran pendidikan jasmani yang efektif dalam kenyataan lebih dari sekadar mengembangkan ketrampilan olahraga. Pengajaran tersebut pada hakikatnya merupakan proses sistematis yang diarahkan pada pengem bangan pribadi anak seutuhnya. Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani berbeda pelaksanaannya dari pem belajaran m ata pelajaran lain. Pendidikan jasm ani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani. Dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat menguasai ketrampilan dan pengetahuan, mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan ketrampilan generik serta nilai dan sikap yang positif, dan memperbaiki kondisi fisik tubuh untuk m encapai tujuan pendidikan jasmani.

Pada dasarnya program pendidikan jasm ani memiliki kepentingan yang relatif sama dengan program pendidikan lainnya dalam hal ranah pem belajarannya, yaitu sama-sama mengembangkan tiga ranah utama yaitu psikom otor, afektif dan kognitif. Namun, ada kekhasan dari program pendidikan jasm ani yang tidak dim iliki program pendidikan lainnya, yaitu dalam hal mengembangkan wilayah psikomotor, yang biasanya dicapai dengan tujuan mengembangkan kebugaran jasmani anak dan pencapaian ketram pilan geraknya.
Kondisi belum efektifnya kegiatan pembelajaran tersebut disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya ialah kurangnya varisasi pengem bangan model pem belajaran dalam memberikan materi pelajaran sehingga membuat siswa cepat bosan saat m engikuti pelajaran olahraga karena m ateri yang terlalu m onoton dan tidak menjadikan pelajaran olahraga menjadi bagian pelajaran yang digemari dan dinanti-nantikan..penelitian tindakan kelas penjas doc

Fenomena itulah yang terjadi di SMP Negeri ......... Hasil observasi dan wawancara peneliti dengan pak Edy A stafa salah satu guru olahraga di SMP Negeri ........... mengatakan pada saat pembelajaran penjasorkes m ateri lom pat jauh gaya hang style anak cenderung m alas m engikuti pelajaran berbeda saat materi pelajaran sepak bola atau bola basket anak cenderung bersemangat. Pada saat pembelajaran lom pat jauh gaya hang style masih banyak siswa yang duduk saat pembelajaran. Pak Edy A stafa juga menjelaskan KM (Kreteria Ketuntasan Minimal) untuk mata pelajaran penjas kelas VIII di SMP Negeri.......... adalah 75, sehingga semua materi pelajaran penjas harus mencapai nilai minimal 75. Tapi pada kenyataannya pak Edy A stafa m enyebutkan m asih banyak sisw a yang belum m encapai Ketuntasan Minimal dalam pembelajaran khususnya lom pat jauh gaya hang style. Rata-rata nilai kelas menunjukkan angka 30% dari jum Iah siswa, mendapat nilai dibawah 75 m enjadi bukti kongkrit hasil belajar siswa masih belum mencapai KKM. Kenapa hat itu bisa terjadi? Hal itu disebabkan siswa pada saat pembelajaran kurang memperhatikan penjelasan guru, pembelajaran kurang menarik, siswa asyik ngobrol sendiri, terlalu banyak menunggu giliran sehingga siswa menjadi malas dalam pembelajaran.

Dari penjelasan di atas dalam pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (penjasorkes) ditemukan beberapa masalah yang komplek pada saat proses pembelajaran lompat jauh. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut siswa terlihat kurang berminat dalam mengikuti pelajaran dan kurang termotivasi untuk mau dan bisa melakukan teknik gerakan lompat jauh yang benar. Siswa cenderung asik ngobrol dan sibuk sendiri dengan kegiatan mereka. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, rendahnya minat dan motivasi siswa untuk mata pelajaran
Penjas khususnya pada materi lompat jauh gaya hang style di kelas VIII SMP Negeri ........tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu: (1) Siswa terlihat kurang tertarik pada pelajaran Penjas. (2) Siswa cepat bosan pada saat mengikuti pelajaran Penjas. (3) Guru kurang kreatif m enciptakan modifikasi alat-alat untuk pem belajaran Penjas. (4) Guru kesulitan dalam membangkitkan m inat dan motivasi siswa..

