DOWNLOAD PTK PAI SMP KELAS IX MATERI KITAB-KITAB ALLAH DOC-Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 9.1 SMPN 1 ....... dalam pembelajaran PAI materi meningkatkan keimanan terhadap kitab - kitab Allah dengan Penggunaan metode Card Sort.Penelitian ini menggunakan teknik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua kali siklus. Subyek penelitian ini sebanyak 42 siswa kelas 9.1 SMPN 1 .......tahun pelajaran 2015/2016. Cara pengumpulan data melalui tes dan observasi (pengamatan). Adapun keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah jika nilai PAI minimal 70 (sesuai dengan KKM) dan prosentase siswa yang memperoleh skor < 70, minimal 85% dari 42.Hipotesis penelitian ini adalah ”metode pembelajaran card sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 9.1 SMPN 1......... tahun pelajaran 2015/2016 dalam pembelajaran PAI materi meningkatkan keimanan terhadap kitab -kitab Allah. PTK PAI smp kelas 9 terbaru doc
Berdasarkan tabel analisis tingkat kemajuan nilai yang dicapai dalam dua siklus perbaikan pembelajaran diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pem belajaran sudah memuaskan dan sesuai yang diharapkan yaitu dengan nilai rata- rata siklus I = 76; siklus I = 81,09. Dengan nilai tertinggi siklus I = 92; siklus I = 97. Nilai terendah siklus I = 62; siklus I = 68. Tingkat ketuntasan siklus I = 74%; siklu s I = 91%. Oleh karena tingkat ketuntasan yang diperoleh adalah diatas 91%, ini berarti tingkat ketuntasan sudah melampaui 85%.Berangkat dari pembahasan di atas, peneliti menyarankan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah dengan sub pokok bahasan menjelaskan pengertian berim an kepada kitab-kitab Allah menggunakan metode card sort.
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas mapel PAI SMP yang diberi judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 9.1 Smpn 1 .... Dalam Pembelajaran Pai Materi Meningkatkan Keimanan Terhadap Kitab-Kitab Allah Dengan Penggunaan Metode Card Sort Tahun Pelajaran 20../20.. ".Disini akan di bahas lengkap.
PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi Anda yang menginginkan FILE PTK PAI SMP KELAS IX lengkap dalam bentuk MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 - BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan laporan PTK dapat (SMS/WA/TM ke 0817-283-4988 dengan Format PESAN PTK 083 SMP ).
A.CONTOH LENGKAP PTK PAI SMP KELAS IX DOC
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak tahun 2006 telah diberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP antara lain menggunakan pendekatan KBK yang memiliki ciri -ciri dilaksanakan oleh masing - masing satuan pendidikan (sekolah/m adrasah), lebih menitik beratkan pencapaian target kompetensi daripada penguasaan materi dan lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan peserta didik dan guru. Dengan demikian, KTSP merupakan kurikulum yang dirancang dan dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensi tertentu yang harus dipelajari dan ditampilkan peserta didik. Kompetensi dasar harus dicapai peserta didik melalui pencapaian indikator yang disusun guru.
Penyelenggaraan pendidikan pada dasarnya merupakan media pengembangan sumber daya manusia (human resources), terutama bagi peserta didik (raw input) melalui transformasi, yaitu proses belajar. Dari transformasi ini diharapkan peserta didik menjadi lulusan yang mejadi “siap tampil ” serta mempunyai kemampuan yang berkompetensi tinggi.
Secara akademik sebenarnya proses belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang sangat kompleks dan multi dimensional. Proses belajar mengajar melibatkan interaksi personal yang unik yaitu interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dan siswa. Disinilah terasa pen tingnya psikologi terutama psikologi belajar.PTK PAI smp kelas 9 terbaru doc
Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah yang merupakan hasil latihan penguatan (reinforcement). Penguatan itulah yang merupakan sebab adanya perubahan tersebut. Kita mengatakan bahwa siswa telah mengalami belajar, bila ia dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya ia tidak melaksanakannya. Pada intinya belajar adalah ingin mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman sikap mental, serta nilai-nilai.