Motivasi mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai maksimal yang ingin dicapai. Motivasi adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Motivasi merupakan konsep yang menjelaskan alasan seseorang berperilaku. Seseorang yang motivasinya besar akan meningkatkaan minat, perhatian, konsentrasi penuh, ketekunan tinggi, serta berorientasi pada prestasi tanpa mengenal perasaan bosan,jenuh apalagi menyerah. SMP Negeri............ adalah sebuah sekolah menengah pertama yang terletak di daerah perdesaaan. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran lompat jauh gaya Hang style dalam penjasorkes, kreativitas seorang guru sangat diperlukan, seorang guru harus bisa menciptakan suatu kondisi pem belajaran yang efektif misalnya dengan pembelajaran yang baru melalui media. Sehingga diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat.ptk penjaskes smp doc

Guru harus mendesain pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran sehingga mencapai hasil belajar yang maksimal. Guru sangat berperan dalam upaya meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam suatu proses pembelajaran, yaitu dengan cara memberi stimulus untuk menciptakan suatu kondisi pem belajaran yang menarik, antara lain dengan menggunakan modifikasi model pem belajaran dan alat pembelajaran dalam pelajaran penjasorkes salah satunya melalui media bola gantung dalam pembelajaran lompat jauh gaya hang style dalam pelajaran penjasorkes.
Berdasarkan uraian dan penjelasan dalam latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul "Upaya Meningkatkan Minat, Motivasi dan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya hang style dengan Media Bola Gantung bagi Siswa kelas VIII SMP Negeri ....... Tahun 2015/2016".
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian sebelumnya, penulis dapat m erum uskan m asalah sebagai berikut: "Apakah penggunaan media bola gantung dalam pembelajaran lompat jauh gaya hang style pada m ata pelajaran penjasorkes dapat m eningkatkan m inat, motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII  SMP Negeri..........?"
1.3. Tujuan Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan minat, motivasi dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya hang style pada siswa kelas VIII SMP Negeri........ tahun 2015/2016 melalui media bola gantung.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1.4.1. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Melalui media bola gantung, m inat dan motivasi siswa meningkat. Dengan meningkatnya minat dan motivasi, siswa diharapkan lebih bersemangat dan terpacu dalam mengikuti pelajaran penjas di sekolah dan lebih berprestasi lagi. Sehingga memperoleh hasil belajar yang maksimal.
b. Bagi Guru
Penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan m asukan bagi guru Penjasorkes di SMP Negeri 4 ......... yaitu melalui media bola gantung dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa, sehingga dapat mendukung pencapaian prestasi belajar secara maksimal.
c. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan fakta bahwa melalui penerapan media bola gantung dalam pembelajaran lom pat jauh gaya hang style pada pelajaran Penjas dapat meningkatkan minat, motivasi dan hasil belajar siswa.ptk penjaskes smp doc
1.5. Sumber Pemecahan Masalah
Dari permasalahan yang telah diuraikan diatas maka sumber pemecahan masalah yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
1.5.1 Mengadakan kegiatan pem belajaran lom pat jauh gaya hang style sesuai dengan rencana pembelajaran pada siswa kelas VIII SMP Negeri ......Kabupaten ........ Tahun 2015/2016.
1.5.2 Menggunakan metode pembelajaran dengan menggunakan media bola gantung pada pembelajaran lompat jauh gaya hang style pada saat mengadakan penelitian.
1.5.3 Menilai dan mencatat hasil penelitian.

B.CONTOH PTK PENJASKES MATERI LOMPAT JAUH DOC,

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuromuskuler, intelektual dan sosial (H.Abdulkadir Ateng, 1992). Menurut Pangrazi dan Dauger (1992) dalam Adang Suherman (2000;20) menyatakan bahwa Penjas merupakan bagian dari program umum yang memberikan kontribusi, terutama perkembangan anak secara menyeluruh.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara saksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. (Sam sudin,2008:2)

Menurut Supandi (1992:1), pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya. Hal ini kemudian disusun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial siswa.ptk penjaskes smp doc
Jadi berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai pengertian pendidikan jasmani dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan dengan melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif siswa.
2.1.2. Pengertian Minat
Minat merupakan masalah yang paling panting di dalam pendidikan. Apalagi bila dikaitkan dengan aktivitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Minat yang ada pada diri seseorang akan memberi gambaran dalam aktivitas untuk mencapai suatu tujuan. Beberapa pengertian minat antara lain : 
Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek (M ohamad Surya, 2004: 100). Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseorang terhadap sesuatu objek.

Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan, jabatan, atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat akan suatu pekerjaan akan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik.ptk penjaskes smp doc
Hal ini seperti dikemukakan oleh Slameto (2003: 180) yang menyatakan bahwa minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Lebih lanjut Slameto mengemukakan bahwa suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam satu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.

Selanjutnya Elizabeth B. Hurlock (1993:114) mengatakan bahwa suatu"minat" sebagai "sesuatu dengan apa anak mengidentifikasikan keberadaan pribadinya". Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Inikemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang.
Jadi minat merupakan perangkat mental yang menggerakkan individu dalam memilih sesuatu. Timbulnya minat terhadap suatu objek ini ditandai dengan adanya rasa senang atau tertarik. Jadi boleh dikatakan orang yang berminat terhadap sesuatu maka seseorang tersebut akan merasa senang atau tertarik terhadap objek yang diminati tersebut.
Dari berbagai pendapat para ahli di atas peneliti mengambil kesimpulan bahwa timbulnya minat seseorang itu disebabkan oleh beberapa faktor panting yaitu faktor rasa tertarik atau rasa senang, faktor perhatian dan aktivitas.

2.1.2.1. Meningkatkan Minat Siswa
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu obyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Misalnya siswa menaruh minat pada olahraga balap mobil. Sebelum mengajarkan percepatan gerak, pengajar dapat menarik perhatian siswa dengan menceritakan sedikit mengenai balap mobil yang baru saja berlangsung, kemudian sedikit demi sedikit diarahkan ke materi pelajaran yang sesungguhnya.ptk penjaskes smp doc
Tanner & Tanner (1975) dalam bukunya slameto (2010:181) menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang. Selain itu Rooijakkers (1980) dalam buku slameto (2010:181) juga berpendapat hal ini dapat dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa. Misalnya, akan menaruh perhatian pada pelajaran tentang lompat jauh, bila itu dikaitkan dengan PON yang sedang berlangsung di Riau kemarin. 

Bila usaha-usaha diatas tidak berhasil, pengajar dapat memakai insentif dalam pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Diharapkan pemberian intensif akan membangkitkan motivasi siswa, dan mungkin minat terhadap bahan yang diajarkan akan muncul.
Menurut Djamarah (2008 : 167), cara yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan minat anak didik sebagai berikut:
a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik sehingga dia rela belajar tanpa paksaan.
b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran
c. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.
d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik.
2.1.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Menurut Saiful Bahri Djamarah (2002: 132-133), seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dan rasa senang. Selain itu dapat juga diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan, dan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminati tanpa menghiraukan sesuatu yang lain. Sedangkan Hurlock (1993:139), mengemukakan bahwa kondisi yang mempengaruhi minat anak pada sekolah yaitu : 1) pengalaman dini sekolah, 2) Pengaruh Orang tua, 3) Sikap Saudara Kandung, 4) Sikap Taman Sebaya, 5) penerimaan oleh kelompok teman sebaya, 6) keberhasilan akademik, 7) sikap terhadap pekerjaan.
Berdasarkan uraian di atas maka faktor-faktor yang mempengaruhi adanya minat sebagai berikut:
1. Faktor intrinsik atau faktor dari dalam yaitu minat dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan yang mendorong dari dalam diri seseorang yang terdiri dari rasa tertarik, rasa senang, adanya perhatian, dan ada kemauan untuk melakukan suatu kegiatan.
2. Faktor ekstrinsik atau faktor dari luar diri seseorang. Dalam pembelajaran penjasorkes pengaruh dari luar tersebut adalah guru penjasorkes, alat dan fasilitas, metode yang digunakan guru, dan materi yang diberikan guru kepada anak didik.
2.1.3. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat di interpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku (Hamzah B. Uno, 2009:1-3).
Menurut Slameto (2010:170) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, sertaarah umum dari tingkah laku manusia. Menurut Bimo Walgito (2004:220) motivasi adalah keadaan dalam individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.