Dalam Undang-Undang N o . 20 Tahun 2003 telah dijelaskan tent ang ssitem Pendidikan Nasional Bab I pasal 3 yang berbunyi :
”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk kepribadian serta peradaban bangsa, yang martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar pribadi manusia yang beriman, cakap, kreatif, mandiri.
Dewasa ini siswa dihadapkan dengan permasalahan kurikulum pembelajaran yang terasa sangat membebani mereka. Hal ini lebih karena tuntutan perkembangan pendidikan saat ini, siswa diharapkan mampu untuk menguasai berbagai materi pelajaran yang telah disusun oleh pihak yang berkompeten.
Akibatnya, menjadi hal yang sangat wajar ketika siswa ada yang mampu menghadapi kenyataan diatas dengan sendirinya. Bahkan ada juga yang kurang atau tidak mampu sama sakali. Hal ini terkait dengan faktor kemampuan diri masing-masing peserta didik yang bervariasi. Sebag ai ilustrasi, dengan bekal kemampuan diri yang cukup baik akan sangat mudah menguasai materi pelajaran yang ada. Namun sebaliknya bagi yang bekal kemampuan diri yang sangat kurang akan terasa sulit bagi dirinya untuk menguasai materi pelajaran yang ada.PTK PAI smp kelas 9 terbaru doc
Di samping itu ada hal yang mendasar mengapa siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga tidak mendapatkan hasil belajar yang diinginkan. Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang unik. Mereka memiliki kekuatan, kelemahan, minat dan perhatian yang berbeda- beda. Latar belakang keluarga, sosial ekonomi, dan lingkungan. Membuat peserta didik berbeda dalam aktifitas, kreativitas, intelegensi, dan kompetensinya.
Berdasar dari hal di atas, adalah peserta didik kelas 9.1 SMPN ........ kurang mampu menguasai pelajaran dengan baik. Tidak bisa dikatakan apa penyebab utamanya, namun penyebabnya adalah kompleks. Ditengarai kurang aktifnya peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas, karena peserta kurang memperhatikan penjelasan dari guru, faktor gaya mengajar guru yang kurang variatif, media pembelajaran yang digunakan, serta metode pembelajaran yang kurang inovatif. Sebagai akibatnya adalah peserta didik pada mata pelajaran PAI pada pokok bahasan meningkatkan keimanan terhadap kitab-kitab Allah tidak menghasilkan prestasi belajar (nilai) yang kurang maksimal.
Agar pembelajaran di kelas menciptakan suasana yang hidup, peserta didik juga betah dan nyaman dalam kegiatan pembelajaran, guru harus menciptakan pembelajaran yang mampu membangkitkan minat dan motivasi peserta dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Maka dari itu, penulis mencoba untuk mengatasi agar siswa menjadi lebih aktif sehingga mampu menghasilkan prestasi belajar (nilai) yang diinginkan..contoh ptk pai kurikulum 2013 terbaru doc
Dalam pembelajaran di kelas, tentu saja membutuhkan pendekatan atau metode pembelajaran yang tepat dan efektif. Hal ini ditujukan untuk menunjang keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran pada siswa. Tak pelak lagi, kadang-kadang guru sudah mempertimbangkan suatu metode pembelajaran yang dianggap baik dan tepat. Tetapi suatu metode pembelajaran tersebut kurang atau tidak sesuai dengan kondisi yang ada. Hasilnya adalah kegiatan pembelajaran kurang bermakna, sehingga untuk mencapai prestasi belajar yang diinginkan ternyata sangat sulit.
Sebelum m elaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK), sebagaimana guru pada umumnya menggunakan metode pembelajaran yang sudah lazim diterapkan oleh guru. Terkait dengan pembelajaran PAI, peneliti me nggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi pembelajaran. Akan tetapi, untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang bermakna dan kondusif sangat sulit menggunakan metode ceramah ini. Dengan metode ceramah ini, ternyata siswa kurang memperhatikan dan tidak konsentrasi terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Akibatnya dalam pencapaian hasil belajar/prestasi, siswa tidak mendapatkan nilai yang memuaskan.