Menurut Mohamad Surya (2004:62) motivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Motivasi mempunyai karakteristik : (1) sebagai hasil dari kebutuhan, (2) terarah kepada suatu tujuan, (3) menopang perilaku. 
Motivasi dapat dijadikan sebagai dasar penafsiran, penjelasan, dan penaksiran perilaku. Motif timbul karena adanya kebutuhan yang mendorong individu untuk melakukan tindakan yang terarah pada suatu tujuan, sehingga dalam bentuk yang sederhana, motivasi digambarkan dalam kerangka: motif perilakutujuan
Menurut Mc. Donald, Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Definisi ini mengandung tiga elemen penting yaitu :

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem "neurophysiological" yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan (Sardiman, 2010:73-74).
Maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut pada persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan.
Dari berbagai teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli, terdapat berbagai teori yang bertitik tolak pada dorongan yang berbeda satu sama lain. Ada teori yang bertitik tolak pada dorongan dan pencapaian kepuasan, ada pula yang bertitik tolak asas kebutuhan. Motivasi menurut asas kebutuhan saat ini banyak diminati.

Kebutuhan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk dapat memenuhinya. Motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Perilaku hakikatnya merupakan orientasi pada satu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses interaksi dari beberapa unsur. Dengan demikian, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.
Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan, seperti (1) keinginan yang hendak dipenuhi, (2) tingkah laku, (3) tujuan, (4) um pan balik (Hamzah B. Uno, 2009:5).
Proses interaksi ini disebut sebagai produk motivasi dasar (basic motivations process), dapat digambarkan dengan model proses seperti berikut:ptk penjaskes smp lompat jauh

Gambar 1. Proses Motivasi Dasar (Hamzah B. U no, 2009:5)
Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa motivasi terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran.
Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin, motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar siswa.
Maslow, sebagai tokoh motivasi dalam Hamzah B. Uno (2009:6) mengemukakan bahwa pada orang telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin bergeser ke tingkat yang lebih tinggi.
Limatingkat kebutuhan itu sebagai berikut :
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan yang harus dipuaskan seperti makanan, perumahan, pakaian, udara untuk bernafas, istirahat, dan sebagainya.
2. Kebutuhan akan rasa aman
Yaitu kebutuhan rasa aman, keselamatan, babas dari rasa takut dan kecemasan.
3. Kebutuhan akan cinta kasih atau kebutuhan sosial
Yaitu kebutuhan kasih, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah, kelompok)
4. Kebutuhan akan penghargaan
Yaitu kebutuhan percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang tertentu.
2.1.4. Macam-Macam Motivasi
Menurut Sardiman (2010:86-91) macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
1. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
a. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap inividu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang olahraga tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, is sudah rajin berolahraga. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya misalnya lompat jauh, maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam pembelajaran lompat jauh tersebut. Sebagai contoh konkret, seseorang yang mengikuti pembelajaran lompat jauh dengan sungguh-sungguh, karena betul-betul ingin bisa. Tidak karena tujuan yang lain. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas olahraga dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas olahraganya.
Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang berprestasi. Satu-satunya jalan untuk mencapainya adalah belajar dan berlatih tanpa belajar dan berlatih tidak mungkin menjadi berprestasi.
Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang berprestasi.

b. M otivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh seseorang berlatih karenatahu akan menghadapi kejuaraaan dengan harapan mendapatkan prestasi sehingga dipuji oleh teman dan pacarnya. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas berlatih dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas berlatih.
Bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak panting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar dan berlatih ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
2.1.5. Prinsip-Prinsip M otivasi
Menurut Mohamad Surya (2004:65-67) prinsip-prinsip motivasi yang dapat dijadikan acuan antara lain:
1. Prinsip kompetisi
Yang dimaksud prinsip kompetesi adalah persaingan secara sehat, baik inter maupun antar pribadi. Kompetisi inter pribadi atau self competition adalah kompetisi dalam diri pribadi masing-masing dari tindakan atau unjuk kerja dalam dimensi tempat dan waktu. Kompetisi antar pribadi  dalah persaingan antara individu yang satu dengan yang lain. Dengan persaingan secara sehat, dapat ditimbulkan motivasi untuk bertindak sehat, dapat ditimbulkan motivasi untuk bertindak secara lebih baik. Contohnya adalah berbagai kejuaaraan antar sekolah.ptk penjaskes smp lompat jauh
2. Prinsip pemacu
Dorongan untuk melakukan berbagai tindakan akan terjadi apabila ada pemacu tertentu. Pemacu ini dapat berupa informasi, nasehat, amanat, peringatan, percontohan, dan sebagainya.
3. Prinsip ganjaran dan hukuman
Ganjaran yang diterima seseorang dapat meningkatkan motivasi untuk melakukan tindakan yang menimbulkan ganjaran itu. Setiap unjuk kerja yang baik apabila diberikan ganjaran yang memadai, cenderung akan  eningkatkan motivasi. M isalnya pemberian hadiah pada siswa yang berprestasi. Demikian pula hukuman yang diberikan dapat menimbulkan motivasi agar untuk tidak lagi melakukan tindakan yang menyebabkan hukuman itu. Ganjaran dan hukuman itu dapat diterapkan secara proporsional dan benar-benar dapat memberikan motivasi.

C.PTK PENJASKES SMP KELAS VIII TERBARU DOC.

BAB III
METODE PENELITIAN


3.1. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri .... tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 34 yang terdiri dari 9 siswa putra dan 25 siswa putri.

3.2. 0bjek Penelitian
Objek di dalam penelitian ini adalah pembelajaran melalui media bola gantung dalam pembelajaran lompat jauh gaga hang style, Pembelajaran tersebut digunakan untuk meningkatkan minat, motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri..........tahun 2015/2016. Kemudian objek yang kedua adalah peningkatan pembelajaran penjasorkes. Dalam hal ini, pembelajaran adalah sebagai objek yang dipengaruhi untuk ditingkatkan.

3.3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dari bulan februari 2016 sampai selesai.

3.4. L okasi Penelitian
Rencana lokasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berada di SMP Negeri................

3.5. Prosedur Penelitian T indakan K alas
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif dengan guru bidang studi pendidikan jasmani dan guru kelas yang bersangkutan adalah sebagai pengamat atau observer dalam penelitian. Sedangkan peneliti bertugas sebagai tenaga pengajar sekaligus bertanggungjawab penuh atas tindakan penelitian tersebut, dimana peneliti secara penuh terlibat dalam penelitian mulai tlari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
PTK terdiri atas 2 siklus, untuk setiap siklus 2 x pertemuan dalam pembelajaran. Masing-masing siklus terdiri tlari empat tahap, yaitu plaaa isg (perencanaan), cIla (tindakan), absersasl (pengamatan), ieIlecllas (refleksi). (Agus Kristiyanto, 2010:55). Dalam penelitian ini, empat tahap itu dijelaskan sebagai berikut:
3.5.1 Rancangan siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah, mendiagnosis masalah, dan mengembangkan pemecahan masalah.
2) Merancang rencana pembelajaran sesuai indikator pada siklus I yaitu melakukan gerakan lompat jauh gaya hang style.
3) Merancang media peraga,media pembelajaran bola gantung, dan lembar kegiatan belajar siswa.
4) Menyusun lembar pengamatan proses belajar mengajar.
b. Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat adalah dengan melaksanakan proses pembelajaran antara lain:
1) Menyiapkan rencanapembelajaran
2) Menyiapkan media berupa bola gantung,bak pasir, 2 buah tiang,cangkul.
3) Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, kemudian memberikannya kepada guru mitra (pengamat) untuk m engam ati proses pembelajaran.
4) Melakukan pengelolaan kelas, meliputi:
a) Kesiapan siswadalam mengikuti pembelajaran.
b) Mengadakan presensi dari semua siswa yang hadir.
5) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lompat jauh gaya hang style,
6) Melakukan pemanasan
7) Melakukan latihan teknik dasar lompat jauh gaya hang style menggunakan media bola gantung.