Sebagai seorang guru hal ini menjadikan penasaran terhadap kegiatan pembelajaran yang selama ini terapkan. Peneliti berusaha menanyakan pada siswa tentang metode pembelajaran yang digunakan. Ternyata diantara siswa ada yang menyatakan metode ceramah ini sangat membosankan dan menjenuhkan, karena terlihat sangat monoton/ ajeg.
Atas dasar tersebut, peneliti mencoba untuk menggunakan metode yang lebih variatif agar tercipta pembelajaran yang bermakna. Maka peneliti tertarik menggunakan metode pem belajaran Card Sort (kartu sortir) terkait mata pelajaran Pendidikan Agam Islam (PAI) dengan materi meningkatkan keimanan terhadap kitab-kitab Allah.contoh ptk pai kurikulum 2013 terbaru doc
Peneliti mencoba menggunakan pendekatan pembelajaran dengan metode card sort (memilah dan memilih kartu). Yang mana metode card sort sendiri adalah strategi yang berisi kegiatan kegiatan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta tentang obyek atau mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini tahap 5 membantu memaniskan kelas yang jenuh atau bosan.
Melihat kenyataan yang demikian penulis merasa prihatin dan ingin mengatasinya agar siswa dapat mencapai ketuntasan seperti yang diharapkan. Maka penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk memperbaiki pembelajaran. Penulis menyadari banyak kesalahan pola pembelajaran yang dilakukan selama ini sehingga prestasi belajar tidak maksimal. Penulis terlalu tergesa-gesa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), ingin cepat-cepat menyelesaikan tugas, dan ingin segera tahu hasilnya.
Berangkat dari latar belakang diatas, penulis bermaksud menjadikannya dalam bentuk Penelitian Tindak Kelas (PTK) yang berjudul ”UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 9.1 SMPN,,,,,,,,,,,,,, DALAM PEMBELAJARAN PAI MATERI MENINGKATKAN KEIMANAN TERHADAP KITAB-KITAB ALLAH DENGAN PENGGUNAAN METODE CARD SORT (STUDI TINDAKAN KELAS) TAHUN PELAJARAN 2015/2016”.
B. Rumusan Maslah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”apakah dengan metode pembelajaran card sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 9.1 SMPN 1........ dalam pembelajaran PAI materi meningkatkan keimanan terhadap kitab-kitab Allah?contoh ptk pai kurikulum 2013 terbaru doc
C. Pemecahan Masalah
Penerapan strategi pembelajaran card sort (untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 9.1 SMPN 1 ............... tahun pelajaran 2015/2016 dalam pembelajaran PAI materi meningkatkan keim anan terhadap kitab-kitab Allah) adalah dengan card sort (memilah dan memilih kartu) dengan maksud agar peserta didik adalah untuk mengungkapkan daya ingat terhadap materi pelajaran yang dipelajari siswa khususnya dalam pembelajaran PAI dengan pokok bahasan meningkatkan keimanan terhadap kitab-kitab Allah.
Guru mempunyai peran yang aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan metode sort card. Diharapkan dengan menggunakan media peraga kartu ini dapat memahamkan suatu konsep kepada peserta didik, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI khususnya pokok bahasan meningkatkan keimanan terhadap kitab-kitab Allah.
D. Tujuan Peneltian
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan ku alitas pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya. Maka tujuan penelitian yang penulis lakukan adalah :
1. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran di kelas
2. Pembelajaran ini menjadi dinamis, sehingga mampu memahamkan konsep-konsep yang dipelajari oleh siswa
3. Menjadikan siswa betah dan nyaman dalam kegiatan pembelajaran sehingga tidak jenuh bosan dalam kegiatan pembelajaran
4. Meningkatkan prestasi belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran PAI pokok bahasan meningkatkan keimanan terhadap kitab-kitab Allah.
5. Dengan menggunakan alat peraga media card sort, dapat dimanfaatkan oleh semua peserta didik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menuangkan ide dan gagasannya.
B.DOWNLOAD PTK PAI SMP TERBARU DOC
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Belajar
Belajar merupakan perilaku manusia yang mencakup segala sesua yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar tidak hanya mencari ilmu atau menuntut ilmu dan tidak hanya meliputi mata pelajaran saja, tetapi meliputi penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, berm acam- macam ketrampilan, dan cita - cita.
Konsep belajar telah dideskripsikan oleh para ahli antara lain sebagai berikut :
1. Menurut Nana Sudjana belajar adalah suatu proses yang ditandai deng an adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dariproses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu lain yang belajar.
2. Witherington dalam Nana Syaodih Sukmadinata belajar adalah perubaha dalam kepribadian, yang dim anifestasikan sebagai pola - pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kec akapan. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Crow and Crow bahwa belajar adalah diperolehnya kebiasaan - kebiasaan pengetahuan dan sikap baru.
3. Morgan, dkk. dalam Burhanuddin dan Esa Nur Wahyuni menyatakan belajar adalah perubahan tingkah laku relatif tetap dan terjadi sebagai hasil atau pengalaman.
4. Oemar Hamalik belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan, misalnya pemuasan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap”.
Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa belajar adalah aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan sengaja sehingga mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku, pengalaman-pengalaman baru, persepsi individu, keterampilan, sikap, kebiasaan,penget ahuan serta kecakapan yang sebelumnya sudah direncanakan.
Kemudian dari beberapa pengertian diatas, terdapat beberapa ciri - ciri belajar sebagai berikut :
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behaviour). Ini berarti bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar.
b. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.ptk pai smp kelas 9
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial
d. Peru bahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
Dalam proses belajar banyak faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor- faktor yang mempengaruhi belajar secara garis besar dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Faktor Internal
Faktor internal menyangkut faktor - faktor psikologis pembelajar. Kehadiran faktor - faktor psikologis tersebut akan memberikan landasan dan kem udahan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Faktor-faktor internal antara lain : motivasi, kondisi kesehatan jasmani dan roha ni, intelektual, emosional.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dapat mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajar, karena individu yang belajar adalah berinteraksi dengan lingkungan. Faktor - faktor eksternal antara lain : variasi da tingkat kesulitan materi yang dipelajari, metode pembelajaran, cuaca, kondisi tempat belajar.
B. Prinsip-prinsip Belajar
Di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut :
1. Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu, siswa yang harus bertindak aktif.
2. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya
3. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguaran langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar
4. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti
5. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
C. Teori-teori Belajar
Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori belajar yang bersumber dari aliran-aliran psikologi. Namun dalam kesempatan ini hanya akan dikemukakan lima jenis teori belajar saja, yaitu: (a) teori behaviorisme; (b) teori belajar kognitif menurut Piaget; (4) teori pemrosesan samrofni dari Gagne, dan (5) teori belajar gestalt.
1. Teori Behaviorisme
Sebagaimana telah dikemukakan pada Bab I bahwa behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata -mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya :
a. Connectionism ( S -R Bond) menurut Thorndike.download ptk pai smp lengkap
Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing m enghasilkan hukum -hukum belajar, diantaranya:
1) Law of Effect ; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus-Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka sem akin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus - Respons.
2) Law of Reandesi ; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
3) Law of Exserci ; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan sem akin bertam bah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
b. Classical Conditional menurut Ivan Pavlov
Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum -hukum belajar, diantaranya :
1) Law of Respondent Condgnoiti yakni hukum pembiasaan yang dituntut.
Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforces), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
2) Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforces, maka kekuatannya akan menurun.
c. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner
Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
1) Law of Operant Conditioning jika timbulnya perilaku diiring dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
2) Law of operant ocnitxe yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut aka n m enurun bahkan musnah.
Reber dalam Muhibin Syah2003) menyebutkan bahwa yang dim aksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.
d. Social Learning menurut Albert Bandura
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Beha viorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasa belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modelling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosialmana yang perlu dilakukan.
Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan teori belajar behavioristik ini, seperti : Watson yang m enghasilkan prinsip kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory yang menghasilkan Metode Ambang (the threshold mehtod), metode meletihkan (The Fatigue Method) dan Metode rangsangan tak serasi (The Incompatible Response Method), Miller dan Dollard dengan teori pengurangan dorongan.
2. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget
Dalam bab sebelumnya telah dikemukan tentang aspek aspek perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu tahap (1) sensory motor ; (2) pre operational ; (3) concrete opera tional dan ( 4) lamrof. operational Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh int eraksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberika rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.ptk pai smp word
Implikasi teori perkem bangan kognitif Piaget dalam pem belajaran adalah :
a. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
b. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik -baiknya.
c. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
d. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
e. Didalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
3. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi - kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pem erolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik.
4. Teori Belajar Gestalt
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adala bahwa obyek atau peristiwa tert entu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Kofka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :
a. Hubungan bentuk dan latar (figure and ground relationship); yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengam atan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.
b. Kedekatan ( proximity ); bahwa unsur - unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengam atan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
c. Kesamaan ( similarity ); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan
cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling mem iliki.
d. Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagai suatu figure atau bentuk tertentu.
e. Kesederhanaan (simplicity) ; bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan.
C.PTK PAI SMP KURIKULUM 2013 LENGKAP
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subyek Peneltian
Subjek penelitian adalah peserta didik kelas 9.1 SMPN 1 ......... tahun pelajaran 2015/2016. Mata pelajaran yang dijadikan obyek PTK adalah PAI pada materi meningkatkan keimanan terhadap kitab-kitab Allah. Jumlah peserta didik kelas 9.1 adalah 42 anak, terdiri dari 5 siswa laki -laki dan 37 siswa perempuan.
B. Lokasi dan WaktuPenelitian
1. Lokasi penelitian di kelas 9.1 SMPN 1 ...................
2. Waktu penelitian dimulai bulan Januari 2016 pada semester II (Genap).
C. Deskripsi Tiap Siklus
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini menggunakan dua kali siklus. Setiap siklusnya terdiri atas 4 tahap , yaitu : perencanaan, tindakan, Pengamatan dan refleksi.
Gambar 3.1.
Bagan Siklus PTK
Keempat tahap tersebut merupakan suatu siklus atau daur, sehingga setiap tahap akan selalu berulang kembali. Hasil refleksi dari siklus sebelumnya yang telah di lakukan akan digunakan untuk merevisi rencana atau menyusun perencanaan berikutnya, jika ternyata tindakan yang dilakuka belum berhasil memperbaiki proses pembelajaran atau belum berhasil memecahkan masalah yang menjadi kerisauan guru. Namun, tahapan tersebut selalu didahului oleh suatu tahapan pra PTK yaitu identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah, dan perumusan hipotesis tindakan (telah dibahas pada bab sebelumnya).
Adapun secara rinci tahapan-tahapan dalam PTK dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan
Rencana tindakan ini mencakup seluruh langkah tindakan secara rinci. Dalam perencanaan (planning) PTK, terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah, merum uskan masalah dan n pemecahana masalah.
Untuk lebih jelasnya tahap perencanaan pada PTK ini dapat dirinci sebagai berikut :
1) Mempersiapkan konsep materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran yaitu dengan KD : Meningkatkan keimanan kepada kitab- kitab Allah
2) Guru menyiapkan kebutuhan prasarana dan sarana model pembelajaran card sort berisi tentang kartu induk (topik utama) dan kartu rincian tentang materi pokok tersebut diatas
3) Peneliti dan guru mitra secara kolaboratif membagi kartu yang berisikan sub materi pelajaran dengan m ateri pokok meningkatkan keimanan kepada kitab -kitab Allah
4) Peneliti menyiapkan lem bar observasi, pendokumentasian, lembar refleksi, RPP dan evaluasi
b. Tindakan
Tahap tindakan (pelaksanaan, action) dalam PTK adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Pada tahap ini, tindakan kelas harus sesuai dengan, tetapi harus terakses secara alamiah dan tidak direkayasa.