Gambar 1. Lompat Jauh Gaya hang style
8) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
9) Melakukan pendinginan
10) Menarik kesimpulan
c. Pengamatan Tindakan
Pengamatan dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran dibuat dengan bergradasi 1, 2, 3, dan 4 dengan ketentuan :
4 - sangat tinggi,sangat aktif
3 - tinggi,aktif
2 - rendah, tidak aktif
1 -sangat rendah,sangat tidak aktif.
Adapun objek yang diamati adalah sebagai berikut :
No. 0bjek yang diamati 4 3 2 1
1. Minat belajar siswa ketika melakukan tindakan.
2. Motivasi siswa selama mengikuti proses
pem belajaran.
3. Kesungguh-sungguhan siswa
4. Keseriusan siswamelakukan kegiatan.
5. Keaktifan selama pembelajaran.
6. K ehangatan suasana pem belajaran.
7. Kelancaran langkah-langkah pembelajaran
8. Ketertiban siswa selama pembelajaran
berlangsung.
9. Ketepatan selesainya proses pembelajaran.
10. A ntusias Siswa dalam pembelajaran
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap basil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan yang dilaksanakan serta kriteria tlan rencana bagi siklus berikutnya.ptk penjaskes smp lompat jauh
Prosedur dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, prosedur atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dalam kegiatan yang berbentuk siklus penelitian.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua siklus, setiap satu siklus terdapat satu kali pertemuan. Masing-masing siklus memiliki tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
3.5.2 Rancangan SiklusII
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani.
Siklus II juga dilaksanakan 2 x pertemuan. Demikian juga termasuk perwujudan tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan tindakan, dan ref leksi juga mengacu pada siklus sebelumnya.

3.6 Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut:
3.6.1 Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen (Arikunto, 2006:229). Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti dan guru mitra pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkah laku siswa selama proses pembelajaran. Tingkah laku siswa diamati selama proses pembelajaran untuk mengetahui apakah selama proses pembelajaran siswa aktif dan bertanggung jawab, baik secara individual maupun secara kelompok dengan instrumen lem bar pengamatan aktivitas siswa.
3.6.2 Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang barang tertulis (Arikunto, 2006:158). Dalam penelitian ini, dokumentasi yang akan digunakan meliputi data nilai Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan materi lompat jauh gaya hang style kelas VIII semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dan foto-foto kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran bola gantung.
3.6.3 Angket atau kuesioner ptk penjaskes smp lompat jauh
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151). Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk memperoleh respon atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran lom pat jauh gaya hang style dengan media bola gantung. Angket diberikan sesudah proses pembelajaran selesai.

3.7 Analisis Perangkat Tes
Analisis peragkat tes dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:
3.7.1 Validitas Angket
Validitas angket adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu intrumen (Suhrsimi Arikunto, 2006:168). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas internal, yaitu dengan mengkorelasikan skor tiap item instrumen dalam skor total. Rumus yang digunakan adalah product met dari Pearson seperti di bawah ini:
NEXY - (EX)(EY)
Keterangan:
rv = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = skor item
Y = skor total
N = jumlah subjek (Arikunto S, 2010:213)
Harga r yang diperoleh dibandingkan dengan r tabel product momout dengan taraf signifikansi 5%.Jika tersebut dikatakan valid.
3.7.2 ReliabilitasAngket
Harga reliabilitas dihitung dengan rumus:
K eterangan:
  Reliabilitas instrumen
K Banyak butir pertanyaan / banyak soal
Jumlah varians butir
Varianstotal ,( Suharsimi arikunto, 2006:196 )
 
Harga r yang diperoleh dibandingkan dengan r table product momout dengan taraf signifikansi 5%. Perangkat soal tes uji coba bersifat reliable apabila r„> rtabel.

3.8 Instrum en Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen atau alat ukur yang digunakan adalah lembar penilian afektif, lembar penilaian psikomotorik, dan lembar penilaian kognitif.
Penilaian afektif digunakan untuk mengukur perilaku siswa ketika pembelajaran berlangsung, untuk penilaian psikomotor dimaksudkan untuk menggambarkan penguasaan prosedur gerak dan koordinasi, dan penilaian kognitif untuk mengukur intelektual siswa. Lembar penilaian kognitif berisi soal  soal tes dengan materi pelajaran pendidikan jasmani SMP pokok bahasan lompat jauh gaga hang style. Atlapun bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda.
Atlapun instrumen masing-masing aspek yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
No Aspek Kemampuan
1 Instrumen Kognitif
1. Memahami teknik dasar lompat jauh gaya haeg sI!Ie
a. Awalan
b. Tumpuan/tolakan
c. Melayang
d. Pendaratan
2 Instrumen Afektif
1. Antusias siswa selama pembelajaran
2. Kesungguh-sungguhan siswa dalam pembelajaran
3. Semangat
4. Keaktifan siswaselamapembelajaran
3 Instrumen Psikomotorik
1. Mengusai teknik dasar lom pat jauh gaya haeg sI!Ie
a. Awalan
b. Tumpuan/tolakan
c. Melayang
d. Pendaratan
e. Hasil Lompatan