Tahap ini merupakan tahap implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana tindakan yang telah dibuat. Strategi dan skenario pembelajaran yang telah ditetapkan pada perencanaan harus benar benar diterapkan dan mengacu pada kurikulum yang berlaku. Tentu saja rencana tindakan di atas harus sudah ”dilatihkan” kepada pelaksana tindakan (guru peneliti) untuk dapat dilaksanakan di kelas agar sesuai dengan skenario pembelajaran yang dibuat. Pada PTK yang dilakukan oleh guru.
Untuk lebih jelasnya tahap tindakan pada PTK ini dapat dirinci sebagai berikut :
1) Peneliti memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaranyang menerapkan card sort dan tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat, jelas dan penuh suasana kehangatan.Guru mitra bertindak sebagai pengamat
2) Peneliti siap menyajikan SK tentang meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah. Guru mitra sebagai pengamat dan pencatat.
3) Pada awal kegiatan, peneliti membuat beberapa kelompok. Peneliti membagi kartu yang berisikan sub materi pelajaran dengan materi pokok meningkatkan keimanan kepada kitab - kitab Allah kepada tiap kelompok yang sudah diacak sehingga kategori yang mereka sortir (pilih) tidak nampak.
4) Mempersilakan siswa untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama, peneliti dapat mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan peserta didik menemukannya sendiri.
5) Setelah mendapat kelompok yang sesuai kemudian didiskusika diurutkan dan ditempel di depan sesuai urutannya
6) Peneliti mempersilakan siswa untuk menerangkan urutan kartu yang ditempel oleh masing - masing kelompok
7) Peneliti meminta kepada paites- kelompok untuk mensortir kartu kartu tertentu. Setiap kelompok memperoleh nilai untuk setiap kartu yang disortir dengan benar.
8) Agar situasinya agak seru dapat diberikan hukuman bagi siswa yang melakuan kesalahan. Jenis hukuman dibuat atas kesepakata bersama.
9) Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi pembahasan yang belum dimengerti
10) Guru menyimpulkan materi yang baru dipelajari
11) Guru memberikan tugas/PR secara individual kepada para peserta didik tentang m ateri pokok yang sedang di pelajari
c. Pengamatan
Yang dimaksud tahap pengamatan (observing) ini adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk m em otret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada tahap ini, guru sebagai peneliti melakukan pengam atan dan mencatat semua hal - hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan lembar/instrumen observasi/evaluasi yang telah disusun.
Untuk lebih jelasnya tahap observasi pada PTK ini dapat dirinci sebagai berikut :
1) Guru mitra (sebagai pengamat) mengamati kerja kelompok peserta didik dan keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan tugas
2) Secara aktif m engam ati jalannya proses pembelajaran
3) Mengamati aktivitas peserta didik saat mener angkan urutan kartu yang ditempel oleh masing -masing kelompok
4) Mengamati aktivitas peserta didik saat mensortir karut – kartu tertentu yang berisi pembahasan materi (metode tros) card
5) Pengamatan partisipatif dalam memeriksa hasil latihan soal setelah peserta didik diberi tugas rumah secara individual
6) Mengamati/mencatat peserta didik yang berani bertanya kepada guru dan peserta didik yang menyortir kartu dengan benar akan memperoleh nilai
d. Refleksi
Yang dimaksud tahap refleksi (reflecting) adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi juga disebut dengan istilah ”memantul ”. Dalam hal ini, peneliti seolah memantulkan pengalamannya ke cermin, sehingga tampak jelas penglihatannya, baik kelebihan dan keku ran gannya. Dengan melakukan refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai dari PTK yang dilakukannya, apa yang belum dapat dicapai, dan apa yang masih perlu diperbaiki lagi pada pembelajaran berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup kegiatan analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengam atan atas tindakan yang telah dilakukan .