3.9 Analisa Data
Dari hasil penelitian, data yang dianalisis adalah
1) Untuk menentukan nilai akhir hasil belajar yang diperoleh masing¬masing siswa, digunakan rum us:
Nilai E jumla h jawaban benar =
jumla h seluru h coal x 100
2) Untuk menentukan nilai rata-ratakelas, yaitu:
Rata-rata nilai siswa = EnilaiEsemuasiswa
siswa
3) Untuk menentukan tingkat tuntas belajar klasikal, yaitu:
K etu ntasan k l asi k al = E siswa yang mendapat nilai >75) x 100%
siswa yang mengikuti tes
4) Untuk menentukan nilai hasil observasi yang meliputi penilaian afektif dan penilaian psikomotorik, digunakan rum us:
Nilai = skor perole han
Eskor  x 100% (A rikunto S, 2006:306-30)
Maksimal

3.10. Indikator Keberhasilan Belajar
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan yang dilaksanakan serta kriteria tlan rencana bagi siklus berikutnya. Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian adalah kriteria ketuntasan nilai amok pelajaran penjasorkes sebesar >75 atau 85 % dari jumlah siswa sudah melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal tersebut ( Djamarah, 2006: 105).
Berdasarkan hasil analisis ataupun refleksi pada siklus I dan II terhadap minat, motivasi dan hasil belajar siswa, maka peneliti akan menyimpulkan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. Jika hasil belajar siswa sesuai atau melampaui indikator keberhasilan, maka media pembelajaran bola gantung dapat digunakan untuk meningkatkan minat, motivasi, dan hasil belajar siswa dalam belajar lompat jauh gaya hang style pada siswa SMP kelas VIII.

D.DOWNLOAD LENGKAP PTK PENJASORKES SMP

DAFTAR PUSTAKA


Abdulkadir, Ateng. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen Pendidikan Jasmani.
Adi, Winendra, dkk.2008. Seri Olahraga ATLETIK. Yogjakarta: PT Pustaka Insan
M adani.
A.M , Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Anni, CatharinaTri.2006. psikologi Belajar, Semarang: UPT M KKUNNES Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian.Jakarta: PT RINEKA CIPTA
----------------.2010.Prosedur Penelitian.Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Azhari, Akyas. 2004. Psikologi U mum & Perkembangan. Jakarta: PT Mizan Publika.
Badan Standart Nasional Pendidikan, BSNP. 2007. M odel Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMPIMIS. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Darsono, Max.2001. Belajar dan Pembelajaran, Semarang: CV IKIP Semarang Press.
Djamarah, Syaifu Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar M engajar edisi revisi.Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Djamarah, Syaifu Bahri. 2008. Psikologi Belajar edisi 2. Jakarta: PT RIN EKA CIPTA
Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar & M engajar. Bandung: Sinar Baru A Igensindo.
Hurlock, Elizabeth B. 1993.Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga Kristiyanto,Agus.2010. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: UNS press
Pramono, Harry.2011. Buku Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu
K eolahragaan . Semarang.
Purnomo, Eddy dan Dapan.2011. Dasar - Dasar Gerak Atletik. Yogyakarta:
Alfamedia.
Roji.2006. Pendidikan Jasmani, 0lahraga, dan Kesehatan Untuk SMP K elas VIII. Jakarta: ERLANGGA.
Samsudin. 2008. P em belajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan K esehatan S MPIMTS. Jakarta: Litera
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA.
Suherman, Adang. 2000. Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Supandi. 1992. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta: Departemen Pendidikan Jasmani.
Suryo, Muhammad.2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Uno, Hamzah B.2009. Teori M otivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI
Yogyakarta.

Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH PTK PENJASKES SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.