Untuk lebih jelasnya tahap refleksi pada PTK ini dapat dirinci sebagai berikut :
1) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpula sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran card sort pada siklus I, termasuk kemungkinan mengubah susunan anggota kelompok berdasarkan kinerja kelompok
2) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus I
2. Siklus II
Sebagaimana siklus I, pada prinsipnya semua kegiatan siklus I mirip dengan kegiatan pada siklus I. Siklus I merupakan perbaik an dari siklus I, terutama didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I.
a. Tahapannya tetap perencanaan, tindakan pengam atan dan refleksi
b. Materi pembelajaran berkelanjutan
c. Diharapkan kinerja tiap peserta didik dalam menyortir kartu semakin meningkat dari pada siklus I
d. Di akhir kegiatan/siklus, guru memberikan tes formatif sesuai dengan materi pokok yang diberikan yakni meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah
e. Diharapkan, pada akhir siklus I ini, tujuan penelitian akan tercapai.
D. Data dan Cara Pengumpulan
Untuk memperoleh informasi yang valid dan reabel dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, maka perlu kelengkapan data, kualitas alat pengumpulan data dan ketepatan analisisnya.
1. Jenis Data
2. Cara pengumpulan data
Cara pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
a. Melalui hasil tes
b. Hasil pengamatan dari observasi
c. Hasil pengamatan dari peneitilen
E. Indikator Keberhaslian
Tolok ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari:
1. NilaPendidikan Agama Islam (PAI) minimal 70 (sesuai dengan KKM)
2. Prosentase siswa yang memperoleh skor > 70, minimal 85% dari 42 siswa
D.CONTOH JUDUL PTK PAI SMP TERBARU WORD
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Ibn Rusd, Pemikiran Al -Ghozali Tentang Pendidikan, Yogyakarta : Kartu Pelajar
Ahmad Amin, Etika, Jakarta: naluB. Bintang, 1993
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997.
Anton M. Moeliono, dkk., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001.
Arie Asnaldi , Teori-Teori, Belajar Proses Perubahan Tingkah Laku & Belajar
As- Suyuti, Imam Jalaluddin A bdur Rahman bin Abi Bakar, Shoghir
Darul Ihyail Kutubil Arabiyah, Indonesia, t.th.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar Ruz Media, 2008.
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, :Bandung . Tarsito, 2004
Depag RI, Direktorat Kelembagaan Agama Islam, Pembelajaran Akidah Akhlak, Jakarta: Dirjen Depag RI, 2003.
, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum/GBPP Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Umum , Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1993.
Hamzah Ya’kub, Etika Islam, Bandung: . VC. Diponegoro, 1983
Hartono, Strategi Pembelajaran Active Learning: (Suatu Strategi Pembelajaran Berbasis Student Centred)
Hisyam Zaini, et. all., Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008.
Ibrahim , R, Curriculum Development: Programme of The Development School Pilot Project , Jakarta : BP3K, 1976.
Ibnu Hajar Al-Asqolani, Bulughul Maram , Bairut: Dar Al Fikr, 1995.
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: Rasail, 2008.
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris -Indonesia, Jakarta :
Joyce Bruce & Weil Marsha, Models of Teaching , New Jersey: Prentice - Hall. Inc., 1988.
M. Thonthowi, Psikologi Pendidikan, Bandung , Angkasa. 1993
Muhaim in, et.all., Pe ngembangan Model Kurikulum Tingka Satuan Pendidikan
(KTSP) pada Sekolah dan Madrasah, Rajawali Pres, 2008
Muhibbin Syah , Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran , Bandung: Remaja Rosda Karya. 2003
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar, Mengjar Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1996.
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007.
Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam I , Bandung: Pustaka Setia
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Sardiman AM., Interaksi Belajar dan Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001. Sayid Sabiq, Akidah Islam, Surabaya: 1996
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas , Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Sunyono, Modul Penelitian Tindakan Kelas , Jakarta: Dit. PPTK & KPT Ditjen Dikti. 2005
Suparta, H.M. dan Herry Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agamaas Jakarta: 2008.
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas , Yogyakarta: Diva Press, 2010. Syaikh Musthofa Al - Ghulayani, Idhatun Nasyi’in, Cairo: Maktabah Misriyah, Techonly13 's Blog. htm. Pengertian Hasil Belajar
Thorndike, E.L., & H.P. Hagen , Measurement and Evaluation in Psychology and Education , New York : John Wiley ,7791.
Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas CONTOH PAI SMP TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.